Rabu, 09 November 2016

EKONOMI MONETER - TEORI PENAWARAN UANG



Uang adalah urat syaraf segala hal. Siapa memegang dan menguasai uang, dialah yang memegang kuasa, dan siapa yang memegang kuasa juga menguasai uang. Siapa yang menguasai keduanya akan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya, dan mudah melakukan pilihan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Adapun yang dimaksud dengan uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah. Untuk dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah, uang harus memenuhi tiga fungsi yaitu: sebagai satuan pengukur nilai, sebagai alat tukar dan sebagai penimbun kekayaan.    

Dalam teori moneter penawaran uang mempunyai arti yang sama dengan jumlah uang beredar. Pada zaman standar emas, penawaran uang hanya bisa ditambah dengan jalan menaikkan produksi emas, tapi memproduksi emas memerlukan biaya.   

Penawaran uang tidak bisa ditambah menurut kehendak pemerintah, tapi secara otomatis dibatasi oleh adanya biaya untuk menambah “uang” tersebut. Bila harga emas naik, yaitu bila harga barang-barang lain adalah rendah kalau dinyatakan dalam satuan emas, maka produsen emas akan cenderung menaikkan produksi emasnya. Ini berarti bahwa penawaran uang (atau jumlah uang beredar) semakin banyak, dan ini berarti selanjutnya akan menurunkan harga emas (atau menaikkan harga barang-barang lain). Keadaan sebaliknya akan terjadi kalau harga emas terlalu rendah. Jumlah uang yang beredar ada diluar kekuasaan pemerintah.

Setelah sistem standar kertas semakin meluas penggunaannya, keadaan menjadi sangat berbeda, uang yang beredar dapat ditambah sebanyak yang dikehendaki pemerintah dengan biaya yang cukup rendah.Produksi uang kertas adalah monopoli pemerintah dan jumlah uang yang beredar menjadi sepenuhnya pencerminan kehendak pemerintah.

1.     Latar Belakang

Yang dimaksud dengan penawaran uang disini adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat.Perubahan jumlah uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh uang inti dan pelipat uang.Besarnya uang inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang ditentukan oleh pemerintahkhususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak, disamping dipengaruhi oleh perilaku bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi lainnya seperti bank umum dan masyarakat domestik. Oleh karena itu, selain bank sentral, bank-bank umum dan masyarakat domestik juga memberikan andildalam proses penciptaan uang.

2.     Konsep Dasar Panawaran Uang

Penawaran uang tidak lepas dari pengertian Uang dalam Peredarandan uang beredar. Uang dalam peredaran adalah seluruh jumlah mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral, baik itu uang logam maupunuang kertas. Sedangkan Uang Beredar adalah semua jenis uang yang tersedia dan terdapat dalam perekonomian termasuk di dalamnya jumlah mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral yang ada di bank-bank umum.

Konsep penawaran uang besar kecilnya dipengaruhi oleh penguasa moneteratau dengan kata lain penawaran uang tidak dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Meskipun demikian masyarakat dapat juga mempengaruhi tingkat penawaranuang melalui perilakunya dalam menentukan jenis atau bentuk kekayaan yangdiinginkan. Bank sentral sebagai lembaga pemegang otoritas moneter memilikiwewenang untuk menciptakan uang sebagai alat pembayaran yang sah. Dengankata lain konsep penawaran uang lebih ditekankan pada usaha bank sentral untuk menjamin kelancaran sirkulasi jumlah uang beredar di masyarakat agar lebih efisien

Yang dimaksud dengan penawaran uang disini adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Perubahan Persediaan uang secara garis besar dipengaruhi oleh uang inti dan pelipat uang. Besarnya uang inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang ditentukan oleh pemerintah khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak, disamping dipengaruhi oleh perilaku bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi lainnya seperti bank umum dan masyarakat domestic.

Data persediaan uang dicatat dan diterbitkan, biasanya oleh pemerintah atau bank sentral negara. Publik dan analis sektor swasta telah lama dipantau perubahan penawaran uang karena efek yang mungkin pada tingkat harga , inflasi dan siklus bisnis .

Bahwa hubungan antara uang dan harga secara historis terkait dengan teori kuantitas uang. Ada kuat empiris bukti hubungan langsung antara harga jangka panjang inflasi dan-pasokan pertumbuhan uang, setidaknya untuk peningkatan pesat dalam jumlah uang dalam perekonomian. Artinya, negara seperti Zimbabwe yang melihat peningkatan pesat dalam jumlah uang beredar perusahaan juga melihat kenaikan cepat harga ( hiperinflasi ). Ini adalah salah satu alasan ketergantungan pada kebijakan moneter sebagai alat mengendalikan inflasi.
Sangat perlu dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas. Suatu asset likuid adalah asset yang dengan mudah dapat diuangkan dengantanpa kehilangan risiko rugi. Pada satu sisi ekstrim dari spectrum likuiditas, uang tunai adalah asset yang paling likuid dengan daya beli penuh. Pada tingkat spektrum likuiditas moderat kita mengenal uang kuasi yang secara definitive tidak secara langsung berfungsi sebagai medium of exchange. Pada sisi ekstrim lainnya kita mengenal asset-aset fisik yang sangat tidak likuid sebagai alat pertukaran seperti rumah, tanah, obligasi jangka panjang dan sebagainya.

3.     Macam – Macam Uang

3.1. Uang Kartal (Currency )
Uang kartal adalah uang yang dijadikan sebagai alat transaksi sah dan wajib diterima seluruh masyarakat pada perekonomian. Uang kartal umumnya berbentuk uang kertas danuang logam yang di Indonesia dibuat oleh Bank Indonesia selaku bank sentral yang diberi haktunggal mencetak uang (hak oktroi). Sebelum tahun 1968, pemerintah (otoritas fiskal)mengeluarkan uang kertas dan uang logam pemerintah yang terdiri dari pecahan-pecahan kecil. Uang dilindungi oleh Undang-Undang di mana pelaku pemalsuan uang diancam oleh hukumandenda dan kurungan penjara. Contoh uang kartal seperti uang logam Rp. 100,- uang kertas Rp.1.000,- dan lain sebagainya.

3.2.       Uang Giral
Uang giral adalah simpanan pada bank-bank pencipta uang giral (BPUG) dan BI yang setiapdapat ditarik (bahkan seluruh saldonya) untuk ditukarkan denagn uang kartalsebesar jumlah nominalnya dan tidak dikenakan penalty. Uang giral dapat dibilang mudah, aman dan praktiskarena dalam melakukan transaksi di mana seseorang tidak perlu menghitung dan membawabanyak uang kontan, jika hilang atau jatuh ke tangan orang jahat dapat segera diblokir danmudah dalam penggunaannya.
Termasuk dalam uang giral adalah :
a.      Saldo giro rupiah penduduk
b.      Pengiriman uang (transfer)
c.       Deposito berjangka yang sudah jatuh tempo
d.      Simpanan lainnya yang sudah jatuh tempo

3.3.       Uang Kuasi
Uang kuasi adalah surat atau sertifikat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah. Fungsi yang tidak sepenuhnya adalah fungsi alat tukar menukar.
Termasuk uang kuasi :
a.      Deposito berjangka rupiah, termasuk sertifikat deposito
b.      Tabungan-tabungan
c.       Rekening giro dalam valuta sing
d.      Deposito berjangka dalam valuta asing
e.      Tabungan dalam valuta asing

3.4.   Uang Primer atau Uang Inti (Primary money, base money , high powered money)
Uang primer adalah seluruh kewajiban moneter dari otoritas moneter terhadap BPUG dan sektorswasta domestik. Komponen uang primer adalah :
a.      Uang kartal pada sektor swasta domestic (diluar BPUG, BI, & Pemerintah)
b.      Uang kartal pada BPUG(kas BPUG)
c.       Simpanan giro BPUGpada BI
d.      Simpanan giro sektor swasta domestik pada BI

4.     Uang Beredar

Jumlah Uang Beredar (JUB) tidak seluruhnya ditentukan oleh Pemerintah. Perilaku bank-bank dan masyarakat umum ikut menentukan pula proses timbulnya uang beredar, meskipunpemerintah masih tetap merupakan pelaku yang paling menentukan.

Dua pengertian tentang uang beredar ;
a.      Narrow money, uang kartal dan uang giral
b.      Broad money,narrow money ditambah uang quasi
Quasi money mencakup saldo deposito berjangka dan simpanan tabungan di bank.

5.     Pergeseran kurva penawaran uang

Faktor-faktor yang mempengruhi pergeseran kurva penawaran uang, adalah :
a.     Tingkat Bunga
Merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu.

b.     Tingkat Inflasi
Inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah dan perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.

c.     Tingkat Produksi dan Pendapatan Nasional
Bila tingkat produksi dan pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah uang yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha (melalui peningkatan suku bunga dan peningkatan harga).

d.    Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan
Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga dana nasabah agar tetap aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat sadangan tertentu, yang sekaligus menjadi pengukur kesehatan bank.

e.     Nilai Tukar Rupiah
Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat.

6.     Teori Permintaan Uang klasik

Merupakan teori yang menitikberatkan uang hanya sebagai alat transaksi. Teori klasik dikemukakan oleh Irving Fisher (M.V=P.T)

dimana:
§  M = jumlah uang yang beredar
§  V  = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan lain dalam satu periode (Velocity of Money)
§  P  = Harga barang
§  T  = jumlah transaksi

Menurut David Hume jumlah uang yang beredar berkorelasi positif terhadap perubahan tingkat harga.

Teori lainnya yaitu Teori Cash Balance yang dikemukakan oleh A. Marshall dai Universitas Cambridge. Pandangan A. Marshall sama dengan  teori klassik lainnya karena uang akan cepat likuid. Menurut Cambridge permintaan uang akan dipengaruhi perilaku masyarakat dalam memanfaatkan beberapa jenis kekayaan dan salah satunya uang.

6.1.       Karakteristik Ekonomi Klasik :
1)  Landasan teorinya berdasarkan hukum “Say” yang menyatakan penawaran akan menciptakan permintaan.
2)     Perekonomian akan berada di bawah full employment
3)     Harga umum bersifat fleksibel
4)  Setiap aktivitas produksi sekaligus akan berdampak pada peningkatan output dan peningkatan penghasilan pemilik faktor-faktor dengan nilai yang sama
5)     Semua penghasilan dibelanjakan di pasar barang
6)     Tidak perlu intervensi pemerintah
7)  Informasi pasar sempurna dan alokasi sumber ekonomi berjalan secara efisien dan produktif
6.2.   Karakteristik  Klassik di Pasar Uang :
1)      Permintaan hanya untuk transaksi
2)     Penawaran uang ditentukan oleh pemerintah
3) Pasar selalu dalam keadaan keseimbangan, dimana permintaan sama dengan penawaran uang yaitu sejumlah tertentu dalam pendapatan nasional
6.3.   Karakteristik Klassik di Pasar Tenaga Kerja :
1)   Tingkat upah selalu bersifat fleksibel karena pasar persaingan sempurna dan informasi pasar tenaga kerja sempurna
2)     Kondisi perekonomian selalu dalam keadaan full employment
3)     Tidak ada intervensi pemerintah dalam mengatasi pengangguran

7.     Teori Klasik Cambridge | Teori Keynes

7.1.   Teori Klasik
Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan antara penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan dua variable dijabarkan lewat konsepsi teori mereka mengenai permintaan akan uang. Perubahan akan jumlah uang beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan akan uang dan selanjutnya menentukan nilai uang.

7.2.   Irving Fisher
MVt = PT…………………………………….(1)

Dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual. Jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli harus sama dengan uang yang diterima oleh penjual. Hal ini berlaku juga untuk seluruh perekonomian: didalam suatu periode tertentu nilai dari barang-barang atau jasa-jasa yang dibeli harus sama dengan nilai dari barang yang dijual. Nilai dari barang yang dijual sama dengan volume transaksi (T) dikalikan harga rata-rata dari barang tersebut (P). Dilain pihak nilai dari barang yang ditransaksikan ini harus sama dengan volume uang yang ada dimasyarakat (M) dikalikan berapa kali rata-rata uang bertukar dari tangan satu ke tangan yang lain, atau rata “perputaran uang”, dalam periode tersebut (Vt). MVt = PT adalah suatu identitas, dan pada dirinnya bukan merupakan suatu teori moneter. Identitas ini bisa dikembangkan, seperti oleh Fisher, menjadi teori moneter sebagai berikut :

Vt, atau “transaction velocity of circulation” adalah suatu variable yang ditentukan oleh faktor-faktor kelembagaan yang ada didalam suatu masyarakat, dan dalam jangka pendek bisa dianggap konstan. T, atau volume transaksi, dalam periode tertentu ditentukan oleh tingkat output masyarakat (pendapatan nasional). Identitas tersebut diberi “nyawa” dengan mentransformasikannya dalam bentuk:

            Md = 1/Vt PT…………………………………….(2)

Permintaan atau kebutuhan akan uang dari masyarakat adalah suatu proporsi tertentu 1/Vt dari nilai transaksi (PT). Persamaan 2, bersama dengan persamaan yang menunjukkan posisi equilibrium di sektor moneter

            Md = Ms………………………………………….(3)

Dimana Ms = supply uang beredar (yang dianggap ditentukan oleh pemerintah) menghasilkan

            Ms = 1/Vt PT……………………………………..(4)

Persamaan (4) berbunyi: dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan oleh pemerintah. Dalam teori ini T ditentukan oleh tingkat output equilibrium masyarakat, yang untuk Fisher dan para ahli ekonomi Klasik, adalah selalu pada posisi “full employment” (Hukum Say atau Say’s Law). Vt atau transaction velocity of circulation, Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang timbul dari penggunaan uang dalam proses transaksi. Besar-kecilnya Vt ditentukan oleh sifat proses transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu periode (Boediono,2005 : 18).


7.3.   Teori Cambridge (Marshall-Pigou)
Teori ini seperti halnya teori Fisher dan teori-teori klasik lainnya, berpangkal pokok pada fungsi uang sebagai alat tukar umum (means of 25 exchange). Karena itu, teori-teori Klasik melihat kebutuhan uang atau permintaan akan uang dari masyarakat sebagai kebutuhan akan alat tukar yang likuid untuk tujuan transaksi. Perbedaan utama antara teori ini dengan Fisher, terletak pada tekanan dalam teori permintaan uang Cambridge pada perilaku individu dalam mengalokasikan kekayaannya antara berbagai kemungkinan bentuk kekayaan, yang salah satunya berbentuk uang. Perilaku ini dipengaruhi oleh pertimbangan untung-rugi dari pemegang kekayaan dalam bentuk uang. Teori Cambridge lebih menekankan faktor-faktor perilaku (pertimbangan untung-rugi) yang menghubungkan antara permintaan akan uang seseorang dengan volume transaksi yang direncanakannya. Teoritisi Cambridge mengatakan bahwa permintaan akan uang selain dipengaruhi oleh volume transaksi dan faktor kelembagaan (Fisher), juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan warga masyarakat, dan ramalan/harapan dari masyarakat mengenai masa mendatang.

Jadi dalam jangka pendek, teoritisi Cambridge menganggap bahwa jumlah kekayaan, volume transaksi dan pendapatan nasional mempunyai hubungan yang proporsional-konstan satu sama lainnya. Teori Cambridge menganggap bahwa, ceteris paribus permintaan akan uang adalah proporsional dengan tingkat pendapatan nasional.

            Md = k PY………………………………………(1)

dimana Y adalah pendapatan nasional riil.

Supply akan uang (Ms) dianggap ditentukan oleh pemerintah. Dalam posisi keseimbangan maka :

            Ms = Md………………………………………...(2)

sehingga :
            Ms = k PY………………………………………(3)


atau :
            P = 1/k Ms Y…………………………………....(4)

Jadi ceteris paribus tingkat harga umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan volume uang yang beredar. Tidak banyak berbeda dengan teori Fisher, kecuali tambahan ceteris paribus (yang berarti tingkat harga, pendapatan nasional riil, tingkat bunga dan harapan adalah konstan). Perbedaan ini cukup penting, karena teori Cambridge tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor seperti tingkat bunga dan expectation berubah, walaupun dalam jangka pendek. Dan kalau faktor-faktor berubah maka k juga berubah. Teori Cambridge mengatakan kalau tingkat bunga naik, ada kecenderungan masyarakat mengurangi uang yang ingin mereka pegang, meskipun volume transaksi yang mereka rencanakan tetap. Demikian juga faktor expectation mempengaruhi: bila seandainya masa datang tingkat bunga akan naik (yang berarti penurunan surat berharga atau obligasi) maka orang akan cenderung untuk mengurangi jumlah surat berharga yang dipegangnya dan menambah jumlah uang tunai yang mereka pegang, dan ini pun bisa mempengaruhi “k” dalam jangka pendek (Boediono, 2005: 23).


REFERENSI :
Ekonomi Moneter; Budiono; BPFE Yogyakarta.
Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, O.P. Simorangkir - 2004, Ghalia Indonesia.
Abimanyu, A. dan A. Megantara. Era Baru Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Halwani, H. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi Edisi Kedua. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. 2005.
Jannes Hutagalung. Peran Bank Dunia dan IMF dalam Perekonomian Indonesia Dulu dan Sekarang. 2005.
Sadono Sukirno. Makroekonomi teori pengantar.Jakarta: Raja grafindo persada. 2010.

Sumber Lain :
https://bizgun.wordpress.com/tag/ruang-lingkup-ekonomi-moneter/

               http://chibinyanko.blogspot.co.id/2013/01/teori-uang.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MANAJEMEN JASA - KUALITAS LAYANAN

  KUALITAS LAYANAN Persaingan di dunia bisnis semakin ketat, mengharuskan perusahaan untuk menyadari bahwa kepuasan pelanggan bukan sekadar ...