A. DESKRIPSI
Modul
ini menjelaskan Teori Perilaku Konsumen
B.
KEGIATAN BELAJAR
1.
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari bagian ini, Saudara
diharapkan dapat :
·
Memahami kepuasan konsumen dalam hubungannya dengan
segmen pasar
·
Memahami kaitan segmentasi pasar
dengan profitabilitas
·
Menjelaskan penggunaan segmentasi
pasar dalam penetapan strategi pemasaran
|
2. Uraian
Materi Belajar
a.
Perkembangan Teori Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen yang berkembang sebelum periode
tahun 1960-an didasarkan pada teori ekonomi, yakni yang menjelaskan bahwa
seorang konsumen akan menetapkan kuantitas komoditas yang dikonsumsi dengan
cara memaksimumkan kepuasan (utilitas).
Pada menentuan kuantitas tersebut, konsumen dihadapkan pada kendala
pendapatan dan harga komoditas.
Sementara itu, preferensi dan variabel yang lain dianggap tetap atau
konstan yang disebut dengan istilah ceteris
paribus.
Pada teori ekonomi mikro, teori konsumen hanya mempertimbangkan dari sisi kuantitas. Keputusan individu konsumen diturunkan dari
perilaku konsumen didalam memaksimumkan utilitas dengan kendala pendapatan
sebagaimana disajikan pada rumus berikut:
Fungsi tujuan:
Max. U = f(q1, q2)
Kendala:
M = p1
x1 + p2 q2 àincome
Dimana U adalah utilitas
(kepuasan), sedangkan q1 dan q2 masing-masing adalah
komoditas 1 dan 2. Menurut beberapa
ahli, teori perilaku konsumen tersebut secara empiris sulit dibuktikan
(Sumarwan, 2004).
Oleh karena preferensi dan selera (taste) terkait dengan
psikologi manusia, maka beberapa ahli mengembangkan teori perilaku konsumen
dengan memasukan elemen-elemen psikologi dalam pengambilan keputusan konsumen.
Elemen psikologi yang dimaksud meliputi kognisi, afeksi dan perilaku
(psikomotorik).
Dengan demikian teori perilaku konsumen yang berkembang
pada abad 20 adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi dan
ekonomi. Sebagaimana diuraikan oleh
Sumarwan (2004) bahwa perkembangan tersebur tidak lepas dari pengaruh ilmuwan
seperti George Katona, Robert Ferker, John A Howard dan Jogdish N Sheth.
b.
Pengertian Teori
Perilaku Konsumen
Para ahli berpendapat mengenai definisi Perilaku
Konsumen, sebagai berikut ;
1. Gerald Zaldman dan Melanie Wallendorf (1979:6) menjelaskan bahwa :
“Consumer behavior are
acts, process and social relationship exhibited by individuals, groups and
organizations in the obtainment, use of, and consequent experience with products, services and other
resources”
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan
hubungan social yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam
mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari
pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainya.
2. David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984:6) mengemukakan bahwa :
“Consumer behavior may be defined as decision
process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquaring,
using or disposing of good and services”
Perilaku konsumen
dapat didefinisikan sebagai proses
pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang
dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat
mempergunakan barang-barang dan jasa.
3. James F. Engel et.al (1968:8) berpendapat bahwa :
“Consumer behavior is defined as the acts of individuals directly
involved in obtaining and using economic good services including the decision
process that precede and determine these acts”
Perilaku konsumen
didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat
dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk
proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut.
4. Schiffman dan Kanuk (1994 : 7) mendefinisikan sebagai
berikut ;
“
The term consumer behavior refers to the behavior that consumer display in
searching for purchasing, using evaluating and disposing of product and
services that they expect will satisfy their needs”
Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang
diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan
mereka.
5.
Menurut Solomon
(2007) , It is study of the processes
involved when individuals or group select, purchase, use, or dispose of
products, services, ideas, or experiences to satisfy needs and desires.
Studi Perilaku Konsumen
merupakan proses ketika individu atau kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan
atau membuang produk, pelayanan, ide dan pengalaman untuk memuaskan
kebutuhannya.
Bagan 1.
Beberapa masalah pada saat terjadinya proses
pengkonsumsian (Solomon, 2007)
6. Menurut Hawkins, Best, dan Coney (2001) Consumer behavior is the study of
individuals, groups, or organizations and the processes they use to select,
secure, use, and dispose of products, services, experiences, or ideas to
satisfy needs and the impacts that these processes have on the consumer and
society.
Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu,
kelompok atau organisasi dan proses dimana mereka menyeleksi, menggunakan dan
membuang produk, layanan, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan
dampak dari proses tersebut pada konsumen dan masyarakat
c.
Manfaat Perilaku Konsumen
Peran perilaku konsumen sangat beragam tergantung pada
pemanfaat atau pengguna (stakeholder).
Secara umum terdapat dua kelompok pemanfaat; yaitu kelompok peneliti (riset)
dan kelompok yang berorientasi implementasi (Peter dan Olson, 1999). Pemanfaat
yang tergolong dalam kelompok kedua meliputi: organisasi pemasaran (pemasar
maupun produsen), lembaga pendidikan dan perlindungan konsumen, organisasi
pemerintah dan politik, serta konsumen (Peter dan Olson, 1999 dan Sumarwan,
2004).
Peran perilaku konsumen bagi
pemasar atau produsen adalah mampu:
·
Membujuk konsumen
untuk membeli produk yang dipasarkan.
·
Memahami konsumen
dalam berperilaku, bertindak dan berfikir, agar pemasar atau produsen mampu
memasarkan produknya dengan baik.
·
Memahami mengapa dan
bagaimana konsumen mengambil keputusan, sehingga pemasar atau produsen dapat
merancang strategi pemasaran dengan baik.
Sedangkan peran perilaku konsumen bagi lembaga pendidikan
dan perlindungan konsumen adalah untuk mengetahui dan mempengaruhi konsumen;
yakni untuk membantu konsumen dalam memilih komoditas dengan benar, terhindar
dari penipuan serta menjadi konsumen yang bijaksana.
Peran perilaku konsumen bagi organisasi pemerintah dan
politik adalah sebagai dasar perumusan kebijakan publik dan perundang-undangan
untuk melindungi konsumen. Dalam hal ini
pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan
terhadap produk bisnis yang merugikan konsumen.
Sebagai contoh, penarikan produk susu yang mengandung melamin yang
pernah dilakukan oleh Departemen Kesehatan yang bekerjasama dengan Depertemen
Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2008.
Secara makro, Undang-Undang Pangan mempunyai dampak positif terhadap
perkembangan perekonomian, yaitu melalui peningkatan produksi karena
meningkatnya konsumsi sebagai akibat jaminan kehalalan produk (Sumarwan, 2004).
Kelompok konsumen individu maupun organisasi akan
menukarkan sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari perilaku konsumen dapat
membantu mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan berbagai macam produk. Ditinjau dari pengambilan keputusan, konsumen
terdiri atas konsumen potensial (Potencial consumer) atau calon konsumen
dan konsumen yang sudah melakukan pembelian (Effective Consumer).
d.
Pemakai Kajian Perilaku Konsumen
Dalam mengkaji Perilaku
Konsumen anda akan dapat mendalami dan
akan berhasil apabila dapat memahami aspek-aspek psikologis manusia secara
keseluruhan, kekuatan faktor sosial budaya dan prinsip- prinsip ekonomis serta
strategi pemasaran. Kemampuan dalam menganalisis perilaku konsumen berarti
keberhasilan dalam menyelami jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan
demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan toko dan
pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada konsumen
dan bagi diri
Dalam perkembangan konsep
pemasaran mutakhir, konsumen ditempatkan sebagai sentral perhatian. Para
praktisi maupun akademisi berusaha mengkaji aspek-aspek konsumen dalam rangka
mengembangkan strategi pemasaran yang diharapkan mampu meraih pangsa pasar yang
tersedia. Setidaknya ada dua alasan mengapa perilaku konsumen perlu dipelajari
Pertama, seperti sudah dikatakan di atas, konsumen sebagai titik
sentral perhatian pemasaran. Mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan
oleh konsumen pada saat ini merupakan hal yang sangat penting. Memahami
konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien.
Misalnya saja ketika pemasar mengetahui bahwa konsumen yang menginginkan
produknya hanya sebagian kecil saja dari suatu populasi, dan dengan
karakteristik yang khusus, maka upaya-upaya pemasaran produk bisa diarahkan dan
difokuskan pada kelompok tersebut. Dengan memfokuskan bidikan, maka biaya yang
dikeluarkan untuk promosi akan lebih murah dan tepat sasaran. Untuk mengetahui
keinginan dan kebutuhan konsumen, maka aspek-aspek internal yang mempengaruhi
konsumen secara individu seperti persepsi, sikap, proses komunikasi,
pengetahuan konsumen, keterlibatan terhadap produk perlu dianalisis. Selain itu
juga perlu dianalisis aspek eksternal seperti budaya, kelas sosial, kelompok
rujukan, , keluarga dan lain-lain yang semuanya bisa mempengaruhi perilaku
konsumen.
Kedua, perkembangan perdagangan pada saat ini menunjukkan bahwa
lebih banyak produk yang ditawarkan daripada permintaan. Kelebihan penawaran
ini menyebabkan banyak produk yang tidak terjual atau tidak dikonsumsi oleh
konsumen. Kelebihan penawaran tersebut bisa disebabkan oleh faktor seperti
kualitas barang tidak layak, tidak memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen,
atau mungkin juga karena konsumen tidak mengetahui keberadaan produk tersebut.
Dari tiga faktor penyebab kelebihan penawaran diatas, dua faktor pertama
berhubungan langsung dengan konsumen dan faktor yang ketiga disebabkan oleh
kurangnya produsen dalam mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Oleh karena
itu,sudah selayaknya perilaku konsumen menjadi perhatian penting dalam
pemasaran.
Selain dua alasan diatas,
mempelajari perilaku konsumen dan proses konsumsi yang dilakukan oleh konsumen
memberikan beberapa manfaat. Mowen (1995) mengemukakan manfaat yang bisa
diperoleh sebagai berikut :
1. Membantu para manajer dalam pengambilan keputusan.
2. Memberikan pengetahuan kepada para peneliti pemasaran
dengan dasar pengetahuan analisis konsumen.
3. Membantu
legislator dan regulator dan menciptakan hukum dan peraturan yang
berkaitan dengan pembelian dan penjualan dan jasa.
4. Membantu konsumen dalam pembuatan keputusan pembelian
yang lebih baik.
Sementara itu, profesi yang relevan dengan kajian
perilaku konsumen antara lain adalah manajer, birokrat, produsen, peneliti ,
konsultan dan banyak profesi yang lain . Selanjutya akan didiskripsikan
pentingnya kajian perilaku konsumen pada berbagai profesi :
Manajer. Manajer perusaaan
menggunakan perilaku konsumen untuk menyusun perencanaan perusahaannya,
mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha mencapai tujuan, dan melakukan
tindakan koreksi yang diperlukan. Keputusan yang diambil oleh manajer
berdasarkan informasi perilaku konsumen
yang terjadi, misalnya: menentukan strategi apa yang sebaiknya dilakukan agar
konsumen tertarik terhadap suatu produk, fenomena Perilaku Konsumen sebagai
bekal yang relevan untuk setiap keputusan pemasaran dan mengembangkan strategi pemasaran. Seorang manajer sebuah perusahaan bertanggung jawab atas
berhasil atau tidaknya perusahaan yang dipimpinnya. Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Seorang manajer harus selalu memantau dan menyebarkan
informasi, serta berperan sebagai juru bicara sehingga dapat memimpin
perusahaan. Dengan mempelajari perilaku konsumen, manajer dapat mengambil
sebuah keputusan karena sudah mengerti dengan keadaan konsumen, sehingga ia
dapat membuat strategi untuk pemasaran produknya.
Produsen adalah orang yang melakukan kegiatan produksi untuk
menghasilkan suatu barang produksi yang akan dijual kepada konsumen dengan
tujuan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari barang yang
diproduksinya. Produsen mempelajari
perilaku konsumen untuk mengetahui produk apa yang sedang dibutuhkan konsumen,
yang tidak disukai konsumen serta untuk menentukan harga produksi yang mampu
dibeli oleh konsumen. Produsen dapat mengetahui tentang apa yang sedang
diminati konsumen sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Sehingga produsen
dapat memprediksikan berapa kuantitas barang yang akan diproduksi sesuai dengan
keadaan pasar agar produsen tidak mengalami kerugian. Dengan demikian, strategi
pemasaran yang diterapkan oleh produsen menjadi lebih tepat. Pada saat ini, produk-produk yang beredar di pasaran
sangatlah banyak sehingga konsumen bebas memilih barang yang akan mereka beli
untuk memenuhi kebutuhannya.
Namun demikian, produsen tidak bisa mengendalikan
konsumen dalam hal produk yang harus dibeli oleh konsumen. Konsumen yang
memegang kendali produk apa yang seharusnya diproduksi oleh produsen. Oleh
karena itu, produsen harus berfokus pada konsumen karena konsumen adalah bagian
terpenting dari perusahaan. Untuk mempelajari semua hal tentang itu, maka diperlukan
sebuah studi tentang perilaku konsumen. Produsen harus mampu membujuk konsumen
untuk membeli produk yang ditawarkan atau dipasarkan. Selain itu peran perilaku
konsumen terhadap para produsen adalah
bagaimana produsen dapat memahami cara konsumen dalam mengambil keputusan
sehingga produsen dapat merancang strategi dengan baik. Dengan kata lain produsen harus mengetahui
keadaan pasar dan konsumen. Dimana konsumen selalu menginginkan sesuatu yang murah tetapi
nilainya efektif. Permintaan konsumen bermacam-macam tergantung dengan kebutuhannya. Seorang
produsen haruslah jeli menentukan strategi apa yang tepat agar produknya dapat
terjual. Tentunya produk tersebut haruslah sesuai dengan yang diharapkan oleh
konsumen. Seorang produsen juga melihat keadaan pasar sehingga mengerti adanya
persaingan dan bisa menentukan bagaimana strategi produksinya. Kajian perilaku
konsumen mempelajari bagaimana strategi melihat keadaan pasar dan kebutuhan
konsumen.
Birokrat. Birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat
modern yang kehadirannya tak mungkin terelakkan. Eksistensi birokrasi ini
sebagai konsekuensi logis dari tugas utama negara (pemerintahan) untuk
menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat (social
welfare). Negara dituntut terlibat dalam memproduksi barang dan
jasa yang diperlukan oleh rakyatnya (public
goods and services) baik secara langsung maupun tidak. Bahkan dalam
keadaan tertentu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi rakyatnya. Untuk
itu negara mernbangun sistem administrasi yang bertujuan untuk melayani
kepentingan rakyatnya yang disebut dengan istilah birokrasi. Sejauh ini,
birokrasi menunjuk pada empat pengertian, yaitu: Pertama, menunjuk pada kelompok pranata atau
lembaga tertentu. Pengertian ini menyamakan birokrasi dengan biro. Kedua, menunjuk pada
metode khusus untuk pengalokasian sumberdaya dalam suatu organisasi besar.
Pengertian ini berpadanan dengan istilah pengambilan keputusan birokratis. Ketiga, menunjuk pada
“kebiroan” atau mutu yang membedakan antara biro-biro dengan jenis-jenis
organisasi lain. Pengertian ini lebih menunjuk pada sifat-sifat statis
organisasi (Downs, 1967 dalam Thoha, 2003). Keempat,
sebagai kelompok orang, yakni orang-orang yang digaji yang berfungsi dalam
pemerintahan (Castle, Suyatno, dan Nurhadiantomo, 1983). Peran perilaku
konsumen bagi organisasi birokrat adalah sebagai dasar perumusan kebijakan
publik dan perundangundangan untuk melindungi konsumen. Dalam hal ini
pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan
terhadap produk bisnis yang merugikan konsumen. Sebagai contoh, penarikan
produk susu yang mengandung melamin yang pernah dilakukan oleh Departemen
Kesehatan yang bekerjasama dengan Departemen Perindustrian dan Perdagangan pada
tahun 2008. Secara makro, Undang-Undang Pangan mempunyai dampak positif
terhadap perkembangan perekonomian, yaitu melalui peningkatan produksi karena
meningkatnya konsumsi sebagai akibat jaminan kehalalan produk (Sumarwan, 2004).
Peneliti.
Peneliti merupakan sebuah profesi yang tujuannya adalah menemukan, mengenali,
menganalisis, dan memahami tentang suatu hal. Perilaku konsumen merupakan salah
satu hal yang menarik untuk diteliti oleh seorang peneliti. Seorang peneliti
akan menemukan dan menganalisis tentang hal baru dalam perilaku konsumen sebagai
bahan acuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sedang berkembang. Peran
perilaku kosumen terhadap profesi peneliti dapat menentukan segmen pasar apa
yang tepat sehingga target pasar akan sesuai. Dengan mempelajari perilaku
konsumen dapat memberikan pengetahuan kepada para pemasar dengan dasar
pengetahuan analisis konsumen. Apa yang sedang dibutuhkan konsumen, mengapa
konsumen ingin membeli, berapa banyak yang dibutuhkan sehingga tahu apa yang
sedang terjadi pada konsumen. Peneliti dapat membantu menganalisis keadaan yang
di alami oleh konsumen.
Konsultan.
Konsultan merupakan seorang tenaga professional yang menyediakan jasa nasehat
ahli dalam bidang keahliannya. Konsultan dapat bergerak di berbagai bidang
keahlian diantaranya adalah konsultan bidang perilaku konsumen. Konsultan
bidang ini dapat memberikan jasa nasehat pada sebuah perusahaan produksi dalam
menentukan barang apa yang sedang dibutuhkan oleh konsumen. Peran perilaku
konsumen terhadap profesi konsultan adalah seorang konsultan dapat memberi
nasehat atau informasi pada sebuah perusahaan untuk menentukan produk apa yang
harus dipasarkan dengan melihat keadaan dan kebutuhan konsumen sehingga produk yang dikeluarkan sangat bermanfaat dan
laku terjual.
C. TUGAS KEGIATAN
BELAJAR
Secara individu mahasiswa diminta untuk :
1. Membuat karangan (essay)
tentang relevansi dan manfaat kajian perilaku konsumen bagi mahasiswa Program
Stusi Agribisnis. Lulusan Program Stusi
Agribisnis akan berprofesi sebagai manajer, produsen, birokrat, konsultan dan
peneliti.
2. Memberikan contoh situasi dimana strategi pemasaran
mempengaruhi perilaku pembelian Saudara terhadap suatu produk (sebutkan nama produknya).
REFERENSI :
Peter dan Olson,
1996. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. D. Sihombing (penerjemah). Consumen Behavior. Gelora Aksara
Pratama. Jakarta.
Sumarwan, U. 2004. Perilaku
Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta
SMK Semester VI R.201
BalasHapusSabtu Tgl. 18 Maret 2017
Pukul 15.00 - 14.30 WIB
Manajemen Bisnis Indonesia Jakarta