Banyak defenisi industri
olahraga yang dapat dilihat untuk memahami konsep industri olahraga. Beberapa
tokoh telah memberikan defenisinya yang berkaitan tentang industri Olahraga
tersebut. Dae-Hwan dalam Lutan (2004) mengemukakan bahwa industri olahraga
adalah industri yang menciptakan nilai tambah dengan memproduksi dan
menyediakan olahraga yang berkaitan dengan peralatan dan layanan (jasa) yaitu
peralatan/perlengkapan olahraga yang berkaitan dengan aktivitas olahraga
seperti kompetisi olahraga, pelatihan, dan pesta olahraga. Selanjutnya, Miller
dkk dalam Harsuki (2005) menyatakan bahwa industri olahraga adalah semua
produk, barang, servis, tempat, orang-orang dan pemikiran yang ditawarkan pada
pelanggan yang berkaitan dengan olahraga.
Mencermati dua defenisi
tersebut di atas, kiranya sudah dapat dijadikan acuan untuk merubah persepsi
yang mengatakan bahwa industri olahraga tersebut terbatas hanya pada alat-alat
olahraga saja. Pada hal konteks industri olahraga dalam manajemen modern
meliputi barang dan jasa yang dalam hal ini berhubungan dengan olahraga.
Berkaitan dengan hal
ini, Parks dkk dalam Harsuki (2005) mengemukakan bahwa segment produksi
olahraga dibagii atas tiga bagian. Pertama adalah segment penampilan olahraga (sport
performance) meliputi bermacam-macam produk seperti olahraga sekolah
yang disponsori, perkumpulan kebugaran, camp olahraga, olahraga profesional,
dan taman olahraga kota. Kedua adalah segmen produksi olahraga (sport
production) ini dapat diberikan contoh misalnya bola basket, bola tenis,
sepatu olahraga, kolam renang, serta perlengkapan olahraga yang lainnya. Ketiga
adalah segmen promosi olahraga (sport promotion) antara lain barang
dagangan seperti kaos atau baju yang berlogo, media cetak elektronika, sport
marketing agency, dansport event organizer. Terlihat sangat besar
peluang bisnis yang dapat ditumbuhkembangkan berkaitan dengan produksi
olahraga.
Industri olahraga tidak dapat
terlepas dari bisnis olahraga. Berbicara tentang bisnis secara sederhana dapat
dikatakan bagaimana keuntungan didapat dari sebuah produk yang dijual. Untuk
membuat dan menjual sebuah produk yang baik maka peran manajemen sangat
penting. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa industri olahraga erat
hubungannya dengan bisnis olahraga dan manajemen olahraga.
A. Latar Belakang
Dengan diterbitkannya UU RI No. 3 tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional yang salah satu isinya menyatakan: bahwa industri
olahraga adalah kegiatan bisnis bidang olahraga dalam bentuk barang dan atau
jasa. Industri olahraga dapat berbentuk prasarana dan sarana yang diproduksi,
diperjualbelikan, dan atau disewakan untuk masyarakat. Oleh karena itu masyarakat yang melakukan
industri barang dan atau jasa olahraga harus memperhatikan kesejahteraan pelaku
olahraga dan kemajuan olahraga.
Pada UU RI No. 3
tahun 2005 juga disebutkan bahwa: pembinaan dan pengembangan industri olahraga
dilaksanakan melalui kemitraan yang saling menguntungkan agar terwujud kegiatan
olahraga yang mandiri dan professional. Tentu saja pemerintah daerah dalam
mengembangkan industri olahraga memberikan kemudahan dalam pembentukan
sentra-sentra pembinaan dan pengembangan olahraga.
Dalam mendirikan industri olahraga perlu memperhatikan
bauran pemasaran barang yaitu: product,
price, place, dan promotion, adapun
pada bauran pemasaran jasa adalah: product,
price, place, promotion, physical evidance, process, dan people participant. Untuk memasarkan
produk barang atau jasa yang berkualitas perlu memperhatikan faktor-faktor yang
meliputi: tangible, reliability,
responsiveness, assurance, dan emphaty.
Adapun strategi pemasaran pada bisnis industri olahraga dapat dilakukan dengan : (1) Keunggulan
biaya keseluruhan, (2) Pembedaan, dan (3) Fokus.
B. Struktur Industri Olahraga
Bahkan Industri adalah salat Satu pasar terbesarnya di Dunia Dan memberikan kontribusi Besar Yang berdampak positif Ekonomi. Sektor Industri Pariwisata bahkan Masih baru Negara, Dinamis, Dan Berkembang Serta Dalam, tempo relatif yang singkat berubah Drastis. OLAHRAGA JUGA dirancang sebagai Industri modern yang berskala global. Dalam, MEMBANGUN Karakter Bangsa, OLAHRAGA sudah menjadi Identitas Industri Yang memiliki value per share tambah Yang signifikan.
Industri
OLAHRAGA merupakan Industri Yang menciptakan value per share tambah Artikel
Baru memproduksi Dan menyediakan OLAHRAGA. Kondisi Industri OLAHRAGA Yang Masih
Kecil sebagaimana disebutkan di Atas.
Industri OLAHRAGA Bisa dibagi menjadi
doa, yaitu olahraganya SENDIRI Serta pendukungnya. Industri mikro keolahragaan merupakan upaya kolektif Bahasa Dari
berbagai pihak untuk mengembangkan therapy terapi Ekonomi ANTARA PRODUSEN Dan
Chicken, Artikel Baru dijembatani Oleh bentuk-bentuk Produksi Barang atau Jasa
OLAHRAGA.
Materi
Utama tulisan inisial berfokus FUNDS pertumbuhan usaha atau kegiatan OLAHRAGA
Yang menjadi Ditempatkan Pendirian Pratama Afiliasi Pariwisata, Rekreasi Dan
OLAHRAGA sebagai BAGIAN terpisahkan Yang Utama Bahasa Dari pengembangan
Industri OLAHRAGA Dan Pengembangan strategi pemasaran. Pengelolaan Serta
Manajemen Industri keolahragaan menjadi JUGA Satu diantara beberapa Hal Yang
Ulasan Sangat mendasar Dalam, proses penelaahan Pembangunan Dan pengembangan
nihil.
- Struktur Internasional
- Struktur Zona Benua
- Struktur Zona Geografi
- Struktur Nasional
- Struktur Budaya
C. Volume Industri Olahraga
Industri (industry), yaitu suatu kegiatan untuk memproduksi atau menghasilkan
barang yang mempunyai nilai lebih tinggi dari bahan bakunya. Menurut Tarmisi
Tarmisi (1991: 7) industri dibagi menjadi 4 (empat), yaitu :
- Industri genetik (asli), contoh: perhutanan, perkebunan, pertanian, dll.
- Industri ekstraktif, contoh: pertambangan, penggalian batu, emas, dll.
- Industri konstruksi, contoh: pembuatan gedung olahraga, stadion, lapangan olahraga, jembatan, dll.
- Industri pabrik, contoh: alat-alat olahraga, mesin, pakaian olahraga, sepatu olahraga, dll.
Pada industri konstruksi dan pabrik
dapat dikembangkan suatu bisnis olahraga, sehingga pada perkembangan sekarang
dapat dibuka industri olahraga yang meliputi barang maupun jasa. Hal ini sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional (2005: 4) bahwa industri olahraga adalah kegiatan bisnis
bidang olahraga dalam bentuk barang dan/ atau jasa. Industri olahraga dapat
berbentuk prasarana dan sarana yang diproduksi, diperjualbelikan, dan/ atau
disewakan untuk masyarakat. Masyarakat
yang melakukan industri barang dan/ atau jasa olahraga harus memperhatikan
kesejahteraan pelaku olahraga dan kemajuan olahraga.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional (2005: 36) pembinaan dan pengembangan
industri olahraga dilaksanakan melalui kemitraan yang saling menguntungkan agar
terwujud kegiatan olahraga yang mandiri dan professional. Tentu saja pemerintah
daerah dalam mengembangkan industri olahraga memberikan kemudahan dalam
pembentukan sentra-sentra pembinaan dan pengembangan olahraga. Peluang industri
olahraga yang dapat dikembangkan pada industri barang contohnya adalah :
- Cabang olahraga beladiri meliputi: body protector, glove, genetal protector, head protector, gumshield, pakaian beladiri, deker, leg protector,dll.
- Cabang permainan meliputi: bola, glove, sepatu, shuttlecock, raket, bad, training suit, net, jaring, masker, stick, topi, dll.
- Cabang atletik meliputi: sepatu spice, tas, kaos kaki, pakaian, stop watch, deker, dll.
- Cabang senam meliputi: pakaian senam, assesoris, dll.
Beberapa
contoh industri barang olahraga dari Yogyakarta yang sudah memenuhi standard dan
telah diekspor ke luar negeri adalah: glove golf, pakaian pencak silat,
shuttlecock, dan bola sepak.
Adapun
contoh industri olahraga berbentuk jasa
penjualan kegiatan cabang olahraga (event
organizer) yang dapat dikembangkan secara profesional adalah :
- Kejuaraan nasional dan internasional (Liga, Champhionshi, dll.)
- Pekan olahraga daerah, wilayah, nasional, dan internasional (PORDA, PORWIL, PON, Sea Games, dll.)
- Promosi, eksibisi olahraga, dan festival olahraga
- keagenan, layanan informasi, konsultasi olahraga, terapi olahraga, dll
Kegiatan eksibisi cabang
olahraga adalah bentuk kegiatan olahraga yang bersifat tontonan, pameran, dan
peragaan, adapun yang dimaksud dengan festival adalah bentuk kegiatan olahraga
yang bersifat perlombaan dan hiburan. Bisnis industri olahraga tersebut tentu
saja dapat terlaksana dengan adanya kerjasa pemerintah dan/ atau pemerintah
daerah dengan cara memfasilitasi pewujudan kemitraan pelaku industri olahraga
dengan media massa dan media lainnya.
D. Pengembangan Industri Olahraga
Negara kita tengah giat membangun untuk mencapai suatu
keadaan di mana ada keadilan dan kesejahteraan sosial, ekonomi, politik,
budaya, dan pertahanan yang dapat dinikmati oleh segala lapisan masyarakat baik
lahir maupun batin. Dari keadaan tersebut diharapkan perbedaan antara golongan
kaya dan miskin semakin kecil. Namun untuk menuju kesuatu cita-cita yang ideal
diperlukan suatu perjuangan yang terus menerus. Ada kalanya sering dihadapkan
pada masalah- masalah yang relatif berat dan besar, karena menyangkut hidup
orang banyak. 2 Masalah-masalah tersebut antara lain pengangguran, kemiskinan,
pendidikan atau keterampilan yang rendah, dan produktivitas yang kecil. Oleh
karena itu bangsa Indonesia harus memacu pembangunan nasional untuk meraih
sasaran yang ditetapkan.
Pengangguran dan ketidaktersediaan lapangan kerja tidak hanya
menjadi masalah di negara berkembang saja tetapi menjadi masalah di seluruh
negara. Untuk manciptakan lapangan kerja dapat melalui pertumbuhan ekonomi dan
melalui pertumbuhan industri olahraga. Pertumbuhan industri olahraga tersebut
dapat melalui perkembangan inovasi atau penemuan-penemuan baru, peningkatan
daya saing di pasar dunia dan kerja sama antara industri olahraga yang berskala
kecil dan menengah dengan industri olahraga besar. Kerja sama tersebut
diharapkan menjadi suatu kebijakan dalam menciptakan lapangan kerja dan daya
saing ekonomi.
Pengembangan industri olahraga perlu mendapat perhatian yang
serius agar mampu menciptakan suatu masyarakat yang maju dan lebih bersifat
transformatif yaitu masyarakat maju baik secara struktual maupun kultrual.
Dimensi struktural tercermin pada upaya mengubah masyarakat yang dulu bersifat
agraris menjadi masyarakat industri yang ditopang pada dua kekuatan pokok yaitu
industri yang kuat didukung oleh pertanian yang tangguh mencakup penguasaan
teknologi serta mempunyai daya saing yang kuat dalam memasuki pasaran global.
Sedangkan dimensi kultural tercermin pada nilai-nilai baru yang berkembang dan
sangat bermanfaat dalam menopang terbentuknya suatu masyarakat industri
olahraga yaitu menyangkut sikap, tingkah laku rasional masyarakat, sadar
kesehatan, dan kompetitif.
Industrialisasi olahraga dalam pembangunan ekonomi dapat
dilihat dalam kerangka pemikiran dan pola pendekatan yang dikembangkan Masyur
Wiratmo 3 (1992) yang mengatakan bahwa negara yang sedang berkembang yakin,
bahwa industrialisasi diperlukan agar negaranya bisa tumbuh dan berkembang
secara cepat. Sebab dalam proses industrialisasi itu biasanya akan dibarengi
dengan percepatan kemajuan teknologi, proses pelatihan sumber daya manusia dan
kemudian peningkatan produktifitas, (dan dengan demikian juga upah riil dan
pendapatan meningkat) dibandingkan kalau hanya mengandalkan sektor pertanian.
Dengan pembangunan sektor industri olahraga diharapkan akan
adanya kaitan ke depan (forward) dan ke belakang (backward) karena sektor
industri olahraga lebih stabil dan mudah dikontrol (tidak tergantung musim),
dan diharapkan lebih tinggi multipliernya. Di Indonesia industri olahraga
memang masih cukup memprihatinkan, tetapi adanya globalisasi membuka kesempatan
pasar yang paling luas apalagi dengan pasar bebas.
Adanya pasar bebas juga menimbulkan kekawatiran karena ada
masalah yang muncul yaitu apakah perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang
industri olahraga di Indonesia mampu bersaing secara penuh dengan produk-
produk yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan dari berbagai negara dengan
segala kekuatannya. Usaha industri olahraga yang masih kecil dan menengah
mempunyai fleksibelitas dan kecepatan dalam menyesuaikan perkembangan ide dan
tuntutan pasar dalam menekan ongkos produksi dan memaksimalkan efisiensi.
Sejalan dengan peningkatan derap industri, nilai produksi
terus menunjukkan peningkatan. Peningkatan nilai produksi ini dimungkinkan oleh
adanya peningkatan daya saing produk-produk industri olahraga. Peningkatan daya
saing tersebut tentunya disertai adanya peningkatan daya beli masyarakat dan
pencapaian prestasi melalui produk-produk industri olahraga terutama dalam
menembus pasaran internasional.
Untuk menembus pasaran tersebut perlu terobosan baru. Dan
untuk merangsang para wisatawan dalam pengembangan diri, dan menghadapi era
perdagangan bebas, maka Pemerintah Daerah sangat diharapkan sebagai motivator
untuk memberikan berbagai kemudahan. Pemerintah dapat memberi kemudahan
administrasi maupun kebijakan-kebijakan yang langsung dapat menunjang
perkembangan industri olahraga.
E. Profil industri
olahraga
Dalam perekonomian nasional, industri olahraga merupakan
suatu basis yang cukup besar dalam menunjang struktur industri transformasi,
dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Dalam rangka
mengantisipasi ketimpangan antara perekonomian di perkotaan dan pedesaan,
industri olahraga mempunyai peranan yang kuat. Peranan industri olahraga
tersebut antara lain dapat mendorong restrukturisasi pedesaan ke arah yang
lebih berkembang, melalui penyerapan tenagakerja, peningkatan pendapatan
masyarakat, dan penyebaran industri.
Untuk menumbuhkan wirausaha baru, dalam mengembangkan
industri olahraga perlu adanya pembinaan melalui sentra-sentra industri
olahraga. Sasarannya untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.
Pembinaan industri olahraga bertujuan untuk meningkatnya pendapatan dan
penyebaran industri yang merata. Kecuali itu juga untuk peningkatan kemampuan
industri olahraga dalam aspek penyelenggaraan turnamen olahraga, menjual sarana
olahraga untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Jika kita mengamati profil usaha industri olahraga di
Indonesia, mereka dalam operasionalnya menghadapi masalah pokok :
1. Masalah permodalan. Untuk masalah modal para pengusaha
dalam menjalankan usahanya belum mengenal dan memanfaatkan lembaga perbankan. Selain itu para pengusaha industri
olahraga (kecil) sulit untuk memperoleh kredit dari bank swasta. Akibatnya
pengusaha industri olahraga cenderung menggantungkan pembiayaan perusahaan dari
modal sendiri, atau sumber-sumber lainnya seperti keluarga, kerabat, bahkan
rentenir. Meskipun mereka mempunyai agunan yang cukup, tetapi mereka tidak memiliki
pengetahuan hendak ke mana mereka harus mendapatkan modal yang mudah dan
ringan. Kelemahan yang lain dalam mendapatkan modal yaitu pada umumnya industri
olahraga lemah dalam menyusun studi kelayakan yang dapat diterima oleh pihak
penyedia modal.
2. Lemah dalam
memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar. Umumnya usaha industri olahraga memperoleh pasar dengan
cara-cara pasif. Mereka mengandalkan kekuatan promosi personel selling yaitu
komunikasi antar personal. Promosi ini dipilih oleh industri olahraga yang
masih kecil karena industri tersebut tidak mempunyai anggaran untuk mengadakan
promosi yang lain misal advertensi atau iklan melalui televisi, radio ataupun
surat kabar.
3. Keterbatasan
pemanfaatan dan penguasaan teknologi. Hal ini disebabkan karena lemahnya sumber daya manusia dalam
menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi. Lemahnya sumber daya manusia tersebut
juga disebabkan karena tingkat pendidikan tenaga kerjanya pada umumnya masih
rendah, maka tentu saja industri olahraga (kecil) banyak mengalami keterbatasan
dalam memanfaatkan teknologi.
4. Masalah strategi
pemasaran produk merupakan salah satu kendala besar bagi industri olahraga
yang kecil untuk masuk pasar bebas. Seringkali pemasaran produk industri
olahraga kecil harus melalui mata rantai. Pemasaran yang relatif panjang dan
penetapan harga jual produk berada di luar kendali 6 pengusaha industri
olahraga tersebut. Dengan kondisi seperti ini menyebabkan para pengusaha
industri olahraga hanya mengecap margin keuntungan yang relatif tipis.
Kesulitan bidang pemasaran juga dapat bersumber dari tingkat persaingan yang
tajam, kualitas produk yang kurang baik, ketiadaan berbagai aspek penunjang
(misalnya pelayanan para pengguna jasa industri olahraga), serta kurang
tanggapnya manajer/pengusaha terhadap situasi pasar. Sementara yang menyangkut
masalah lokasi dan fasilitas kegiatan, bertitik tolak dari adanya suasana dan
lingkungan kerja yang kurang sesuai, ataupun ketidaktanggapan industri olahraga
terhadap perkembangan tingkat hidup masyarakat.
5. Lemah dalam jaringan
usaha dan kerja sama usaha. Meskipun industri olahraga (yang maasih kecil) mempunyai keterbatasan
dalam jaringan dan kerja sama usaha, tetapi industri tersebut tidak berusaha
untuk membangun jaringan dan kerja sama dengan industri olahraga menengah dan
besar. Industri olahraga yang kecil malakukan aktivitas usahanya sendiri dan
ini akan semakin melemahkan karena persaingan di antara para industri-industri
olahraga yang kecil sendiri.
6. Kelemahan dalam
mentalitas usaha dan kewirausahaan. Umumnya industri olahraga yang masih kecil sedikit sekali
yang memiliki kreatifitas dan inovasi, kemandirian dan semangat untuk maju.
Industri olahraga yang masih kecil menjalani usahanya banyak yang hanya
mengandalkan rutinitas kesehariannya, tanpa sentuhan pemikiran dan pengembangan
untuk selalu terus maju dan meningkat.
Kondisi industri olahraga yang masih kecil sebagaimana
disebutkan di atas tentu saja sangat bertentangan dengan tuntutan arus pasar
bebas. Pasar bebas menuntut bisnis olahraga sekalipun kecil haruslah tangguh,
mandiri, dinamis, efisien, dan mampu
membeikan produk yang berkualitas dan pelayanan yang memuaskan. Untuk
memperbaiki profil industri olahraga Indonesia dengan berbagai masalah dan
kelemahannya tersebut maka sangat dibutuhkan proses pemberdayaan usaha industri
olahraga. Pemberdayaan tersebut haruslah menyentuh langsung pada keenam
kelemahan di atas.
F. Peluang pasar bebas
Dalam situasi persaingan maka setiap orang di Indonesia akan
dapat dengan leluasa memilih produk-produk olahraga yang diinginkannya, bahkan
dengan berbagai macam dari berbagai negara. Pada akhirnya produk-produk yang
memiliki kualitas yang paling tinggi, dengan tawaran harga minim, dan layanan
penjualan yang paling memuaskan yang dapat menjadi pemimpin pasar (market
leader). Tentu saja keunggulan produk beserta layanan tersebut hanya dapat
dicapai oleh perusahaan-perusahaan yang paling efisien, memiliki dinamika cepat
pada akses teknologi yang berkualitas.
Perusahaan dengan berbagai persyaratannya itulah yang pada
akhirnya akan mampu eksis dalam situasi persaingan ketat pada era pasar bebas.
Dalam pasar bebas setiap produk olahraga yang dihasilkan oleh
perusahaan-perusahaan di Indonesia akan dengan mudah masuk ke berbagai negara
di dunia. Kemudahan- kemudahan ekspor yang diberikan oleh pemerintah Indonesia
dan kemudahan masuknya produk-produk olahraga untuk beredar di pasaran
Internasional akan sangat menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan yang ada di
Indonesia untuk membuka pasarnya ke mancanegara. Akan tetapi manakala industri
olahraga di Indonesia tidak mempunyai syarat-syarat keunggulan bersaing maka
industri tersebut akan tergusur dan terpuruk. Persaingan dalam pasar bebas akan
lebih ketat dan keras dibandingkan dengan situasi persaingan saat sekarang.
Di dalam pasar bebas hendaknya industriawan olahraga kita
memahami permintaan pasar. Ada tiga kategori yaitu permintaan yang sudah ada,
permintaan tersembunyi dan permintaan yang baru mulai. Permintaan pasar yang
sudah ada adalah pasar yang kebutuhan pelanggannya dilayani oleh pemasok yang
sudah ada. Paling sedikit besar pasar yang sudah ada dapat diukur. Apabila
industri olahraga sudah dapat melakukan pengukuran besarnya pasar berarti
industri olahraga sudah dapat mengidentifikasikan tingkat pembelian atau
konsumsi produknya. Permintaan tersembunyi adalah permintaan yang akan
diekspresikan apabila produk ditawarkan kepada pelanggan dengan harga yang
terjangkau. Sebelum produk ditawarkan, permintaannya adalah nol dan setelah
ditawarkan baru ada permintaan. Terakhir, permintaan yang baru mulai adalah
permintaan yang akan muncul bila kecenderungan yang ada sekarang berlanjut.
Industri olahraga menawarkan suatu produk untuk memenuhi permintaan yang baru
mulai sebelum kecenderungan memberikan dampak. Setelah kecenderungan mempunyai
peluang untuk terungkap, permintaan yang baru mulai menjadi permintaan
tersembunyi (Keegan).
Menilai peluang pasar membutuhkan pengukuran besarnya pasar
secara keseluruhan dan kondisi persaingan di pasar. Kombinasi total pasar dan
kondisi persainganlah yang dapat menentukan peluang penjualan untuk mendapatkan
laba besar. Dalam pasar bebas perusahaan-perusahaan industri olahraga
memfokuskan pada pasar yang sudah ada. Perusahaan pertama kali harus
memperkirakan besarnya pasar dan kemudian menilai daya saing keseluruhan pada
industri olahraga tersebut.
Selanjutnya, perusahaan membandingkan dengan para pesaingnya
melalui pengukuran daya tarik produk, harga, distribusi, iklan dan cakupan
serta efektivitas promosi yang dapat dilakukan oleh industri olahraga. Suatu
perusahaan industri olahraga harus memahami pada posisi apa dia harus berada.
Maksudnya, apakah dia harus memproduksi alat-alat olahraga tertentu atau
justeru harus menyediakan tempat atau prasarana olahraga. Bahkan mungkin dia
justru lebih cocok untuk menjadi penyelenggara even olahraga untuk beroleh
keuntungan yang diharapkan.
G. Penutup
Menguatnya perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang olahraga di tengah arus globalisasi ekonomi pada pasar bebas
mempunyai arti ganda. Di satu sisi perusahaan-perusahaan yang bergerak di
bidang olahraga menjadi harapan dan di sisi lain menjadi kekhawatiran.
Menjadi harapan karena di Indonesia
sekarang ini banyak sekali muncul bisnis olahraga yang sebenarnya mempunyai
potensi untuk dapat berkembang. Menjadi kekhawatiran karena industri olahraga
mempunyai masalah pokok yaitu (1) permodalan, (2) manajemen dan organisai, (3)
11 perolehan peluang pasar, (4) teknologi, (5) pemasaran, (6) jaringan usaha
dan kerja sama dan (7) lemahnya mentalitas dan jiwa kewirausahaan.
Industri olahraga pada pasar bebas
akan memperoleh peluang pasar apabila industri olahraga dapat menentukan
besarnya pasar secara keseluruhan dan kondisi persaingan. Produk industri
olahraga akan memperoleh peluang yang besar apabila mampu bersaing dengan
produk yang dihasilkan oleh berbagai negara dengan berbagai keunggulannya.
Produk yang tidak mempunyai keunggulan bersaing akan tergusur dan terpuruk.
Agar produk industri olahraga mampu
bersaing dengan produk dari berbagai negara maka dilakukan pemberdayaan
industri olahraga tersebut. Pembinaan industri olahraga dapat mengantarkan dan
memahami lingkungan pasar pada saat sekarang. Kecuali itu industri olahraga
mampu untuk melakukan analisis dan mengambil suatu keputusan dalam menentukan
tindakan yang paling baik dan tepat bagi pengembangan usaha dirinya sendiri.
REFERENSI :
REFERENSI :
- Chong Kim, dkk. 2006. Sport Industry. Bahan-bahan yang disajikan dalam konferensi Internasional Sport Industry.
- Bonnie L. Parkhouse. 1991. The Management of Sport. St. Louis: Mosby – Year Book, Inc.
- Tim Litbang & Instruktur KONI Mata Kuliah Sport Industry
- Hidayat, 1987, “Peranan dan Profil Serta Prospek Perdagangan Eceran (Formal dan Informal) Dalam Pembangunan”, Prisma No 7 tahun XVI
Sumber Lain :
- http://www.kompasiana.com/www.habibamin.blogspot.com/pengertian-tujuan-dan-teori-kewirausahaan-materi-kuliah_550e5459813311862cbc625d
Terimakasih Agar Toko Online Ramai serta Cara Packing Barang juga Cara Pasang Iklan di Tokopedia lalu Cara Mengatasi Online Shop Sepi juga layanan Jasa Pembuatan Website Online Shop dan Cara Meningkatkan Penjualan di Lazada kemudian Kenapa Jualan di Shopee Sepi lainnya Jualan di Tokopedia Sepi dan satu lagi Marketplace FB Sepi dan Beli Jilbab Murah di Jilbab Terbaru
BalasHapusMembership Discounts: Annual membership packages with discounts or monthly memberships with special offers for more information visit our website https://medium.com/@sakura.ichiru1998
BalasHapus