Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu
secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode
ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Supaya proses penelitian akan berjalan
lancar, dan dapat berhasil dengan baik maka peneliti ditekankan untuk
membuat rancangan penelitian. Dalam menentukan rancangan penelitian, hal yang
perlu untuk diingat adalah seluruh komponen penelitian itu harus terjalin
secara serasi dan tertib.
Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi
seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis,
skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya
ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal. Semua referensi yang
tertulis dalam kajian pustaka harus dirujuk di dalam skripsi. Referensi ditulis
urut menurut abjad huruf awal dari nama akhir/keluarga penulis pertama dan
tahun penerbitan (yang terbaru ditulis lebih dahulu).
Dalam Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau
gagasan dan konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis
tentang hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian
dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari
sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga sebagai
literatur atau pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita jadikan
sebagai referensi atau landasan teoritis dalam penelitian.
Penelitian
biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep yang dihubungkan
satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan
konsep-konsep untuk penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri
dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja
sebelumnya yang kita kenal juga sebagai literatur atau pustaka. Literatur atau
bahan pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan
teoritis dalam penelitian.
Kajian
pustaka: menjelaskan laporan tentang apa yang telah ditemukan oleh peneliti
lain atau membahas masalah penelitian. Kajian penting yang berkaitan dengan
masalah biasanya dibahas sebagai subtopik yang lebih rinci agar lebih mudah
dibaca. Bagian yang kurang penting biasanya dibahas secara singkat. Bila ada
beberapa hasil penelitian yang mirip dengan masalah penelitian, maka dapat
dituliskan: ”Beberapa penelitian juga telah dilaporkan dengan hasil yang hampir
sama (Adam, 1976;Brown, 1980; Cartwright, 1981; Davis, 1985; Frost, 1987)”
Kajian
pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah
laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang
relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
A.
Kajian
Pustaka
Penelitian
memiliki tujuan untuk menemukan prinsip-prinsip umum atau menafsirkan tingkah
laku yang dapat digunakan untuk menerangkan dan mengendalikan kejadian-kejadian
dalam lingkup pendidikan. Oleh karena itu, penyusunan penelitian dibutuhkan
sumber-sumber pengetahuan yang sesuai dengan bidang yang akan diteliti.
Peneliti juga harus menemukan, menyusun, dan menggunakan kepustakaan dalam
bidangnya dengan benar.
Oleh
karena itu, dalam penelitian harus melakukan kajian pustaka yang sesuai dengan
bidang peneliti. Pengertian Kajian Pustaka Pengkajian teori tidak akan terlepas
dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori secara nyata dapat
diperoleh melalui studi atau kajian kepustakaan. Nazir (2005: 93) menyatakan
bahwa studi kepustakaan atau studi literatur, selain dari mencari sumber data
sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk
mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah
berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan generalisasi yang pernah
dibuat sehingga situasi yang diperlukan diperoleh.
1.
Pengertian
Kajian Pustaka
Pengkajian
teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori
secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian kepustakaan. Nazir
(2005: 93) menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi literatur, selain dari
mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga
diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan
penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan
generalisasi yang pernah dibuat sehingga situasi yang diperlukan diperoleh.
Kajian
pustaka menurut Nyoman Kutha Ratna dalam Prastowo (2012: 80), memiliki tiga
pengertian yang berbeda.
a. Kajian
pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan dianalisis,
baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi.
b. Kajian
pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu
teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab
itu, sebagian peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori.
c. Kajian
pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek
penelitian yang sedang dikaji.
Menurut
Pohan dalam Prastowo (2012: 81) kegiatan ini (penyusunan kajian pustaka)
bertujuan mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode,
atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah di dokumentasikan dalam bentuk
buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain
yang terdapat di perpustakaan. Kajian ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan
terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk suaplagiat. Dasar
pertimbangan perlu disusunnya kajian pustaka dalam suatu rancangan penelitian
menurut Ratna dalam Prastowo (2012: 81) didasari oleh kenyataan bahwa setiap
objek kultural merupakan gejala multidimensi sehingga dapat dianalisis lebih
dari satu kali secara berbeda-beda, baik oleh orang yang sama maupun berbeda.
Berdasarkan
pendapat ahli di atas kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang berkaitan
dengan objek penelitian yang pernah dibuat dan didokumentasikan yang digunakan
untuk menganalisis objek penelitian yang dikaji.
2.
Cara
Menyusun Kajian Pustaka
Menurut
cara penyajiannya, menurut Ratna dalam Prastowo (2012: 83) kajian pustaka dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a) penyajian sesuai dengan tahun penelitian;
dan (b) penyajian disesuaikan relevansi, kedekatannya dengan objek.
a.
Sesuai
dengan Tahun Penelitian
Cara penyajian kajian pustaka dalam
jenis ini disajikan secara kronologis dengan pertimbangan bahwa aspek
kesejarahan memiliki makna tertentu dalam menentukan objektivitas penelitian
seperti dilakukan dalam berbagai analisis persepsi masyarakat.
b.
Sesuai
dengan Relevansi dan Kedekatan dengan Objek
Cara kedua dilakukan dengan pertimbangan
relevansi kedekatan penelitian dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan.
Sebagai penelitian ilmiah cara kedua ini dianggap lebih baik dengan
pertimbangan bahwa penelitian yang dilakukan memang baru berbeda dengan
penelitian lain. Selain itu, penelitian yang memiliki relevansi paling kuat
yang mengantarkan peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya sekaligus
menghindarkan terjadinya duplikasi.
Berdasarkan
pemaparannya penyajian kajian pustaka dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.
Penyajian
Kajian Pustaka Secara Deskriptif
Penyajian kajian pustaka secara deskriptif
ini hanya menguraikan tanpa menyebutkan persamaan dan perbedaannya dengan
pertimbangan bahwa analisis akan diuraikan pada bab berikutnya
b.
Penyajian
Kajian Pustaka Secara Deskriptif Dengan Analisis
Penyajian kajian pustaka secara
deskriptif dengan analisis selain berbentuk deskripsi juga disertai penjelasan
tentang perbedaan dan persamaannya. Dengan demikian, kajian pustaka menunjukkan
di mana posisi penulis dalam kaitannya dengan penelitian yang sudah pernah
dilakukan, apakah menolak, mengkritik, menerima, dan atau yang lainnya (Ratna
dalam Prastowo, 2012: 84).
Penyusunan kajian pustaka meliputi
beberapa langkah sebagai berikut :
1) Membaca
karya-karya ilmiah hasil penelitian sebelumnya yang terkait
2) Mencatat
hasil intrepretasi terhadap bahan-bahan bacaan
3) Menyusun
kajian pustaka berdasarkan hasil analisis terhadap karya ilmiah sebelumnya yang
relevan.
B.
Sumber Kajian Pustaka
Berikut
dijelaskan beberapa jenis sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperoleh
teori-teori yang relevan.
1. Buku Teks,
Buku teks adalah tulisan ilmiah yang dijilid rapi yang diterbitkan dengan
interval yang tidak tentu dan biasanya digunakan sebagai buku wajib dalam mata
kuliah tertentu (Nazir, 2005: 106).
2. Tesis,
Skripsi dan Disertasi, Skripsi, Tesis, dan
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang disyaratkan untuk lulus pendidikan
jenjang S-1, S-2 dan S-3. Teknik penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi pada
dasarnya adalah sama, yang berbeda adalah tingkatan yang makin tinggi. Semakin
tinggi tingkatannya, dibutuhkan senakin banyak data-otentik dan teori-teori
yang harus dirujuk sebagai dasar penelitian. Perbedaan lainnya adalah cara
menyajikan mulai dari hanya mendeskripsikan suatu obyek penelitian sampai dengan
menghasilkan suatu teori berdasarkan fakta-fakta empiris.
3. Jurnal, Jurnal
adalah majalah ilmiah yang berisi tulisan ilmiah atau hasil-hasil seminar yang
diterbitkan oleh himpunan profesi ilmiah (Nazir, 2005: 106). Jurnal yang berisi
ringkasan-ringkasan artikel dari pengarang dinamakan review journal atau
abstract journal. Abstract journal adalah majalah ilmiah yang berisi singkatan
atau ikhtisar (judul, metode serta kesimpulan) dari artikel pada jurnal
terbaru.
4. Periodical,
Menurut Nazir (2005: 107) periodical adalah majalah ilmiah yang diterbitkan
secara berkala yang berisi hasil penelitian yang dikerjakan.
5. Yearbook,
Yearbook adalah buku mengenai fakta-fakta dan statistik setahun yang
diterbitkan tiap tahun oleh lembaga pemerintah atau swasta. Yearbook yang
dikeluarkan dapat juga membahas suatu masalah bidang ilmu (Nazir, 2005: 107).
6. Buletin,
Nazir (2005: 107) menyatakan bahwa buletin adalah tulisan ilmiah pendek yang
diterbitkan secara berkala dan berisi catatan ilmiah ataupun petunjuk ilmiah
tentang satu kegiatan operasional. Jika bulletin berisi satu artikel mengenai
hasil penelitian, sering disebut contributions.
7. Circular,
Circular adalah tulisan ilmiah pendek dan praktis diterbitkan dengan interval
tidak tentu (Nazir, 2005: 108). Leaflet,-
8. Leaflet
berisi karangan kecil yang sifatnya ilmiah praktis.
9. Annual Review,
Annual review berisi ulasan-ulasan tentang literatur yang telah diterbitkan
selama setahun atau beberapa tahun yang lampau.
10. Off Print,
Off print adalah kiriman artikel dari pengarang yang terlepas dari majalah atau
dari buku teks.
11. Reprint,
Reprint merupakan artikel yang sudah dimuat dalam satu majalah ilmiah kemudian
dicetak ulang oleh penerbit secara terpisah dan diberi sampul.
12. Recent Advance,
Nazir (2005: 109) menyatakan bahwa recent advance adalah majalah ilmiah yang
berisi artikel-artikel yang tidak diperoleh dalam review journals.
13. Bibliografi,
Menurut Nazir (2005: 109) bibliografi adalah buku yang berisi judul-judul
artikel yang membahas bidang ilmu tertentu.
14. Handbook, Handbook
adalah buku kecil yang biasanya berisi petunjuk-petunjuk tentang suatu masalah
tertentu, ataupun sutau fenomena yang bersifat umum. Handbook ini bisa saja
mempunyai pengarang, ataupun tanpa pengarang, tetapi dikumpulkan oleh suatu
instansi tertentu (Nazir, 2005: 110).
15. Manual,
Manual adalah buku petunjuk tentang mengerjakan atau melakukan sesutau secara
terperinci. Biasanya mengenai suatu masalah praktis, baik dalam mengukur,
melakukan kegiatan atau memakai sesuatu secara benar (Nazir, 2005: 110).
16. Situs
Internet, Materi untuk tinjauan pustaka juga bisa
diperoleh dari situs internet. Mencari informasi ilmiah secara online
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu tersedia lebih banyak informasi yang dapat
dipilih, informasi lebih mutakhir daripada literatur dari media cetak, dan
hasilnya sudah berupa tulisan yang bisa langsung dipakai atau di edit sesuai kebutuhan.
C.
Kriteria Pemilihan Sumber Pustaka
Kriteria
pemilihan sumber pustaka mencakup:
1. Ketetapan (adequa-cy)
Isi dari sumber pustaka sesuai dengan penelitian yang
dilaksanakan.
2. Kejelasan (clarity)
Sumber pustaka harus mudah dipahami atau dimengerti
oleh peneliti.
3. Empiris (empericalness)
Sumber pustaka itu berdasarkan pada kenyataan bukan
hasil imajinasi.
4. Terorganisasi (Organization)
Isi dari sumber pustaka harus terorganisasi dengan
baik sehingga memudahkan peneliti untuk mencari informasi.
5. Kemutakhiran (Recen-cy)
Sumber pustaka harus berdasarkan perkembangan terbaru
dalam bidangnya (up to date).
6. Relevansi (relevance)
Sumber pustaka berhubungan dengan penelitian.
7. Meyakinkan (convic-ingness)
Sumber pustaka dapat menjadi acuan yang terpercaya
bagi peneliti.
Berdasarkan
penggunaan acuan diatas yaitu: sumber acuan umum dan khusus, penelitian dapat
melakukan dua penelaahan atau analisis dalam mengambarkan kajian pustaka yang
berkaitan. Penalaran deduktif dilakuakn berdasarkan teri-teri atau
konsep-konsep umum yang ada dan penalaran induktif dilakukan berdasarkan
sintesis atau pemaduan hasil-hasil penelitian.
Secara garis
besar sumber bacaan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Referensi umum : sumber yang
dijadikan rujukan utama oleh peneliti, misalnya dari artikel tertentu, karangan
ilmiah, buku, dan dokumen lainnya yang berkaitan langsung dengan pertanyaan
penelitian. Referensi umum merupakan indeks, yaitu daftar pengarang, judul
buku, tempat penerbitan artikel atau wacana atau berupa abstrak.
2. Sumber primer : adalah
publikasi di mana seseorang melakukan penelitian penelitian kemudian
diterbitkan. Penulis mengkomunikasikan temuannya secara langsung kepada
pembaca. Sumber primer penelitian pendidikan adalah journal, misalnya Journal
of Research in Science Teaching. Ada journal yang diterbitkan bulanan, tiga
kali dalam setahun, dan artikel yang dimuat merupakan laporan hasil penelitian.
3. Sumber sekunder : adalah
publikasi di mana penulis mendeskripsikan hasil karya orang lain. Sumber
sekunder adalah buku (text books), ensiklopedia pendidikan, kajian penelitian,
atau buku tahunan
D.
Cara Melakukan Penelusuran Pustaka
Penelusuran
pustaka meliputi :
1.
Memilih bidang dan deskriptor yang
sesuai dengan minat,
2.
Menelusur judul-judul dan abstrak
yang relevan,
3.
Menempatkan dokumen sumber-sumber
primer yang sangat penting.
Penelusuran
literatur atau pustaka memerlukan suatu arahan dan fokus. Langkah pertama adalah
mengidentifikasi bidang kajian yang sesuai dan sekaligus termasuk
deskriptornya. Langkah berikutnya adalah menelusur judul-judul dan abstrak yang
relevan. Penelusuran yang baik mencakup tiga kategori dokumen, yaitu :
1. Artikel-artikel
yang diterbitkan,
2.
Artikel-artikel yang tidak diterbitkan,
3. Disertasi
atau tesis.
Diantara tiga dokumen penting yaitu artikel-artikel jurnal, disertasi atau tesis, dan laporan tak dipublikasikan (laporan penelitian), artikel-artikel jurnal adalah paling ringkas dan secara teknis paling baik karena adanya tuntutan yang amat tinggi dari jurnal yang akan diterbitkan. Dalam mengkaji bahan pustaka kita dapat melakukan dengan cara mengidentifikasi sumber atau bahan yang relevan dengan masalah penelitian, mencari judul-judul hasil penelitian yang relevan, memilih dan memilah sumber pustaka yang paling relevan dari hasil penelitian, menyusun bahan pustaka mana yang paling sesuai untuk mendukung penelitian, menuliskan bagian kajian literatur, dan menyusun bahan acuan.
E.
Manfaat Kajian Pustaka
(Penelitian Sebelumnya yang Relevan)
Menurut
Nyoman Kutha Ratna dalam Prastowo (2012: 85) ada empat manfaat dari kajian
pustaka yaitu :
1. Dapat
menghindarkan peneliti dari terjadinya peniruan, plagiasi, dan penipuan dalam
berbagai bentuknya.
2. Sebagai
tanggung jawab moral, kejujuran bagi seorang ilmuwan untuk menghargai pendapat
orang lain.
3. Menunjukkkan
bahwa masalah yang diteliti memang kaya makna sehingga layak untuk dibicarakan
kembali.
4. Menjelaskan
bahwa penelitian yang dilakukan memang berbeda, sekaligus menunjukkan bahwa
dalam penelitian yang sedang dilakukan akan ditunjukkan hal-hal baru yang
berbeda dengan penelitian lain.
5. Pada
penelitian kuantitatif Kajian Pustaka berfungsi sebagai pengetahuan awal atau
dasar teori yang digunakan dalam mengkonstruk variabel yang ada dalam
penelitian.
F.
Pengertian Media Dan Sumber Belajar
1. Media Pembelajaran
Media
berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “
medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar”, yakni perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk supaya terjadi proses belajar. Sanjaya (2008) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tapi juga hal-hal lain yang memungkinkan siswa memeroleh pengetahuan. Media bukan hanya berupa TV, radio, computer, tapi juga meliputi manusia sebagai sumber belajar, atau kegiatan seperti diskusi, seminar simulasi, dan sebagainya. Dengan demikian media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa.
medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar”, yakni perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk supaya terjadi proses belajar. Sanjaya (2008) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tapi juga hal-hal lain yang memungkinkan siswa memeroleh pengetahuan. Media bukan hanya berupa TV, radio, computer, tapi juga meliputi manusia sebagai sumber belajar, atau kegiatan seperti diskusi, seminar simulasi, dan sebagainya. Dengan demikian media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa.
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu bagi guru untuk mengajar dan yang digunakan adalah baru sebatas alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
2. Sumber Belajar
AECT
(Association for Education and Communication Technology) menyatakan bahwa
sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang
dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara
terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai
tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar adalah
bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, yang
dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan
sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses
pembelajaran.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja, namun juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari.
G.
Fungsi Media Dan Sumber Belajar
1. Media Pembelajaran
Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pengetahuan akan semakin abstrak jika
hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal tersebut akan memungkikan
terjadinya verbalisme, yakni siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa
mengetahui dan mengerti makna yang dimiliki kata tersebut. Selain itu,
penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal, akan menurunkan gairah
siswa dalam menangkap pesan pada saat proses pembelajaran. Padahal untuk
memahami sesuatu idealnya memerlukan pengalaman langsung yang melibatkan fisik
maupun psikis siswa
Pada kenyataannya, memberikan pengalaman langsung pada siswa bukanlah sesuatu yang mudah, karena tidak semua pengalaman dapat langsung dipelajari oleh siswa. Misalnya jika ingin menerangkan kondisi di permukaan bulan, maka tidak mungkin pengalaman tersebut didapat langsung oleh siswa. Oleh karenanya di sini media pembelajaran berperan sangat penting dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan TV, film, atau gambar dalam memberikan informasi pada siswa. Dengan media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa menjadi lebih konkret.
Pada kenyataannya, memberikan pengalaman langsung pada siswa bukanlah sesuatu yang mudah, karena tidak semua pengalaman dapat langsung dipelajari oleh siswa. Misalnya jika ingin menerangkan kondisi di permukaan bulan, maka tidak mungkin pengalaman tersebut didapat langsung oleh siswa. Oleh karenanya di sini media pembelajaran berperan sangat penting dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan TV, film, atau gambar dalam memberikan informasi pada siswa. Dengan media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa menjadi lebih konkret.
Secara umum media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
a.
Dapat mengatasi keterbatasan
pengalaman yang dimiliki oleh para siswa. Pengalaman tiap siswa berbeda-beda,
tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti
ketersediaan buku, kesempatan berwisata, dan sebagainya. Hal tersebut bisa
diatasi dengan media pembelajaran. Jika siswa tidak mungkin dibawa ke obyek
langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke siswa.
b.
Dapat melampaui batasan ruang
kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas
oleh para siswa tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena :
1)
obyek terlalu besar;
2)
obyek terlalu kecil;
3)
obyek yang bergerak terlalu
lambat;
4)
obyek yang bergerak terlalu
cepat;
5) obyek yang terlalu kompleks;
6) obyek yang bunyinya terlalu halus;
c.
Memungkinkan adanya interaksi
langsung antara siswa dengan lingkungannya.
d.
Menghasilkan keseragaman
pengamatan
e.
Menanamkan konsep dasar yang
benar, konkrit, dan realistis.
Membangkitkan keinginan dan minat baru.7.Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.8.Memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Membangkitkan keinginan dan minat baru.7.Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.8.Memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
2. Sumber Belajar
Sumber
belajar juga memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembelajaran.Jika media
pembelajaran hanya media untuk menyampaikan pesan, tetapi sumber belajar tidak
hanya memiliki fungsi tersebut. Sumber belajar juga memiliki strategi, metode,
dan tekniknya. Rusman (2008) menyatakan bahwa untuk mengoptimalkan sumber
belajar dalam memecahkan permasalahan pembelajaran terdapat beberapa pertanyaan
yang dapat dijadikan pedoman, yakni: apa masalah pembelajaran yang dihadapi?;
bagaimana sumber belajar dapat membantunya?; bagaimana sumber belajar itu dapat
dimanfaatkan oleh siswa dan guru?; berapa lama dipakai?; apa alat/sarana yang
diperlukan dalam penggunaannya?; bagaimana dapat ditentukan mutunya?; apakah
sumber belajar dapat diganti?; dan bagaimana cara memerolehnya?
Secara umum sumber belajar memiliki fungsi :
1)
Meningkatkan produktivitas
pembelajaran dengan jalan :
a. Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu
secara lebih baik dan,
b.
Mengurangi beban guru dalam
menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan
gairah.
2)
Memberikan kemungkinan
pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan
cara :
cara :
a.
Mengurangi kontrol guru yang
kaku dan tradisional; dan,
b.
Memberikan kesempatan bagi
siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannnya
kemampuannnya
3)
Memberikan dasar yang lebih
ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara :
a.
Perancangan program
pembelajaran yang lebih sistematis; dan
b.
pengembangan bahan pengajaran
yang dilandasi oleh penelitian
4)
Lebih memantapkan pembelajaran,
dengan jalan :
a.
Meningkatkan kemampuan sumber
belajar;
b.
Penyajian informasi dan bahan
secara lebih kongkrit.
5)
Memungkinkan belajar secara
seketika, yaitu :
a.
Mengurangi kesenjangan antara
pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya
kongkrit;
b.
Memberikan pengetahuan yang
sifatnya langsung.
6)
Memungkinkan penyajian
pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan
informasi yang mampu menembus batas geografis.
informasi yang mampu menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi
di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar
untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.
H. Klasifikasi Media Dan
Sumber Belajar
Baik
media maupun sumber belajar secara garis besarnya, terdiri dari dua jenis,
yakni :
1.
Yang dirancang (by design),
yakni media dan sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan
sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang
terarah dan bersifat formal.
2.
Yang dimanfaatkan (by
utilization), yaitu media dan sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan
pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran
I. Jenis Media Dan Sumber
Belajar
1. Media Pembelajaran
Terdapat
beragam pembagian jenis media pembelajaran yang dikemukakan para ahli, namun pada
dasarnya pembagian jenis media tersebut memiliki persamaan. Secara garis besar
media pembelajaran terbagi atas :
a.
Media audio, yakni media yang
hanya dapat didengar saja atau yang memiliki unsur suara, seperti radio dan
rekaman suara.
b.
Media visual, yakni media yang
hanya dapat dilihat saja dan tidak mengandung unsur suara, seperti gambar,
lukisan, foto, dan sebagainya.
c.
Media audiovisual, yakni media
yang mengandung unsur suara dan juga memiliki unsur gambar yang dapat dilihat,
seperti rekaman video, film dan sebagainya.
2. Sumber Belajar
AECT
membedakan enam jenis sumber belajar, yaitu :
a.
Pesan (message), yakni sumber
belajar yang meliputi pesan formal dan nonformal. Pesan formal yaitu pesan yang
dikeluarkan oleh lembaga resmi atau pesan yang disampaikan guru dalam situasi
pembelajaran, yang disampaikan baik secara lisan maupun berbentuk dokumen,
seperti peraturan pemerintah, kurikulum, silabus, bahan pelajaran, dan
sebagainya. Pesan nonformal yakni pesan yang ada di lingkungan masyarakat luas
yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran, seperti cerita rakyat,
dongeng, hikayat, dan sebagainya.
b. Orang (People), yakni orang yang menyimpan informasi. Pada dasarnya
setiap orang bisa berperan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat
dibagi dua kelompok, yakni (a) orang yang didesain khusus sebagai sumber
belajar utama yang dididik secara profesional, seperti guru, instruktur,
konselor, widyaiswara, dan lain-lain; dan (b) orang yang memiliki profesi
selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan, seperti dokter, atlet,
pengacara, arsitek, dan sebagainya.
c.
Bahan (Materials), yakni suatu
format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket,
alat peraga, transparansi, film,
slides, dan sebagainya.
slides, dan sebagainya.
d.
Alat (Device), yakni
benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut dengan perangkat keras,
yang berfungsi untuk menyajikan bahan pembelajaran, seperti komputer, radio,
televisi, VCD/DVD, dan sebagainya.
e.
Teknik (Technic), yakni cara
atau prosedur yang diguakan orang dalam memberikan pembelajaran guna tercapai
tujuan pembelajaran, seperti ceramah, diskusi, seminar, simulasi, permainan,
dan sejenisnya.
f.
Latar (Setting), yakni
lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun yang berada di luar sekolah,
baik yang sengaja dirancang ataupun yang tidak secara khusus disiapkan untuk
pembelajaran, seperti ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun,
pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.
J. Kreteria Pemilihan Media
Dan Sumber Belajar
Kriteria
yang paling utama dalam pemilihan media adalah bahwa media adalah harus dengan
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Misalnya bila tujuan
atau kompetensi siswa bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang
tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat
memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan
pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video
bisa digunakan. Selain pertimbangan tersebut Sanjaya (2008) mengungkapkan
sejumlah pertimbangan lain yang dapat kita gunakan dalam memilih media
pembelajaran yang tepat, yakni dengan menggunakan kata ACTION (Access, Cost,
Technology, Interactivity, Organization, Novelty).
1)
Access,artinya bahwa kemudahan
akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media. Apakah media yang
diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan?.
Akses juga menyangkut aspek kebijakan, apakah media tersebut diijinkan untuk digunakan?
Akses juga menyangkut aspek kebijakan, apakah media tersebut diijinkan untuk digunakan?
2)
Cost, hal ini menyangkut
pertimbangan biaya. Biaya yang dikeluarkan
untuk penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.
untuk penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.
3)
Technology, dalam pemilihan
media perlu juga dipertimbangkan
ketersediaan teknologiya dan kemudahan dalam penggunaannnya.
ketersediaan teknologiya dan kemudahan dalam penggunaannnya.
4)
Interactivity, media yang baik
adalah media yang mampu menghadirkan
komunikasi dua arah atau interaktifitas.
komunikasi dua arah atau interaktifitas.
5)
Organization, menyangkut
pertimbangan dukungan organisasi atau
lembaga dan bagaimana pengorganisasiannya.
lembaga dan bagaimana pengorganisasiannya.
6)
Novelty, menyangkut
pertimbangan aspek kebaruan dari media yang
dipilih. Media yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.
dipilih. Media yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.
Kriteria
diatas mungkin juga berlaku untuk mempertimbangkan pemilihan sumber belajar.
Sudrajat (2008) lebih lanjut mengemukakan lima kriteria dalam pemilihan sumber
belajar, yaitu :
1)
Ekonomis, sumber belajar yang
digunakan tidak harus terpatok pada
harga yang mahal.
harga yang mahal.
2)
Praktis, sumber belajar yang
dipilih tidak memerlukan pengelolaan yang
rumit, sulit dan langka.
rumit, sulit dan langka.
3)
Mudah, sumber belajar harus
dekat dan tersedia di sekitar lingkungan
kita.
kita.
4)
Fleksibel, artinya sumber
belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai
tujuan instruksional
tujuan instruksional
5)
Sesuai dengan tujuan, sumber
belajar harus dapat mendukung proses dan
pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat
belajar siswa.
pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat
belajar siswa.
REFERENSI :
Hadeli, Drs. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Padang:
QUANTUM TEACHING.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Jakarta: BUMI AKSARA.
Jeperis. 2013. Jenis-jenis Penelitian Pendidikan. Tersedia
pada(http://jeperis.wordpress.com/2013/04/23/jenis-jenis-penelitian). Diakses pada 18 September 2013.
Kamboja, Amir. 2012. Jenis
Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisisnya. Tersedia pada(http://METODE/Jenis Penelitian Menurut Metodenya _
amierkamboja88.html).Diakses pada 18 September 2013.
Malik, Halim. 2011. Penelitian kualitatif. Tersedia
pada(http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/11/penelitian-kualitatif/). Diakses pada 20 September 2013.
Margono, Drs. S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:
PT RINEKA CIPTA.
Prasetyo, B & L. M. Jannah. 2005. Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Samad, Bambang Sudibyo. 2012. Memahami jenis penelitian
berdasarkan fungsinya.Tersedia pada (http://educationesia.blogspot.com/2012/05/memahami-jenis-jenis-penelitian.html). Diakses pada 20 September 2013.
Sugiyono, Prof. Dr. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Sukmadinata, Prof. Dr. 2009. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Uny. 2012. Jenis-jenis Penelitian Pendidikan. Tersedia pada(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/makalah%20PENELITIAN%20PENDIDIKAN1.pdf). Diakses pada 18 September 2013.
Zuriah,Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hadi, Sutrisno, 1978. Metode Research I.
Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian
untuk Bisnis (Buku1) (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan,
Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi
Hadjar,
I. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. PT
RadjaGrafindo,
Jakarta
Karlingger,
Fred N. 2006. Asas-Asas Penelitian Bevavioral. Yogyakarta : UGM
Stoner,
James AF. 1982 Principal of Managemen II Edition. Publisher, Prentice-Hall
Sukardi,
2009. Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya Jakarta : Bumi
Aksara
Nazir,
M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prastowo,
A. 2012, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sumber Lain :
http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/kajian-pustaka.html
http://arulteam.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-kajian-pustaka.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar