Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai
kegiatannya dengan melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui
aktivitas yang melibatkan individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan
untuk mencapai tujuan organisasi. Yang sering dilakukan adalah adanya kesadaran
individu sebagai makhluk juga mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi.
Tujuan pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi, bisa juga tidak
selaras. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan
individu tidak tercapai. Untuk itu diperlukan suatu pengendali kerja sehingga tujuan
individu bisa selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai
hal tersebut adalah adanya sistem pengendalian manajemen yang baik.
Pengendalian
manajemen merupakan sebuah keharusan dalam suatu organisasi yang mempraktikkan
desentralisasi. Salah satu pandangan berargumentasi bahwa sistem pengendalian
manajemen harus sesuai dengna strategi perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa
strategi pertama kali dikembangkan melalui sistem formal dan rasional dan
strategi itu kemudian menentukan desain sistem manajemn perusahaan.
A.
Latar
Belakang
Suatu
organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan
melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang
melibatkan individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai
tujuan organisasi. Yang sering dilakukan adalah adanya kesadaran individu
sebagai makhluk juga mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi. Tujuan
pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi, bisa juga tidak
selaras. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan
individu tidak tercapai. Untuk itu diperlukan suatu pengendali kerja sehingga
tujuan individu bisa selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk
mencapai hal tersebut adalah adanya sistem pengendalian manajemen yang baik.
B.
Sistem
Sistem
adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan
berulang-ulang. Dalam konteks sistem pengendalian manajemen, menurut Suadi
(1995) maka sistem adalah sekelompok komponen yang masing-masing saling
menunjang dan saling berhubungan maupun tidak yang keseluruhannya merupakan
suatu kesatuan.
Menurut Marciariello ada dua bentuk sistem yang berlaku yakni sistem formal dan informal. Sistem formal adalah sistem yang memungkinkan pendelegasian otoritas dimana sistem formal memperjelas struktur, kebijakan dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota organisasi. Pendokumentasian struktur, kebijakan dan prosedur secara formal ini membantu anggota organisasi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sistem struktur, prosedur dan respon yang terpola membantu manajemen dalam merencanakan dan mengelola strategi dalam memenuhi tujuan organisasi dengan tetap memperhatikan fator lingkungan yang ada.Sedangkan sistem informal adalah sistem yang lebih berdimensi hubungan antar pribadi yang tidak ditunjukkan dalam struktur formal.
Menurut Marciariello ada dua bentuk sistem yang berlaku yakni sistem formal dan informal. Sistem formal adalah sistem yang memungkinkan pendelegasian otoritas dimana sistem formal memperjelas struktur, kebijakan dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota organisasi. Pendokumentasian struktur, kebijakan dan prosedur secara formal ini membantu anggota organisasi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sistem struktur, prosedur dan respon yang terpola membantu manajemen dalam merencanakan dan mengelola strategi dalam memenuhi tujuan organisasi dengan tetap memperhatikan fator lingkungan yang ada.Sedangkan sistem informal adalah sistem yang lebih berdimensi hubungan antar pribadi yang tidak ditunjukkan dalam struktur formal.
Dalam kegiatan suatu organisasi, banyak tindakan manajemen yang tidak sistematis. Hal ini disebabkan oleh keadaan yang tidak memungkinkan bagi seorang manajer untuk menggunakan aturan sistem yang telah ditetapkan, sehingga manajer menggunakan pertimbangan pibadinya dalam bertindak. Kegiatan seperti ini biasanya berkaitan dengan interaksi antara manajer yang satu dengan yang lainnya dan manajer dengan bawahannya. Ketepatan sistem itu sendiri akhirnya bergantung pada kemampuan manajer mengatur sesesorang, tidak lagi berdasarkan aturan yang ditentukan sistem tersebut.
C.
Pengendalian
Pengendalian
menurut Hansen &
Mowen adalah proses
penetapan standar dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan
mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara
signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Suatu organisasi juga harus dikendalikan jalannya. Hal ini dilakukan untuk menjamin aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Suatu sistem pengendalian memiliki beberapa elemen yang memungkinkan pengendalian berjalan baik. Elemen-elemen tersebut adalah :
1)
Senseor /
Detektor, yakni
suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi dalam suatu proses.
2)
Assesor, yakni suatu alat
untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukurannya dengan membandingkan kenyataan
dan standar yang telah ditetapkan.
3)
Efektor, yakni alat yang digunakan
untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari assessor.
4)
Jaringan
Komunikasi, yakni
alat yang mengirim informasi antara detektor dan assesor dan antara assesor dan
efektor.
Dengan demikian
pengendalian adalah suatu proses untuk mengarahkan organisasi mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
D.
Manajemen
Salah
satu pengertian manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi seta pengendalian
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Proses pengendalian
manajemen dalam hal ini adalah proses yang menjamin anggota satu unit usaha
melakukan apa yang telah menjadikan strategi perusahaan.
Kegiatan yang dilakukan pada suatu organisasi biasanya meliputi :
1)
Merencanakan
apa yang akan dicapai oleh perusahaan.
2)
Mengkoordinasikan
kegiatan pada masing-masing bagian.
3)
Mengkomunikasikan
informasi yang ada.
4)
Mengevaluasi
informasi.
5)
Memutuskan
apa yang akan dilakukan..
6)
Mempengaruhi
orang dalam organisasi tersebut untuk mengerjakan sesuai dengan yang
digariskan.
Pengendalian
manajemen dalam hal ini tidak berarti bahwa setiap tindakan/kegiatan harus sama
dengan rencana. Pada prosesnya bisa saja berubah karena perbedaan waktu antara
rencana dan kegiatan. Tujuan pengendalian manajemen adalah menjamin bahwa
strategi yang dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi yang akan dituju. Jika
apabila seorang manajer menemukan cara yang lebih baik dalam operasi
sehari-harinya, pengendalian manajemen seharusnya tidak melarang manajer
tersebut melakukan dengan cara yang menurut dia benar.
E.
Batasan
Pengendalian Manajemen
Pengendalian
manajemen merupakan beberapa bentuk kegiatan perencanaan dan pengendalian
kegiatan yang terjadi pada suatu organisasi. Pengendalian manajemen merupakan
kegiatan yang berada tepat di tengah dua kegiatan lainnya. Dua kegiatan yang
dimaksud adalah perumusan strategik yang dilakukan manajemen puncak dan
pengendalian tugas yang dilakukan manajemen paling bawah.
Beberapa karakteristik dari masing-masing aktivitas ini adalah :
1)
Perumusan
strategik merupakan kegiatan yang paling sedikit sistematik tetapi pengendalian
tugas merupakan yang paling sistematik. Pengendalian manajemen dalam hal ini
berada ditengah-tengahnya.
2)
Perumusan
strategi difokuskan untuk jangka panjang, sedangkan pengendalian tugas
difokuskan untuk operasi jangka pendek dan pengendalian manajemen dalam hal ini
berada ditengah-tengahnya.
3)
Perumusan
strategi lebih difokuskan pada proses perencanaan sedang pengendalian tugas
lebih difokuskan pada proses pengendalian. Baik itu proses perencanaan maupun
pengendalian sama pentingnya dengan pengendalian manajemen.
F.
Pengendalian
Manajemen
Pengendalian
manajemen adalah proses dimana manajer mempengaruhi anggotanya untuk
melaksanakan strategi organisasi. Dari hal ini dapat diambil beberapa hal
berikut :
1)
Sifat
Keputusan.
Keputusan
pengendalian manajemen dibuat dalam kerangka kerja sesuai dengan strategi
organisasi. Tanpa pedoman yang jelas akan sulit menjalankan pengendalian
manajemen yang benar. Manajer dalam hal ini mempunyai pertimbangan yang bisa
saja lain dari yang telah ditetapkan asalkan baik untuk peningkatan prestasi
unit bisnisnya.
2)
Sistematis
dan Ritmis.
Dalam proses
pengendalian manajemen, keputusan yang dibuat berdasarkan prosedur dan jadwal
yang dilakukan berulang-ulang tahun demi tahun.
3)
Pertimbangan
Perilaku.
Proses
pengendalian manajemen melibatkan interaksi antara individu dan interaksi
tersebut tidak sistematis. Seorang manajer mempunyai tujuannya sendiri-sendiri.
Yang harus dilakukan adalah menyelaraskan tujuan tersebut sesuai tujuan
perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebut keselarasan tujuan yang berarti
tujuan pribadi anggota organisasi seharusnya konsisten dengan tujuan
organisasi.
4)
Alat
Untuk Mengimplementasikan Startegi.
Sistem
pengendalian manajemen adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai
dengan strategi yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian manajemen memfokuskan
pada pelaksanaan strategi. Pengendalian manajemen hanya salah satu cara bagi
manajer untuk menerapkan strategi yang diinginkan. Strategi yang dapat
diterapkan selain pengendalian manajemen adalah melalui pendekatan struktur
organisasi, manajemen sumber daya dan budaya.
5)
Proses
Pengendalian manajemen.
Pengendalian
manajemen melibatkan hubungan antara atasan-bawahan. Pengendalian dilakukan
melalui tingkat atas hingga ke bawah. Proses ini meliputi aktivitas komunikasi,
motivasi dan evaluasi.
6)
Metodologi
Pengendalian Manajemen.
Penerapan proses
pengendalian manajemen yang telah diuraikan diatas memerlukan tiga bentuk
aktivitas yaitu menentukan tujuan, pengukuran prestasi dan evaluasi prestasi.
Menurut David Outleyproses
pengendalian manajemen dirancang untuk menjamin bahwa tugas rutin dijalankan
oleh seluruh anggota organisasi yang secara bersama-sama membantu tercapainya
tujuan organisasi secara keseluruhan.
7)
Perumusan
Strategi.
Perumusan
strategi adalah proses memutuskan atas tujuan organisasi dan langkah-langkah
yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi yang diambil oleh
perusahaan tidak tertutup kemungkinan untuk diuji kembali atau dilakukan
perubahan dimana perlu. Kebutuhan untuk mengubah strategi biasanya disebabkan
oleh ancaman atau untuk memperoleh keuntungan yang lebih baik.
G.
Sistem
Pengendalian Manajemen
Marciarello & Kirby mendefinisikan
Sistem Pengendalian Manajemen sebagai perangkat struktur komunikasi yang saling
berhubungan yang memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer
mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi
secara terus menerus. Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai
bagian dari pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada
dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan
mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi
tertentu. Masing-masing perusahaan memiliki kompleksitas berbeda dalam
pengendalian manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin kompleks.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.
H.
Hakekat
Pengendalian Manajemen
Organisasi
terdiri dari manajer dan karyawan harus dimotivasi dan dituntun agar melakukan
apa yang diinginkan pimpinannya dan harus dikoreksi jika menyimpang dari arah
pencapaian tujuan organisasi. Dasar dari semua proses pengendalian adalah
pemikiran untuk mengarahkan suatu variabel, atau sekumpulan variabel, guna
mencapai tujuan tertentu. Variabel dapat berupa manusia, mesin, organisasi
1.
Lingkungan
Pengendalian Manajemen
Pengendalian
manajemen merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Berikut ini diuraikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pengendalian
manajemen yang meliputi perilaku organisasi dan pusat-pusat pertanggungjawaban.
a.
Perilaku
Organisasi.
Proses
pengendalian manajemen mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Beberapa
karakteristik organisasi yang mempengaruhi proses tersebut, terutama berkaitan
dengan perilaku anggota dalam suatu organisasi. Suatu organisasi mempunyai
tujuan dan fungsi pengendalian manajemen adalah mendorong anggota organisasi
mencapai tujuan. Disinilah perlunya faktor keselarasan tujuan masing-masing
anggota organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Struktur organisasi
mempengaruhi bentuk sistem pengendalian manajemen yang akan diterapkan.
Perilaku organisasi juga berkaitan dengan motivasi, kemampuan individu itu
sendiri dan pemahaman tentang perilaku yang diperlukan dalam mencapai
prestasi yang tinggi.
b.
Pusat
Pertanggung Jawaban.
Suatu organisasi
dibagi menjadi beberapa pusat pertanggungjawaban. Adanya pusat
pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan manajemen
puncak. Secara garis besar, pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat yaitu
:
c.
Pusat Biaya
Pusat biaya
dalah pusat pertanggungjawaban dimana biaya diukur dalam unit moneter
namun outputnya tidak diukur dalam unit moneter.
d.
Pusat
Pendapatan.
Pusat pendapatan
merupakan pusat pertanggungjawaban dimana output-nya diukur dalam unit
moneter tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya.
e.
Pusat Laba.
Apabila suatu
pestasi keuangan pusat pertanggungjawaban diukur dengan dasar laba, maka pusat
pertanggungjawaban tersebut disebut pusat laba.
f.
Pusat Investasi
Pusat investasi
adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur atas dasar
perbandingan antara laba dengan investasi yang digunakan.
2.
Proses
Pengendalian Manajemen
Suatu
poses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antarmanajer dan manajer
dengan bawahannya. Proses pengendalian manajemen meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut yaitu :
a.
Perencanaan
Strategi.
Perncanaan
strategi adalah proses memutuskan program-program utama yang akan dilakukan
suatu organisasi dalam rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber
daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa
tahun yang akan datang.
b.
Penyusunan
Anggaran.
Penyusunan
anggaran adalah proses pengoperasian rencana dalam bentuk pengkuantifikasian,
biasanya dalam unit moneter untuk kurun waktu tertentu.
c.
Pelaksanaan.
Selama tahun
anggaran, manajer melakukan program atau bagian dari program yang menjadi
tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya menunjukkan dapat menyediakan
informasi tentang anggaran dan realisasinya baik itu informasi untuk mengukur
kinerja keuangan maupun nonkeuangan, informasi internal maupun eksternal.
d.
Evaluasi
Kinerja.
Pestasi kerja bisa
dilihat dari efisien atau efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban
menjalankan tugasnya. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi
anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.
Pengendalian
Tugas
Pengendalian
tugas adalah proses yang menjamin bahwa tugas yang telah ditentukan
dikerjakan secara efektif dan efisien. Penendalian tugas cenderung ke kegiatan
operasional. Aturan-aturan harus dibuat secara berurutan tetapi tidak semua
tugas harus dijelaskan secara berurutan. Perbedaan antara pengendalian tugas
dengan pengendalian manajemen adalah pengendalian tugas lebih merupakan sesuatu
yang scientific, sedangkan pengendalian manajemen tidak demikian karena manusia
merupakan faktor penting dalam proses pengedalian manajemen dan manusia tidak
bisa hanya diungkapkan atas dasar suatu persamaan.
Dalam pengendalian manajemen, manajer berinteraksi dengan manajer lainnya, sedangkan dalam pengendalian tugas interaksi karyawan dengan orang lain relatif kecil. Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya sama untuk seluruh organisasi. Sebaliknya masing-masing tugas akan berbeda satu organisasi dengan organisasi lain. Dalam pengendalian manajemen fokusnya adalah pada satu unit organisasi, sementara dalam pengendalian tugas adalah salah satu tugas daru suatu unit organisasi. Pengendalian manajemen berhubungan dengan seluruh kegiatan perusahaan dan manajer harus memutuskan apa yang harus dilakukan, sedangkan pengendalian tugas berhubungan dengan satu tugas tertentu dan hanya sedikit diperlukan pertimbangan atas apa yang dilakukan.
4.
Hubungan
Pengendalian Manajemen Dengan Perencanaan Dan Pengendalian
Sebagian
orang dalam organisasi melakukan perencanaan dan sebagian lagi dalam bidang
pengendalian. Kedua hal ini saling terkait. Kebanyakan manajer melakukan
pengendalian namun sifat dari pengendalian itu sendiri berbeda dalam
penerapannya untuk penetapan strategi, pengendalian manajemen dan
pengendalian tugas. Karena itu, perencanaan dan pengendalian tidak merupakan
kegiatan terpisah tapi saling terkait satu sama lainnya.
5.
Hubungan
Pengendalian Manajemen Dengan Internal Auditing
Pengendalian
manajemen adalah aktivitas yang dilakukan oleh manajer, selain itu internal
auditing adalah kegiatan staf yang dimaksudkan untuk menjamin keakuratan
informasi sesuai dengan aturan kesalahan yang minimum terhadap pelaporan asset
dan menjamin pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien.
I.
Teori
Kontijensi Organisasi
Salah
satu cara yang paling sering diguanakan dalam pengendalian kegiatan organisasi
adalah dengan merestrukturisasi kegiatan organisasi tersebut dengan memeberi
otoritas dan pertanggungjawaban untuk berbagai tugas bagi manajer yang ada dan
kelompok pegawai. Tetapi biasanya muncul kesulitan yaitu perhatian manajer
hanya terfokus pada bagiannya saja dan berakibat pada pengabaian terhadap
tugas-tugas yang memerlukan koordinasi dengan bagian lain.
Manajer pusat pertanggungjawaban bisa diberi target yang jelas tentang rentang tugasnya dan bertanggungjawab atas segala aspek pertanggungjawabannya. Dengan demikian, aspek utama dari struktur organisasi formal adalah segmentasi kegiatan ke bagian-bagian yang bisa ditangani oleh manajer perorangan. Proses pelengkap berupa integrasi diperlukan untuk mengkoordinasikan kegiatan sub-unit yang berbeda dan dalam hal ini, sistem akuntansi manajemen memerankan peran penting dalam proses tersebut.
Pendekatan dalam memandang desain struktur formal organisasi telah diformalisasikan dengan pendekatan teori kontijensi. Teori kontijensi diperlukan dalam merancang sistem pengendalian. Hal ini disebakan karena struktur itu sendiri karena merupakan mekanisme awal dari akuntansi manajemen.
J.
Teori
Kontijensi Akuntansi Manajemen
Teori
kontijensi akuntansi manajemen ini menunjukkan suatu upaya dalam penentuan
sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat keadaan yang ada
pada suatu organisasi. Beberapa variable yang perlu dipertimbangkan adalah :
1)
Lingkunagn
Satu hal yang
mendasa dai sistem pengendalian manajemen ini adalah adanya pengaruh dari
lingkungan dimana organisasi tersebut beroperasi.
2)
Teknologi.
Sifat dari
proses produksi suatu produk atau jasa biasanya ditentukan juga oleh biaya
dalam penggunaan teknologi tersebut.
3)
Ukuran
Organisasi.
Ukuran
organisasi merupakan faktor yang mempengaruhi baik struktur maupun kesatuan
pengendalian dalam organisasi.
4) Strategi.
Strategi yang dimiliki
oleh organisasi mempunyai pengaruh yang besar terhadapsistem akuntansi
manajemen dan sistem pengendalian manajemennya.
K.
Ukuran
dan Penghargaan Kinerja
Dalam
membentuk ukuran kinerja, maka beberapa indikator kinerja yang perlu
diperhatikan adalah :
1)
Tujuan
organisasional adalah kompleks dan tidak bisa dikurangi dengan mudah menjadi
satu-satunya ukuran yang terintegrasi bagi kinerja keseluruhan, walaupun
tingkat keuntungan sering digunakan sebagai salah satu tujuan organisasi.
2)
Jika
ukuran kinerja bertingkat digunakan, beberapa hal tentang kebutuhan kepentingan
harus dikomunikasikan.
3)
Beberapa
tugas perlu kerjasama antar manajer, misalnya sistem harga transfer.
4)
Beberapa
aspek kinerja tidak bisa diukur secara kuantitatif, walaupun kecenderungan yang
ada adalah ukuran kuantitatif lebih banyak dipakai daipada ukuran kualitatif.
5)
Esensi
kerja manajerial seperti hasil yang diinginkan sering tidak bisa ditentukan
terlebih dahulu, pernyataan tentang kinerja sering merupakan pernyataan
subjektif.
6)
Kinerja
manajerial harus dibedakan dari kinerja ekonomi unit dimana manajer harus
bertanggungjawab namun perbedaan antara apa yang bisa dikendalikan dan yang
tidak bisa dikendalikan dan tidak bisa dilihat dengan jelas.
7)
Manajemen
berada dalam lingkungan yang tidak pasti dan kompleks sehingga penghargaan
prestasi yang diberikan mungkin tidak mencakup swluruh aspek kerja anggota
organisasi.
L.
Penggunaan
Informasi Dalam Penghargaan Kinerja
Pengaruh
yang paling tampak dalam penggunaan informasi akuntansi dalam prilaku manajerial
terjadi pada saat penggunaan evaluasi kinerja. Jika manajer meyakini bahwa
kinerjanya kan dievaluasi berdasarkan informasi akuntansi, maka ia akan
berusaha untuk mempengaruhi informasi tersebut sehingga kelihatan menguntungkan
manajer tersebut. Perilaku ini akan mengganggu kegiatan organisasi secara
keseluruhan.
Penggunaan informasi akuntansi yang tidak tepat dalam pengukuran kinerja seringkali menghasilkan perilaku tidak baik. Kesulitan dalam penentuan dan penghargaan perilaku manajerial yang layak mengakibatkan perlu adanya monitoring dan penghargaan atas kerja. Ukuran yang paling sering digunakan dalam pengukuan kinerja melibatkan ukuran-ukuran akuntansi dan menggunakan anggaran sebagaistandar terhadap kinerja yang dihasilkan. Kinerja anggaran bisa dimanipulasi untuk memberi kesan kinerja yang memuaskan walaupun target yang ditetapkan tidak tercapai. Biasanya perusahaan sulit mengendalikan karena anggaran yang ditetapkan biasanya fleksibel.
Penggunaan informasi akuntansi yang tidak tepat dalam pengukuran kinerja seringkali menghasilkan perilaku tidak baik. Kesulitan dalam penentuan dan penghargaan perilaku manajerial yang layak mengakibatkan perlu adanya monitoring dan penghargaan atas kerja. Ukuran yang paling sering digunakan dalam pengukuan kinerja melibatkan ukuran-ukuran akuntansi dan menggunakan anggaran sebagaistandar terhadap kinerja yang dihasilkan. Kinerja anggaran bisa dimanipulasi untuk memberi kesan kinerja yang memuaskan walaupun target yang ditetapkan tidak tercapai. Biasanya perusahaan sulit mengendalikan karena anggaran yang ditetapkan biasanya fleksibel.
M.
Gaya
Penggunaan Informasi Akuntansi
Dalam
hal anggaran ada perbedaan antara anggaran yang statis dan fleksibel. Anggaran
statis melibatkan manajer senior yang mengawasi bawahannya secara ketat dalam
memenuhi anggaran biayanya. Sedangkan anggaran fleksibel masih mempertimbangkan
kelayakan pencapaian anggaran, namun manaje senior hendaknya diberi penjelasan
masuk akal atas kelebihan pengeluaran. Jika informasi akuntansi tidak merupakan
informasi yang sempurna akan kinerja sesungguhnya anggota organisasi, maka
penggunaan gaya statis tidak layak dan membawa ke tingkat stress yang tinggi,
konsekuensinya bisa timbul perilaku negatif seperti manipulasi data akuntansi.
Anggaran fleksibel jika dikaitkan dengan hal diatas tampaknya lebih layak
digunakan.
Studi yang dilakukan oleh Briers dan Hirst dalam mengamati situasi dimana penganggaran dan informasi ditunjukkan sebagai dasar evaluasi yang lebih layak. Ditemukan bahwa gaya evaluasi statis tidak membawa ke konsekuensi yang baik. Namun, manipulasi penganggaran yang dilakukan dihubungkan dengan kinerja unit-unit yang dikelola, dimana unit yang berkinerja jelek menunjukkan bias anggaran paling besar. Hasil temuan ini, dengan konteks yang lebih luas dimana standar akuntansi kinerja akan berisikan uraian yang sedikit lebih lengkap tentang kinerja pekerjaan akan berisikan uraian yang sedikit lebih lengkap tentang kinerja pekerjaan Dalam kondisis ketidakpastian yang tinggi.
Studi selanjutnya menyarankan bahwa manajer hendaknya dievaluasi dengan memperhatikan juga pendekatan subyektif jika unit tersebut menghadapi tingkat ketidakpastian yang tinggi. Temuan di atas relevan dengan pengaruh pengendalian akuntansi. Yakni ia merupakan cara dimana informasi akuntansi digunakan manajer puncak dan penghargaan yang dibuat kontijensi dengan pencapaian anggaran adalah kritis dalam penentuan pengaruh sistem informasi akuntansi. Kedua, pengaruh penempatan kepercayaanyang tinggi atas ukuran akuntansi terhadap kinerja kontijensi dengan keadaan karena tingkat pengetahuan yang kita punyai tentang perilaku manajerial mengkontribusikan ke arah kinerja yang sukses.
Bila menghadapi ketidakpastian eksternal dan internal, maka yang diperlukan adalah sistem penghargaan dimana diperlukan dukungan inovasi dan menghindari kegagalan jika manajer kemudian bisa mencapai kesuksesan daripada menghindari kegagalan.
N.
Penutup
Pengendalian
manajemen adalah proses dimana manajer mempengaruhi anggotanya untuk
melaksanakan strategi organisasi. Sistem Pengendalian Manajemen merupakan
perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang memudahkan
pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer mengkoordinasikan
bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi secara terus menerus.
Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan
perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi
tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan perusahaan /
organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi tertentu.
Masing-masing perusahaan memiliki kompleksitas berbeda dalam pengendalian
manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin kompleks.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.
REFERENSI :
1.
Robert
N. Anthony & Vijay Govindarajan , Management Control System, 12th
Edition, McGraw-Hill, Boston, 2007.
2.
Abdul
Halim, Achmad Tjahjono, Muh. Fakhri Husein, Sistem Pengendalian Manajemen,
UPP AMP YPKN Yogyakarta, Cetakan Kedua 2003
3.
Sofyan
Syafri H., Sistem Pengawasan
Manajemen, Penerbit Quantum, Jakarta, 2001.
4.
Arief
Suadi, Sistem Pengendalian Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1999.
5.
Agus
Maulana, Sistem Pengendalian Manajemen, Penerbit ERLANGGA, Jakarta, 1997
SUMBER LAIN :
http://mulia29fulgensius.blogspot.co.id/2014/05/hakikat-sistem-pengendalian-manajemen.html
http://d2bnuhatama.blogspot.co.id/2012/09/hakikat-sistem-pengendalian-manajemen.html
http://riskymahira.blogspot.co.id/2013/04/hakikat-sistem-pengendalian-manajemen.html
http://spm99.blogspot.com/2009/11/hakekat-sistem-pengendalian-manajemen.html
http://lintongnababan.wordpress.com/2008/08/28/sistem-pengendalian-manajemen/
http://lintongnababan.wordpress.com/2008/08/28/sistem-pengendalian-manajemen/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar