A. DESKRIPSI
Modul
ini menjelaskan Teori Penawaran Agregat
Pandangan Klasik.
Pandangan akan
perekonomian menurut para ahli ekonomi klasik adalah :
Perekonomian pada
umumnya akan selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja yang penuh (Full
Employment).
Pandangan ini didasarkan
atas keyakinan bahwa :
Fleksibilitas tingkat
bunga akan mewujudkan kesamaan/keseimbangan antara penawaran agregat dan
permintaan agregat dari jumlah tabungan dan investasi pada kondisi penggunaan
tenaga kerja penuh.
Tingkat bunga akan menentukan besarnya tabungan rumah tangga maupun investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam perekonomian. Menurut para ahli, tingkat suku bunga akan berubah-ubah sampai mencapai tingkat keseimbangan di mana besarnya tabungan = investasi.
Teori
makroekonomi berkembang setelah J.M. Keynes menunjukkan kelemahan-kelemahan
pandangan para ahli ekonomi klasik mengenai penentuan tingkat perekonomian
suatu negara yang didasari oleh penggunaan tenaga kerja penuh.
Pandangan Keynes yaitu :
Penggunaan
tenaga kerja penuh (full employment) adalah keadaan yang jarang terjadi, dan
hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam
perekonomian.
B. KEGIATAN BELAJAR
Penawaran
Agregat
1. Penawaran
agregat aliran klasik baru
2. Penawaran
agregat aliran Keynesian baru
Perbedaan
pandangan Keynes dan Ekonomi Klasik didasarkan atas perbedaan pendapat yang
bersumber dalam persoalan berikut :
1. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan dan tingkat
investasi dalam perekonomian.
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik faktor penentu besarnya tabungan dan investasi adalah tingkat suku bunga. Akan tetapi, menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung pada tinggi rendahnya tingkat suku bunga, tetapi tergantung pada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga. Artinya semakin besar tingkat pendapatan rumah tangga semakin besar pula tabungan dan sebaliknya.
Dalam
pandangan Keynes terhadap besarnya investasi, dia beranggapan bahwa tingkat
bunga bukan merupakan satu-satunya komponen utama dalam menentukan besarnya
investasi. Besarnya investasi juga ditentukan oleh faktor lain seperti keadaan
ekonomi pada masa kini, ramalan perkembangan di masa depan, dan tingkat
penggunaan dan perkembangan teknologi. Jadi meskipun tingkat bunga tinggi,
namun apabila keadaan perekonomian sekarang baik untuk dilakukan investasi dan
prospek ke depannya sangat baik, maka kegiatan investasi tetap akan dilakukan.
2. Hubungan antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh
pengusaha.
Para ahli ekonomi klasik beranggapan bahwa dengan asumsi ceteris paribus, penurunan tingkat upah tidak akan mempengaruhi biaya produksi marjinal (biaya untuk memproduksi tambahan produk baru). Akan tetapi menurut Keynes, tidaklah demikian. Dia beranggapan bahwa penurunan tingkat upah akan menurunkan daya beli masyarakat. Turunnya daya beli masyarakat akan menurunkan tingkat pengeluaran dan berakibat pada turunnya tingkat harga barang dan jasa. Turunnya tingkat permintaan terhadap barang dan jasa akibat lemahnya daya beli masyarakat akan berakibat pada penurunan kapasitas produksi yang artinya pengurangan jumlah tenaga kerja. Dengan demikian penurunan tingkat upah tidak dapat menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh (Full Employment).
Karena
perbedaan pendapat antara Keynes dengan para ahli ekonomi klasik di atas,
Keynes juga mempunyai pandangan tersendiri terhadap faktor yang menjadi penentu
tingkat kegiatan ekonomi suatu negara. Menurut Keynes, faktor penentu kegiatan
ekonomi suatu negara adalah permintaan efektif. Yang dimaksud dengan permintaan
efektif adalah permintaan yang disertai kemampuan untuk membayar barang-barang
dan jasa-jasa dalam wujud perekonomian.
Dengan
bertambah besarnya permintaan efektif dalam perekonomian, bertambah pula
tingkat produksi yang akan dicapai oleh sektor perusahaan. Keadaan ini dengan
sendirinya akan menyebabkan pertambahan dalam tingkat kegiatan ekonomi,
penggunaan tenaga kerja dan faktor-faktor produksi.
Dalam analisis Keynes, dia membagi permintaan agregat kepada dua
jenis pengeluaran, yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman
modal oleh pengusaha. Akan tetapi, dalam analisis makro ekonomi, pengeluaran
pemerintah dan ekspor juga ikut mempengaruhi pengeluaran agregat. Berikut
adalah penjelasan faktor yang mempengaruhi permintaan agregat :
1. Konsumsi dan Investasi.
Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam
perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya
konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC =
Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula
pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.
Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, maka akan menyebabkan
selisih antara produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan tingkat
konsumsi (penggunaan produk) menjadi semakin besar. Agar mencapai penggunaan
tenaga kerja penuh, para pengusaha perlu melakukan investasi sebesar selisih
antara tingkat konsumsi dan produksi tersebut. Jika besarnya investasi tidak
mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi pengangguran. Karena kondisi
tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu tercapai, maka pengangguran akan
selalu ada.
Untuk investasi, seperti yang telah disebutkan di atas,
dipengaruhi oleh tingkat bunga dan efisiensi marjinal modal.
Tingkat bunga menurut Keynes dipengaruhi oleh jumlah permintaan
uang (yaitu keinginan masyarakat untuk memperoleh uang untuk digunakan untuk
berbagai keperluan seperti transaksi, tabungan, spekulasi dan atau untuk
kebutuhan mendadak) dan jumlah penawaran uang (yaitu uang yang ada dalam
perekonomian dan dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
barang dan jasa).
Apabila penawaran uang > permintaan uang, maka tingkat suku
bunga akan naik untuk menyerap kelebihan dana yang beredar di masyarakat, dan
sebaliknya jika penawaran uang < permintaan uang, suku bunga tabungan akan
turun agar masyarakat memilih untuk berinvestasi dan mencairkan tabungannya
sehingga jumlah penawaran uang akan meningkat.
Efisiensi marjinal modal yaitu tingkat pengembalian atas modal
yang ditanamkan yang dipengaruhi oleh faktor seperti kondisi ekonomi sekarang,
penggunaan teknologi dan ramalan prospek ekonomi di masa mendatang. Semakin
tinggi tingkat efisiensi modal semakin besar pula investasi dan sebaliknya.
2. Pengeluaran Pemerintah dan
Ekspor
Dalam analisis makroekonomi dan perhitungan pendapatan nasional
(dengan pendekatan pengeluaran) pengeluaran pemerintah dan ekspor juga
merupakan bentuk pengeluaran.
Besarnya tingkat pengeluaran pemerintah (G) akan mempengaruhi
produksi nasional karena pemerintah sendiri merupakan konsumen yang besar.
Sehingga konsumsi dari pemerintah juga mencakup sebagian besar dari konsumsi
nasional.
Ekspor menunjukkan permintaan efektif yang berasal dari luar negeri. Semakin besar ekspor semakin banyak pula produksi nasional yang dikonsumsi.
Untuk menjelaskan bagaimana tingkat kegiatan perekonomian
ditentukan, akan diberikan ilustrasi sebagai berikut :
(1)
|
(2)
|
(3)
|
100
|
157
|
Ekspansi
|
200
|
250
|
Ekspansi
|
300
|
325
|
Ekspansi
|
400
|
400
|
Seimbang
|
500
|
475
|
Kontraksi
|
600
|
550
|
kontraksi
|
Keterangan :
1) Alternatif tingkat produksi yang akan dicapai perusahaan atau
tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai dengan kondisi faktor produksi
yang ada.
2) Pengeluaran agregat aktual yang terdiri dari konsumsi, investasi,
pengeluaran pemerintah dan ekspor
3) Kegiatan ekonomi sebagai akibat perbedaan tersebut.
Pada saat (1) < (2), adalah kondisi dimana pengeluaran agregat
melebihi produksi nasional, dengan demikian faktor produksi yang tersedia tidak
cukup untuk mencukupi tingkat konsumsi yang ada sekarang, sehingga pemerintah
harus mengadakan kegiatan perekonomian yang bersifat ekspansi seperti mencari
dan membangun faktor produksi yang baru.
Pada saat (1) = (2), adalah kondisi dimana pengeluaran agregat sama dengan tingkat produksi nasional yang ada, dengan demikian pemerintah tidak perlu melakukan perubahan atas kondisi kegiatan ekonomi yang sedang berjalan.
Pada saat (1) = (2), adalah kondisi dimana pengeluaran agregat sama dengan tingkat produksi nasional yang ada, dengan demikian pemerintah tidak perlu melakukan perubahan atas kondisi kegiatan ekonomi yang sedang berjalan.
Pada saat (1) > (2), adalah kondisi dimana pengeluaran agregat
lebih kecil dari tingkat produksi nasional, dengan demikian terdapat terdapat
faktor produksi yang menganggur dan atau kelebihan produksi. Sehingga,
pemerintah akan melakukan kegiatan ekonomi yang bersifat kontraksi seperti
menurunkan tingkat investasi dengan menaikkan suku bunga, dan membuat kebijakan
yang dapat menurunkan tingkat produksi nasional seperti pembatasan dalam bentuk
izin, lisensi, kuota dan lainnya.
C. TUGAS KEGIATAN BELAJAR
Secara
individu mahasiswa diminta untuk :
1. Membuat
Opini (essay) tentang relevansi Permintaan
Agregat dengan kondisi perekonomian Asia saat ini .
2. Memberikan
contoh situasi dimana Permintaan Agregat Tertutup mempengaruhi ekonomi Indonesia
saat ini (sebutkan jenis kasusnya).
REFERENSI :
Rahardja, Manurung. Pengantar Ilmu
Ekonomi(Microekonomi dan Macroekonomi) edisi revisi.Jakarta : FEUI
Sukirno,
Sodono. 2004. Makroekonomi Terori Pengantar. Edisi ketiga.PT.
Rajagrafindo
Persada. Jakarta.
Sumber Lain
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar