A. DESKRIPSI
Modul ini
menjelaskan tentang Belajar, Mengingat dan
Memposiskan Produk
1.
Sifat Pembelajaran
dan Ingatan
2.
Peran Ingatan
dalam Pembelajaran
3.
Pembelajaran di
Bawah Kondisi Keterlibatan Tinggi dan Rendah
4.
Pembelajaran,
Ingatan dan Perbaikan]
5.
Brand Image dan Product Positioning
6. Brand Equity dan Brand
Leverage
B.
KEGIATAN BELAJAR
Tujuan Kegiatan tentang Belajar, Mengingat dan Memposiskan
Produk
SUMBERDAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN
Sumber Daya Ekonomi
Uang adalah alat transaksi yang sangat diperlukan oleh konsumen untuk membeli produk. Keputusan Konsumen sehubungan dengan produk dan merek sangat dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi misalnya uang. Tanpa uang konsumen tidak bisa membeli apapun. Pembelian sangat dipengaruhi oleh pendapatan konsumen sama halnya dengan harapan konsumen mengenai pendapatan masa datang menjadi variabel penting dalam meramalkan perilaku konsumen. Sumber daya konsumen dipengaruhi oleh potensi sumber daya ekonomi, atau biasa dikenal dengan potensi ekonomi. Keadaan ekonomi konsumen sangat mempengaruhi konsumen tersebut dalam mengambil suatu keputusan. Selain pendapatan, sumber daya ekonomi lainnya yaitu kekayaan (asset) dan kredit. Kekayaan seseorang berkorelasi dengan pendapatan orang tersebut. Berikut ini adalah pembagian sumber daya ekonomi (pendapatan) konsumen yaitu :
a. Sumber daya
ekonomi individu.
b. Sumber daya
ekonomi keluarga.
c. Sumber daya ekonomi
rumah tangga.
Sumber Daya Sementara
Waktu menjadi salah satu variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen. Banyak konsumen yang semakin mengalami kemiskinan akan waktu, karena kesibukan dalam kegiatan sehari-hari. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat peribadi yaitu waktu senggang. Secara historis, anggaran waktu konsumen dianggap memiliki dua komponen, yaitu waktu kerja dan waktu senggang. Menurut Lane dan Lindquist, anggaran waktu konsumen terbagi atas :
a. Waktu yang
menghasilkan pendapatan.
b. Waktu terikat (
wajib dan non-wajib )
c. Waktu tidak
terikat ( terencana dan tidak terencana )
Barang yang
Menggunakan Waktu
Produk yang
memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya.
Barang Penghemat Waktu
Produk yang
menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka.
Sumber Daya Kognitif
Sumber daya kognitif adalah kepemimpinan teori psikologi industri dan organisasi yang dikembangkan oleh Fred Fiedler dan Joe Garcia pada tahun 1987 sebagai konseptualisasi dari model kontingensi Fiedler . Teori ini berfokus pada pengaruh pemimpin intelijen dan pengalaman tentang nya atau reaksinya terhadap stress. Inti dari teori ini adalah bahwa stres adalah musuh rasionalitas, merusak kemampuan pemimpin untuk berpikir logis dan analitis.
Contoh Kasus :
Psikologi kognitif
menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada
dari luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri.
Faktor-faktor internal
itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan
dengan pengalaman itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus.
Berdasarkan pandangan itu, teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai
proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat
mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain,
aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal dalam
berfikir, yakni proses pengelolaan informasi.
Kegiatan pengelolaan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan perubahan perilaku seseorang. Bukan sebaliknya jumlah informasi atau stimulus yang mengubah perilaku. Oleh karena itu teori belajar kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya ecara efektif.
Sumber daya kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi. Karena kapasitas tersebut terbatas, orang harus selektif dalam apa yang mereka perhatikan dan berapa banyak perhatian dialokasikan selama pengolahan informasi. Perhatian terdiri dari dua dimensi :
a. Arahan
menggambarkan dokus perhatian.
b. Intensitas mengacu
pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu.
Kandungan Pengetahuan
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Dalam hal ini pengetahuan konsumen amat diperlukan. Karena, hal ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan. Pengetahuan Konsumen terbagi kedalam tiga macam, yaitu Pengetahuan Produk, Pengetahuan Pembelian, Pengetahuan Pemakaian.
1. Pengetahuan Produk
adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk.
2. Pengetahuan
Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko
dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut.
3. Pengetahuan
Pemakaian yaitu suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika
produk tersebut telah digunakan/ dikonsumsi.
Organisasi Pengetahuan
Pengetahuan organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi dan manajemen pengetahuan mempromosikan. Pengetahuan organisasi mencakup skema klasifikasi yang mengatur bahan-bahan pada tingkat umum (seperti buku-buku di rak), judul-judul subjek yang menyediakan akses yang lebih rinci, dan otoritas file yang mengontrol versi varian informasi penting (seperti nama-nama geografis dan nama-nama pribadi). Istilah pengetahuan organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi dan mempromosikan manajemen pengetahuan.
Sistem organisasi pengetahuan digunakan untuk mengatur bahan-bahan untuk tujuan pengambilan dan untuk mengelola koleksi. Sistem pengetahuan organisasi Digunakan untuk Mengatur bahan-bahan untuk tujuan pengambilan dan untuk mengelola koleksi. Dengan itu, pengguna harus dapat mengidentifikasi objek menarik tanpa pengetahuan sebelumnya keberadaannya. Baik melalui browsing atau mencari langsung, baik melalui tema pada halaman Web atau situs mesin pencari.
Mengukur Pengetahuan
Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pemasar khususnya tertarik untuk mengerti pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka. Di dalam Psikologi kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif sendiri dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik (mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang). Sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta ini juga bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
SIKAP, MOTIVASI, DAN KONSEP DIRI
Komponen sikap.
Ada 3 komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh yaitu :
a.
Kognitif
Berisi kepercayaan
seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap.
Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang
mengenai apa yang diharapkan dari obyek tertentu.
b.
Afektif
Menyangkut masalah
emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen
ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c.
Konatif
Koponen konatif
atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan
obyek sikap yang dihadapi.
Sifat-sifat dari perilaku konsumen.
1.
Consumer behavior
is dynamic
Perilaku konsumen
dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap
individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan konsumen. Sifatyang
dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat
menantang sekaligus sulit.
2.
Consumer behavior
involves interactions
Dalam perilaku
konsumen terdapat interkasi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia,
serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi
tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi
konsumen.
3.
Consumer behavior
involves exchange
Perilaku konsumen
melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang memberikan
sesuatu untuk oranglain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.
Penggunaan multi
atribut, attitude, model untuk memahami sikap konsumen.
Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk bahwa produk tersebut memiliki atribut adalah akibat dari pengetahuan konsumen. Menurut Mowen dan Minor,kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu obyek, atribut, dan manfaatnya.
Berikut adalah
karakteristik sikap :
a. Sikap positif,
negative, netral
b. Keyakinan sikap
c. Sikap memiliki
obyek
d. Konsistensi sikap
e. Resistensi sikap
Berikut penggunaan
multi atribut attitude, ada 3 yaitu :
a. heattribute-toward-abjectmodel
:
Digunakan
khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk
spesifik.
b. Theattitude-toward-behaviormodel
:
Lebih digunakan
untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap
obyek.
c. Theoryof-reasoned-actionmodel
:
Menurut teori ini
pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau
penggunaan merk produk bukan merek itu sendiri tindakan pembelian dan
mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
Pentingnya feeling dalam memahami sikap konsumen
Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak awal abad 20. Secara bahasa, Oxford Advanced Learner Dictionary mencantumkan bahwa sikap berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu Manner of placing or holding the body, and way of feeling.
Penggunaan sikap untuk memperkirakan perilaku konsumen
Sebagai consume, kita masing-masing mempunyai berbagai macam sikap terhadap produksi, jasa iklan, pesanan langsung melalui surat, internet, took ritel. Dalam konteks perilaku konsumen, pengertian mengenai berbagai sikap yang umum akan member manfaat strategis yang besar. Untuk sampai ke inti yang mendorong perilaku par konsumen, riset sikap telah digunakan untuk mempelajari berbagai macam masalah pemasaran yang strategis. Tujuan riset untuk mengenali sikap-sikap terkahir sebagai dasar untuk memuaskan berbagai kebutuhan konsumendengan lebih baik.
Dinamika proses motivasi
Motivasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan.
Dinamika proses motivasi :
a.
Tujuan
Perusahaan harus
bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian
konsumen dimotivasi kea rah itu.
b.
Mengetahui
kepentingan
Perusahaan harus
bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan
perusahaan semata.
c.
Komunikasi efektif
Melakukan
komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa
yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
d.
Integrasi tujuan
Proses motivasi
perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen.
Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan
individu konsumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Kedua kepentigan
diatas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
e.
Fasilitas
Perusahaan
memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan.
Kegunaan dan stabilitas pola motivasi
Motivasi merupakan
dorongan pada diri seseorang untuk melakukan suatu guna memenuhi kebutuhannya
yang belum terpenuhi. Motivasi konsumen dalam menjawab pertanyaan mengenai
mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi
seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan
baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan
penggunaan suatu produk.
Memahami kebutuhan konsumen
Kebutuhan konsumen
merupakan faktor yang dipengaruhi oleh beberapa kriteria :
1. Kebutuhan
Yang dimaksud adalah keinginan yang dilandasi oleh kebutuhan yang tidak dapat dihindari antara lain kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, kenyamanan, keamanan dimana satu sama lain konsumen memiliki perbedaan. Kebutuhan sosial seperti aktualisasi diri, harga diri, perhatian oranglain sangat ditentukan oleh strata sosial yang dimiliki konsumen mislnya tingkat penghasilan, lingkungan. Kebutuhan individual seperti pendidikan, penampilan.
Yang dimaksud adalah keinginan yang dilandasi oleh kebutuhan yang tidak dapat dihindari antara lain kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, kenyamanan, keamanan dimana satu sama lain konsumen memiliki perbedaan. Kebutuhan sosial seperti aktualisasi diri, harga diri, perhatian oranglain sangat ditentukan oleh strata sosial yang dimiliki konsumen mislnya tingkat penghasilan, lingkungan. Kebutuhan individual seperti pendidikan, penampilan.
2. Keinginan
Kebutuhan yang dibentuk oleh kultur dan kepribadian konsumen yang akan membentuk permintaan yang akan memberikan kepuasan bagi konsumen bersangkutan.
Kebutuhan yang dibentuk oleh kultur dan kepribadian konsumen yang akan membentuk permintaan yang akan memberikan kepuasan bagi konsumen bersangkutan.
3. Kebutuhan psikologis
Jenis kebutuhan
yang dilatarbelakangi oleh kemampuan daya beli konsumen yang melebihi tingkat
kebutuhannya.
KEPRIBADIAN, NILAI DAN GAYA HIDUP
Kepribadian
Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya (Schiffman & Kanuk, 2000). Berdasarkan definisi ini maka bisa disimpulkan bahwa yang ditekankan adalah karakter-karakter internal termasuk didalamnya berbagai atribut, sifat, tindakan yang membedakannya dengan orang lain.
Menurut Agus Sujanto (2004), menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik.
Faktor-faktor kepribadian :
ì Faktor keturunan
Keturunan merujuk
pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender,
temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis
adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara
substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu
komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
ì Faktor lingkungan
Di mana seseorang
tumbuh dan dibesarkan norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial dan
pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini
memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang.
Tipe-tipe kepribadian :
Kepribadian seseorang tersusun atas dasar vitalitas jasmani dan rohaninnya disamping ada faktor tempramen, karakter dan bakat. Vitalitas jasmani bergantung pada konstruksi tubuh, sedangkan vitalitas psikis merupakan energi hidup yang belum terarah secara internasional, sebagian bergantung pada alam lingkungan yang membentuknya.
Ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian. Teori yang paling populer dan terus dikembangkan adalah teori Hipocrates-Galenus yang merupakan pengembang dari teori Empedokretus. Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa sifat tempramen dasar itu adalah akibat dari 4 macam cairan tubuh yang sangat penting didalam tubuh manusia :
1. Sifat kering
terdapat dalam chole (empedu kuning)
2. Sifat basah
terdapat dalam melanchole (empedu hitam)
3. Sifat dingin
terdapat dalam phlegma (lendir)
4. Sifat panas
terdapat dalam sanguis (darah)
Kemudian teori hipocrates disempurnakan kembali oleh Galenus yang mengatakan bahwa keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu, dimana jika salah satu cairan lebih dominan dari cairan yang lain, maka cairan tersebut dapat membentuk kepribadian seseorang. Tipe kepribadian seseorang dibagi menjadi dua. Yaitu :
ì Kepribadian tipe A
adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk
mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya
yang menentang dari orang atau hal lain.
ì Kepribadian
proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak,
dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti
Nilai-nilai Individu
Nilai konsumen
ditentukan oleh 2 hal yaitu biaya dan manfaat. Biaya mencakup biaya uang,
waktu, energi, dan psikologi. Manfaat mencakup manfaat produk, jasa, pribadi,
dan image. Manfaat yang dirasakan oleh setiap konsumen berbeda-beda. Satu
manfaat bisa menjadi lebih penting dibanding manfaat lainnya. Berbeda dengan
manfaat, biaya bersifat mutlak dan merupakan akumulasi dari seluruh biaya yang
ada, hanya saja terkadang konsumen tidak menyadari biaya lain selain biaya
uang.
Untuk mencapai
kepuasan konsumen, maka perusahaan perlu memberikan nilai konsumen yang lebih
baik daripada pesaingnya.
Nilai dan Gaya
hidup dalam perilaku konsumen sangat berkaitan erat dalam kaidah-kaidah
menganalisa Perilaku Konsumen serta relevansinya dengan strategi market dalam
membentuk sebuah konsumen yang kuat dengan produsennya. Produsen tentu memiliki
standar prosedur dalam menguasai pasar, tentunya apabila ingin memperoleh dan
mendapatkan hati di para konsumen, hal-hal yang berkaitan dengan ini yaitu
melakukan riset pemasaran, agar memperoleh hasil yang maksimal dalam proses
penjualan.
Konsep Gaya Hidup dan Pengukurannya
Gaya hidup
merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk
menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan
kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi
konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan
terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama
mereka menjalani siklus kehidupan.
Konsep gaya hidup
konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana
seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan
waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif
internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan
persepsi mereka terhadap sesuatu. Berbagai faktor dapat mempengaruhi gaya hidup
seseorang diantaranya demografi, kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam
rumah tangga.
Manfaat Gaya Hidup :
a. Pemasar dapat
menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran.
b. Pemahaman gaya
hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan
menggunakan iklan.
Pengukuran Ganda Perilaku Individu
Pengukuran ganda
perilaku individu digunakan di dalam analisis perilaku konsumen.Kepribadian
mempunyai efek atas pembelian, namun gaya hidup memiliki efek yang lebih besar.Tentu saja sumber daya seperti pendapatan dan waktu juga memberikan efek yang penting.
Ancangan elektrik terhadap gaya hidup adalah yang paling praktis untuk
mengembangkan strategi pemasaran.Tujuannya adalah mengerti konsumen sebaik
mungkin.
MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU
Dari bujukan hingga komunikasi
Konsumen adalah kelompok individual yang membeli dan mengkonsumsi barang atau jasa untuk kepentingan pribadi maupun keluarganya atau untuk maksud lain.
Keputusan
pembelian konsumen untuk membeli atau tidak membeli merupakan respons perilaku
atas stimulan yang diterima konsumen.
Stimulan yang
merupakan masukan proses perilaku dibedakan atas rangsangan pemasaran dari
pemasar dan rangsangan dari lingkungan konsumen itu sendiri. Sedangkan proses
pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial konsumen.
Rangsangan
pemasaran dari pemasar yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen
yaitu seluruh kegiatan pemasaran yang meliputi bujukan hingga komunikasi
mengenai produk tertentu yang ditawarkan. Para pemasar dapat melakukan kegiatan
yang dapat dijadikan teknik modifikasi perilaku konsumen. Berbagai teknik
modifikasi yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen adalah melalui
beberapa aspek pemasaran yang meliputi aspek produk, aspek harga, dan aspek
promosi.
Teknik modifikasi perilaku
Tehnik-tehnik
modifikasi perilaku dalam perilaku konsumen adalah :
Dorongan Prompting
Yaitu permintaan untuk melakukan suatu tindakan kepada seseorang. Barangkali setiap orang yang pernah memesan makanan di restoran fast-food pernah menjumpai dorongan.
ì Teknik Banyak Permintaan
Yaitu mengajukan
beberapa permintaan kepada konsumen dengan mengawalinya dari permintaan yang
kecil lalu ke permintaan yang lebih besar. Atau sebaliknya, diawali dari
permintaan besar kemudian diikuti oleh permintaan lebih kecil.
ì Prinsip Resiprositas
Yaitu tehnik
meningkatkan kepatuhan konsumen atas perimintaan pemasar dengan lebih dahulu
menawarkan orang bersangkutan sejumlah hadiah atau sample produk.
ì Peran Komitmen
Komitmen yang
dipegang secara konsisten akan meningkatkan jumlah pembelian. Komitmen yang
tertulis akan dapat meningkatkan konsistensi dalam bertransaksi. Perusahaan
penjualan door to door telah menemukan keajaiban komitmen tertulis. Mereka
dapat mengurangi tingkat pembatalan hanya dengan meminta pelanggan mengisi
formulir perjanjian penjualan.
ì Pelabelan
Melibatkan
pelekatan semacam gambaran pada seseorang, seperti `Anda Baik Hati`Label diduga
menyebabkan orang memandang diri mereka dengan cara yang diisyaratkan oleh
labelnya. Pelabelan dapat digunakan oleh pemasar intuk menarik hati calin
konsumen.
ì Insentif
Insetif merupakan
jaringan luas alat-alat promosi, seperti korting harga, undian, rabat, kontes,
dan kupon. Insentif biasanya mewakili komponen penting dari keseluruhan
strategi promosi produk.
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Kebudayaan
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang, terutama dalam perilaku pengambilan keputusan dan perilaku pembelian. Dalam perkembangan sejarah budaya konsumsi maka masyarakat konsumsi lahir pertama kali di Inggris pada abad 18 saat terjadinya teknologi produksi secara massal. Teknologi yang disebabkan oleh berkembangnya revolusi industri memungkinkan perusahaan-perusahaan memproduksi barang terstandarisasi dalam jumlah besar dengan harga yang relative murah.
Pada saat yang
bersamaan muncul revolusi kebudayaan di mana masyarakat secara bertahap berubah
dari masyarakat agraris menjadi masyarakat yang kekotaan, karena dengan
berpindahnya ke perkotaan maka budaya mereka berubah sehingga berkembanglah
tata nilai baru dan pola kehidupan yang baru akibat pekerjaan yang berbeda.
Gambaran lahirnya masyarakat konsumsi tersebut diatas, menunjukkan pentingnya
budaya dalam memahami perilaku konsumen. Aspek-aspek budaya yang penting dapat
diidentifikasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk memahami bagaimana
hal tersebut dapat mempengaruhi konsumen dan tentunya dapat digunakan dalam
mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif.
Menemukan Nilai-Nilai Budaya yang Dianut Masyarakat
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Untuk menentukkan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai.
ciri-ciri pembentukan nilai-nilai sosial yang di anut :
a. Merupakan
konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antar warga masyarakat.
b. Disebarkan di
antara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).
c. Terbentuk melalui
sosialisasi (proses belajar).
d. Merupakan bagian
dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
e. Bervariasi antara
kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.
Dapat mempengaruhi pengembangan diri sosial.
Dapat mempengaruhi pengembangan diri sosial.
f. Memiliki pengaruh
yang berbeda antar masyarakat.
g. Cenderung
berkaitan satu sama lain.
Individu tidak
lahir dengan membawa nilai-nilai. Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui
informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya.
Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang
benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini
sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang.
Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain :
1. Model atau Contoh.
dimana individu
belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi perilaku
keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia
bergaul.
2. Moralitas.
diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda.
diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda.
3. Sesuka Hati,
adalah proses
dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada
nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan
sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan sendiri. Hal ini lebih sering
disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau
pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan dan konflik internal bagi
individu tersebut.
4. Penghargaan dan Sanksi.
perlakuaan yang
biasa diterima seperti mendapatkan penghargaan bila menunjukkan perilaku yang
baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan
perilaku yang tidak baik.
5. Tanggung Jawab Untuk Memilih.
Adanya dorongan
internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya
untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang
yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Perilaku Konsumen
a. Model Perilaku Konsumen
Konsumen mengambil
banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar
meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan
mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa
banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli.
b. Faktor Budaya
Faktor budaya
memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pemasar harus
mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya, dan kelas sosial
pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku
seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan
perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan
lembaga penting lainnya. Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relative permanen
dan bertahan lama dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hierarki dan
keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial
bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur
dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan , kekayaan dan variabel lain.
c. Pengaruh Budaya yang Tidak Disadari
Dengan adanya
kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan. Dengan memahami beberapa
bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi
penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi
masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis
sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja.
d. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan
Budaya yang ada
dimasyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk
yang memberikan pertunjuk dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan
menyediakan metode “Coba dan Buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis,
personal dan sosial.
e. Pengaruh Budaya dapat Dipelajari
Budaya dapat
dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang
mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang
kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat
dipelajari
f. Pengeruh Budaya yang Berupa Tradisi
Tradisi adalah
aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah
(berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi
berulang-ulang. Tradisi yang disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir
hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting dari
tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih
berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya.
Struktur Konsumsi
Secara matematis
struktur konsumsi yaitu menjelaskan bagaimana harga beragam sebagai hasil dari
keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran) dengan
kebijakan distribusi dan keinginan dari mereka dengan kekuatan pembelian pada
tiap harga (permintaan).
Dampak Nilai-Nilai Inti Terhadap Pemasar
1. Kebutuhan
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena bukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas konsumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena bukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas konsumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
2. Keinginan
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk objek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menebus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasikan keterbatasan sumber daya.
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk objek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menebus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasikan keterbatasan sumber daya.
3. Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan manusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan manusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
Perubahan Nilai
Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya yaitu :
a. Budaya merupakan
konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk segala sesuatu
dari proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan
sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal tersebut
berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan.
b. Budaya adalah hal
yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respond an kecenderungan.
Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut.
c. Kerumitan dari masyarakat
modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang memberikan ketentuan yang
terperinci atas perilaku yang tepat.
Perubahan Institusi
Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana dalam hal ini dimasukkan kedalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi nilai-nilai lainnya yaitu merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran. Sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat kearah lain pada pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan promosi untuk “menjadi seorang individual”. Dan begitu juga pada budaya yang individualistik. Sifat dasar dari nilai yang terkait ini termasuk individual/kolektif, kaum muda/tua, meluas/batas keluarga, maskulin/feminim, persaingan/kerjasama, dan perbedaan/keseragaman.
C. TUGAS KEGIATAN
BELAJAR
Secara individu
mahasiswa diminta untuk :
1. Membuat karangan (essay) tentang Belajar, Mengingat dan
Memposiskan Produk bagi konsumen
keluarga dan rumah tangga.
2. Memberikan contoh bagi konsumen keluarga dan rumah
tangga (sebutkan nama produknya).
REFERENSI :
Harry L. Davis, "Decision Making whithin the Household,"Journal of Counsumer Research 2 (Maret 1976), 241-260.
Mandy Putnam dan William R. Davidson, Family
Purchasing Behavior: II Family Roles by Product Category (Columbus, Ohio:Managament
Horizons Inc., Divisi dan price Waterhouse, 1987).
Sumarwan, U. 2004.Perilaku
Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta
http://blapah-coklat.blogspot.com/2010/03/perilaku-konsumen.html
http://hendrobudiyono.blogspot.com/2013/11/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan.html
http://princessrinaa.blogspot.com/2011/12/tugas-pertemuan-ke-3-perilaku-konsumen.html
http://mhkurniawan.blogspot.com/2012/11/perilaku-konsumen-bab-8-viii.html
http://ekapuspita999.blogspot.com/2012/11/bab-viii-mempengaruhi-sikap-dan-perilaku.html
http://princessrinaa.blogspot.com/2011/12/tugas-pertemuan-ke-3-perilaku-konsumen.html
http://mhkurniawan.blogspot.com/2012/11/perilaku-konsumen-bab-8-viii.html
http://ekapuspita999.blogspot.com/2012/11/bab-viii-mempengaruhi-sikap-dan-perilaku.html
http://noerkasanahsecret.blogspot.com/2014/11/bab-9-pengaruh-kebudayaan-terhadap.html
http://nairnania.blogspot.com/2013/01/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian.html
http://nairnania.blogspot.com/2013/01/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar