Perencanaan Lokasi Pabrik & Tata Letak Fasilitas
Tata letak atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang
adalah suatu masalah yang sering dijumpai dalam dunia industri. Permasalahan tersebut tidak bisa
dihindari, sekalipun hanya sekedar mengatur peralatan atau mesin di dalam bangunan
yang ada serta dalam ruang lingkup kecil serta sederhana. Suatu
rancangan ataupun rencana tentang tata letak fasilitas pabrik tidaklah akan
bisa dibuat efektif apabila data penunjang mengenai bermacam-macam faktor yang
berpengaruh terhadap tata letak pabrik itu sendiri tidak berhasil
dikumpulkan dengan sebaik-baiknya. Salah satu informasi yang diperlukan antara lain
mengenai material dan proses manufakturing yang dipilih. Perancang tata letak
fasilitas sering kali mengabaikan kedua hal tersebut dalam merancang tata letak
fasilitas terutama dalam menentukan jumlah mesin yangakan digunakan. Sehingga
akan menyebabkan perusahaan akan mengalami kerugian akibat
pemborosan pembelian mesin yang terlalu banyak maupun tingkat produksi yang
tidak mencapai target akibat pembelian mesin yang kurang.
Tata letak atau pengaturan dari fasilitas
produksi dan area kerja yang ada merupakan landasan utama dalam dunia industri.
Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan
efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun
kesuksesan kerja suatu industri. Dalam membangun suatu perusahaaan harus sesuai
dengan perencanaan dan perancangan yang sesuai dengan syarat pendirian suatu
perusahaan. Dengan adanya perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas ini,
diharapkan agar aliran proses serta pemindahan bahan yang ada di dalam suatu
perusahaan berjalan dengan lancar. Kelancaran proses produksi dapat
meminimumkan biaya dan mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh. Selain itu,
perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas ini juga berguna untuk
mengoptimalkan hubungan antar aktivitas.
A. Penentuan lokasi pabrik
Teori Alfred Weber
Yaitu mendasarkan teorinya bahwa pemilihan lokasi industri didasarkan atas
prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan lokasi setiap industri tergantung
pada total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan keduanya
harus minimum. Tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang
minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum.
1)
Pembebasan tanah
2)
Konstruksi pabrik
3)
Upah buruh
4)
Angkutan
5)
Penyusutan/depresiasi
6)
Factor penting: ongkos produksi, onkos transportasi
Dasar pemilihan lokasi pabrik menurut Webber:
1)
Market Oriented yaitu Industri ditempatkan dekat
dengan pasar
2) Raw Material Oriented yaitu Industri ditempatkan
dekat dengan bahan bakunya
3) Junction Oriented yaitu Industri ditempatkan dekat
persimpangan antara pasar dan bahan mentahnya
4) Other Oriented yaitu Industri ditempatkan dekatdengan
pelabuhan, jalan raya, ongkos buruh, dsb
1. Faktor yang
mempengaruhi penentuan lokasi pabrik
Beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi industri, di antaranya sebagai
berikut :
a. Bahan mentah
Merupakan kebutuhan
pokok yang harus dipenuhi dalam kegiatan industri, sehingga keberadaannya harus
selalu tersedia dalam jumlah yang besar demi kelancaran dan keberlanjutan
proses produksi.
b. Modal
Modal yang digunakan
dalam peoses produksi merupakan hal yang sangat penting. Hal ini kaitannya dengan
jumlah produk yang akan dihasilkan, pengadaan bahan mentah, tenaga kerja yang
dibutuhkan, teknologi yang akan digunakan, dan luasnya sistem pemasaran.
c. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan
tulang punggung dalam menjaga kelancaran proses produksi, baik jumlah maupun
keahliannya. Adakalanya suatu industri membutuhkan tenaga kerja yang banyak,
walaupun kurang berpendidikan.
d. Sumber energi
Kegiatan industri
sangat membutuhkan energi untuk menggerakkan mesin- mesin produksi, misalnya:
kayu bakar, batubara, listrik, minyak bumi, gas alam, dan tenaga atom/nuklir.
Suatu industri yang banyak membutuhkan energi, umumnya mendekati tempat-tempat
yang menjadi sumber energi tersebut.
e. Transportasi
Kegiatan industri
harus ditunjang oleh kemudahan sarana transportasi dan perhubungan.
f. Pasar
Pasar sebagai komponen
yang sangat penting dalam mempertimbangkan lokasi industri, sebab pasar sebagai
sarana untuk memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan.
g. Teknologi yang digunakan
Penggunaan teknologi
yang kurang tepat dapat menghambat jalannya suatu kegiatan industri.
h. Perangkat hukum
Perangkat hukum dalam
bentuk peraturan dan perundang-undangan sangat penting demi menjamin kepastian
berusaha dan kelangsungan industri, antara lain tata ruang, fungsi wilayah,
upah minimum regional (UMR), perizinan, sistem perpajakan, dan keamanan.
i. Kondisi lingkungan
Faktor lingkungan yang
dimaksud ialah segala sesuatu yang ada di sekitarnya yang dapat menunjang
kelancaran produksi.
2. Tahapan dalam memilih lokasi pabrik
Untuk
mendapatkan lokasi pabrik yang ideal atau tepat, diperlukan beberapa tahapan
yang harus dilakukan, yaitu :
a. Menentukan daerah (territorial), di mana
sebaiknya pabrik didirikan.
b. Menentukan lingkungan masyarakat, tujuannya
adalah untuk mengetahui bagaimana sikap
masyarakat terhadap rencana pendirian pabrik, sehingga
didapatkan lokasi optimum.
c. Memilih lokasi terbaik,
alternatifnya:
1) Kota besar (city location}; alternatif
ini dipilih berdasar pertimbangan apabiladibutuhkan
tenaga kerja terampil dalam jumlah besar, proses produksi tergantung fasilitas
kota, mengutamakan pentingnya sarana transportasi dan komunikasi, banyak
masalah tenaga kerja, ekspansi sulit dilakukan.
2) Pinggir kota (suburban location); alternatif
ini dipilih berdasar pertimbangan apabila
dibutuhkan tenaga kerja semi skill, tingkat ekspansi mudah
dilakukan, tenaga kerja dekat dengan lokasi pabrik, jumlah penduduk minimum,
sehingga tidak banyak terdapat masalah lingkungan.
3) Luar kota (country location); dasar
pertimbangan yang dipergunakan adalah apabila
pabrik yang didirikan membutuhkan lahan luas, tingkat ekspansi mudah, dibutuhkan
tenaga kerja unskill dalam jumlah besar, produk yang
dihasilkan beresiko tinggi, dan standar upah minimum.
B. Tata letak bahan
Terdapat beberapa keuntungan tata letak fasilitas yang baik, yaitu :
1. Menaikkan output produksi
Pada umumnya, tat
letak yang baik akan memberikan output yang lebih besar dengan
ongkos kerja yang lebih kecil atau sama, dengan jam kerja pegawai yang lebih
kecil dan jam kerja mesin yang lebih kecil.
2. Mengurangi delay
Mengatur keseimbangan
antara waktu operasi dan beban dari tiap-tiap departemen atau mesin adalah
bagian dari tanggung jawab perancang tata letak fasilitas. Pengaturan yang baik
akan mengurangi waktu tunggu atau delay yang berlebihan yang dapat
disebabkan oleh adanya gerakan balik (back-tracking), gerakan memotong (cross-movement),
dan kemacetan (congestion) yang menyebabkan proses perpindahan
terhambat.
3. Mengurangi jarak perpindahan barang
Dalam proses produksi,
perpindahan barang atau material pasti terjadi. Mulai dari bahan baku memasuki
proses awal, pemindahan barang setengah jadi, sampai barang jadi yang siap
untuk dipasarkan disimpan dalam gudang. Mengingat begitu banyaknya perpindahan
barang yang terjadi dan betapa besarnya peranan perpindahan barang, terutama
dalam proses produksi, maka perancangan tata letak yang baik akan meminimalkan
biaya perpindahan barang tersebut.
4. Penghematan pemanfaatan area
Perancangan tata letak
yang baik akan mengatasi pemborosan pemakaian ruang yang berlebihan. Pemaksimalan pemakaian
mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi lainnya.
5. Proses manufaktur yang lebih singkat
Dengan memperpendek
jarak antar proses produksi dan mengurangi bottle neck, maka waktu
yang diperlukan untuk mengerjakan suatu produk akan lebih singkat sehingga
total waktu produksi pun dapat dipersingkat.
6. Mengurangi resiko kecelakaan kerja
Perancangan tata letak
yang baik juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, dan
nyaman bagi para pekerja yang terkait di dalamnya.
7. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
Dengan penataan
lingkungan kerja yang baik, tertata rapi, tertib, pencahayaan yang baik,
sirkulasi udara yang baik , dsb, maka suasana kerja yang baik akan tercipta
sehingga moral dan kepuasan kerja para pekerja akan meningkat. Hal ini
berpengaruh pada kinerja karyawan yang juga akan meningkat sehingga
produktivitas kerja akan terjaga.
8. Mempermudah aktivitas supervisor
Tata letak yang baik
akan mempermudah seorang supervisoruntuk mengamati jalannya proses
produksi.
c. Pertimbangan desain fasilitas
1. Pengertian Tata Letak Fasilitas atau Pabrik
Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan berguna untuk luas area penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya. Tata letak pabrik ada dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik. Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik seringkali hal ini akan kita artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaaan tata letak pabrik yang baru sama sekali.
Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan berguna untuk luas area penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya. Tata letak pabrik ada dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik. Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik seringkali hal ini akan kita artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaaan tata letak pabrik yang baru sama sekali.
Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut
menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan
hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Peralatan dan suatu desain
produk yang bagus akan tidak ada artinya akibat perencanaan tata letak yang
sembarangan saja. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normalnya
harus berlangsung lama dengan tata letak yang tidak selalu berubah-ubah, maka
setiap kekeliruan yang dibuat didalam perencanaan tata letak ini akan
menyebabkan kerugian-kerugian yang tidak kecil.
Tujuan utama didalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk
meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya
seperti biaya untuk kontruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun
fasilitas produksi lainnya. Selain itu biaya pemindahan bahan, biaya produksi,
perbaikan, keamanan, biaya penyimpanan produk setengah jadi dan pengaturan tata
letak pabrik yang optimal akan dapat pula memberikan kemudahan di dalam proses
supervisi serta menghadapi rencana perluasan pabrik kelak dikemudian hari.
2. Tujuan Perencanaan Dan Pengaturan tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik (plant lay out) / tata letak fasilitas (facilities lay
out) adalah tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang
kelancaran proses produksi. Fasilitas pabrik dalam hal ini adalah mesin /
peralatan dan departemen yg ada di dalam pabrik. Dari segi biaya, tujuan dalam
tata letak pabrik adalah utk meminimalkan total biaya yang menyangkut
elemen-elemen sbb :
- Biaya konstruksi dan instalasi baik utk bangunan mesin maupun fasilitas produksi lainnya.
- Biaya pemindahan bahan. Biaya produksi, maintenance, safety dan produk setengah jadi.
Tujuan utama dari tata letak pabrik adalah mengatur area kerja dan segala
fasilitas produksi yg paling ekonomis utk produksi aman dan nyaman sehingga
akan dapat menaikkan moral kerja dan performance karyawan. Tata letak yg baik
akan dapat memberikan keuntungan dalam sistem produksi :
- Menaikkan Output Produksi : Tata letak yg baik akan memberikan produktifitas yg tinggi (output lebih besar dengan biaya sama atau lebih kecil)
- Mengurangi Waktu Tunggu : Pengaturan tata letak yg terkoordinir dan terencana dengan baik akan dapat mengurangi waktu tunggu yg berlebihan.
- Mengurangi Proses Pemindahan Bahan : Utk merubah bahan baku menjadi produk jadi, sedikitnya satu dari tiga elemen dasar sistem produksi (bahan baku, orang, mesin) akan berpindah. Dan kebanyakan kasus adalah pemindahan bahan baku menjadi sorotan utama dalam rangka pengaturan tata letak dimana dengan pengaturan yg baik, maka pemborosan yg terjadi pada pemindahan bahan dapat dikungi secara signifikan.
- Penghematan penggunaan Area Utk Produksi, Gudang dan Service : Perencanna tata letak yg optimal akan dapat mengatasi pemborosan pemakaian ruangan secara berlebihan.
- Pendayagunaan Yang Lebih Besar dari Pemakaian Mesin, Tenaga Kerja, dan fasilitas Produksi Lainnya : Tata letak yg terencana dengan baik akan banyak membantu dalam pendayagunaan elemen-elemen produksi secara lebih efektif dan efisien.
- Mengurangi Inventory In Process : Dengan perencanaan tata letak yg baik, sehingga waktu tunggu antar proses bias berjalan dengan baik, maka penumpukan barang setengan jadi dapat dikurangi dan sesegera mungkin diselesaikan diproses berikutnya.
- Proses Manufakturing yg Lebih Singkat : Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya, maka proses produksi dapat di[ersingkat utk menghasilkan produk jadi.
- Mengurangi Resiko Bagi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari Karyawan : Perencanaan tata letak pabrik juga ditujukan utk membuat suasana kerja yg nyaman dan aman bagi karyawan yg bekerja di dalamnya shg hal yg bisa dianggap membahayakan dan ketidaknyamanan harus dihindari.
- Memperbaiki Moral dan Kepuasan Kerja : Segala sesuatu yg diatur dengan baik akan mencipatkan suasana yg menyenangkan sehingga moral dan kepuasan kerja dapat ditingkatkan.
- Mengurangi faktor yg bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi : Tata letak yg baik akan dapat mengurangi kerusakan yg bisa terjadi pada bahan baku atau produk jadi.
3. Prinsip Dasar Dalam Perencanaan Tata Letak Pabrik
Berdasarkan tujuan, keuntungan dan aspek dasar dalam tata letak pabrik yg
terencana dengan baik, dapat disimpulkan prinsip dasar sebagai berikut :
- Prinsip Integrasi Secara Total : Tata letak pabrik merupakan integrasi secara total dari seluruh elemen produksi yg ada menjadi satu unit operasi yg lebih besar.
- Prinsip Perpindahan Jarak Yg Paling Minimal : Dalam proses pemindahan bahan dari satu operasi ke operasi berikutnya, waktu dapat dihemat dengan mengurangi jarak perpindahan tersebut.
- Prinsip Aliran Dari Suatu Proses Kerja : Aliran kerja yg baik adalah aliran konstan dengan minimum interupsi, kesimpangsiuran dan kemacetan dalam proses produksi
- Prinsip Pemanfaatan Ruangan : Pengaturan ruangan yg akan dipakai secara optimum dengan memanfaatkan tiga dimensi ruang (cubic space).
- Prinsip Kepuasan Dan Keselamatan Kerja : Tata letak yg baik akan dapat membuat suasana kerja menjadi menyenangkan dan memuaskan sehingga dapat meningkatkan moral karyawan.
- Prinsip Integrasi Secara Total : Tata letak pabrik merupakan integrasi secara total dari seluruh elemen produksi yg ada menjadi satu unit operasi yg lebih besar.
- Prinsip Perpindahan Jarak Yg Paling Minimal : Dalam proses pemindahan bahan dari satu operasi ke operasi berikutnya, waktu dapat dihemat dengan mengurangi jarak perpindahan tersebut.
- Prinsip Aliran Dari Suatu Proses Kerja : Aliran kerja yg baik adalah aliran konstan dengan minimum interupsi, kesimpangsiuran dan kemacetan dalam proses produksi
- Prinsip Pemanfaatan Ruangan : Pengaturan ruangan yg akan dipakai secara optimum dengan memanfaatkan tiga dimensi ruang (cubic space).
- Prinsip Kepuasan Dan Keselamatan Kerja : Tata letak yg baik akan dapat membuat suasana kerja menjadi menyenangkan dan memuaskan sehingga dapat meningkatkan moral karyawan.
- Prinsip Fleksibilitas : Dengan kemajuan IPTEK mengakibatkan dunia industri berpacu utk mengimbanginya. Perubahan yg mungkin terjadi pada desain produk, peralatan produksi, delivery dsb akan dapat berakibat pengaturan kembali (re-lay out) tata letak yg sudah ada. Utk hal ini bila tata letak direncanakan cuup fleksible maka penyesuaian kembali dapat dilakukan dengan lebih cepat dan murah.
Perancangan tata letak pabrik pada
dasarnya meupakan proses pengurutan dari suatu perencanaan tata letak yang
sistematis. Urutan proses tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
- Pemilihan Lokasi, Menentukan suatu tempat atau lokasi yang tepat untuk suatu perisahaan atau perkantoran atau lokasi untuk tujuan tertentu, dengan memperhitungkan kelebihan dan kekurangan lokasi tersebut.
- Opeation Process Chart (OPC), Suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yag meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan. Pembuatan OPC ini merupakan tahap pertama dalam urutan untuk merencanakan tata letak pabrik. Pada OPC ini berisi informasi mengenai : Deskripsi proses bagi setiap kegiatan/aktivitas, Waktu penyelesaian masing-masing kegiatan, Peralatan/mesin yang digunakan, Persentase scrap dari aktivitas,
- Routing Sheet, Langkah selanjutnya dalam merencanakan tata letak pabrik adalah pembuatan routing sheet. Routing sheet ini digunakan untuk: Menghitung jumlah mesin yang diperlukan, Menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan.
- Multi Product Process Chart (MPPC), Setelah kita memahami OPC dan Routing Sheet maka langkah selanjutnya adalah pengisian tabel MPPC dimana dalam pengisiannya terlebih dahulu mengetahui OPC dan Routing Sheet
- Menentukan Gudang, Dalam hal ini gudang terbagi atas 2 bagian, yaitu gudang untuk receiving dan shipping, dimana pada masing-masing gudang tersebut dihitung tempat yang paling memungkinkan dengan perhitungan pada bahan atau material yang akan ditempatkan, ditambag dengan allowance yang diperlukan. Dilihat dari cara penyimpanannya terdiri atas dua bagian, yaitu rak dan tumpukan.
- Ongkos Material Handling (OMH), Aktivitas pemindahan bahan (material handling) merupakan salah satu yang cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan bahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam operasi. Kemudian harus diperhatikan tipe layout yang akan digunakan
- From To Chart (FTC), From to chart merupakan penggambaran tentang berapa total ongkos material handling, OMH, dari suatu bagian aktivitas menuju aktivitas yang lainnya dalam suatu pabrik. FTC diisi berdasarkan data dari OMH.
- Outflow-Inflow, Outflow Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang keluar dari suatu mesin dan inflow Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang masuk dari ke mesin.
- Tabel Skala Prioritas (TSP), TSP adalah menentukan urutan prioritas berdasarkan data yang diperoleh dari OutFlow atau InFlow (pilih salah satu).
- Activity Relationship Diagram (ARD), ARD adalah menerapkan hasil dari TSP ke dalam suatu diagram untuk menyusun tingkat kedekatan berdasarkan prioritas yang telah dibuat.
- Activity Relationship Chart (ARC), Dalam industri pada umumnya terdapat sejumlah kegiatan atau aktivitas yang menunjang jalannya suatu industri. Setiap kegiatan atau aktivitas tersebut saling berhubungan (berinteraksi) antara satu dengan lainnya, dan yang paling penting diketahui bahwa setiap kegiatan tersebut membutuhkan tempat untuk melaksanakannya. Aktifitas atau kegiatan tersebut diatas dapat berupa aktivitas produksi, administrasi, assembling, inventory, dll. Teknik yang digunakan sebagai alat untuk menganalisa hubungan antar aktifitas yang ada adalah Activity Relationship Chart.
- Area Alocation Diagram (AAD), Area Alocation Diagram merupakan lanjutan dari ARC. Dimana dalam ARC telah diketahui kesimpulan tingkat kepentingan antar aktivitas dengan demikian berarti bahwa ada sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas yang lainnya dan ada juga sebaliknya. Atau dapat dikatakan bahwa hubungan antar aktivitas mempengaruhi tingkat kedekatan antar tata letak aktivitas tersebut. Kedekatan tata letak aktivitas tersebut ditentukan dalam bentuk Area Alocation Diagram.
- Template, Template merupakan suatu gambaran yang telah jelas dari tata letak pabrik yang akan dibuat dan merupakan gambaran detail dari AAD yang telah dibuat.
REFERENSI :
- Bunawan, Pengantar Manajemen Operasi : Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, Jakarta, Edisi Terbaru
- Eddy Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Grasindo, Jakarta, atau Edisi terbaru
- T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi terbaru
- Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, LP FEUI, Jakarta, Edisi terbaru
- Pangestu Subagyo, Manajemen Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi Terbaru
- Buku-buku Manajemen Opersional lain yang berkaitan ( Diusahakan terbitan terbaru )
Sumber Lain :
http://fachturengineering.blogspot.co.id/2012/10/perancangan-tata-letak-pabrik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar