Alat Analisis Aspek Teknis
Analisiss teknikal selain
mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan teknikal bisnis juga menilai kelayakan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut pada berbagai alternatif lokasi. Aspek
teknis harus lilakukan dengan sebaik mungkin agar tidak terjadi kegagalan
bisnis dalam jangka pendek yaitu menyangkut masalah keuangan, maupun kegagalan
jangka panjang seperti menyangkut investasi tersebut secara keseluruhan.
Tidak ada ukuran baku dalam menilai
kelayakan teknikal, tetapi membandingkan dan menggunakan pengalaman bisnis lain
yang sejenis merupakan hal yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan
teknikal. Untuk membuat analisis teknikal yang baik diperlukan informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. Informasi yang digunakan berupa
informasi produk, informasi pasar, dan informasi bahan baku.
Terdapat banyak elemen teknikal yang
perlu dinilai dalam analisis teknikal dalam suatu studi kelayakan bisnis.
Penilaian tersebut perlu dilakukan dengan sebaik mungkin untuk memperkenalkan
biaya produksi bisnis. Elemen pertama adalah persediaan bahan baku, barang
dalam proses maupun barang jadi. Selain itu skedul produksi dan proses produksi
juga perlu dilakukan dengan sebaik mungkin. Perencanaan proses produksi penting
karena akan berpengaruh terhadap perencanaan mesin dan peralatan, kebutuhan
ruangan dan peletakannya, peralatan pengangkutan bahan dan kebutuhan tenaga
kerja. Semua elemen tersebut akan mempengaruhi luas dan bentuk bangunan proyek
dan letak lokasi yang akan dipilih meskipun banyak faktor lain yang
mempengaruhi pemilihan lokasi.
Aspek-aspek yang dikaji dalam studi
kelayakan adalah berbagai bidang yang berkaitan dengan keadaan objek-objek
tertentu dari berbagai fungsi bisnis (pemasaran, operasi, sumber daya manusia,
hukum, lingkungan dan keuangan. Pelaksanaan studi atau penelitian tentang
fungsi-fungsi bisnis tersebut disesuaikan dengan kebutuhan analis atau
stakeholder. Apabila didasarkan pada disiplin ilmu dasarnya, aspek teknis dan
operasi dalam studi kelayakan digolongkan dalam aspek primer. Aspek ini
perlu dikaji untuk mengetahui, memahami, dan mengevaluasi produk yang akan
dihasilkan objek studi.
Sebelum menghasilkan produk, dilakukan
langkah-langkah praoperasional seperti desain, pemilihan dan penggunaan
material bahan baku, pemilihan jenis perangkat teknologi, mesin dan peralatan
yang akan digunakan, proses produksi, pemilihan dan penentuan lokasi bisnis,
serta layout (Subagyo, 2008:55-58).
A. Penentuan Lokasi Pabrik
Sebelum memulai suatu bisnis, hal
pertama yang dipikirkan adalah lokasi dimana bisnis akan dijalankan. Kesalahan
dalam penentuan lokasi bisnis akan berdampak pada kerugian, namun sebaliknya
pemilihan lokasi bisnis yang tepat akan mendatangkan keuntungan. Bagi
Perusahaan Manufaktur, letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu
dianalisis secara seksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek,
seperti biaya (Murah atau mahalnya harga produk, tergantung pula pada jarak),
kemampuan pasar (berujung pada laba yang dihasilkan). Sedangkan bagi
perusahaan jasa biasanya diletakkan dekat pasar karena bahan
dikumpulkan dari berbagai tempat dan diproses menjadi
satu unit (Helmi, 2006:128).
Maarif dalam Helmi
(2006) menyatakan bahwa tujuan dari penentuan lokasi secara
strategis secara garis besarnya adalah benefit dari lokasi yang
terdiri dari :
- Efisiensi waktu
- Biaya yang minimum
- Citra perusahaan
- Keuntungan
- Kredibilitas
Dalam menganalisis lokasi, harus
dilakukan analisis kuantitatif terlebih dahulu dilengkapi dengan analisis kualitatif
agar pilihan lokasi memenuhi harapan. Beberapa metode evaluasi
alternatif lokasi, yaitu (Helmi, 2006: 130-131) :
1. Metode Pemeringkat Faktor (The Factor
Rating Method)
Merupakan metode penentuan lokasi
yang menekankan tujuan pada proses identifikasi biaya yang sulit untuk
dievaluasi. Dilakukan melalui pengkonversian data-data yang sifatnya
kualitatif menjadi data kuantitatif. Faktor Rating
dilakukan melalui prosedur :
- Memberi bobot terhadap faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi
- Mengalikan bobot faktor-faktor yang dipertimbangkan tersebut dengan penilaian (skor) dari lokasi yang dipilih
- Memilih bobot yang paling tinggi untuk ditentukan sebagai lokasi yang dipilih.
2. Analisis Titik Impas Lokasi
(Locational Break Event Analysis)
Merupakan suatu analisis biaya
volume untuk membuat perbandingan alternatif-alternatif lokasi. Biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan produksi berbeda-beda dikarenakan lokasi yang
berbeda, maka perusahaan dapat membandingkan biaya antara
alternatif lokasi dimana biaya yang paling rendah/murah dipilih sebagai
lokasi perusahaan dan diperhatikan pula tingkat kapasitas yang diproduksi.
Kemudian dicari titik impas (Location Break Event Point) dengan menyamakan
biaya di 2 lokasi alternatif dengan tingkat kapasitas produksi yang sama.
3. Metode Pusat Graviti (Center of
Gravity Method)
Merupakan metode yang mencari lokasi
ditengah-tengah dari beberapa lokasi alternatif. Tujuannya adalah
memperoleh jarak yang efisien dari segi biaya perpindahan barang atau jasa
dari lokasi yang ada.
4. Metode Transportasi (Transportation
Method)
Merupakan teknik untuk memecahkan
masalah program linier. Bertujuan untuk menentukan pola yang terbaik
untuk pengiriman barang beberapa lokasi sumber (supply) ke beberapa lokasi
tujuan (demand) dengan meminimalkan biaya produksi dan transportasi.
Sedangkan, dalam sektor jasa pemilihan
lokasi yang strategis biasanya bertujuan untuk memaksimalkan
penerimaan. Menurut Helmi (2006:131) beberapa faktor yang
dipertimbangkan dalam penentuan lokasi bisnis jasa , yaitu :
- Daya beli pelanggan disekitar lokasi
- Kesesuaian layanan dan citra dengan demografinya
- Persaingan di area lokasi
- Kualitas persaingan
- Keunikan lokasi perusahaan
B. Penentuan Luas Produksi
Luas produksi adalah suatu
ukuran akan berapa banyak barang yang dipakai untuk kegiatan
produksi suatu perusahaan. Semakin banyak barang yang diproduksi,
baik jumlahnya maupun jenisnya, semakin besar luas produksinya. Luas
produksi juga dikenal sebagai penentuan target produksi. Berapa
target produksi untuk waktu yang akan datang merupakan persoalan
yang harus ditetapkan oleh manajer produksi. Dengan target itulah maka
rencana pengadaan bahan, tenaga kerja, bahan pembantu, dan sebagainya
dapat direncanakan lebih cermat. Oleh karena itu, luas produksi perlu
ditentukan lebih dahulu.
Untuk menentukan luas atau target
produksi ada banyak faktor yang diperhatikan, yaitu (Helmi, 2006:
132) :
- Ketersediaan bahan baku
- Ketersediaan tenaga kerja
- Dana yang diperlukan untuk pembiayaan
- Besarnya potensi pasar yang terbuka
C. Layout Pabrik
Perencanaan layout perlu dilakukan
untuk menjamin kelancaran proses kegiatan produksi. Bagi perusahaan manufaktur,
perencanaan layout pabrik perlu diperhatikan untuk efektivitas dan efisiensi
kegiatan produksi. Hal tersebut berkaitan dengan penyusunan fasilitas-fasilitas
pabrik seperti mesin-mesin, alat-alat kantor, alat-alat pengangkutan tempat
penyimpanan barang jadi maupun bahan baku, tempat makan beserta
dapurnya, rest-room bagi tenaga kerja, dan showroom. Dalam hal
ini, zonning perlu dilakukan. Zonning merupakan pembagian
lahan-lahan yang ada kedalam zone-zone untuk berbagai keperluan
produksi.
Maarif dalam Helmi (2006) menyatakan
beberapa tujuan pengaturan layout fasilitas yaitu :
- Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik
- Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
- Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar
- Meminimumkan hambatan pada kesehatan
- Meminimumkan usaha membawa bahan
- Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia
- Memaksimumkan keluwesan layout
- Memberi kesempatan berkomunikasi bagi karyawan
- Memaksimumkan hasil produksi
- Meminimumkan kebutuhan pengawasan dan pengendalian
Efektivitas dari tata
letak suatu kegiatan produksi dipengaruhi oleh 6 faktor
yaitu (Helmi, 2006:133)
:
- Material Handling yang baik
- Utilisasi Ruang ( Penggunaan ruang yang efektif )
- Mempermudah Pemeliharaan
- Kelonggaran Gerak (Luwes), yang diartikan sebagai kemampuan layout menampung perubahan kombinasi produk.
- Orientasi Produk
- Perubahan Produk atau desain produk
Heryanto dalam Helmi (2006) menyatakan
bahwa pemilihan layout biasanya didasarkan pada dua hal, yaitu jenis produk dan
volume poduksi. Dalam hal ini, ada tiga jenis tata letak (layout) ;
1. Layout Proses atau
Fungsional
Merupakan salah satu model tata letak
yang berkaitan dengan proses produksi dengan volume rendah dan variasi tinggi
sehingga mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai fungsi yang sama
dikelompokkan dalam satu tempat tertentu.
Keunggulan layout fungsional :
- Dengan adanya spesialisasi mesin dan tenaga kerja, mesin dimanfaatkan secara optimal
- Bagian fungsional yang luwes karena dapat memproses berbagai jenis produksi
- Menekan biaya produksi karena dapat menggunakan mesin serbaguna
- Fasilitas lain pada layout fungsional tidak terpengaruh dengan adanya kemungkinan satu mesin rusak
Kelemahan layout fungsional
:
- Karena tiap pesanan harus dikerjakan secara tersendiri, menimbulkan kesulitan dalam penentuan jalannya proses, penentuan jadwal, dan penghitungan akuntansi biaya
- Pengendalian bahan dan biaya angkut bahan dalam pabrik relative tinggi
- Persediaan barang dalam proses relatif besar karena pergerakan bahan dalam pabrik yang realtif lambat
- Sering terjadi pesanan hilang
2. Layout Produk
Dalam model tata letak ini, mesin dan
perlengkapan disusun berdasarkan urutan operasi yang diperlukan untuk produk
yang dibuat. Biasanya, dalam model ini perusahaan memproduksi satu jenis produk
secara terus menerus dalam jumlah yang besar.
Keunggulan Layout Produk :
- Biaya variabel per unit lebih rendah
- Biaya penanganan bahan yang rendah
- Mengurangi persediaan barang setengah jadi
- Proses pengawasan yang lebih mudah
- Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.
Kelemahan Layout Produk :
- Diperlukan ruangan bervolume tinggi, karena modal yang diperlukan untuk menjalankan proses cukup besar
- Adanya pekerjaan yang berhenti pada satu titik mengakibatkan seluruh operasi terganggu
- Kurangnya fleksibilitas saat menangani tingkat produksi yang berbeda
3. Layout Kelompok
Pada model tata letak kelompok dibuat
pemisahan daerah/tempat serta kelompok mesin yang membuat serangkaian
komponen yang memerlukan pemrosesan sama. Setiap komponen diselesaikan
ditempat tersebut. Layout kelompok dibagi menjadi lini produksi
(tempat pembuatan komponen) dan lini perakitan (peletakan komponen yang
dipabrikasi pada sekumpulan stasiun kerja).
Keunggulan Layout Kelompok :
- Menghemat biaya pengendalian bahan
- Mudah mengetahui keberadaan tiap kelompok produk
- Kelemahan Layout Kelompok :
- Pemanfaatan fasilitas tidak penuh
- Perlu pengendalian bahan yang baik
Langkah-langkah dalam
merencanakan layout :
- Melihat perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukan fungsi yang dimiliki produk
- Menetapkan perlengkapan yang dibutuhkan dan memilih mesin
- Analisis keseimbangan urutan pengerjaan, pemetaan, aliran
4. Pemilihan
Teknologi Dan Equipment
Teknologi sangat berpengaruh terhadap
berjalannya suatu usaha,karena dengan penggunaan teknologi yang tepat, dapat
memaksimalkan kinerja suatu perusahaan. Teknologi juga mempengaruhi jenis
equipment apa yang akan digunakan,dan sebaliknya equipment yang berbeda juga
membutuhkan teknologi yang berbeda. contohnya jika kita melihat bisnis
peternakan domba, disaat ini terdapat banyak mesin-mesin yang dapat
menggantikan pekerjaan manusia dalam proses pengembangan domba, dan karena
teknologi inilah, perusahaan dapat meminimalisir penggunaan sumber daya manusia
karena dapat digantkan oleh mesin.
Selain teknologi yang berkaitan dengan
perusahaan, teknologi Informasi juga berpengaruh terhadap perkembangan usaha.
dengan penggunaan teknologi informasi yang efisien, dapat memacu performa
perusahaan, karena dengan perkembangan teknologi informasi, informasi dapat
dengan cepat didapat dan disampaikan, sehingga time-lag yang dulu terjadi kini
dapat diantisipasi.
Secara singkat,Teknologi sebagai
penentu struktur. Bentuk teknologi yang digunakan organisasi akan mempengaruhi
cara pengaturan organisasi.
Peranan TI pada masa sekarang tidak
hanya diperuntukan bagi organisasi, melainkan juga untuk kebutuhan
perseorangan. Bagi organisasi, TI dapat digunakan untuk mencapai keunggulan
kompetitif, sedangkan bagi perseorangan TI dapat digunakan untuk mencapai 162
keunggulan pribadi, termasuk untuk mencari pekerjaan (Abdul dan Terra,
2003:22).
5. Implikasi
Terhadap Studi Kelayakan Bisnis
Dapat disimpulkan bahwa aspek teknis,
Operasi, dan analisis memiliki pengaruh terhadap Studi kelayakan bisnis yang
akan dilakukan, seperti yang telah dijelaskan detailnya pada masing-masing sub
bahasan, Semua aspek itu memiliki hubungan yang erat terhadap berjalannya suatu
studi kelayakan bisnis, dan dapat dijadikan acuan standart apakah bisnis yang
akan diteliti sudah baik atau belum.
D. Kasus aspek Teknis (Lokasi dan Spesifikasi Produk)
Untuk menganalisis berbagai usaha yang ada untuk
diuji apakah sudah layak untuk dikembangkan atau tidak. Suatu studi kelayakan
digunakan untuk menilai seberapa layakkah usaha itu untuk dijalankan dan
dikembangkan. Studi kelayakan bisnis/usaha sangat diperlukan oleh banyak pihak,
khususnya terutama bagi para pengusaha/investor sebagai pemrakarsa dibidang
usaha, pihak bank sebagai pemberi kredit, dan pemerintah sebagai pemberi
fasilitas, peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya masing-masing
memiliki kepentingan yang berbeda-berbeda.
Pengusaha atau Investor berkepentingan dalam
rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari modal yang di investasikan,
pihak bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang
diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan
manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi kesejahteraan dan
pemerataan kesempatan kerja bagi masyarakat.
Melalui contoh-contoh kasus ini dapat diketahui
berbagai usaha yang layak untuk dilaksanakan/dikembangkan yang dapat memberikan
harapan lebih baik dengan analisis dan pendekatan “aspek pasar, aspek teknik
dan teknologi, aspek keuangan, aspek ekonomi, dan aspek hukum”. Buku ini pada
intinya menyajikan contoh-contoh kasus yang diperlukan dalam analisis studi
kelayakan bisnis/usaha dengan tujuan untuk memudahkan memahami usaha-usaha yang
dapat dilakukan dan dikembangkan.
REFERENSI :
- Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Edisi Ketiga, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
- Basu Swastha,DH,SE,MBA, Pengantar Bisnis Modern, Liberty, Yogyakarta, 1993.
- Indriyo Gito Sudarmo M, Com, Drs, Pengantar Bisnis, BPFE, Yogyakarta, 1996.
- Kusnadi HMAD, Drs, Msi, Dadang Suherman, SE, MSi, Nur Rahman, Drs, MM,
- Pengantar Bisnis Niaga
(dengan pendekatan kewiraswastaan), STAIN, Malang, 1998.
- M. Fuad, Chrisine H, Nurlela, Sugiarto, Paulus YEF, Pengantar Bisnis, Gramedia, Jakarta, 2001
- Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert (Prof. Dr. Wagiono Ismangil), Bisnis, Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta, 1998
- Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert (Prof. Dr. Wagiono Ismangil), Bisnis, Jilid 2, Prenhallindo, Jakarta, 1998
- Widyatmini, Pengantar Bisnis, Gunadarma, Jakarta, 1992
- Asrory Sofyan 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta. Rajawali Press.
- Husnan, suad dan Suwarsono. 1997. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
- Kertajaya. 2004. Marketing In Vennus. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
- Klotter Philip. 2005. Marketing Management. Edisi 12.Prentice hall inc
- Helmi, Syafrizal. Buku Ajar Studi Kelayakan Bisnis. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2006.
- Ma’arif, M.Syamsul. Manajemen Operasi.Penerbit Grasindo: Jakarta. 2003.
- Subagyo, Ahmad. Studi Kelayakan. PT Media Elex Komputindo: Jakarta. 2008.
SUMBER LAIN :
- http://uiita.wordpress.com/2012/10/27/unsur-unsur-penting-dalam-aktivitas-ekonomi/
- http://enywidiyanti.wordpress.com/2012/11/12/unsur-unsur-penting-dalam-aktifitas-ekonomi-dan-hakikat-bisnis/
- http://primagarfa.tumblr.com/post/10766396760/mengapa-anda-perlu-belajar-bisnis
- http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar