Selasa, 14 September 2021

STUDI KELAYAKAN BISNIS - DESAIN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Desain Studi Kelayakan Bisnis




Studi Kelayakan Bisnis adalah proses yang terkontrol untuk mengidentifikasi masalah, peluang, menentukan tujuan, menggambarkan situasi, menentukan hasil yang sukses dan menilai berbagai biaya dan manfaat yang terkait dengan beberapa alternatif untuk memecahkan masalah. Studi kelayakan bisnis digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan berdasarkan kelangsungan usaha atau proyek yang sebenarnya. 

 

Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan apakah suatu bisnis layak dijalankan atau tidak. Kegiatan ini meliputi identifikasi masalah, peluang, menentukan tujuan, menggambarkan bagaimana situasi bisnis dan menilai berbagai manfaat yang dihasilkan.

 

Dalam kaitannya dengan bisnis, studi ini bisa digunakan untuk membantu pengusaha mengambil sebuah keputusan yang tepat. Bagi seorang pemula, studi ini sangat penting dilakukan karena dapat menghindarkan pebisnis dari kerugian.

 

Ketika akan melakukan studi ini, ada enam bidang yang akan diteliti dan dianalisis. Keenam bidang tersebut yakni :

  • Deskripsi pasar,
  • Deskripsi bisnis,
  • Teknologi yang diperlukan,
  • Detail mengenai finansial dan struktur organisasi bisnis tersebut,
  • Kesimpulan bagaimana bisnis yang dirintis bisa maju.

 

A. Identifikasi Kesempatan Usaha

Identifikasi Kesempatan  usaha dapat di lakukan dengan menyimak bidang hasil usaha pokok, yaitu kedudukan pasar, profitabilitas, sumber daya manusia (SDM), keuangan, sarana kerja, tanggung jawab sosial, dan pengenbangan usaha. 

Identifikasi peluang usaha dapat di lakukan dengan cara :

  • Belajar ilmu manajemen usaha.
  • Meminta jasa konsultan manajemen.
  • Meminta jasa keluarga dan kenalan yang pintar dalam usaha.

Dengan tersedianya informasi ekstren dan informasi intern, maka wirausahawan dapat mengetahui :

  • Dimana ada peluang (opportunity)
  • Apa saja yang mengancam usaha (threat)
  • Ada kekuatan (strength) yang dpat mendukung usaha untuk mencapai sasaran.

 

Persyaratan pokok dalam identifikasi peluang usaha atau mengenali peluang keberhasilan usaha pada masa depan ialah berfikir polos, keterbukaan, optimisme, kerja sama, dan mau mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan, dan percaya pada hari esok akan lebih baik dari hari kemarin.

 

Identifikasi peluang usaha meliputi hal-hal berikut :

  • Waktu peluncuran produk yang tepat
  • Desain produk yang sesuai dengan kebutuhan pembeli atau pelanggan.
  • Setrategi distribusi yang tepat.
  • mampu mengidentifikasi usah yang sedang di jalankan.
  • Optimis dan citra positif dalam usaha.
  • Sumber daya manusia (SDM) yang cukup baik.
  • Sumber daya yang cukup.
  • Manajemen produk yang baik.
  • pemasaran produk yang tepat.
  • Pengalaman mengelola usaha.

 

Untuk mencapai keberhasilan, langkah pertama dalam identifikasi peluang usaha adalah Tumbuhkan citra positif pada diri sendiri, tetaplah optimis dalam menghadapi situasi apapun dalam usaha. Peluang-peluang usaha atau bisnis masih terbuka di depan kita, asal kita mempunyai semangat yang tinggi.


Dr.D.J. Schwartz mengemukakan pendapatnya tentang cara identifikasi peluang usaha adalah :

  • Percaya dan yakin bahwa usaha bisa dilakukan. Hapuskan kata mustahil, tak mungkin, tak bisa, tak perlu di coba, dari khasanah pikiran dan bicara.
  • Janganlah tradisi lingkungan yang setatis akan melumpuhkan pikiran wirausahawan. Lihatlah peluang-peluang usaha untuk menjadi besar. Tradisi lain yang kurang menunjang peluang-peluang usaha adalah etos kerja yang rendah dan terlalu santai.
  • Setiap hari bertanya pada diri sendiri, " bagaimana saya dapat melakukan usaha sendiri lebih baik."
  • Bertanya dan dengarkanlah. Dengan bertanya dan mendengar, maka wirusahawan akan mendapatkan bahan baku untuk mengambil keputusan yang tepat. Ingat orang besar memonopoli kegiatan bicara.
  • Perluas pikiran anda, bersemangatlah. bergaulah dengan orang-orang yang bisa membuat anda mendapat gagasan-gagasan peluang usaha.

Paul Charlap mengemukakan sebuah rumusan tentang identifikasi peluang usaha yang mencakup empat (4) unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan agar mencapai sukses dlam pekerjaannya, yaitu :

  • Kerja keras (Work hard)
  • Kerja cerdas (Work smart)
  • Kegairahan (Enthusiasm)
  • Pelayanan (Service)

 

B. Tujuan Keputusan Investasi

Investasi kini bukan istilah yang asing lagi didengar di telinga kita. Pengertian investasi terkait dengan ekonomi dan juga keuangan. Lebih jelasnya, investasi merupakan aktivitas yang menempatkan dana dalam satu periode. Harapannya, penggunaan dana itu dapat menghasilkan sebuah keuntungan dan juga peningkatan dalam nilai investasi.

 

Selain itu, investasi juga berhubungan dengan bentuk aktiva yang diharapkan dapat meraih keuntungan di masa yang akan datang.


1. Tujuan Keputusan Investasi

Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Secara lebih khusus menurut (Tandelilin, 2001 : 5) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain :

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.

Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

b. Mengurangi resiko inflasi.

Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

c. Dorongan untuk menghemat pajak.

Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu.

Pertambahan pendapatan bisa mendorong investasi menjadi lebih besar, dan dengan begitu bunga yang tinggi bakal menurunkan minatnya untuk berinvestasi karena hal itu akan menjadi lebih mahal daripada meminjam uang.


2. Definisi Investasi

Untuk definisi dari investasi sendiri memiliki banyak makna tetapi intinya tetap sama. Sebagai contoh jika seseorang memiliki uang atau penghasilan yang besar dan memberikan uang tersebut kepada orang lain dan berharap uang yang diberikan itu akan menghasilkan keuntungan lainnya dalam kurun tertentu disebut investasi.


Secara sederhana investasi memiliki arti sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya ada seorang pemodal yang memberi modalnya kepada orang lain untuk dikembangkan dan mendatangkan keuntungan dalam waktu yang sudah ditentukan. Bedanya di sini adalah investasi dapat dilakukan oleh siapa saja baik kepada perorangan atau kelompok serta ke perusahaan sekalipun.


Hanya saja istilah investasi ini sering sekali digunakan dalam kegiatan bisnis di mana seorang investor yaitu si penanam modal meminjamkan dananya ke perusahaan yang mampu untuk mengolahnya.


3. Apa tujuan dari investasi?

Berdasarkan pengertian investasi yang sudah diulas pada paragraf diatas, kegiatan untuk menanam modal ini mempunyai beberapa tujuan, manfaat, bentuk dan jenis yang perlu Anda ketahui. Nah, pertama akan kita bahas dulu tentang apa saja tujuan utama dari adanya investasi. Berikut diantaranya :

a. Membesarkan Suatu Usaha

Pengertian investasi identik dengan keuntungan dalam rupa uang. Akan tetapi jangan salah, dengan melakukan investasi memiliki kegunaan yang lain. Contohnya adalah untuk memperbesar suatu usaha yang sudah berjalan, keperluan di bidang sosial, dan sebagainya.

b. Mendapat Pemasukan Tetap

Apabila Anda menanam modal misalnya di sebuah perusahaan, Anda otomatis memiliki hak untuk mendapat beberapa persen dari keuntungan perusahaan tersebut. Dengan begitu, Anda akan selalu menerima keuntungan dari modal yang Anda tanamkan pada perusahaan itu.

c. Berkurangnya Saingan

Dengan Anda memulai berinvestasi, Anda sudah dapat mengurangi jumlah saingan atau kompetitor perusahaan lain yang memiliki bidang sama.

d. Jaminan Dalam Berbisnis

Jika Anda menanamkan modal kepada supplier, ada jaminan bahwa bisnis Anda nantinya tak akan mengalami kekurangan bahan-bahan baku di kemudian hari dan dapat terus mempunyai pasar guna menjual produk. Dengan begitu Anda tidak akan mengalami kerugian.


4. Apa saja manfaat dari investasi?

Berdasarkan dengan tujuan-tujuan dari investasi barusan, tidak heran kalau saat ini sudah banyak sekali pengusaha yang berlomba-lomba melakukannya. Tentu saja, tujuannya tak lain dan tak bukan adalah mendapat keuntungan sebesar-besarnya dan juga memperluas usaha mereka.

Menjadi salah satu bentuk penanaman modal, investasi dalam dunia bisnis memiliki beberapa manfaat bagi para pelakunya. Berikut adalah beberapa diantaranya.

a. Aset Yang Meningkat

Berdasarkan pengertian investasi, dikatakan bahwa tindakan menanam modal ini dapat memberi keuntungan di masa depan. Contohnya adalah jika Anda membeli tanah saat ini untuk investasi, lalu Anda menjualnya di masa yang akan datang dengan nilai berkali-kali lebih tinggi dibanding harga ketika membeli. Ini karena harga tanah yang akan terus naik.

b. Memenuhi Berbagai Kebutuhan

Banyaknya kegiatan investasi yang dilakukan pada saat ini umunya bertujuan untuk pendukung segala kebutuhan masa depan. Contohnya adalah dengan menginvestasi emas. Menginvestasi emas tujuannya tentu agar dapat dijual kembali beberapa tahun kemudian dan dapat keuntungannya bisa digunakan untuk kebutuhan.

c. Menjadi Lebih Hemat

Ketika seseorang melakukan kegiatan investasi atau menanam modal, uang yang dimiliki akan digunakan untuk hal yang lebih mendesak atau penting. Dengan begitu, orang yang melakukan kegiatan investasi cenderung lebih hemat dibandingkan mereka yang tidak berinvestasi.

d. Tidak Terikat Hutang

Apabila seseorang memiliki gaya hidup sederhana dan selalu hemat, sudah jelas orang tersebut tidak akan berurusan dengan masalah hutang piutang yang merugikan. Dampak positif dari tidak adanya hutang akan membuat perekonomian seseorang lebih baik.


5. Beberapa alasan akan perlunya berinvestasi

Tiap-tiap orang memiliki haknya sendiri untuk menentukan apakah dia akan berinvestasi ataupun tidak. Tetapi banyak yang berpendapat bahwa melakukan kegiatan ini adalah penting karena tentunya akan berdampak positif bagi kehidupan yang sedang dan akan berlangsung di masa depan. Beberapa alasan di bawah ini akan menunjukkan bahwa berinvestasi itu memang perlu.


a. Mendapatkan penghasilan tetap

Kalau anda berinvestasi, tidak menutup kemungkinan dan pasti sekali anda akan mendapatkan penghasilan tetap misalnya penghasilan tiap bulan. Itu dikarenakan modal yang anda tanam ke seseorang atau ke suatu perusahaan akan mendapat keuntungan yang dihasilkan dari bisnis yang telah kedua pihak sepakati. Biasanya pada saat pertama kali memulai investasi, anda dan pihak lainnya akan membuat kesepakatan apa-apa saja yang akan anda dapatkan termasuk penghasilan tetap dalam waktu tertentu.

b. Usaha anda akan semakin besar

Anda sudah dan sedang menikmati hasil dari investasi yang anda lakukan, saatnya anda menyisihkan sebagian keuntungan yang anda dapatkan untuk memperbesar usaha anda yang tadinya hanya usaha kecil-kecilan saja.

Karena sama saja jika anda tidak mengembangkan usaha yang sudah dimiliki, karena berinvestasi adalah bukanlah kegiatan yang terus menerus dilakukan. Jadi tidak ada salahnya anda juga memikirkan masa depan dengan hasil investasi yang akan anda miliki.

c. Mendapat jaminan bisnis

Bisnis yang sedang anda lakukan, akan terus terjamin sehingga anda tidak perlu khawatir karena di dalam perjanjian yang dibuat antara anda dan orang atau perusahaan yang anda pinjami modal sudah termasuk keamanan dan jaminan investasi yang anda berikan.

Hal-hal yang seperti itu, akan tertuang pada kontrak kerja antara anda sebagai investor dan perusahan. Dalam hal ini tetap harus memperhatikan apa-apa saja yang akan anda dapatkan selama investasi masih berlangsung.


6. Macam-Macam Bentuk-Bentuk Investasi

Setelah memahami apa saja manfaat dari investasi, Selanjutnya adalah bentuk investasi. Biasanya untuk bentuk invetasi bisa dibedakan menjadi dua bagian, yakni :

a. Investasi Aktiva Riil

Investasi aktiva riil merupakan sebuah investasi yang biasanya dilakukan oleh seseorang yang bentuknya kasat mata, atau bisa dilihat wujud fisiknya. Contohnya seperti berinvestasi emas, logam mulia, tanah, properti dan sebagainya.

b. Investasi Aktiva Finansial

Berikutnya adalah investasi aktiva finansial, atau investasi yang dilakukan dan bentuknya merupakan surat atau dokumen berharga. Contohnya adalah depostio, saham dan lain lain.

 

C. Aspek-aspek Studi Kelayakan

Saat melakukan studi kelayakan, ada banyak aspek yang harus diteliti. Pada dasarnya aspek-aspek tersebut bersifat fleksibel, sehingga bisa ditambah ataupun dikurangi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

 

Meskipun demikian, ada beberapa aspek dasar yang pasti akan diteliti ketika analisis studi kelayakan dilakukan, antara lain :


1. Aspek Hukum Atau Legalitas

Salah satu aspek yang pasti diteliti ketika studi kelayakan dilakukan adalah aspek hukum atau legalitas. Hal ini menyangkut pada semua hal yang berhubungan dengan legalitas atau ketentuan hukum dalam mendirikan perusahaan.

Dalam aspek hukum, poin-poin yang dianalisis yakni izin lokasi, surat tanda daftar perusahaan, NPWP, akta pendirian perusahaan dari notaris, surat izin usaha perdagangan (SIUP), dan lain-lain.


2. Aspek Ekonomi dan Budaya

Pada aspek ekonomi dan budaya, studi kelayakan menganalisis dampak yang diakibatkan oleh perusahaan pada kondisi sekitar. Dari sisi budaya, studi kelayakan akan menganalisis bagaimana perusahaan mempengaruhi adat istiadat di daerah sekitar.

Sedangkan dari sisi ekonomi, analisis yang dilakukan yakni bagaimana perusahaan berdampak pada tingkat pendapatan per kapita di wilayah tempat perusahaan didirikan.


3. Aspek Pasar dan Pemasaran

Pasar dan pemasaran merupakan aspek dasar yang diteliti dalam studi kelayakan. Analisis yang dilakukan pada aspek ini akan menjawab pertanyaan apakah produk yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki peluang pasar.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni potensi pasar, jumlah konsumen, daya beli masyarakat, segmentasi, situasi persaingan di industri tersebut, dan lain-lain.


4. Aspek Manajemen

Studi kelayakan juga turut menyertakan aspek manajemen sebagai aspek dasar yang harus dianalisis. Aspek ini berkaitan erat dengan operasional perusahaan baik itu pembangunan maupun pengembangan. Dari semua aspek yang dianalisis, aspek manajemen memiliki cangkupan yang sangat luas.

Hal ini dikarenakan semua hal yang berhubungan dengan operasional perusahaan ikut ke dalam kategori aspek manajemen, mulai dari manajemen sumber daya hingga finansial perusahan.


5. Aspek Keuangan

Bagi sebagian bisnis modal adalah adalah hal utama yang harus dimiliki sebelum membangun sebuah bisnis. Maka dari itu aspek keuangan menjadi hal yang menentukan bisnis Anda berjalan lancar atau tidak kedepannya. Proses penganggaran adalah hal yang harus dilakukan jika Anda ingin melakukan perencanaan bisnis yang matang.

 

D. Aspek Aspek yang Dianalisis

Dalam melakukan pembuatan dan penilaian studi kelayakan melalui tahap-tahap yag telah ditentukan, hendaknya dilakukan secara benar dan lengkap. Kemudian setiap tahapan memiliki berbagai aspek yang harus diteliti, diukur dan dinilai sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan.

 

Ada beberapa aspek yang perlu dilakukan studi untuk menentukan kelayakan suatu usaha. Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri akan tetapi saling berkaitan. Artinya sakah satu aspek tidak dipenuhi maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan.  

 

Urutan penilaian aspek mana yang harus didahulukan tergantung dari kesiapan penilai dan kelengkapan data yang ada. Tentu saja dalam hal ini dipertimbangkan prioritas mana yang harus didahulukan lebih dulu dan mana yang berikutnya.

 

Dalam studi kelayakan bisnis terdapat beberapa aspek yang harus dianalisis, yaitu :

1. Aspek Hukum, berkaitan dengan legalisasi keberadaan bisnis yang akan dijalankan baik dari segi perjanjian maupun dari segi badan hukumnya. Aspek hukum mempelajari tentang :

  • Bentuk badan usaha yang dipergunakan
  • Jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman
  • Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan, dan sebagainya

2. Aspek pasar dan pemasaran, berkaitan dengan potensi pasar produk yang akan dipasarkan, analisis kekuatan pesaing, estimasi penjualan yang mungkin bisa diraih (market share). Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang :

  • Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai. Di sini juga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut.
  • Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun juga yang berasal dari impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini, seperti jenis barang yang bisa menyaingi, perlindungan dari pemerintah, dan sebagainya, perlu pula diperhatikan.
  • Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri lainnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga, dan kalau ya, bagaimana polanya.
  • Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan,”marketingmix”. Identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk yang akan dibuat.
  • Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dikuasai perusahaan.

3. Aspek teknis/operasi dan teknologis, berkaitan dengan pemilihan lokasi bisnis, pemilihan mesin dan peralatan yang sesuai dengan kapasitas produksi, penataan lay out serta pemilihan teknologi yang sesuai.

  • Aspek teknis dan produksi, menyangkut berbagai pertanyaan penting tentang :
  • Apakah studi dan pengujian pendahuluan pernah dilakukan ?
  • Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal?
  • Apakah luas produksi ini akan meminimumkan biaya produksi rata-rata, ataukah akan memaksimumkan laba? Jadi, mempertimbangkan secara simultan faktor permintaan.
  • Bagaimana fasilitas untuk ekspansi nantinya? Tentang lokasi, luas tanah, peraturan fasilitas produksi, dan sebagainya.
  • Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat?
  • Umumnya terdapat beberapa alternatif proses produksi untuk menghasilkan produk yang sama.Sebagai misal, semen bisa dibuat dengan proses basah ataupun proses kering, soda bisa dibuat dengan metode electrolysis atau metode kimia.
  • Apakah mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah tepat?
  • Faktor yang diperhatikan adalah tentang umur ekonomis dan fasilitas pelayanan kalau terjadi kerusakan meisn-mesin tersebut.
  • Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan-pekerjaan tenis tambahantelah dilakukan?
  • Faktor-faktor seperti material handling, supply bahan pembantu, kontrol kualitas, dan sebagainya perlu diperhatikan pula.
  • Apakah telah disiapkan tentang kemungkinan penanganan terhadap limbah produksi.
  • Apakah tata letak yang diusulkan dari fasilitas produksi cukup baik?
  • Bagaimana dengan pemilihan lokasi “site” produksi?
  • Apakah skedul kerja telah dibuat dengan cukup realistis?
  • Apakah teknologiyang akan digunakan bisa diterima dari pandangan sosial?
  • Dalam pemilihan teknologi yang akan dipergunakan sebaiknya tidak dipergunakan teknologi yang sudah usang, atau teknologi yang masih docoba-coba. Yang pertama akan mengakibatkan perusahaan nantinya sulit untuk bersaing, sedangkan yang kedua bisa mengakibatkan kesulitan dalam perawatan fasilitas.

4. Aspek menajemen dan organisasi 

Berkaitan dengan manajemen dalam pembangunan fisik serta manajemen dalam operasionalnya dan struktur organisasi.

Aspek manajemen mempelajari tentang :

Manajemen dalam masa pembangunan proyek. Siapa pelaksana proyek tersebut? Bagaimana jadwal penyelesaian proyek tersebut? Siapa yang melakukan studi masing-masing aspek: pemasaran, teknis, dan lain sebagainya?

Manajemen dalam operasi. Bentuk pengorganisasian/badan usaha yang dipilih. Struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan spesifikasi jabatan. Anggota direksi dan tenaga-tenaga kunci. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan.


5. Aspek sosial, ekonomi, dan budaya

Mencangkup pengaruh proyek terhadap kehidupan sosial, budaya dan perekonomian secara makro dan lain sebagainya. Aspek ekonomi dan sosial, meliuti penelitian tentang :

  • Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan negara.
  • Pengaruh proyek tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan yang bisa diperoleh.
  • Penambahan kesempatan kerja
  • Pemerataan kesempatan kerja
  • Bagaimana pengaruh proyek tersebut terhadap industri lain, dan pasar bagi hasil industri lain.
  • Aspek yang bersifat sosial seperti: menjadi semakin ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik, dan lain sebagainya.
  • Aspek sosial ini merupakan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat, tetapi sulit dikuantifikasikan yang bisa disepakati secara bersama. Tetapi manfaat dan pengorbanan tersebut dirasakan ada. 

6. Aspek keuangan

Berkaitan dengan sumber dan penggunaan dana serta proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dari masing masing sumber dana yang bersangkutan. Aspek keuangan mempelajari tentang berbagai faktor penting seperti :

  • Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun  modal kerja.
  • Sumber-sumber pembelanjaan yang akan dipergunakan. Seberapa banyak dana yang berupa modal sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka pendek, dan berapa yang jangka panjang.
  • Taksiran penghasilan, biaya, dan laba/rugi pada berbagai tingkat operasi. Termasuk di sini estimasi tentang break event proyek tersebut.
  • Manfaat dan biaya dalam artian finansial, seperti “rate of return on investment”,”net present value”, “internal rate of return”, “profitability index”,”payback period”. Estimasi terhadap risiko proyek, risiko dalam artian total, atau kalau mungkin yang hanya sistematis.
  • Di sini di samping perlu ditaksir laba/rugi proyek tersebut, juga taksiran aliran kas diperlukan untuk menghitung profitabilitas finansial proyek tersebut.
  • Proyeksi keuangan.Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan penggunaan dana.   

7. Analsis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)

Berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan oleh adanya bisnis tersebut terhadap lingkungan baik lingkungan air, darat dan udara.

 

E. Alat dan Kerangka Analisa

Untuk melakukan analisis data umumnya memakai analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisa data yang bersifat kualitatif. Hasil dari analisis ini adalah berupa uraian dalam bentuk naratif, selain itu analisis kualitatif juga bisa mempertajam hasil analisis kuantitatif. Sedangkan analisis kuantitatif lebih menekankan pada penggunaan model model statistik seperti penggunaan least square, analisis regresi, dan model model perhitungan lain yang sesuai. Untuk melihat hubungan antara aspek aspek studi kelayakan bisnis dengan jenis data yang dibutuhkan, sumber data, cara memperoleh data dan kerangka atau alat analisis data yang dibutuhkan, sumber data, cara memperoleh data, dan kerangka atau alat analisis data dapat dilihat pada table dibawah ini :

 

Aspek yang dianalisis

Jenis Data

Sumber Data

Cara Memperoleh Data

Teknik Analisis Data

Hukum

Kualitatif

Primer, Sekunder

Dokumentasi, Observasi, Tanya jawab

Kualitatif, judgement, pelaksana bisnis, waktu pelaksanaan bisnis, kelengkapan perijinan

Sosial Ekonomi dan Budaya Lingkungan Hidup

Kualitatif

Primer, Sekunder

Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya Jawab

Kualitatif, judgement, analisis manfaat dan pengorbanan dan model lain yang sesuai

Pasar dan Pemasaran

Kualitatif, Kuantitatif

Primer, Sekunder

Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya Jawab

Model Statistik: Analisis trend, Regresi, model lain yang sesuai, strategi pemasaran yang digunakan.

Teknis dan teknologi

Kualitatif, Kuantitatif

Primer, Sekunder

Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya Jawab

Judgement

analisis biaya, lay out, metode transportasi dan model lain yang sesuai

Menajemen dan Organisasi

Kualitatif, Kuantitatif

Primer, Sekunder

Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya Jawab

Judgement  

Jenis Pekerjaan, urut urutan pengerjaan, lama waktu dan biaya masing masing pekerjaan analisis jabatan, struktur organisasi, model lain yang sesuai

Keuangan

Kualitatif, Kuantitatif

Primer, Sekunder

Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya Jawab

Judgement  

Analisis sumber dan penggunaan dana, penetuan kebutuhan dana penentuan biaya model, criteria penilaian investasi

 

6. Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Secara umum jenis data yang diperlukan dalam studi kelayakan bisnis adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif biasanya berupa data mengenai uraian dalam bentuk kalimat secara naratif dan sulit diukur dengan angka bahkan tidak bisa diukur. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang dapat diukur dengan angka atau dapat dikuantifikasikan.


2. Sumber Data

Data dan informasi merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menganalisis suatu usaha, karena tanpa adanya data dan informasi yang jelas, maka hasil studi kelayakan yang kita lakukan tidak akan berhasil dengan baik. Oleh karena itu perlu dicari sumber-sumber data dan informasi yang benar-benar dapat dipercaya keabsahannya.

 

Dalam studi kelayakan bisnis sumber data diperoleh baik dari sumber primer maupun sumber sekunder. Sumber primer (langsung dari objek yang diteliti) yaitu data yang diperoleh masih belum mengalami pengolahan lebih lanjut atau modifikasi. Sedangkan data ang berasal dari sumber sekunder (tidak langsung dari objek yang diteliti) adalah data yang biasanya sudah mengalami pengolahan lebih lanjut atau telah mengalami modifikasi. Penggunaan kedua sumber data tersebut tergantung dari kondisi dimana data tersebut dibutuhkan.


Di Indonesia umumnya agak terbatas data yang  bisa diperoleh dari sumber sekunder karena belum membudayanya usaha pengumpulan data dari instansi-instansi. Data yang bisa diperoleh dalam bentuk data sekunder umumnya berasal dari instansi-instansi pemerintah. Adapun sumber-sumber data yang dapat diperoleh serta dapat dipercaya adalah antara lain :


Data yang bersumber dari berbagai publikasi yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) atau Kantor Statistik Daerah. Seperti misalnya: Statistik tentang ekspor, impor, indikator ekonomi, statistical year book of indonesia, untuk lingkup nasional dan berbagai daerah dalam angka untuk lingkup regional.


Data yang bersumber dari publikasi yang dikeluarkan oleh BKPM(D)-Badan Koordinasi Penanaman Modal (Daerah)-seperti kesempatan berusaha yang masih diberi prioritas dan mana yang tidak lagi. Daftar ini sering disebut sebagai Daftar Skala Prioritas.


Data yang bersumber dari publikasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, Persatuan Bank-bank Swasta Nasional (Perbanas) maupun oleh lembaga keuangan lainnya. Umumnya menyangkut ekonomi dan perbankan.


Data yang bersumber dari publikasi yang dikeluarkan oleh Asosiasi Industri dan Dagang yang membawahi jenis usaha yang sejenis.


Data yang bersumber dari publikasi yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang bekerja sebagai lembaga penelitian, baik yang dilakukan oleh pemerintah, seperti LIPI, maupun swasta.


Data yang bersumber dari publikasi Ekonomi dan Bisnis, baim dari koren maupun majalah.


Data yang bersumber dari dapartemen teknis, biasanya daat-data dan informasi yang dikeluarkan terkumpul dari tahun ke tahun, misalnya jika usaha pertanian, maka perlu dicari dari Dapartemen pertanian.


Data dan infromasi yang bersumber dari Universitas atau Perguruan Tinggi lainnya, dan Sumber-sumber lainnya.


Karena masih terbatasnya publikasi-publikasi ini, maka sering pihak yang melakukan  studi kelayakan harus mengumpulkan sendiri data primer. Dan ini merupakan salah satu hambatan dalam pembuatan studi kelayakan, karena akan memerlukan waktu yang lebih lama dan juga biaya yang lebih mahal.


3. Cara Memperoleh Data

Terdapat beberapa cara untuk memperoleh dan menggali data, diantaranya adalah observasi (pengamatan langsung dilapangan), Tanya jawab, dan kuisioner, yang biasanya digunakan untuk menggali sumber data primer serta dokumentasi yang biasanya digunakan untuk manggali data sekunder. Penggalian data tersebut jelas memerlukan dana, waktu dan tenaga yang reatif besar tergantung banyaknya variasi data yang ingin digali terlebih jika data tersebut merupakan data primer.

 

G. Kriteria Penilaian

Di dalam penilaian keputusan investasi atau studi kelayakan bisnis menggunakan kriteria. Dimulai dari kriteria yang “sempit” sampai dengan kriteria yang lebih “luas”. Kriteria yang sempit hanya menekan pada aspek profitabilitas dipandang dari sudut bisnis yang sering disebut profitabilitas komersial. Sedangkan dari sudut yang lebih luas adalah dengan memerhatikan manfaat proyek bagi perekonomian nasional dan segi social.

 

Kriteria penilaian yang akan dibahas antara lain: a) kriteria intensitas faktor, b) kriteria luas dan kompleksitas proyek, c) kriteria pendapatan valuta asing/devisa, d) kriteria profitabilitas komersial, e) kriteria profitabilitas ekonomi social, dan f) kriteria pemilihan proyek.


1. Kriteria Intensitas Faktor

Berdasarkan kriteria ini, pemerintahan suatu negara sebaiknya memberikan prioritas pembangunan proyek-proyek yang memanfaatkan faktor surplus, yaitu misalnya tenaga kerja daripada faktor yang jarang misalnya modal (kapital). Namun, perlu diperhatikan bahwa kelebihan tenaga kerja dalam kenyataannya bukan satu-satunya faktor yang perlu diperhatikan karena masih banyak faktor-faktor lain yang juga memengaruhinya.


2. Kriteria Luas dan Kompleksitas Proyek

Kriteria lain yang bisa digunakan untuk membuat keputusan investasi adalah luas dan tingkat kompleksitas elemen-elemen yang terdapat dalam proyek. Semakin luas suatu proyek semakin kompleks permasalahan yang dihadapinya. Luas dan kompleksitas tersebut meliputi aspek keuangan, produksi dan keuangan yang diperoleh dari aspek-aspek lain.


3. Kriteria Pendapatan Valuta Asing/Devisa

Salah satu pertimbangan keputusan dilaksanakan suatu proyek adalah seberapa besar penghematan devisa yang diperoleh bagi produk-produk yang diproduksi  proyek jika produk tersebut adalah subtitusi impor, atau seberapa pendapatan devisa yang diperkirakan akan didapat dari eksport produk yang akan dihasilkan proyek.

Suatu negara kadang mengalami pengurangan cadangan devisa, baik disebabkan oleh pengurangan pendapatan devisa ataupun oleh meningkatnya pengeluaran devisa. Hal tersebut disebabkan  misalnya kegagalan produksi pertanian sehingga pemerintah perlu membeli lebih banyak bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri agar tercukupi.


4. Kriteria Profitabilitas Komersial

Berbeda dengan kriteria-kriteria sebelumnya yang hanya mempertimbangkan satu aspek dalam proyek maka kriteria profitabilitas komersial yang mempertimbangkan berbagai faktor, lebih diterima secara luas sebagai alat untuk menilai proyek secara keseluruhan. Kriteria tersebut digunakan oleh investor swasta maupun pemerintah atau lembaga-lembaga keuangan, baik swasta maupun pemrintah. Perkiraan profitabilitas adalah laba bersih yang diharapkan sesudah pajak.

 

5. Kriteria Profitabilitas Ekonomi Nasional

Profitabilitas ekonomi nasional adalah rata-rata rate of turn bersih suatu investasi  dalam hubungannya dengan perekonomian nasional. Perhitungan profitabilitas nasional selain memasukan biaya ekonomis dan laba yang sering tidak diperhitungkan juga memasukan biaya dan manfaat nonekonomis yang seharusnya dibutuhkan dalam suatu penilaian proyek agar diperoleh nilai proyek yang sebenarnya terhadap perekonomian nasional.


6. Kriteria Pemilihan Proyek

Kriteria pemilihan proyek mendasarkan pada kriteria profitabilitas komersial dan kriteria profitabilitas ekonomi nasional ditambah dengan pertimbangan kualitatif. Kelemahan kriteria ini adalah jika pertimbangan kualitatif diluar pertimbangan ekonomis mendominasi pengambilan keputusan. Kriteria pemilihan proyek ini dipergunakan untuk menentukan urutan proyek dari sekelompok usulan proyek. Caranya dengan membuat analisis perbandingan sekelompok usulan proyek, kemudian menentukan prioritasnya.

 

OPINI

 

Studi kelayakan bisnis merupakan hal yang penting sebelum memulai bisnis. Namun untuk bisa mempraktekannya memang membutuhkan effort yang lebih karena memang tidaklah mudah. Tetapi ini perlu anda lakukan daripada bisnis gagal.

 

REFERENSI :

  1. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Edisi Ketiga, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
  2. Basu Swastha,DH,SE,MBA, Pengantar Bisnis Modern, Liberty, Yogyakarta, 1993.
  3. Indriyo Gito Sudarmo M, Com, Drs, Pengantar Bisnis, BPFE, Yogyakarta, 1996.
  4. Kusnadi HMAD, Drs, Msi, Dadang Suherman, SE, MSi, Nur Rahman, Drs, MM,
  5. Pengantar Bisnis Niaga (dengan pendekatan kewiraswastaan), STAIN, Malang, 1998.
  6. M. Fuad, Chrisine H, Nurlela, Sugiarto, Paulus YEF, Pengantar Bisnis, Gramedia, Jakarta, 2001
  7. Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert (Prof. Dr. Wagiono Ismangil), Bisnis, Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta, 1998
  8. Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert (Prof. Dr. Wagiono Ismangil), Bisnis, Jilid 2, Prenhallindo, Jakarta, 1998
  9. Widyatmini, Pengantar Bisnis, Gunadarma, Jakarta, 1992

  

SUMBER LAIN :

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...