Organisasi Jasa Dan
Lembaga Keuangan
Pendahuluan
Sistem pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek
manufaktur saja. Sistem pengendalian manajemen juga berfungsi pada sektor jasa.
Dalam proses pengendaliannya, sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif
berbeda dibanding sektor manufaktur. Sistem pengendalian manajemen yang akan
dibahas adalah dikhususkan pada organisasi jasa profesional (konsultan hukum,
pengacara, akuntansi dan profesi sejenis), rumah sakit, nirlaba (yayasan),
pemerintah dan organisasi dagang (agen, distributor, pengecer).
Selain membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada sector jasa, makalah ini juga membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada perusahaan jasa keuangan. Perusahaan jasa keuangan merupakan perusahaan yang bidang utamanya adalah mengelola uang.
Selain membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada sector jasa, makalah ini juga membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada perusahaan jasa keuangan. Perusahaan jasa keuangan merupakan perusahaan yang bidang utamanya adalah mengelola uang.
Pada dasarnya perusahaan ini bertindak sebagai penengah yakni ia
memperoleh uang dari para deposan atau penabung dan meminjamkannya pada
perorangan atau perusahaan. Tindakan lainnya adalah pemindah resiko (risk
shifters), yakni memperoleh uang dalam bentuk premi, menginvestasikan premi
tersebut dan menerima resiko terjadinya peristiwa tertentu seperti kematian
atau kerusakan. Tindakan lainnya adalah sebagai pedagang yakni membeli dan
menjual sekuritas baik untuk mereka sendiri ataupun nasabahnya. Melihat bidang
usaha yang dijalankan, maka perusahaan jasa keuangan mempunyai beberapa masalh
terhadap pengendalian manajemennya yang berbeda dari perusahaan jasa lainnya.
A.
Pengendalian Manajemen Pada Organisasi Jasa
1.
Perusahaan Jasa Secara Umum
Beberapa hal yang membedakan sektor manufaktur dan sektor jasa :
a.
Tidak adanya persediaan penyangga
Persediaan pada perusahaan manufaktur dimaksudkan untuk menjamin
kontinuitas produksi, serta untuk menjamin produk jadi selalu tersedia pada
saat dibutuhkan oleh konsumen. Namun karakteristik persediaan ini tidak
ditemukan dalam industri jasa. Perusahaan jasa harus berupaya meminimalkan
kapasitas yang tidak terpakai. Biaya yang terjadi pada organisasi jasa
merupakan biaya tetap dalam jangka pendek. Variabel kunci untuk organisasi jasa
adalah seberapa besar kapasitas yang dipunyai oleh perusahaan jasa untuk
dibandingkan dengan permintaan akan jasa yang ada.
b.
Kesulitan dalam pengawasan kualitas
Perusahaan manufaktur bisa memeriksa produknya sebelum dikirimkan ke
pelanggan, dan kualitas barang yang dikirim bisa diukur secara kasat mata atau
dengan instrument tertentu. Sedangkan perusahaan jasa tidak bisa melakukan hal
yang sama seperti barang. Penilaian atas kualitas jasa terjadi pada saat jasa
itu diberikan dan seringkali subyektif.
c.
Penggunaan tenaga kerja yang intensif
Perusahaan manufaktur menambah peralatan dan otomasi alat
produksinya dengan maksud menggantikan tenaga kerja dan mengurangi
biaya.perusahaan jasa tidak melakukan itu, tetapi dimaksudkan untuk lebih
meningkatkan pelayanan.
d.
Organisasi dengan multi unit
Beberapa organisasi jasa mengoperasikan beberapa unit di lokasi yang
berbeda yang masing-masing relatif kecil. Karena unit-unit tersebut berbeda
dalam menyediakan pelayanan, perhatian khusus diperlukan untuk memperbandingkan
kinerja masing-masing unit. Teknik seperti menyesuaikan perbedaan seperti ini
disebut data envelopment analysis. Teknik ini mengidentifikasi unit yang paling
efisien dengan menggunakan metode statistic atas berbagai perbedaan yang
diizinkan.
2.
Organisasi Profesional
Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah organisasi litbang,
lembaga hukum, rumah sakit, arsitek, konsultan,biro iklan usaha seni, dan
olahraga dimana produknya merupakan jasa professional.
Karakteristik khusus :
a.
Tujuan
Perusahaan profesional mempunyai relative sedikit asset yang dapat
dilihat, asset utamnya adalah kemampuan professional stafnya, dimana nilai ini
tidak tampak dalam laporan keuangan. Tujuan keuangan utamanya adalah menyediakan
kompensasi yang sepadan pada para profesionalnya. Pada banyak organisasi,
Tujuan yang hendak dicapai biasanya berkaitan dengan ukuran organisasi.
Kecenderungan alamiah yang terjadi adalah ukuran sukses suatu organisasi
biasanya juga dilihat dari besar kecilnya organisasi. Tujuan ini menunjukkan
skala ekonomi dalam penggunaan berbagai usaha dari staf kantor pusat organisasi
dan unit-unit pertanggunjawaban agar tidak kalah dalam persaingan.
b.
Profesional
Organisasi professional lebih banyak mengandalkan tenaga kerja, dan
tenaga kerja dalam hal ini merupakan bentuk khusus. Professional biasanya
cenderung tidak membebani keputusannya dari sudut pengaruh keuangannya, mereka
ingin mengerjakan sebaik mungkin dengan mengabaikan biayanya. Karena
profesional merupakan sumber daya terpenting dalam suatu perusahaan.
c.
Ukuran Output
Output dari suatu organisasi profesional tidak bisa diukur dengan
ukuran fisik, seperti unit, ton dan lain-lain. Output dalam hal ini adalah
efektivitas kerja. Pendapatan yang diperoleh biasanya merupakan ukuran output
pada sejumlah organisasi profesi, namun ukuran seperti ini lebih berhubungan
pada jumlah jasa yang dilakukan, tidak berkaitan dengan mutu, walau kualitas
yang jelek dalam jangka panjang akan mengurangi pendapatan. Pekerjaan yang
dilakukan oleh banyak profesionaltidak repetitive atau berulang-ulang. Hal ini
menyulitkan dalam perencanaan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu
tugas, dan juga penilaian atas kinerja yang telah dilakukan. Beberapa pekerjaan
biasanya repetitive, misalnya mencatat kontrak penjualan dan membuat draft
tugas.
d.
Ukuran Kecil
Dengan beberapa pengecualian, seperti kantor lembaga hokum, akuntan,
organisasi professional biasanya relative kecil dan berlokasi pada satu tempat
saja. Manajer puncak pada organisasi seperti ini bisa mengawasi dan memotivasi
pegawainya secara langsung dan pendekatan pribadi saja. Sehingga, kebutuhan
untuk sistem pengendalian manajemen tidaklah merupakan hal yang mendesak.
e.
Pemasaran
Pada perusahaan manufaktur, pemilihannya jelas antara kegiatan
produksi dan pemasaran. Pada organisasi profesi pemilihan tersebut tidak ada.
Pemasaran pada dasarnya merupakan kegiatan inti pada semua organisasi.
Sistem Pengendalian
Manajemen
a.
Penentuan Harga
Harga jual dari pekerjaan yang dilakukan pada organisasi profesi
biasabya ditetapkan secara tradisional. Tarif biasanya didasrkan pada jam kerja
untuk kompensasi dengan tingkat profesionalnya, ditambah biaya overhead dan
laba. Biasanya juga dibebankan biaya tetapnya.
b.
Pusat laba dan harga transfer
Organisasi nirlaba biasanya menggunakan pusat laba. Unit pendukung,
seperti pemeliharaan,proses informasi,transformasi, telekomunikasi, percetakan
dan sejumlah material dan jasa, membebankan uang yang dikonsumsinya pada jasa
yang diberikannya.
c.
Perencanaan strategi dan pengangaran
Pada umumnya, sistem perencanaan strategi dibuat tidak sebaik pada
perusahaan manufaktur. Pada organisasi profesi, asset utamanya adalah orang,
dan walaupun terjadi fluktuasi jangka pendek pegawainya, perubahan ukuran dan
kompensasiuntuk stafnya lebih mudah dibuat dan direvisi dimana perlu.
d.
Pengawasan operasi
Perhatian yang besar hendaknya diberikan pada penjadwalanwaktu dan
professional tersebut. The billed time ratio adalah rasio jumlah jam yang
dipakai terhadap total jam kerja yang tersedia dari professional tersebut,
diawasi dengan cermat. Ketidakmampuan untuk menciptakan standar kerja dan
ukuran prestasinya, akan membawa dampak terhadap perencanaan dan pengendalian
tugas sehari-hari.
e.
Ukuran prestasi dan penghagaan
Kinerja professional cukup mudah dinilai. Namun ada juga kinerja
professional yang cukup sulit dunilai. Untuk beberapa kondisi, ukuran prestasi
biasanya tersedia.
3. Organisasi Perawatan
Kesehatan
Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah rumah sakit,klinik,
rumah sakit bersalin, laboratorium kesehatan, dan organisasi sejenis lainnya.
Pada dasarnya ciri-ciri organisasi seperti ini merupakan organisasi nirlaba,
tapi banyak juga diantaranya yang merupakan perusahaan yang berorientasi laba.
Ciri-ciri khusus :
a.
Kesulitan dalam masalah social
Masyarakat sering dihadapkan dengan pelayanan rumah sakit yang tidak
bagus, tingginya tarif rumah sakit, tingginya obat dan masalah-masalah lainnya.
Dilain sisi jumlah orang sakit terus bertambah karena kemajuan pengobatan
memperpanjang harapan hidup manusia, yang pada gilirannya membutuhkan
perawatan. Pihak yang menyediakan layanan kesehatan sebenarnya sadar akan
masalah ini, namun diperlukan mekanisme tertentu yang tidak saling merugikan
antara penyedia dan pemakai perawatan kesehatan.
b.
Perubahan penyedia jasa perawatan kesehatan
Dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, perubahan signifikan
terjadi dalam hal pelayanan perawatan, yang dulunya dilakukan oleh beberapa
penyedia perawatan kesehatan. Banyak jasa yang sebelumnya dilakukan oleh rumah
sakit,sekarang cukup dilakukan oleh klinik tertentu saja.
c.
Profesional
Pengaruh pengendalian manajemen pada professional ini sama dengan
yang terjadi pada organisasi profesional lainnya. Loyalitas mereka biasanya
lebih mengarah pada profesi, tidak pada organisasi.manajer bagian pada dasarnya
merupakan seorang professional yang melakukan fungsi manajemennya hanya pada
paruh waktu.
d.
Pentingnya pengendalian mutu
Industri kesehatan banyak berkaitan dengan kehidupan manusia,
sehingga kualitas jasa yang diberikan harus benar-benar diperhatikan. Pada
periode tertentu diperlukan pengkajian ulang tentang prosedur operasi atau
pembedahan, pengkajian ulang terhadap dokter pribadi.
4.
Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba menurut definisi hukumnya merupakan organisasi
yang tidak bisa mengalihkan aktiva, pendapatan, atau keuntungannya kepada
anggota, pegawai atau direktur oeganisasi tersebut.Tetapi dalam hal ini,
organisasi tentu saja bisa memberi semacam kompensasi atas jasa ataupun barang
yang diberikan oleh pegawai maupun anggota organisasi tersebut. Definisi ini
juga tidak berarti organisasi dilarang memperoleh pendapatan yang
diperhitungkan sebagai labanya. Yang dilarang adalah distribusi laba tersebut.
Organisasi nirlaba memerlukan laba yang tinggi untuk menyediakan modal kerja
dan sebagai penjagaan di masa paceklik perolehan dana.
Ciri-ciri khusus :
a.
Tidak ada ukuran dana
Tujuan utama dari kebanyakan usaha adalah memperoleh laba yang
memuaskan bagi pemiliknya. Laba dalam hal ini merupakan ukuran prestasi
terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dan ukuran seperti ini tidak kita
jumpai pada organisasi nirlaba. Ketiadaan ukuran kuantitas dalam penghargaan
kinerja manajemen merupakan masalah yang serius bagi penerapan pengendalian
manajemen pada organisasi nirlaba. Laporan keuangan merupakan laporan yang
sangat bermanfaat pada organisasi nirlaba, sama seperti pada dunia usaha.
Walaupun kinerja keuangan tidak merupakantujuan dominan pada orgaisasi nirlaba,
tapi tujuan seperti ini tetap perlu karena tanpa pendapatan yang sedikit
melebihi biaya sulit bagi suatu organisasi nirlaba untuk bertahan hidup.
b.
Kontribusi modal
Hanya sedikit perbedaan utama pada pencatatan transaksi akuntansi
pada unit usaha dan organisasi nirlaba, yakni yang berkaitan dengan modal pada
neraca. Sedangkan persamaannya adalah baik organisasi laba maupun nirlaba
menyatakan peningkatan modal jika terjadi peningkatan pendapatan labanya. Ada
dua kategori kontribusi modal yaitu dalam bentuk bangunan dan sumbangan.
Penerimaan kontribusi aktiva modal tidak merupakan pendapatan. Organisasi
nirlaba mempunyai dua bentuk laporan keuangan, bentuk pertama berkaitan dengan
kegiatan operasional dan termasuk di dalamnya adalah laporan operasional,
neraca, dan laporan cash flow, semuanya sama seperti yang ditemui di dunia
usaha umumnya. Bentuk kedua berkaitan dengan kontribusi modal, dan lapran ini
berisikan laporan kontribusi modal inflow dan outflow selama satu periode dan
neraca yang melaporkan kontribusi aktiva modal dan yang berkaitan dengan hutang
dan modal.
c.
Akuntansi dana
Banyak organisasi nirlaba menggunakan pencatatan system akuntansinya
dengan cara akuntansi dana. Rekening disimpan terpisah untuk beberapa dana yang
masing-masing seimbang dengan sendirinya.
d.
Aturan
Organisasi nirlaba biasanya diatur dan diawasi oleh dewan penyantun
(trustee). Biasanya dewan ini tidak mampu mengidentifikasi masalah sebenarnya.
Untuk itulah diperlukan dewan yang mengatur secara kuat dan bekerja secara
efektif.
Sistem Pengendalian
Manajemen
a.
Penentuan harga pokok
Kebanyakan organisasi nirlaba tidak memperhatikan dengan serius
tentang kebijakan harga. Harga atas jasa biasanya ditetapkan dengan system
biaya penuh (full cost system). Prinsip ini diterapkan pada jasa-jasa yang
berkaitan dengan tujuan organisasi. Pada umunya pengendalian manajeman
ditetapkan apabila harganya telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum
ditetapkannya kinerja atas jasa yang diberikan.
b. Penyusunan anggaran dan
perencanaan strategi
Pada organisasi nirlaba yang harus memutuskan alokasi sumber daya
yang terbatas secara bijaksana, perencanaan strategi lebih penting dan lebih
banyak memakan waktu dari pada jenis usahanya itu sendiri. Alat pengendalian
manajemen yang paling penting dalam organisasi seperti ini adalah berkaitan
dengan aktivitas keuangan organisasi yakni anggaran (baik itu pendapatan maupun
pengeluaran.)
c.
Operasi dan evaluasi
Pada kebanyakan organisasi nirlaba, tidak ada cara untuk mengetahui
biaya operasional yang optimum. Banyak organisasi mengalami kesulitan untuk
memperoleh dana terutama dari sumber pemerintah. Hal ini membawa konsekuensi
makin diperlukannya pengendalian manajemen.
5. Organisasi Pemerintahan
Organisasi pemerintah merupakan organisasi jasa dan kegiatan semacam
ini merupakan salah satu contoh organisasi nirlaba.
Karakteristik Khusus :
a.
Pengaruh politik
Pada organisasi pemerintah, keputusan dihasilkan melalui proses yang
berjenjang dan sering disertai dengan konflik. Tekana politik seperti ini tidak
dapat dihindarkan. Tekana berupa konflik seperti ini biasanya tidak
menghasilkan keputusan yang optimum.
b.
Informasi publik
Pemerintah biasanya membatasi jumlah informasi yang sensitive dan
kontreoversial yang mengalir melalui sistem pengendalian manajemen formal. Hal
ini mengurangi efektivitas sistem.
c.
Sikap yang mengutamakan pelanggan
Pada dasarnya perusahaan yang berorientasi laba maupun nirlaba
didukung oleh pelanggannya dimana ia memperoleh penghasilan dari pelanggannya
tersebut. Organisasi pemerintah juga didukung oleh masyarakat,mereka memperoleh
penghasilan melalui masyarakat luas.
d. Peraturan pemerintah (Red
tape)
Pemerintah telah mengumumkan sejumlah aturan dan regulasi. Beberapa
aturan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja pemerintah.
e.
Kompensasi manajemen
Manajer dan profesional lainnya di organisasi pemerintah biasanya
cenderung sedikit mendapatkan kompensasi dibandingkan yang diperolejh
profesional lainnya di swasta. Kompensasi disini tidak hanya dalam bentuk
materi, penghargaan atau yang lebih konkret kenaikan pangkat secara otomatis
adalah beberapa contoh kompensasi yang dapat diberikan.
f.
Akuntansi
Hingga saat ini sistem akuntansi yang dipakai pada organisasi
pemerintah sudah kuno dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Disini perlu
dilakukan perombakan sistem akuntansi yang lebih mengacu pada kebutuhan saat
ini.
Sistem Pengendalian
Manajemen
a.
Penyusunan anggaran dan perencanaan strategis
Perencanaan strategis di organisasi pemerintahan merupakan faktor
penting. Keputusan yang diambil biasanya juga melibatkan pertimbangan politik.
Keputusan yang diambil biasanya dengan mempertimbangkan berbagai faktor tidak
hanya faktor ekonomi tapi juga faktor lainnya.
b.
Ukuran kerja
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Biaya pada organisasi
pemerintah dapat diukur sama akuratnya dengan yang di swasta. Pada organisasi
pemerintah pendapatan tidak merupakan output. Karena tidak merupakan ukuran
moneter, maka ukuran pendapatan disoini bisa dilihat dari kualifikasi yang
dilakukan. Kualifikasi yang biasanya dilakukan adalah :
1) Ukuran Hasil (A Result Measure) adalah ukuran output yang menurut
dugaan berhubungan dengan tujuan organisasi.
2) Ukuran Proses (A Proces Measure) adalah ukuran yang berkaitan dengan
kegiatan yang dijalankan oleh pemerintah.
3) Indikator Sosial adalah ukuran yang lebih luas dimana output yang
dihasilkan menunjukkan hasil kerja dari organisasi pemerintah tersebut.
6.
Organisasi Usaha Dagang
Tidak seperti pada organisasi jasa, persediaan merupakan faktor
penting pada perusahaan dagang. Sebenarnya kepala departemen pada organisasi
seperti ini disebut “pembeli”, tidak hanya sekedar manajer, yang menunjukkan
pentingnya fungsi pengadaan. Alat pengawasan yang prinsip adalah
dimungkinkannya untuk membeli yakni jumlah maksimum yang boleh dibeli oleh
pembeli kapan saja. Pengawasan modal kerja merupakan faktor penting dalam
perusahaan dagang. Saat ini organisasi dagang dan organisasi swasta telah
mengembangkan sistem informasi yang memungkinkan satu perusahaan membandingkan
pendapatan, biaya dan elemen lainnya dengan perusahaan lainnya.
B.
Pengendalian Manajemen Pada Perusahaan Jasa Keuangan
1.
Perusahaan Jasa Keuangan Secara Umum
Karakteristik Umum :
a.
Aset Moneter
kebanyakan asset perusahaan jasa keuangan adalah moneter. Nilai
asset moneter saat ini lebih mudah diukur dari pada aset fisik lainnya, seperti
gedung dan peralatan serta hak patent dan aktiva tak berwujud lainnya. Mata
uang merupakan contoh ekstrem komoditi fungible. Setiap saat pada suatu waktu
rupiah yang dimiliki oleh seluruh perusahaan mempunyai nilai yang sama dengan
nilai nominalnya atau daya belinya. Daya beli rupiah berubah menurut waktu,
tetapi pada masa depan, semua rupiah mempunyai nilai yang seimbang. Hal ini
berarti rupiah yang dipunyai setiap orang mempunyai kualitas yang sama pada
saat diberikan. Aset keuangan juga bisa ditransfer dari satu pemilik ke pemilik
lain dengan cepat dan mudah.
b.
Jangka Waktu Untuk Transaksi
Kesuksesan atau kegagalan pengeluaran obligasi, pinjaman hipotik
pada seseorang atau kebijakan asuransi jiwa mungkin tidak diketahui selama 30
tahun atau lebih. Selama periode ini, ketepatan dari pinjaman ataupun
kebijakannya mungkin berubah, daya beli uang tersebut tentu saja berubah. Ini
berarti kinerja akhir meliputi otorisasi dan penyusutan pinjaman, atau
penjualan dan penetuan harga kebijakan asuransi, tidak bisa diukur pada saat
keputusan awal dibuat. Hal ini berarti pengawasan membutuhkan suatu alat yang
mensurvei keabsahan secara berkala transaksi selama periode tertentu, termasuk pemeriksaa
berkala semua pinjaman yang beredar.
c.
Risiko dan penghargaan
Banyak perusahaan jasa keuangan dalam bisnis menerima risiko dalam
bentuk penghargaan, kebanyakan keputusan usaha melibatkan keseimbangan risiko
dan penghargaan. Makin besar risiko, makin besar penghargaan yang diterima.
Pada perusahaan jasa keuangan, keseimbangan ini nampak jelas pada investasi
usaha, seperti melibatkan pembelian mesin atau pengenalan produk baru. Tarif
bunga atas pinjaman dan premi pada polis asuransi didasari asumsi risiko yang
akan terjadi.
d.
Regulasi
Perusahaan jasa keuangan diatur secara ketat. Bank dan pedagang
sekuritas diatur oleh undang-undang dan peraturan lainnya. Walaupun regulasi
ini diperlukan, beberapa aturan ini melarang praktik usaha tertentu dan aturan
akuntansi khusus lainnya berbeda dari akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Untuk
keputusan tertentu, pengaruh baik akuntansi GAAP maupun akuntansi pada regulasi
tersebut harus dipertimbangkan.
2.
Bank Komersial dan Lembaga pembiayaan
Karakteristik Umum :
a.
Modal Yang Diatur
Kemampuan suatu bank untuk meminjamkan atau menginvestasikan uang
diatur oleh pemerintah dimana modal setidaknya harus seimbang dengan persentase
tertentu dari asetnya
b.
Produk Baru
Hingga saat ini kegiatan bank komersial umumnya berkaitan dengan
kegiatan menyimpan dan meminjamkan uang, dengan jumlah pendapatan yang relative
kecil dihasilkan dari fee yang dibebankan untuk mengelola dana trust dan
pengamanan asset konsumen. Bank melengkapi beberapa jasa untuk nasabahnya tanpa
beban atau dengan beban tidak langsung yang dihasilkan dari perolehan
perusahaan dalam menjaga keseimbangan minimum tertentu.
c.
Risiko
Bank dihadapkan dengan 3 bentuk risiko :
1)
Risiko kredit, yakni risiko
dimana suatu pinjaman tidak bisa kembali.
2)
Risiko tingkat bunga, yakni
selisijh antara bunga yang dibayarkan pada deposito dan tarif yang diperoleh
atas pinjaman dan investasi, akan berubah dengan cara yang tak tampak.
3)
Risiko transaksi, yakni risiko
kesalahan dalam proses transaksi.
d.
Otomasi
Di semua bank fungsi penabungan dan penarikan biasanya otomatis.untuk jumlah transaksi yang besar
dilakukan melalui Automatic Teller Machine (ATM). Banyak keputusan peminjaman
juga terotomatisasi. Bahkan fungsi-funsi seperti ini terotomatisasi diman para
ahli percaya bahwa dalam waktu dekat hanya fungsi karyawan pada kantor cabang
yang masih melayani kepuasan pelanggan.
Implikasi Pengendalian
Manajemen
Jika cabang-cabang diperlakukan sebagai pusat laba masalah-masalah
berikut perlu diperhatikan :
a. Hubungan tarif dan jangka waktu deposito terhadap tarif dan jangka
waktu pinjaman
b.
Volume deposit
c.
Kerugian pinjaman
d.
Biaya
e.
Pendapatan bersama
f.
Harga transfer
3.
Perusahaan Sekuritas
Karakteristik perusahaan sekuritas yang relevan dengan pengendalian
manajemen cukup berbeda dari beberapa organisasi terdahulu.
Perbedaaan tersebut adalah :
a.
Kepentingan hubungan pelanggan
Produk dari perusahaan sekuritas adalah tidak tampak, dan mutunya
sulit diukur. Isi kualitas prinsipnya adalah kemampuan professional perusahaan.
Sikap langganan terhadap perusahaan terutama dipengaruhi oleh penilaian mereka
tentang professional yang biasa berhubungan dengan mereka
b.
Stars dan kerjasama tim
Pelaku bintang struktur organisasi perusahaan sekuritas relative
mempunyai tingkatan yang sedikit, dan hubungan antara atasan dan bawahan lebih
bersifat informal dan tidak terstruktur. Bintang-bintang yang berdagang
sekuritas biasanya dibantu professional lain, yang beberapa diantaranya
merupakan bintang juga. Untuk suatu tugas yang penting, professional terdepan
mungkin mengadopsi suatu tim yang bekerja pada suatu proyek, terkadang full
time tapi lebih sering paruh waktu.
c.
Kebutuhan akan aliran informasi yang cepat
Banyak sekuritas dan komoditi yang didaftarkan pada bursa-bursa
dunia yang masing-masing wilayah mempunyai zona waktu yang berbeda. Oleh
karenanya perusahaan sekuritas menjalankan usaha perdagangan 24 jam per hari.
Setiap trader mempunyai sebuah buku yang menunjukkan posisi perubahan pada
masing-masing sekuritas dimana ia bertanggung jawab. Setiap trader juga
mempunyai layer computer yang menunjukkan informasi tentang perkembangan
seluruh dunia yang mungkin saja mempengaruhi harga. Pengembangan dan
pemeliharaan system informasi pada perusahaan sekuritas merupakan fungsi yang sangat
penting.
d.
Fokus pada kinerja jangka pendek
Perusahaan sekuritas cenderung memfokuskan pada kinerja jangka
pendek, dan jangka pendek yang mereka maksudkan adalah kuartalan. Bukti
merupakan kelas investor terbesar dan mereka mempunyai sedikit keuntungan pada
kelas berjalan, karena tujuan meeka adalahj menyediakan dana untuk pembayaran
yang harus dilakukan sepanjang waktu para pensiunan. Focus jangka pendek ada
karena tidak seorang pun tau apa yang akan terjadi dimasa depan dan terutama
karena bukti jangka pendek ini telah menjadi tradisi.
e.
Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan sekuritas dan manajer atau professional
lainnya terutama diukur atas dasar pendapatan dan kedua berdasarkan laba kotor.
Sedikit upaya yang diperlukan untuk mengukur laba bersih dari berbagai
aktivitas atau perseorangan.
4.
Perusahaan Asuransi
Ada dua bentuk perusahaan asuransi yaitu asuransi jiwa dan asuransi
kecelakaan. Perusahaan asuransi jiwa mengumpulkan premi dari pemegang polis,
menginvestasikan premi ini, dan membayarkan sejumlah tertentu apabila pemegang
polis meninggal. Seluruh kontrak asuransi jiwa biasanya memasukkan suatu
tampilan investasi yakni bagian dari premi yang membawa pengembangan dari nilai
kas polis tersebut. Perusahaan asuransi kecelakaan mengumpulkan premi,
menginvestasikan, dan membayarkan kepad apemegang polis sejumlah kerugian
tertentu.
Masalah pengendalian manajemen dalam perusahaan asuransi khususnya asuransi jiwa adalah mereka tidak mengetahui laba dari penjualan polis saat ini sampai beberapa tahun berikutnya. Mereka membuat premi didasarkan estimasi terbaik dari aluran masuk dan keluaran dari polis tersebut. Walaupun laba tidak segera diketahui, manajemen tidak bias menunggu terlalu lama untuk menghasilkan keputusan pengendalian sehingga diperlukan informasi saat ini.
Aktuaris menghitung suatu premi tentatif, dan premi akhir menunjukkan penilaian orang pemasaran tentang bagusnya polis tersebut dan premi yang dibebankan oleh pesaing. Perhitungan aktuaris mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
1) Biaya akuisisi
2) Biaya pemberian jasa
3) Laba
4) Kemungkinan kehilangan
5) Pendapatan investasi
6) Kemungkinan pembayaran
7) Pajak penghasilan
8) Tingkat laba yang diinginkan
Pengukuran kinerja penjualan lebih difokuskan pada volume penjualan dan tidak hanya sekedar tingkat laba. Komisi didasarkan atas premi tahun pertama atau awal tahun, atau atas jumlah polis yang tertulis.
Penutup
Pengendalian manajemen pada organisasi jasa berbeda bila
dibandingkan dengan organisasi manufaktur. Hal ini disebabkan ketiadaan
persediaan penyangga pada organisasi jasa, kesulitan mengukur kualitas, dan
pada umumnya perusahaan jasa cenderung merupakan padat karya. System
pengendalian manajemen pada organisasi jasa umumnya sama dengan system
pengendalian manajemen pada organisasi dagang.
Organisasi jasa keuangan berbeda dalam dua hal dibandingkan perusahaan lainnya. Pertama, bahan bakunya adalah uang. Kedua, tingkat laba dari banyak transaksi tidak bisa diukur hingga bertahun-tahun setelah komitmen yang dilakukan. Yang utama, perusahaan akan mendapat laba jika pendapatan masa depan diperoleh dari pinjaman saat ini, investasi, dan premin asuransi yang melebihi biaya dana yang berkaitan dengan pendapatan ini. Masalah pengendalian manajemen lebih kompleks dalam investasi perbankan, perdagangan sekuritas, dan beberapa organisasi lainnya karena fakta bahwa laba ataupun rugi bisa dihasilkan dari satu transaksi tunggal.
Organisasi jasa keuangan berbeda dalam dua hal dibandingkan perusahaan lainnya. Pertama, bahan bakunya adalah uang. Kedua, tingkat laba dari banyak transaksi tidak bisa diukur hingga bertahun-tahun setelah komitmen yang dilakukan. Yang utama, perusahaan akan mendapat laba jika pendapatan masa depan diperoleh dari pinjaman saat ini, investasi, dan premin asuransi yang melebihi biaya dana yang berkaitan dengan pendapatan ini. Masalah pengendalian manajemen lebih kompleks dalam investasi perbankan, perdagangan sekuritas, dan beberapa organisasi lainnya karena fakta bahwa laba ataupun rugi bisa dihasilkan dari satu transaksi tunggal.
REFERENSI :
1.
Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan , Management Control
System, 12th Edition,
McGraw-Hill, Boston, 2007.
2.
Abdul Halim, Achmad Tjahjono, Muh. Fakhri Husein, Sistem Pengendalian
Manajemen, UPP AMP YPKN Yogyakarta, Cetakan Kedua 2003
3.
Sofyan Syafri H., Sistem
Pengawasan Manajemen, Penerbit Quantum, Jakarta, 2001.
4.
Arief Suadi, Sistem Pengendalian Manajemen, BPFE, Yogyakarta,
1999.
5.
Agus Maulana, Sistem Pengendalian Manajemen, Penerbit ERLANGGA,
Jakarta, 1997
6.
Robert N.Anthony Vijay Govindarajan.Management
Control System, penerbit Salemba Empat,2005.
7.
Anthony, Robert N. The Management
Control Function. Boston: Harvard Business School Press, 1989.
8.
Kaplan, Robert, dan David Norton.
Balanced Scorecard. Boston: Harvard Business School Press, 1996.
9.
Anthony, Robert. N dan Vijay
Govindarajan . 2005 . Management
Control System . Jakarta :
Salemba Empat
10.
Nafarin, Muhammad . 2000 . Penganggaran Perusahaan . Jakarta : Salemba Empat
11.
Dr.H.B. Siswanto, M. Si, Pengantar
Manajemen, Bumi Aksara: --, Manajemen, id.wikipedia.org
12.
Halim,Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen
Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
13.
Hanafi, Mamdu, Manajemen, Akademi
manajemen perusahaan YKPN, Jogjakarta : 1997
SUMBER LAIN :
https://milamashuri.wordpress.com/sistem-pengendalian-manajemen/pengendalian-manajemen-pada-organisasi-jasa/
http://hallaanggraeni.blogspot.co.id/
http://bisnismaestro.blogspot.co.id/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://mohamad-khaidir.blogspot.co.id/2013/07/makalah-ukuran-kinerja-kompensasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar