Struktur Organisasi Olahraga Dan Rancangan Organisasi Olahraga
Struktur
organisasi adalah
sebuah susunan berbagai komponen atau unit kerja dalam sebuah organisasi yang
terdapat pada masyrakat. Struktur organisasi juga dibuat dalam
perusahaan, sekolah, yayasan, koperasi dan lainnya.
Struktur
Organisasi yang Baik dan Benar, Lengkap – Dalam sebuah organisasi, tentu
diperlukan suatu struktur kepengurusan agar segala urusan organisasi bisa
berjalan dengan sebagaimana mestinya sesuai tujuan. Setiap anggota akan
diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai jabatan masing-masing dan harus
mengikuti tatanan yang berlaku. Penting juga bagi sebuah organisasi untuk
memiliki struktur organisasi dengan tujuan memperjelas alur kerja dan
jabatan.
Organisasi
Olahraga adalah
sekumpulan orang yang menjalin kerja sama dengan membentuk organisasi untuk
penyelenggaraan olahraga sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang - undangan. (Pasal 1 Angka 24
UU Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional).
Pengertian Organisasi
Olahraga
Dalam bidang
keolahragaan, maka organisasi yang dibentuk berkaitan dengan kegiatan yang
bergerak di bidang olahraga.
Organisasi olahraga mempunyai peranan yang sangat penting terhadap
kegiatan olahraga. Organisasi sebagai wadah
kegiatan olahraga dan menangani semua
aktivitas olahraga dalam rangka mencapai prestasi yang maksimal. Organisasi
Olahraga berkembang sesuai dengan kebutuhan yang semakin lama semakin luas
tujuannya. Suatu organisasi memerlukan aturan-aturan yang harus ditaati oleh
semua anggota agar tujuan organisasi tersebut tercapai, maka timbul Anggaran
Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) agar tidak
terjadi penyelewengan.
Dalam aktivitas organisasi, keuangan merupakan
bagian penting untuk membiayai segala kegiatan dalam organisasi. Keuangan yang
menggerakkan seluruh bagian organ, oleh karenanya maka setiap organisasi
haruslah mempunyai keuangan. Hampir dapat dipastikan bahwa dalam anggaran dasar
dan anggaran organisasi mengenal sumber keuangan berasal dari beberapa
kemungkinan, antara lain: (1) iuran anggota, (2) bantuan dari pemerintah
atau pihak ketiga, (3) sumbangan yang sah dan tidak mengikat, (4)
usaha lain yang sah berdasarkan hukum yang berlaku (Soekardi, 2009:
16).
- Masyarakat melalui berbagai kegiatan berdasarkan ketentuan yang berlaku,
- Kerjasama yang saling menguntungkan,
- Bantuan luar negeri yang tidak mengikat,
- Hasil usaha industri olahraga; dan/ atau,
- Sumber lain yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dengan demikian tanpa adanya dukungan dana
maka pembinaan tidak akan tercapai. Dukungan tersebut sangat erat kaitannya
agar dapat diwujudkan program terpadu guna mendukung seluruh
kegiatan olahraga sehingga prestasi yang maksimal akan dapat
tercapai. Untuk pembinaan olahraga diperlukan pendanaan yang tidak
sedikit oleh karena sistem pembinaan ini akan mencakup dan melibatkan seluruh
sistem dan jajaran yang ada di Indonesia. Untuk lebih
detail dan memahami tentang organisasi olahraga diperlukan manajemen
olahraga yang baik.
Struktur organisasi memegang peran
penting bagi kelancaran aktivitas sebuah perusahaan, baik yang skala kecil
maupun besar. Hal ini karena pengorganisasian akan menjadikan pekerjaan lebih
efektif dan tidak terpusat dalam satu kendali.
Fungsi dari struktur organisasi adalah
memperjelas setiap fungsi dan hubungan antar bagian dalam sebuah perusahaan.
Sehingga akan terlihat jelas siapa yang bertanggung jawab atas sebuah pekerjaan
dalam satu bidang.
Dalam sebuah perusahaan, biasanya
struktur organisasi digambarkan dalam sebuah bagan atau chart.
Tujuannya adalah untuk mengatur posisi pekerjaan sekaligus pembentukan garis
komunikasi dan wewenang.
Penyusunan struktur organisasi
merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, baik
yang berskala kecil maupun besar. Struktur organisasi dalam sebuah perusahaan
biasanya digambarkan dalam bentuk bagan atau organization
chart. Yaitu suatu
diagram yang menggambarkan pengaturan posisi pekerjaan dalam organisasi atau perusahaan
yang juga termasuk garis komunikasi dan wewenang.
A. Struktur
Organisasi Secara Umum
1. Pengertian & Jenis Struktur Organisasi
Struktur organisasi olahraga dapat
diartikan sebagai sebuah garis yang bertingkat (hierarki), yang berisi
komponen-komponen penyusun perusahaan. Struktur tersebut akan menggambarkan
kedudukan, fungsi, hak dan kewajiban dari masing-masing posisi yang ada dalam
lingkup organisasi olahraga secara jelas. Hal ini bertujuan agar setiap
komponen dalam organisasi olahraga dapat berfungsi secara optimal, dan roda
organisasi olahraga akan senantiasa bergerak secara efektif dan efisien.
Di dalam struktur organisasi olahraga,
terdapat beberapa personil atau bagian yang tergolong dalam jajaran inti atau
yang biasa disebut dengan petinggi organisasi olahraga, yang terdiri dari dewan
penasehat, dewan pembina, Ketua Umum, Ketua Harian, Sekretaris Jenderal, para ketua
bidang, dan kepala unit atau departemen. Kemudian pada susunan dibawahnya
terdapat staff dan para pekerja. Secara garis besar, struktur organisasi olahraga
meliputi 5 jenis struktur, yaitu:
- Struktur Fungsional, yaitu susunan organisasi yang didasarkan pada fungsi setiap komponen. Dalam sebuah organisasi olahraga, setidaknya terdapat 5 bagian utama yaitu divisi pembinaan dan prestasi, divisi pemasaran, usaha dan dana, divisi SDM dan HRD, divisi perlengkapan, dan divisi umum.
- Struktur Usaha, yaitu susunan organisasi pada sebuah organisasi olahraga yang didasari oleh adanya usaha pengembangan kegiatan organisasi serta riset-riset usaha, sehingga komponen organisasi olahraga akan menjadi lebih luas.
- Struktur Matriks, yaitu susunan organisasi yang dibentuk untuk mengerjakan berbagai project yang sedang dikembangkan oleh organisasi olahraga. Struktur ini dikepalai oleh Pimpinan organisasi, dan di bawahnya terdapat ketua bidang kegiatanyang bertugas dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan project tertentu.
- Struktur jobdesk, yaitu struktur yang dibentuk hanya untuk mengerjakan suatu jobdesk kerja pada sebuah organisasi olahraga, dan akan ditiadakan ketika jobdesk tersebut telah berhasil diselesaikan.
- Struktur Tim Kerja, yaitu sebuah struktur yang dibuat sewaktu-waktu atau temporal, demi menangani sebuah proyek yang sifatnya tidak terduga atau dadakan. Biasanya, tim ini disusun oleh personil yang andal, yang dijamin mampu menyelesaikan kegiatan dengan cepat dan baik.
2. Definisi
Struktur Organisasi
Struktur organisasi memiliki pengertian garis
hierarki yang berisi komponen-komponen penyusun perusahaan. Struktur ini akan
memperjelas fungsi dan kedudukan setiap posisi pekerjaan secara jelas. Termasuk
juga di dalamnya pembagian hak dan kewajiban.
Tujuannya
adalah agar setiap komponen perusahaan berjalan secara optimal sehingga
aktivitas perusahaan akan berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan adanya
struktur ini, seorang atasan bisa memberikan tugas kepada bawahan secara adil
dan optimal.
Sebaliknya, tanpa adanya struktur, sebuah
organisasi akan mengalami kekacauan dalam pembagian tugas. Hal ini karena tidak
adanya komponen perusahaan yang bisa diberikan tanggung jawab sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
3. Fungsi Sebuah Struktur Organisasi
- Memberikan Kejelasan Tanggung Jawab, Seperti yang sudah Mamikos sebutkan di atas, setiap anggota organisasi pasti akan memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Dalam konteks tersebut, struktur organisasi berfungsi untuk memberikan kejelasan tentang tanggung jawab tersebut. Tujuannya adalah agar tidak terjadi tumpang tindih jabatan serta tanggung jawab anggota.
- Menjelaskan Kedudukan Dan Koordinasi Antar Anggota, Struktur organisasi juga berfungsi sebagai penjelas kendudukan serta posisi tiap anggota organisasi. Dengan begitu, bagan struktur organisasi juga akan mampu memperjelas alur komunikasi agar tercipta koordinasi yang baik antar anggota organisasi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman dan tugas bisa berjalan dengan lancar. Selain itu, struktur organisasi juga bisa berfungsi sebagai dasar untuk menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dan membutuhkan komunikasi antar jabatan bersangkutan.
- Menunjukkan Jalur Hubungan Anggota, Selanjutnya, struktur organisasi juga berfungsi sebagai penjelas suatu jalur hubungan antar anggota. Dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, setiap anggota organisasi harus bisa terlihat dengan jelas. Tujuannya adalah agar pekerjaan bisa dilaksanakan secara lebih efisien dan mampu memberikan keuntungan bagi anggota organisasi.
- Sebagai Pengendalian dan Pengawasan, Terakhir adalah fungsi struktur organisasi sebagai pengendalian dan pengawasan. Dengan struktur organisasi, jabatan yang lebih tinggi akan mampu melakukan pengendalian dan pengawasan kepada anggota dengan jabatan yang berada di bawahnya. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kinerja para anggota dan menilai apakah mereka mampu mengerjakan tugas, fungsi, dan tanggung jawab masing-masing dengan baik.
B. Struktur Organisasi Olahraga Dan Rancangan Organisasi Olahraga
1. Struktur Organisasi Yang
Kompleks
Ketika sebuah organisasi olahraga (klub) mengembangkan
atau mengubah struktur organisasinya baik melalui pengambilalihan organisasi
olahraga lain atau melalui divisi internal, struktur baru tersebut harus
dievaluasi untuk menentukan prosedur pelaporan keuangan yang tepat. Berikut
beberapa pendekatan yang bisa diterapkan tergantung keadaan.
- Merger adalah sebuah kombinasi bisnis dimana aset dan liabilitas dari perusahaan yang diambil alih digabungkan dengan aset liabilitas organisasi olahraga yang mengambil alih tanpa menambah komponen organisasi. Jadi, pelaporan keuangan dibuat berdasarkan struktur organisasi yang lama, yaitu organisasi olahraga (klub) yang mengambil alih.
- Kepemilikan kendali/kepentingan pengendali (controlling ownership) adalah suatu kombinasi bisnis dimana organisasi olahraga yang diambil alih tetap beroperasi sebagai entitas legal yang terpisah dan sebagian besar saham biasanya dimiliki oleh perusahaan yang mengambil alih. Bentuk ini akan menimbulkan hubungan induk dari anakan organisasi olahraga dikonsolidasikan untuk pelaporan yang bertujuan umum sehingga seakan-akan merupakan organisasi olahraga tunggal. Perlakuan yang sama diterapkan jika anak perusahaan tidak diperoleh dengan cara dibeli tetapi diciptakan.
- Kepemilikan non pengendali/kepentingan non pengendali (noncontrolling ownership) adalah pemebelian kepemilikan organisasi olahraga lain kurang dari mayoritas (kurang dari 50%) tidak mengakibatkan timbulnya kombinasi bisnis atau situasi pengendalian. Hal yang sama dapat terjadi ketika suatu organisasi olahraga menciptakan entitas lain dan memiliki hak kepemilikan kurang dari hak untuk mengendalikan atau membeli hak kepemilikan kurang dari hak untuk mengendalikan suatu persekutuan. Dalam laporan keuangannya, investor seperti akan melaporkan hak kepemilikan pada investee sebagai investasi dengan metode akuntansi tertentu sesuai dengan kondisi investasinya.
- Kepentingan menguntungkan lainnya (other beneficial interest) adalah suatu organisasi olahraga dapat memiliki kepentingan pada entitas lain walaupun tanpa ada kepemilikan langsung pada entitas tersebut. Kepemilikan terssebut mungkin timbul karena adanya perjanjian yang dibuat oleh entitas tersebut atau melalui perjanjian operasi atau keuangan. Ketika kepemilikan timbul berdasarkan faktor selain presentase kepemilikan, peraturan pelaporan dapat menjadi kompleks dan tergantung pada situasi. Secara umum, suatu organisasi olahraga yang mampu membuat keputusan yang secara signifikan memengaruhi hasil dari aktivitas entitas lain atau diharapkan mendapat mayoritas dari laba atau rugi tersebut dianggap sebagai penerima manfaat utama entiras tersebut. Biasanya laporan keuangan entitas aka dikonsolidasikan dengan laporan keuangan penerima manfaat utama.
Kepemilikan mayoritas (kepentingan
pengendali) umumnya merupakan kondisi memenuhi, tapi tidak mengharuskan untuk
perlakuannya. Tidak seperti kasus perusahaan terbuka, presentase kepemilikan
tidak secara penuh menggambarkan sifat kepemilikan pada persekutuan.
2. Struktur Organisasi Yang
Formal
Organisasi formal memiliki definisi sebagai
organisasi yang terdiri dari struktur yang jelas dengan pembagian kerja yang
jelas serta adanya tujuan dan sasaran yang disusun dengan
jelas. Pengertian lain menyatakan bahwa organisasi formal merupakan
organisasi yang tersusun dari struktur dengan bagan yang mendeskripsikan
keterkaitan kerja antar unit, kekuasaan, berwenang, dan tanggung jawab antar
elemen di dalam organisasi. Perencanaan di dalam organisasi formal yang
disusun secara terencana termasuk struktur dan tujuan. Penentuan tujuan
inilah sebagai salah satu alasan mengapa organisasi formal dibuat.
Struktur
organisasi formal yang
digunakan untuk merancang hubungan antara fungsi-fungsi, unit-unit,
kedudukan-kedudukan dan posisi orang- orang yang menunjukkan tugas, wewenang,
dan tanggung jawab masing- masing. Dasar dari organisasi formal adalah
posisi atau jabatan.
Sifat Sifat Khusus
Organisasi Formal
Bentuk Organisasi f ormal sifat sifatnya khusus
tertentu. Meskipun sifat tersebut dapat di wajibkan yang mana agak berubah
ubah dari yang lain ke yang lain, dilihat dari kebiasaannya sifat wajib
iniberada pada beberapa tingkatan dalam organisasi formal pada umumnnya.
Ciri-Ciri Organisasi
Formal
Selain sifat khusus yang dimiliki oleh
organisasi formal. Organisasi formal memiliki ciri-ciri yang melekat di
dalamnya. Berikut ciri-ciri organisasi formal yang dapat diketahui :
- Organisasi formal termasuk keterkaitan antara posisi-cara yang telah ditetapkan. Dasar dari organisasi formal adalah posisi atau jabatan tersebut.
- Tujuan besar yang ditentukan dalam perencanaan organisasi dibagi menjadi beban kerja yang lebih mudah tanggung jawab departemen dan individu ke dalam tugas-tugas, kewajiban, dan tanggung jawab. Penugasan berkumpul sesuai dengan spesialis dari tiap departemen atau individu.
- Pada organisasi formal, kewenangan seseorang dalam organisasi yang melekat pada kekuasaan atau bisnis yang sah yang diperolehnya. Dengan kata lain kewenangan dalam organisasi formal selalu beriringan dengan tanggung jawab yang diemban oleh seseorang.
- Hirarki pada organisasi organisasi formal garis komando / kewenangan. Tatanan hirarki pada organisasi formal biasanya berbentuk piramida yang menggambarkan setiap individu memiliki tanggung jawab terhadap atasannya atas tindakan dan keputusan yang dilakukan oleh bawahannya dan diri sendiri.
- Ada prosedur, aturan, dan kebijakan yang tegas yang mengatur operasi dan fungsi setiap jabatan di dalam organisasi.
- Peraturan dan prosedur yang diterapkan dalam organisasi bersifat formal dan personal yaitu berlaku pada setiap individu. Oleh organisasi organisasi diharapkan setiap elemen di organisasi formal memiliki keterkaitan pribadi antar unit, individu baik dalam maupun luar organisasi.
- Penerapan sistem disiplin pada setiap peraturan, prosedur, dan kebijakan merupakan bagian dari organisasi daroi.
- Setiap anggota organisasi tidak diperbolehkan mencampurkan urusan pribadi dengan tanggung jawab organisasi.
- Proses perekrutan dan seleksi karyawan di organisasi formal berdasarkan kualifikasi yang dimiliki dibandingkan hubungan politik, keluarga atau koneksi lainnya.
- Walaupun tanggung jawab dan penugasan dalam birokrasi yang berkaitan dengan keahlian teknis namun promosi jabatan biasanya diterapkan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.
3. Struktur Penegasan
Kegiatan Yang Jelas Pada Organisasi Formal
Struktur organisasi yang bisa dibilang
jelas dan mudah di mengerti ini bahwa yang berada di setiap jalannya dikendalikan
oleh manajer dan harus di bantu oleh beberapa stafnya agar organisasi itu bisa
berjalan dengan baik dan harus salig komunikasi antara manajer dan stafnya di
supayakan organisasi itu dapat berjalan dengan semestinya dan masih berada
dalam sebuah peraturan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dari
Kebijakan Kebijakan yang telah ditetapkan sejak awal berdirinya
organisasi. Yang bisa di contohkan seperti adam memegang sebuah angkutan
senior yang harus peduli setiap pekerjannya dan saling berkomunikasi dengan
stafnya.
Organisasi formal secara khusus dapat
menggambarkan hubungan yang formal dengan struktur ke organisasiannya yang
sudah tetapkan dari atasannya atau struktur organisasi secara rinci dan
gambaran posisinya. Rencana dan strukturnya telah dibuat untuk menjadikan
sebuah organisasi yang dapat mewujudkan kerjasama antar jaringan yang bisa
berkewenangan dalam bertindak dan hubungan yang bisa pertanggung
jawabkan. Struktur ini juga bisa menggambarkan jalur atau arus komunikasi
yang bisa mempercepat pekerjaannya menjadi lebih mudah dalam dan lebih
formal. Ruang lingkup dan tema tema yang baik pada struktur organisasi
yang juga bisa menggambarkan seperti keorganisasian yang hidup atau bisa
berjalan dengan orang-orang mestinya yang memiliki sebuah tujuan untuk
menjadikan organisasi itu menjadi yang terbaik dari
organisasi lainnya.
4. Struktur Organisasi Yang
Terpusat
Sentralisasi
adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang
berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi.
Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum
adanya otonomi daerah.
REFERENSI :
- Anonim. (2003). Gerakan Nasional Garuda Emas. Jakarta: KONI Pusat.
- Arifin Abdulrachman. (1973). Kerangka Pokok-Pokok Manajemen Umum. Jakarta: PT. Ikhtiar Baru.
- Bambang Tri Cahyono.(1995). Pengadaan Sumberdaya Manusia. Jakarta: IWAPI.
- Beveridge D. (1989. Tantangan Berprestasi. Jakarta: Banapura Aksara.
- Dirjen Olahraga Depdiknas. (2002). Pedoman Mekanisme Koordinasi Pembinaan Olahraga, Kesegaran Jasmani dan Kelembagaan Olahraga. Jakarta:Ditjen Olahraga.
- Dornan J. dan Maxwell J.C. (1998). Strategi Menuju Sukses. Jakarta: Network Twenty One.
- Hesselbein F. Goldsmith M. dan Beckhard R. (1997). The Leader of The Future. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
- Imai M, Gamba Kaizen. (1998). Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah pada Manajemen, Jakarta: Yayasan Toyota.
- ISORI. (2003). Menata Ulang Bangunan Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: PP. ISORI.
- James A. Fitzsimmons, Mona J. Fitzsimmons. (1994). Service Management for Competitive Advantage. Singapore: Mc Graw-Hill, Inc.
- Kantor Menpora. (1997). Visi 2020 Olahraga Indonesia. Jakarta: Menpora.\
- Komaludin. (1989). Manajemen. Jakarta: Depdikbud-Dirjen Dikti.
- KONI. (1999). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Jakarta: KONI Pusat
- Kotter J.P. (1997). Leading Change. Jakarta: PT. Sun.
- Kouzes J.M., dan Posner B-2. (1997). Kredibilitas. Jakarta: Profesional Books.
- Malayu S.P. Hasibuan. (1999). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.
- Morrisey G.L. (2002). Pemikiran Strategis. Jakarta: Prenhallindo.
- Prajudi Atmosudirdjo. (1978). Dasar-Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: Seri Pustaka Ilmu.
- Rusli Luthan. (2003). Olahraga, Kebijakan dan Politik, Jakarta: KONI dan Dirjen Olahraga.
- Salusu. (2000). Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: Grasindo.\
- Sondang P. Siagian. (1992). Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
- Stoner J.A. (1986). Manajemen. Jakarta: Erlangga.
- Sunarto dan Sahedhy Noor R. (2001). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE-UST.
- Terry G.R. (1986). Principle of Management. Illinois Richard : D. Irwin, Inc. Homewood.
- The Liang Gie. (1978). Pengertian, Kedudukan, dan Perincian Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Karya Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar