A. DESKRIPSI
Modul
ini menjelaskan Teori Keseimbangan
Ekonomi Makro
Keseimbangan di pasar uang terjadi ketika kuantitas yang
diminta uang sama dengan kuantitas yang ditawarkan.
Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan
barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai
tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
B. KEGIATAN BELAJAR
Keseimbangan
umum adalah kondisi dimana jumlah permintaan sama dengan
jumlah penawaran. Jumlah barang dalam keadaan itu disebut kuantitas
keseimbangan. Tingkat harga yang membentuk keadaan keseimbangan itu di sebut
harga keseimbangan.
1. Keseimbangan Pasar Uang
Dalam perekonomian bunga, keseimbangan permintaan dan
penawaran uang akan terjadi pada tingkat bunga tertentu. Ekonomi konvensional
berpendapat bahwa interaksi permintaan dan penawaran uang akan senantiasa
membawa suku bunga pada tingkat keseimbangan.
Apabila suku bunga berada di atas tingkat
keseimbangan, pasokan uang melebihi permintaan. Mekanisme penyesuaian berjalan
karena pada tingkat bunga tersebut, opportunity cost memegang
uang menjadi terlalu tinggi. Masyarakat akan berusaha mengurangi porsi uang
dalam portofolio kekayaannya untuk ditukarkan dengan aset yang memberikan
bunga, misal obligasi. Penurunan permintaan uang diimbangi dengan kenaikan
permintaan aset tersebut. Akibatnya, harga aset tersebut akan naik dan tingkat
bunganya menurun. Mekanisme ini akan terus berjalan hingga uang yang ingin
dipegang masyarakat sama dengan pasokan uang.
Mekanisme sebaliknya akan terjadi jika suku bunga berada
di bawah tingkat keseimbangan. Opportunity
cost yang rendah akan mendorong masyarakat untuk
memegang uang lebih banyak dengan cara menjual aset berimbal bunga. Peningkatan
penjualan aset menurunkan harga dan menaikkan suku bunga hingga permintaan uang
sama dengan pasokan uang.
Peningkatan pendapatan akan meningkatkan permintaan
uang untuk transaksi dan berjaga-jaga walau tingkat bunga tetap. Hal ini
dapat digambarkan sebagai pergeseran kurva permintaan uang ke kanan atas. Pada
tingkat bunga semula, terjadi kelebihan permintaan uang. Menurut ekonomi
konvensional, kelebihan permintaan uang ini akan mendorong bunga naik hingga
permintaan uang kembali ke tingkat yang sama dengan pasokan uang. Dengan
demikian, peningkatan pendapatan menyebabkan kenaikan suku bunga di pasar uang.
Untuk menggambarkan hubungan positif pendapatan dan suku bunga di pasar uang tersebut,
kurva LM memiliki kemiringan positif.
Logika derivasi kurva LM di atas memiliki kelemahan
saat menjelaskan kenaikan suku bunga di pasar uang. Kelebihan permintaan yang
terjadi di pasar uang disebabkan peningkatan kebutuhan uang untuk bertransaksi
karena kenaikan pendapatan. Tidak dijelaskan mengapa pada situasi tersebut suku
bunga harus naik.
Pada penjelasan mekanisme penyeimbangan di pasar uang
disebutkan bahwa kenaikan suku bunga saat terjadi kelebihan permintaan uang
ditimbulkan oleh peningkatan penjualan aset berbunga. Akan tetapi,
pada kasus kelebihan permintaan itu disebabkan oleh kenaikan pendapatan, tidak
ada alasan bagi seseorang untuk meningkatkan penjualan aset berbunga.
Apabila seseorang mengalami kenaikan pendapatan, ia
memang membutuhkan uang lebih banyak untuk membiayai kenaikan konsumsi. Akan
tetapi, apakah uang tambahan tersebut diperoleh dengan
mengurangi kepemilikan aset berbunga? Justru sebaliknya, kepemilikan aset
yang merupakan salah satu wujud tabungan pun cenderung meningkat ketika
pendapatan naik. Kenaikan pendapatan akan sekaligus dialokasikan sebagai
peningkatan konsumsi dan peningkatan tabungan, yang dapat diwujudkan sebagai
aset berbunga maupun uang. Jika kenaikan pendapatan tidak menyebabkan kenaikan
penjualan aset, justru dapat menyebabkan kenaikan permintaan aset, maka tidak
ada mekanisme yang menyebabkan kenaikan bunga.
Jika terjadi kenaikan pendapatan, kenaikan bunga
memang diperlukan untuk mencapai keseimbangan pasar uang, tetapi tidak
terbentuk sendiri oleh interaksi pasar uang. Dengan demikian, situasi ekonomi
bisa terjadi di luar kurva LM. Dengan kata lain, kurva LM tidak memiliki daya
gravitasi.
Ketidakseimbangan permintaan dan penawaran uang yang
ditimbulkan oleh perubahan pendapatan akan tetap berlangsung selama pasokan
uang tidak bertambah. Dari teori kuantitas uang kita tahu bahwa jika pendapatan
riil bertambah namun jumlah uang tetap, salah satu dari dua variabel harus
berubah: kecepatan peredaran uang naik atau harga turun.
Dalam perekonomian tanpa bunga, permintaan uang untuk
spekulasi dipengaruhi secara negatif oleh tingkat imbal yang diharapkan dari
aset produktif. Jika tingkat imbal turun, orang akan cenderung memegang uang
lebih banyak karena opportunity costturun. Proses penyeimbangan
permintaan dan penawaran uang juga akan terjadi melalui proses pergantian
portofolio kekayaan.
Misal, penurunan tingkat imbal pertanian mendorong
orang untuk menjual tanah pertanian sehingga harga jual dan sewa
tanah pertanian turun. Penurunan harga sewa menurunkan biaya usaha pertanian
pada tingkat pendapatan tetap, sehingga tingkat imbal pertanian kembali naik.
Jika kelebihan permintaan uang ditimbulkan oleh
kenaikan pendapatan, tidak akan ada kenaikan penjualan aset produktif. Akibatnya,
kenaikan tingkat imbal tidak terjadi dan kelebihan permintaan uang akan terus
berlangsung selama pasokan uang tidak bertambah. Peningkatan ekspektasi laba
diperlukan untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran uang. Hubungan antara
pendapatan dan tingkat imbal yang menyeimbangkan pasar uang ini dicerminkan
oleh kurva LM positif dalam panel pendapatan-tingkat imbal. Akan tetapi, kurva
LM ini tidak memiliki daya gravitasi karena tidak ada mekanisme dalam pasar
yang dapat menyeimbangkan pasar uang ketika terjadi perubahan pendapatan.
2. Fungsi Saving
Dalam lingkup makro ekonomi saving dapat
didefinisikan sebagai bagian daripada pendapatan nasional per tahun yang tidak
dikonsumsi.
Fungsi Saving
:
Fungsi saving menunjukan hubungan antara tingkat tabungan
dengan tingkat pendapatan.
Secara sistematis fungsi saving dinyatakan sebagai:S = F
(Y)
Karena saving nasional merupakan pendapatan nasional yang
tidak digunakan untuk konsumsi nasional, maka fungsi saving tersebut di peroleh
dari;
S = Y – C
= Y- (a + b Y)
= Y-a-bY,
Sehingga,
S = -a + ( 1 –b) Y
Di mana a
: tabungan
otonom
1 – b= MPS
MPS = 1 – b, karena b = MPC, maka MPS + MPC = 1
3. Fungsi Invesment
3.1. Fungsi Investasi
Adalah hubungan antara investasi dengan faktor yang
mempengaruhinya. Ada dua peran investasi dalam makroekonomi :
1)
Investasi merupakan komponen pengeluaran yang cukup besar
dan tidak mudah habis, maka perubahan besar dalam investasi akan sangat
mempengaruhi pernintaan.
2)
Investasi mendorong terjadinya akumulasi modal, penambahan
stok bangunan gedung dan peralatan lainnya, akan meningkatkan output potensial
suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan ekonomi untuk jangka panjang.
3.2. Komponan investasi :
1)
Konstruksi baru
2)
Peralatan tahan lama
3)
Perubahan persediaan
3.3. Faktor penentu Investasi
1)
Hasil penjualan
2)
Biaya
3)
Ekspektasi
3.4. Kurva permintaan Investasi
Adalah hubungan antara tingkat suku bunga dengan
investasi. Untuk mempertimbangkan investasi, perusahaan membandingkan
pendapatan tahunan investasi dengan biaya modal tahunan. Selisih antara biaya
modal tahunan dengan pendapatan tahunan disebut laba, bila nlaba positif
investasi menguntungkan. Sebaliknya bila laba negatif, investasi rugi.
3.5. Pergeseran kurva permintaan investasi
Investasi dipengaruhi oleh unsur-unsur lain seperti :
1)
GNP
2)
Pajak
3)
Ekspektasi dan perkiraan masa depan
4)
Agregat Demand dan Agregat Supply
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat
harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa
yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga,
sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran
barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat
harga tertentu.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat,
maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat
harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan
tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat
cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan
nasional) dan menambah pengangguran.
Keseimbangan
permintaan agregat dan penawaran agregat
Titik ekuilibrium permintaan-penawaran agregatif, pada
dasarnya merupakan masalahterbentuknya harga ekuilibrium dan tingkat pendapatan
nyata (pendapatan riil = pendapatan dengan harga konstan) nasional
ekuilibrium.Ekuilibrium umum pada analisis permintaan-penawaran agregatif
terjadi bila pada pasar komoditi, pasar uang dan pasar sumberdaya manusia
dalam keadaan ekuilibrium.
C. TUGAS KEGIATAN BELAJAR
Secara
individu mahasiswa diminta untuk :
1. Membuat
Opini (essay) tentang relevansi Keseimbangan
Ekonomi Makro dengan kondisi ekonomi Regional..
2. Memberikan
contoh situasi dimana Keseimbangan Ekonomi Makro mempengaruhi ekonomi Indonesia saat ini (sebutkan
jenis kasusnya).
REFERENSI :
Rahardja, Manurung. Pengantar Ilmu
Ekonomi(Microekonomi dan Macroekonomi) edisi revisi.Jakarta : FEUI
Sukirno,
Sodono. 2004. Makroekonomi Terori Pengantar. Edisi ketiga.PT. Rajagrafindo
Persada. Jakarta.
Sediyono R, MBA, DR (1983), Ekonomi Makro: Analisa IS-LM dan
Permintan PenawaranAgregatif, Liberty, Yogyakarta, 241 hal.
Sumber Lain
:
http://fachrialicius.blogspot.com/2012/12/keseimbangan-ekonomi-makro.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar