Senin, 20 September 2021

STUDI KELAYAKAN BISNIS - ASPEK TEKNIS (ALAT ANALISIS ASPEK TEKNIS)

Alat Analisis Aspek Teknis




Analisiss teknikal selain mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan teknikal bisnis juga menilai kelayakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut pada berbagai alternatif lokasi. Aspek teknis harus lilakukan dengan sebaik mungkin agar tidak terjadi kegagalan bisnis dalam jangka pendek yaitu menyangkut masalah keuangan, maupun kegagalan jangka panjang seperti menyangkut investasi tersebut secara keseluruhan.

 

Tidak ada ukuran baku dalam menilai kelayakan teknikal, tetapi membandingkan dan menggunakan pengalaman bisnis lain yang sejenis merupakan hal yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan teknikal. Untuk membuat analisis teknikal yang baik diperlukan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. Informasi yang digunakan berupa informasi produk, informasi pasar, dan informasi bahan baku.

 

Terdapat banyak elemen teknikal yang perlu dinilai dalam analisis teknikal dalam suatu studi kelayakan bisnis. Penilaian tersebut perlu dilakukan dengan sebaik mungkin untuk memperkenalkan biaya produksi bisnis. Elemen pertama adalah persediaan bahan baku, barang dalam proses maupun barang jadi. Selain itu skedul produksi dan proses produksi juga perlu dilakukan dengan sebaik mungkin. Perencanaan proses produksi penting karena akan berpengaruh terhadap perencanaan mesin dan peralatan, kebutuhan ruangan dan peletakannya, peralatan pengangkutan bahan dan kebutuhan tenaga kerja. Semua elemen tersebut akan mempengaruhi luas dan bentuk bangunan proyek dan letak lokasi yang akan dipilih meskipun banyak faktor lain yang mempengaruhi pemilihan lokasi.

 

Aspek-aspek yang dikaji dalam studi kelayakan adalah berbagai bidang yang berkaitan dengan keadaan objek-objek tertentu dari berbagai fungsi bisnis (pemasaran, operasi, sumber daya manusia, hukum, lingkungan dan keuangan. Pelaksanaan studi atau penelitian tentang fungsi-fungsi bisnis tersebut disesuaikan dengan kebutuhan analis atau stakeholder. Apabila didasarkan pada disiplin ilmu dasarnya, aspek teknis dan operasi dalam studi kelayakan digolongkan dalam aspek primer. Aspek ini perlu dikaji untuk mengetahui, memahami, dan mengevaluasi produk yang akan dihasilkan objek studi.

 

Sebelum menghasilkan produk, dilakukan langkah-langkah praoperasional seperti desain, pemilihan dan penggunaan material bahan baku, pemilihan jenis perangkat teknologi, mesin dan peralatan yang akan digunakan, proses produksi, pemilihan dan penentuan lokasi bisnis, serta layout (Subagyo, 2008:55-58).

 

A. Penentuan Lokasi Pabrik

Sebelum memulai suatu bisnis, hal pertama yang dipikirkan adalah lokasi dimana bisnis akan dijalankan. Kesalahan dalam penentuan lokasi bisnis akan berdampak pada kerugian, namun sebaliknya pemilihan lokasi bisnis yang tepat akan mendatangkan keuntungan. Bagi Perusahaan Manufaktur, letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis secara seksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek, seperti biaya (Murah atau mahalnya harga produk, tergantung pula pada jarak), kemampuan pasar (berujung pada laba yang dihasilkan). Sedangkan bagi perusahaan jasa biasanya diletakkan dekat pasar karena bahan dikumpulkan dari berbagai tempat dan diproses menjadi satu unit (Helmi, 2006:128).

 

Maarif dalam Helmi (2006)  menyatakan bahwa tujuan dari penentuan lokasi secara strategis secara garis besarnya adalah benefit dari lokasi yang terdiri dari :

  • Efisiensi waktu
  • Biaya yang minimum
  • Citra perusahaan
  • Keuntungan
  • Kredibilitas

 

Dalam menganalisis lokasi, harus dilakukan analisis kuantitatif terlebih dahulu dilengkapi dengan analisis kualitatif agar pilihan lokasi memenuhi harapan. Beberapa metode evaluasi alternatif lokasi, yaitu (Helmi, 2006: 130-131) :


1. Metode Pemeringkat Faktor (The Factor Rating Method)

Merupakan metode penentuan lokasi yang menekankan tujuan pada proses identifikasi biaya yang sulit untuk dievaluasi. Dilakukan melalui pengkonversian data-data yang sifatnya kualitatif menjadi data kuantitatif. Faktor Rating dilakukan melalui prosedur :

  • Memberi bobot terhadap faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi
  • Mengalikan bobot faktor-faktor yang dipertimbangkan tersebut dengan penilaian (skor) dari lokasi yang dipilih
  • Memilih bobot yang paling tinggi untuk ditentukan sebagai lokasi yang dipilih.


2. Analisis Titik Impas Lokasi (Locational Break Event Analysis)

Merupakan suatu analisis biaya volume untuk membuat perbandingan alternatif-alternatif lokasi. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi berbeda-beda dikarenakan lokasi yang berbeda, maka perusahaan dapat membandingkan biaya antara alternatif lokasi dimana biaya yang paling rendah/murah dipilih sebagai lokasi perusahaan dan diperhatikan pula tingkat kapasitas yang diproduksi. Kemudian dicari titik impas (Location Break Event Point) dengan menyamakan biaya di 2 lokasi alternatif dengan tingkat kapasitas produksi yang sama.


3. Metode Pusat Graviti (Center of Gravity Method)

Merupakan metode yang mencari lokasi ditengah-tengah dari beberapa lokasi alternatif. Tujuannya adalah memperoleh jarak yang efisien dari segi biaya perpindahan barang atau jasa dari lokasi yang ada.


4. Metode Transportasi (Transportation Method)

Merupakan teknik untuk memecahkan masalah program linier. Bertujuan untuk menentukan pola yang terbaik untuk pengiriman barang beberapa lokasi sumber (supply) ke beberapa lokasi tujuan (demand) dengan meminimalkan biaya produksi dan transportasi.

 

Sedangkan, dalam sektor jasa pemilihan lokasi yang strategis biasanya bertujuan untuk memaksimalkan penerimaan. Menurut Helmi (2006:131) beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi bisnis jasa , yaitu :

  • Daya beli pelanggan disekitar lokasi
  • Kesesuaian layanan dan citra dengan demografinya
  • Persaingan di area lokasi
  • Kualitas persaingan
  • Keunikan lokasi perusahaan

 

B. Penentuan Luas Produksi

Luas produksi adalah suatu ukuran akan berapa banyak barang yang dipakai untuk kegiatan produksi suatu perusahaan. Semakin banyak barang yang diproduksi, baik jumlahnya maupun jenisnya, semakin besar luas produksinya. Luas produksi juga dikenal sebagai penentuan target produksi. Berapa target produksi untuk waktu yang akan datang merupakan persoalan yang harus ditetapkan oleh manajer produksi. Dengan target itulah maka rencana pengadaan bahan, tenaga kerja, bahan pembantu, dan sebagainya dapat direncanakan lebih cermat. Oleh karena itu, luas produksi perlu ditentukan lebih dahulu.

 

Untuk menentukan luas atau target produksi ada banyak faktor yang diperhatikan, yaitu (Helmi, 2006: 132) :

  • Ketersediaan bahan baku
  • Ketersediaan tenaga kerja
  • Dana yang diperlukan untuk pembiayaan
  • Besarnya potensi pasar yang terbuka

 

C. Layout Pabrik

Perencanaan layout perlu dilakukan untuk menjamin kelancaran proses kegiatan produksi. Bagi perusahaan manufaktur, perencanaan layout pabrik perlu diperhatikan untuk efektivitas dan efisiensi kegiatan produksi. Hal tersebut berkaitan dengan penyusunan fasilitas-fasilitas pabrik seperti mesin-mesin, alat-alat kantor, alat-alat pengangkutan tempat penyimpanan barang jadi maupun bahan baku, tempat makan beserta dapurnya, rest-room bagi tenaga kerja, dan showroom. Dalam hal ini, zonning perlu dilakukan. Zonning merupakan pembagian lahan-lahan yang ada kedalam zone-zone untuk berbagai keperluan produksi.

 

Maarif dalam Helmi (2006) menyatakan beberapa tujuan pengaturan layout fasilitas yaitu :

  • Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik
  • Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
  • Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar
  • Meminimumkan hambatan pada kesehatan
  • Meminimumkan usaha membawa bahan
  • Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia
  • Memaksimumkan keluwesan layout
  • Memberi kesempatan berkomunikasi bagi karyawan
  • Memaksimumkan hasil produksi
  • Meminimumkan kebutuhan pengawasan dan pengendalian

 

Efektivitas dari  tata letak suatu kegiatan produksi dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu (Helmi, 2006:133) :

  • Material Handling yang baik
  • Utilisasi Ruang ( Penggunaan ruang yang efektif )
  • Mempermudah Pemeliharaan
  • Kelonggaran Gerak (Luwes), yang diartikan sebagai kemampuan  layout menampung perubahan kombinasi produk.
  • Orientasi Produk
  • Perubahan Produk atau desain produk

 

Heryanto dalam Helmi (2006) menyatakan bahwa pemilihan layout biasanya didasarkan pada dua hal, yaitu jenis produk dan volume poduksi. Dalam hal ini, ada tiga jenis tata letak (layout) ;


1. Layout Proses atau Fungsional

Merupakan salah satu model tata letak yang berkaitan dengan proses produksi dengan volume rendah dan variasi tinggi sehingga mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dalam satu tempat tertentu.

Keunggulan layout fungsional :

  • Dengan adanya spesialisasi mesin dan tenaga kerja, mesin dimanfaatkan secara optimal
  • Bagian fungsional yang luwes karena dapat memproses berbagai jenis produksi
  • Menekan biaya produksi karena dapat menggunakan mesin serbaguna
  • Fasilitas lain pada layout fungsional tidak terpengaruh dengan adanya kemungkinan satu mesin rusak

Kelemahan layout fungsional :

  • Karena tiap pesanan harus dikerjakan secara tersendiri, menimbulkan kesulitan dalam penentuan jalannya proses, penentuan jadwal, dan penghitungan akuntansi biaya
  • Pengendalian bahan dan biaya angkut bahan dalam pabrik relative tinggi
  • Persediaan barang dalam proses relatif besar karena pergerakan bahan dalam pabrik yang realtif lambat
  • Sering terjadi pesanan hilang


2. Layout Produk

Dalam model tata letak ini, mesin dan perlengkapan disusun berdasarkan urutan operasi yang diperlukan untuk produk yang dibuat. Biasanya, dalam model ini perusahaan memproduksi satu jenis produk secara terus menerus dalam jumlah yang besar.

Keunggulan Layout Produk :

  • Biaya variabel per unit lebih rendah
  • Biaya penanganan bahan yang rendah
  • Mengurangi persediaan barang setengah jadi
  • Proses pengawasan yang lebih mudah
  • Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.

Kelemahan Layout Produk :

  • Diperlukan ruangan bervolume tinggi, karena modal yang diperlukan untuk menjalankan proses cukup besar
  • Adanya pekerjaan yang berhenti pada satu titik mengakibatkan seluruh operasi terganggu
  • Kurangnya fleksibilitas saat menangani tingkat produksi yang berbeda


3. Layout Kelompok

Pada model tata letak kelompok dibuat pemisahan daerah/tempat serta kelompok mesin yang membuat serangkaian komponen yang memerlukan pemrosesan sama. Setiap komponen diselesaikan ditempat tersebut. Layout kelompok dibagi menjadi lini produksi (tempat pembuatan komponen) dan lini perakitan (peletakan komponen yang dipabrikasi pada sekumpulan stasiun kerja).

Keunggulan Layout Kelompok :

  • Menghemat biaya pengendalian bahan
  • Mudah mengetahui keberadaan tiap kelompok produk
  • Kelemahan Layout Kelompok :
  • Pemanfaatan fasilitas tidak penuh
  • Perlu pengendalian bahan yang baik

Langkah-langkah dalam merencanakan layout :

  • Melihat perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukan fungsi yang dimiliki produk
  • Menetapkan perlengkapan yang dibutuhkan dan memilih mesin
  • Analisis keseimbangan urutan pengerjaan, pemetaan, aliran


4. Pemilihan Teknologi Dan Equipment

Teknologi sangat berpengaruh terhadap berjalannya suatu usaha,karena dengan penggunaan teknologi yang tepat, dapat memaksimalkan kinerja suatu perusahaan. Teknologi juga mempengaruhi jenis equipment apa yang akan digunakan,dan sebaliknya equipment yang berbeda juga membutuhkan teknologi yang berbeda. contohnya jika kita melihat bisnis peternakan domba, disaat ini terdapat banyak mesin-mesin yang dapat menggantikan pekerjaan manusia dalam proses pengembangan domba, dan karena teknologi inilah, perusahaan dapat meminimalisir penggunaan sumber daya manusia karena dapat digantkan oleh mesin.


Selain teknologi yang berkaitan dengan perusahaan, teknologi Informasi juga berpengaruh terhadap perkembangan usaha. dengan penggunaan teknologi informasi yang efisien, dapat memacu performa perusahaan, karena dengan perkembangan teknologi informasi, informasi dapat dengan cepat didapat dan disampaikan, sehingga time-lag yang dulu terjadi kini dapat diantisipasi.


Secara singkat,Teknologi sebagai penentu struktur. Bentuk teknologi yang digunakan organisasi akan mempengaruhi cara pengaturan organisasi.


Peranan TI pada masa sekarang tidak hanya diperuntukan bagi organisasi, melainkan juga untuk kebutuhan perseorangan. Bagi organisasi, TI dapat digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif, sedangkan bagi perseorangan TI dapat digunakan untuk mencapai 162 keunggulan pribadi, termasuk untuk mencari pekerjaan (Abdul dan Terra, 2003:22).


5. Implikasi Terhadap Studi Kelayakan Bisnis

Dapat disimpulkan bahwa aspek teknis, Operasi, dan analisis memiliki pengaruh terhadap Studi kelayakan bisnis yang akan dilakukan, seperti yang telah dijelaskan detailnya pada masing-masing sub bahasan, Semua aspek itu memiliki hubungan yang erat terhadap berjalannya suatu studi kelayakan bisnis, dan dapat dijadikan acuan standart apakah bisnis yang akan diteliti sudah baik atau belum.

 

D. Kasus aspek Teknis (Lokasi dan Spesifikasi Produk)

Untuk menganalisis berbagai usaha yang ada untuk diuji apakah sudah layak untuk dikembangkan atau tidak. Suatu studi kelayakan digunakan untuk menilai seberapa layakkah usaha itu untuk dijalankan dan dikembangkan. Studi kelayakan bisnis/usaha sangat diperlukan oleh banyak pihak, khususnya terutama bagi para pengusaha/investor sebagai pemrakarsa dibidang usaha, pihak bank sebagai pemberi kredit, dan pemerintah sebagai pemberi fasilitas, peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda-berbeda.

 

Pengusaha atau Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari modal yang di investasikan, pihak bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi kesejahteraan dan pemerataan kesempatan kerja bagi masyarakat.

 

Melalui contoh-contoh kasus ini dapat diketahui berbagai usaha yang layak untuk dilaksanakan/dikembangkan yang dapat memberikan harapan lebih baik dengan analisis dan pendekatan “aspek pasar, aspek teknik dan teknologi, aspek keuangan, aspek ekonomi, dan aspek hukum”. Buku ini pada intinya menyajikan contoh-contoh kasus yang diperlukan dalam analisis studi kelayakan bisnis/usaha dengan tujuan untuk memudahkan memahami usaha-usaha yang dapat dilakukan dan dikembangkan.

 

REFERENSI :

  1. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Edisi Ketiga, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
  2. Basu Swastha,DH,SE,MBA, Pengantar Bisnis Modern, Liberty, Yogyakarta, 1993.
  3. Indriyo Gito Sudarmo M, Com, Drs, Pengantar Bisnis, BPFE, Yogyakarta, 1996.
  4. Kusnadi HMAD, Drs, Msi, Dadang Suherman, SE, MSi, Nur Rahman, Drs, MM,
  5. Pengantar Bisnis Niaga (dengan pendekatan kewiraswastaan), STAIN, Malang, 1998.
  6. M. Fuad, Chrisine H, Nurlela, Sugiarto, Paulus YEF, Pengantar Bisnis, Gramedia, Jakarta, 2001
  7. Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert (Prof. Dr. Wagiono Ismangil), Bisnis, Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta, 1998
  8. Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert (Prof. Dr. Wagiono Ismangil), Bisnis, Jilid 2, Prenhallindo, Jakarta, 1998
  9. Widyatmini, Pengantar Bisnis, Gunadarma, Jakarta, 1992
  10. Asrory Sofyan 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta. Rajawali Press.
  11. Husnan, suad dan Suwarsono. 1997. Studi Kelayakan Proyek.      Yogyakarta : UPP STIM  YKPN
  12. Kertajaya. 2004. Marketing In Vennus. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
  13. Klotter Philip. 2005. Marketing Management. Edisi 12.Prentice hall inc
  14. Helmi, Syafrizal. Buku Ajar Studi Kelayakan Bisnis. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2006.
  15. Ma’arif, M.Syamsul. Manajemen Operasi.Penerbit Grasindo: Jakarta. 2003.
  16. Subagyo, Ahmad. Studi Kelayakan. PT Media Elex Komputindo: Jakarta. 2008.

 

SUMBER LAIN :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...