Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Olahraga
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya
dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur
perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan
hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan
yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari
kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang
tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya
merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap
manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan
keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Pengertian Pengambilan Keputusan dikemukakan
oleh :
Ralp C. Davis,
Keputusan dapat dijelaskan sebagai hasil
pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan pertimbangan,
penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang telah
ditetapkan.
Mary Follet,
Seorang pengambil keputusan haruslah
memperhatikan hal-hal seperti; logika, realita, rasional, dan pragmatis.
James A.F. Stoner
Secara umum pengertian teori pengembilan
keputusan adalah, teknik pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan atau proses memilih tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dalam kehidupan sehari-hari kita
selalu diperhadapkan dengan istilah organisasi dari bentuk, dan model yang
berbeda-beda. Organisasi itu antara lain organisasi politik, organisasi olahraga, organisasi sekolah, organisasipemerintahan, organisasi kepemudaaan, dan organisasi keagamaan. Setiap organisasi dibentuk karena
adanya sebuah tujuan.
Organisasi bisnis biasanya bertujuan
untuk mencari keuntungan finansial, organisasi kemasyarakatan biasanya
bertujuan untuk tujuan kemasyarakatan, organisasi politik biasanya untuk tujuan
kekuasaan dan organisasi keagamaan biasanya untuk tujuan misi atau
dakwah.Tujuan tersebut menurut AsakuWalisongo (2013) dicerminkan oleh sasaran
yang harus dilakukan baik dalam jangka pendek, maupun jangka
panjang.Implementasinya setiap organisasi merumuskan visi, misi, serta tujuan
baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Setiap organisasi tentu memiliki
pemimpin dan kepemimpinan.Biasanya pemimpin memiliki pengaruh lebih besar dalam
upaya pencapaian tujuan organisasi, oleh karena pemimpin sering diistilahkan
dengan orang yang mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan yang diharapakan.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Northouse's (2007 : 3), leadership is a process by which a person influences others to
accomplish an objective and directs the organization in a way that makes it
more cohesive and coherent.
Pendapat itu sejalan dengan yang
disampaikan olehHusaini Usman (2013 : 312), kepemimpinan ialah ilmu dan
seni mempengaruhi, orang atau kelompok untuk bertindak seperti yang diharapkan
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Jadi jelas bahwa pemimpin
memiliki pengaruh besar terhadap sukses tidaknya sebuah oraganisasi.
Salah satu fungsi yang harus dilakukan
pemimpin dalam upaya pencapaian tujuan adalah bagaimana pemimpin itu bisa
mengambil keputusan dengan efektif.Dalam realita pengambilan keputusan bukanlah
hal yang sedernana, sebab setiap pengambilan keputusan biasanya mengandung dua
konsekuensi sekaligus baik konsekuensi positif maupun konsekuensi negatif.
Namun demikian seorang pemimpin harus berani mengambil keputusan dari beberapa
pilihan yang dihadapai.
Seorang pemimpin diharapkan mengikuti
pendapat Terry dalam Marzuki (2015 : 2), bahwa dalam mengambil keputusan
hendaklah memilih yang terbaik dari berbagai altenatif yang tersedia. Salah
satu tugas terpenting seorang pemimpin adalah untuk menentukan yang terbaik bagi organisasi dan
para anggotanya.Namun dalam mengambil keputusan, terkadang pemimpin pun menghadapi dilema dan seolah
berada di persimpangan jalan.
Apalagi jika pilihan yang ada membuat
Anda harus mengorbankan kepentingan orang lain atau memberikan resiko yang akan
merugikan tim.Kadangkala keputusan sulit harus diambil demi terwujudnya
cita-cita bersama.Adakalanya pemimpin ternyata mengambil keputusan yang salah
dan merugikan organisasi. Tetapi melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan
masih lebih baik dibandingkan tidak melakukan tindakan apapun sama sekali.
Kecepatan dan ketepatan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan lazimnya menjadi tolak ukur kompetensi dan
kredibilitas yang dimilikinya. Jika pemimpin lamban dan ragu-ragu dalam
bertindak, anak buah akan melihat bahwa pemimpin tersebut adalah pemimpin yang
tidak berani mengambil resiko. Terbiasa cepat dalam pengambilan keputusan
memang bukan pekerjaan mudah, butuh rasio yang jernih
dan intuisi yang tajam agar bisa menghasilkan keputusan yang tepat.Menarik
untuk dikaji bagaimana seorang pemimpin bisa mengambil keputusan dengan baik,
dalam pengertian efektif, efisien, meminimalkan resiko, serta bermanfaat
bagi kemajuan organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan.
1. Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi Olahraga
Pengambilan keputusan dapat dianggap
sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa
pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang
tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan
final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap
pilihan.
Definisi
pengambilan keputusan menurut beberapa ahli :
George R. Terry
Pengambilan
keputusan adalah pemilihan alternative perilaku (kelakuan) tertentu dari dua
atau lebih alternative yang ada.
Sondang P. Siagian
Pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternative
yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling cepaat.
James A. F. Stoner
Pengambilan
keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai
cara pemecahan masalah.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa pengambilan keputusan adalah
suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat
menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih
diterima oleh semua pihak.
Dasar
Pengambilan Keputusan
Menurut George R.Terry dan Brinckloe
disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat
digunakan yaitu :
- Intuisi, Pengambilan keputusan yang didasarkan
atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena
pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa
keuntungan dan kelemahan.
- Pengalaman, Pengambilan keputusan berdasarkan
pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman
seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung
ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak
pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi,
peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
- Fakta, Pengambilan keputusan berdasarkan
fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka
tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga
orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang
dada.
- Wewenang, Pengambilan keputusan berdasarkan
wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang
lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan
kekurangan.
- Logika/Rasional, Pengambilan keputusan yang berdasarkan
logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semua unsur pada setiap sisi
dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan
rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan,
konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu,
sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu :
- Kejelasan masalah
- Orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
- Pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
- Preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria
- Hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.
Tahap Pengambilan Keputusan
Proses Tahan Pengambilan Keputusan
- Identifikasi masalah, Dalam hal ini
pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu
organisasi.
- Pengumpulan dan penganalisis data, Pemimpin
diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu
memecahkan masalah yang ada.
- Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan, Setelah
masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara
pemecahannya.
- Pemilihan salah satu alternatif terbaik, Pemilihan
satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu
dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan
satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan
alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
- Pelaksanaan keputusan, Dalam pelaksanaan
keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif
atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga
mempunyai alternatif yang lain.
- Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan, Setelah
keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan
yang telah dibuat.
Jenis-jenis Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat
dikelompokkan berdasarkan prosesnya, berdasarkan jumlah orang yang ikut serta
dalam pembuatan keputusan dan berdasarkan jenis problem.
Berdasarkan prosesnya, pengambilan
keputusan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
- Pengambilan keputusan emosional adalah pengambilan keputusan
berdasarkan emosi. Pengambilan keputusan hanya berdasarkan perasaannya tidak
berupaya untuk mencari alternatif-alternatif yang merupakan solusi problem.
Solusi hanya muncul dalam emosi pemimpin berdasarkan pengalaman hidupnya.
Pengalaman tersebut memberikan kecenderungan untk mengambil solusi yang selama
ini telah dianggap baik dalam menyelesaikan problem yang dihadapi.
- Pengambilan keputusan rasional adalah
keputusan yang berdasarkan informasi yang objektif dan proses logis. Prosesnya
konsisten dengan pola terusji, melakukan penilaian dan perhitungan
alternatif-alternatif yang bersedia mencapai pilihan maksimal dalam
keterbatasan sumber-sumber dalam lingkungan. Prosesnya adalah sebagai
berikut :
- Berorientasi pada tujuan organisasi. Pencapaian tujuan organisasi atau tujuan individu, jika pembuatan keputusan menyangkut kehidupan pribadi merupakan dasar utama analisis problem dan analisis alternatif-alternatif.
- Kejelasan problem. Problem yang dianalisis dan didefinisikan secara jelas dengan informasi objektif yang dapat dikumpulkan.
- Pengambilan keputusan dengan kreatif dan inovatif. Pengambilan keputusan dengan tidak
kreatif mempunyai kecenderungan untuk membuat keputusan secara emosional.
Dengan menggunakan kreativitasnya, pengambilan keputusan dapat menemukan
alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah, kemudian memilih salah satu
alternatif yang bermanfaat bagi pencapaian organisasi. Inovasi memungkinkan
pengambilan keputusan melaksanakan keputusan dengan baik. Pilihan alternatif digunakan dengan
menggunakan kriteria dan pembobotan. Memilih
alternatif dengan nilai tertinggi untuk pencapaian tujuan.
Berdasarkan orang yang ikut serta
dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini dikelompokkan dalam :
- Pengambilan keputusan individual adalah pengambilan keputusan yang
dilakukan sendiri oleh pengambilan keputusan tanpa mengikutsertakan orang lain.
Keuntungan pengambilan keputusan individual prosesnya cepat, lebih ekonomis dan
tepat dalam keadaan krisis. Namun teknik pengalaman keputusan ini dapat
menimbulkan konflik ketika keputusan dilaksanakan. Ketika melibatkan orang lain
akan mengalami hambatan karena bukan keputusannya.
- Pengambilan keputusan kelompok adalah pengambilan keputusan yang dilakukan dalam kelompok. Pengambilan keputusan membuat komisi, satuan tugas, panel penelaah, tim studi, panitia atau tim pakar dan sebagainya untuk melakukan proses pengambilan keputusan.
Gaya Pengambilan keputusan
Dalam membuat keputusan
pemimpin/manajer menggunakan gaya pengambilan keputusan. Menurut Robert dan
Angelo (2007) gaya pengambilan keputusan merupakan kombinasi mengenai bagaimana
individu mempresepsikan dan memahami stimuli dan cara umum dimana ia memilih
untuk informasi. Peneliti mengembangkan suatu model gaya pengambilan keputusan
dalam dua dimensi :
- Orientasi nilai yaitu seberapa tinggi pengambilan keputusan memfokuskan diri pada
memerhatikan tugas dan teknik atau memerhatikan orang dan masyarkakat ketika
mengambil keputusan.
- Toleransi kepada ambiguitas adalah
seberapa tinggi kebutuhan untuk struktur atau kontrol dalam hidupnya. Jika
kedua dimensi tersebut digabungkan, maka dapat menciptakan empat gaya
pengambilan keputusan, antara lain :
- Gaya
membuat keputusan direktif.
Orang dengan gaya mengambil keputusan direktif mempunyai toleransi untuk
ambiguitas dan berorientasi memerhatikan ke arah tugas dan teknikal
ketika mengambil keputusan.
- Gaya
mengambil keputusan analitikal. Gaya mengambil keputusan ini mempunyai toleransi untuk
ambiguitas dan karakteristiknya cenderung untuk terlalu menganalisis interaksi.
Orang dengan gaya ini senang untuk mempertimbangkan lebih banyak informasi dan
alternatif daripada gaya pengambilan keputusan direktif.
- Gaya
mengambil keputusan konseptual. Orang dengan gaya mengambil keputusan konseptual mempunyai
toleransi untuk ambiguitas dan cenderung untuk memfokuskan pada orang atau
aspek sosial dari situasi kerja.
- Gaya
mengambil keputusan behavioral. Gaya mengambil keputusan ini paling berorientasi pada orang.
Orang yang mempunyai gaya pengambilan keputusan ini dapat bekerja baik dengan
orang yang menyenangi interaksi sosial dimana pendapat dikemukakan dan
dipertukarkan secara terbuka.
- Implikasi terhadap penelitian
Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai Kondisi
Kondisi-kondisi dalam Pengambilan Keputusan
(Decision Making) – Pengambilan Keputusan merupakan suatu
fungsi yang sangat penting bagi Manajemen. Keputusan yang diambil pada dasarnya
adalah berdasarkan informasi yang diterima oleh pihak manajemen dalam berbagai
kondisi dan akan mempengaruhi pihak manajemen dalam mengambil suatu keputusan.
Kondisi-kondisi tersebut dapat berupa kondisi pasti (Certainty), kondisi tidak
pasti (uncertainty) dan kondisi beresiko (Risk).
3
Kondisi dalam Pengambilan Keputusan
Berikut
ini beberapa pembahasan singkat mengenai kondisi-kondisi yang mempengaruhi
manajemen dalam pengambilan Keputusan.
- Kondisi Pasti (Certainty), Yang dimaksud dengan
kondisi pasti (Certainty) adalah kondisi dimana pihak manajemen atau manajer
memiliki informasi yang cukup untuk mengetahui hasil keputusan sebelum
keputusan tersebut dibuat. Manajer mengetahui dengan jelas alternatif yang
tersedia serta kondisi dan konsekuensi dari tindakan pengambilan keputusan
tersebut. Kemungkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
ini relatif kecil. Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
pengambilan keputusan dalam kondisi pasti ini diantaranya seperti program
linear atau analisis jaringan kerja yaitu CPM (Critical Path
Method) atau PERT (Project Evaluation and Review Technique).
- Kondisi Risiko (Risk), Ketika seorang
Manajer tidak memiliki informasi yang lengkap dalam mengambil suatu keputusan
maka timbulah risiko (Risk). Manajer yang bersangkutan mungkin memahami
permasalahan yang terjadi dan juga memiliki alternatifnya, namun manajer tidak
dapat memastikan apakah alternatif-alternatif yang diberikan tersebut dapat
menyelesaikan permasalahan yang terjadi sesuai dengan hasil yang
diharapkannya. Dalam situasi risiko ini, manajer harus menentukan probabilitas
yang terkait dengan setiap alternatif atas dasar informasi yang tersedia dan
juga berdasarkan pengalamannya. Teknik yang sering digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam kondisi Risiko ini teknik probabilitas seperti model keputusan
probabilistik, model inventori probabilistik, model antrian probabilistik.
- Kondisi Tidak Pasti (Uncertainty), Dibawah kondisi Tidak Pasti, Keputusan
yang diambil penuh dengan ketidakpastian, probabilitas hasil dari pengambilan
keputusan tersebut tidak diketahui. Kondisi tidak pasti ini bisa saja timbul
dikarenakan minimnya informasi yang diterima. Manajer yang mengambil keputusan
dalam kondisi tidak pasti ini harus membuat asumsi tertentu tentang situasi
yang dihadapi untuk memberikan kerangka yang wajar untuk pengambilan keputusan.
Intuisi, penilaian dan pengalaman Manager tersebut memegang peranan yang sangat
penting dalam proses pengambilan keputusan dalam kondisi yang penuh dengan
ketidakpastian ini. Teknik yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti ini diantaranya
seperti Metode Maximax, Metode Maximin, Metode Regret, Metode Laplace dan
Metode Realisme.
Perubahan Dalam Pengambilan Keputusan
Dalam proses berlangsungnya suatu keputusan
tentu tidak selamanya berlangsung sesuai dengan rencana yang diharapkan. Secara
umum dampak perubahan keputusan tersebut dapat dikeiompokkan menjadi dua
kelompok perubahan, yaitu
- Incremental Changes, Incremental
change merupakan dampak perubahan keputusan yang dapat diperkirakan atau
ditaksir berapa persentase perubahan yang akan terjadi ke depannya tentu
berdasarkan data-data yang terjadi di masa Ialu (historis).
- Turbulence Change, Turbulence change
merupakan pengambilan keputusan dalam kondisi perubahan yang sulit untuk
diperkirakan. Contohnya bencana alam, perubahan kondisi politik, demonstrasi
buruh, dan sebagainya. Walaupun data-data tersebut ada namun kejadian seperti
itu belum tentu memiliki kesamaan kondisi dan situasi seperti dulu. Seperti
jatuh dan bergantinya presiden di lrak baik sebelum Saddam Hussein maupun pada
saat Saddam Hussein ditangkap atau diturunkan posisinya dari Presiden Irak
secara paksa oleh tentara Amerika dan sekutunya. Perlu kita pahami bahwa data
keputusan yang terlalu Iama sulit untuk dijadikan sebagai data prediksi ke
depan, dan jika ke depan terlalu jauh untuk diprediksi maka ketepatan atau
tingkat akurat prediksi juga menjadi bagian yang diragukan hasilnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan,
yaitu :
- Internal organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi, dan sebagainya. Biasanya faktor ini berada di dalam suatu organisasi itu sendiri untuk terciptanya suatu keputusan dalam organisasi.
- Eksternal organisasi seperti keadaan sosial politik, ekonomi, hukum, dan sebagainya. Faktor ini berasal dari luar yang terkait dalam organisasi.
- Ketersediaan informasi yang diperlukan. Seberapa banyaknya informasi yang ada atau seberapa lengkap dan akuratnya informasi yang didapatkan untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang tepat.
- Kepribadiaan dan kecakapan pengambil keputusan. Dalam faktor ini dibutuhkan kebijaksanaan dan ketegasan dalam mengambil keputusan dengan tidak bersifat merugikan.
Faktor lain yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
dalam organisasi adalah :
- Adanya pengaruh tekanan dari luar, Adanya
pengaruh tekanan dari luar merupakan suatu proses yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan, dikarenakan proses cepat atau lambatnya pembuat
keputusan tergantung dari banyaknya tekanan diterima. Kadang pembuat keputusan
ragu-ragu dalam menentukan, namun adanya pengaruh tekanan dari luar dapat
mempercepat keputusan yang diambil. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketegasan
dari pemimpin organisasi dalam penyelesaian masalah. Sehingga kepribadian yang
baik diperlukan untuk menangani suatu tekanan yang datang khususnya dari luar
organisasi.
- Adanya pengaruh kebiasaan lama atau sifat-sifat pribadi, Faktor
sifat yang baik maupun tidak baik yang ada dalam diri seorang pembuat
keputusan, merupakan hal yang dapat mempengaruhi keputusannya tersebut . Dalam
hal ini seorang pembuat keputusan akan terbiasa dengan sifat pribadinya. Hal
ini dapat dilihat dari sisi kepribadian seorang pemimpin, bagaimana dia
mengambil sebuah keputusan dalam mengahadapi masalah. Tentunya seorang oemimpin
organisasi harus bijaksana dalam bersikap ketika ada masalah dan mengambil
keputusan. Akan menjadi baik jika seseorang membuat keputusan dengan melihat
situasi sekitar tidak hanya berdasarkan kebijakan pribadi saja supaya dapat
menguntungkan pihak-pihak lain.
- Pengaruh dari kelompok lain, Kelompok lain
juga dapat mempengaruhi suatu keputusan dikarenakan kelompok atau organisasi
tersebut mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh pemimpin
organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain ini juga
dapat menjatuhkan organisasi serta mementingkan kepentingan kelompok tersebut.
Hal ini bahkan dapat menimbulkan suatu perpecahan dalam organisasi diantara
para anggotanya. Untuk menghindarinya maka dibutuhkan solidaritas yang kuat
antara para anggota serta menanamkan prinsip-prinsip yang dimiliki organisasi
dalam setiap pengambilan keputusan.
- Faktor pengalaman, Faktor pengalaman
seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat penting, karena banyaknya
pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan keputusan. Hal
ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau anggota
karena pengalaman yang pernah dialaminya. Pengalaman juga dapat dijadikan
suatu pelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat bagi organisasi.
2. Manfaat Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi Olahraga
Keterlibatan manajer, official, pelatih dan atlet dalam
pengambilan keputusan dalam organisasi olahraga akan sangat membantu pimpinan organisasi
untuk memilah dan mempertimbangkan suatu keputusan. Walaupun pada akhirnya,
pimpinan yang memutuskan suatu keputusan. Akan tetapi sebelum keputusan
tersebut diambil para anggota organisasi baik itu manajer, official, pelatih
dan atlet, akan dapat merumuskan gagasan-gagasan untuk membantu mencapai tujuan
organisasi.
Menurut Pride dalam buku Business (2014: 179)
Pengambilan keputusan adalah pemilihan satu alternatif dari serangkaian
alternatif. Sedangkan Perlibatan manajer, official, pelatih dan atlet adalah suatu proses mengikutsertakan para manajer,
official, pelatih dan atlet pada semua level organisasi olahraga dalam
pembuatan keputusan dan pemecahan masalah yang dapat berupa ide, saran kritik
dan sebagainya (Fandy Tjiptono 2003;128).
Manfaat keterlibatan manajer, official,
pelatih dan atlet dan usur olahraga dalam
pengambilan keputusan :
- Menumbuhkan inovasi dan kreativitas, Para
manajer, official, pelatih, atlet dan unsur olahraga yang diijinkan memberi
gagasan akan merasa bahwa dirinya dipercaya dalam organisasi olahraga yang
mereka cintai tersebut. Karena dari situ timbul suatu kebanggaan juga
aktualisasi diri sebagai orang yang berguna.
- Meningkatan tanggung jawab, Ketika para
manajer, official, pelatih, atlet dan unsur olahraga diberikan kesempatan untuk
terlibat dalam proses pengambilan keputusan akan ada rasa tanggung jawab dan
merasa dihargai.
- Meningkatkan mutu dan kualitas kerja, Partisipasi
manajer, official, pelatih, atlet dan unsur olahraga akan meningkatkan semangat
sehingga secara tidak langsung akan menciptakan performa yang baik.
- Target akan dicapai tepat waktu, Gagasan
dan ide dari para anggota akan ditampung oleh pimpinan organisasi olahraga lalu
pimpinan dapat mempertimbangkan dan memutuskan dari pengambilan keputusan
sehingga masalah akan cepat terselesaikan juga akan menjadi fokus terhadap
target.
- Saling mendukung sebagai satu tim kerja, Dengan
pimpinan meminta partisipasi para anggotanya untuk memberi gagasan akan membuat
hubungan personal yang baik antara pimpinan organisasi olahraga dan anggota
(manajer, official, pelatih, atlet dan unsur olahraga). Pengambilan keputusan
atas suatu permasalahan akan lebih efektif dan efisien jika melibatkan para manajer,
official, pelatih, atlet dan unsur olahraga. Tentunya hal-hal tersebut akan
tercapai jika kondisi mental dan emosional manajer, official, pelatih, atlet
dan unsur olahraga dikelola dengan baik.
Keterlibatan manajer, official, pelatih, atlet
dan unsur olahraga di dalam organisasi olahraga tidak melulu tentang fisik,
namun juga melibatkan emosi dan mental. Jika emosi dan mental terkelola dengan
baik akan membawa hal positif bagi organisasi olahraga, berbeda jika organisasi
olahraga atau pimpinan mengabaikan para manajer, official, pelatih, atletnya akan
menimbulkan rasa demotivasi serta turunnya semangat berprestasi dari pada manajer,
official, pelatih, atlet. Karena manajer, official, pelatih, atlet dan unsur
olahraga merupakan bagian dari elemen pengelolaan kegiatan organisasi, keberhasilan suatu organisasi
olahraga juga ada kontribusi dari pada manajer, official, pelatih, atlet dan
unsur olahraga.
REFERENSI :
- Anonim. (2003). Gerakan Nasional Garuda Emas. Jakarta: KONI Pusat.
- Arifin Abdulrachman. (1973). Kerangka Pokok-Pokok Manajemen Umum. Jakarta: PT. Ikhtiar Baru.
- Bambang Tri Cahyono.(1995). Pengadaan Sumberdaya Manusia. Jakarta: IWAPI.
- Beveridge D. (1989. Tantangan Berprestasi. Jakarta: Banapura Aksara.
- Dirjen Olahraga Depdiknas. (2002). Pedoman Mekanisme Koordinasi Pembinaan Olahraga, Kesegaran Jasmani dan Kelembagaan Olahraga. Jakarta:Ditjen Olahraga.
- Dornan J. dan Maxwell J.C. (1998). Strategi Menuju Sukses. Jakarta: Network Twenty One.
- Hesselbein F. Goldsmith M. dan Beckhard R. (1997). The Leader of The Future. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
- Imai M, Gamba Kaizen. (1998). Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah pada Manajemen, Jakarta: Yayasan Toyota.
- ISORI. (2003). Menata Ulang Bangunan Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: PP. ISORI.
- James A. Fitzsimmons, Mona J. Fitzsimmons. (1994). Service Management for Competitive Advantage. Singapore: Mc Graw-Hill, Inc.
- Kantor Menpora. (1997). Visi 2020 Olahraga Indonesia. Jakarta: Menpora.\
- Komaludin. (1989). Manajemen. Jakarta: Depdikbud-Dirjen Dikti.
- KONI. (1999). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Jakarta: KONI Pusat
- Kotter J.P. (1997). Leading Change. Jakarta: PT. Sun.
- Kouzes J.M., dan Posner B-2. (1997). Kredibilitas. Jakarta: Profesional Books.
- Malayu S.P. Hasibuan. (1999). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.
- Morrisey G.L. (2002). Pemikiran Strategis. Jakarta: Prenhallindo.
- Prajudi Atmosudirdjo. (1978). Dasar-Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: Seri Pustaka Ilmu.
- Rusli Luthan. (2003). Olahraga, Kebijakan dan Politik, Jakarta: KONI dan Dirjen Olahraga.
- Salusu. (2000). Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: Grasindo.\
- Sondang P. Siagian. (1992). Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
- Stoner J.A. (1986). Manajemen. Jakarta: Erlangga.
- Sunarto dan Sahedhy Noor R. (2001). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE-UST.
- Terry G.R. (1986). Principle of Management. Illinois Richard : D. Irwin, Inc. Homewood.
- The Liang Gie. (1978). Pengertian, Kedudukan, dan Perincian Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Karya Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar