Pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, Tjiptono (2001 : 219).
Sementara Sistaningrum (2002 : 98) mengungkapkan arti promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi ”konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. Dan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang.
Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi menurut Tjiptono (2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Sistaningrum (2002 : 98) menjelaskan tujuan promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.
Pada prinsipnya antara keduanya adalah sama, yaitu sama-sama menjelaskan bila produk masih baru maka perlu memperkenalkan atau menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang tidak kalah dengan produk yang lama. Setelah konsumen mengetahui produk yang baru, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk tersebut. Dan pada akhirnya, perusahaan hanya sekedar mengingatkan bahwa produk tersebut tetap bagus untuk dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena banyaknya serangan yang datang dari para pesaing.
Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain : (Kotler, 2001:98-100)
Sementara Sistaningrum (2002 : 98) mengungkapkan arti promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi ”konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. Dan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang.
Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi menurut Tjiptono (2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Sistaningrum (2002 : 98) menjelaskan tujuan promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.
Pada prinsipnya antara keduanya adalah sama, yaitu sama-sama menjelaskan bila produk masih baru maka perlu memperkenalkan atau menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang tidak kalah dengan produk yang lama. Setelah konsumen mengetahui produk yang baru, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk tersebut. Dan pada akhirnya, perusahaan hanya sekedar mengingatkan bahwa produk tersebut tetap bagus untuk dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena banyaknya serangan yang datang dari para pesaing.
Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain : (Kotler, 2001:98-100)
1)
Periklanan
(Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai
media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
2)
Penjualan Tatap Muka
(Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi
lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk
merangsang pembelian.
3)
Publisitas
(Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau
kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada
umumnya bersifat ilmiah).
4)
Promosi Penjualan
(Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang
ditujukan untuk merangsang pembelian.
5)
Pemasaran Langsung
(Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung
ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen.
Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasar
tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Customer promotion,
yaitu promosi yang bertujuan untuk mendorong atau merangsang pelanggan untuk
membeli.
2)
Trade promotion, yaitu
promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang atau mendorong pedagang
grosir, pengecer, eksportir dan importir untuk memperdagangkan barang / jasa
dari sponsor.
3)
Sales-force promotion,
yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjualan.
4) Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh
pelanggan baru, mempertahankan kontrak hubungan dengan pelanggan,
memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan
mendidik pelanggan.
5) Namun yang jelas apapun jenis kebutuhan yang akan diprogramkan untuk
dipengaruhi, tetap pada perencanaan bagaimana agar perusahaan tetap eksis dan
berkembang. Apalagi jika perusahaan tersebut mempunyai lini produk lebih dari
satu macam.
I. Promosi sebagai keunggulan
bersaing
1. Promosi Penjualam
Promosi penjualan merupakan unsur kunci dalam kampanye pemasaran. Promosi
penjualan menurut Kotler :
Promosi penjualan
terdiri dari kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian besar berjangka
pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu secara
lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang.
Iklan menawarkan alasan untuk membeli, sedangkan promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan mencakup alat untuk :
Iklan menawarkan alasan untuk membeli, sedangkan promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan mencakup alat untuk :
1)
Promosi konsumen
(sampel, kupon, tawaran pengembalian uang, potongan harga, premi, hadiah,
hadiah langganan, percobaan gratis, garansi, promosi berhubungan, promosi
silang, pajangan, dan demonstrasi di toko tempat pembelian).
2)
Promosi perdagangan
(potongan harga, tunjangan iklan dan pajangan, dan barang gratis).
3)
Promosi bisnis dan
wiraniaga (misalnya pameran dan konvensi perdagangan, kontes untuk wiraniaga
dan iklan khusus).
4)
Keputusan Utama Dalam
Promosi Penjualan.
Dalam menggunakan promosi penjualan, perusahaan harus menetapkan tujuan,
memilih alatnya, mengembangkan program, menguji program itu terlebih dahulu,
menerapkan dan mengendalikan, serta mengevaluasi hasilnya.
2. Tujuan Promosi
Penjualan :
1)
Terhadap konsumen :
tujuan meliputi mendorong pembelian dalam unit yang lebih besar, menciptakan
percobaan produk diantara orang yang bukan pemakai, dan menarik orang orang
yang sering berganti merek jauh dari pesaing.
2)
Terhadap pengecer :
tujuan mencakup membujuk pengecer supaya menjual produk-produk baru dan
menyimpan level persediaan yang lebih tinggi, mendorong pembelian di luar
musim, mendorong penyimpanan produk-produk yang berhubungan, mengimbangi
promosi pesaing, membangun kesetiaan merek, serta memasuki toko-toko eceran
baru.
3)
Terhadap wiraniaga :
tujuan mencakup mendorong dukungan terhadap produk atau model baru, mendorong
lebih banyak calon pelanggan, dan mendorong penjualan di luar musim.
3. Memilih alat promosi
konsumen
Kita dapat membedakan antara promosi produsen dan promosi pengecer. Yang
pertama diilustrasikan dengan penggunaan potongan harga yang sering digunakan
industri otomotif, hadiah untuk memotivasi test drive dan pembelian, serta
kredit tukar tambah bernilai tinggi. Yang kedua mencakup pengurangan harga,
iklan tentang keistimewaan produk, kupon pengecer, dan undian / premi pengecer.
Berikut
alat-alat utama promosi konsumen :
1)
Sampel : tawaran
gratis atas sejumlah produk atau jasa
2)
Kupon : sertifikat
yang memberi hak kepada pemegangnya untuk mendapat pengurangan harga seperti
yang tercetak bila membeli produk tertentu
3)
Tawaran pengembalian
tunai (rabat) : memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi dan
bukan pada saat di toko pengecer.
4)
Paket harga (transaksi
potongan rupiah) : menawarkan kepada konsumen penghematan dari harga biasa
dengan mendapatkan suatu produk yang tertera pada label atau kemasan, terdiri
dari :
a.
Paket pengurangan
harga (reduce-price pack): paket tunggal yang dijual dengan pengurangan harga (seperti
beli satu dapat dua)
b.
Paket ikatan (banded
pack) : dua produk yang berhubungan digabungkan bersama (seperti sikat gigi
dengan pasta gigi)
c.
Premi (hadiah) :
barang yang ditawarkan dengan biaya yang relatif atau gratis sebagai insentif
bila membeli produk tertentu. Terdiri dari :
§ Premi berbentuk paket (with-pack premium): menyertai produk di dalam atau
di luar kemasan
§ Premi pos gratis (free–in–the–mail premium): suatu produk yang diposkan
kepada konsumen yang mengirimkan bukti pembelian, seperti tutup kotak dsb.
§ Premi yang diuangkan sendiri (self-liquidating premium) : suatu produk yang
dijual di bawah harga eceran normal kepada konsumen yang memintanya.
d.
Hadiah (kontes,
undian, permainan) : kesempatan untuk memenangkan uang tunai, perjalanan atau
barang karena membeli sesuatu.
e.
Hadiah loyalitas
langganan : hadiah berupa uang tunai atau bentuk lain yang proporsional dengan
loyalitas seorang atau sekelompok pemasok
f.
Percobaan gratis :
mengundang calon pembeli untuk mencoba produk tertentu secara Cuma-Cuma dengan
harapan mereka akan membeli produk itu.
g.
Garansi produk : janji
yang diberikan oleh penjual baik secara eksplisit maupun implisit bahwa
produknya akan bekerja sesuai spesifikasi atau produk gagal, penjual akan
memperbaiki atau mengembalikan uang pelanggan selama periode tertentu.
h.
Promosi gabungan : dua
atau lebih merek atau perusahaan bekerja sama (tie-in promotion), mengeluarkan
kupon, pengembalian uang, dan mengadakan kontes untuk meningkatkan daya tarik
mereka.
i.
Promosi silang :
menggunakan suatu merek untuk mengiklankan merek lain yang tidak laku.
j.
Pajangan dan
demonstrasi di tempat pembelian (point-of-purchase – POP) : berlangsung di
tempat pembelian atau penjualan.
k.
Promosi penjualan
paling efektif bila digunakan bersama-sama dengan periklanan.
4.
Memilih alat promosi perdagangan
Alat-alat utama promosi perdagangan :
1)
Potongan harga
(dikurangkan dari faktur atau dari daftar harga) : diskon yang langsung
dikurangkan dari daftar harga untuk tiap pembelian selama periode tertentu.
2)
Tunjangan : jumlah
yang ditawarkan sebagai imbalan karena pengecer menyetujui untuk menampilkan
produk produsen manufaktur dengan cara tertentu.
3)
Barang gratis :
menawarkan tambahan barang dagangan kepada perantara yang membeli dalam jumlah
tertentu atau yang mengutamakan rasa atau ukuran tertentu.
5.
Menyeleksi alat promosi bisnis dan wiraniaga
Perusahaan menghabiskan milyaran dolar untuk alat-alat promosi bisnis dan wiraniaga. Alat-alat itu digunakan untuk mengumpulkan petunjuk bisnis, mengesankan dan menghargai pelanggan, serta mendorong wiraniaga agar berusaha lebih keras. Perusahaaan umumnya mengembangkan anggaran untuk tiap alat promosi bisnis secara cukup tetap dari tahun ke tahun.
Berikut alat-alat utama promosi bisnis dan wiraniaga :
1)
Pameran dagang dan
konvensi : Asosiasi industri mengatur pameran dagang dan konvensi tahunan.
2)
Kontes penjualan :
kontes yang melibatkan wiraniaga atau penyalur, bertujuan untuk mendorong
mereka untuk meningkatkan hasil penjualan selama satu periode tertentu dan
hadiah diberikan kepada yang berhasil.
3)
Iklan khusus : terdiri
dari barang-barang berguna, berbiaya rendah yang menggunakan nama serta alamat
perusahaan dan kadang berupa pesan iklan yang diberikan wiraniaga kepada calon
dan pelanggan.
6.
Mengembangkan program promosi penjualan
Dalam memutuskan untuk menggunakan insentif ini, pemasar harus mempertimbangkan beberapa faktor :
1)
Pemasar harus
menentukan besarnya insentif
2)
Manajer pemasaran
harus membuat suatu kondisi untuk berpartisipasi.
3)
Insentif dapat
ditawarkan kepada setiap orang atau kelompok tertentu.
4)
Pemasar harus
memutuskan lamanya promosi
5)
Pemasar harus memilih
sarana distribusi
6)
Manajer pemasaran
harus menentukan waktu promosi
7)
Pemasar harus
menentukan total anggaran promosi penjualan
7.
Pengujian awal program promosi penjualan
Walau sebagian besar
promosi penjualan dirancang berdasarkan pengalaman, pengujian awal harus
dilaksanakan untuk menentukan apakah alatnya tepat, ukuran insentif optimal,
dan apakah metode penyajiannya efisien.
8.
Menerapkan dan mengendalikan program
Manajer pemasaran harus mempersiapkan rencana penerapan dan pengendalian untuk tiap promosi secara terpisah. Rencana penerapan harus mencakup lead time dan sell in time.
Lead time : waktu yang diperlukan untuk menyiapkan program tersebut sebelum program itu diluncurkan.
Sell in time : dimulai dengan peluncuran promosi dan berakhir saat hampir 95 persen barang dagangan promosi itu berada di tangan konsumen, yang dapat memakan waktu satu sampai beberapa bulan, tergantung lamanya promosi tersebut.
9.
Mengevaluasi hasil
Produsen manufaktur
dapat menggunakan tiga metode untuk mengukur efektivitas promosi penjualan :
1)
Mencakup penggunaan
data penjualan melalui scanner, yang tersedia pada perusahaan. Pemasar dapat
menganalisis jenis orang yang memanfaatkan promosi, apa yang mereka beli
sebelum promosi, dan bagaimana sikap pelanggan itu kemudian terhadap merek
tersebut dan merek lain.
2)
Jika informasi
tambahan diperlukan, survei konsumen dapat dilakukan untuk mempelajari berapa
banyak konsumen yang ingat terhadap promosi, apa yang mereka pikirkan tentang
promosi itu, berapa banyak yang mengambil kesempatan itu, dan bagaimana promosi
itu berpengaruh terhadap perilaku pemilihan merek.
3)
Juga dapat dievaluasi
melalui eksperimen yang berbeda-beda dalam hal atribut-atribut seperti nilai
insentif, lamanya promosi dan media distribusi.
II. Tugas periklanan global
1. Periklanan
Periklanan adalah
segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal
oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
a. Menentukan Tujuan Periklanan
Pilihan tujuan
periklanan harus didasarkan pada analisis yang mendalam mengenai situasi
pemasaran sekarang.
Tujuan (atau sasaran) periklanan adalah suatu tugas komunikasi spesifik dan level keberhasilan yang harus dicapai atas audiens spesifik pada periode waktu yang spesifik.
Tujuan periklanan dapat digolongkan berdasarkan sasarannya yaitu apakah untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan.
1)
Periklanan informatif
: diadakan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya
adalah untuk membentuk permintaan pertama.
2)
Periklanan persuasif :
penting untuk dilakukan dalam tahap persaingan, tujuannya adalah membentuk
permintaan selektif atas suatu merek tertentu.
3)
Iklan pengingat :
sangat penting untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan yang berhubungan
dengan ini adalah iklan penguat (reinforcement advertising), yang bertujuan
untuk meyakinkan pembeli yang sudah ada bahwa mereka telah melakukan pilihan
yang benar.
b.
Memutuskan Anggaran Periklanan
Hakekatnya anggaran untuk iklan tidak boleh terlalu sedikit karena pengaruhnya akan tidak berarti, tetapi bila terlalu banyak sebenarnya dana itu dapat dipergunakan untuk keperluan lain yang lebih baik.
Ada lima faktor spesifik yang perlu dipertimbangkan saat menetapkan anggaran periklanan :
1)
Tahap dalam siklus
hidup produk : produk baru umumnya mendapat anggaran iklan yang besar guna
membangun kesadaran dan membuat pelanggan mencoba produk tersebut.
2)
Pangsa pasar dan basis
konsumen : merek dengan pangsa pasar yang tinggi biasanya membutuhkan lebih
sedikit biaya iklan sebagai presentase terhadap penjualan guna mempertahankan
pangsanya.
3)
Persaingan dan
gangguan : dalam pasar dengan banyak pesaing dan pengeluaran iklan yang tinggi,
suatu merek harus diiklankan secara besar-besaran agar terdengar di tengah
kegaduhan pasar.
4)
Frekuensi periklanan :
jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen
juga sangat menentukan anggaran iklan.
5)
Kemungkinan substitusi
produk : merek-merek dalam suatu kelas komoditas memerlukan iklan besar-besaran
untuk membangun citra yang berbeda
c.
Memilih Pesan Periklanan
Iklan dibutuhkan kreativitas para pembuatnya. Pengiklan melalui empat tahap dalam mengembangkan suatu strategi yang kreatif :
1)
Pembentukan pesan
2)
Evaluasi dan pemilihan
pesan
3)
Pelaksanaan pesan
4)
Pengkajian ulang
tanggung jawab sosial pesan itu
d.
Keputusan Tentang Media dan Pengukuran Efektivitasnya
Setelah memilih pesan iklan, tugas berikutnya adalah memilih media
periklanan untuk menyampaikan pesan iklannya. Tahap-tahapnya adalah :
1)
Mengambil keputusan
mengenai jangkauan, frekuensi dan dampak yang diinginkan
2)
Memilih diantara
berbagai jenis media utama, memilih sarana media tertentu
3)
Memutuskan waktunya
4)
Memutuskan alokasi
media secara geografis
Profil Jenis-jenis Media Utama
Media Keunggulan
Keterbatasan Surat kabar
Televisi
Surat Langsung
Radio
Majalah
Ruang terbuka (out door)
Majalah
Ruang terbuka (out door)
Halaman kuning pada buku telepon
Surat berita
Brosur
Telepon
Telepon
III. Dunia periklanan
internasional
IV. Pro & kontra periklanan
global
V. Promosi penjualan global,
publisitas hubungan masyarakat global
1. Hubungan Masyarakat
Perusahaan tidak hanya harus berhubungan secara konstruktif dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi ia juga harus berhubungan dengan kelompok kepentingan masyarakat yang besar.
Masyarakat (publik) adalah setiap kelompok yang memiliki kepentingan aktual dan potensial atau yang memiliki pengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Hubungan masyarakat (humas) melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau menjaga citra perusahaan atau tiap produknya.
Lima fungsi humas :
1) Hubungan pers : menyajikan berita dan informasi tentang organisasi secara sangat
positif
2) Publikasi produk : mensponsori berbagai usaha untuk mempublikasikan produk
tertentu.
3) Komunikasi perusahaan : mempromosikan pemahaman tentang organisasi
bersangkutan baik melalui komunikasi internal maupun eksternal.
4) Lobi : berhubungan dengan badan pembuat undang-undang dan pejabat
pemerintah guna mendukung atau menentang undang-undang dan peraturan.
5) Pemberian nasihat : menasihati manajemen mengenai masalah publik dan posisi
serta citra perusahaan. Pemberian nasihat itu meliputi pemberian nasihat ketika
terjadi kesalahpahaman masyarakat terhadap produk.
2.
Hubungan masyarakat di bidang pemasaran
Humas pemasaran (marketing public relation – MPR) memainkan peranan penting untuk tugas-tugas berikut :
1)
Membantu peluncuran
produk baru
2)
Membantu memposisikan
kembali produk mapan
3)
Membangun minat
terhadap suatu kategori produk
4)
Mempengaruhi kelompok
sasaran tertentu
5)
Membela produk yang
menghadapi masalah public
6)
Membangun citra
perusahaan sehingga mendukung produknya.
Dalam mempertimbangkan kapan dan bagaimana menggunakan MPR, manajemen harus menetapkan tujuan pemasaran, memilih pesan dan sarana humas, menetapkan rencana tersebut dengan hati-hati, serta mengevaluasi hasilnya. Hasil dari penerapan program tersebut biasanya dievaluasi dalam bentuk besarnya jumlah paparan dan penghematan biaya; perubahan kesadaran, pengertian, atau sikap, serta kontribusi penjualan dan laba.
Dalam mempertimbangkan kapan dan bagaimana menggunakan MPR, manajemen harus menetapkan tujuan pemasaran, memilih pesan dan sarana humas, menetapkan rencana tersebut dengan hati-hati, serta mengevaluasi hasilnya. Hasil dari penerapan program tersebut biasanya dievaluasi dalam bentuk besarnya jumlah paparan dan penghematan biaya; perubahan kesadaran, pengertian, atau sikap, serta kontribusi penjualan dan laba.
Ringkasan
1)
Waktu santai dan
menunggu bisa jadi waktu terbaik untuk beriklan. Manfaatkan sebaik-baiknya!
2)
Penggunaan selebritis sebagai
bintang iklan – asal berhati-hati – merupakan salah satu jalan paling cepat
untuk mengangkat citra sebuah produk.
3)
Iklan boleh saja
persuasif dan merayu. Tetapi dalam arti merayu disini tak boleh bermaksud
mengecoh. Yang penting iklan itu harus jujur kepada konsumen. Iklan tidak perlu
terlalu dibatasi kode etik. Karena kode etik sendiri sering kali ketinggalan.
Bukankah konsumen sendiri makin lama makin pintar.
4)
Iklan yang benar tidak
boleh over promise atau membual yang hanya memberikan janji-janji muluk. Karena
jika pesannya tak sesuai dengan kenyataan, ini bisa berbahaya pada konsumen.
Boleh saja iklan itu persuasif, tapi jangan memberikan ekspektasi keliru yang
berakibat kekecewaan. Pemasaran dengan model iklan salah, bisa menyerang balik
perusahaan pemasang iklan tersebut.
5)
Suatu produk,
bagaimanapun bagusnya, tak ada gunanya kalau dirahasikan dari konsumen.
”Marketing without advertising just like kissing a girl in the dark. Nobody knows ! onlu you and your girl enjoy the kiss!”.
”Marketing without advertising just like kissing a girl in the dark. Nobody knows ! onlu you and your girl enjoy the kiss!”.
6)
Consumer promo bentuknya
seing berupa potongan harga. Potongan harga terlalu sering, bisa menurunkan
“kelas” suatu produk. Hadiah langsung menyebabkan konsumen kurang memperhatikan
esensi produk utama. Konsumen akan semakin menilai kreativitas pemilihan hadiah
yang diberikan ketimbang mutu produk yang sesungguhnya. Sedangkan undian yang
memberi hadiah yang tak ada hubungan sama sekali dengan produk, akan lebih
banyak mengecewakan banyak orang yang ’kalah’, padahal jumlah pemenang hanya
sedikit. Kebiasaan memanjakan konsumen seperti ini juga bisa menyebabkan mereka
lantas menunggu waktu ada promosi. Akibatnya, produsen tak bisa lepas dari
rangkaian program consumer promotion sepanjang waktu, jika tak ingin kehilangan
omzet. Karena itu gunakan promosi secara bijak!.
REFERENSI :
Keegan Warren J. : Manajemen Pemasaran Global,
Edisi keenam, Prenhallindo, Jakarta, 2003
Kotabe
Masaaki, Helsen Kristiaan : Global Marketing Management, Third edition, Wiley
International Edition. 2004
Cateora Philip R, Graham John L. : Pemasaran Internasional, Edisi 13,
Salemba Empat, Jakarta, 2007
Craven
David W., Piercy Nigel F.: Strategic Marketing, International Edition, Mc
Graw-Hill, 2006
Sumber Lain :
http://ariplie.blogspot.co.id/2015/04/proses-struktur-fungsi-dan-efektivitas.html
http://artikelbaden.blogspot.co.id/2012/06/periklanan-promosi-penjualan-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar