Desain Studi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan Bisnis adalah proses yang terkontrol untuk mengidentifikasi masalah, peluang, menentukan tujuan, menggambarkan situasi, menentukan hasil yang sukses dan menilai berbagai biaya dan manfaat yang terkait dengan beberapa alternatif untuk memecahkan masalah. Studi kelayakan bisnis digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan berdasarkan kelangsungan usaha atau proyek yang sebenarnya.
Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk menentukan apakah suatu bisnis layak dijalankan atau tidak.
Kegiatan ini meliputi identifikasi masalah, peluang, menentukan tujuan,
menggambarkan bagaimana situasi bisnis dan menilai berbagai manfaat yang
dihasilkan.
Dalam kaitannya dengan bisnis, studi ini bisa
digunakan untuk membantu pengusaha mengambil sebuah keputusan yang tepat. Bagi
seorang pemula, studi ini sangat penting dilakukan karena dapat menghindarkan
pebisnis dari kerugian.
Ketika akan melakukan studi ini, ada enam
bidang yang akan diteliti dan dianalisis. Keenam bidang tersebut yakni :
- Deskripsi pasar,
- Deskripsi bisnis,
- Teknologi yang diperlukan,
- Detail mengenai finansial dan struktur organisasi bisnis tersebut,
- Kesimpulan bagaimana bisnis yang dirintis bisa maju.
A. Identifikasi Kesempatan
Usaha
Identifikasi Kesempatan usaha dapat
di lakukan dengan menyimak bidang hasil usaha pokok, yaitu kedudukan pasar,
profitabilitas, sumber daya manusia (SDM), keuangan, sarana kerja, tanggung
jawab sosial, dan pengenbangan usaha.
Identifikasi peluang usaha dapat
di lakukan dengan cara :
- Belajar ilmu manajemen usaha.
- Meminta jasa konsultan manajemen.
- Meminta jasa keluarga dan kenalan yang pintar dalam usaha.
Dengan tersedianya informasi ekstren dan
informasi intern, maka wirausahawan dapat mengetahui :
- Dimana ada peluang (opportunity)
- Apa saja yang mengancam usaha (threat)
- Ada kekuatan (strength) yang dpat mendukung usaha untuk mencapai sasaran.
Persyaratan pokok dalam identifikasi
peluang usaha atau mengenali peluang keberhasilan usaha pada masa
depan ialah berfikir polos, keterbukaan, optimisme, kerja sama, dan mau
mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan, dan percaya pada hari esok akan
lebih baik dari hari kemarin.
Identifikasi peluang usaha meliputi
hal-hal berikut :
- Waktu peluncuran produk yang tepat
- Desain produk yang sesuai dengan kebutuhan pembeli atau pelanggan.
- Setrategi distribusi yang tepat.
- mampu mengidentifikasi usah yang sedang di jalankan.
- Optimis dan citra positif dalam usaha.
- Sumber daya manusia (SDM) yang cukup baik.
- Sumber daya yang cukup.
- Manajemen produk yang baik.
- pemasaran produk yang tepat.
- Pengalaman mengelola usaha.
Untuk mencapai keberhasilan, langkah pertama
dalam identifikasi peluang usaha adalah Tumbuhkan citra
positif pada diri sendiri, tetaplah optimis dalam menghadapi situasi apapun
dalam usaha. Peluang-peluang usaha atau bisnis masih terbuka di depan kita,
asal kita mempunyai semangat yang tinggi.
- Percaya dan yakin bahwa usaha bisa dilakukan. Hapuskan kata mustahil, tak mungkin, tak bisa, tak perlu di coba, dari khasanah pikiran dan bicara.
- Janganlah tradisi lingkungan yang setatis akan melumpuhkan pikiran wirausahawan. Lihatlah peluang-peluang usaha untuk menjadi besar. Tradisi lain yang kurang menunjang peluang-peluang usaha adalah etos kerja yang rendah dan terlalu santai.
- Setiap hari bertanya pada diri sendiri, " bagaimana saya dapat melakukan usaha sendiri lebih baik."
- Bertanya dan dengarkanlah. Dengan bertanya dan mendengar, maka wirusahawan akan mendapatkan bahan baku untuk mengambil keputusan yang tepat. Ingat orang besar memonopoli kegiatan bicara.
- Perluas pikiran anda, bersemangatlah. bergaulah dengan orang-orang yang bisa membuat anda mendapat gagasan-gagasan peluang usaha.
Paul Charlap mengemukakan sebuah rumusan
tentang identifikasi peluang usaha yang mencakup empat (4)
unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan agar mencapai sukses dlam
pekerjaannya, yaitu :
- Kerja keras (Work hard)
- Kerja cerdas (Work smart)
- Kegairahan (Enthusiasm)
- Pelayanan (Service)
B. Tujuan Keputusan
Investasi
Investasi kini bukan istilah yang asing lagi
didengar di telinga kita. Pengertian investasi terkait dengan ekonomi dan juga
keuangan. Lebih jelasnya, investasi merupakan aktivitas yang menempatkan dana
dalam satu periode. Harapannya, penggunaan dana itu dapat menghasilkan sebuah
keuntungan dan juga peningkatan dalam nilai investasi.
Selain itu, investasi juga berhubungan dengan
bentuk aktiva yang diharapkan dapat meraih keuntungan di masa yang akan datang.
1. Tujuan Keputusan Investasi
Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi
adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Secara lebih khusus menurut
(Tandelilin, 2001 : 5) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan
investasi, antara lain :
a. Untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir
bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya
berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar
tidak berkurang di masa yang akan datang.
b. Mengurangi
resiko inflasi.
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan
perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko
penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
c. Dorongan
untuk menghemat pajak.
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu.
Pertambahan pendapatan bisa mendorong
investasi menjadi lebih besar, dan dengan begitu bunga yang tinggi bakal
menurunkan minatnya untuk berinvestasi karena hal itu akan menjadi lebih mahal
daripada meminjam uang.
2. Definisi Investasi
Untuk
definisi dari investasi sendiri memiliki banyak makna tetapi intinya tetap sama.
Sebagai contoh jika seseorang memiliki uang atau penghasilan yang besar dan
memberikan uang tersebut kepada orang lain dan berharap uang yang diberikan itu
akan menghasilkan keuntungan lainnya dalam kurun tertentu disebut investasi.
Secara
sederhana investasi memiliki arti sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya ada
seorang pemodal yang memberi modalnya kepada orang lain untuk dikembangkan dan
mendatangkan keuntungan dalam waktu yang sudah ditentukan. Bedanya di sini
adalah investasi dapat dilakukan oleh siapa saja baik kepada perorangan atau
kelompok serta ke perusahaan sekalipun.
Hanya
saja istilah investasi ini sering sekali digunakan dalam kegiatan bisnis di
mana seorang investor yaitu si penanam modal meminjamkan dananya ke perusahaan
yang mampu untuk mengolahnya.
3. Apa tujuan dari investasi?
Berdasarkan pengertian investasi yang sudah
diulas pada paragraf diatas, kegiatan untuk menanam modal ini mempunyai
beberapa tujuan, manfaat, bentuk dan jenis yang perlu Anda ketahui. Nah,
pertama akan kita bahas dulu tentang apa saja tujuan utama dari adanya
investasi. Berikut diantaranya :
a. Membesarkan
Suatu Usaha
Pengertian investasi identik dengan keuntungan
dalam rupa uang. Akan tetapi jangan salah, dengan melakukan investasi memiliki
kegunaan yang lain. Contohnya adalah untuk memperbesar suatu usaha yang sudah
berjalan, keperluan di bidang sosial, dan sebagainya.
b. Mendapat
Pemasukan Tetap
Apabila Anda menanam modal misalnya di sebuah
perusahaan, Anda otomatis memiliki hak untuk mendapat beberapa persen dari
keuntungan perusahaan tersebut. Dengan begitu, Anda akan selalu menerima
keuntungan dari modal yang Anda tanamkan pada perusahaan itu.
c. Berkurangnya
Saingan
Dengan Anda memulai berinvestasi, Anda sudah
dapat mengurangi jumlah saingan atau kompetitor perusahaan lain yang memiliki
bidang sama.
d. Jaminan Dalam
Berbisnis
Jika Anda menanamkan modal kepada supplier,
ada jaminan bahwa bisnis Anda nantinya tak akan mengalami kekurangan
bahan-bahan baku di kemudian hari dan dapat terus mempunyai pasar guna menjual
produk. Dengan begitu Anda tidak akan mengalami kerugian.
4. Apa
saja manfaat dari investasi?
Berdasarkan dengan tujuan-tujuan dari
investasi barusan, tidak heran kalau saat ini sudah banyak sekali pengusaha
yang berlomba-lomba melakukannya. Tentu saja, tujuannya tak lain dan tak bukan
adalah mendapat keuntungan sebesar-besarnya dan juga memperluas usaha mereka.
Menjadi salah satu bentuk penanaman modal, investasi dalam dunia bisnis memiliki beberapa manfaat bagi para pelakunya. Berikut adalah beberapa diantaranya.
a. Aset
Yang Meningkat
Berdasarkan pengertian investasi, dikatakan
bahwa tindakan menanam modal ini dapat memberi keuntungan di masa depan.
Contohnya adalah jika Anda membeli tanah saat ini untuk investasi, lalu Anda
menjualnya di masa yang akan datang dengan nilai berkali-kali lebih tinggi
dibanding harga ketika membeli. Ini karena harga tanah yang akan terus naik.
b. Memenuhi Berbagai
Kebutuhan
Banyaknya kegiatan investasi yang dilakukan
pada saat ini umunya bertujuan untuk pendukung segala kebutuhan masa depan.
Contohnya adalah dengan menginvestasi emas. Menginvestasi emas tujuannya tentu
agar dapat dijual kembali beberapa tahun kemudian dan dapat keuntungannya bisa
digunakan untuk kebutuhan.
c. Menjadi Lebih
Hemat
Ketika seseorang melakukan kegiatan investasi
atau menanam modal, uang yang dimiliki akan digunakan untuk hal yang lebih
mendesak atau penting. Dengan begitu, orang yang melakukan kegiatan investasi
cenderung lebih hemat dibandingkan mereka yang tidak berinvestasi.
d. Tidak Terikat
Hutang
Apabila seseorang memiliki gaya hidup
sederhana dan selalu hemat, sudah jelas orang tersebut tidak akan berurusan
dengan masalah hutang piutang yang merugikan. Dampak positif dari tidak adanya
hutang akan membuat perekonomian seseorang lebih baik.
5. Beberapa alasan akan perlunya berinvestasi
Tiap-tiap orang memiliki haknya sendiri untuk menentukan apakah dia akan berinvestasi ataupun tidak. Tetapi banyak yang berpendapat bahwa melakukan kegiatan ini adalah penting karena tentunya akan berdampak positif bagi kehidupan yang sedang dan akan berlangsung di masa depan. Beberapa alasan di bawah ini akan menunjukkan bahwa berinvestasi itu memang perlu.
a. Mendapatkan penghasilan tetap
Kalau anda berinvestasi, tidak menutup kemungkinan dan pasti sekali anda akan mendapatkan penghasilan tetap misalnya penghasilan tiap bulan. Itu dikarenakan modal yang anda tanam ke seseorang atau ke suatu perusahaan akan mendapat keuntungan yang dihasilkan dari bisnis yang telah kedua pihak sepakati. Biasanya pada saat pertama kali memulai investasi, anda dan pihak lainnya akan membuat kesepakatan apa-apa saja yang akan anda dapatkan termasuk penghasilan tetap dalam waktu tertentu.
b. Usaha anda akan semakin besar
Anda
sudah dan sedang menikmati hasil dari investasi yang anda lakukan, saatnya anda
menyisihkan sebagian keuntungan yang anda dapatkan untuk memperbesar usaha anda
yang tadinya hanya usaha kecil-kecilan saja.
Karena
sama saja jika anda tidak mengembangkan usaha yang sudah dimiliki, karena
berinvestasi adalah bukanlah kegiatan yang terus menerus dilakukan. Jadi tidak
ada salahnya anda juga memikirkan masa depan dengan hasil investasi yang akan
anda miliki.
c. Mendapat jaminan bisnis
Bisnis
yang sedang anda lakukan, akan terus terjamin sehingga anda tidak perlu
khawatir karena di dalam perjanjian yang dibuat antara anda dan orang atau
perusahaan yang anda pinjami modal sudah termasuk keamanan dan jaminan investasi yang
anda berikan.
Hal-hal
yang seperti itu, akan tertuang pada kontrak kerja antara anda sebagai investor
dan perusahan. Dalam hal ini tetap harus memperhatikan apa-apa saja yang akan
anda dapatkan selama investasi masih berlangsung.
6. Macam-Macam
Bentuk-Bentuk Investasi
Setelah memahami apa saja manfaat dari
investasi, Selanjutnya adalah bentuk investasi. Biasanya untuk bentuk invetasi
bisa dibedakan menjadi dua bagian, yakni :
a. Investasi
Aktiva Riil
Investasi aktiva riil merupakan sebuah
investasi yang biasanya dilakukan oleh seseorang yang bentuknya kasat mata,
atau bisa dilihat wujud fisiknya. Contohnya seperti berinvestasi emas, logam
mulia, tanah, properti dan sebagainya.
b. Investasi Aktiva
Finansial
Berikutnya adalah investasi aktiva finansial,
atau investasi yang dilakukan dan bentuknya merupakan surat atau dokumen
berharga. Contohnya adalah depostio, saham dan lain lain.
C. Aspek-aspek Studi
Kelayakan
Saat melakukan studi kelayakan, ada banyak
aspek yang harus diteliti. Pada dasarnya aspek-aspek tersebut bersifat
fleksibel, sehingga bisa ditambah ataupun dikurangi sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
Meskipun demikian, ada beberapa aspek dasar
yang pasti akan diteliti ketika analisis studi kelayakan dilakukan, antara lain
:
1. Aspek
Hukum Atau Legalitas
Salah satu aspek yang pasti diteliti ketika
studi kelayakan dilakukan adalah aspek hukum atau legalitas. Hal ini menyangkut
pada semua hal yang berhubungan dengan legalitas atau ketentuan hukum dalam
mendirikan perusahaan.
Dalam aspek hukum, poin-poin yang dianalisis
yakni izin lokasi, surat tanda daftar perusahaan, NPWP, akta pendirian
perusahaan dari notaris, surat izin usaha perdagangan (SIUP),
dan lain-lain.
2. Aspek
Ekonomi dan Budaya
Pada aspek ekonomi dan budaya, studi kelayakan
menganalisis dampak yang diakibatkan oleh perusahaan pada kondisi sekitar. Dari
sisi budaya, studi kelayakan akan menganalisis bagaimana perusahaan
mempengaruhi adat istiadat di daerah sekitar.
Sedangkan dari sisi ekonomi, analisis yang
dilakukan yakni bagaimana perusahaan berdampak pada tingkat pendapatan per
kapita di wilayah tempat perusahaan didirikan.
3. Aspek
Pasar dan Pemasaran
Pasar dan pemasaran merupakan aspek dasar yang
diteliti dalam studi kelayakan. Analisis yang dilakukan pada aspek ini akan
menjawab pertanyaan apakah produk yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki
peluang pasar.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yakni potensi pasar, jumlah konsumen, daya
beli masyarakat, segmentasi, situasi persaingan di industri tersebut, dan
lain-lain.
4. Aspek
Manajemen
Studi kelayakan juga turut menyertakan aspek
manajemen sebagai aspek dasar yang harus dianalisis. Aspek ini berkaitan erat
dengan operasional perusahaan baik itu pembangunan maupun pengembangan. Dari
semua aspek yang dianalisis, aspek manajemen memiliki cangkupan yang sangat
luas.
Hal ini dikarenakan semua hal yang berhubungan
dengan operasional perusahaan ikut ke dalam kategori aspek manajemen, mulai
dari manajemen sumber daya hingga finansial perusahan.
5. Aspek
Keuangan
Bagi sebagian bisnis modal adalah adalah hal
utama yang harus dimiliki sebelum membangun sebuah bisnis. Maka dari itu aspek
keuangan menjadi hal yang menentukan bisnis Anda berjalan lancar atau tidak
kedepannya. Proses
penganggaran adalah hal yang harus dilakukan jika Anda ingin
melakukan perencanaan bisnis yang matang.
D. Aspek Aspek yang Dianalisis
Dalam melakukan pembuatan dan penilaian studi
kelayakan melalui tahap-tahap yag telah ditentukan, hendaknya dilakukan secara
benar dan lengkap. Kemudian setiap tahapan memiliki berbagai aspek yang harus
diteliti, diukur dan dinilai sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan.
Ada beberapa aspek yang perlu dilakukan studi
untuk menentukan kelayakan suatu usaha. Masing-masing aspek tidak berdiri
sendiri akan tetapi saling berkaitan. Artinya sakah satu aspek tidak dipenuhi
maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan.
Urutan penilaian aspek mana yang harus
didahulukan tergantung dari kesiapan penilai dan kelengkapan data yang ada.
Tentu saja dalam hal ini dipertimbangkan prioritas mana yang harus didahulukan
lebih dulu dan mana yang berikutnya.
Dalam studi kelayakan bisnis terdapat beberapa
aspek yang harus dianalisis, yaitu :
1. Aspek Hukum, berkaitan dengan legalisasi keberadaan bisnis yang akan dijalankan baik dari segi perjanjian maupun dari segi badan hukumnya. Aspek hukum mempelajari tentang :
- Bentuk badan usaha yang dipergunakan
- Jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman
- Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan, dan sebagainya
2. Aspek pasar dan pemasaran, berkaitan dengan potensi pasar produk yang akan dipasarkan, analisis kekuatan pesaing, estimasi penjualan yang mungkin bisa diraih (market share). Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang :
- Permintaan, baik secara
total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar
pemakai. Di sini juga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut.
- Penawaran, baik
yang berasal dari dalam negeri, maupun juga yang berasal dari impor. Bagaimana
perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini, seperti jenis barang yang bisa
menyaingi, perlindungan dari pemerintah, dan sebagainya, perlu pula
diperhatikan.
- Harga, dilakukan
perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri lainnya. Apakah
ada kecenderungan perubahan harga, dan kalau ya, bagaimana polanya.
- Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan,”marketingmix”. Identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk yang akan dibuat.
- Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dikuasai perusahaan.
3. Aspek teknis/operasi dan teknologis, berkaitan
dengan pemilihan lokasi bisnis, pemilihan mesin dan peralatan yang sesuai
dengan kapasitas produksi, penataan lay out serta pemilihan
teknologi yang sesuai.
- Aspek teknis dan produksi, menyangkut berbagai pertanyaan penting tentang :
- Apakah studi dan pengujian pendahuluan pernah dilakukan ?
- Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal?
- Apakah luas produksi ini akan meminimumkan biaya produksi rata-rata, ataukah akan memaksimumkan laba? Jadi, mempertimbangkan secara simultan faktor permintaan.
- Bagaimana fasilitas untuk ekspansi nantinya? Tentang lokasi, luas tanah, peraturan fasilitas produksi, dan sebagainya.
- Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat?
- Umumnya terdapat beberapa alternatif proses produksi untuk menghasilkan produk yang sama.Sebagai misal, semen bisa dibuat dengan proses basah ataupun proses kering, soda bisa dibuat dengan metode electrolysis atau metode kimia.
- Apakah mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah tepat?
- Faktor yang diperhatikan adalah tentang umur ekonomis dan fasilitas pelayanan kalau terjadi kerusakan meisn-mesin tersebut.
- Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan-pekerjaan tenis tambahantelah dilakukan?
- Faktor-faktor seperti material handling, supply bahan pembantu, kontrol kualitas, dan sebagainya perlu diperhatikan pula.
- Apakah telah disiapkan tentang kemungkinan penanganan terhadap limbah produksi.
- Apakah tata letak yang diusulkan dari fasilitas produksi cukup baik?
- Bagaimana dengan pemilihan lokasi “site” produksi?
- Apakah skedul kerja telah dibuat dengan cukup realistis?
- Apakah teknologiyang akan digunakan bisa diterima dari pandangan sosial?
- Dalam pemilihan teknologi yang akan dipergunakan sebaiknya tidak dipergunakan teknologi yang sudah usang, atau teknologi yang masih docoba-coba. Yang pertama akan mengakibatkan perusahaan nantinya sulit untuk bersaing, sedangkan yang kedua bisa mengakibatkan kesulitan dalam perawatan fasilitas.
4. Aspek menajemen dan organisasi
Berkaitan dengan manajemen dalam pembangunan
fisik serta manajemen dalam operasionalnya dan struktur organisasi.
Aspek manajemen mempelajari tentang :
Manajemen dalam masa pembangunan proyek. Siapa
pelaksana proyek tersebut? Bagaimana jadwal penyelesaian proyek tersebut? Siapa
yang melakukan studi masing-masing aspek: pemasaran, teknis, dan lain
sebagainya?
Manajemen dalam operasi. Bentuk
pengorganisasian/badan usaha yang dipilih. Struktur organisasi, deskripsi
jabatan, dan spesifikasi jabatan. Anggota direksi dan tenaga-tenaga kunci.
Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan.
5. Aspek sosial, ekonomi, dan budaya
Mencangkup pengaruh proyek terhadap kehidupan sosial, budaya dan perekonomian secara makro dan lain sebagainya. Aspek ekonomi dan sosial, meliuti penelitian tentang :
- Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan negara.
- Pengaruh proyek tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan yang bisa diperoleh.
- Penambahan kesempatan kerja
- Pemerataan kesempatan kerja
- Bagaimana pengaruh proyek tersebut terhadap industri lain, dan pasar bagi hasil industri lain.
- Aspek yang bersifat sosial seperti: menjadi semakin ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik, dan lain sebagainya.
- Aspek sosial ini merupakan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat, tetapi sulit dikuantifikasikan yang bisa disepakati secara bersama. Tetapi manfaat dan pengorbanan tersebut dirasakan ada.
6. Aspek keuangan
Berkaitan dengan sumber dan penggunaan dana serta proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dari masing masing sumber dana yang bersangkutan. Aspek keuangan mempelajari tentang berbagai faktor penting seperti :
- Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.
- Sumber-sumber pembelanjaan yang akan dipergunakan. Seberapa banyak dana yang berupa modal sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka pendek, dan berapa yang jangka panjang.
- Taksiran penghasilan, biaya, dan laba/rugi pada berbagai tingkat operasi. Termasuk di sini estimasi tentang break event proyek tersebut.
- Manfaat dan biaya dalam artian finansial, seperti “rate of return on investment”,”net present value”, “internal rate of return”, “profitability index”,”payback period”. Estimasi terhadap risiko proyek, risiko dalam artian total, atau kalau mungkin yang hanya sistematis.
- Di sini di samping perlu ditaksir laba/rugi proyek tersebut, juga taksiran aliran kas diperlukan untuk menghitung profitabilitas finansial proyek tersebut.
- Proyeksi keuangan.Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan penggunaan dana.
7. Analsis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan oleh
adanya bisnis tersebut terhadap lingkungan baik lingkungan air, darat dan
udara.
E. Alat dan Kerangka
Analisa
Untuk melakukan analisis data umumnya memakai
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif adalah
analisis yang digunakan untuk menganalisa data yang bersifat kualitatif. Hasil
dari analisis ini adalah berupa uraian dalam bentuk naratif, selain itu
analisis kualitatif juga bisa mempertajam hasil analisis kuantitatif. Sedangkan
analisis kuantitatif lebih menekankan pada penggunaan model model statistik
seperti penggunaan least square, analisis regresi, dan model
model perhitungan lain yang sesuai. Untuk melihat hubungan antara aspek aspek
studi kelayakan bisnis dengan jenis data yang dibutuhkan, sumber data, cara
memperoleh data dan kerangka atau alat analisis data yang dibutuhkan, sumber
data, cara memperoleh data, dan kerangka atau alat analisis data dapat dilihat
pada table dibawah ini :
Aspek
yang dianalisis |
Jenis
Data |
Sumber
Data |
Cara
Memperoleh Data |
Teknik
Analisis Data |
Hukum |
Kualitatif |
Primer, Sekunder |
Dokumentasi, Observasi, Tanya jawab |
Kualitatif, judgement, pelaksana
bisnis, waktu pelaksanaan bisnis, kelengkapan perijinan |
Sosial
Ekonomi dan Budaya Lingkungan Hidup |
Kualitatif |
Primer, Sekunder |
Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya
Jawab |
Kualitatif, judgement, analisis
manfaat dan pengorbanan dan model lain yang sesuai |
Pasar
dan Pemasaran |
Kualitatif, Kuantitatif |
Primer, Sekunder |
Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya
Jawab |
Model Statistik: Analisis trend, Regresi,
model lain yang sesuai, strategi pemasaran yang digunakan. |
Teknis
dan teknologi |
Kualitatif, Kuantitatif |
Primer, Sekunder |
Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya
Jawab |
Judgement analisis biaya, lay out, metode transportasi
dan model lain yang sesuai |
Menajemen
dan Organisasi |
Kualitatif, Kuantitatif |
Primer, Sekunder |
Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya
Jawab |
Judgement Jenis Pekerjaan, urut urutan pengerjaan,
lama waktu dan biaya masing masing pekerjaan analisis jabatan, struktur organisasi,
model lain yang sesuai |
Keuangan |
Kualitatif, Kuantitatif |
Primer, Sekunder |
Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya
Jawab |
Judgement Analisis sumber dan penggunaan dana,
penetuan kebutuhan dana penentuan biaya model, criteria penilaian investasi |
6. Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Secara umum jenis data yang diperlukan dalam
studi kelayakan bisnis adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif biasanya berupa data mengenai uraian dalam bentuk kalimat secara
naratif dan sulit diukur dengan angka bahkan tidak bisa diukur. Sedangkan data
kuantitatif adalah data yang dapat diukur dengan angka atau dapat
dikuantifikasikan.
2. Sumber Data
Data dan informasi merupakan hal-hal yang
sangat penting dalam menganalisis suatu usaha, karena tanpa adanya data dan
informasi yang jelas, maka hasil studi kelayakan yang kita lakukan tidak akan
berhasil dengan baik. Oleh karena itu perlu dicari sumber-sumber data dan
informasi yang benar-benar dapat dipercaya keabsahannya.
Dalam studi kelayakan bisnis sumber data
diperoleh baik dari sumber primer maupun sumber sekunder. Sumber primer
(langsung dari objek yang diteliti) yaitu data yang diperoleh masih belum
mengalami pengolahan lebih lanjut atau modifikasi. Sedangkan data ang berasal
dari sumber sekunder (tidak langsung dari objek yang diteliti) adalah data yang
biasanya sudah mengalami pengolahan lebih lanjut atau telah mengalami
modifikasi. Penggunaan kedua sumber data tersebut tergantung dari kondisi
dimana data tersebut dibutuhkan.
Di Indonesia umumnya agak terbatas data
yang bisa diperoleh dari sumber sekunder karena belum membudayanya
usaha pengumpulan data dari instansi-instansi. Data yang bisa diperoleh dalam
bentuk data sekunder umumnya berasal dari instansi-instansi pemerintah. Adapun
sumber-sumber data yang dapat diperoleh serta dapat dipercaya adalah antara
lain :
Data yang bersumber dari berbagai publikasi
yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) atau Kantor Statistik Daerah.
Seperti misalnya: Statistik tentang ekspor, impor, indikator ekonomi,
statistical year book of indonesia, untuk lingkup nasional dan berbagai daerah
dalam angka untuk lingkup regional.
Data yang bersumber dari publikasi yang
dikeluarkan oleh BKPM(D)-Badan Koordinasi Penanaman Modal (Daerah)-seperti
kesempatan berusaha yang masih diberi prioritas dan mana yang tidak lagi.
Daftar ini sering disebut sebagai Daftar Skala Prioritas.
Data yang bersumber dari publikasi yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia, Persatuan Bank-bank Swasta Nasional (Perbanas)
maupun oleh lembaga keuangan lainnya. Umumnya menyangkut ekonomi dan perbankan.
Data yang bersumber dari publikasi yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Industri dan Dagang yang membawahi jenis usaha yang
sejenis.
Data yang bersumber dari publikasi yang
dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang bekerja sebagai lembaga penelitian, baik
yang dilakukan oleh pemerintah, seperti LIPI, maupun swasta.
Data yang bersumber dari publikasi Ekonomi dan
Bisnis, baim dari koren maupun majalah.
Data yang bersumber dari dapartemen teknis,
biasanya daat-data dan informasi yang dikeluarkan terkumpul dari tahun ke
tahun, misalnya jika usaha pertanian, maka perlu dicari dari Dapartemen
pertanian.
Data dan infromasi yang bersumber dari Universitas atau Perguruan Tinggi lainnya, dan Sumber-sumber lainnya.
Karena masih terbatasnya publikasi-publikasi
ini, maka sering pihak yang melakukan studi kelayakan harus
mengumpulkan sendiri data primer. Dan ini merupakan salah satu hambatan dalam
pembuatan studi kelayakan, karena akan memerlukan waktu yang lebih lama dan
juga biaya yang lebih mahal.
3. Cara Memperoleh Data
Terdapat beberapa cara untuk memperoleh dan
menggali data, diantaranya adalah observasi (pengamatan langsung dilapangan),
Tanya jawab, dan kuisioner, yang biasanya digunakan untuk menggali sumber data
primer serta dokumentasi yang biasanya digunakan untuk manggali data sekunder.
Penggalian data tersebut jelas memerlukan dana, waktu dan tenaga yang reatif
besar tergantung banyaknya variasi data yang ingin digali terlebih jika data
tersebut merupakan data primer.
G. Kriteria Penilaian
Di dalam penilaian keputusan investasi atau
studi kelayakan bisnis menggunakan kriteria. Dimulai dari kriteria yang
“sempit” sampai dengan kriteria yang lebih “luas”. Kriteria yang sempit hanya
menekan pada aspek profitabilitas dipandang dari sudut bisnis yang sering
disebut profitabilitas komersial. Sedangkan dari sudut yang lebih luas adalah
dengan memerhatikan manfaat proyek bagi perekonomian nasional dan segi social.
Kriteria penilaian yang akan dibahas antara
lain: a) kriteria intensitas faktor, b) kriteria luas dan kompleksitas proyek,
c) kriteria pendapatan valuta asing/devisa, d) kriteria profitabilitas
komersial, e) kriteria profitabilitas ekonomi social, dan f) kriteria pemilihan
proyek.
1. Kriteria Intensitas Faktor
Berdasarkan kriteria ini, pemerintahan suatu
negara sebaiknya memberikan prioritas pembangunan proyek-proyek yang
memanfaatkan faktor surplus, yaitu misalnya tenaga kerja daripada faktor yang
jarang misalnya modal (kapital). Namun, perlu diperhatikan bahwa kelebihan
tenaga kerja dalam kenyataannya bukan satu-satunya faktor yang perlu
diperhatikan karena masih banyak faktor-faktor lain yang juga memengaruhinya.
2. Kriteria Luas dan Kompleksitas
Proyek
Kriteria lain yang bisa digunakan untuk
membuat keputusan investasi adalah luas dan tingkat kompleksitas elemen-elemen
yang terdapat dalam proyek. Semakin luas suatu proyek semakin kompleks
permasalahan yang dihadapinya. Luas dan kompleksitas tersebut meliputi aspek
keuangan, produksi dan keuangan yang diperoleh dari aspek-aspek lain.
3. Kriteria Pendapatan Valuta
Asing/Devisa
Salah satu pertimbangan keputusan dilaksanakan
suatu proyek adalah seberapa besar penghematan devisa yang diperoleh bagi
produk-produk yang diproduksi proyek jika produk tersebut adalah
subtitusi impor, atau seberapa pendapatan devisa yang diperkirakan akan didapat
dari eksport produk yang akan dihasilkan proyek.
Suatu negara kadang mengalami pengurangan cadangan
devisa, baik disebabkan oleh pengurangan pendapatan devisa ataupun oleh
meningkatnya pengeluaran devisa. Hal tersebut disebabkan misalnya
kegagalan produksi pertanian sehingga pemerintah perlu membeli lebih banyak
bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri agar tercukupi.
4. Kriteria Profitabilitas
Komersial
Berbeda dengan kriteria-kriteria sebelumnya yang hanya mempertimbangkan satu aspek dalam proyek maka kriteria profitabilitas komersial yang mempertimbangkan berbagai faktor, lebih diterima secara luas sebagai alat untuk menilai proyek secara keseluruhan. Kriteria tersebut digunakan oleh investor swasta maupun pemerintah atau lembaga-lembaga keuangan, baik swasta maupun pemrintah. Perkiraan profitabilitas adalah laba bersih yang diharapkan sesudah pajak.
5. Kriteria Profitabilitas Ekonomi
Nasional
Profitabilitas ekonomi nasional
adalah rata-rata rate of turn bersih suatu investasi
dalam hubungannya dengan perekonomian nasional. Perhitungan profitabilitas
nasional selain memasukan biaya ekonomis dan laba yang sering tidak
diperhitungkan juga memasukan biaya dan manfaat nonekonomis yang seharusnya
dibutuhkan dalam suatu penilaian proyek agar diperoleh nilai proyek yang
sebenarnya terhadap perekonomian nasional.
6. Kriteria Pemilihan Proyek
Kriteria pemilihan proyek mendasarkan pada
kriteria profitabilitas komersial dan kriteria profitabilitas ekonomi nasional
ditambah dengan pertimbangan kualitatif. Kelemahan kriteria ini adalah jika
pertimbangan kualitatif diluar pertimbangan ekonomis mendominasi pengambilan
keputusan. Kriteria pemilihan proyek ini dipergunakan untuk menentukan urutan
proyek dari sekelompok usulan proyek. Caranya dengan membuat analisis
perbandingan sekelompok usulan proyek, kemudian menentukan prioritasnya.
OPINI
Studi kelayakan
bisnis merupakan hal yang penting sebelum memulai bisnis. Namun untuk bisa
mempraktekannya memang membutuhkan effort yang lebih karena memang tidaklah
mudah. Tetapi ini perlu anda lakukan daripada bisnis gagal.
REFERENSI :
- Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Edisi Ketiga, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
- Basu Swastha,DH,SE,MBA, Pengantar Bisnis Modern, Liberty, Yogyakarta, 1993.
- Indriyo Gito Sudarmo M, Com, Drs, Pengantar Bisnis, BPFE, Yogyakarta, 1996.
- Kusnadi HMAD, Drs, Msi, Dadang Suherman, SE, MSi, Nur Rahman, Drs, MM,
- Pengantar Bisnis Niaga (dengan pendekatan kewiraswastaan), STAIN, Malang, 1998.
- M. Fuad, Chrisine H, Nurlela, Sugiarto, Paulus YEF, Pengantar Bisnis, Gramedia, Jakarta, 2001
- Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert (Prof. Dr. Wagiono Ismangil), Bisnis, Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta, 1998
- Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert (Prof. Dr. Wagiono Ismangil), Bisnis, Jilid 2, Prenhallindo, Jakarta, 1998
- Widyatmini, Pengantar Bisnis, Gunadarma, Jakarta, 1992
SUMBER LAIN :
- http://geadisty.blogspot.com/2011/10/hakikat-dan-pentingnya-belajar-bisnis.html
- http://denganinfo.blogspot.com/2011/09/pengertian-dan-ruang-lingkup-bisnis.html
- http://p4hrul.wordpress.com/2010/10/16/ruang-lingkup-bisnis/
- http://rikanovianna.wordpress.com/2012/10/25/tugas-pengantar-bisnis-bab-1-pengertian-dan-ruang-lingkup-bisnis/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Monopsoni
- http://id.wikipedia.org/wiki/Oligopoli
- http://id.wikipedia.org/wiki/Oligopsoni
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_monopoli
- http://efod.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false_24.html
- http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/tugas-pengantar-bisnis-1/
- http://izaar.wordpress.com/2011/03/09/jenis-jenis-sistem-perekonomian-yang-ada-di-dunia/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar
- http://berbisnisuntung.blogspot.com/
- http://uiita.wordpress.com/2012/10/27/unsur-unsur-penting-dalam-aktivitas-ekonomi/
- http://enywidiyanti.wordpress.com/2012/11/12/unsur-unsur-penting-dalam-aktifitas-ekonomi-dan-hakikat-bisnis/
- http://primagarfa.tumblr.com/post/10766396760/mengapa-anda-perlu-belajar-bisnis
- http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar