Rabu, 14 Desember 2016

MANAJEMEN OPERASIONAL - PEMELIHARAAN FASILITAS DAN PENANGANAN BAHAN



Dua pelayanan penting dalam kegiatan-kegiatan produksi adalah pemeliharaan (maintenance) dan penanganan bahan (material handling). Pemeliharaan yang baik menjamin bahwa fasilitas-fasilitas produktif akan dapat beroperasi secara efektif. Hal ini dihasilkan dari  suatu kombinasi pemeliharaan preventif yang mengantisipasi daya pakai mesin-mesin dan perbaikan kerusakan. Bila terjadi kerusakan, secepat mungkin harus diperbaiki agar biaya sistem mesin yang tidak produktif dan tenaga kerja menganggur dapat diminimumkan. Berbagai sistem penanganan bahan juga esensial bagi produksi efektif. Dengan demikian dapat diketahui apakah bahan-bahan akan dipindahkan dengan truk pengangkut bahan atau menggunakan sistem ban berjalan kompleks yang dikendalikan komputer, sehingga kegiatan utamanya adalah mengkoordinasi perpindahan atau pergerakan bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi dari satu fasilitas ke fasilitas yang lain. Dengan tujuan agar bahan yang tepat ada di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat serta dalam kuantitas yang tepat.

Pemeliharaan Fasilitas dan Penanganan Bahan

                             I.     Pemeliharaan

1.       Pengertian dan peran pemeliharaan

Tindgsional dan kualitas). Menurut Sofyan Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein artinya merawat, menjaga dan memelihara. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Dari berbagai definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan dengan hasil produk yang berkualitas.

2.       Tujuan pemeliharaan

Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya manajemen pemeliharaan mesin. Tujuan pemeliharaan yang utama  sebagai berikut :
a.      Untuk memperpanjang kegunaan asset,
b.      Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum.
c.       Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu,
d.      Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

Sedangkan Menurut Sofyan Assauri, 2004, tujuan pemeliharaan yaitu :
a.      Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
b.      Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
c.       Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut.
d.      Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien.
e.      Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja,
f.        Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang maksimum dan total biaya yang minimum.

3.       Fungsi pemeliharaan

a.      Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang.
b.      Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar.
c.       Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan.                                                                          
d.      Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula.
e.      Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan.
f.        Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal,
g.      Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin baik.

4.       Kegiatan – kegiatan pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan menurut Manahan P. Tampubolon, (2004) meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut :

1)      Inspeksi (inspection)
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. Sehingga jika terjadinya kerusakan, maka segera diadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai dengan laporan hasil inspeksi dan berusaha untuk mencegah sebab-sebab timbulnya kerusakan dengan melihat sebab-sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil inspeksi.

2)      Kegiatan teknik (engineering)
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh karena itu kegiatan teknik ini sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak tidak didapatkan atau diperoleh komponen yang sama dengan yang dibutuhkan.

3)      Kegiatan produksi (Production)                                                                               
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu merawat, memperbaiki mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau yang diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksankan kegiatan service dan pelumasan (lubrication). Kegiatan produksi ini diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.

4)      Kegiatan administrasi (Clerical Work)                                                                       
Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen (spareparts) yang dibutuhkan, laporan kemajuan (progress report) tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, komponen (spareparts) yag tersedia di bagian pemeliharaan. Jadi dalam pencatatan ini termasuk penyusunan planning danscheduling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus dicek atau diperiksa, dilumasi atau di service dan di resparasi.

5)      Pemeliharaan bangunan (housekeeping)                                                                     
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.

5.       Jenis-jenis pemeliharaan

Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam dua cara (Corder, Antony, K. Hadi, 1992), yaitu :

1)      Pemeliharaan terencana (planned maintenance)
Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terorganisir untuk mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu yang akan datang, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Corder, Antony, K. Hadi, (1992) Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama yaitu :

a.      Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) adalah inspeksi periodik untuk mendeteksi kondisi yang mungkin menyebabkan produksi terhenti atau berkurangnya fungsi mesin dikombinasikan dengan pemeliharaan untuk menghilangkan, mengendalikan, kondisi tersebut dan mengembalikan mesin ke kondisi semula atau dengan kata lain deteksi dan penanganan diri kondisi normal mesin sebelum kondisi tersebut menyebabkan cacat atau kerugian.


b.      Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan secara korektif (corrective maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang atau pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. (Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Pemeliharaan ini meliputi reparasi minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga bongkar pasang (overhaul)terencana.

2)      Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance)
Pemeliharaan tak terencana adalah pemeliharaan darurat, yang didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja. (Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Pada umumya sistem pemeliharaan metode tak terencana adalah, dimana peralatan yang digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan kembali maka diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan.



6.       Hubungan Pemeliharaan Dengan Proses Produksi

Menurut Sofjan Assauri (2004) agar proses produksi berjalan dengan lancar, maka kegiatan pemeliharaan yang harus dijaga dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Menambah jumlah peralatan dan perbaikan para pekerja bagian pemeliharaan, dengan demikian akan di dapat waktu rata-rata kerusakan dari mesin yang lebih kecil,
2)      Menggunakan pemeliharaan pencegahan, karena dengan cara ini dapat mengganti suku cadang (part)s yang sudah dalam keadaan kritis sebelum rusak,
3)      Diadakannya suatu cadangan di dalam suatu system produksi pada tingkat kritis, sehingga mempunyai suatu tempat parallel apabila terjadi kerusakan mendadak. Dengan adanya suku cadangan ini, tentu akan berarti adanya kelebihan kapasitas terutama untuk tingkat kritis tersebut, sehingga jika ada mesin yang mengalami kerusakan, perusahaan dapat berjalan terus tanpa menimbulkan adanya kerugian karena mesin-mesin menganggur,
4)      Usaha-usaha untuk menjadikan para pekerja di bidang pemeliharaan ini sebagai suatu komponen dari mesin-mesin yang ada, dan untuk menjadikan mesin tersebut sebagai suatu komponen dari suatu sistem produksi secara keseluruhan,
5)      Mengadakan percobaan untuk menghubungkan tingkat-tingkat sistem produksi lebih cermat dengan cara mengadakan suatu persediaan cadangan diantara berbagai tingkat produksi yang ada, sehingga terdapat keadaan dimana masing-masing tingkat tersebut tidak akan sangat tergantung dari tingkat sebelumnya.

7.       Efisiensi dalam pemeliharaan

Ada dua persoalan dalam kegiatan maintenance:
1) Persoalan Teknis
Persoalan teknis adalah persoalan yang menyangkut usaha-usaha untuk menghilangkan kemungkinan-kemungkinan timbulnya kemacetan yang disebabkan karena kondisi fasilitas atau peralatan produksi yang tidak baik.

Tujuan yang akan dicapai dalam mengatasi persoalan teknis  adalah untuk dapat menjaga atau menjamin agar produksi pabrik dapat berjalan lancar.

Dalam persoalan teknis ini perlu diperhatikan adalah :
a.      Tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk memelihara/merawat peralatan yang ada, dan untuk memperbaiki / mereparasi mesin-mesin atau peralatan yang rusak.
b.      Alat-alat atau komponen-komponen apa yang dibutuhkan dan harus disediakan agar tindakan-tindakan pada bagian (a) dapat dilakukan.
c.       Jadi dalam persoalan teknis ini semua mesin atau peralatan yang rusak harus diperbaiki.

2)      Persoalan Ekonomis
Persoalan ekonomis adalah persoalan yang menyangkut bagaimana usaha yang harus dilakukan supaya kegiatan maintenance yang dibutuhkan secara teknis dapat efisien.

Jadi dalam persoalan ekonomis yang ditekankan adalah efisiensi, dengan memperhatikan besarnya biaya yang terjadi, dan tentunya alternatif tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan adalah yang menguntungkan perusahaan. Adapapun biaya-biaya yang terdapat dalam kegiatan maintenance adalah biaya-biaya pengecekan, dan penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian (adjustment) dan perbaikan/reperasi.

8.       Pemilihan kebijakan dalam pemeliharaan

Pemilihan preventive maintenance secara teknis perlu dilakukan untuk menjamin kelancaran bekerjanya suatu mesin atau peralatan tetapi secara ekomomis belum tentu yang terbaik.

Pemilihan kebikjakan dalam pemeliharaan perlu memperhatikan :
a.      Jumlah biaya yang terjadi
b.      Penentuan apakah mesin atau peralatan merupakan “strategic point atau critical unit”. Kalau iya, maka sebaiknya diadakan preventive maintenance.

                          II.         Penanganan Bahan

1.     Arti dan peran penaganan bahan

a.         Arti dan Peran Penanganan Bahan                                                                            
Penanganan bahan (material handling) adalah kegiatan mengangkat, mengangkut dan meletakkan bahan/barang-barang  dalam proses di dalam pabrik, kegiatan mana dimulai dari sejak bahan-bahan masuk atau diterima di pabrik sampai pada barang jadi/produk akan dikeluarkan dari pabrik. Penanganan bahan (material handling) memiliki peran penting  dalam suatu pabrik. Pada perusahaan yang maju, pekerjaan material handling merupakan sebagian besar dari kegiatan perusahaan pabrik dan memakan biaya lebih dari lima puluh persen  (50%) dari seluruh biaya produksi. Biaya penanganan bahan terdiri atas upah untuk orang yang memindahkan bahan (material handling), biaya investasi dari berbagai alat pemindahan bahan yang digunakan, dan biaya-biaya yang tidak dapat dipisahkan dan termasuk dalam biaya produksi untuk mengerjakan produk hasilnya. Dari biaya-biaya penanganan bahan (material handling) ini ada sebagian yang termasuk dalam biaya langsung (direct cost) dan ada sebagian lagi yang merupakan biaya tak langsung (indirect cost).

b.        Tujuan Penanganan Bahan (Material Handling)                                            
Tujuan penanganan bahan (material handling) adalah sebagai berikut :
1)        Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja, "Make Ready" 
2)        Melakukan kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan barang "Do" 
3)        Memindahkan barang-barang, bahan-bahan dari tempat kerja "Put Away ".
Pada dasamya tujuan diadakannya penanganan bahan (material handling) adalah untuk menghilangkan pemborosan atau inefisiensi. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa tujuan penanganan bahan (materialhandling) adalah untuk mengangkat, mernindahkan serta menempatkan material pada saat dibutuhkan, dan untuk melancarkan proses produksi agar barang-barang dapat diselesaikan tepat pada waktunya, serta unutuk menekan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.

c.         Hal – Hal  yang Perlu Diperhatikan dalam Penanganan Bahan (Material Handling)
1)      Produk, bentuk dan ukuran, jumlah unit rata-rata yang harus dipindahkan, daya tahan terhadap getaran dan benturan, bentuk dari bahan baku, dan barang setengah jadi yang harus dipindahkan.
2)      Pabrik, lokasi pintu, lokasi tangga, daya tahan lantai, letak rungan, dan jalur yang tersedia.
3)      Proses produksi, urutan, arah pemindahan material, dan perlengkapan produksi. 
4)      Peralatan penanganan bahan.

d.        Prinsip Sistem Penanganan Bahan (Material Handling)
Prinsip dasar sistem penanganan bahan ada 17, yakni:
1)      Sistem penanganan bahan yang disusun harus memenuhi tujuan dan persyaratan dasar.
2)      Sistem penanganan dan penyimpanan hendaknya terintegrasi. Peralatan penanganan bahan dan prosedurnya didisain sedemikian rupa dengan mempertimbangkan faktor kemampuan manusia dan keterbatasannya.
3)      Metode dan peralatan penanganan bahan yang dipilih harus memberikan biaya per unit angkut yang rendah.
4)      Faktor pemakaian energi dari sistem material handling dan prosedurnya harus diikutsertakan dalam melakukan justifikasi ekonomi.
5)      Pemakaian ruangan yang seefektif mungkin.
6)      Sedapat mungkin memanfaatkan gaya berat dalam memindahkan bahan dengan tetap memperhatikan keterbatasan.
7)      Gunakan komputerisasi dalam penanganan bahan.
8)      Dalam penanganan dan penyimpanan arus data harus terintegrasi dengan arus fisik material.
9)      Urutan operasi dan tata letak peralatan harus efektif dan efisien.
10)  Standarisasikan metode dan peralatan penanganan bahan.
11)  Mekanisasikan peralatan penanganan bahan untuk efisiensi.
12)  Metode dan peralatan penanganan bahan harus mempunyai dampak minimal terhadap lingkungan.
13)  Metode penanganan harus sesederhana mungkin dengan mengeliminasi, mengurangi atau mengkombinasikan gerakan dan atau peralatan yang tidak perlu.
14)  Metode dan peralatan harus bisa menangani berbagai kondisi operasi.
15)  Metode dan peralatan material handling harus sesuai dengan peraturan keselamatan yang berlaku.
16)  Sistem material handling harus mencakup jadwal pemeliharaan, jadwal perbaikan, serta kebijakan jangka panjang.

e.    Manfaat dari penanganan bahan (Material Handling)
1)      Penghematan biaya produksi, penurunan biaya persediaan, penggunaan ruangan lebih efisien, serta meningkatkan produktifitas perusahaan. 
2)      Pengurangan sisa afval, yaitu produk-produk yang tidak sesuai standar.
3)      Menaikkan luas produksi. 
4)      Peningkatan kondisi kerja karyawan. 
5)      Distribusi material akan berjalan lebih baik.

f.         Hal-hal yang Dapat Dilakukan untuk Menurunkan Biaya Penanganan Bahan (Material Handling)
1)        Pengurangan jumlah dan jarak pengangkutan. Hal ini dapat ditempuh dengan mengadakan perubahan terhadap layout.
2)        Pengurangan waktu yang dibutuhkan di dalam pengangkutan bahan. Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi atau menghilangkan sama sekali waktu-waktu menunggu (waiting time). Dengan melakukan penghematan terhadapwaktu maka akan terdapat penghematan berbagai macam biaya disampung itu jadwak waktupun dapat dipercepat. Penghematan waktu berarti pula pemanfaatan alat-alat penanganan bahan secara lebih efektif.
3)        Pemilihan alat pengangkutan bahan yang tepat alat-alat pengangkutan bahan harus dipilih agar biaya operasional dan biaya modalnya minimum, terdapat keluwesan yang tinggi dalam pengangkutan bahan-bahan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi, dan sebagainya.

g.         Tugas-tugas dari bagian penanganan bahan (material handling) antara lain:
1)      Mengadakan penyelidikan dan analisis untuk dapat menentukan bagaimana kegiatan penanganan bahan dilakukan sehingga dapat lebih efisien.
2)      Merencanakan, mengadakan pengujian/pengetesan dari perkembangan alat-alat penanganan bahan yang baru.
3)      Memberikan nasihat-nasihat/rekomendasi mengenai perbaikan-perbaiakan yang perlu dilakuakan dalam cara-cara pemindahan penanganan bahan dan dalam pemasangan perlengkapan atau peralatan penanganan yang baru.
4)      Mengikuti pelaksanaan dan membuat laporan mengenai pemasangan perlengkapan atau peralatan penanganan (handling) yang baru tersebut.

h.        Aspek-aspek produksi yang menyangkut penanganan bahan (material handling):
1)   Desain produk (product design), dimana produk yang direncanakan haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diangkut atau dipindahkan.
2)   Perencanaan tata letak (plan lay out), dimana bagian-bagian dan peralatan haruslah diatur agar supaya pemindahan bahan-bahan/barang-barang dalam proses dapat berjalan dengan lancar, sehingga dapat mengurangi waktu pengerjaan dan waktu penanganan bahan.
3)   Perencanaan produksi (production planning), di mana urutan-urutan proses produksi haruslah diatur sedemikian rupa sehingga pemindahan bahan-bahannya mudah dilaksanakan.
4)   Pengepakan (packaging) haruslah memperhatikan agar handling-nya mudah, dimana bungkusan atau pakannya mudah diangkut atau dipindahkan.

i.              Pemilihan peralatan penanganan bahan (material handling)
Peralatan penanganan bahan dalam suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :
1)      Peralatan jalan tetap (fixed Path Equipment), yaitu peralatan penanganan bahan yang sudah tetap (fixed) digunakan suatu proses produksi, dan tidak dapat digunakan untuk maksud-maksud lain. Sifat-sifat dari Peralatan jalan tetap ialah :
a)      Biasaya terhantung atau ditentukan oleh proses produksi.
b)      Sifatnya sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya digunakan untuk mengangkut barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan yang lain.
c)      Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya menggunkan kekuatan tenaga listrik. Contoh fixed path equipment adalah : Ban berjalan (conveyor), Derek (cranes), Lift (elevator), Kereta api.
2)      Peralatan jalan bervariasi (varied Path Equipment), yaitu peralatan penanganan bahan yang sifatnya fleksibel dapat dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk mengangkut atau memindahkan bahan-bahan/barang-barang tertentu. Sifat-sifat dari peralatan jalan bervariasi ialah :
a)      Biasanya tidak tergantung dari proses produksi
b)      Dapat dipergunakan bermacam-macam operasi
c)      Mesin-mesin atau peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan kekuatan tenaga manusia atau tenaga mesin (motor).  Contoh dari varied path equipment adalah : Bermacam-macam truk, Forktruck atau forklift, Kereta dorong.
3)      Karakteristik bangunan,  kapasitas beban lantai akan mempengaruhi berat peralatan penanganan bahan yang dapat digunakan.
4)      Kapasitas peralatan penanganan yang diperlukan,  Faktor ini akan menentukan jumlah peralatan tipe tertentu dibutuhkan, dimana ini juga tergantung pada jumlah bahan yang diangkut per periode.

2.     Biaya penanganan bahan

Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan dalam suatu perusahaan pabrik/industry terdiri atas:
1)      Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja yang disebut “make ready”.
2)      Melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan barang-barang yang disebut “do”
3)      Memindahkan barang-barang dan bahan-bahan dari tempat kerja yang disebut “put away”

Biaya penanganan bahan terdiri atas upah untuk orang yang memindahkan bahan (material handler), biaya investasi dari berbagai alat pemindahan bahan yang digunakan, dan biaya-biaya yang tidak dapat dipisahkan dan termasuk dalam biaya produksi untuk mengerjakan produk hasilnya. Dari biaya-biaya material handling ini ada sebagian yang termasuk dalam biaya langsung (direct cost) dan ada sebagian lagi yang merupakan biaya tak langsung (indirect cost).

3.     Efisiensi dalam penanganan bahan

Sebagian dari biaya material handling yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya adalah kurang produktif dan tidak efisien, karena merupakan pemborosan (inefisiensi). Sehingga perlu dilakukan usaha-usaha agar biaya material handling dapat diperkecil.

Sebab-sebab adanya pemborosan yang besar dalam biaya material handling :
1)      Adanya kelambatan aliran atau jalannya bahan-bahan yang sedang atau akan dikerjakan dalam proses produksi.
2)      Sering di handle-nya hasil-hasil proses tambahan (by-product) dan barang-barang sisa (srap) secara tidak efisien.
3)      Sering dibutuhkannya waktu yang lama untuk memindahkan bahan-bahan atau barang-barang di tempat-tempat pengiriman, penerimaan dan pemeriksaan atau pengecekan, yang disebabkan karena tempat tersebut tidak diatur dengan baik.
4)      Adanya pemborosan dalam meng-handle bahan-bahan di bagian pemeliharaan (maintenance department), yang disebabkan kurangnya pengawasan langsung (direct supervision) dalam menyusun barang-barang dan memindahkan bahan-bahan atau barang-barang.

Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi atau memperkecil biaya material handling. Biaya material handling dapat dikurangi atau diperkecil dengan memperhatiakan prinsip-prinsip material handling :
1)      Material handling harus dikurangi atau dihindari apabila mungkin dari semua pekerjaan dalam pabrik.
2)      Pekerjaan material handling yang tak dapat dihindarkan atau dikurangi harus dimekanisasikan, seperti dengan menggunakan ban berjalan (conveyor) atau forktruck/forklift.
3)      Alat-alat handling harus dipilih berdasarkan pertimbangan ekonomi atau efisiensi dan dapat berguna bagi kepentingan keseluruhan pabrik.
4)      Alat-alat handling yang ada harus digunakan secara lebih efisien dalam pabrik.
5)      Dalam mempersiapkan plant lay out baru atau memperbaiki layout yang ada, semua pekerjaan material handling harus direncanakan dengan baik.
6)      Sebelum memutuskan penggunaan suatu jenis peralatan handling yang mekanis, perlu dibuatkan suatu analisis yang lengkap untuk dapat ditentukan jenis peralatan apa yang paling sesuai dan paling ekonomis untuk pekerjaan tersebut.
7)      Rencana untuk memperkenalkan peralatan handling atau membuat perubahan atas peralatan-peralatan yang ada haruslah dibicarakan, dan diterima oleh semua pihak yang berkepentingan beserta  usul-usul sebelum penerapan dilakukan.

4.     Pemilihan perakatan penanganan bahan

Tugas-tugas dari bagian material handling antara lain :
1)      Mengadakan penyelidikan dan analisis untuk dapat menentukan bagaimana kegiatan material handling dilakukan sehingga dapat lebih efisien.
2)      Merencanakan, mengadakan pengujian/pengetesan dari perkembangan alat-alat material handling yang baru.
3)      Memberikan nasehat-nasehat/ rekomendasi mengenai perbaikan-perbaiakan yang perlu dilakuakan dalam cara-cara pemindahan bahan (material handling) dan dalam pemasangan perlengkapan atau [peralatan handling yang baru.
4)      Mengikuti pelaksanaan dan membuat laporan mengenai pemasangan perlengkapan atau peralatan handling yang baru tersebut.
5)      Aspek-aspek produksi yang menyangkut material handling :
a.      Product design, dimana produk yang direncanakan haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diangkut atau dipindahkan.
b.      Plant lay out, dimana bagian-bagian dan peralatan haruslah diatur agar supaya pemindahan bahan-bahan/barang-barang dalam proses dapat berjalan dengan lancar, sehingga dapat mengurangi waktu pengerjaan dan waktu material handling.
c.       Production planning, di mana urutan-urutan proses produksi haruslah diatur sedmikian rupa sehingga pemindahan bahan-bahannya mudah dilaksanakan.
d.      Pengepakan (packaging) haruslah memperhatikan agar handling-nya mudah, dimana bungkusan atau pakannya mudah diangkut atau dipindahkan.
      
Pemilihan peralatan penanganan bahan
Peralatan material handling dalam suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :

1)   Fixed Path Equipment, yaitu peralatan material handling yang sudah tetap (fixed) digunakan suatu proses produksi, dan tidak dapat digunakan untuk maksud-maksud lain.

Sifat-sifat dari fixed path equipment ialah :
a.      Biasaya terhantung atau ditentukan oleh proses produksi.
b.      Sifatnya sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya digunakan untuk mengangkut barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus/kontinu dan tidak dapat digunakan untuk maksud yang lain.
c.       Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya menggunkan kekuatan tenaga listrik.

Contoh fixed path equipment adalah :
1.      Ban berjalan (conveyor)
2.      Derek (cranes)
3.      Lift (elevator)
4.      Keteta api

2)      Varied Path Equipment, yaitu peralatan material handling yang sifatnya fleksibel dapat dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk mengangkut atau memindahkan bahan-bahan/barang-barang tertentu.

Sifat-sifat dari varied path equipment ialah:
a.      Biasanya tidak tergantung dari proses produksi
b.      Dapat dipergunakan bermacam-macam operasi
c.       Mesin-mesin atau peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan kekuatan tenaga manusia atau tenaga mesin (motor).


Contoh dari varied path equipment adalah :
1)      Bermacam-macam truk
2)      Forktruck atau forklift
3)      Kereta dorong

Kerugian yang diderita oleh perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan peralatan disebabkan antara lain
:
§  Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal.
§  Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan keguatan produksi.
§  Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan.
§  Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat.
§  Menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan karena di anggap tidak menepati janji.
Biaya pemeliharaan dari tahun ke tahun selalu cenderung naik. Karena hal ini disebabkan tiga hal berikut
:
o   Selalu terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan pengoperasian peralatan, ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat.
o   Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat-alat bantu lainnya, sebagai akibat dari perkembangan teknologi.
o   Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan harga dan perkembangan peralatan itu sendiri, dan supaya kenaikan biaya tidak merubah unit cost terlalu menyolok, maka mesin baru diusahakan untuk dapat bekerja lebih lama, lebih produktif atau justru keduanya.



REFERENSI :
1.      Bunawan, Pengantar Manajemen Operasi : Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, Jakarta, Edisi Terbaru
2.      Eddy Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Grasindo, Jakarta, atau Edisi terbaru
3.      T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi terbaru
4.      Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, LP FEUI, Jakarta, Edisi terbaru
5.      Pangestu Subagyo, Manajemen Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi Terbaru
6.      Buku-buku Manajemen Opersional lain yang berkaitan ( Diusahakan terbitan terbaru )

Sumber Lain :
http://gusasta.blogspot.com/2013/03/material-handling-tipe-tipe-layout-dan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...