Senin, 13 September 2021

MANAJEMEN OLAHRAGA - STRUKTUR ORGANISASI OLAHRAGA DAN RANCANGAN ORGANISASI OLAHRAGA

Struktur Organisasi Olahraga Dan Rancangan Organisasi Olahraga  


 



Struktur organisasi adalah sebuah susunan berbagai komponen atau unit kerja dalam sebuah organisasi yang terdapat pada masyrakat. Struktur organisasi juga dibuat dalam perusahaan, sekolah, yayasan, koperasi dan lainnya.

 

Struktur Organisasi yang Baik dan Benar, Lengkap – Dalam sebuah organisasi, tentu diperlukan suatu struktur kepengurusan agar segala urusan organisasi bisa berjalan dengan sebagaimana mestinya sesuai tujuan. Setiap anggota akan diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai jabatan masing-masing dan harus mengikuti tatanan yang berlaku. Penting juga bagi sebuah organisasi untuk memiliki struktur organisasi dengan tujuan memperjelas alur kerja dan jabatan. 

 

Organisasi Olahraga adalah sekumpulan orang yang menjalin kerja sama dengan membentuk organisasi untuk penyelenggaraan olahraga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Pasal 1 Angka 24 UU Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional).

 

Pengertian Organisasi Olahraga

Dalam bidang keolahragaan, maka organisasi yang dibentuk berkaitan dengan kegiatan yang bergerak di bidang olahraga. Organisasi olahraga mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kegiatan olahraga. Organisasi sebagai wadah kegiatan olahraga dan menangani semua aktivitas olahraga dalam rangka mencapai prestasi yang maksimal. Organisasi Olahraga berkembang sesuai dengan kebutuhan yang semakin lama semakin luas tujuannya. Suatu organisasi memerlukan aturan-aturan yang harus ditaati oleh semua anggota agar tujuan organisasi tersebut tercapai, maka timbul Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) agar tidak terjadi penyelewengan.

 

Dalam aktivitas organisasi, keuangan merupakan bagian penting untuk membiayai segala kegiatan dalam organisasi. Keuangan yang menggerakkan seluruh bagian organ, oleh karenanya maka setiap organisasi haruslah mempunyai keuangan. Hampir dapat dipastikan bahwa dalam anggaran dasar dan anggaran organisasi mengenal sumber keuangan berasal dari beberapa kemungkinan, antara lain: (1) iuran anggota, (2) bantuan dari pemerintah atau pihak ketiga, (3) sumbangan yang sah dan tidak mengikat, (4) usaha lain yang sah berdasarkan hukum yang berlaku (Soekardi, 2009: 16).


Dalam pasal 70 ayat (2) UUD RI Nomor 3 Tahun 2005 sumber pendanaan keolahragaan terdiri dari :

  • Masyarakat melalui berbagai kegiatan berdasarkan ketentuan yang berlaku,
  • Kerjasama yang saling menguntungkan,
  • Bantuan luar negeri yang tidak mengikat,
  • Hasil usaha industri olahraga; dan/ atau,
  • Sumber lain yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.


Keuangan ini harus dikelola dengan baik demi kelancaran dan tercapainya tujuan organisasi. Tanpa adanya suatu dana maka organ tersebut akan lumpuh dan tidak dapat beroperasi.

Dengan demikian tanpa adanya dukungan dana maka pembinaan tidak akan tercapai. Dukungan tersebut sangat erat kaitannya agar dapat diwujudkan program terpadu guna mendukung seluruh kegiatan olahraga sehingga prestasi yang maksimal akan dapat tercapai. Untuk pembinaan olahraga diperlukan pendanaan yang tidak sedikit oleh karena sistem pembinaan ini akan mencakup dan melibatkan seluruh sistem dan jajaran yang ada di Indonesia.  Untuk lebih detail dan memahami tentang organisasi olahraga diperlukan manajemen olahraga yang baik.

 

Struktur organisasi memegang peran penting bagi kelancaran aktivitas sebuah perusahaan, baik yang skala kecil maupun besar. Hal ini karena pengorganisasian akan menjadikan pekerjaan lebih efektif dan tidak terpusat dalam satu kendali. 

 

Fungsi dari struktur organisasi adalah memperjelas setiap fungsi dan hubungan antar bagian dalam sebuah perusahaan. Sehingga akan terlihat jelas siapa yang bertanggung jawab atas sebuah pekerjaan dalam satu bidang. 

 

Dalam sebuah perusahaan, biasanya struktur organisasi digambarkan dalam sebuah bagan atau chart. Tujuannya adalah untuk mengatur posisi pekerjaan sekaligus pembentukan garis komunikasi dan wewenang.

 

Penyusunan struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, baik yang berskala kecil maupun besar. Struktur organisasi dalam sebuah perusahaan biasanya digambarkan dalam bentuk bagan atau organization chart. Yaitu suatu diagram yang menggambarkan pengaturan posisi pekerjaan dalam organisasi atau perusahaan yang juga termasuk garis komunikasi dan wewenang.

 

A. Struktur Organisasi Secara Umum

1. Pengertian & Jenis Struktur Organisasi

Struktur organisasi olahraga dapat diartikan sebagai sebuah garis yang bertingkat (hierarki), yang berisi komponen-komponen penyusun perusahaan. Struktur tersebut akan menggambarkan kedudukan, fungsi, hak dan kewajiban dari masing-masing posisi yang ada dalam lingkup organisasi olahraga secara jelas. Hal ini bertujuan agar setiap komponen dalam organisasi olahraga dapat berfungsi secara optimal, dan roda organisasi olahraga akan senantiasa bergerak secara efektif dan efisien.

 

Di dalam struktur organisasi olahraga, terdapat beberapa personil atau bagian yang tergolong dalam jajaran inti atau yang biasa disebut dengan petinggi organisasi olahraga, yang terdiri dari dewan penasehat, dewan pembina, Ketua Umum, Ketua Harian, Sekretaris Jenderal, para ketua bidang, dan kepala unit atau departemen. Kemudian pada susunan dibawahnya terdapat staff dan para pekerja. Secara garis besar, struktur organisasi olahraga meliputi 5 jenis struktur, yaitu :

  1. Struktur Fungsional, yaitu susunan organisasi yang didasarkan pada fungsi setiap komponen. Dalam sebuah organisasi olahraga, setidaknya terdapat 5 bagian utama yaitu divisi pembinaan dan prestasi, divisi pemasaran, usaha dan dana, divisi SDM dan HRD, divisi perlengkapan, dan divisi umum.
  2. Struktur Usaha, yaitu susunan organisasi pada sebuah organisasi olahraga yang didasari oleh adanya usaha pengembangan kegiatan organisasi serta riset-riset usaha, sehingga komponen organisasi olahraga akan menjadi lebih luas.
  3. Struktur Matriks, yaitu susunan organisasi yang dibentuk untuk mengerjakan berbagai project yang sedang dikembangkan oleh organisasi olahraga. Struktur ini dikepalai oleh Pimpinan organisasi, dan di bawahnya terdapat ketua bidang kegiatanyang bertugas dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan project tertentu.
  4. Struktur jobdesk, yaitu struktur yang dibentuk hanya untuk mengerjakan suatu jobdesk kerja pada sebuah organisasi olahraga, dan akan ditiadakan ketika jobdesk tersebut telah berhasil diselesaikan.
  5. Struktur Tim Kerja, yaitu sebuah struktur yang dibuat sewaktu-waktu atau temporal, demi menangani sebuah proyek yang sifatnya tidak terduga atau dadakan. Biasanya, tim ini disusun oleh personil yang andal, yang dijamin mampu menyelesaikan kegiatan dengan cepat dan baik.

 

2. Definisi Struktur Organisasi

Struktur organisasi memiliki pengertian garis hierarki yang berisi komponen-komponen penyusun perusahaan. Struktur ini akan memperjelas fungsi dan kedudukan setiap posisi pekerjaan secara jelas. Termasuk juga di dalamnya pembagian hak dan kewajiban.

 

Tujuannya adalah agar setiap komponen perusahaan berjalan secara optimal sehingga aktivitas perusahaan akan berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan adanya struktur ini, seorang atasan bisa memberikan tugas kepada bawahan secara adil dan optimal. 

 

Sebaliknya, tanpa adanya struktur, sebuah organisasi akan mengalami kekacauan dalam pembagian tugas. Hal ini karena tidak adanya komponen perusahaan yang bisa diberikan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 

 

3. Fungsi Sebuah Struktur Organisasi

Memberikan Kejelasan Tanggung Jawab, Seperti yang sudah Mamikos sebutkan di atas, setiap anggota organisasi pasti akan memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Dalam konteks tersebut, struktur organisasi berfungsi untuk memberikan kejelasan tentang tanggung jawab tersebut. Tujuannya adalah agar tidak terjadi tumpang tindih jabatan serta tanggung jawab anggota.

Menjelaskan Kedudukan Dan Koordinasi Antar Anggota, Struktur organisasi juga berfungsi sebagai penjelas kendudukan serta posisi tiap anggota organisasi. Dengan begitu, bagan struktur organisasi juga akan mampu memperjelas alur komunikasi agar tercipta koordinasi yang baik antar anggota organisasi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman dan tugas bisa berjalan dengan lancar. Selain itu, struktur organisasi juga bisa berfungsi sebagai dasar untuk menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dan membutuhkan komunikasi antar jabatan bersangkutan.

Menunjukkan Jalur Hubungan Anggota, Selanjutnya, struktur organisasi juga berfungsi sebagai penjelas suatu jalur hubungan antar anggota. Dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, setiap anggota organisasi harus bisa terlihat dengan jelas. Tujuannya adalah agar pekerjaan bisa dilaksanakan secara lebih efisien dan mampu memberikan keuntungan bagi anggota organisasi.

Sebagai Pengendalian dan Pengawasan, Terakhir adalah fungsi struktur organisasi sebagai pengendalian dan pengawasan. Dengan struktur organisasi, jabatan yang lebih tinggi akan mampu melakukan pengendalian dan pengawasan kepada anggota dengan jabatan yang berada di bawahnya. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kinerja para anggota dan menilai apakah mereka mampu mengerjakan tugas, fungsi, dan tanggung jawab masing-masing dengan baik.

  

B. Struktur Organisasi Olahraga Dan Rancangan Organisasi Olahraga

1. Struktur Organisasi Yang Kompleks

Ketika sebuah organisasi olahraga (klub) mengembangkan atau mengubah struktur organisasinya baik melalui pengambilalihan organisasi olahraga lain atau melalui divisi internal, struktur baru tersebut harus dievaluasi untuk menentukan prosedur pelaporan keuangan yang tepat. Berikut beberapa pendekatan yang bisa diterapkan tergantung keadaan.

  • Merger adalah sebuah kombinasi bisnis dimana aset dan liabilitas dari perusahaan yang diambil alih digabungkan dengan aset liabilitas organisasi olahraga yang mengambil alih tanpa menambah komponen organisasi. Jadi, pelaporan keuangan dibuat berdasarkan struktur organisasi yang lama, yaitu organisasi olahraga (klub) yang mengambil alih.
  • Kepemilikan kendali/kepentingan pengendali (controlling ownership) adalah suatu kombinasi bisnis dimana organisasi olahraga yang diambil alih tetap beroperasi sebagai entitas legal yang terpisah dan sebagian besar saham biasanya dimiliki oleh perusahaan yang mengambil alih. Bentuk ini akan menimbulkan hubungan induk dari anakan organisasi olahraga dikonsolidasikan untuk pelaporan yang bertujuan umum sehingga seakan-akan merupakan organisasi olahraga tunggal. Perlakuan yang sama diterapkan jika anak perusahaan tidak diperoleh dengan cara dibeli tetapi diciptakan.
  • Kepemilikan non pengendali/kepentingan non pengendali (noncontrolling ownership) adalah pemebelian kepemilikan organisasi olahraga lain kurang dari mayoritas (kurang dari 50%) tidak mengakibatkan timbulnya kombinasi bisnis atau situasi pengendalian. Hal yang sama dapat terjadi ketika suatu organisasi olahraga menciptakan entitas lain dan memiliki hak kepemilikan kurang dari hak untuk mengendalikan atau membeli hak kepemilikan kurang dari hak untuk mengendalikan suatu persekutuan. Dalam laporan keuangannya, investor seperti akan melaporkan hak kepemilikan pada investee sebagai investasi dengan metode akuntansi tertentu sesuai dengan kondisi investasinya.

Kepentingan menguntungkan lainnya (other beneficial interest) adalah suatu organisasi olahraga dapat memiliki kepentingan pada entitas lain walaupun tanpa ada kepemilikan langsung pada entitas tersebut. Kepemilikan terssebut mungkin timbul karena adanya perjanjian yang dibuat oleh entitas tersebut atau melalui perjanjian operasi atau keuangan. Ketika kepemilikan timbul berdasarkan faktor selain presentase kepemilikan, peraturan pelaporan dapat menjadi kompleks dan tergantung pada situasi. Secara umum, suatu organisasi olahraga yang mampu membuat keputusan yang secara signifikan memengaruhi hasil dari aktivitas entitas lain atau diharapkan mendapat mayoritas dari laba atau rugi tersebut dianggap sebagai penerima manfaat utama entiras tersebut. Biasanya laporan keuangan entitas aka dikonsolidasikan dengan laporan keuangan penerima manfaat utama.

 

Kepemilikan mayoritas (kepentingan pengendali) umumnya merupakan kondisi memenuhi, tapi tidak mengharuskan untuk perlakuannya. Tidak seperti kasus perusahaan terbuka, presentase kepemilikan tidak secara penuh menggambarkan sifat kepemilikan pada persekutuan.

 

2. Struktur Organisasi Yang Formal

  • Organisasi formal memiliki definisi sebagai organisasi yang terdiri dari struktur yang jelas dengan pembagian kerja yang jelas serta adanya tujuan dan sasaran yang disusun dengan jelas. Pengertian lain menyatakan bahwa organisasi formal merupakan organisasi yang tersusun dari struktur dengan bagan yang mendeskripsikan keterkaitan kerja antar unit, kekuasaan, berwenang, dan tanggung jawab antar elemen di dalam organisasi. Perencanaan di dalam organisasi formal yang disusun secara terencana termasuk struktur dan tujuan. Penentuan tujuan inilah sebagai salah satu alasan mengapa organisasi formal dibuat.
  • Struktur organisasi formal yang digunakan untuk merancang hubungan antara fungsi-fungsi, unit-unit, kedudukan-kedudukan dan posisi orang- orang yang menunjukkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing- masing. Dasar dari organisasi formal adalah posisi atau jabatan.

 

Sifat Sifat Khusus Organisasi Formal

Bentuk Organisasi f ormal sifat sifatnya khusus tertentu. Meskipun sifat tersebut dapat di wajibkan yang mana agak berubah ubah dari yang lain ke yang lain, dilihat dari kebiasaannya sifat wajib iniberada pada beberapa tingkatan dalam organisasi formal pada umumnnya.

 

Ciri-Ciri Organisasi Formal

Selain sifat khusus yang dimiliki oleh organisasi formal. Organisasi formal memiliki ciri-ciri yang melekat di dalamnya. Berikut ciri-ciri organisasi formal yang dapat diketahui :

  • Organisasi formal termasuk keterkaitan antara posisi-cara yang telah ditetapkan. Dasar dari organisasi formal adalah posisi atau jabatan tersebut.
  • Tujuan besar yang ditentukan dalam perencanaan organisasi dibagi menjadi beban kerja yang lebih mudah tanggung jawab departemen dan individu ke dalam tugas-tugas, kewajiban, dan tanggung jawab. Penugasan berkumpul sesuai dengan spesialis dari tiap departemen atau individu.
  • Pada organisasi formal, kewenangan seseorang dalam organisasi yang melekat pada kekuasaan atau bisnis yang sah yang diperolehnya. Dengan kata lain kewenangan dalam organisasi formal selalu beriringan dengan tanggung jawab yang diemban oleh seseorang.
  • Hirarki pada organisasi organisasi formal garis komando / kewenangan. Tatanan hirarki pada organisasi formal biasanya berbentuk piramida yang menggambarkan setiap individu memiliki tanggung jawab terhadap atasannya atas tindakan dan keputusan yang dilakukan oleh bawahannya dan diri sendiri.
  • Ada prosedur, aturan, dan kebijakan yang tegas yang mengatur operasi dan fungsi setiap jabatan di dalam organisasi.
  • Peraturan dan prosedur yang diterapkan dalam organisasi bersifat formal dan personal yaitu berlaku pada setiap individu. Oleh organisasi organisasi diharapkan setiap elemen di organisasi formal memiliki keterkaitan pribadi antar unit, individu baik dalam maupun luar organisasi.
  • Penerapan sistem disiplin pada setiap peraturan, prosedur, dan kebijakan merupakan bagian dari organisasi daroi.
  • Setiap anggota organisasi tidak diperbolehkan mencampurkan urusan pribadi dengan tanggung jawab organisasi.
  • Proses perekrutan dan seleksi karyawan di organisasi formal berdasarkan kualifikasi yang dimiliki dibandingkan hubungan politik, keluarga atau koneksi lainnya.
  • Walaupun tanggung jawab dan penugasan dalam birokrasi yang berkaitan dengan keahlian teknis namun promosi jabatan biasanya diterapkan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.

 

3. Struktur Penegasan Kegiatan Yang Jelas Pada Organisasi Formal

Struktur organisasi yang bisa dibilang jelas dan mudah di mengerti ini bahwa yang berada di setiap jalannya dikendalikan oleh manajer dan harus di bantu oleh beberapa stafnya agar organisasi itu bisa berjalan dengan baik dan harus salig komunikasi antara manajer dan stafnya di supayakan organisasi itu dapat berjalan dengan semestinya dan masih berada dalam sebuah peraturan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dari Kebijakan Kebijakan yang telah ditetapkan sejak awal berdirinya organisasi. Yang bisa di contohkan seperti adam memegang sebuah angkutan senior yang harus peduli setiap pekerjannya dan saling berkomunikasi dengan stafnya.

 

Organisasi formal secara khusus dapat menggambarkan hubungan yang formal dengan struktur ke organisasiannya yang sudah tetapkan dari atasannya atau struktur organisasi secara rinci dan gambaran posisinya. Rencana dan strukturnya telah dibuat untuk menjadikan sebuah organisasi yang dapat mewujudkan kerjasama antar jaringan yang bisa berkewenangan dalam bertindak dan hubungan yang bisa pertanggung jawabkan. Struktur ini juga bisa menggambarkan jalur atau arus komunikasi yang bisa mempercepat pekerjaannya menjadi lebih mudah dalam dan lebih formal. Ruang lingkup dan tema tema yang baik pada struktur organisasi yang juga bisa menggambarkan seperti keorganisasian yang hidup atau bisa berjalan dengan orang-orang mestinya yang memiliki sebuah tujuan untuk menjadikan organisasi itu menjadi yang terbaik dari organisasi lainnya.

 

4. Struktur Organisasi Yang Terpusat

Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.

 

 

REFERENSI :

  1. Anonim. (2003). Gerakan Nasional Garuda Emas. Jakarta: KONI Pusat.
  2. Arifin Abdulrachman. (1973). Kerangka Pokok-Pokok Manajemen Umum. Jakarta: PT. Ikhtiar Baru.
  3. Bambang Tri Cahyono.(1995). Pengadaan Sumberdaya Manusia. Jakarta: IWAPI.
  4. Beveridge D. (1989. Tantangan Berprestasi.  Jakarta: Banapura Aksara.
  5. Dirjen Olahraga Depdiknas. (2002). Pedoman Mekanisme Koordinasi Pembinaan Olahraga, Kesegaran Jasmani dan Kelembagaan Olahraga. Jakarta:Ditjen Olahraga.
  6. Dornan J. dan Maxwell J.C. (1998). Strategi Menuju Sukses.  Jakarta: Network Twenty One.
  7. Hesselbein F. Goldsmith M. dan Beckhard R. (1997). The Leader of The Future. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
  8. Imai M,  Gamba Kaizen. (1998). Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah pada Manajemen, Jakarta: Yayasan Toyota.
  9. ISORI. (2003). Menata Ulang Bangunan Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: PP. ISORI.
  10. James A. Fitzsimmons, Mona J. Fitzsimmons. (1994). Service Management for Competitive Advantage. Singapore: Mc Graw-Hill, Inc.
  11. Kantor Menpora. (1997). Visi 2020 Olahraga Indonesia.  Jakarta: Menpora.\
  12. Komaludin. (1989). Manajemen. Jakarta: Depdikbud-Dirjen Dikti.
  13. KONI. (1999). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Jakarta:  KONI Pusat
  14. Kotter J.P. (1997). Leading Change.  Jakarta: PT. Sun.
  15. Kouzes J.M., dan Posner B-2. (1997).  Kredibilitas. Jakarta: Profesional Books.
  16. Malayu S.P. Hasibuan. (1999). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.
  17. Morrisey G.L.  (2002).  Pemikiran Strategis. Jakarta: Prenhallindo.
  18. Prajudi Atmosudirdjo. (1978). Dasar-Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: Seri Pustaka Ilmu.
  19. Rusli Luthan. (2003). Olahraga, Kebijakan dan Politik, Jakarta: KONI dan Dirjen Olahraga.
  20. Salusu. (2000). Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: Grasindo.\
  21. Sondang P. Siagian. (1992). Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
  22. Stoner J.A. (1986). Manajemen. Jakarta: Erlangga.
  23. Sunarto dan Sahedhy Noor R. (2001). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE-UST.
  24. Terry G.R. (1986). Principle of Management. Illinois Richard : D. Irwin, Inc. Homewood.
  25. The Liang Gie. (1978). Pengertian, Kedudukan, dan Perincian Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Karya Kencana.

 

1 komentar:

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...