Variabel – Variabel Dalam Penelitian Pendidikan
Penelitian
adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu yang
relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.
Supaya proses penelitian akan berjalan lancar, dan dapat berhasil dengan
baik maka peneliti ditekankan untuk membuat rancangan penelitian. Dalam
menentukan rancangan penelitian, hal yang perlu untuk diingat adalah seluruh
komponen penelitian itu harus terjalin secara serasi dan tertib.
Salah
satu komponen penelitian yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan
proses studi secara komprehensif adalah variabel penelitian.
Variabel merupakan atribut sekaligus objek yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Komponen dimaksud penting dalam menarik kesimpulan atau
inferensi suatu penelitian.
Ada
beberapa jenis variabel dalam penelitian. Variabel-variabel dimaksud antara
lain: variabel bebas dan variabel terikat, variabel aktif dan variabel atribut,
variabel kontinu dan variabel kategori termasuk juga variabel laten. Selain itu
kriteria atau syarat suatu variabel yang baik dalam pengembangannya harus
dipahami dan dimengerti dengan baik sehingga menjadi dasar identifikasi dan
pengembangan variabel-variabel penelitian.
1.
Pengertian
Variabel Penelitian
Variabel
merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian, sering juga disebut
sebagai faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti.
Menurut Kerlinger (2006: 49), variabel adalah konstruk atau sifat yang akan
dipelajari yang mempunyai nilai yang bervariasi. Kerlinger juga mengatakan
bahwa variabel adalah simbol/lambang yang padanya kita letakan sebarang nilai
atau bilangan. Menurut Sugiyono (2009: 60), variabel adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Selanjutnya
menurut Suharsimi Arikunto (1998: 99), variabel penelitian adalah objek
penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu
penelitian. Bertolak dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut dan sifat atau nilai orang,
faktor, perlakuan terhadap obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Menurut Sugiyono (1998), Variabel merupakan segala sesuatu yang dapat
diberi berbagai macam nilai. Variabel yang dimaksudkan merupakan penghubung
antara contruct yang abstract dengan fenomena yang nyata. Variabel merupakan
proxy atau representasi dari construct yang dapat diukur dengan berbagai macam
nilai. Nilai variabel tergantung pada construct yang diwakilinya. Nilai
variabel dapat berupa angka atau atribut yang menggunakan ukuran atau skala
dalam suatu kisaran nilai.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis, variable didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau subyek yang mepunyai “variasi” antara satu orang dengan orang yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Jadi dinamakan variable karena ada variasinya (masing-masing dapat berbeda). Contoh: tinggi badan, berat badan, motivasi, sikap, perilaku, kualitas, harga, promosi, dan lain-lain. Jadi variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya.
2.
Klasifikasi
Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang telah diidentifikasikan perlu
diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian.
Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambilan data apa yang
akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan.
Berkaitan dengan proses kuantifikasi data biasa
digolongkan menjadi 4 jenis yaitu (a). Data Nominal, (b). Data Ordinal, (c).
Data Interval dan, (d). Data ratio. Demikianlah pula
variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan dengan cara yang sama
a. Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan
berdasar atas proses penggolongan; variabel ini bersifat diskret dan saling
pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang
lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan
b. Variabel Ordinal, yaitu variabel yang disusun
berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi
angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya di beri angka 3
dan seterusnya. (ranking)
c. Variabel Interval, yaitu variabel yang dihasilkan
dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasaumsikan terdapat satuan
(unit) pengukuran yang sama. Contoh: variabel interval misalnya prestasi
belajar, sikap terhadap sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan dan
sebagainya.
d. Variabel ratio,
adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. (Drs.
Sumadi Suryabrata .Metologi Penelitian. hal. 26-27)
3.
Jenis
- Jenis Variabel Penelitian
Variabel
dapat dikelompokkan menurut beragam cara, namun terdapat tiga jenis tiga jenis
pengelompokkan variabel yang sangat penting dan mendapatkan penekanan.
Karlinger, (2006: 58) antara lain :
a.
Variabel
bebas dan variabel terikat
Variabel
bebas sering disebut independent, variabel stimulus, prediktor, antecedent.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat atau dependen
atau disebut variabel output, kriteria, konsekuen, adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel
terikat tidak dimanipulasi, melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang
dipradugakan berasal dari variabel bebas. Biasanya variabel terikat adalah
kondisi yang hendak kita jelaskan.
Dalam
eksperimen-eksperimen, variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasikan
(“dimainkan”) oleh pembuat eksperimen. Misalnya, manakala peneliti di bidang
pendidikan mengkaji akibat dari berbagai metode pengajaran, peneliti dapat
memanipulasi metode sebagai (variabel bebasnya) dengan menggunakan berbagai
metode. Dalam penelitian yang bersifat tidak eksperimental, yang dijadikan
variabel bebas ialah yang “secara logis” menimbulkan akibat tertentu terhadap
suatu variabel terikat. Contohnya, dalam penelitian tentang merokok dan kanker
paru-paru, merokok (yang memang telah dilakukan oleh banyak subyek) merupakan
variable bebas, sementara kangker paru-paru merupakan akibat dari merokok atau
sebagai variabel terikat. Jadi variabel bebas adalah variabel penyebab,
sadangkan variabel terikat yang menjadi akibatnya. Dalam bidang pendidikan
variabel terikat yang paling lazim adalah, misalnya prestasi, atau “hasil
belajar”. Untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik, peneliti memiliki
sejumlah besar kemungkinan variabel bebasnya, antara lain: kecerdasan, kelas
sosial, metode pembelajaran, tipe kepribadian, tipe motivasi (imbalan/hadiah
dan hukuman), sikap terhadap sekolah, suasana kelas dan seterusnya. Untuk lebih
mudah dipahami berikut ini ditampilkan skema mengenai penjelasan di atas.
b.
Variabel
aktif dan variabel atribut
1)
Variabel
aktif adalah variabel bebas yang dimanipulasi. Sebarang
variabel yang dimanipulasikan merupakan variabel aktif. Misalnya peneliti
memberikan penguatan positif untuk jenis kelakuan tertentu dan melakukan hal
yang berbeda terhadap kelompok lain atau memberikan instruksi yang berlainan
pada kedua kelompok tersebut atau peneliti menggunakan metode pembelajaran yang
berbeda, atau memberikan imbalan kepada subyek-subyek dalam kelompok lain, atau
menciptakan kecemasan dengan instruksi-instruksi yang meresahkan, maka peneliti
secara aktif memanipulasi variabel metode, penguatan, dan kecemasan.
2)
Variabel
atribut adalah yang tidak dapat dimanipulasi atau kata lain
variabel yang sudah melekat dan merupakan ciri dari subyek penelitian.
Misalnya: Intelegensi, bakat jenis kelamin, status sosial-ekonomi, sikap,
daerah geografis suatu wilayah, dan seterusnya. Ketika kita melakukan
penelitian atau kajian subyek-subyek penelitian kita sudah membawa
variabel-variabel (atribut-atribut) itu. Yang membentuk individu atau subyek
penelitian tersebut adalah lingkungan, keturunan, dan situasi-situasi lainnya.
Perbedaan
variabel aktif dan variabel atribut ini bersifat umum. Akan tetapi variabel
atribut dapat pula menjadi variabel aktif. Ciri ini memungkinkan untuk
penelitian relasi “yang sama” dengan cara berbeda. Misalnya kita dapat mengukur
kecemasan subyek. Jelas bahwa dalam hal ini kecemasan merupakan atribut. Akan
tetapi kita dapat pula memenipulasi kecemasan. Kita dapat menumbuhkan kecemasan
dengan tingkat yang berbeda, dengan mengatakan kepada subyek-subyek yang
termasuk dalam kelompok eksperimen (kelompok yang diteliti) bahwa yang harus
mereka kerjakan sulit, maka tingkat kecerdasan mereka akan diukur dan masa
depan mereka tergantung pada skor tes itu. Sedangkan kepada subyek lainya dipesan
bahwa kerja sebaik-baiknya tetapi santai saja; hasil tes tidak terlalu penting
dan sama sekali tidak mempengaruhi hari depan mereka.
c.
Variabel
Kontinu dan Variabel Kategori
Sebuah variabel kontinu memiliki
sehimpunan harga yang teratur dalam suatu cakupan (range) tertentu. Arti
defenisi ini ialah :
1) Harga-harga
suatu variabel kontinu mencerminkan setidaknya suatu urutan peringkat. Harga
yang lebih besar untuk variabel itu berarti terdapatnya lebih banyak sifat
tertentu (sifat yang dikaji) yang dikandungnya, dibandingkan dengan variabel
dengan harga yang lebih murah. Misalnya, harga-harga yang diperoleh dari suatu
skala untuk mengukur ketergantungan (depedensi) mengungkapkan ketergantungan
dengan kadar yang berbeda-beda, yakni mulai dari tinggi, menengah/sedang,
sampai rendah.
2) Ukuran-ukuran
kontinu dalam penggunaan nyata termuat dalam suatu range, dan tiap individu
mendapatkan skor yang ada dalam range tersebut. Misalnya suatu skala untuk
mengukur ketergantungan mungkin memiliki range dari 1 hingga 7.
3) Secara
teoritis terdapat himpunan harga atau nilai yang tak berhingga banyaknya dalam
range itu. Demikianlah maka skor seseorang individu mungkin sekali adalah 4,72
dan bukan 4 atau 5.
Variabel
kategori variabel yang berkaitan dengan suatu jenis pengukuran yang dinamakan
pengukuran nominal. Dalam pengukuran nominal terdapat dua himpunan bagian
(subset) atau lebih yang merupakan bagian dari himpunan (set) obyek yang
diukur. Individu-individu dikategorisasikan berdasarkan pemilikan ciri-ciri tertentu
yang merupakan penentu suatu himpunan bagian. Jadi persoalah variabel ini
adalah antara “ya” atau “tidak”. Contoh paling mudah adalah variabel kategori
dikotomis : jenis kelamin, republik-demokrat, kulit putih-kulit hitam, dan
sebagainya. Politomi, yakni pilihan (partisi) cukup lazim terdapat khususnya
dalam sosiologi dan ilmu ekonomi: anutan agama, pendidikan, kewarganegaraan,
pilihan pekerjaan, dan seterusnya.
Syarat-syarat
yang dituntut variabel kategori dan variabel nominal, adalah semua anggota
himpunan bagain dipandang sama. Misalnya, kalau variabel itu adalah anutan
agama, semua penganut protestan adalah sama; semua penganut katolik adalah
sama; dan semua penganut “lain-lain” pun sama. Jika seorang agama katolik, dia
dimasukan dalam kategori “katolik” dan diberi angka (nomor) “1” dalam katergori
tersebut. Variabel ini bersifat “demokratis” artinya, tidak mengenal tatanan
peringkat atau ungkapan “lebih besar” maupun “lebih kecil” daripada di antara
kategorinya. Semua anggota kategori memiliki nilai atau harga sama, yakni:
Ungkapan
variabel kualitatif kadang-kadang digunakan untuk menunjuk variabel-variabel
kategori ini, khusunya dikotomi, barangkali juga untuk mengkontraskanya dengan
variabel kuatitatif (variabel kontinu). Penggunaan ungkapan itu mencerminkan
adanya gagasan yang agak menyimpang mengenai hakikat variabel. Variabel selalu
dapat dikuantisasikan; jika tidak demikian, tentunya bukanlah variabel.
Sebelummnya
dijelaskan bahwa konstruk adalah hal-hal yang tak teramati (non observable)
sedangkan defenisi variabel secara operasional adalah hal-hal yang teramati
(observable). Kerlinger (2006: 66) menambahkan bahwa hal yang dimaksud adalah
“variabel laten”. Variabel laten adalah suatu utuhan obyek (entity) tak
teramati yang diduga melandasi variabel amatan. Peneliti cenderung lebih
berminat pada variabel-variabel laten, daripada relasi antara variabel-variabel
amatan; sebab peneliti berupaya menjelaskan fenomena dan relasinya.
Istilah-istilah
lain untuk mengungkapkan gagasan yang kira-kira sama misalnya konstruk disebut
dengan variabel intervensi (intervening variabel). Variabel intervensi adalah
istilah yang dibuat untuk menunjuk pada proses-proses psikologis yang internal
dan tak teramati, yang pada gilirannya mengacu pada perilaku. suatu variabel
intervensi ini “hanya ada di otak peneliti” tidak dapat dilihat,
didengar, atau diraba; disimpulkan dari perilaku.
4.
Kegunaan
dan Kriteria Variabel Penelitian
a. Kegunaan
Variabel
1) Untuk
mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
2) Untuk
mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
3) Untuk
pengujuian hipotesis
b. Variabel
penelitian yang baik
1) Relevan
dengan tujuan penelitian
2) Dapat
diamati dan dapat diukur
3) Dalam
suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi, diklasifikasi, dan didefenisikan
secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan
dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
REFERENSI :
Hadeli, Drs. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Padang:
QUANTUM TEACHING.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Jakarta: BUMI AKSARA.
Jeperis. 2013. Jenis-jenis Penelitian Pendidikan. Tersedia
pada(http://jeperis.wordpress.com/2013/04/23/jenis-jenis-penelitian). Diakses
pada 18 September 2013.
Kamboja, Amir. 2012. Jenis
Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisisnya. Tersedia
pada(http://METODE/Jenis Penelitian Menurut Metodenya _
amierkamboja88.html).Diakses pada 18 September 2013.
Malik, Halim. 2011. Penelitian kualitatif. Tersedia
pada(http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/11/penelitian-kualitatif/). Diakses
pada 20 September 2013.
Margono, Drs. S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:
PT RINEKA CIPTA.
Prasetyo, B & L. M. Jannah. 2005. Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Samad, Bambang Sudibyo. 2012. Memahami jenis penelitian
berdasarkan fungsinya.Tersedia pada (http://educationesia.blogspot.com/2012/05/memahami-jenis-jenis-penelitian.html). Diakses
pada 20 September 2013.
Sugiyono, Prof. Dr. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Sukmadinata, Prof. Dr. 2009. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Uny. 2012. Jenis-jenis Penelitian Pendidikan. Tersedia pada(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/makalah%20PENELITIAN%20PENDIDIKAN1.pdf). Diakses
pada 18 September 2013.
Zuriah,Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hadi, Sutrisno, 1978. Metode Research I.
Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian
untuk Bisnis (Buku1) (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan,
Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi
Hadjar,
I. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. PT
RadjaGrafindo,
Jakarta
Karlingger,
Fred N. 2006. Asas-Asas Penelitian Bevavioral. Yogyakarta : UGM
Stoner,
James AF. 1982 Principal of Managemen II Edition. Publisher, Prentice-Hall
Sukardi, 2009.
Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya Jakarta : Bumi
Aksara
Sumber Lain :
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/pengertian-dan-jenis-jenis-variabel-penelitian-evaluasi.html
https://navelmangelep.wordpress.com/2011/12/30/variabel-variabel-dalam-penelitian/
https://navelmangelep.wordpress.com/2011/12/30/variabel-variabel-dalam-penelitian/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar