Selasa, 14 Maret 2017

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN - STARTEGI DAN METODE PENGENDALIAN MODEREN



Startegi Dan Metode Pengendalian Moderen

Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Diantara beberapa fungsi manajemen adalah pengendalian. Pengendalian berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan dapat dicapai, dan apabila tidak dapat dicapai dicari factor penyebabnya, dengan demikian dapat dilakukan tindakan perbaikan. Dengan adanya pengendalian juga dapat memungkinkan manajer untuk mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tersebut tepat pada waktunya dalam melakukan tindakan perbaikan sebelum penyimpangan menjadi jauh.

Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih mengarah ke berbagai upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi terpenuhi. Jadi sistem pengendalian manajemen dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi, sebab hakikatnya setiap organisasi mempunyai komponen sama, yaitu :
1)      W = Work (Pekerjaan)
2)      E = Employe (Tenaga Kerja)
3)      R = Relationship (Hubungan)
4)      E = Environment (Lingkungan)

Sistem pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan “teoritis-praktis.” Karena itu dalam Sistem Pengendalian Manajemen akan lebih mudah mencernanya kalau dalam mempelajarinya senantiasa membayangkan dan mengakitkannya dengan perilaku manusia dalam kehidupan organisasi / perusahaan. Dari beberapa definsi diatas dapat dikatakan bahwa Sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem terintegrasi antara proses, strategi, pemrograman, penganggaran, akuntansi, pertanggungjawaban, yang hakikatnya untuk membantu orang dalam menjalankan organisasi atau perusahaan agar hasilnya optimal.

Pengendalian manajemen terdiri atas struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen yang meliputi tindakan untuk menuntun dan memotivasi usaha pencapaian tujuan dan tindakan untuk mendeteksi dan memperbaiki pelaksanaan yang tidak efektif dan efisien. Untuk memastikan bahwa tujuan strategi organisasi dapat tercapai maka suatu organisasi harus dikendalikan Sistem pengendalian manajemenlah yang membantu para manajer untuk menjalankan organisasi kearah tujuan strateginya. Sistem pengendalian manajemen terdiri dari Struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen. Struktur pengendalian manajemen dinyatakan dalam bentuk unit organisasi dan sifat informasi yang ada diantara unit-unit ini.

Secara umum sistem pengendalian manajemen akan berpusat pada bermacam-macam jenis pusat pertanggungjawaban. Sedangkan proses pengendalian manajemen meliputi  hubungan komunikasi informal dan interaksi antara manajer dengan karyawan.


A.    Pengertian           

Standar adalah ukuran tertentu yang digunakan sebagai patokan. Dalam arti luaspengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat variabel (misalnya mesin-mesin, manusia) kearah tercapaianya sasaran atau tujuan. Dalam organisasi,       pengendalian adalah proses mengarahkan kegiatan yang menggunakan berbagai sumber ekonomis agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam pengendalian organisasi, manusia merupakan variabel penting yang harus diberi pedoman, diarahkan, dan dimotivasi untuk mencapai tujuan.

 Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan(controlling) dan penganggaran (budgeting). Menurut Drs. H. Malayu S. P Hasibuan, dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengendalian Manajemen adalah suatu prosedur (standar) yang saling berkaitan dan disusun dengan skema yang utuh dan menyeluruh, untuk membantu manajemen dalam melakukan sistem pengendalian manajemen. Menurut Earl P. Strong  pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana. Sedangkan Menurut Harold koontz mendefinisikan pengendalian adalah : Pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana- rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan- tujuan perusahaan dapat terselenggarakan.


B.     Pengendalian

1.      Tujuan Pengendalian
1)      Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari rencana.
2)      Melakukan tindakan perbaikan (corrective), jika terdapat penyimpangan-penyimpangan (Devisiasi).
3)      Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana.
4)      Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan serta memperbaikinya jika terdapat kesalahan. Jadi pengendalian dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses, yakni hingga hasil akhir diketahui.

2.      Proses dan Cara Pengendalian
Proses pengendalian dilakukan secara bertahap melalui langkah-langkah berikut :
1)      Menentukan Standar- standar yang akan digunakan dasar pengendalian
2)      Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah tercapai.
3)      Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika ada.
4)      Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana. Rencana juga perlu dinilai ulang dan dianalisis kembali , apakah sudah benar- benar realistis atau tidak, jika belum benar atau realistis maka renmcana itu harus diperbaiki.

3.      Cara-Cara Pengendalian
Seorang manajer harus mempunyai berbagai cara untuk memastikan bahwa semua fungsi manajemen dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat diketahui melalui proses kontrol atau pengawasan. Cara- cara pengendalian atau pengawasan ini dilakukan sebagai berikut:
a.      Pengawasan langsung.
Yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manajer . manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang dikendaki.
b.      Pengawasan tidak langsung.
Adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. Laporan ini dapat berupa lisan ataupun tulisan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasil- hasil yang telah dicapai.
c.       Pengawasan berdasarkan kekecualian.
Adalah pengendalian dalah pengendalian yang dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan. Pengendalian semacam ini dilakukan dengan cara kombinasi langsung dan tidak langsung oleh manager.

4.      Fungsi Pengendalian Manajemen
Controlling  Secara harfiah ialah pengendalian. Secara kontekstual (dalam konteks manajemen) ialah suatu proses pemantauan dan pengambilan keputusan dari hasil pemantauan tersebut. Controlling ini dilakukan agar segala sesuatunya berjalan dengan tepat. Sesuai dengan apa yang direncanakan dan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ada beberapa tahap proses pengawasan antara lain:
1)      Penetapan standard kegiatan
2)      Penentuan pengukuran kegiatan
3)      Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
4)      Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisaan
5)      penyimpangan-penyimpangan.
6)      Mengambil tindakan pengoreksian bila dianggap perlu

Permasalahan yang dihadapi oleh eksekutif dalam pengawasan karena harus melakukan koordinasi terhadap tiga komunikasi, koordinasi, dan kerjasama sangatlah vital, sehingga diperlukan sekali perhatian terhadap masa1ah orang dan cara pengawasan terhadapnya (cara kerja dan sikapnya).

Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh dunia usaha dalam bidang manajemen yaitu  antara lain:
1)      Kurang informasi mengenai data produktivitas terutama melakukan perbaikan dan acap kali terdapat kekurangan mampuan untuk merincikan hasil yang dicapai oleh manajem
2)      Berkembangnya manajemen partisipatif sehingga menghendaki adanya tukar menukar informasi antara pimpinan dan unsur-unsur manajemen formal dan informal untuk dapat memelihara industrial peace dan antar perusahaan.
3)      Pertumbuhan jaminan komunikasi memerlukan koordinasi secara intern dan antar perusahaan.
4)      Cepatnya terjadi perubahan sehingga menghendaki kecepatan adaptasi bagi tenaga baru.
5)      Kemampuan adaptasi ini bergantung dari sistem komunikasi manajemen.

5.      Sistem Pengendalian
Mempunyai beberapa elemen yaitu sebagai berikut ini :
a.      Detector (Pelacak)
Elemen ini berguna untuk mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.contohnya : Pelaporan atas kondisi yang sedang terjadi pada perusahaan.
b.      Assessor (Penilai)
Elemen ini berguna untuk menentukan signifikansi dari peristiwa aktual dengan cara membandingkannya dengan standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi.Contoh : Rapat eksekutif senior yang membahas tentang kondisi yang sedang terjadi dan kondisi yang seharusnya terjadi.
c.       Effector
Elemen ini berguna untuk mengubah perilaku proses yang sedang dikendalikan jika assessor mengindikasikan adanya kebutuhan untuk melakukan perubahan tersebut. Contoh : Keputusan eksekutif senior atas apa yang harus dilakukan untuk menindaklanjuti kondisi yang sedang terjadi.
d.      Communication network
Elemen ini berguna sebagai sarana untuk menyalurkan informasi antara elemen-elemen yang ada dan proses yang sedang dikendalikan. Contoh : Sistem informasi di dalam perusahaan yang menyampaikan pelaporan dan keputusan yang sudah dibuat.
           
Dalam Standar pengendalian Manajemen Bisnis Test untuk membantu pembuatan keputusan ada 4  yaitu :

1)      Test of Profitability
Return on Owners Investment (ROI)       = Laba : rata– rata modal sendiri
Return on Total Investment (RTI)             = (Laba + biaya bunga) : rata- rata total asset
Financial Leverage                                   = ROI – RTI
Earning per Share (EPS)                          = Laba : rata jumlah saham beredar
Profit margin                                            = Laba : penjualan bersih
Fixed Asset turnover Ratio                      = Penjualan bersih : rata-rata asset bersih

2)      Test of Liquidity
Cash ratio                                                 = Kas + setara kas : utang lancar
Current ratio                                             = Aktiva lancar : utang lancar
Quick ratio                                               = (AL-Persediaan) : utang lancar
Receivable Turnover                                = Penjualan Kredit : rata- rata piutang
Average age of receivable                        = 365 : receivable turnover
Inventory turnover                                   = HP Penjualan rata-rata persediaan
Average days supply in inventory           = 365 : inventory turnover

3)      Test of solvency & equity position
Debt equity ratio                                    = total utang  
                                                                                           modal sendiri
4)      Market test
Price/ earning ratio          = harga pasar perlembar saham : laba perlembar saham.
Dividend yield ratio          = dividend perlembar : harga pasar perlembar saham.
Book value per share       = modal saham biasa : jml lembar saham biasa yg beredar.


6.      Syarat Bagi Pengendalian
Pengendalian efektif membutuhkan tiga persyaratan dasar:
a.       Standards yang merefleksikan outcomes ideal
b.      Information yang menunjukkan adanya deviasi antara actual & standard results
c.       Corrective action bagi semua deviasi antara actual & standard results
Tanpa standar, tidak dapat diketahui situasi pembanding; dan tanpa provisi tindakan korektif, semua proses pengendalian tidak bermakna.

7.      Elemen Pengendalian
Dalam sistem pengendalian terdapat empat elemen pokok yang saling berhubungan. Keempat elemen pokok tersebut adalah :
a.       Kondisi atau karakteristik yang dikendalikan
b.      Instrument atau metode sensor untuk mengukur kondisi atau karakteristik yang dikendalikan.
c.       Kelompok, unit, atau instrumen kendali yang akan membandingkan data yang diukur dengan pekerjaan yang direncanakan dan mengarahkan mekanisme perbaikan untuk memenuhi kebutuhan.
d.      Kelompok atau mekanisme yang bergerak dan mampu mengadakan inovasi dalam sistem operasi.

8.      Jenis-jenis Pengendalian
Ditinjau dari system pelaksanaannya, pengendalian dapat diklasifikasikan system pengendalian umpan balik, pengendalian umpan maju, dan pengendalian pencegahan seperti berikut :
a.      Pengendalian Umpan Balik
Pengendalian ini memantau operasi proses maupun masukan dalam suatu usaha untuk menerka penyimpangan yang potensial agar tindakan perbaikan atas penyimpangan yang terjadi dapat dilakukan untuk mencegah permasalahan kompleks menimpa organisasi.
b.      Pengendalian Umpan Maju
Salah satu kelemahan utama system pengendalian umpan balik adalah bahwa system tersebut tidak memberikan peringatan suatu penyimpangan sebelum hal tersebut menjadi cukup berarti. Dampaknya penyimpangan yang memakan biaya besar dapat berlangsung terus atau semakin buruk sebelum tindakan perbaikan yang efektif dilaksanakan. Hadirnya sistem pengendalian umpan maju dengan maksud untuk bertindak secara langsung pada permasalahan tersebut mencoba mencegah sebelum penyimpangan terjadi lagi.
c.       Pengendalian Pencegahan.
Dua sistem pengendalian yang sudah dijelaskan diatas berfungsi secara ekstern terhadap proses yang sedang dikendalikan, memantau operasi, dan terlibat dalam mengambil tindakan perbaikan apabila terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan. Sebaliknya sistem pengendalian pencegahan adalah kebijakan dan prosdur yang sebenarnya merupakan bagian dari proses tersebut. Pengendalian pencegahan merupakan pengendalian intern organisasi.

9.      Metode Pengendalian
Metode pengendalian dapat diklasifikasikan ke dalam 3 jenis:
a.      Precontrol
1)      Metode yang membantu manajer untuk mengendalikan the acquisition of resources
2)      Jangkauan: organisasi memperoleh (acquire) SDM, material, modal, dan sumber daya keuangan dari lingkungannya.
b.      Concurrent
1)      Metode yang digunakan untuk membantu manajer mengendalikan proses transformasi sumber daya (input)
2)      Jangkauan: organisasi mengubah (transform) sumber daya melalui kegiatan produksi/operasional dan serangkan proses.
c.       Postcontrol
1)      Metode yang digunakan untuk membantu manajer mengendalikan creation of resources
2)      Jangkauan: organisasi menciptakan (create) sumber daya dalam bentuk produk atau jasa (services)


C.    Definisi Pengendalian Sistem Manajemen

Sistem pengendalian manajemen merupakan hal yang tidak asing lagi untuk tidak dikenal ataupun dipergunakan oleh setiap organisasi, kelompok dll. Dimana adanya sistem pengendalian dianggap penting dalam sebuah organisasi, kelompok dll karena dengan adanya pengendalian mampu meminimalisir beberapa masalah yang kemungkinan besar terjadi, baik itu dilakukan oleh manusia maupun sistem(elektronik).

Menurut Robert sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat refetatif untuk melaksanakan sekelompok aktivitas. Dalam bukunya Suadi mengatakan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang masing-masing saling menunjang-saling berhubungan maupun yang tidak, yang keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan. sedangkan dalam kamus ilmiah populer sistem memiliki arti cara yang teratur (untuk melakukan sesuatu).

Dari beberapa definisi diatas bahwa sistem merupakan suatu cara yang tepat dan teratur dalam satu kesatuan yang saling berintegrasi antara yang satu dengan yang lain untuk mencapai sebuah tujuan. Tentunya dalam sebuah sistem terdiri dari berbagai langkah kongrit yang akan digunakan oleh berbagai aktvitas. Hal ini yang membuat tujuan akan tercapai atau tidak. Semakin bagus sistem yang dipakai, maka semakin optimistis tujuan yang akan kita capai.

Pengendalian merupakan suatu proses yang mengarahkan, meluruskan dan menjadikan segala berjalan susuai tujuan yang telah ditetapkan. Hansen dan Mowen mengartikan pengendalian adalah proses penetapan standar, dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Maka, harapan dari pengendalian berupaya untuk menjadikan segala sesuatu tetap konsisten berada dijalannya dengan berbagai langkah-langkah yang dilakukan di dalamnya guna mencapai tujuan awal yang ditetapkan. Disisi lain, pengendalian merupakan sebuah alternatif yang dilakukan ketika pencapaian sebuah tujuan tidak sesuai dengan langkah-langkah awal yang dilakukan, sehingga perlu diluruskan dan dikendalikan.

Dari sudut pengendalian manajemennya, terdapat beberapa aktivitas vital pengendalian yang menjadi  fokus utamanya, yaitu :
1)      Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
2)      Mengkordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi
3)      Mengkomunikasikan informasi
4)      Mengevaluasi informasi
5)      Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika ada
6)      Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Sedangkan manajemen itu sendiri merupakan berbagai cara yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam buku pengantar manajemen menjelaskan, bahwa manajemen adalah suatu proses yang diawali dengan planning, organizing, actuating dan controling  yang dilakukan dalam sebuah organisasi atau kelompok dll untuk mencapai tujuan organisasi. Tidak dipungkiri kalau pengertian dari manajemen cukup komperhenship dan saling terintegrasi antara satu elemen dengan elemen yang lain.

Maka, sistem pengendalian manajemen adalah cara representatif yang dilakukan oleh sebuah organisasi dalam mengajarahkan, meuruskan dan mengembalikan suatu aktivitas organisasi dengan pola yang beranikaragam untuk mencapai tujuan organisasi. Namun menurut Marciariello dan Kirby SPM sebagai perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi secara terus menerus.

Agar sistem pengendalian itu berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan awal, maka dibutuhkan empat elemen penunjang yang harus ada, yaitu:
1.      Detektor (Pelacak), merupakan sebuah perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dilakukan. Segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dapat diketahui dan terdeteksi. Sehingga ketika terjadi penyimpangan dan kesalahan diketahui dengan segera dan terselesaikan dengan cepat juga.
2.      Assesor (Penilai), suatu perangkat yang menentukan sifnifikasi dari peristiwa aktual dengan cara membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspedisi dari apa yang seharusnya terjadi. Yaitu adanya media yang dapat menilai sekaligus membandingkan kejadian-kejadian yang ditemukan dalam aktivitas sebuah perusahaan dengan prediksi yang kemungkinan akan terjadi dan dijadikan sebagai ancaman.
3.      Effector  (umpan balik), suatu perangkat yang mengubah perilaku jika assessor  mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan suatu hal. Maksudnya ketika perusahaan terdapat problem, maka ada sebuah langkah (alternatif solutif) yang harus dilakukan oleh manajemen untuk mengatasi hal tersebut
4.      Jaringan komunikasi, perangkat yang meneruskan antara derektor danassessor dan antara assessor dan affector. Suatu aktivitas sistematis yang dilakukan ketika terdapat sebuah permasalahan, maka secara langsung terdapat alternatif yang harus dilakukan sesuai dengan permasalahan yang terjadi. Sehingga perjalan sistem pengendaliannya berjalan terintegrasi antara satu elemen dengan elemen lainnya.


D.    Rancangan Proses pengendalian Manajemen

Pada umumnya dalam organisasi, proses pengendalian yang ditempuh oleh manajer meliputi :

1.      Penetapan Hasil yang Diinginkan
Manajer harus menetapkan hasil yang ingin dicapai sespesifik mungkin. Penerpan tujuan seperti meningktkan produktivitas, menaikkan harga produk dan meningkatkan pelayanan pelanggan terlihat kabur. Oleh karena itu, perlu dispesifikasikan menjadi meningkatkan produktivitas sebesar 10 %, menaikkan harga pokok dari Rp5.000,- menjadi Rp7.500,-, menyelesaikan setiap keluhan pelanggan, dan sebagainya. Disamping itu hasil yang diinginkan hendaknya dihubungkan dengan individu yang bertanggung jawab atas pencapaiannya. Demikian pula apabila individu yang bersangkutan berhasil dalam pencapaian hasil, perlu dierikan imbalan yang sesuai dengan tanggung jawab dan pengorbanannya.

2.      Penentuan Prediktor Hasil
Salah satu tugas penting dari manajer yang akan merancang aktivitas pengendalian adalah menentukan sejumlah indikator atau prediktor yang terhandal untuk setiap tujuannya. Indikator peringatan awal yang dapat membantu manajer dalam mengestimasi apakah tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud atau tidak menurut Newman meliputi hal-hal berikut:
a.      Pengukuran Masukan
Suatu perubahan dalam masukan kunci akan memberikan isyarat kepada manajer bahwa ia perlu mengadakan perubahan terhadap rencananya, atau mengambil beberapa tindakan perbaikan.
b.      Hasil Tahap Awal
Apabila hasil tahap awal ternyata lebih baik dari pada yang diharapkan atau sebaliknya, mungkin perlu dilakukan penilaian kembali dan tindakan yang tepat dapat diambil.
c.       Gejala
Gejala adalah kondisi yang tampaknya berhubungan dengan hasil akhir tetapi tidak langsung mempengaruhi hasil tersebut.
d.      Perubahan dalam Kondisi yang diasumsikan
Estimasi awal yang didasarkan atas anggapan bahwa kondisi yang normal akan berlaku. Suatu perubahan yang tidak diharapkan, seperti pengembangan produk aru oleh pesaing atau kekurangan bahan baku, akan menunjukkan perlunya untuk mengevaluasi kembali taktik dan tujuan organisasi,

3.      Penentuan Standar Atas Predictor dan Hasil
Penentuan standar atas prediktor dan hasil akhir merupakan suatu bagian penting dalam desain proses pengendalian. Tanpa tolok ukur, manajer barangkali bereaki secara berlebihan terhadap penyimpangan yang tidak berarti.

4.      Penentuan Jaringan Informasi dan Umpan Balik
Tahap ini adalah menentukan sarana untuk mengumpulkan informasi mengenai predictor dan sarana untuk membandingkan predictor dengan standar.

5.      Penilaian Informasi dan Pengambilan Tindakan Perbaikan
Tahap ini menyangkut pembandingan prediktor dengan standar, penetapan mengenai tindakan apa yang perlu diambil, dan kemudian pengambilan tindakan tersebut.


E.     Karakteristik Pengendalian yang Efektif

Efektifitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Dengan demikian, pengendalian yang efektif berarti pengendalian yang tepat sesuai dengan proses yang harus dilalui tanpa mentimpang dari system yang dianut sehingga tahapan yang dilalui benar. Secara umum pengendalian yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1.      Akurat
Informasi atas kinerja harus akurat. Ketidakakuratan data dari suatu system pengendalian dapat mengakibatkan organisasi mengambil tindakan yag akan menemui kegagalan untuk memperbaiki suatu permasalahan atau menciptakan permasalahan baru.

2.      Tepat Waktu
Informasi harus dihimpun, diarahkan, dan segera dievaluasi jika akan diambil tindakan tepat waktunya guna menghasilkan perbaikan.

3.      Objektif Dan Komperehensip
Informasi dalam suatu system pengendalian harus mudah dipahami dan dianggap objektif oleh individu yang menggunakannya. Maka objektif system pengendalian, makin besar kemungkinannya bahwa individu dengan sadar dan efektif akan merespons informasi yang diterima, demikian sebaliknya.

4.      Dipusatkan pada Tempat Pengendalian Strategis
System pengendalian strategis sebaiknya dipusatkan pada bidangnya yang paling banyak kemungkinan akan terjadi penyimpangan dari standar, atau yang akan menimbulkan kerugian yang paling besar.

5.      Secara Ekonomi Realistic
Pengeluaran biaya harus ditekan seminimum mungkin sehingga terhindar dari pemborosan yang tidak berguna.

6.      Secara Organisasi Realistic
System pengendalian harus dapat digabungkan dengan realitas organisasi. Misalnya, individu harus dapat melihat hubungan antara tingkat kinerja yang harus dicapainya dan imbalan yang akan menyusul kemudian.

7.      Dikoordinasikan dengan Arus Pekerjaan organisasi
Informasi pengendalian perlu untuk dikoordinasikan dengan arus pekerjaan diseluruh organisasi karena dua alasan. Pertama, setiap langkah dalam proses pekerjaan dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan seluruh operasi. Kedua, informasi pengendalian harus sampai pada semua orang yang perlu untuk menerimanya.

8.      Fleksibel
Pada setiap organisasi pengendalian harus mengandung sifat fleksibel yang sedemikian rupa sehingga organisasi tersebut dapat segera bertindak untuk mengatasi perubahan yan merugikan atau memanfaatkan peluang baru.

9.      Preskriptif dan Operasional
Pengendalian yang efektif dapat mengidentifikasi tindakan perbaikan apa yang perlu diambil setelah terjadi penyimpangan dari standar.

10.  Diterima Para Anggota Organisasi
Pengendalian tersebut harus bertalian dengan tujuan yang berarti dan diterima


F.     Proses Pengendalian Manajemen

Proses Pengendalian Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian normal masih banyak terjadi. Pengendalian Manajemen Formal merupakan tahap – tahap yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses :
1.            Pemrograman ( Programming )
Dalam tahap ini, suatu organisasi atau perusahaan menetukan program – program yang dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.

1.      Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini, program yang telah direncanakan secara terperinci dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu periode tertentu. Biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran – anggaran dari pusat pertanggungjwaban.

2.      Operasi dan akuntansi (Operation and accounting)
Dalam tahap ini dilaksanakan pecatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dari penerimaan – penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya – biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan pusat – pusat tanggung jawabnya.

3.      Laporan dan analis (reporting and analysis)
Tahap ini merupakan tahapan yang paling penting, karena menutup suatu siklus dari prose pengendalian manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.


G.    Hambatan dalam Sistem Pengendalian Manajemen dan cara Mengatasinya

Adapun hambatan – hambatan dalam system pengendalian adalah :
1)      Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata dalam suatu pengendalian manajemen tersebut.
2)      Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3)      Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4)      Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5)      Ada beberapa rencana yang diikuti cara - cara yang tidak konsisten

Cara Mengatasinya :
1)      Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses Pengendalian adalah dengan maksud dasarnya.
2)      Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang yang terlibat dalam proses pengendalian seharusnya tahu landasan apa yang mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut diintegrasikan dan dikoordinasikan.
3)      Konsistensi /revsi /dan pembaruan
Konsistensi  berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten  dari atas hingga ke bawah   organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional harus selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara berkala.
4)      Sistem Penghargaan yang Efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya. Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.


H.    Manajemen Moderen (Manajemen Kontemporer)

Manajemen modern mulai berkembang sejak tahun 1940- an dan banyak menggunakan manajemen sains atau manajemen operasi atau riset operasi sebagai pendekatan ilmu manajemen, yang banyak menggunakan ilmu matematika, fisika, untuk memecahkan masalah oprasional. Pada awalnya ilmu manajemen operasi digunakan dalam ilmu kemiliteran dalam hal-hal operasional militer. Tujuan dari  manajemen sains / manajemen ilmu adalah untuk memberikan landasan kuantitatif dalam pengambilan keputusan (Gibson, Donelly, Ivancevich, 1996).

Dalam manajemen modern, konsep manajemen dibagi menjadi :
1)      Manajemen berdasarkan hasil.
2)      Manajemen berdasarkan tanggungjawab sosial.
3)      Manajemen berdasarkan sasaran.
4)      Manajemen berdasarkan pengecualian.
5)      Manajemen terapan.

1.      Kelebihan Manajemen Modern
Banyak digunakan dalam kegiatan- kegiatan sehari- hari meliputi penganggaran modal, perencanaan produk, manajemen persediaan, penjadwalan, metode antrian, transportasi.
2.      Kelemahan Manajemen Modern
Konsep manajemen modern sulit dipahami karena perhitungannya yang sulit.


I.       Model Manajemen Kontemporer

1.      Teori Z
Teori Z adalah sebuah pendekatan manajemen berdasarkan kombinasi dari Amerika dan Jepang dan filosofi manajemen yang ditandai, antara lain, jangka panjang pekerjaan tetap, pengambilan keputusan secara konsensus, evaluasi dan promosi lambat prosedur, dan tanggung jawab individu dalam konteks kelompok. Teori Z lebih menekankan pada peran dan posisi pegawai atau karyawan dalam perusahaan yang dapat membuat para pekerja menjadi nyaman, betah, senang dan merasa menjadi bagian penting dalam perusahaan. Dengan demikian maka karyawan akan bekerja dengan lebih efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaannya. Semangat Dr. William Ouchi dengan theory Z nya adalah membangun loyalitas pekerja melalui mind set pekerjaan seumur hidupnya itu.

1)      Organisasi Amerika:
a.                   Masa kerja jangka pendek (short-term employment)
b.                  Evaluasi dan promosi yang cepat
c.                   Jalur karir yang terspesialisasi
d.                  Mekanisme kontrol yang eksplisit
e.                   Pengambilan keputusan secara individual
f.                   Tanggung jawab individual
g.                  Keprihatinan tersegmentasi (segmented concern)
2)      Organisasi Jepang:
a.                   Masa kerja seumur hidup (lifetime employment)
b.                  Evaluasi dan promosi yang lambat
c.                   Jalur karir yang tidak terspesialisasi
d.                  Mekanisme kontrol yang implisit
e.                   Pengambilan keputusan secara kolektif
f.                   Tanggung jawab kolektif
g.                  Keprihatinan keseluruhan (wholistic concern)

Jadi bisa kita lihat bahwa Teori Z merupakan pendekatan manajemen yang menggabungkan filosofi manajemen Jepang dengan budaya Amerika. Walaupun diadopsi dari Jepang, tetapi teori ini tidak murni bentuk manajamen Jepang. Seperti bisa kita lihat teori Z menganut tanggung jawab individual, dan konsep tersebut merupakan serapan dari manajemen budaya Amerika.

Ciri perusahaan yang menerapkan teori Z Tanggung jawab diberikan secara perorangan atau individual dan mengakui prestasi individu.
1)      Karena tanggung jawab bersifat individu maka karyawan bebas bekerja menggunakan keterampilan yang dimilikinya.
2)      Karyawan dipekerjakan seumur, agar terjadinya rasa aman dan loyalitas terhadap perusahaan.
3)      Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara konsensus atau secara terbuka. Walaupun akan memakan waktu yang lebih lama namun tingat keberhasilan pengimplementasian hasil keputusan yang didapat akan lebih tinggi karena mendapat dukungan dari mayoritas pekerja.
4)      Promosi dilakukan perlahan-lahan dari bawah, dan proses evaluasi prestasi dan promosi dilakukan dengan hari-hati agar tidak menimbulkan masalah dengan para karyawan.

2.      Gerakan Ekselesnsi
Peters & Waterman mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan tertentu yang excellent, atau mereka yang memiliki kesuksesan yang telah berlangsung dalam jangka panjang, melakukan banyak hal secara sistematik yang membuat mereka terpisah dari perusahaan lain.
1)      Melakukan sesuatu tepat pada waktunya.
2)      Tetap dekat dengan konsumen.
3)      Mempromosikan otonomi dan kewirausahaan      memaksimalkan produktivitas pekerja.
4)      Menggunakan pendekatan hand-on bagi manajemen.
5)      Melakukan yang terbaik dan diketahui perusahaan
6)      Mempertahankan struktur organisasi yang sederhana

3.      Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Menyeluruh adalah suatu konsep manajemen yang telah dikembangkan sejak lima puluh tahun lalu dari berbagai praktek manajemen serta usaha peningkatan dan pengembangan produktivitas.  Di masa lampau, literatur manajemen berfokus pada fungsi-fungsi kontrol kelembagaan, termasuk perencanaan, pengorganisasian, perekrutan staf, pemberian arahan, penugasan, strukturisasi dan penyusunan anggaran. Konsep manajemen ini membuka jalan menuju paradigma berpikir baru yang memberi penekanan pada kepuasan pelanggan, inovasi dan peningkatan mutu pelayanan secara berkesinambungan. Faktor- faktor yang menyebabkan lahirnya "perubahan paradigma" adalah menajamnya persaingan, ketidak- puasan pelanggan terhadap mutu pelayanan dan produk, pemotongan anggaran serta krisis ekonomi. Meskipun akar TQM berasal dari model- model perusahaan dan industri, namun kini penggunaannya telah merambah sturuktur manajemen, baik di lembaga pemerintah maupun lembaga nirlaba.

Penerapan TQM adalah suatu proses jangka panjang dan berlangsung terus menerus, karena budaya suatu organisasi sangatlah sulit untuk dirubah. Faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi seperti struktur kekuasaan, sistem administrasi, proses kerja, kepemimpinan, predisposisi pegawai dan praktek-praktek manajemen berpotensi untuk menjadi penghambat perubahan.
  
4.      ISO 9000 dan 14000
a.      ISO 9000
Ada berbagai macam seri dari ISO 9000 yang memiliki standar, pedoman, dan laporan yang terangkum di dalamnya. Seri ISO 9000 terdiri dari: (Suardi, 2003, p. 33-34)
§  ISO 9000:2000: Dasar dan Kosakata Sistem Manajemen Mutu
§  ISO 9001:2000: Persyaratan Sistem Manajemen Mutu
§  ISO 9004:2000: Pedoman untuk Kinerja Peningkatan Sistem Manajemen Mutu
§  ISO 19011: Pedoman Audit Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan

b.      ISO 14000
ISO 14000 adalah standar internasional tentang sistem manejemen lingkungan (Rothery, 1995) yang sangat penting untuk di ketahui dan di laksanakan oleh seluruh sektor industri.

5.      Penerapan ISO di suatu perusahaan :
a.       Meningkatkan citra perusahaan
b.      Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan
c.       Meningkatkan efisiensi kegiatan
d.      Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act).
e.       Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal pengelolaan lingkungan
f.       Mengurangi risiko usaha
g.      Meningkatkan daya saing
h.      Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan
i.        Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal

6.      Proses Rekayasa Ulang Bisnis
Perencanaan ulang secara radikal serta memikirkan kembali proses bisnis secara fundamental untuk mencapai perbaikan secara dramatis dalam ukuran unjuk kerja kontemporer seperti biaya, kualitas, servis dan kecepatan.

7.      Downsizing (Perampinagan)
Istilah “ramping” ini bukan hanya diperuntukkan dalam mengartikan penurunan berat badan seseorang, istilah ini bahkan sudah lazim digunakan perusahaan terhadap cara me- manage sumber dayanya. Perubahan lingkungan yang begitu cepat dan pesat, tingkat persaingan yang begitu intens mau tidak mau mengharuskan perusahaan untuk mengadaptasikan perubahan tersebut dalam hal merubah cara me-manage mereka secara radikal. Isu- isu mengelola karyawan dalam jumlah yang sedikit, tingkat manajemen yang datar merupakan praktek-praktek perampingan (atau lebih dikenal dengan istilah “downsizing”) yang terjadi di dalam perusahaan akhir-akhir ini. Umumnya langkah perampingan (downsizing) yang dilakukan oleh perusahaan adalah dalam rangka menyehatkan kembali perusahaan dalam rangka menciptakan “low cost production”.

Hal ini harus dilakukan perusahaan karena stabilitas dan prediktabilitas bisnis telah digantikan oleh ketidakpastian, kompleksitas dan persaingan yang semakin intens. Siap tidak siap perubahan-perubahan tersebut berdampak secra langsung bagi perusahaan, sehingga mengharuskan perusahaan untuk mengubah cara-cara pengelolaan agar dapatsurvive dan bersaing.

Beberapa hal yang harus diperhatikan pimpinan perusahaan sebelum melakukan prosesdownsizing adalah :
1)      Pertama, sebaiknya pimpinan perusahaan melakukan proses sosialisasi kepada seluruh karyawan terhadap alasan mengapa downsizing dilakukann. Hal ini perlu dilakukan agar terciptanya pemahaman antara karyawan dan pihak pimpinan, sehingga menimbulkan proses negosiasi (misalnya: apakah karyawan hanya diberhentikan sementara sampai tingkat produktivitas perusahaan kembali stabil, menyarankan pensiun dini bagi karyawan , ataupun program-program lainnya) , sehingga diharapkan karyawan dapat memahami serta menerima keputusan pihak pimpinan melakukan downsizing.
2)      Kedua adalah menetapkan kriteria-kriteria karyawan yang akan diberhentikan berdasarkan evaluasi kerja (performance appraisall) dimana evaluasi dilakukan menggunakan deskripsi pekerjaan (job description), spesifikasi pekerjaan(job spesification) dan standar kerja (work standard). Data-data dari proses produksi (seperti perbandingan kualitas dan kuantitas kerja karyawan terhadap standar kerja) , data-data personalia (tingkat kehadiran karyawan, keterlambatan, masa kerja karyawan) dapat juga digunakan sebagai informasi pendukung dalam kriteria pengambilan keputusan downsizing. Hal ini perlu dipertimbangkan agar proses downsizing dilakukan secara adil, bukan berdasarkan like and dislike dari pihak pimpinan perusahaan, serta menjamin karyawan yang tinggal dalam perusahaan benar-benar merupakan karyawan yang handal.

10.  Organisasi Jejala
Fungsi utama organisasi tidak harus dimiliki satu organisasi sendiri, tetapi dapat dilakukan oleh perusahaan lain, yaitu atas dasar kontrak.


J.      Kaizen

Merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang bermakna "perbaikan berkesinambungan". Filsafat kaizen berpandangan bahwa hidup kita hendaknya fokus pada upaya perbaikan terus- menerus. Pada penerapannya dalam perusahaan, kaizen mencakup pengertian perbaikan berkesinambungan yang melibatkan seluruh pekerjanya, dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.

Dalam kaizen manajemen memiliki dua fungsi utama : Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan teknologi, sistem manajemen, dan standar operasional yang ada sekaligus menjaga standar tersebut melalui pelatihan serta disiplin dengan tujuan agar semua karyawan dapat mematuhi prosedur pengoperasian standar (Standard Operating Procedure-SOP) yang telah ditetapkan.


K.    Just In Time

Model JIT adalah model yang menempatkan pemasok sebagai mitra bisnis sejati; mereka dididik, dibina, dan diperlakukan sebagai bagian dari perusahaan yang dipasok bahan bakunya.  Pengertian JIT adalah persediaan dengan nilai nol atau mendekati nol, artinya perusahaan tidak menanggung biaya persediaan. Bahan baku akan tepat datang pada saat dibutuhakan. Model yang demikian tentu saja pemasoknya adalah pemasok yang setia dan profesional. Dengan model ini terjadi efisiensi biaya persediaan bahan baku.

Dalam hubungannya dengan barang jadi (finished goods) model JIT juga diterapkan, dimana perusahaan hanya memproduksi sesuai dengan pesanan sehingga ia tidak mempnyai persediaan barang jadi. Dampaknya adalah penghematan biaya persediaan barang jadi. Model ini dapat diterapkan jika semua pihak yang terlibat dalam proses produk mulai dari pemasok sampai ke pelanggan memiliki motivasi kuat dalam pengendalian dan peningkatan kualitas berkelanjutan.

Keunggulan Just In Time antara lain adalah :
1)      Menghilangkan pemborosan dengan cara memproduksi suatu produk hanya dalam kuantitas yang diminta pelanggan.
2)      Dampak persediaan, persediaan kecil, mungkin nol.
3)      Tata letak pabrik, dikelompokkan satu macam produk, atau sistem sel.
4)      Pengelompokkan karyawan, dalam satu jenis produk.
5)      Pemberdayaan karyawan, dilatih dan dididik terus menerus menyesuaikan dengan perubahan alat kerja dan metode kerja.
6)      Pengendalian mutu total, semua orang bertanggung jawab terhadap mutu produk. 


L.     ABC Concept

ABC  merupakan suatu sistem informasi tentang pekerjaan (atau aktivitas) yang mengkonsumsi sumber daya dan menghasilan nilai bagi konsumen. Definisi lainnya mengenai ABC, antara lain ABC adalah sistem akuntansi dan alokasi yang menelusuri biaya ke produk menurut aktivitas-aktivitas yang dilakukan terhadap produk, yang dimaksudkan untuk menghasilkan informasi biaya bagi keputusan strategis, perancangan dan pengendalian operasional.  ABC  sistem didefinisikan sebagai metodologi yang mengukur biaya dan kinerja aktivitas- aktivitas sumber daya dan obyek biaya. Sumber daya dibebankan ke aktivitas kemudian aktivitas dibebankan ke obyek biaya sesuai dengan penggunaannya. Definisi tersebut mencakup suatu range informasi biaya dan informasi kinerja yang luas, tidak hanya tefokus pada product costing saja. ABC system dapat juga dijadikan alat manajemen dalam melahirkan continuous improvement.

Model ABC yang berbasis pada definisi tersebut diatas mempunyai 2 sudut pandang yaitu :
1.      Cost Assignment View (sudut pandang pembebanan biaya)
Sudut pandang ini ABC merefleksikan kebutuhan organisasi untuk membebankan biaya ke aktivitas dan obyek biaya (baik produk, jasa maupun konsumen) dan untuk menganalisis keputusan-keputusan yang diambil (misalnya dalam hal penetapan harga, bauran produk, perencanaan produk, perancangan produk dan lainnya). Cost assignment view ini dibentuk dari bebrapa building block, tiga yang utama adalah: Sumber daya, elemen- elemen ekonomi yang diarahkan ke kinerja aktivitas dan merupakan sumber biaya.

2.      Process view
Sudut pandang ini ABC menyediakan informasi mengenai kerja yang telah dilakukan dalam suatu aktivitas dan hubungan antara kerja tersebut dengan aktivitas yang lain. Biaya jasa berdasar ABC dapat memberikan dasar yang layak dalam pengambilan keputusan, diantaranya keputusan untuk membeli atau membuat keputusan.


M.   Balanced Scorecard

Balanced Scorecard merupakan suatu kerangka kerja baru yang mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Selain ukuran finansial masa lalu, Balanced Scorecard juga menggunakan pendorong kinerja masa depan. Pendorong kinerja yang meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan, diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata. Balanced Scorecard tetap mempertahankan berbagai ukuran finansial tradisional yang hanya menjelaskan berbagai peristiwa masa lalu dan tidak memadai untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan yang harus dilalui perusahaan abad informasi dalam menciptakan nilai masa depan melalui investasi yang ditanamkan pada pelanggan, pemasok, pekerja, proses, teknologi, dan inovasi. Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan.

REFERENSI :
1.      Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan , Management Control System, 12th Edition,  McGraw-Hill,  Boston, 2007.
2.      Abdul Halim, Achmad Tjahjono, Muh. Fakhri Husein, Sistem Pengendalian Manajemen, UPP AMP YPKN Yogyakarta, Cetakan Kedua 2003
3.      Sofyan Syafri H.,  Sistem Pengawasan Manajemen, Penerbit Quantum, Jakarta, 2001.
4.      Arief Suadi, Sistem Pengendalian Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1999.
5.      Agus Maulana, Sistem Pengendalian Manajemen, Penerbit ERLANGGA, Jakarta, 1997
6.      Robert N.Anthony Vijay Govindarajan.Management Control System, penerbit Salemba Empat,2005.
7.      Anthony, Robert N. The Management Control Function. Boston: Harvard Business School Press, 1989.
8.      Kaplan, Robert, dan David Norton. Balanced Scorecard. Boston: Harvard Business School Press, 1996.
9.      Anthony, Robert. N dan Vijay Govindarajan . 2005 . Management Control System . Jakarta : Salemba Empat
10.  Nafarin, Muhammad . 2000 . Penganggaran Perusahaan . Jakarta : Salemba Empat
11.  Dr.H.B. Siswanto, M. Si, Pengantar Manajemen, Bumi Aksara: --, Manajemen, id.wikipedia.org
12.  Halim,Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
13.  Hanafi, Mamdu, Manajemen, Akademi manajemen perusahaan YKPN, Jogjakarta :  1997


SUMBER LAIN :
http://hallaanggraeni.blogspot.co.id/
http://bisnismaestro.blogspot.co.id/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://mohamad-khaidir.blogspot.co.id/2013/07/makalah-ukuran-kinerja-kompensasi.html
http://keepcopying.blogspot.co.id/2014/01/analisis-laporan-kinerja-keuangan.html
http://icangmanisa.blogspot.co.id/2011/06/penyusunan-anggaran-dalam-matkul-sistem.html
http://citramincyza.blogspot.co.id/2012/04/sistem-pengendalian-manajemenperencanaa.html
https://indraonank.wordpress.com/2011/10/13/sistem-pengendalian-manajemen-pusat-tanggung-jawab-pusat-pendapatan-dan-beban/
http://bagus-ahmad.blogspot.co.id/2016/01/sistem-pengendalian-manajamen.html







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...