Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai
kegiatannya dengan melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui
aktivitas yang melibatkan individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan
untuk mencapai tujuan organisasi. Yang sering dilakukan adalah adanya kesadaran
individu sebagai makhluk juga mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi.
Tujuan pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi, bisa juga tidak
selaras. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan
individu tidak tercapai. Untuk itu diperlukan suatu pengendali kerja sehingga
tujuan individu bisa selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk
mencapai hal tersebut adalah adanya sistem pengendalian manajemen yang baik.
Sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya
dan biasanya dilakukan berulang-ulang. Dalam konteks sistem pengendalian
manajemen, menurut Suadi (1995) maka sistem adalah sekelompok komponen yang
masing-masing saling menunjang dan saling berhubungan maupun tidak yang
keseluruhannya merupakan suatu kesatuan.
Menurut Marciariello ada dua bentuk sistem yang berlaku yakni sistem formal dan informal. Sistem formal adalah sistem yang memungkinkan pendelegasian otoritas dimana sistem formal memperjelas struktur, kebijakan dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota organisasi. Pendokumentasian struktur, kebijakan dan prosedur secara formal ini membantu anggota organisasi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sistem struktur, prosedur dan respon yang terpola membantu manajemen dalam merencanakan dan mengelola strategi dalam memenuhi tujuan organisasi dengan tetap memperhatikan fator lingkungan yang ada. Sedangkan sistem informal adalah sistem yang lebih berdimensi hubungan antar pribadi yang tidak ditunjukkan dalam struktur formal.
Menurut Marciariello ada dua bentuk sistem yang berlaku yakni sistem formal dan informal. Sistem formal adalah sistem yang memungkinkan pendelegasian otoritas dimana sistem formal memperjelas struktur, kebijakan dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota organisasi. Pendokumentasian struktur, kebijakan dan prosedur secara formal ini membantu anggota organisasi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sistem struktur, prosedur dan respon yang terpola membantu manajemen dalam merencanakan dan mengelola strategi dalam memenuhi tujuan organisasi dengan tetap memperhatikan fator lingkungan yang ada. Sedangkan sistem informal adalah sistem yang lebih berdimensi hubungan antar pribadi yang tidak ditunjukkan dalam struktur formal.
Dalam kegiatan suatu organisasi, banyak tindakan manajemen yang tidak sistematis. Hal ini disebabkan oleh keadaan yang tidak memungkinkan bagi seorang manajer untuk menggunakan aturan sistem yang telah ditetapkan, sehingga manajer menggunakan pertimbangan pibadinya dalam bertindak. Kegiatan seperti ini biasanya berkaitan dengan interaksi antara manajer yang satu dengan yang lainnya dan manajer dengan bawahannya. Ketepatan sistem itu sendiri akhirnya bergantung pada kemampuan manajer mengatur sesesorang, tidak lagi berdasarkan aturan yang ditentukan sistem tersebut.
Pengendalian
manajemen merupakan sebuah keharusan dalam suatu organisasi yang
mempraktikkan desentralisasi. Salah satu pandangan berargumentasi bahwa sistem
pengendalian manajemen harus sesuai dengna strategi perusahaan. Hal ini
menggambarkan bahwa strategi pertama kali dikembangkan melalui sistem formal
dan rasional dan strategi itu kemudian menentukan desain sistem manajemn
perusahaan.
A.
Konsep – Konsep Dasar
1. Pengendalian
Suatu
organisasi harus dikendalikan yaitu harus ada perangkat – perangkap pada
tempatnya untuk memastikan bahwa tujuan strategisnya dapat tercapai. Setiap
sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen :
a.
Pelacak (detector) atau
sensor-sebuah perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam
proses yang sedang dikendalikan.
b.
Penaksir (assessor ) uatu perangkat
yang menentukan signifikansi dari peristiwa aktual dengan membandingkannya
dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi.
c.
Effector-suatu perangkat (yang
sering disebut "feedback") yang mengubah perilaku jika assessor
mengindikasikan kebutuhan yang perlu dipenuhi.
d.
Jaringan komunikasi-perangkat yang
meneruskan informasi antara detector dan assessor dan antara assessor dan
effector.
2.
Manajemen
Organisasi merupakan sekelompok
orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu bersama (dalam
sebuah organisasi bisnis tujuannya adalah mencapai tingkatan profit yang
memuaskan). Organisasi dipimpin oleh hierarki manajer, dengan Cllief Executive
Officer (CEO) pada posisi puncak, dan para manajer unit bisnis, departemen,
bagian (section), dan subunit lainnya yang peringkatnya berada di bawahnya
dalam diagram organisasi. Kompeksitas suatu organisasi menentukan jumlah
lapisan dalam hirarki. CEO memutuskan keseluruhan strategi yang akan
memungkinkan organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya.
3.
Sistem
Sistem
merupakan suatu cara tertentu dan biasanya bersifat (repentitif)
pengulangan untuk melaksanakan suatu atau serangkaian
aktivitas. Sistem ditandai dengan serangkaian langkah-langkah yang
berirama, terkordinasi, dan berulang, yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tertentu.
B. Batas –
Batas Pengendalian manajemen
1. Pengertian
Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut
Suadi, Sistem pengendalian manajemen adalah sebuah sistem yang terdiri
dari beberapa sub sistem yang saling berkaitan, yaitu: pemrograman,
penganggaran, akuntansi, pelaporan, dan pertanggungjawaban untuk membantumanajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan,
agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif
dan efisien. Menurut Anthony dan Reece, sistem pengendalian manajemen
adalah sistem pengendalian manajemen memiliki fungsi pengendalian terhadap
aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi yang diupayakan agar sesuai dengan
strategi badan usaha untuk mencapai tujuannya.
2. Tujuan
Perancangan Sistem Pengendalian Manejemen
a. Diperolehnya keterandalan dan
integritas informasi.
Di era globalisasi ini, sistem
informasi menjadi begitu penting bagi organisasi dalam rangka mensikapi
perubahan yang serba cepat atas perubahan kondisi dan lingkungan yang ada dan
meningkatnya kecanggihan sarana teknologi informasi. Umumnya, sistem informasi
dibagi ke dalam 2 (dua) aspek, yakni :
1)
informasi akuntansi finansial yang
menghasilkan laporan keuangan organisasi dan berbagai laporan lainnya seperti
penggunaan anggaran atau budget.
2)
Sistem informasi kegiatan yang
menghimpun informasi terkait dengan berbagai aspek kegiatan yang menghasilkan
laporan tingkat keberhasilan kinerja. Tujuan dari pengendalian manajemen adalah
untuk mempertahankan keterandalan dan integritas sistem informasi yang penting
dalam pengambilan keputusan
b. Kepatuhan pada kebijakan, rencana,
prosedur, peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Kepatuhan pada kebijakan, rencana,
prosedur, peraturan dan ketentuan yang berlaku dapat dicapai melalui sistem
pengendalian manajemen. Kegagalan ketaatan pada kebijakan dan ketentuan yang
berlaku dapat membahayakan usaha koordinasi yang dirancang dalam suatu sistem
pengendalian.
c. Melindungi aset organisasi
Pada umumnya pengendalian dirancang
dan diimplementasikan untuk melindungi aset organisasi. Contoh pengendalian
tersebut adalah dikuncinya pintu gudang penyimpanan barang, direkrutnya satpam,
digunakannya password komputer, dibangunnya pagar, ditempatkannya aset berharga
pada tempat yang tidak mudah diakses orang yang tidak berhak/berwenang.
d. Pencapaian kegiatan yang ekonomis
dan efisien
Realita bahwa sumber daya bersifat
terbatas mendorong organisasi menerapkan prinsip ekonomis dan efisiensi.
Prinsip yang diterapkan bagi manajemen organisasi adalah memperoleh keluaran
atau hasil yang maksimal dengan pengeluaran tertentu atau mencapai hasil
tertentu dengan biaya yang minimal. Standar operasi seharusnya memberikan
kriteria pengukuran untuk menilai tingkat keekonomisan dan efisiensi. Dalam
dunia bisnis, kriteria penilaian kehematan dan efisiensi tercermin dalam
laporan keuangannya. Namun demikian, bagi organisasi nirlaba, termasuk
organisasi pemerintah, kriteria penilaian dituangkan dalam bentuk indikator
keberhasilan kinerja.
3. Pengendalian Manajemen
Pengendalian
manajemen merupakan sebuah proses di mana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi
organisasi. Beberapa aspek dari proses ini dijelaskan sebagai berikut :
a.
Kegiatan
pengendalian manajemen
Pengendalian manajemen terdiri atas bermacam kegiatan, di antaranya :
§
Merencanakan apa yang seharusnya
dilakukan oleh organisasi.
§
Mengkoordinasikan kegiatan dari
beberapa bagian organisasi.
§
Mengkomunikasikan informasi.
§
Mengevaluasi informasi.
§
Memutuskan tindakan apa yang
seharusnya diambil jika perlu.
§
Mempengaruhi orang-orang untuk
mengubah perilaku mereka.
b.
Keselarasan
Tujuan (Goal Congruence).
Meskipun sistematis, proses pengendalian manajemen tidak bersifat mekanis;
lebih dari itu, proses ini meliputi interaksi antarindividu, di mana tidak
dapat digambarkan dalam cara mekanis. Para manajer memiliki tujuan pribadi
sebagaimana halnya dengan tujuan organisasi. Masalah pengendalian yang terutama
adalah bagaimana mempenga-ruhi mereka dalam bertindak demi pencapaian tujuan
pribadi mereka sedemikian rupa sekaligus dapat membantu pencapaian tujuan
organisasi. Keselarasan tujuan berarti, sejauh hal tersebut dimungkinkan,
tujuan seorang anggota organisasi seharusnya konsisten dengan tujuan organisasi
itu sendiri. Sistem pengendalian manajemen seharusnya dirancang dan
dioperasikan dengan prinsip keselarasan tujuan dalam pikiran setiap pribadi.
c.
Perangkat
Penerapan Strategi.
Sistem pengendalian manajemen mem-bantu para manajer untuk menjalankan
organisasi ke arah tujuan stratejiknya. Sehingga, pengendalian manajemen
terutama memfokuskan pada pelaksanaan strategi. Pengendalian
manajemen merupakan satu-satunya perangkat manajer yang digunakan dalam
mengimplementasikan strategi yang diinginkan.
d.
Tekanan
Finansial dan Nonfinansial.
Sistem pengendalian manajemen meliputi ukuran kinerja jinansial dan
nonfinansial. Oimensi finansial memfokuskan pada moneter "yang
menekankan" pada-net income, return on equity, dan lainnya; tetapi
sebenarnya seluruh subunit organisasi memiliki tujuan nonfinansial-mutu produk,
pangsa pasar, kepuasan pelanggan, pengantaran tepat waktu, dan motivasi kerja
karyawan.
e.
Bantuan
dalam Pengembangan Strategi Baru.
Peranan utama pengendalian manajemen adalah untuk memastikan pelaksanaan
strategi yang telah dipilih. Dalam industri yang tunduk pada perubahan
lingkungan yang cepat, bagaimanapun, manajemen mengendalikan informasi,
terutama yang bersifat nonfinansial, dapat juga menyediakan dasar bagi
pertimbangan strategi baru. Fungsi ini diartikan sebagai pengendalian
interaktif. Pengendalian interaktif mengundang perhatian manajemen untuk
pengembangan-keduanya negatif (misalnya kehilangan pangsa pasar; dan keluhan
pelanggan) dan positif (misalnya pembukaan pasar baru sebagai hasil penghapusan
peraturan pemerintah)-yang menunjukkan perlu adanya inisiatif strategi yang
baru. Pengendalian interaktif merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem
pengendalian manajemen.
4. Empat elemen
Sistem Pengendalian
Suatu
organisasi harus dikendalikan yaitu harus ada perangkat – perangkap pada
tempatnya untuk memastikan bahwa tujuan strategisnya dapat tercapai. Setiap
sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen :
a.
Pelacak (detector) atau
sensor-sebuah perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam
proses yang sedang dikendalikan.
b.
Penaksir (assessor) uatu perangkat
yang menentukan signifikansi dari peristiwa aktual dengan membandingkannya
dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi.
c.
Effector-suatu perangkat (yang
sering disebut "feedback") yang mengubah perilaku jika
assessor mengindikasikan kebutuhan yang perlu dipenuhi.
d.
Jaringan komunikasi-perangkat yang
meneruskan informasi antara detector dan assessor dan antara assessor dan
effector.
5. Perumusan Strategi
Perumusan strategi
merupakan proses memutuskan tujuan organisasi dan strategi untuk mencapai
tujuan-tujuan ini. Tujuan tidak memiliki jangka waktu, tujuan akan tetap
ada hingga tujuan tersebut diubah, dan hal itu jarang terjadi. Bagi beberapa
perusahaan, mencapai tingkat ROI (return on investment) yang memuaskan
merupakan tujuan penting, tetapi bagi perusahaan lainya memperluas pangsa pasar
merupakan hal yang sama pentingnya.
Kebutuhan
untuk memformulasikan strategi biasanya timbul dalam merespons ancaman yang
diterima (misalnya, serangan dari pesaing, pergeseran cita rasa konsumen,
peraturan pemerintah yang baru) atau adanya kesempatan (misalnya, inovasi
teknologi, persepsi yang baru dari perilaku pelanggan, atau pengembangan
aplikasi baru dari produk yang sudah ada). Seorang CEO yang baril, terutama
yang berasal dari luar perusahaan, biasanya merasakan adanya ancaman dan
kesempatan berbeda dari yang dirasakan pendahulunya. Sehingga, perubahan dalam
strategi sering terjadi ketika ada pergantian CEO yang baru.
Perbedaan
antara Formulasi Strategi dari Pengendalian
Manajemen.Perumusan strategi adalah proses pengambilan keputusan
strategi baru sedangkan pengendalian manajemen adalah proses pengimplementasian
strategi tersebut. Perbedaan yang terpenting antara formulasi strategi dan
pengendalian manajemen adalah formulasi strategi pada dasarnya tidak
tersistematis. Ancaman, kesempatan, dan gagasan baru tidak terjadi pada jangka
waktu yang tetap: sehingga keputusan stratejik mungkin dibuat pada saat kapan
pun. Lebih jauh lagi, analisis bagi usulan strategi berbeda dengan sifat
strategi. Analisis strategi meliputi penilaian, dan nilai yang digunakan dalam
proses biasanya estimasi secara kasar. Kebalikannya, proses pengendalian
manajemen meliputi serangkaian langkah yang terjadi dalam urutan yang dapat
diprediksikan menurut banyak sedikitnya waktu yang tersedia, dan dengan
estimasi yang dapat diandalkan.
6. Pengendalian Tugas
Pengendalian
tugas adalah proses untuk memastikan bahwa tugas yang spesifik dilaksanakan
secara efektif dan efisien. Pengendalian tugas merupakan
transaction-oriented-yaitu, melibatkan kinerja tugas individual menurut aturan
yang dibuat dalam proses pengendalian manajemen. Pengendalian tugas selalu
terdiri dari pengawasan agar aturan-aturan ini diikuti; sebuah fungsi yang
dalam beberapa kasus tidak selalu mem-butuhkan kehadiran sentuhan manusia.
Banyak kegiatan pengendalian tugas yang bersifat scientific; sehingga,
keputusan optimal atau tindakan yang tepat perlu diambil untuk membawa kembali
kondisi di luar kendali kepada keadaan yang diinginkan, yang diprediksi-kan
berada dalam batasan yang dapat diterima. Sebagai contoh, aturan jumlah pesanan
yang ekonomis menjelaskan jumlah dan waktu pesanan pembelian. Pengendalian
tugas adalah fokus dari ilmu manajemen dan teknik riset operasi.
Perbedaan
antara Pengendalian Tugas dan Pengendalian Manajemen. Perbedaan paling penting
antara pengendalian tugas dan pengendalian mana-jemen adalah banyak sistem
pengendalian tugas yang bersifat scientific. Secara definisi, pengendalian
manajemen meliputi perilaku para manajer, dan hal ini tidak dapat dinyatokon
melalui persamaan-persamaan. Kesalahan serius yang mungkin dibuat adalah jika
prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh ilmuwan manajemen bagi situasi pengendalian
tugas juga diterapkan pada situasi pengendalian manajemen. Dalam pengendalian
manajemen, para manajer berinteraksi dengan manajer lainnya; dalam pengendalian
tugas, manusia tidak terIibat secara kese-luruhan (sebagaimana dalam beberapa
proses produksi yang terotomatisasi), atau interaksi antara seorang manajer dan
yang bukan manajer.
7. Dampak Internet terhadap
Pengendalian Manajemen
Internet
menyediakan banyak manfaat utama yang tidak didapat dari telepon,
yaitu :
a.
Akses secara mudah dan cepat.
b.
Data dapat dikirimkan dari lokasi A
ke lokasi B hanya dalam hitungan detik.
c.
Komunikasi multi-target
d.
Internet memiliki jagkauan yang
sangat luas, satu situs dapat menjangkau jutaan orang.
e.
Komunikasi berbiaya rendah.
f.
Komunikasi yang digunakan antara
pegawai dan pelanggan dapat dilakukan dengan biaya yang murah dan bisa bebas
pulsa (gratis)
g.
Kemampuan menampilkan citra
tertentu.
h.
Tidak seperti telepon, situs web
membuat konsumen dapat melihat produk yang ditawarkan untk dijual.
i.
Pergeseran kekuatan dan kendali
kepada individu
Menjadi
manfaat yang paling drastis dari situs web adalah pelanggan menjadi “raja”.
Konsumen memegang kendali dan dapat memnggunakan situs web selama 24 jam penuh
pada waktu yang mereka sukai tanpa interupsi atau terlalu dipengaruhi oleh agen
penjualan maupun telemarketers.
Dengan
manfaat-manfaat tersebut internet secara drastis telah mengubah aturan
permainan dalam bisnis ke sektoor individual. Meskipun internet telah dapat
menfasilitasi kordinasi dan pengendalian melaluipemrosesan informasi yang
efisien dan efektif, internet tidak dapat menggantikan proses fundamental yang
melibatkan penegndalian manajemen. Hal ini disebabkan oleh penerapan strategi
melalui penegndalian manajemen secara esensial merupakan sebuah proses sosial
dan perilaku, sehingga tidak dapat di otomatisasikan secara penuh.
8. Keterbatasan
Sistem Pengendalian Manajemen
Beberapa
keterbatasan yang dapat diidentifikasikan antara lain:
a. Kurang matangnya suatu pertimbangan
Efektivitas
pengendalian seringkali dibatasi oleh adanya keterbatasan manusia dalam
pengambilan keputusan. Suatu keputusan diambil oleh manajemen umumnya
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang ada pada saat itu, antara lain
informasi yang tersedia, keterbatasan waktu, dan beberapa variabel lain baik
internal maupun eksternal (lingkungan). Dalam kenyataannya, sering dijumpai
bahwa beberapa keputusan yang diambil secara demikian memberikan hasil yang
kurang efektif dibandingkan dengan apa yang diharapkan. Keterbatasan ini
merupakan keterbatasan alamiah yang dihadapi oleh manajemen.
b. Kegagalan menterjemahkan perintah
Pengendalian
telah didisain dengan sebaik-baiknya, namun kegagalan dapat terjadi yang
disebabkan adanya pegawai (staf) yang salah menterjemahkan perintah dari
pimpinan. Kesalahan dalam menterjemahkan suatu perintah dapat disebabkan dari
ketidaktahuan atau kecerobohan pegawai yang bersangkutan. Terjadinya kegagalan
dapat lebih diperparah apabila kegagalan menterjemahkan perintah dilakukan oleh
seorang pimpinan.
c. Pengabaian manajemen
Suatu
pengendalian manajemen dapat berjalan efektif apabila semua pihak atau unsur
dalam organisasi mulai dari tingkat tertinggi hingga terendah melaksanakan
tugas dan fungsinya sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun
suatu organisasi memiliki pengendalian manajemen yang memadai sekalipun,
pengendalian tersebut tidak akan dapat mencapai tujuannya jika staf atau bahkan
seorang pimpinan mengabaikan pengendalian. Istilah “pengabaian manajemen”
ditujukan pada tindakan manajemen yang mengabaikan pengendalian dengan tujuan
untuk kepentingan pribadi atau untuk meningkatkan penyajian kondisi laporan
kegiatan dan kinerja organisasi yang bersangkutan.
d. Adanya Kolusi
Kolusi
adalah salah satu ancaman dari pengendalian yang efektif. Pemisahan fungsi
telah dilakukan namun jika manusianya melakukan suatu persekongkolan untuk
kepentingan pribadi atau kepentingan tertentu selain organisasi, maka
pengendalian yang sebaik apapun tidak akan dapat mendeteksi atau
mencegah terjadinya suatu tindakan yang merugikan organisasi.
REFERENSI :
1.
Robert
N. Anthony & Vijay Govindarajan , Management Control System, 12th
Edition, McGraw-Hill, Boston, 2007.
2.
Abdul
Halim, Achmad Tjahjono, Muh. Fakhri Husein, Sistem Pengendalian Manajemen,
UPP AMP YPKN Yogyakarta, Cetakan Kedua 2003
3.
Sofyan
Syafri H., Sistem Pengawasan
Manajemen, Penerbit Quantum, Jakarta, 2001.
4.
Arief
Suadi, Sistem Pengendalian Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1999.
5.
Agus
Maulana, Sistem Pengendalian Manajemen, Penerbit ERLANGGA, Jakarta, 1997
SUMBER LAIN :
http://mulia29fulgensius.blogspot.co.id/2014/05/hakikat-sistem-pengendalian-manajemen.html
http://d2bnuhatama.blogspot.co.id/2012/09/hakikat-sistem-pengendalian-manajemen.html
http://riskymahira.blogspot.co.id/2013/04/hakikat-sistem-pengendalian-manajemen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar