Aspek Teknis Proyek
Aspek Teknis dalam Studi Kelayakan
Bisnis –
Aspek teknis menjadi bagian penting dalam studi kelayakan bisnis. Analisis ini
diperlukan untuk memastikan gagasan atau ide yang sudah dipilih tersebut layak
dijalankan.
Aspek teknis dalam studi kelayakan bisnis
merupakan suatu yang berkenaan dengan proses pembangunan suatu
perusahaan/bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah
perusahaan tersebut dibangun.
Analisis teknis dapat diketahui
rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya
eksploitasinya. Pelaksanaan dari evaluasi aspek teknis sering tidak
memberikan suatu keputusan baku. Karenanya perlu diperhatikan hasil benchmarking atau beberapa pengalaman pada
perusahaan lain yang serupa dilokasi lain yang mengunakan teknik dan operasi
serupa.
Keberhasilan penggunaan teknologi
sejenis ditempat lain sangat membantu dalam pengambilan keputusan akhir,
setidaknya memperhatikan pengalaman ditempat lain tidak bisa dikesampingkan.
Berbeda dengan aspek teknis, aspek operasi umumnya
kurang mendapat perhatian dalam pembuatan studi kelayakan bisnis,
karena kebanyakan studi kelayakan bisnis berpusat pada tiga aspek yaitu
pasar, teknik dan keuangan. Kemungkinan banyak orang studi kelayakan bisnis
merasa bahwa ketiga aspek sudah baik maka pihak yang menjalankan proyeksi
tersebut akan senang.
Dalam memahami sebuah studi kelayakan
bisnis pada aspek teknis, ada baiknya terlebih dahulu
kita memahami mengenai pengertian, maksud dan tujuan
serta fungsi dari sebuah studi kelayakan bisnis pada aspek teknis.
Aspek Teknis
Pertanggungjawaban pemilihan lokasi, dasarnya
(tepat), plan site (argumentasi).
- Proses Produksi, input – output
- Teknologi: sederhana – tepatguna – modern
- Teknik yang digunakan, peralatan produksi (jumlah)
- Lay-out pabrik
- Luas Produksi – Volume produksi 10 tahun (D forecast)
- Kebutuhan BB, biaya BB – 10 tahun
- TKL (jml. Produksi, upah) – 10 tahun
- BOP (semua biaya2 yang terjadidipabrik, selain BB & TKL) – 10 tahun
- Menyusun HPP yang terdiri BB, TKL dan BOP untuk 10 tahun
- Membuat analisa dari aspek teknis dan menyimpulkan apakah aspek ini layak atau tidak.
Hal ini dilihat dari adanya ketersediaan
lokasi, bahan, alat, teknologi (metode), keterampilan SDM, serta dana yang
diperlukan guna mendukung kelancaran proses produksi, sehingga nantinya dapat
menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
A. Lokasi Proyek
1. Lokasi Lokasi
- Variabel primer: ketersediaan BB, letak pasar, konsumen.
- Variabel sekunder: Iklim, keadaan tanah
- Metode penilailan lokasi, penilaian hasil value, perbandingan biaya, analisis ekonomi
2. Studi Lokasi
Dalam menilai sebuah lokasi ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan.
a. Perusahaan
manufaktur:
- Letak konsumen potensial atau pasar sasaran;
- Letak bahan baku utama;
- Sumber tenaga kerja;
- Fasilitas transportasi;
- Sumber daya penunjang, seperti air, listrik, keadaan udara, telepon;
- Fasilitas untuk pabrik dan fasilitas untuk karyawan;
- Lingkungan masyarakat sekitar;
- Peraturan pemerintah, misalnya dalam hal kawasan dan AMDAL.
b. Perusahaan
jasa
- Lokasi mudah dan dapat diakses konsumen;
- Lingkungan yang mendukung usaha;
- Kesesuaian dengan lokasi pesaing;
- Izin lokasi dari pihak berwenang;
- Tempat parkir yang memadai.
3. Studi Lokasi
a. Tahapan Pemilihan Lokasi
Tahap pertama: Melihat kemungkinan
wilayah mana yang akan dijadikan sebagai lokasi usaha dengan mempertimbangkan
regulasi pemerintah, jenis proses produksi atau jasa yang akan menentukan
spesifikasi usaha yang berhubungan dengan tenaga kerja, pengangkutan, dan lain
sebagainya.
Tahap kedua: Memperhatikan pengalaman
dari usaha orang lain atau pengalaman sendiri, didasarkan pada jenis barang
yang dihasilkan dan proses produksinya karena keduanya akan berpengaruh pada
sarana angkutan, pasar, listrik, air, telepon, dan faktor lain yang dianggap
penting.
Tahap ketiga: Mempertimbangkan serta
menilai dampak sosial ataupun dukungan dari masyarakat di sekitar lokasi.
b. Metode Penilaian Lokasi
Metode penilaian hasil: Dilakukan
dengan melakukan penilaian terhadap semua faktor yang dianggap penting dalam
penentuan lokasi dan diberikan bobot penilaian.
Metode perbandingan biaya: Pemilihan
dilakukan dengan cara menentukan besar kecilnya perkiraan seluruh biaya pada
alternatif pilihan lokasi.
Metode Analisis Ekonomi: Metode ini
mempertimbangkan biaya ditambah dengan faktor intangibles yang relevan.
B. Luas Dan Studi Produksi
Luas Produksi. Berapa
jumlah produksi yang dihasilkan dalam waktu dengan biaya yang efisien. Faktor-Faktor
yang perlu diperhatikan :
- Batas D untuk menghitung market share
- Tersedia kapasitas mesin sesuai kapasitas teknis
- Jumlah dan kemampuan teknis pengelola proses produksi
- Kemampuan financial
Studi fasilitas produksi meliputi
studi tentang bangunan usaha, mesin atau peralatan serta tata-letaknya, teknologi dan
tenaga kerja yang diperlukan.
1. Bangunan Usaha
Perencanaan bangunan usaha terutama
berkaitan dengan bahan-bahan yang diolah, proses pengolahan, penyediaan ruang
pemeliharaan, masalah yang berhubungan dengan material handling, fleksibilitas, keamanan, kekuatan,
dan lain-lain.
Keseluruhan faktor akan berpengaruh
pada besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk mengadakan bangunan usaha.
Bangunan usaha yang perlu diperhatikan adalah pabrik, kantor dan gudang.
2. Tata Letak Pabrik
Perusahaan Manufaktur
Yakni penempatan fasilitas-fasilitas
yang dipakai di dalam pabrik, seperti letak mesin, alat-alat produksi, lajur
pengangkutan barang, dan seterusnya yang harus dikaji agar proses produksi
dapat dijalankan secara efektif dan efisien.
Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menyusun layout pabrik:
- Sifat produk;
- Jenis proses produksi;
- Jenis barang serta volume produksi yang dihasilkan;
- Fleksibilitas letak fasilitas untuk mengantisipasi perubahan proses di kemudian hari;
- Aliran barang dalam proses produksi sehingga tidak saling menghambat;
- Penggunaan ruangan hendaknya selain efektif untuk bekerja, juga memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja;
- Hendaknya memperhatikan kemudahan dalam hal pemeliharaan dan pengawasan.
3. Tata Letak Kantor
Perusahaan Manufaktur
- Tata letak kantor harus dirancang dengan memperhatikan:
- Besar kecilnya investasi;
- Kemudahan dalam berkomunikasi;
- Fleksibilitas pemakaian ruangan;
- Struktur organisasi yang diterapkan;
- Bentuk layanan yang dilaksanakan secara rutin.
4. Tata Letak Gudang
Perusahaan Manufaktur
Hal-hal yang perlu dicermati dalam
penyusunan tata letak gudang antara lain :
- Besar kecilnya nilai investasi;
- Memudahkan aktivitas bongkar muat barang;
- Fleksibel untuk memudahkan pengaturan kembali jika jumlah barang yang disimpan berkurang atau bertambah;
- Masalah keselamatan barang di gudang serta lingkungan;
- Keselamatan kerja di dalam gudang.
5. Tata Letak Bagi
Perusahaan Jasa
Tata letak fasilitas jasa yang
tersedia akan berpengaruh pada persepsi pelanggan atas kualitas suatu jasa.
- Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam tata letak fasilitas jasa meliputi :
- Pertimbangan spasial;
- Perencanaan ruangan;
- Perlengkapan dan perabotan;
- Tata cahaya;
- Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis.
- Sifat dan tujuan perusahaan jasa itu sendiri;
- Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang di mana jasa akan ditawarkan;
- Fleksibilitas desain apabila volume permintaan yang berubah-ubah dan spesifikasi jasa yang cepat berkembang;
- Faktor estetis;
- Masyarakat dan lingkungan sekitar fasilitas jasa;
- Biaya konstruksi dan operasi serta sumber daya lain.
C. Proses Produksi
Studi tentang proses produksi dapat
dilakukan setelah bangunan, mesin, teknologi, dan tata letak mesin ditentukan.
Kegiatan produksi umumnya dimulai dari
realisasi penyediaan barang atau jasa yang telah diperkirakan atau dianggarkan
dalam anggaran penjualan termasuk kualitasnya sampai bagaimana persediaannya.
a. Rencana Kapasitas Produksi
Kapasitas didefinisikan sebagai suatu
kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu.
Kapasitas dapat dilihat dari sisi masukan (input) atau keluaran (output).
Rencana kapasitas produksi dalam SKB
aspek teknis tergantung beberapa pilihan sistem, antara lain:
- Skala ekonomi. Kapasitas yang dipilih adalah yang memiliki biaya per unit yang
paling rendah. Kelemahannya, waktu pengembalian modal berjangka panjang
sehingga produk menjadi kurang fleksibel untuk disesuaikan.
- Focused facilities. Yaitu penyediaan produk yang lebih disesuaikan dengan
kebutuhan.
b. Perencanaan Jumlah Produksi
Aktivitas produksi hendaknya
direncanakan dengan baik agar jumlah produksi yang dihasilkan tidak terlalu
banyak atau sedikit.
Faktor yang memengaruhi rencana jumlah
produksi yang biasanya dijadikan pembatas jumlah yang akan dihasilkan adalah:
- Permintaan;
- Kapasitas pabrik;
- Suplai bahan baku;
- Modal kerja;
Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya.
Beberapa metode untuk perencanaan
jumlah produksi antara lain adalah :
- Metode Break-Even Point;
- Metode Marginal Cost dan Marginal Revenue;
- Metode Linier Programming;
c. Bahan Baku dan Bahan Penolong
Studi mengenai bahan baku dan bahan
penolong adalah penting untuk mengetahui apakah gagasan yang dipilih layak dari
ketersediaan bahan-bahan tersebut.
Kebutuhan bahan tidak terlepas dari
kebutuhan produksi, dan penilaian dilakukan mulai dari banyaknya persediaan di
pasar, kemudahan mendapatkannya, dalam jumlah berapa banyak, ada tidaknya
kemungkinan barang substitusi, supplier, tingkat harga kebutuhan rutin usaha,
dan seterusnya.
d. Manajemen Persediaan
Manajemen persediaan barang terbagi
dua, yaitu permintaannya bersifat independen dimana sifat permintaannya tidak
tergantung pada produksi barang lain, dan yang bersifat dependen di mana sifat
permintaannya tergantung pada jumlah produk yang dibuat.
Hal-hal pokok yang perlu dikaji dalam
rangka studi kelayakan bisnis antara lain:
- Penentuan jumlah order;
- Safety stock;
- Inventory system untuk menentukan bagaimana dan kapan pembelian dilakukan untuk mengisi persediaan;
- Materials requirement planning;
D. Pemilihan Jenis
Teknologi dan Equipment
Pemilihan teknologi hendaknya
dipertimbangkan sejak awal karena kemajuan teknologi membawa efisiensi yang
tinggi pada proses produksi sekaligus menghasilkan produktivitas yang tinggi
pula.
Berkaitan dengan pemilihan teknologi,
biasanya suatu produk tertentu dapat diproses dengan lebih dari satu cara
sehingga teknologi yang dipilih pun perlu ditentukan secara jelas.
Patokan umum yang dapat dipakai misalnya
dengan mengetahui seberapa jauh derajat mekanisme yang diinginkan dan manfaat
ekonomi yang diharapkan.
Beberapa kriteria lain adalah kesesuaian
dengan bahan mentah yang dipakai, keberhasilan pemakaian teknologi di tempat
lain, kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian teknologi, dan kemampuan
antisipasi terhadap teknologi lanjutan.
E. Kesimpulan Aspek Teknis
dalam Studi Kelayakan Bisnis
Ada dua hal pokok dalam aspek teknis
ini, yakni yang menyangkut pengembangan dan rencana pengoperasian.
Rencana pengembangan meliputi jadwal
pelaksanaan, prasarana dan sarana yang tersedia, seperti fasilitas,
mesin-mesin, tenaga ahli dan tenaga kerja, dan berbagai bahan yang diperlukan.
Sedangkan rencana pengoperasian
meliputi bahan baku, biaya perawatan, biaya modal kerja, dan lain-lain.
Penilaian teknis semata-mata bertujuan
untuk mengetahui apakah ide atau gagasan yang sebelumnya telah dipilih tersebut
layak dari aspek teknis.
Artinya, jika ide atau gagasan itu
akan direalisasikan, apakah ada lokasi yang tepat, ada mesin dan peralatan yang
diperlukan dengan teknologi yang sesuai dengan tuntutan pasar, tersedia bahan
baku dan penolong dalam jumlah cukup dan kontinyu.
Kemudian tenaga kerja yang terampil dalam jumlah yang cukup dan tingkat upah yang wajar, serta biaya lainnya yang masih dikategorikan sebagai biaya wajar.
REFERENSI :
- Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Edisi Ketiga, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
- Basu Swastha,DH,SE,MBA, Pengantar Bisnis Modern, Liberty, Yogyakarta, 1993.
- Indriyo Gito Sudarmo M, Com, Drs, Pengantar Bisnis, BPFE, Yogyakarta, 1996.
- Kusnadi HMAD, Drs, Msi, Dadang Suherman, SE, MSi, Nur Rahman, Drs, MM,
- Pengantar Bisnis Niaga (dengan pendekatan kewiraswastaan), STAIN, Malang, 1998.
- M. Fuad, Chrisine H, Nurlela, Sugiarto, Paulus YEF, Pengantar Bisnis, Gramedia, Jakarta, 2001
- Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert (Prof. Dr. Wagiono Ismangil), Bisnis, Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta, 1998
- Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert (Prof. Dr. Wagiono Ismangil), Bisnis, Jilid 2, Prenhallindo, Jakarta, 1998
- Widyatmini, Pengantar Bisnis, Gunadarma, Jakarta, 1992
- Asrory Sofyan 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta. Rajawali Press.
- Husnan, suad dan Suwarsono. 1997. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
- Kertajaya. 2004. Marketing In Vennus. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
- Klotter Philip. 2005. Marketing Management. Edisi 12.Prentice hall inc
SUMBER LAIN :
- http://geadisty.blogspot.com/2011/10/hakikat-dan-pentingnya-belajar-bisnis.html
- http://denganinfo.blogspot.com/2011/09/pengertian-dan-ruang-lingkup-bisnis.html
- http://p4hrul.wordpress.com/2010/10/16/ruang-lingkup-bisnis/
- http://rikanovianna.wordpress.com/2012/10/25/tugas-pengantar-bisnis-bab-1-pengertian-dan-ruang-lingkup-bisnis/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Monopsoni
- http://id.wikipedia.org/wiki/Oligopoli
- http://id.wikipedia.org/wiki/Oligopsoni
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_monopoli
- http://efod.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false_24.html
- http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/tugas-pengantar-bisnis-1/
- http://izaar.wordpress.com/2011/03/09/jenis-jenis-sistem-perekonomian-yang-ada-di-dunia/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar
- http://berbisnisuntung.blogspot.com/
- http://uiita.wordpress.com/2012/10/27/unsur-unsur-penting-dalam-aktivitas-ekonomi/
- http://enywidiyanti.wordpress.com/2012/11/12/unsur-unsur-penting-dalam-aktifitas-ekonomi-dan-hakikat-bisnis/
- http://primagarfa.tumblr.com/post/10766396760/mengapa-anda-perlu-belajar-bisnis
- http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar