Selasa, 07 Maret 2017

METODOLOGI PENELITIAN - KAJIAN SUMBER PUSTAKA


Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Supaya proses penelitian akan berjalan lancar,  dan dapat berhasil dengan baik maka peneliti ditekankan untuk membuat rancangan penelitian. Dalam menentukan rancangan penelitian, hal yang perlu untuk diingat adalah seluruh komponen penelitian itu harus terjalin secara serasi dan tertib.
Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outslaboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus dirujuk di dalam skripsi. Referensi ditulis urut menurut abjad huruf awal dari nama akhir/keluarga penulis pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru ditulis lebih dahulu).

Dalam Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga sebagai literatur atau pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam penelitian.

Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga sebagai literatur atau pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam penelitian.
Kajian pustaka: menjelaskan laporan tentang apa yang telah ditemukan oleh peneliti lain atau membahas masalah penelitian. Kajian penting yang berkaitan dengan masalah biasanya dibahas sebagai subtopik yang lebih rinci agar lebih mudah dibaca. Bagian yang kurang penting biasanya dibahas secara singkat. Bila ada beberapa hasil penelitian yang mirip dengan masalah penelitian, maka dapat dituliskan: ”Beberapa penelitian juga telah dilaporkan dengan hasil yang hampir sama (Adam, 1976;Brown, 1980; Cartwright, 1981; Davis, 1985; Frost, 1987)”

Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.

A.    Kajian Pustaka

Penelitian memiliki tujuan untuk menemukan prinsip-prinsip umum atau menafsirkan tingkah laku yang dapat digunakan untuk menerangkan dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkup pendidikan. Oleh karena itu, penyusunan penelitian dibutuhkan sumber-sumber pengetahuan yang sesuai dengan bidang yang akan diteliti. Peneliti juga harus menemukan, menyusun, dan menggunakan kepustakaan dalam bidangnya dengan benar.

Oleh karena itu, dalam penelitian harus melakukan kajian pustaka yang sesuai dengan bidang peneliti. Pengertian Kajian Pustaka Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian kepustakaan. Nazir (2005: 93) menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi literatur, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat sehingga situasi yang diperlukan diperoleh.

1.      Pengertian Kajian Pustaka
Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian kepustakaan. Nazir (2005: 93) menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi literatur, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat sehingga situasi yang diperlukan diperoleh.

Kajian pustaka menurut Nyoman Kutha Ratna dalam Prastowo (2012: 80), memiliki tiga pengertian yang berbeda.
a.       Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi.
b.      Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori.
c.       Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji.

Menurut Pohan dalam Prastowo (2012: 81) kegiatan ini (penyusunan kajian pustaka) bertujuan mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah di dokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain yang terdapat di perpustakaan. Kajian ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk suaplagiat. Dasar pertimbangan perlu disusunnya kajian pustaka dalam suatu rancangan penelitian menurut Ratna dalam Prastowo (2012: 81) didasari oleh kenyataan bahwa setiap objek kultural merupakan gejala multidimensi sehingga dapat dianalisis lebih dari satu kali secara berbeda-beda, baik oleh orang yang sama maupun berbeda.

Berdasarkan pendapat ahli di atas kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang berkaitan dengan objek penelitian yang pernah dibuat dan didokumentasikan yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian yang dikaji.

2.      Cara Menyusun Kajian Pustaka
Menurut cara penyajiannya, menurut Ratna dalam Prastowo (2012: 83) kajian pustaka dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a) penyajian sesuai dengan tahun penelitian; dan (b) penyajian disesuaikan relevansi, kedekatannya dengan objek.
a.      Sesuai dengan Tahun Penelitian
Cara penyajian kajian pustaka dalam jenis ini disajikan secara kronologis dengan pertimbangan bahwa aspek kesejarahan memiliki makna tertentu dalam menentukan objektivitas penelitian seperti dilakukan dalam berbagai analisis persepsi masyarakat.
b.      Sesuai dengan Relevansi dan Kedekatan dengan Objek
Cara kedua dilakukan dengan pertimbangan relevansi kedekatan penelitian dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan. Sebagai penelitian ilmiah cara kedua ini dianggap lebih baik dengan pertimbangan bahwa penelitian yang dilakukan memang baru berbeda dengan penelitian lain. Selain itu, penelitian yang memiliki relevansi paling kuat yang mengantarkan peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya sekaligus menghindarkan terjadinya duplikasi.

Berdasarkan pemaparannya penyajian kajian pustaka dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.      Penyajian Kajian Pustaka Secara Deskriptif 
Penyajian kajian pustaka secara deskriptif ini hanya menguraikan tanpa menyebutkan persamaan dan perbedaannya dengan pertimbangan bahwa analisis akan diuraikan pada bab berikutnya
b.      Penyajian Kajian Pustaka Secara Deskriptif Dengan Analisis
Penyajian kajian pustaka secara deskriptif dengan analisis selain berbentuk deskripsi juga disertai penjelasan tentang perbedaan dan persamaannya. Dengan demikian, kajian pustaka menunjukkan di mana posisi penulis dalam kaitannya dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan, apakah menolak, mengkritik, menerima, dan atau yang lainnya (Ratna dalam Prastowo, 2012: 84).

Penyusunan kajian pustaka meliputi beberapa langkah sebagai berikut :
1)      Membaca karya-karya ilmiah hasil penelitian sebelumnya yang terkait
2)      Mencatat hasil intrepretasi terhadap bahan-bahan bacaan
3)      Menyusun kajian pustaka berdasarkan hasil analisis terhadap karya ilmiah sebelumnya yang relevan.

 

B.     Sumber Kajian Pustaka


Berikut dijelaskan beberapa jenis sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperoleh teori-teori yang relevan.
1.      Buku Teks, Buku teks adalah tulisan ilmiah yang dijilid rapi yang diterbitkan dengan interval yang tidak tentu dan biasanya digunakan sebagai buku wajib dalam mata kuliah tertentu (Nazir, 2005: 106).
2.      Tesis, Skripsi dan Disertasi, Skripsi, Tesis, dan Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang disyaratkan untuk lulus pendidikan jenjang S-1, S-2 dan S-3. Teknik penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi pada dasarnya adalah sama, yang berbeda adalah tingkatan yang makin tinggi. Semakin tinggi tingkatannya, dibutuhkan senakin banyak data-otentik dan teori-teori yang harus dirujuk sebagai dasar penelitian. Perbedaan lainnya adalah cara menyajikan mulai dari hanya mendeskripsikan suatu obyek penelitian sampai dengan menghasilkan suatu teori berdasarkan fakta-fakta empiris.
3.      Jurnal, Jurnal adalah majalah ilmiah yang berisi tulisan ilmiah atau hasil-hasil seminar yang diterbitkan oleh himpunan profesi ilmiah (Nazir, 2005: 106). Jurnal yang berisi ringkasan-ringkasan artikel dari pengarang dinamakan review journal atau abstract journal. Abstract journal adalah majalah ilmiah yang berisi singkatan atau ikhtisar (judul, metode serta kesimpulan) dari artikel pada jurnal terbaru.
4.      Periodical, Menurut Nazir (2005: 107) periodical adalah majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala yang berisi hasil penelitian yang dikerjakan.
5.      Yearbook, Yearbook adalah buku mengenai fakta-fakta dan statistik setahun yang diterbitkan tiap tahun oleh lembaga pemerintah atau swasta. Yearbook yang dikeluarkan dapat juga membahas suatu masalah bidang ilmu (Nazir, 2005: 107).
6.      Buletin, Nazir (2005: 107) menyatakan bahwa buletin adalah tulisan ilmiah pendek yang diterbitkan secara berkala dan berisi catatan ilmiah ataupun petunjuk ilmiah tentang satu kegiatan operasional. Jika bulletin berisi satu artikel mengenai hasil penelitian, sering disebut contributions.
7.      Circular, Circular adalah tulisan ilmiah pendek dan praktis diterbitkan dengan interval tidak tentu (Nazir, 2005: 108). Leaflet,-
8.      Leaflet berisi karangan kecil yang sifatnya ilmiah praktis.
9.      Annual Review, Annual review berisi ulasan-ulasan tentang literatur yang telah diterbitkan selama setahun atau beberapa tahun yang lampau.
10.  Off Print, Off print adalah kiriman artikel dari pengarang yang terlepas dari majalah atau dari buku teks.
11.  Reprint, Reprint merupakan artikel yang sudah dimuat dalam satu majalah ilmiah kemudian dicetak ulang oleh penerbit secara terpisah dan diberi sampul.
12.  Recent Advance, Nazir (2005: 109) menyatakan bahwa recent advance adalah majalah ilmiah yang berisi artikel-artikel yang tidak diperoleh dalam review journals.
13.  Bibliografi, Menurut Nazir (2005: 109) bibliografi adalah buku yang berisi judul-judul artikel yang membahas bidang ilmu tertentu. 
14.  Handbook, Handbook adalah buku kecil yang biasanya berisi petunjuk-petunjuk tentang suatu masalah tertentu, ataupun sutau fenomena yang bersifat umum. Handbook ini bisa saja mempunyai pengarang, ataupun tanpa pengarang, tetapi dikumpulkan oleh suatu instansi tertentu (Nazir, 2005: 110).
15.  Manual, Manual adalah buku petunjuk tentang mengerjakan atau melakukan sesutau secara terperinci. Biasanya mengenai suatu masalah praktis, baik dalam mengukur, melakukan kegiatan atau memakai sesuatu secara benar (Nazir, 2005: 110).
16.  Situs Internet, Materi untuk tinjauan pustaka juga bisa diperoleh dari situs internet.  Mencari informasi ilmiah secara online mempunyai beberapa keuntungan, yaitu tersedia lebih banyak informasi yang dapat dipilih, informasi lebih mutakhir daripada literatur dari media cetak, dan hasilnya sudah berupa tulisan yang bisa langsung dipakai atau di edit sesuai kebutuhan.


C.    Kriteria Pemilihan Sumber Pustaka

Kriteria pemilihan sumber pustaka mencakup:
1.      Ketetapan (adequa-cy) 
Isi dari sumber pustaka sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan.
2.      Kejelasan (clarity) 
Sumber pustaka harus mudah dipahami atau dimengerti oleh peneliti.
3.      Empiris (empericalness) 
Sumber pustaka itu berdasarkan pada kenyataan bukan hasil imajinasi.
4.      Terorganisasi (Organization) 
Isi dari sumber pustaka harus terorganisasi dengan baik sehingga memudahkan peneliti untuk mencari informasi.
5.      Kemutakhiran (Recen-cy) 
Sumber pustaka harus berdasarkan perkembangan terbaru dalam bidangnya (up to date).
6.      Relevansi (relevance) 
Sumber pustaka berhubungan dengan penelitian.
7.      Meyakinkan (convic-ingness) 
Sumber pustaka dapat menjadi acuan yang terpercaya bagi peneliti.

Berdasarkan penggunaan acuan diatas yaitu: sumber acuan umum dan khusus, penelitian dapat melakukan dua penelaahan atau analisis dalam mengambarkan kajian pustaka yang berkaitan. Penalaran deduktif dilakuakn berdasarkan teri-teri atau konsep-konsep umum yang ada dan penalaran induktif dilakukan berdasarkan sintesis atau pemaduan hasil-hasil penelitian.

Secara garis besar sumber bacaan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.      Referensi umum : sumber yang dijadikan rujukan utama oleh peneliti, misalnya dari artikel tertentu, karangan ilmiah, buku, dan dokumen lainnya yang berkaitan langsung dengan pertanyaan penelitian. Referensi umum merupakan indeks, yaitu daftar pengarang, judul buku, tempat penerbitan artikel atau wacana atau berupa abstrak.
2.      Sumber primer : adalah publikasi di mana seseorang melakukan penelitian penelitian kemudian diterbitkan. Penulis mengkomunikasikan temuannya secara langsung kepada pembaca. Sumber primer penelitian pendidikan adalah journal, misalnya Journal of Research in Science Teaching. Ada journal yang diterbitkan bulanan, tiga kali dalam setahun, dan artikel yang dimuat merupakan laporan hasil penelitian.
3.      Sumber sekunder : adalah publikasi di mana penulis mendeskripsikan hasil karya orang lain. Sumber sekunder adalah buku (text books), ensiklopedia pendidikan, kajian penelitian, atau buku tahunan


D.    Cara Melakukan Penelusuran Pustaka


Penelusuran pustaka meliputi :
1.      Memilih bidang dan deskriptor yang sesuai dengan minat, 
2.      Menelusur judul-judul dan abstrak yang relevan, 
3.      Menempatkan dokumen sumber-sumber primer yang sangat penting. 

Penelusuran literatur atau pustaka memerlukan suatu arahan dan fokus. Langkah pertama adalah mengidentifikasi bidang kajian yang sesuai dan sekaligus termasuk deskriptornya. Langkah berikutnya adalah menelusur judul-judul dan abstrak yang relevan. Penelusuran yang baik mencakup tiga kategori dokumen, yaitu : 
1. Artikel-artikel yang diterbitkan, 
2. Artikel-artikel yang tidak diterbitkan, 
3. Disertasi atau tesis. 

Diantara tiga dokumen penting yaitu artikel-artikel jurnal, disertasi atau tesis, dan laporan tak dipublikasikan (laporan penelitian), artikel-artikel jurnal adalah paling ringkas dan secara teknis paling baik karena adanya tuntutan yang amat tinggi dari jurnal yang akan diterbitkan. Dalam mengkaji bahan pustaka kita dapat melakukan dengan cara mengidentifikasi sumber atau bahan yang relevan dengan masalah penelitian, mencari judul-judul hasil penelitian yang relevan, memilih dan memilah sumber pustaka yang paling relevan dari hasil penelitian, menyusun bahan pustaka mana yang paling sesuai untuk mendukung penelitian, menuliskan bagian kajian literatur, dan menyusun bahan acuan.

 

E.     Manfaat Kajian Pustaka (Penelitian Sebelumnya yang Relevan)


Menurut Nyoman Kutha Ratna dalam Prastowo (2012: 85) ada empat manfaat dari kajian pustaka yaitu :
1.      Dapat menghindarkan peneliti dari terjadinya peniruan, plagiasi, dan penipuan dalam berbagai bentuknya.
2.      Sebagai tanggung jawab moral, kejujuran bagi seorang ilmuwan untuk menghargai pendapat orang lain.
3.      Menunjukkkan bahwa masalah yang diteliti memang kaya makna sehingga layak untuk dibicarakan kembali.
4.      Menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan memang berbeda, sekaligus menunjukkan bahwa dalam penelitian yang sedang dilakukan akan ditunjukkan hal-hal baru yang berbeda dengan penelitian lain.
5.      Pada penelitian kuantitatif Kajian Pustaka berfungsi sebagai pengetahuan awal atau dasar teori yang digunakan dalam mengkonstruk variabel yang ada dalam penelitian.


F.     Pengertian Media Dan Sumber Belajar


1.      Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “
medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar”, yakni perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk supaya terjadi proses belajar. Sanjaya (2008) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tapi juga hal-hal lain yang memungkinkan siswa memeroleh pengetahuan. Media bukan hanya berupa TV, radio, computer, tapi juga meliputi manusia sebagai sumber belajar, atau kegiatan seperti diskusi, seminar simulasi, dan sebagainya. Dengan demikian media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa.

Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu bagi guru untuk mengajar dan yang digunakan adalah baru sebatas alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.

2.      Sumber Belajar
AECT (Association for Education and Communication Technology) menyatakan bahwa sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran.

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja, namun juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari.


G.    Fungsi Media Dan Sumber Belajar


1.      Media Pembelajaran
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pengetahuan akan semakin abstrak jika hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal tersebut akan memungkikan terjadinya verbalisme, yakni siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa mengetahui dan mengerti makna yang dimiliki kata tersebut. Selain itu, penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal, akan menurunkan gairah siswa dalam menangkap pesan pada saat proses pembelajaran. Padahal untuk memahami sesuatu idealnya memerlukan pengalaman langsung yang melibatkan fisik maupun psikis siswa
Pada  kenyataannya, memberikan   pengalaman langsung pada siswa bukanlah sesuatu yang mudah, karena tidak semua pengalaman dapat langsung dipelajari oleh siswa. Misalnya jika ingin menerangkan kondisi di permukaan bulan, maka tidak mungkin pengalaman tersebut didapat langsung oleh siswa. Oleh karenanya di sini media pembelajaran berperan sangat penting dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan TV, film, atau gambar dalam memberikan informasi pada siswa. Dengan media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa menjadi lebih konkret.

Secara umum media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
a.       Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa. Pengalaman tiap siswa berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan berwisata, dan sebagainya. Hal tersebut bisa diatasi dengan media pembelajaran. Jika siswa tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke siswa.
b.      Dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para siswa tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena :
1)      obyek terlalu besar;
2)      obyek terlalu kecil;
3)      obyek yang bergerak terlalu lambat;
4)      obyek yang bergerak terlalu cepat;
5)      obyek yang terlalu kompleks; 
6)      obyek yang bunyinya terlalu halus; 
c.       Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya.
d.      Menghasilkan keseragaman pengamatan
e.       Menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
Membangkitkan keinginan dan minat baru.7.Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.8.Memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak

2.      Sumber Belajar
Sumber belajar juga memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembelajaran.Jika media pembelajaran hanya media untuk menyampaikan pesan, tetapi sumber belajar tidak hanya memiliki fungsi tersebut. Sumber belajar juga memiliki strategi, metode, dan tekniknya. Rusman (2008) menyatakan bahwa untuk mengoptimalkan sumber belajar dalam memecahkan permasalahan pembelajaran terdapat beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan pedoman, yakni: apa masalah pembelajaran yang dihadapi?; bagaimana sumber belajar dapat membantunya?; bagaimana sumber belajar itu dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru?; berapa lama dipakai?; apa alat/sarana yang diperlukan dalam penggunaannya?; bagaimana dapat ditentukan mutunya?; apakah sumber belajar dapat diganti?; dan bagaimana cara memerolehnya?

Secara umum sumber belajar memiliki fungsi :
1)      Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan :
a.       Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan,
b.      Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
2)      Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan 
cara :
a.       Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan,
b.      Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan 
kemampuannnya
3)      Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara :
a.       Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan
b.      pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian
4)      Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan :
a.       Meningkatkan kemampuan sumber belajar;
b.      Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5)      Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu :
a.       Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; 
b.      Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6)      Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan 
informasi yang mampu menembus batas geografis.

Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.

H.    Klasifikasi Media Dan Sumber Belajar

Baik media maupun sumber belajar secara garis besarnya, terdiri dari dua jenis, yakni :
1.      Yang dirancang (by design), yakni media dan sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
2.      Yang dimanfaatkan (by utilization), yaitu media dan sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran

I.       Jenis Media Dan Sumber Belajar

1.      Media Pembelajaran
Terdapat beragam pembagian jenis media pembelajaran yang dikemukakan para ahli, namun pada dasarnya pembagian jenis media tersebut memiliki persamaan. Secara garis besar media pembelajaran terbagi atas :
a.       Media audio, yakni media yang hanya dapat didengar saja atau yang memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b.      Media visual, yakni media yang hanya dapat dilihat saja dan tidak mengandung unsur suara, seperti gambar, lukisan, foto, dan sebagainya.
c.       Media audiovisual, yakni media yang mengandung unsur suara dan juga memiliki unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, film dan sebagainya.

2.      Sumber Belajar
AECT membedakan enam jenis sumber belajar, yaitu :
a.       Pesan (message), yakni sumber belajar yang meliputi pesan formal dan nonformal. Pesan formal yaitu pesan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi atau pesan yang disampaikan guru dalam situasi pembelajaran, yang disampaikan baik secara lisan maupun berbentuk dokumen, seperti peraturan pemerintah, kurikulum, silabus, bahan pelajaran, dan sebagainya. Pesan nonformal yakni pesan yang ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran, seperti cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya. 
b.      Orang (People), yakni orang yang menyimpan informasi. Pada dasarnya setiap orang bisa berperan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat dibagi dua kelompok, yakni (a) orang yang didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara profesional, seperti guru, instruktur, konselor, widyaiswara, dan lain-lain; dan (b) orang yang memiliki profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan, seperti dokter, atlet, pengacara, arsitek, dan sebagainya.
c.       Bahan (Materials), yakni suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, alat peraga, transparansi, film, 
slides, dan sebagainya.
d.      Alat (Device), yakni benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut dengan perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan bahan pembelajaran, seperti komputer, radio, televisi, VCD/DVD, dan sebagainya. 
e.       Teknik (Technic), yakni cara atau prosedur yang diguakan orang dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran, seperti ceramah, diskusi, seminar, simulasi, permainan, dan sejenisnya.
f.       Latar (Setting), yakni lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun yang berada di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang ataupun yang tidak secara khusus disiapkan untuk pembelajaran, seperti ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.


J.      Kreteria Pemilihan Media Dan Sumber Belajar

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media adalah bahwa media adalah harus dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Misalnya bila tujuan atau kompetensi siswa bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Selain pertimbangan tersebut Sanjaya (2008) mengungkapkan sejumlah pertimbangan lain yang dapat kita gunakan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, yakni dengan menggunakan kata ACTION (Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization, Novelty).
1)      Access,artinya bahwa kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan?. 
Akses juga menyangkut aspek kebijakan, apakah media tersebut diijinkan untuk digunakan?
2)      Cost, hal ini menyangkut pertimbangan biaya. Biaya yang dikeluarkan
untuk penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.
3)      Technology, dalam pemilihan media perlu juga dipertimbangkan 
ketersediaan teknologiya dan kemudahan dalam penggunaannnya.
4)      Interactivity, media yang baik adalah media yang mampu menghadirkan 
komunikasi dua arah atau interaktifitas.
5)      Organization, menyangkut pertimbangan dukungan organisasi atau 
lembaga dan bagaimana pengorganisasiannya.
6)      Novelty, menyangkut pertimbangan aspek kebaruan dari media yang 
dipilih. Media yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.

Kriteria diatas mungkin juga berlaku untuk mempertimbangkan pemilihan sumber belajar. Sudrajat (2008) lebih lanjut mengemukakan lima kriteria dalam pemilihan sumber belajar, yaitu :
1)      Ekonomis, sumber belajar yang digunakan tidak harus terpatok pada 
harga yang mahal.
2)      Praktis, sumber belajar yang dipilih tidak memerlukan pengelolaan yang
rumit, sulit dan langka. 
3)      Mudah, sumber belajar harus dekat dan tersedia di sekitar lingkungan 
kita.
4)      Fleksibel, artinya sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai 
tujuan instruksional
5)      Sesuai dengan tujuan, sumber belajar harus dapat mendukung proses dan
pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat
belajar siswa.


REFERENSI :

Hadeli, Drs. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Padang: QUANTUM TEACHING.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: BUMI AKSARA.
Jeperis. 2013. Jenis-jenis Penelitian Pendidikan. Tersedia pada(http://jeperis.wordpress.com/2013/04/23/jenis-jenis-penelitian). Diakses pada 18 September 2013.
Kamboja, Amir. 2012. Jenis Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisisnya. Tersedia pada(http://METODE/Jenis Penelitian Menurut Metodenya _ amierkamboja88.html).Diakses pada 18 September 2013.
Malik, Halim. 2011. Penelitian kualitatif. Tersedia pada(http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/11/penelitian-kualitatif/). Diakses pada 20 September 2013.
Margono, Drs. S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Prasetyo, B & L. M. Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Samad, Bambang Sudibyo. 2012. Memahami jenis penelitian berdasarkan fungsinya.Tersedia pada (http://educationesia.blogspot.com/2012/05/memahami-jenis-jenis-penelitian.html).  Diakses pada 20 September 2013.
Sugiyono, Prof. Dr. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Sukmadinata, Prof. Dr. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Uny. 2012. Jenis-jenis Penelitian Pendidikan. Tersedia pada(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/makalah%20PENELITIAN%20PENDIDIKAN1.pdf). Diakses pada 18 September 2013.
Zuriah,Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hadi, Sutrisno, 1978. Metode Research I. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta :  
Kencana Prenada Media Group.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Buku1) (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi
Hadjar, I. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. PT
RadjaGrafindo, Jakarta
Karlingger, Fred N. 2006. Asas-Asas Penelitian Bevavioral. Yogyakarta : UGM
Stoner, James AF. 1982 Principal of Managemen II Edition. Publisher, Prentice-Hall
Sukardi, 2009. Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya Jakarta : Bumi
Aksara
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prastowo, A. 2012, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sumber Lain :
http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/kajian-pustaka.html
http://arulteam.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-kajian-pustaka.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERKEMBANGAN MOTORIK - PERKEMBANGAN FISIK BAYI & BALITA

Perkembangan Fisik - Motorik Bayi dan Anak     Kecil Perkembangan fisik bayi dan balita meliputi pertumbuhan fisik dan keterampilan ...