Minggu, 19 September 2021

STUDI KELAYAKAN BISNIS - ASPEK TEKNIS PROYEK

Aspek Teknis Proyek

 



Aspek Teknis dalam Studi Kelayakan Bisnis – Aspek teknis menjadi bagian penting dalam studi kelayakan bisnis. Analisis ini diperlukan untuk memastikan gagasan atau ide yang sudah dipilih tersebut layak dijalankan.

 

Aspek teknis dalam studi kelayakan bisnis merupakan suatu yang berkenaan dengan proses pembangunan suatu perusahaan/bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah perusahaan tersebut dibangun.

 

Analisis teknis dapat diketahui rancangan awal penaksiran  biaya investasi  termasuk biaya eksploitasinya. Pelaksanaan  dari  evaluasi aspek teknis sering tidak memberikan suatu keputusan baku. Karenanya  perlu diperhatikan hasil benchmarking atau beberapa pengalaman pada perusahaan lain yang serupa dilokasi lain yang mengunakan teknik dan operasi serupa.

 

Keberhasilan penggunaan teknologi sejenis ditempat lain sangat membantu  dalam pengambilan keputusan akhir, setidaknya memperhatikan pengalaman ditempat lain tidak bisa dikesampingkan. Berbeda dengan aspek  teknis, aspek  operasi  umumnya kurang  mendapat perhatian dalam pembuatan studi kelayakan  bisnis, karena kebanyakan studi kelayakan bisnis berpusat pada tiga aspek yaitu  pasar, teknik dan keuangan. Kemungkinan banyak orang studi kelayakan bisnis merasa bahwa ketiga aspek sudah baik maka pihak yang menjalankan proyeksi  tersebut  akan senang.

 

Dalam memahami sebuah studi kelayakan bisnis pada aspek teknis,  ada baiknya terlebih dahulu  kita  memahami mengenai pengertian, maksud dan  tujuan  serta fungsi dari sebuah  studi kelayakan bisnis pada aspek teknis.

Aspek Teknis

Pertanggungjawaban pemilihan lokasi, dasarnya (tepat), plan site (argumentasi).

  1. Proses Produksi, input – output
  2. Teknologi: sederhana – tepatguna – modern
  3. Teknik yang digunakan, peralatan produksi (jumlah)
  4. Lay-out pabrik
  5. Luas Produksi – Volume produksi 10 tahun (D forecast)
  6. Kebutuhan BB, biaya BB – 10 tahun
  7. TKL (jml. Produksi, upah) – 10 tahun
  8. BOP (semua biaya2 yang terjadidipabrik, selain BB & TKL) – 10 tahun
  9. Menyusun HPP yang terdiri BB, TKL dan BOP untuk 10 tahun
  10. Membuat analisa dari aspek teknis dan menyimpulkan apakah aspek ini layak atau tidak.

 

Hal ini dilihat dari adanya ketersediaan lokasi, bahan, alat, teknologi (metode), keterampilan SDM, serta dana yang diperlukan guna mendukung kelancaran proses produksi, sehingga nantinya dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

 

A. Lokasi Proyek

1. Lokasi Lokasi

  • Variabel primer: ketersediaan BB, letak  pasar, konsumen.
  • Variabel sekunder: Iklim, keadaan tanah
  • Metode penilailan lokasi, penilaian hasil value, perbandingan biaya, analisis ekonomi


2. Studi Lokasi

Dalam menilai sebuah lokasi ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan.

a. Perusahaan manufaktur:

  • Letak konsumen potensial atau pasar sasaran;
  • Letak bahan baku utama;
  • Sumber tenaga kerja;
  • Fasilitas transportasi;
  • Sumber daya penunjang, seperti air, listrik, keadaan udara, telepon;
  • Fasilitas untuk pabrik dan fasilitas untuk karyawan;
  • Lingkungan masyarakat sekitar;
  • Peraturan pemerintah, misalnya dalam hal kawasan dan AMDAL.

b. Perusahaan jasa

  • Lokasi mudah dan dapat diakses konsumen;
  • Lingkungan yang mendukung usaha;
  • Kesesuaian dengan lokasi pesaing;
  • Izin lokasi dari pihak berwenang;
  • Tempat parkir yang memadai.


3. Studi Lokasi

a. Tahapan Pemilihan Lokasi

Tahap pertama: Melihat kemungkinan wilayah mana yang akan dijadikan sebagai lokasi usaha dengan mempertimbangkan regulasi pemerintah, jenis proses produksi atau jasa yang akan menentukan spesifikasi usaha yang berhubungan dengan tenaga kerja, pengangkutan, dan lain sebagainya.

Tahap kedua: Memperhatikan pengalaman dari usaha orang lain atau pengalaman sendiri, didasarkan pada jenis barang yang dihasilkan dan proses produksinya karena keduanya akan berpengaruh pada sarana angkutan, pasar, listrik, air, telepon, dan faktor lain yang dianggap penting.

Tahap ketiga: Mempertimbangkan serta menilai dampak sosial ataupun dukungan dari masyarakat di sekitar lokasi.


b. Metode Penilaian Lokasi

Metode penilaian hasil: Dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap semua faktor yang dianggap penting dalam penentuan lokasi dan diberikan bobot penilaian.

Metode perbandingan biaya: Pemilihan dilakukan dengan cara menentukan besar kecilnya perkiraan seluruh biaya pada alternatif pilihan lokasi.

Metode Analisis Ekonomi: Metode ini mempertimbangkan biaya ditambah dengan faktor intangibles yang relevan.

 

B. Luas Dan Studi Produksi

Luas Produksi. Berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam waktu dengan biaya yang efisien. Faktor-Faktor yang perlu diperhatikan :

  • Batas D untuk menghitung market share
  • Tersedia kapasitas mesin sesuai kapasitas teknis
  • Jumlah dan kemampuan teknis pengelola proses produksi
  • Kemampuan financial

 

Studi fasilitas produksi meliputi studi tentang bangunan usaha, mesin atau peralatan serta tata-letaknya, teknologi dan tenaga kerja yang diperlukan.


1. Bangunan Usaha

Perencanaan bangunan usaha terutama berkaitan dengan bahan-bahan yang diolah, proses pengolahan, penyediaan ruang pemeliharaan, masalah yang berhubungan dengan material handling, fleksibilitas, keamanan, kekuatan, dan lain-lain.


Keseluruhan faktor akan berpengaruh pada besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk mengadakan bangunan usaha. Bangunan usaha yang perlu diperhatikan adalah pabrik, kantor dan gudang.


2. Tata Letak Pabrik Perusahaan Manufaktur

Yakni penempatan fasilitas-fasilitas yang dipakai di dalam pabrik, seperti letak mesin, alat-alat produksi, lajur pengangkutan barang, dan seterusnya yang harus dikaji agar proses produksi dapat dijalankan secara efektif dan efisien.


Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun layout pabrik:

  • Sifat produk;
  • Jenis proses produksi;
  • Jenis barang serta volume produksi yang dihasilkan;
  • Fleksibilitas letak fasilitas untuk mengantisipasi perubahan proses di kemudian hari;
  • Aliran barang dalam proses produksi sehingga tidak saling menghambat;
  • Penggunaan ruangan hendaknya selain efektif untuk bekerja, juga memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja;
  • Hendaknya memperhatikan kemudahan dalam hal pemeliharaan dan pengawasan.


3. Tata Letak Kantor Perusahaan Manufaktur

  • Tata letak kantor harus dirancang dengan memperhatikan:
  • Besar kecilnya investasi;
  • Kemudahan dalam berkomunikasi;
  • Fleksibilitas pemakaian ruangan;
  • Struktur organisasi yang diterapkan;
  • Bentuk layanan yang dilaksanakan secara rutin.


4. Tata Letak Gudang Perusahaan Manufaktur

Hal-hal yang perlu dicermati dalam penyusunan tata letak gudang antara lain :

  • Besar kecilnya nilai investasi;
  • Memudahkan aktivitas bongkar muat barang;
  • Fleksibel untuk memudahkan pengaturan kembali jika jumlah barang yang disimpan berkurang atau bertambah;
  • Masalah keselamatan barang di gudang serta lingkungan;
  • Keselamatan kerja di dalam gudang.


5. Tata Letak Bagi Perusahaan Jasa

Tata letak fasilitas jasa yang tersedia akan berpengaruh pada persepsi pelanggan atas kualitas suatu jasa.


  • Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam tata letak fasilitas jasa meliputi :
  • Pertimbangan spasial;
  • Perencanaan ruangan;
  • Perlengkapan dan perabotan;
  • Tata cahaya;
  • Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis.


Beberapa faktor utama yang berpengaruh dalam desain fasilitas jasa:
  • Sifat dan tujuan perusahaan jasa itu sendiri;
  • Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang di mana jasa akan ditawarkan;
  • Fleksibilitas desain apabila volume permintaan yang berubah-ubah dan spesifikasi jasa yang cepat berkembang;
  • Faktor estetis;
  • Masyarakat dan lingkungan sekitar fasilitas jasa;
  • Biaya konstruksi dan operasi serta sumber daya lain.


C. Proses Produksi

Studi tentang proses produksi dapat dilakukan setelah bangunan, mesin, teknologi, dan tata letak mesin ditentukan.

 

Kegiatan produksi umumnya dimulai dari realisasi penyediaan barang atau jasa yang telah diperkirakan atau dianggarkan dalam anggaran penjualan termasuk kualitasnya sampai bagaimana persediaannya.


a. Rencana Kapasitas Produksi

Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu. Kapasitas dapat dilihat dari sisi masukan (input) atau keluaran (output).

Rencana kapasitas produksi dalam SKB aspek teknis tergantung beberapa pilihan sistem, antara lain:

  • Skala ekonomi. Kapasitas yang dipilih adalah yang memiliki biaya per unit yang paling rendah. Kelemahannya, waktu pengembalian modal berjangka panjang sehingga produk menjadi kurang fleksibel untuk disesuaikan.
  • Focused facilities. Yaitu penyediaan produk yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan.


b. Perencanaan Jumlah Produksi

Aktivitas produksi hendaknya direncanakan dengan baik agar jumlah produksi yang dihasilkan tidak terlalu banyak atau sedikit.

Faktor yang memengaruhi rencana jumlah produksi yang biasanya dijadikan pembatas jumlah yang akan dihasilkan adalah:

  • Permintaan;
  • Kapasitas pabrik;
  • Suplai bahan baku;
  • Modal kerja;

Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya.

Beberapa metode untuk perencanaan jumlah produksi antara lain adalah :

  • Metode Break-Even Point;
  • Metode Marginal Cost dan Marginal Revenue;
  • Metode Linier Programming;


c. Bahan Baku dan Bahan Penolong

Studi mengenai bahan baku dan bahan penolong adalah penting untuk mengetahui apakah gagasan yang dipilih layak dari ketersediaan bahan-bahan tersebut.

Kebutuhan bahan tidak terlepas dari kebutuhan produksi, dan penilaian dilakukan mulai dari banyaknya persediaan di pasar, kemudahan mendapatkannya, dalam jumlah berapa banyak, ada tidaknya kemungkinan barang substitusi, supplier, tingkat harga kebutuhan rutin usaha, dan seterusnya.


d. Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan barang terbagi dua, yaitu permintaannya bersifat independen dimana sifat permintaannya tidak tergantung pada produksi barang lain, dan yang bersifat dependen di mana sifat permintaannya tergantung pada jumlah produk yang dibuat.

Hal-hal pokok yang perlu dikaji dalam rangka studi kelayakan bisnis antara lain:

  • Penentuan jumlah order;
  • Safety stock;
  • Inventory system untuk menentukan bagaimana dan kapan pembelian dilakukan untuk mengisi persediaan;
  • Materials requirement planning;


D. Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment

Pemilihan teknologi hendaknya dipertimbangkan sejak awal karena kemajuan teknologi membawa efisiensi yang tinggi pada proses produksi sekaligus menghasilkan produktivitas yang tinggi pula.

 

Berkaitan dengan pemilihan teknologi, biasanya suatu produk tertentu dapat diproses dengan lebih dari satu cara sehingga teknologi yang dipilih pun perlu ditentukan secara jelas.

 

Patokan umum yang dapat dipakai misalnya dengan mengetahui seberapa jauh derajat mekanisme yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan.

 

Beberapa kriteria lain adalah kesesuaian dengan bahan mentah yang dipakai, keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain, kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian teknologi, dan kemampuan antisipasi terhadap teknologi lanjutan.


E. Kesimpulan Aspek Teknis dalam Studi Kelayakan Bisnis

Ada dua hal pokok dalam aspek teknis ini, yakni yang menyangkut pengembangan dan rencana pengoperasian.


Rencana pengembangan meliputi jadwal pelaksanaan, prasarana dan sarana yang tersedia, seperti fasilitas, mesin-mesin, tenaga ahli dan tenaga kerja, dan berbagai bahan yang diperlukan.


 

Sedangkan rencana pengoperasian meliputi bahan baku, biaya perawatan, biaya modal kerja, dan lain-lain.

 

Penilaian teknis semata-mata bertujuan untuk mengetahui apakah ide atau gagasan yang sebelumnya telah dipilih tersebut layak dari aspek teknis.

 

Artinya, jika ide atau gagasan itu akan direalisasikan, apakah ada lokasi yang tepat, ada mesin dan peralatan yang diperlukan dengan teknologi yang sesuai dengan tuntutan pasar, tersedia bahan baku dan penolong dalam jumlah cukup dan kontinyu.

 

Kemudian tenaga kerja yang terampil dalam jumlah yang cukup dan tingkat upah yang wajar, serta biaya lainnya yang masih dikategorikan sebagai biaya wajar.

 

REFERENSI :

  1. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Edisi Ketiga, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
  2. Basu Swastha,DH,SE,MBA, Pengantar Bisnis Modern, Liberty, Yogyakarta, 1993.
  3. Indriyo Gito Sudarmo M, Com, Drs, Pengantar Bisnis, BPFE, Yogyakarta, 1996.
  4. Kusnadi HMAD, Drs, Msi, Dadang Suherman, SE, MSi, Nur Rahman, Drs, MM,
  5. Pengantar Bisnis Niaga (dengan pendekatan kewiraswastaan), STAIN, Malang, 1998.
  6. M. Fuad, Chrisine H, Nurlela, Sugiarto, Paulus YEF, Pengantar Bisnis, Gramedia, Jakarta, 2001
  7. Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert (Prof. Dr. Wagiono Ismangil), Bisnis, Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta, 1998
  8. Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert (Prof. Dr. Wagiono Ismangil), Bisnis, Jilid 2, Prenhallindo, Jakarta, 1998
  9. Widyatmini, Pengantar Bisnis, Gunadarma, Jakarta, 1992
  10. Asrory Sofyan 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta. Rajawali Press.
  11. Husnan, suad dan Suwarsono. 1997. Studi Kelayakan Proyek.      Yogyakarta : UPP STIM  YKPN
  12. Kertajaya. 2004. Marketing In Vennus. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
  13. Klotter Philip. 2005. Marketing Management. Edisi 12.Prentice hall inc

 

SUMBER LAIN :

 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...