Harga
Transfer
Untuk
organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai
masukan bagi unit lain. Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu
mekanisme transfer pricing. Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga
jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat
pendapatan unit penjual (selling division) dan unit divisi
pembeli (buying divison). Pada penjelasan ini pengertian harga
transfer dibatasi pada nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau
jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari kedua pihak yang
terlibat adalah pusat laba.
Harga
transfer yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain:
1)
Memberi informasi yang relevan
kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum
antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2)
Menghasilkan keputusan yang selaras
dengan cita-cita (meningkatkan laba unit usaha namun juga dapat meningkatkan
laba perusahaan).
3)
Membantu pengukuran kinerja ekonomi
dari unit usaha individual.
4)
istem tersebut harus mudah
dimengerti dan dikelola.
Harga
transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya,
karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga
transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi
akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan
merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat
penting.
Definisi Harga Transfer :
Arti Sempit
: adalah harga perpindahan barang atau jasa antara dua pusat laba atau lebih.
Arti Luas : adalah
harga perpindahan barang atau jasa yang dipertukarkan antar unit-unit atau
antar pusat pertanggungnjawaban dalam suatu organisasi.
A.
Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan yang organisasinya telah dibagi-bagi
menjadi pusat-pusat laba, transfer barang atau jasa antar pusat laba tersebut
menimbulkan masalah penentuan harga transfer, karena masing-masing pusat
laba diukur kinerjanya berdasarkan laba, sehingga setiap transfer barang atau
jasa antar pusat laba akan berdampak terhadap laba masing - masing pihak yang
terkait.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan-perusahaan kecil biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian pemasaran.Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk.Bahkan disni manajemen punjak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta serta pemberian persetujuan atas ususlan harga dari manajemen dibawahnya.
Masalah penentuan Harga Transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat – pusat laba, dan antara pusat laba yang dibentuk terjadi transfer barang atau jasa. Latar belakang timbulnya masalah harga transfer dapat dihubungkan dengan proses diferensiasi bisnis dan perluna integrasi dalam organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.
B.
Pengertian Harga Transfer
Harga transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu
transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari
dua pihak yang bertransaksi merupakan pusat laba.
Untuk organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai masukan bagi unit lain. Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing. Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division)dan unit divisi pembeli (buying divison). Pada penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.
Harga transfer dalam arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawaban.
Untuk organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai masukan bagi unit lain. Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing. Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division)dan unit divisi pembeli (buying divison). Pada penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.
Harga transfer dalam arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawaban.
Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba. Untuk pembahasan lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk kepentingan penilaian kemampuan laba divisi.
Di dalam suatu perusahaan terdapat :
1) Divisi yang menjual produk (barang/jasa) = penjual.
2) Divisi yang membeli produk (barang/jasa) = pembeli.
Oleh karena itu dalam divisi-divisi tersebut perlu dibuat
2 (dua) macam - macam keputusan, yaitu :
1) Keputusan pemilihan sumber, adalah menetapkan membeli dari
luar perusahaan atau eksternal (pemasok) atau membeli dari dalam perusahaan
atau internal (divisi penjual).
2) Keputusan penetapan (penentuan) besarnya harga transfer
Akuntansi keuangan menghendaki agar setiap transaksi
dilakukan dengan pihak luar yang independen sehingga dengan demikian transaksi
tersebut bersifat objektif. Akan tetapi persyaratan tersebut sukar dipenuhi
oleh sebuah pusat laba yang merupakan salah satu mata rantai dari perusahaan berintegrasi
vertikal. Misalnya, perusahaan pulp, perusahan kertas, dan perusahaan kotak
karton. Dalam perusahaan berintegrasi vertikal, setiap pusat laba membeli bahan
mentahnya dari pusat laba sebelumnya. Kalau bahan mentah tersebut tersedia di
pasar, maka harga pasar tersebut dapat digunakan sebagai harga transfer,
sehingga transaksi interen tersebut masih bersifat objektif.
Akan tetapi ada kemungkinan semua perusahaan yang termasuk dalam suatu industri merupakan perusahaan yang berintegrasi masing-masing memenuhi sendiri kebutuhannya akan bahan mentah sehingga tidak terdapat pasar bebas untuk bahan mentah tersebut. Dalam hal demikian, laba yang diperoleh pusat laba tidak mencerminkan laba yang objektif.
C.
Tujuan Harga Transfer
Harga transfer yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain :
1) Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit
usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan
perusahaan.
2) Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita
(meningkatkan laba unit usaha namun juga dapat meningkatkan laba perusahaan).
3) Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha
individual.
4) Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan
harga sepakatannya, karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit
penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga
transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang
terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer
menjadi hal yang sangat penting.
D.
Penentuan Harga Transfer
Tentunya dalam penentuan harga transfer manajemen tidak dapat sembarangan menentukan harga, secara garis besar harga tersebut sebisa mungkin tidak merugikan salah satu pihak yang terlibat, selain itu harga transfer dalam praktiknya harus terus diperhatikan agar tujuan manajemen sesuai dengan tujuan perusahaan.
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut diual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar. Namun hal tersebut dalam dunia nyata sangat sulit diterapkan, hanya sedikit perusahaan yang menetapkan prinsip ini.
Secara umum harga transfer dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode berikut :
1.
Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer
Prices).
Harga transfer
berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer yang paling
independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan
harga yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk
memperoleh profit, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang
sewajarnya.
Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.
Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.
Namun, jika harga pasar
tersedia atau dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan harga pasar.
Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif,
pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan
biaya(cost-based transfer price).
2.
Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Perusahaan menggunakan
metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan oleh divisi
penjual dalam memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini
relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan.Pertama, penggunaan
biaya sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika
seandainya unit penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga
menghasilkan biaya yang lebih tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi
kecenderungan pembelian barang dari luar. Kedua, jika biaya digunakan sebagai
harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari setiap
transaksi internal. Ketiga, penentuan harga transfer yang berdasarkan biaya
berarti tidak ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan
biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan atau biaya tetap dalam bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).
Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan atau biaya tetap dalam bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).
3.
Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga,
beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang
berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang
diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama,
pendekatan ini melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat
desentralisasi. Kedua, manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih
baik tentang biaya dan laba potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain
dalam perusahaan.
Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi sulit yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik, yang akan diterima mutlak oleh kedua belah pihak.
Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi sulit yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik, yang akan diterima mutlak oleh kedua belah pihak.
E.
Metode Penentuan Harga Transfer
Metode penentuan Harga Transfer terdiri atas :
1.
Metode Market Price
Harga transfer berdasarkan harga pasar merupakan harga
transfer pada situasi yang ideal. Penentuan harga transfer dengan harga pasar
harus memenuhi beberapa kondisi, yaitu :
a. Manajer dibantu oleh staf-staf yang kompeten.
b. Manajer harus memandang bahwa harga transfer tersebut adil.
c. Harga pasar yang ditetapkan sebagai harga transfer seharusnya
masih bisa dihemat karena a danya piutang tak tertagih dan
biaya iklan.
d. Manajer harus mengetahui semua informasi yang relevan tentang
pendapatan dan biaya serta masing-masing alternatifnya.
e. Manajer memiliki kebebasan untuk menentukan akan menjual atau
membeli dari atau ke dalam dan keluar perusahaan.
Akan tetapi kondisi ini menghadapi beberapa hambatan, seperti
:
Untuk Sumber daya yang akan diperoleh atau dijual berada pada
pasar terbatas karena kebutuhan dalam perusahaan yang besar, adanya produsen
tunggal atau pertimbangan investasi yang telah dikeluarkan untuk membentuk
suatu unit usaha. Pada Pasar terbatas harga transfer yg tepat adalah harga
kompetitif (yaitu harga yang ditentukan dengan mempertimbangkan kontribusi setiap
pusat laba thdp laba perusahaan). Harga kompetitif dapat ditentukan berdasarkan
harga pasar yang telah ditentukan, penawaran (bid), maupun harga yang berlaku
di pasar bebas.
Untuk Pusat laba memiliki kelebihan atau kekurangan kapasitas industri. Apabila terdapat kelebihan kapasitas, pusat laba diarahkan untuk membeli atau menjual barang dari atau ke dalam perusahaan saja, dan sebaliknya.
Adalah penetapan berdasarkan harga transfer harga pasar, dan metode ini paling disukai. Jika menggunakan metode harga pasar, harga transfer dihitung dengan menggunakan metode harga pasar minus, yaitu harga yang berlaku di pasar dikurangi dengan potongan volume dan berbagai biaya yang dapat dihindari oleh divisi penjual untuk mendapatkan harga barang atau jasa yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli.
Jika produk yang ditransfer memiliki harga pasar, harga pasar produk merupakan biaya kesempatan, baik bagi divisi penjual maupun bagi divisi pembeli, sehingga harga tersebut merupakan dasar yang adil sebagai dasar penentuan harga transfer bagi divisi yang terlibat. Keunggulannya adalah harga transfernya cukup objektif. Kelemahannya adalah harga pasar produk atau jasa tertentu tidak tersedia.
Situasi yang paling ideal pada penentuan harga transfer adalah berdasarkan harga pasar, hal ini akan tercapai jika dipenuhi kondisi-kondisi berikut ini :
a.
Orang-orang yang kompeten
Para manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari
pusat tanggung jawab mereka, sama seperti kinerja jangka pendeknya.
b.
Atmosfer yang baik
Para manajer harus
menjadikan profitabilitas sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga harga
transfer yang dikehendaki adil.
c.
Harga pasar yang normal dan mapan
Harga transfer yang
ideal adalah berdasarkan harga pasar yang normal dan mapan dari produk yang
sedang ditransfer, maksudnya harga pasar mencerminkan kondisi yang sama
(kualitas, kuantitas, dan waktu pengiriman) dengan produk yang dikenakan harga
transfer sehingga memperoleh penghematan dari penjualan di dalam perusahaan.
d.
Kebebasan memperoleh sumber daya
Alternatif dalam
memperoleh sumber daya haruslah ada dan para manajer sebaiknya diizinkan
memilih alternatif yang paling baik untuk mereka.
e.
Informasi penuh
Para manajer harus
mengetahui semua alternatif yang ada, serta biaya dan pendapatan yang relevan
dari masing-masing alternative tersebut.
f.
Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar unit usaha.
Harus ada mekanisme kerja untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar unit usaha.
2.
Metode Harga Pokok
Harga transfer berdasarkan biaya (harga pokok) ditentukan
berdasarkan biaya ditambah dengan laba.
Dasar biaya yang digunakan adalah biaya standar (biaya aktual produksi ditambah dengan insentif tertentu untuk menentukan biaya yang akan dijadikan standar).
Penambahan laba (mark-up laba) dihitung dengan 2 keputusan, yaitu :
1) Dasar penambahan laba, yaitu berdasarkan persentase dari
biaya atau dari investasi.
2) Besarnya laba yang diperbolehkan, yaitu dengan
memperhitungkan biaya penggantian (replacement cost).
Keterbatasan lain akan timbul berkaitan dengan biaya tetap,
yang harus ditanggung pusat laba penjual dan pusat laba pembeli. Pada kondisi
ini sebaiknya :
1) Kedua pusat laba menetapkan persentase biaya tetap yang harus
ditanggung secara berkala.
2) Masing-masing pusat laba melakukan perhitungan harga transfer
(Dua Langkah Penentuan Harga Transfer).
3) Menggunakan sistem pembagian laba (profit sharing), dimana
produk yang ditransfer ke unit pemasaran ditentukan berdasarkan biaya variabel
standar dan setelah terjual unit-unit usaha membagi kontribusi yang dihasilkan
(harga jual dikurangi biaya variabel produksi dan pemasaran).
4)
Menggunakan
Metode Dua Kelompok Harga, yaitu unit produksi akan dibebankan berdasarkan
harga jual dan unit pembeli dibebankan berdasarkan total biaya standar.
Selisihnya dibebankan ke akun kantor pusat dan akan dieliminasi ketika laporan
keuangan unit usaha dikonsolidasikan.
Metode harga pokok Adalah metode yang digunakan apabila harga
kompetitif tidak tersedia. Di dalam akuntansi biaya yang konvensional
komponen-komponen harga pokok produk terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap
maupun variable.
Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh karena itu timbul konsep lain yang tidak memperhitungakn semua biaya produksi sebagai komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana perusahaan industri sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan harga pokok yaitu Full Costing dan Variable Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap Biaya Overhead Pabrik Tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan rugi-laba.
3.
Metode Negotiated Price
Adalah penetapan harga transfer berdasarkan negosiasi antara
2 (dua) pusat pertanggungjawaban. Metode ini dilakukan jika terdapat suatu
pertentangan yang cukup signifikan diantara keduanya sehingga dicapai
kesepakatan harga oleh kedua belah pihak, sehingga tidak perlu arbitrasenya.
Di hampir semua perusahaan, unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama lain; maksudnya, harga transfer yang tidak ditentukan oleh kelompok staf pusat. Alasan yang paling penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai kedepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen lini. Jika kantor pusat mengendalikan penentuan harga, maka kemampuan manajemen lini untuk memperbaiki profitabilitas akan semakin berkurang. Keterbatasannya adalah mengurangi otonomi unit-unit tersebut.
Harga yang digunakan pada metode negosiasi dapat berupa :
1) Ada harga pasar yang diterbitkan.
2) Harga pasar ditentukan oleh penawaran harga terendah mungkin
akan memenangkan usaha tersebut.
3) Pusat laba produksi yang menjual barang yang sama di pasar
bebas meniru harga kompetitif
yang
berada di luar.
4) Pusat laba pembelian membeli produk serupa dari pasar
luar/beba
F.
Aspek Internasional Harga Transfer
Transfer
pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate
pricing, interdivisional atau internal pricingyang
merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas
transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan). Bila dicermati secara
lebih lanjut, transfer pricing dapat menyimpang secara signifikan dari harga
yang disepakati (harga pasar).
Tujuan harga
transfer berubah apabila melibatkan multinational corporation (MNC)
serta barang yang ditransfer melalui batas-batas negara. Tujuan penentuan harga
transfer internasional terfokus pada meminimalkan pajak, bea, dan risiko
pertukaran asing, bersama dengan meningkatkan suatu kompetitif perusahaan dan
memperbaiki hubungannya dengan pemerintah asing. Walaupun tujuan domestik seperti
motivasi manajerial dan otonomi divisi selalu penting, namun seringkali menjadi
sekunder ketika transfer internasional terlibat. Perusahaan akan lebih fokus
pada pengurangan pajak total atau memperkuat anak perusahaan asing. Oleh karena
itu transfer pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara
sistematis yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi
jumlah pajak atau bea dari suatu negara.
Sebagai
contoh, pembebanan harga transfer yang rendah untuk anak perusahaan asing
mungkin akan mengurangi pembayaran bea cukai sebagai akibat dari batas-batas
internasional, atau mungkin membantu anak perusahaan untuk bersaing dalam pasar
asing dengan mempertahankan biaya anak perusahaan yang rendah. Di sisi lain,
mebebankan suatu harga transfer yang tinggi mungkin membantu MNC mengurangi
laba pada negeri yang telah memperketat kendali pengiriman uang asing, atau
mungkin memberikan kemudahan bagi MNC memindahkan pendapatan dari suatu negara
yang memiliki tingkat pajak pendapatan yang tinggi ke suatu negara dengan
tingkat pajak rendah (tax haven country).
Penelitian
akhir-akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan-perusahaan
multinsional (MNC) melihat transfer pricing sebagai suatu isu
pajak internasional utama, dan lebih dari setengah dari perusahaan ini
mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang paling penting. Sebagian besar negara
sekarang menerima perjanjian modal Organization of Economic Cooperation
and Development (OECD), yang menyatakan bahwa harga-harga transfer
sebaiknya disesuaikan dengan menggunakan standar arm’s-length,
artinya pada suatu harga yang akan dicapai oleh pihak-pihak yang independen.
Sementara perjanjian model tersebut diterima secara luas, terdapat
perbedaan-perbedaan dalam cara negara-negara menerapkannya. Meskipun demikian,
terdapat dukungan yang kuat di seluruh dunia terhadap suatu pendekatan untuk
membatasi usaha-usaha oleh MNC untuk mengurangi kewajiban pajak dengan
menetapkan harga-harga transfer yang berbeda dengan arm’s-length standard tersebut.
G.
Sasaran
Penentuan Harga Transfer
Harga
transfer merupakan mekanisme untuk mendistribusikan pendapatan jika dua pusat
laba atau lebih bertanggungjawab bersama atas pengembangan, pembuatan, dan
pemasaran suatu produk sehingga masing-masing harus berbagi pendapatan yang
dihasilkan ketika produk tersebut terjual.
Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa supaya dapat mencapai beberapa sasaran sebagai berikut :
1) Memberikan
informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan
penyesuaian yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2) Menghasilkan
keputusan yang bertujuan sama-maksudnya, sistem harus dirancang agar keputusan
yang meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan.
3) Membantu
pengukuran kinerja ekonomi dari tiap unit usaha.
4) Sistem harus
mudah dimengerti dan dikelola.
REFERENSI :
1. Robert
N. Anthony & Vijay Govindarajan , Management Control System, 12th
Edition, McGraw-Hill, Boston, 2007.
2. Abdul
Halim, Achmad Tjahjono, Muh. Fakhri Husein, Sistem Pengendalian Manajemen,
UPP AMP YPKN Yogyakarta, Cetakan Kedua 2003
3. Sofyan
Syafri H., Sistem Pengawasan
Manajemen, Penerbit Quantum, Jakarta, 2001.
4. Arief
Suadi, Sistem Pengendalian Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1999.
5. Agus
Maulana, Sistem Pengendalian Manajemen, Penerbit ERLANGGA, Jakarta, 1997
6.
Anthony &
Govindarajan, management Control System,
edisi 11. 2005,
SUMBER LAIN :
https://indraonank.wordpress.com/2011/10/13/sistem-pengendalian-manajemen-pusat-tanggung-jawab-pusat-pendapatan-dan-beban/
http://sukman21.blogspot.co.id/2015/06/makalah-penentuan-harga-transfer.html
https://sijenius.wordpress.com/2008/08/09/harga-transfer-definisi-penentuan-aspek-internasional/
https://sijenius.wordpress.com/2008/08/09/harga-transfer-definisi-penentuan-aspek-internasional/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar