Kamis, 28 September 2017

PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA - PENGEMBANGAN RUANG KELAS BERKARAKTER





PENGEMBANGAN RUANG KELAS BERKARAKTER

Pengembangan ruang kelas berkarakter sangat dibutuhkan guna menciptakan suatu ruang kelas yang aktif dan kreatif serta berpotensi guna menjadikan peserta didik agar menjadi orang yang berkarakter yang baik. Dalam hal ini guru sangat berperan penting dalam pengembangan ruang kelas yang berkarakter tersebut. Tetapi bukan hanya guru yang berperan dalam ruang kelas, namun peserta didik pun mempunyai peran serta di dalam pengembangan ruang kelas berkarakter. Guru dan peserta didik harus memiliki kerjasama yang sangat baik agar pengembangan ruang kelas berarakter tersebut bisa berjalan dengan lancar.

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik.

Karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan dipergunakan sebagai cara pandang, berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan/ atau kelompok yang unik baik sebagai warga negara.

Karakter Bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa, karsa dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

A.    Unsur-Unsur Pengembang Ruang Kelas Berkarakter

Dalam pembentukan sebuah ruang kelas yang berkarakter dibutuhkan beberapa unsur yang mendukung terjadinya hal tersebut. Beberapa unsur yang penting antara lain :

1.      Guru
Guru merupakan hal yang terpenting dalam sebuah pengembangan ruang kelas yang berkarakter. Karena guru mempunyai banyak peran dalam sebuah proses pendidikan, bukan hanya sebagai seorang pendidik dan pengajar tetapi guru juga sebagai pembentuk karakter dan pembangkit dan pembangkit pandangan serta kreatifitas. Jadi maksudnya disini adalah guru harus bisa memberikan motivasi dan mampu memberi pandangan yang positif agar terbentuk peserta didik yang berkarakter. Guru juga harus bisa mengembangkan respon yang efektif untuk membuat peserta didik lebih akftif dan kreatif di ruang kelas. Jika guru mampu melakukan hal tersebut maka ruangan kelas pun akan menjadi sebuah ruang kelas yang berkarakter.

2.      Peserta Didik
Bukan hanya guru saja yang harus berperan dalam sebuah pengembangan ruang kelas yang berkarakter tersebut, tetapi peserta didik pun juga harus ikut serta membantu guru untuk berperan aktif dalam sebuah pengembangan ruang kelas berkarakter. Guru tidak akan berhasil membuat ruang kelas menjadi berkarakter jika peserta didiknya bersikap acuh dan tidak aktif oleh apa yang diberikan seorang guru.

3.      Proses di Dalam Kelas
Sebuah ruang kelas yang berkarakter juga akan terbentuk dari suatu proses yang terjadi di dalam kelas tersebut. Suatu proses yang baik dan menarik akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter dalam sebuah ruangan kelas.


B.     Kegiatan-Kegiatan Pembentuk Ruang Kelas Berkaraker

Dalam sebuah sekolah atau fasilitas pendidikan, perlu adanya ruang kelas berkarakter yang dikelola dengan baik. Adapun kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan guna mengembangkan sebuah ruang kelas yang berkarakter adalah sebagai berikut :

1.      Membuat Ruang Kelas Nyaman dan Bersih
Hal ini merupakan hal sederhana tetapi penting dalam sebuah kelas. Jika ruangan kelas nyaman, maka peserta didik akan lebih mudah untuk menerima hal yang baik dalam pembentukan karakternya.

2.      Mengatur Tata Letak Perabotan Sebaik Mungkin
Tata letak perabotan sebuah ruangan kelas juga merupakan hal yang sederhana tapi penting bagi kegiatan pendidikan. Karena jika perabotan terlihat rapi maka pandangan dan pikiran juga akan terasa nyaman sehingga menciptakan suasana yang menyenangkan.

3.      Membuat Situasi Kelas Tenang dan Nyaman
Situasi kelas yang tenang dan nyaman diperlukan guna membantu peserta didik untuk bisa berpikir lebih baik dalam penerimaan materi. Hal ini diartikan proses belajar mengajar tetap berlangsung secara aktif, tetapi tidak menimbulkan suatu kericuhan dalam ruang kelas.

4.      Pengecekan Absensi Peserta Didik Secara Berkala
Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui peserta didik yang sering tidak hadir agar cepat diketahui apa penyebabnya dan solusi untuk menanggapi hal tersebut.

5.      Menyampaikan Materi dengan Baik
Materi dalam sebuah pembelajaran merupakan hal yang terpenting dalam proses belajar mengajar guna menambah kompetensi peserta didik. Maka dari itu menyampaikan materi itu harus dilakukan dengan baik dan semenarik mungkin agar peserta didik cepat tanggap terhadap materi yang disampaikan.

6.      Memberikan Tantangan
Tantangan diperlukan untuk melatih peserta didik dan untuk mengetahui seberapa paham peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan, misalnya dengan memberikan tugas serta tanya jawab kepada peserta didik.

7.      Membuat Kelompok Diskusi
Guru memberikan pengarahan terhadap peserta didik untuk membuat kelompok diskusi agar masalah yang diberikan guru bisa dipecahkan secara bersama-sama. Dalam hal ini pemikiran peserta didik tentunya berbeda-beda satu dengan yang lain, sehingga peserta didik bisa bekerja sama untuk menentukan hasil diskusi tersebut. Hal ini juga diperlukan untuk mengetahui karakter masing-masing dari peserta didik.

8.      Mengajak Peserta Didik Berinteraksi
Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara peserta didik untuk berinteraksi dengan guru ataupun dengan orang yang lebih tua. Ini dapat melatih bahasa dan juga kesantunan peserta didik untuk membentuk karakternya menjadi lebih baik.

9.      Menggunanakan Sarana dan Prasarana Sekolah yang Modern
Seorang guru harus kreatif dalam menyampaikan materinya. Misalnya dalam pembelajaran guru menggunakan LCD untuk mengajar agar peserta didik tidak merasa bosan dan jenuh. Dan juga guru bisa memperlihatkan video yang bisa memberikan motivasi yang baik ataupun pengaruh yang baik terhadap karakter peserta didik.

10.  Memberikan Penghargaan atau Hadiah
Sesekali seorang guru harus memberikan suatu hadiah untuk memicu semangat peserta didik agar bisa belajar untuk lebih baik. Misalnya jika peserta didik mendapat nilai yang bagus atau mendapatkan peringkat yang baik, seorang guru bisa memberi hadiah agar peserta didik merasa dihargai atas kerja kerasnya.

Jika kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan baik maka akan tercipta suasana ruang kelas yang berkarakter yang bisa menjadikan peserta didiknya juga mempunyai karakter yang baik. Dan dengan adanya kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik, bisa menciptakan suasana yang harmonis sehingga bisa menjadikan ruangan kelas yang nyaman. Sehingga masalah yang terjadi dalam ruang kelas bisa teratasi dan cepat terselesaikan guna mengurangi pengaruh dan dampak yang negatif agar tercipta karakter yang baik.

Ruang kelas yang berkarakter mampu tercipta karena adanya peran serta guru dan peserta didik yang bekerja sama dalam mengembangkan pembentukan karakter untuk sebuah hal yang baik. Hal tersebut bisa dilihat dari partisipasi dan semangat peserta didik dalam keikutsertaannya dalam proses belajar mengajar, baik secara individu maupun secara kelompok. Jadi ruangan kelas yang berkarakter mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran di sekolah untuk menjadikan peserta didik mendapatkan karakter yang baik.

C.    Strategi Pengembangan Ruang Kelas Yang Berkarakter

Bagi para pendidikan atau calon pendidik, membuat peserta didiknya nyaman di ruang kelas dalah hal yang tidak mudah, apalagi menciptakan rung kelas yang berkarakter. Ini menjadi kesulitan tersendiri yang di hadapi oleh para pendidik. Butuh strategi-strategi khusus agar dapat mengembangkan ruang kelas yang berkarakter. Berikut adalah strategi-strategi yang kurang lebihnya harus dipelajari dan diterapkan oleh para pendidik atau calon pendidik.

1.      Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai Classroom Management, itu berarti istilah pengelolaan identik dengan manajemen.Pengertian pengelolaan atau manajemen pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian. Wilford A. Weber (James M. Cooper, 1995 : 230) mengemukakan bahwa Classroom management is a complex set of behaviors the teacher uses to establish and maintain classroom conditions that will enable students to achieve their instructional objectives efficiently – that will enable them to learn.

Definisi di atas menunjukkan bahwa pengelolaan kelas merupakan seperangkat perilaku yang kompleks dimana guru menggunakan untuk menata dan memelihara kondisi kelas yang akan memampukan para siswa mencapai tujuan pembelajaran secara efisien. Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.

Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi.Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.(Djamarah 2006:179)

Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri dari beberapa kelas, baik yang bersifat paralel maupun yang menunjukkan penjenjangan. Setiap kelas merupakan untuk kerja yang berdiri sendiri dan berkedudukan sebagai sub sistem yang menjadi bagian dari sebuah sekolah sebagai total sistem. Pengembangan sekolah sebagai total sistem atau satu kesatuan organisasi, sangat tergantung pada penyelenggaraan dan pengelolaan kelas. Baik di lingkungan kelas masing-masing sebagai unit kerja yang berdiri sendiri maupun dalam hubungan kerja antara kelas yang satu dengan kelas yang lain.

Oleh karena itu setiap guru kelas atau wali kelas sebagai pimpinan menengah (middle manager) atau administrator kelas, menempati posisi dan peran yang penting, karena memikul tanggung jawab mengembangkan dan memajukan kelas masing-masing yang berpengaruh pada perkembangan dan kemajuan sekolah secara keseluruhan, setiap murid dan guru yang menjadi komponen penggerak aktivitas kelas, harus didayagunakan secara maksimal agar sebagai suatu kesatuan setiap kelas menjadi bagian yang dinamis di agar sebagai suatu kesatuan setiap kelas menjadi bagian yang dinamis di dalam organisasi sekolah.

Dari uraian di atas jelas bahwa  program kelas akan berkembangan bilamana guru/wali kelas mendayagunakan secara maksimal potensi kelas yang terdiri dari tiga unsur yakni: guru, murid dan proses atau dinamika kelas

Kegiatan-kegiatan  yang   perlu dilaksanakan dalam pengelolaan kelas antara lain sebagai berikut :
1)      Mengatur tempat duduk peserta didik
2)      Menghidupkan kegiatan kelas
3)      Mengatur situasi kelas secara teratur dan tertib
4)      Mengecek kehadiran peserta didik
5)      Mengatur tata cara berbicara dan tanya jawab
6)      Memberikan tugas kepada peserta didik dengan tertib dan lancar
7)      Mengatur pendistribusian alat dan bahan pembelajaran
8)      Mengumpulkan hasil pekerjaan peserta didik, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut.

2.      CintakanLingkungan Yang Kondusif
Yang perlu diperhatikan dalam menyukseskan pendidikan yang berkarakter di kelas adalah lingkungan yang kondusif-akademik, baik secara fisik maupun non fisik lingkungan yang aman,nyaman dan tertib dipadukan dengan optimism dan harpan yang tinggi,serta  kegiatan kegitan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang membangkitkan nafsu gairah dan semangat belajar. Iklim yang demikian akan mendorang terciptanya masyarakat belajar disekolah, karena iklim belajar yang kondusif merupan tulang punggung dan factor pendorang yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar sebaliknya, iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.

Lingkungan yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkansepertisarana,laboratorium,pengaturan lingkungan,penampilan dan sikap guru,hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan diantara peserta didik itu sendiri.

Lingkungan yang kondusif antara lain dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sbb :
1)      Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam tugas pembelajaran
2)      Memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi
3)      Mengembangkan organisasi kelas yang efektif,menarik,nyaman,dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal
4)      Menciptakan kerjasama saling menghargai, baikantara peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru
5)      Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran
6)      Mengembankan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dan guru sehingga guru lebih banya bertindak sebagai fasilitator dan sumber belajar.

3.      Wujudkan Guru Yang Dapat Ditiru
Guru adalah sosok yang dapat ditiru karena guru merupakan factor penting yang besar pengaruhnya bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik belajar . guru sebagai penganti peran orang tua disekolah perlu memiliki kesadaran,pemahaman ,kepedulian dan komitmen untuk membimbing peserta didik menjadi manusia soleh dan bertaqwa. Fitrah kecintaan guru kepada peserta didik telah mendorong berbagai upaya untuk menjadikan peserta didik menjadi makhluk yang lebih baik. Allah swt berfirman “ sesungguhnya hartamu dan anak anakmu hanyalah ujian ( bagimu) dan disisi allah lah pahala yang besar” ( Q.S ath- thaghabumd : 14-15)

Guru sebagai vasilitator setidaknya harus memiliki tujuh sikap seperti yang diidentifikasikan oleh Rogers (dalam Knowles,1984) Sebagai berikut :
1)      Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau kurang terbuka
2)      Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya
3)      Mau dan mampu menerima ide peserta dddidik yang inovatif dan kreativ bahkan yang sulit sekalipun.
4)      Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadapbahan pembelajaran.
5)      Dapat menerima (feedback) baik yang positif mauapun negatif.
6)      Toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran.
7)      Menghargai prestasi peserta didik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan, khususnya guru baru pada pertemuan pertama dengan peserta didik dikelas sebagai berikut :
1)      Bersikap tenang dan percaya diri sendiri
2)      Tidak menunjukkan rasa cemas, muka masam atau sikap yang tidak simpatik
3)      Memperkenalkan diri
4)      Melaksanakan pembelajaran dengan lancer dan tertib
5)      Bertindak disiplin, baik terhadap siswa maupun terhadap diri sendiri.

4.      Tumbuhkan Disiplin Peserta Didik
Disiplin diri peserta didik bertujuan untuk membantu menemukan diri serta berusaha menciptakan suasana aman nyamandan menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran.
Sehingga mereka menaati segala peraturan yang ditetapkan.

Soelaeman (1985: 77) mengemukakan bahwa guru berfungsi sebagai pengemban ketertiban yang patut digugu dan ditiru tetapi tidak diharapkan sikap yang otoriter.

Memerhatikan pendapat reisman dan payne (1987 :239-241) dapat dikemukaan 9 strategi untuk mendisiplikan pesrta didik sbb :
1)      Konsep diri
2)      Ketrampilan berkomunikasi
3)      Konsekuensi logis dan alami
4)      Klarifikasi nilai
5)      Analisis trassaksional
6)      Terapi realitas
7)      Disiplin yang terintegrasi
8)      Modifikasi perilaku
9)      tantangan bagi disiplin

Adapun indikator keberhasilan Program pendidikan karakter di kelas dapat diketahui dari berbagi perilaku sehari-hari yang tampakdalam setiap aktivitas sebagai berikut :
1)      Kesadaran
2)      Kejujuran
3)      Keikhlasan
4)      Kesederhanaan
5)      Kemandirian
6)      Kepedulian
7)      Kebebasan dalam bertindak
8)      Kecermatan atau ketelitian
9)      Komitmen

D.    Saluran-saluran Pendidikan karakter

Pendidikan karakter berpijak pada karakter dasar manusia dari nilai moral universal yang bersumber dari agama. Menurut ahli psikologi, karakter dasar tersebut adalah cinta kepada Allah dan ciptaanNya, tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, peduli, kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan lain-lain. Menurut Doni A. Koesoema, pendidikan karakter  terdiri dari beberapa unsur, diantaranya penanaman karakter dengan pemahaman pada peserta didik tentang struktur nilai dan keteladanan yang diberikan pengajar dan lingkungan.                       

Selanjutnya kemendiknas menjelaskan bahwa nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam dunia pendidikan didasarkan pada 4 sumber, yaitu ; Agama, Pancasila, budaya bangsa dan tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Dari keempat sumber tersebut merumuskan 18 nilai-nilai karakter umum yaitu : Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.                                                                                              

Implementasi pendidikan karakter harus sejalan dengan orientasi pendidikan. Pola pembelajarannya dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai moral tertentu dalam diri anak yang bermanfaat bagi perkembangan pribadinya sebagai makhluk individual sekaligus sosial. Implementasi pendidikan karakter harus sesuai dengan saluran-saluran pendidikan karakter itu sendiri, maksudnya penerapan atau implikasinya harus mempunyai metodelogi-metodelogi yang tepat yang berbeda antara satu dan lainnya dissuaikan dimana tempat penerapan pendidikan karakter itu.Implikasi pendidikan karakter mempunyai berbagai penyaluran yaitu di lingkungan Keluarga, di Sekolah, di Perguruan Tinggi, dan di lingkungan luar.Orientasi-orientasi pembelajaran ini lebih ditekankan pada keteladanan dalam nilai pada kehidupan nyata, baik di sekolah maupun di wilayah publik.           

Nilai-nilai pendidikan karakter perlu dikembangkan dalam penyalurannya terhadap saluran-saluran pendidikan karakter.Nilai ini berlaku universal, karena dapat digunakan oleh seluruh semua orang khususnya siswa di Indonesia tanpa adanya diskriminasi terhadap pihak-pihak tertentu.Nilai-nilai ini bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1.      Agama
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama.Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.

2.      Pancasila
Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan Kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila.Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945.Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni.Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.

Nilai-nilai pendidikan karakter perlu dijabarkan sehingga diperoleh deskripsinya.Deskripsi beguna sebagai batasan atau tolok ukur ketercapain pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah.adapun deskripsi nilai-nilai pendidikan karakter adalah sebagai berikut.

Tabel  Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter
Nilai
Deskripsi
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakanajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinyasebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuhpada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguhdalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan caraatau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung padaorang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8.Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai samahak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untukmengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yangmenempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
12.Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untukmenghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13.Bersahabat/Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. CintaDamai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan oranglain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagaibacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingku-ngan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegahkerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuanpada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugasdan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.


REFERENSI :
1.      Lickona, T.(2002) Character Matters. Terjemahan oleh Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara. Lickona, T.(2002) Educating for Character.
2.      Terjemahan oleh Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara.
3.      Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika
4.      Aditama Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter: Solusi yang tepat untuk membangun bangsa. Jakarata.
5.      BP Migas dan Star Energy. Kemendiknas (2010a), Pengembangan Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa, Jakarta:
6.      Kemendiknas . Kemendiknas (2011), Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Jakarta
7.      Alexandria: ASCD Samani, M. & Hariyanto, (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosda Karya


Sumber Lain :
http://dedi26.blogspot.co.id/2013/06/pendidikan-karakter-bangsa.html
http://rinitarosalinda.blogspot.co.id/2014/04/konsep-dasar-pendidikan-karakter.html
http://wardconanstory.blogspot.co.id/2016/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_24.html
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2015/01/17/pengembangan-ruang-kelas-berkarakter/





MANAJEMEN JASA - KUALITAS LAYANAN

  KUALITAS LAYANAN Persaingan di dunia bisnis semakin ketat, mengharuskan perusahaan untuk menyadari bahwa kepuasan pelanggan bukan sekadar ...