Perancangan Proses, Jasa & Perancangan Sistem Kerja
Semua organisai/perusahaan mempunyai maksud dan tujuan. Mereka membuat dan
menjual berbagai produk atau menawarkan jasa-jasa
tertentu. Produk adalah sesuatu atau kebutuhan yang mampu memberikan
kepuasan, bisa berupa barang ataupun jasa. Organisasi-organisasi perusahaan
harus selalu menyesuaikan desain produk dan jenis jasa yang mereka
tawarkan dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan para konsumen. Berbagai
desain produk dan jasa baru muncul menjadi kenyataan karena seseorang
percaya bahwa ada kebutuhan akan produkdan jasa tersebut. Adalah tanggung
jawab para manajer untuk selalu menemukan produ-produk dan jasa-jasa baru
yang mungkin ditawarkan oleh organisasi.
Perusahaan diciptakan untuk menghasilkan produk berupa barang dan jasa.
Seiring dengan perkembangan zaman, perusahaan semakin banyak berdiri sehingga
persainganpun semakin ketat. Dengan demikian, perusahaan – perusahaan tersebut
melakukan inovasi terhadap produk yang dihasilkan baik berupa barang dan jasa
agar perusahaan tersebut dapat bersaing. Inovasi yang dilakukan dapat berupa
desain atau rancangan dari produk yang akan diciptakan serta melakukan seleksi
proses jasa yang akan dihasilkan.
Dengan demikian, agar perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan
lainnya, maka perusahaan tersebut harus meningkatkan kualitas produk dan jasa
yang dihasilkannya serta melakukan inovasi terhadap produk dan jasa yang
dihasilkan tersebut dengan cara membuat desain/rancangan produk dan jasa serta
seleksi proses jasa sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dan lebih
unggul dari perusahaan lainnya.
Meskipun tidak ada istilah yang tepat sesuai untuk menguraikannya, proses yang serupa dengan desain produksi juga terdapat pada jasa, yang terjadi dan menggambarkan antaraksi antara desain jasa yang ditawarkan dengan desain sistem produksinya.Perancangan produk dan perancangan jasa tidak mempunyai perbedaan secara mendasar, hanya dalam suatu organisasi jasa, pelayanan yang diberikan merupakan “produk“-nya. Organisasi-organisasi jasa biasanya lebih fleksibel dan dapat merubah kegiatan-kegiatan mereka lebih cepat dibanding perusahaan-perusahaan manufaktur. Motivasi untuk mengubah jasa ang ditawarkan dapat berupa faktor–faktor biaya atau kualitas jasa yang diukur sebagai prestasi waktu dan dimensi–dimensi lainnya. Beberapa macam penyesuaian dalam bentuk jasa yang ditawarkan adalah sebagai berikut :
- Pengalihan berbagai kegiatan yang bersangkutan dengan jasa kepada klien dan pelanggan. Hal ini merupakan teknik penurunan biaya yang paling lazim. Dalam rumah sakit, pasar swalayan, dan jasa penyediaan makanan siap santap, pasien atau pelanggan menjalankan beberapa kagiatn yang semula merupakan bagian dari jasa itu. Hasilnya biasanya berupa turunnya biaya tenaga kerja dan hilangnya beberapa kegiatan yang semula dilaksanakan oleh system produksinya.
- Menghilangkan beberapa aspek jasa secara keseluruhan.
- Mengubah bauran jasa yang ditawarkan.
- Mengubah waktu reaksi untuk jasa, yaitu memberikan jasa yang kurang baik dengan menerapkan sumber daya yang lebih sedikit pada system operasinya.
- Mengubah aspek–aspek lain dari kualitas jasa, mungkin berupa perubahan ragam jasa yang ditawarkan.
A. Rancangan
proses
Diantara keputusan penting yang harus diambil
oleh para manajer operasi adalah keputusan yang meliputi rancangan proses fisik
untuk memproduksi barang dan jasa.
1. Seleksi proses
Seleksi
proses merupakan serangkaian keputusan mengenai tipe atau jenis produksi dan
peralatan yang digunakan.
Proses
produksi dapat dibedakan baik atas dasar karakteristik aliran prosesnya maupun
tipe pesanan langganan. Dimensi klasifikasi proses produksi pertama adalah
aliran produk atau urutan operasi-operasi. Ada tiga tipe aliran :
2. Tipe Aliran
a. Aliran Garis
Produk
terstandarisasi dan mengalir dari satu operasi atau tempat kerja ke operasi
berikutnya dengan urutan yang telah ditetapkan sebelumnya. Operasi-operasi
aliran garis dapat dibagi menjadi dua tipe produksi, yaitu :
1) Produksi Massa (mass production)
Memproduksi
kumpulan-kumpulan produk dalam jumlah besar dengan mengikuti serangkaian
operasi yang sama dengan kumpulan produk sebelumnya, sehingga proses ini sering
disebut sebagai repetitive process.
2) Produksi Terus-menerus (continuous production)
Produksi
yang ditandai dengan waktu produksi yang relatif lama untuk menghindari
penyetelan-penyetelan, persiapan-persiapan lain dan kemacetan-kemacetan yang
mahal.
Pola
aliran garis biasanya efisien tetapi juga tidak fleksibel. Efisiensi ini
diakibatkan oleh substitusi proses operasi padat karya dengan proses padat
modal dan standarisasi pengerjaan tugas-tugas rutin. Tingkat efisiensi yang
tinggi diperlukan untuk menutup biaya peralatan-peralatan khusus melalui
produksi dalam volume yang relatif besar.
Contoh
: Produksi mie instant, surat kabar, dll.
b. Aliran Intermiten
Aliran
intermiten mempunyai ciri produksi dalam kumpulan-kumpulan atau
kelompok-kelompok barang yang sejenis pada interval-interval waktu yang
terputur. Suatu produk atau pekerjaan akan mengalir baku sampai dengan menjadi
produk akhir tidak mempunyai pola yang pasti.
Pola
aliran intermiten sangat fleksibel dalam perubahan volume atau produk, karena
operasinya menggunakan oeralatan serba guna dan tenaga kerja berketerampilan
tinggi. Fleksibilitas ini menimbulkan berbagai masalah dalam pengendalian
persediaan, skedul dan kualitas, di samping juga agak tidak efisien.
Pola
ini dapat diterapkan dalam produksi barang-barang yang tidak distandarisasi
atau volume produksinya rendah, karena pola ini adalah paling ekonomis dan
melibatkan risiko paling kecil.
Contoh : Produksi furniture dan kerjainan lainnya
c. Aliran Proyek
Aliran
ini digunakan unuk memproduksi produk-produk khusus atau unik. Biasanya setiap
unit produk dibuat sebagai sauatu barang tunggal. Masalah signifikan dalam
manajemen proyek adalah perencanaan, pengurutan, scheduling dan pengawasan
kegiatan-kegiatan individual yang mengarahkan penyelesaiaan proyek secara
keseluruhan.
Contoh
dari aliran proyek ini antara lain adalah : Pesawat, kapal, kereta api,
jembatan, gedung dll.
Perbedaan Karakteristik Proses
Karakteristik
|
Garis
|
Intermiten
|
Proyek
|
Produk
|
|
|
|
Tipe order
|
Kontinyu/kumpulan besar
|
Kumpulan
|
Unit Tunggal
|
Aliran produk
|
Berurutan
|
Berpola tidak pasti
|
Tidak ada
|
Variasi produk
|
Rendah
|
Tinggi
|
Sangat tinggi
|
Tipe pasar
|
Massa
|
Pesanan
|
Khusus (unik)
|
Volume
|
Tinggi
|
Menengah
|
Unit tunggal
|
Tenaga kerja
|
|
|
|
Ketrampilan
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Tipe kegiatan
|
Bersifat pengulangan
|
Tidak rutin
|
Tidak Rutin
|
Upah
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Kapital
|
|
|
|
Investasi
|
Tinggi
|
Menengah
|
Rendah
|
Persediaan
|
Rendah
|
Tinggi
|
Menengah
|
Peralatan
|
Mesin khusus
|
Serba guna
|
Serba guna
|
Sasaran
|
|
|
|
Fleksibilitas
|
Rendah
|
Menengah
|
Tinggi
|
Biaya
|
Rendah
|
Menengah
|
Tinggi
|
Kualitas
|
Konsisten
|
Lebih variabel
|
Lebih variabel
|
Waktu
penyelesaian
|
Rendah
|
Menengah
|
Tinggi
|
Perencanaan dan
Pengawasan
|
|
|
|
Produksi
|
Mudah
|
Sulit
|
Sulit
|
Kualitas
|
Mudah
|
Sulit
|
Sulit
|
Persediaan
|
Mudah
|
Sulit
|
Sulit
|
Pada
pembilang, total waktu kerja yang terlibat untuk melakukan pekerjaan adalah jam
mesin (machine hours) atau jam kerja (labor hours) yang sebenarnya dipakai
untuk melaksanakan pekerjaan. Ini tidak termasuk waktu pekerjaan menunggu
akibat gangguan pekerjaan (job interference). Penyebut adalah total waktu yang
dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan, termasuk seluruh waktu tunggu. Aliran
intermiten biasanya mempunyai TE kira-kira 10% atau 20%, jarang lebih dari 40%.
Sebaliknya, nilai TE pada operasi aliran garis dapat mencapai 90%-100%.
Klasifikasi proses produksi berdasarkan tipe langganan dibagi dua,
yaitu :
1) Proses Produksi untuk Pesanan.
Proses
ini pada dasarnya memproduksi barang-barang dan jasa-jasa atas dasar permintaan
atau pesanan tertentu langganan akan suatu produk. Dalam proses produksi untuk
pesanan, kegiatan pemrosesan menyesuaikan denganspesifikasi pesanan langganan
secara individual.
Faktor
terpenting dalam pelaksanaan proses produksi untuk pesanan adalah waktu
penyelesaian. Sebelum pesanan dilakukan, harus dilakukan kesepakatan waktu
penyelesaian terlebih dahulu.
2) Proses Produksi untuk Persediaan
Proses
ini menetapkan bahwa perusahaan selalu melakukan kegiatan produksi guna mengisi
persediaan yang ada. Permintaan langganan dipenuhi dengan produk-produk
standar dari persediaan. Persediaan digunakan untuk memenuhi permintaan yang
tidak pasti dan merencanakan kebutuhan kapasitas. Oleh karena itu, forecasting,
manajemen persediaan, dan perencanaan kapasitas menjadi esensial bagi suatu
operasi produksi untuk persediaan.
Faktor
terpenting yang harus diperhatikan adalah tindakan penggunaan aktiva produksi
(persediaan dan kapasitas) dan pelayanan langganan, yang mencakup perputaran
persediaan, pemanfaatan kapasitas, penggunaan kerja lembur, dan persentase
permintaan dapat dipenuhi dari persediaan.
Perbedaan
pokok kedua jenis proses produksi tersebut dijelaskan dalam tabel berikut ini :
Karakteristik
|
Pesanan
|
Persediaan
|
|
|
|
Produk
|
Spesifikasinya ditentukan langganan
Tidak distandarisasi
Volume kecil
Variasi besar
Relatif mahal
|
Spesifikasinya ditentukan perusahaan
Distandarisasikan
Volume besar
Variasi kecil
Relatif murah
|
Sasaran
|
Pemenuhan waktu penyelesaiaan dan
pengelolaan kapasitas
|
Keseimbangan persediaan, kapasitas
dan pelayanan
|
Masalah utama
|
Ketepatan pengiriman
Pengawasan pengiriman
|
Forecasting
Perencanaan produksi
Pengendalian persediaan
|
B. Keputusan
seleksi proses
Faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan seleksi proses secara
ringkas dapat diperinci sebagai berikut :
1) Kebutuhan modal.
2) Kondisi pasar.
3) Tenaga kerja
4) Bahan mentah
5) Teknologi
6) Ketrampilan manajemen
Pemilihan Di
antara Berbagai Alternatif Pemrosesan
Banyak keputusan-keputusan seleksi proses
bersangkutan dengan kapasitas-kapasitas peralatan atau proses alternatif untuk
memproduksi tingkat keluaran tertentu. Dalam masalah ini, analisis break even
dapat digunakan untuk membantu pembuatan keputusan pemilihan di antara berbagai
proses alternatif tersebut, melalui perbandingan keuntungan-keuntungan relatif
setiap proses.
Contoh Kasus :
Dibawah ini kasus produksi sekrup yang dapat
dilakukan dengan salah satu dari tiga jenis mesin yang ada. Biaya-biaya ketiga
mesin tersebut adalah sebagai berikut :
Mesin A
(Rp)
|
Mesin B
(Rp)
|
Mesin C
(Rp)
|
|
Biaya Tetap
|
10.000
|
30.000
|
60.000
|
Biaya Variabel
(per unit)
|
300
|
200
|
100
|
Dengan data tersebut kita diminta untuk
menentukan alternatif proses produksi yang seharusnya digunakan perusahaan
untuk volume produksi di bawah 400 unit. Pertama, kita mengubah data menjadi
bentuk persamaan biaya ( X = volume produksi ) :
TCA = 10.000 + 300 X
TCB = 30.000 + 200 X
TCC = 60.000 + 100 X
Pada
volume produksi sebesar 400 unit :
TCA = 10.000 + 300 (400) =
130.000
TCB = 30.000 + 200 (400)
= 110.000
TCC = 60.000 + 100 (400)
= 100.000
Berdasarkan perhitungan “break-points” mesin
dapat disumpulkan bahwa :
1) Untuk volume produksi dibawah di bawah 200
unit, proses produksi yang dipilih adalah dengan mesin A.
2) Untuk volume produksi antara 200 sampai dengan
300 unit, produksi dengan mesin B yang sebaiknya digunakan.
3) Untuk volume produksi di atas 300 unit, proses
produksi yang sebaiknya dipilih adalah mesin C.
C. Strategi proses-produk
Strategi proses produk adalah sebuah keputusan
penting yang dilakukan oleh manajer operasi adalah menemukan cara produksi yang
terbaik. Sebuah strategi proses (process strategy) atau transformasi adalah
sebuah pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan
jasa.
Tujuan strategi proses adalah menemukan suatu
cara memproduksi barangdan jasa yang memenuhi persyaratan pelanggan dan
spesifikasi produk yang berada dalam batasan biaya dan manajerial lain.
Strategi proses produk merupakan proses yang akan mempunyai dampak jangka
panjang pada efisiensi dan produksi, begitu juga pada fleksibelitas biaya, dan
kualitas barang yang diproduksi
Empat Strategi Proses
1)
Fokus pada Proses
Tujuh
puluh lima persen dari semua produksi global berdedikasi untuk membuat produk
yang bervolume rendah, tetapi bervariasi tinggi, pada tempat yang disebut
dengan “job shop”.
Fasilitas
seperti itu diatur sesuai dengan aktivitas atau proses tertentu
Contoh
perusahaan yang menggunakan strategi fokus pada proses :
a) Dalam sebuah pabrik, proses yang ada mungkin
berupa departemen yang menangani pengelasan, penghalusan, dan pengecatan.
b) Dalam sebuah kantor, proses yang ada dapat
berupa penanganan utang, penjualan, dan pembayaran.
c) Dalam sebuah restoran proses tersebut, mungkin
berupa bar, panggangan, dan pembuat roti.
2)
Fokus Berulang
a) Proses berulang berada di antara strategi yang
terfokus pada produk dan proses. Proses berulang menggunakan modul.
b) Modul adalah bagian atau komponen yang telah
dipersiapkan sebelumnya, yang sering berada dalam proses yang kontinu.
c) Lini proses berulang (repetitive process) sama
dengan lini perakitan klasik.
d) Lini yang secara luas digunakan di dalam
hampir seluruh perakitan mobil dan peralatan rumah tangga; lebih terstruktur
dan karenanya menjadi lebih tidak fleksibel dibandingkan adanya customizing
yang lebih dibandingkan suatu proses kontinu; modul (sebagai contoh, daging,
keju, saus, buah tomat, bawang) dirakit untuk mendapatkan suatu quasi-custom
produk, yaitu roti lapis keju.
e) Dengan cara ini, perusahaan memperoleh
keunggulan ekonomis dari model yang kontinu (di mana banyak modul disiapkan)
dan keunggulan umum model, yaitu volume rendah, dengan banyak variasi
3)
Fokus pada produk
a) Proses yang memiliki volume tinggi dan variasi
yang rendah adalah proses fokus pada produk (product-focused).
b) Fasilitas diatur di sekeliling produk. Proses
ini disebut juga dengan proses kontinu, sebab mempunyai lintasan produksi yang
sangat panjang, dan kontinu.
c) Produk seperti kaca, kertas, lembaran timah,
bohlam lampu, bir, dan baut dibuat melalui suatu proses yang kontinu
d) Beberapa produk, seperti bohlam lampu, dibuat
dalam proses yang diskrit; yang lain, seperti gulungan kertas, adalah
non-diskrit
e) Perusahaan dapat mendirikan fasilitas yang
terfokus pada produk hanya dengan standardisasi dan pengendalian kualitas yang
efektif.
f) Sebuah organisasi yang memproduksi bola lampu
yang sama, atau roti hot dog setiap hari dapat mengatur fasilitas di sekitar
produk.
g) Sebuah organisasi memiliki kemampuan yang
tidak bisa dipisahkan untuk menetapkan standar dan menjaga kualitas tertentu,
yang berbanding terbalik dengan organisasi yang memproduksi produk unik tiap
hari, seperti percetakan atau rumah sakit umum.
4)
Fokus Mass Customization
a) Para manajer operasi telah memproduksi jasa
dan barang pilihan ini melalui apa yang dikenal sebagai mass customization.
b) Tetapi mass customization bukan hanya tentang
variasi produk, tetapi bagaimana secara ekonomis mengetahui dengan apa yang
diinginkan pelanggan dan kapan pelanggan menginginkannya
c) Mass customization merupakan pembuatan produk
dan jasa yang dapat memenuhi keinginan pelanggan yang semakin unik, secara
cepat dan murah.
d) Mass customization memberikan kita variasi
produk yang biasanya disediakan oleh manufaktur yang bervolume rendah (terfokus
pada proses) dengan biaya seperti manufaktur yang bervolume tinggi dan
terstandardisasi (terfokus pada produk).
e) Bagaimanapun, untuk mencapai mass
customization merupakan suatu tantangan yang membutuhkan peningkatan kemampuan
operasional. Kaitan antara logistik, produksi dan penjualan semakin erat. Para
manajer operasi harus menggunakan sumber daya organisasi yang imajinatif dan
agresif untuk membentuk proses yang gesit, yang memproduksi produk tertentu
dengan cepat dan murah.
D. Mendefinisikan
jasa
Pengertian Jasa
Sebagian besar definisi mengenai jasa
menekankan sifat jasa yang tidak dapat diraba. Dikatakan bahwa jasa adalah
sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Jadi, jasa tidak
pernah ada hanya hasilnya dapat diamati sesudah jasa itu dilakukan.
Perancangan produk dan perancangan jasa tidak
mempunyai perbedaan secara mendasar, hanya dalam suatu organisasi jasa,
pelayanan yang diberikan merupakan “produk”-nya.
Faktor-faktor keputusan yang Perlu
Dipertimbangkan dalam Perancangan Jasa
Organisasi-organisasi jasa harus memutuskan
beberapa faktor kunci pelayanannya, yang secara ringkas dapat diperinci sebagai
berikut :
1) Lini pelayanan yang ditawarkan.
Organisasi
jasa harus memutuskan seberapa luas lini pelayanan yang akan ditawarkan. Sebagai
contoh, perusahaan asuransi harus memutuskan apakah akan menawarkan asuransi
kehidupan atau kekayaan, atau keduanya.
2) Ketersediaan pelayanan
Perusahaan
harus menentukan lokasi fasilitas-fasilitas untuk memberikan pelayanan yang
baik, apakah satu lokasi terpusat atau tersebar di berbagai daerah.
3) Tingkat pelayanan.
Organisasi
harus menyeimbangkan antara tingkat pelayanan yang diberikan kepada para
langganannya dengan kebutuhan untuk beroperasi secara ekonomik pada saaat yang
sama.
4) Garis tunggu dan kapasitas pelayanan.
Salah satu pertimbangan yang paling
penting disain jasa adalah keputusan -keputusan yang
menyangkut antara biaya waktu yang dikeluarkan konsumen untuk menunggu dan
dilayani dengan biaya penyediaan kapasitas pelayanan yang lebih besar untuk
mengurangi waktu menunggu.
E. Mendefinisikan
jasa
Pengertian Jasa
Sebagian besar definisi mengenai jasa
menekankan sifat jasa yang tidak dapat diraba. Dikatakan bahwa jasa adalah
sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Jadi, jasa tidak
pernah ada hanya hasilnya dapat diamati sesudah jasa itu dilakukan.
Perancangan produk dan perancangan jasa tidak
mempunyai perbedaan secara mendasar, hanya dalam suatu organisasi jasa,
pelayanan yang diberikan merupakan “produk”-nya.
Faktor-faktor keputusan yang Perlu
Dipertimbangkan dalam Perancangan Jasa
Organisasi-organisasi jasa harus memutuskan
beberapa faktor kunci pelayanannya, yang secara ringkas dapat diperinci sebagai
berikut :
1) Lini pelayanan yang ditawarkan.
Organisasi
jasa harus memutuskan seberapa luas lini pelayanan yang akan ditawarkan. Sebagai
contoh, perusahaan asuransi harus memutuskan apakah akan menawarkan asuransi
kehidupan atau kekayaan, atau keduanya.
2) Ketersediaan pelayanan
Perusahaan
harus menentukan lokasi fasilitas-fasilitas untuk memberikan pelayanan yang
baik, apakah satu lokasi terpusat atau tersebar di berbagai daerah.
3) Tingkat pelayanan.
Organisasi
harus menyeimbangkan antara tingkat pelayanan yang diberikan kepada para
langganannya dengan kebutuhan untuk beroperasi secara ekonomik pada saaat yang
sama.
4) Garis tunggu dan kapasitas pelayanan.
Salah satu pertimbangan yang paling
penting disain jasa adalah keputusan -keputusan yang
menyangkut antara biaya waktu yang dikeluarkan konsumen untuk menunggu dan
dilayani dengan biaya penyediaan kapasitas pelayanan yang lebih besar untuk
mengurangi waktu menunggu.
F. Kerangka
rancangan jasa
Adanya empat unsur yang perlu diperhatikan
dalam memproduksi jasa. Unsur-unsur itu adalah :
1) Pelanggan
2) Strategi
3) Manusia
4) Sistem
Pelanggan tentu berada dipusat dari segitiga
jasa, karena jasa harus selalu berpusat kepada pelanggan. Manusia adalah
karyawan dari perusahaan jasa yang bersangkutan. Strategi adalah pandangan atau
filosofi yang dipakai untuk mengarahkan segala aspek dari penyerahan jasa.
Sistem adalah sistem fisik dan prosedur yang dipakai.
Garis penghubung dari pelanggan ke strategi
menunjukkan bahwa strategi harus memperhatikan pelanggan terlebih dahulu dengan
cara memenuhi kebutuhan yang sebenarnya. Garis dari pelanggan ke sistem
menunjukkan bahwa sistem hendaknya dirancang dengan mengutamakan pelanggan.
Garis dari pelanggan ke manusia menunjukkan bahwa setiap orang hendaknya: bukan
saja orang-orang di bagian operasi yang menyerahkan jasa, tetapi seluruh orang
dalam organisasi. Garis dari manusia ke sistem menunjukkaan bahwa orang untuk
menyerahkan jasa yang baik bergantung pada sistem. Garis dari strategi ke
sistem menunjukkan bahwa sistem hendaknya mengikuti strategi secara logik.
Garis dari strategi ke manusia menunjukkan bahwa setiap orang dalam organisasi
hendaknya memahami orang di baris depan yang memberikan layanan jasa sering
kali dipisahkan dari strategi.
G. Menetapkan
strategi dan produk jasa
Strategi jasa menetapkan dalam bisnis apa anda
bergerak. Strategi ini memberikan pedoman untuk merancang produk, sistem
penyerahan dan pengukuran. Strategi jasa memberikan suatu pandangan tentang
macam dan jenis jasa apa yang akan disajikan oleh perusahaan.
H. Sistem penyerahan ke pelanggan
Sistem penyerahan jasa terdiri dari
unsur-unsur fisik dan tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi jasa tersebut.
Biasanya kelima unsur berikut ini dipertimbangkan sebagai bagian dari sistem
penyerahan jasa :
1) Teknologi. Tingkat otomasi, peralatan, tingkat integrasi vertikal.
2) Aliran proses. Urutan kejadian yang digunakan untuk memproduksi jasa.
3) Jenis proses. Jumlah kontak yang terlibat, tingkat pelayanan dan integrasi.
4) Lokasi dan ukuran. Tempat dimana proses jasa dialokasikan,
ukuran dari masing-masing tempat.
5) Tenaga kerja. Ketrampilan, jenis organisasi, sistem imbalan, tingkat
partisipasi.
I. Analisis
aliran proses
Sebagian besar proses untuk jasa atau
manufaktur, dapat diperbaiki dengan membuat diagram alurnya. Ide dasarnya
adalah menentukan setiap langkah proses dan menggambarkan diagram alur dari
seluruh tahap dan hubungannya. Sebagai hasil dari diagram ini, proses dapat
dianalisis untuk meningkatkan efisiensi dan pelayanan pelanggan.
Contoh untuk jasa penyewaan mobil
J. Perancanaan & Pengukuran Kerja
Pengukuran Kerja (Work Measurement) adalah tindakan
pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang
ada pada suatu perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai
umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu
rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian–penyesuaian atas aktivitas
perencanaan dan pengendalian.
Dalam pengukuran kerja, biasanya dilihat dari
proses operasi dalam perusahaan dapat efisien atau tidak biasanya didasarkan
atas lama waktu untuk membuat suatu produk atau melaksanakan suatu pelayanan
(jasa). Jumlah waktu yang harus digunakan untuk melaksanakan kegiatan tertentu
dibawah kondisi kerja normal disebut standar pekerja (labor standards).
1. Metode
Manajer operasional dapat menetapkan standar
pekerja yang benar yaitu secara tepat dapat menentukan rata-rata waktu yang
dibutuhkan seorang karyawan untuk melaksanakan aktivitas tertentu dalam kondisi
kerja normal. Penetapan standar pekerja dapat menggunakan empat cara yaitu :
2. Pengalaman Masa Lalu (Historical Experience)
Standar pekerja dapat diestimasi berdasarkan
apa yang telah terjadi di masa lalu yaitu berapa jam kerja yang dibutuhkan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Cara ini memiliki kelebihan karena relatif
mudah dan murah didapatkan. Standar seperti ini lazimnya didapatkan datanya
dari kartu waktu pekerja atau dari data produksi. Akan tetapi kelemahannya
adalah tidak obyektif dan tidak dapat diketahui keakuratannya apakah kecepatan
kerjanya layak atau tidak, dan apakah kejadian yang tidak biasa sudah
diperhitungkan atau belum. Oleh karena itu penggunaan teknik ini tidak
dianjurkan maka tiga cara yang lain adalah yang dianjurkan.
3. Studi Waktu (Time Study)
Studi waktu adalah bagian dari prosedur
pengukuran kerja yang digunakan, dimana usaha manusia menjadi bagian dari
aktivitas produktif dan beberapa prosedur yang digunakan untuk mengukur human time untuk beberapa konsep dari sebuah
level standar dari suatu usaha (Mundel and Danner, 1994).
Studi terhadap waktu dapat menunjukkan ukuran
kerja, yang melibatkan teknik dalam penetapan waktu baku yang diijinkan untuk
melakukan tugas yang telah diberikan berdasarkan ukuran suatu metode kerja
dengan memperhatikan faktor kelelahan, pekerja dan kelambatan yang tidak dapat
dihindarkan. Analisa studi waktu dapat menggunakan beberapa teknik untuk
menetapkan sebuah standar yaitu dengan cara studi waktu menggunakan stopwatch,
pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi, data standar, dasar mengenai
data gerakan, pengambilan contoh kerja, dan perhitungan berdasarkan masa lalu.
Setiap teknik mempunyai penerapan tersendiri pada setiap kondisi, studi
analisis waktu harus dapat diketahui ketika hal ini harus menggunakan teknik
tertentu dan kemudian menggunakan teknik tersebut secara benar.
Standar waktu digunakan untuk menentukan
tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan; untuk membantu dalam pengembangan
metode kerja yang efektif; untuk mengatur pekerja dalam melakukan pekerjaannya;
untuk membantu dalam membandingkan performansi kerja dari suatu rencana yang
sudah ditetapkan dengan beban kerja dan sumberdaya yang digunakan; dan untuk
melaksanakan pengukuran produktivitas secara total. Aktivitas pengukuran waktu kerja
diperkenalkan pertama kali untuk penyelesaian kerja. Dengan adanya waktu ini
maka sistem pengaturan upah atau insentif akan dapat dibuat berdasarkan “a
fair day’s pay for a fair day’s work”. Begitu pula dengan mengetahui waktu
ini maka estimasi akan keluaran kerja yang dihasilkan serta jadwal perencanaan
kerja dapat dibuat secara lebih akurat.
4. Standar Waktu Yang Telah Ditentukan (Predetermined Time Study)
Suatu pembagian pekerjaan manual menjadi
elemen dasar kecil yang waktunya telah ditetapkan dan dapat diterima secara
luas. Caranya dengan menjumlahkan faktor waktu bagi setiap elemen dasar dari
pekerjaan. Cara ini membutuhkan biaya yang besar. Metode yang paling umum
adalah metode pengukuran waktu (MTM = Methods
Time Measurement). Standar waktu yang telah ditetapkan merupakan
perkembangan dari gerakan dasar yang disebut sebagai Therblig yang ditemukan
oleh Frank Gilbreth, yang mencakup aktifitas seperti memilih, mengambil,
mengarahkan, merakit, menjangkau, memegang, beristirahat, meneliti.
Standar waktu yang telah ditetapkan memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan studi waktu yaitu :
1) Standar waktu dapat dibuat di laboratorium
sehingga prosedur ini tidak mengganggu aktifitas sesungguhnya,
2) Karena standar dapat ditentukan sebelum
pekerjaan benar-benar dilakukanmaka dapat digunakan untuk membuat rencana,
3) Tidak ada pemeringkatan kinerja yang
dibutuhkan,
4) Serikat pekerja cenderung menerima metode ini
sebagai cara yang wajar untuk menetapkan standar,
5) Standar waktu yang telah ditentukan biasanya
efektif pada perusahaan yang melakukan sejumlah besar penelitian pada tugas
yang sama.
5. Pengambilan Sampel Kerja (Work Sampling)
Metode ini dikembangkan di Inggris oleh L.
Tipper pada tahun 1930. Pengambilan sampel kerja memperkirakan persentase waktu
yang dihabiskan oleh seorang pekerja pada beragam pekerjaan. Hasilnya digunakan
untuk menentukan bagaimana karyawan mengalokasikan waktu mereka di antara
aktivitas yang beragam. Hal ini akan mendorong adanya perubahan karyawan,
penugasan ulang, perkiraan biaya aktivitas dan kelonggaran keterlambatan bagi
standar pekerja. Apabila pengambilan sampel ini untuk menetapkan kelonggaran
keterlambatan, maka sering disebut penelitian rasio keterlambatan (ratio
delay study). Prosedur dalam metode ini ada lima langkah sebagai berikut :
1) Mengambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah
perkiraan nilai parameter seperti persentase waktu sibuk seorang pekerja,
2) Hitung ukuran sampel yang dibutuhkan,
3) Buat jadwal pengamatan pada waktu yang layak.
Konsep angka acak digunakan untuk menapatkan pengamatan yang benar-benar acak,
4) Lakukan pengamatan dan catat aktivitas
pekerja,
5) Tentukan bagaimana pekerja menghabiskan waktu
mereka biasanya dalam persentase.
Fokus pada pengambilan sampel kerja adalah
untuk menentukan bagaimana para pekerja mengalokasikan waktu mereka di antara
beragam aktivitas yang dilakukannya. Hal ini dapat dicapai dengan menetapkan
persentase waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja pada aktifitas yang ada
pada sejumlah waktu tertentu. Seorang analis hanya mencatat aktivitas yang
dilakukan secara acak.
REFERENSI :
Bunawan,
Pengantar Manajemen Operasi : Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, Jakarta, Edisi
Terbaru
Eddy
Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Grasindo, Jakarta, atau
Edisi terbaru
T.
Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta,
Edisi terbaru
Sofyan
Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, LP FEUI, Jakarta, Edisi terbaru
Pangestu
Subagyo, Manajemen Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi Terbaru
Buku-buku
Manajemen Opersional lain yang berkaitan ( Diusahakan terbitan terbaru )
Sumber Lain :
http://fachturengineering.blogspot.co.id/2012/10/perancangan-tata-letak-pabrik.html
https://alena19.wordpress.com/2011/03/13/perancangan-proses-produk-dan-jasa/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran_Kerja_Manajemen_Operasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar