Rabu, 14 Desember 2016

MANAJEMEN PEMASARAN INTERNASIONAL - GLOBAL PRODUCTS & SERVICE



1.      Startegi Produk Global
Perusahaan dapat menjalankan tiga strategi global untuk penetrasi pasar asing. Beberapa perusahaan akan mudah mengadopsi kebijakan produk dan komunikasi yang sama untuk digunakan pada pasar mereka sendiri.  Mereka memperluas (extend) pertumbuhan sendiri, strategi produk/komunikasi untuk pasar asing. Perusahaan lainnya lebih suka menyesuaikan strategi mereka dengan pasar local. Strategi adaptasi (adaptation) ini memungkinkan perusahaan untuk melayani kebutuhan dan keinginan customer asing mereka. Alternatif selanjutnya yang mengadopsi sebuah strategi penciptaan (invention) yang mana produk dirancang dari permulaan ke pasar global. 

Terdapat lima pilihan strategi  produk global, yaitu :
1)      Option 1: Product and Communications Extension – Dual Extension
Sebuah perusahaan memilih strategi memasarkan produk standar dan menggunakan komunikasi seragam. Perusahaan dengan sumber daya terbatas lebih menyukai strategi ini. Dual extentions bekerja ketika target perusahaan sebuah segment global dengan kebutuhan yang sama. Pada umumnya strategi ini menawarkan penghematan yang datang dari skala ekonomis.
Contoh : Coca-cola, Mercedez- Benz, Marlboro, Kodak Film, Nike



2)      Option 2: Product Extension – Communications Adaptation
Perbedaan dalam lingkungan budaya dan persaingan, produk yang sama kadang-kadang digunakan untuk menawarkan keuntungan atau fungsi  yang secara dramatis berbeda dari dipasar Negara asal. Pada opsi kedua ini strategi produk dan distribusi sama dan terdapat perbedaan mendalam pada strategi komunikasinya. 
Contoh : TVs, Detergents, Barbie dolls, Windows software, McD



3)      Option 3: Product Adaptation – Communications Extention
Kemungkinan lain perusahaan dapat menyesuaikan produk mereka tetapi pasar menggunakan sebuah standar strategi komunikasi. Sumber lain dibelakang adaptasi produk adalah strategi ekspansi perusahaan. Banyak perusahaan menambahkan brand pada portfolio produk mereka melalui akuisisi perusahaan local.  Walaupun factor-faktor ini memimpin adaptasi produk, kesamaan nilai-nilai dasar dan perilaku pembelian diantara konsumen yang menggunakan produk bisa jadi sekarang sebuah pembuka harmonisasi strategi komunikasi. Dengan sebuah konteks, idea-idea marketing yang bagus bisa ditransfer dari satu Negara ke Negara lainnya,  walaupun produk terkait berbeda. 
Contoh :Bicycles in US and China, Coca Cola



4)      Option 4: Product and Communications Adaptation – Dual Adaptation
Perbedaan lingkungan budaya dan fisik lintas Negara disebut sebagai strategi dual adaptasi. Strategi produk perusahaan dan komunikasi adalah opsi yang paling viable untuk expansi internasional. Kampanye pengenalan di British dipusatkan sekitar guru-guru, sebuah opera singer, seorang disk jockey dan lainnya. Produk juga dapat disesuaikan dengan pasar local.    Di Inggris pisang adalah selera yang sangat popular tetapi tidak tersedia  dinegara-negara lainnya.    
Contoh : Fashion products, consulting services



5)      Option 5: Product Invention
Pemasar global mencoba menciptakan figure produk dengan scope global lebih dari hanya untuk sebuah Negara. Malahan penyesuaian sederhana pada produk dan jasa yang ada dengan kondisi pasar local, mindset-nya adalah dari nol ke peluang pasar global.


2.      Standarisasi dan Kustomisasi
Standarisasi produk maksudnya penawaran produk yang sama ke basis pasar regional atau seluruh dunia. Standarisasi bertujuan untuk meminimalkan biaya, sehingga meningkatkan pelanggan perusahaan melalui harga yang rendah. Dapat. Faktor-faktor yang mendorong standarisasi produk adalah :
1)   Biaya untuk adaptasi mahal
2)   Perusahaan hanya memiliki satu sumber produksi
3)   Sebagian besar produk yg dihasilkan adalah produk industri
4)   Terdapat kesamaan selera di berbagai pasar internsnl yg berbeda
5)   Pemakaian produk terutama di lingkungan urban
6)   Pemasaran diarahkan kenegara-negara utama yang sama
7)   Strategi memasuki pasar global yang utama adalah ekspor
8)   Citra negara produsen produk menentukan keputusan konsumen
9)   Standarisasi produk dapat menimbulkan loyalitas pelanggan
10)     Pesaing juga memasarkan produk standar.

Dengan kustomisasi disisi lainnya, manajemen berfocus pada perbedaan lintas batas dalam kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran perusahaan. Ketika standarisasi telah menjadi sebuah orientasi pengendali produk – biaya rendah melalui produksi massal – kustomisasi diinspirasi oleh sebuah mindset pengendalian pasar – meningkatkan kepuasan customer melalui penyesuaian produk dengan kebutuhan local. Kekuatan yang mendukung sebuah strategi produk global adalah sebagai berikut :
1)      Kebutuhan customer biasa,
2)      Pelanggan global,
3)      Scala ekonomis,
4)      Waktu ke pasar,
5)      Persetujuan pasar regional,

Faktor-faktor yang mendorong adaptasi produk :
1)        Persyaratan standar teknis bervariasi di setiap negara atau wilayah integrasi ekonomi
2)        Produk perusahaan yang utama adalah produk konsumen
3)        Selera dan kebutuhan pelanggan sangat beraneka ragam
4)        Adanya variasi kondisi pemakaian
5)        Adanya perbedaan daya beli disetiap negara
6)        Cabang diluar negeri bebas untuk menggarap pasar setempat
7)        Adanya perbedaan bahasa dan kebudayaan yg mempengaruhi terhadap pembelian dan pemakaian
8)        Adanya pengaruh pemerintah negara tujuan
9)        Strategi adaptasi terbukti sukses diterapkan oleh pesaing
             10)      Produk dijual terutama di wilayah pasar nasional.


3.         Difusi Multinasional
Proses difusi merupakan cara dimana inovasi menyebar keseluruh pasar. Istilah menyebar mengacu pada perilaku pembelian dimana produk dibeli secara teratur. 

Perkenalan atau peluncuran produk baru merupakan kegiatan yang harus dipikirkan secara matang, direncanakan dan dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Perkenalan produk baru bertujuan supaya produk tersebut bisa diterima, diminati dan disukai oleh para konsumen sehingga menghasilkan pembelian seperti yang dinginkan dan diharapkan oleh pemasar. Difusi inovasi adalah proses dimana produk baru, jasa baru dan ide baru menyebar melalui komunikasi ke anggota-anggota sistem sosial atau populasi dalam jangka waktu tertentu. Proses difusi inovasi terdiri atas empat elemen, yaitu :
1)   Inovasi, produk atau jasa yang dipersepsikan oleh konsumen sebagai produk atau jasa baru. Produk baru terdiri dari :
a.         Produk baru yang sebelumnya belum pernah ada.
b.         Lini produk baru yang belum pernah diproduksi oleh perusahaan.
c.         Produk inovasi simbolik yang mengkomunikasikan arti sosial baru bagi produk yang bersangkutan.
d.         Produk inovasi teknologi dengan perubahan fungsional dari produk semula dan lain-lain.

2)   Difusi melalui saluran komunikasi, kecepatan penyebaran inovasi produk tergantung pada komunikasi antara pemasar dengan konsumen dan juga komunikasi antar konsumen itu sendiri. Dampak dari komunikasi ini adalah diterima atau ditolaknya produk. Inovator dan early adopters merupakan orang yang cepat menerima inovasi, berperan besar sebagai perantara komunikasi kepada later adopters. Inovator dan early adopters berfungsi sebagai pemimpin pendapat yang menyebarkan informasi kepada konsumen dan mempengaruhi keputusan membeli mereka. Kecepatan difusi sangat ditentukan oleh keberadaan dan kecanggihan sistem dan saluaran komunikasi. Infrastruktur komunikasi seringkali menjadi kendala bagi pemasar yang ingin memperkenalkan produk disuatu pasar yang baru untuk produk itu. WOM saja tidak akan mampu menyebarkan informasi produk baru yang harus diperkenalkan dalam waktu yang singkat dan intensitas yang tinggi. Internet menjadi salah satu sarana komunikasi yang sangat efektif bagi difusi inovasi, tidak saja area local dan nasional tetapi juga internasional.

3)   Difusi melalui sistem sosial, difusi produk baru yang terjadi didalam latar belakang sosial sering disebut sistem sosial. Sistem social adalah lingkungan fisik, sosial atau budaya dimana seseorang hidup dan berfungsi.  Suatu sistem sosial memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang berbeda dengan sistem sosial lain. Pemasar harus berorientasi pada sistem sosial dalam memperkenalkan produk baru sehingga dapat digunakan strategi yang tepat untuk sistem sosial tersebut. Dalam pemasaran sistem sosial yang cocok untuk produk disebut segmen pasar atau segmen sasaran.  

4)   Difusi melalui waktu, merupakan tulang punggung proses difusi. Terdapat tiga cara berbeda dalam memperhitungkan waktu untuk menjelaskan difusi dan tidak berhubungan antara satu dengan yang lainnya, yaitu :
a.    Waktu membeli, jangka waktu yang dihabiskan dari awal mula konsumen menyadari akan keberadaan produk sampai waktu dia membeli atau menolak produk tersebut. Waktu membeli termasuk juga waktu yang dibutuhkan oleh konsumen dalam mencari infromasi dan mencari opini pemimpin, mencari alternative, mengevaluasi, memilih dan memesan.
b.    Identifikasi kategori adopter, mencakup innovator, early adopters, early majority, late majority dan leggards. Kategori tersebut berjenjang antara innovator yang sangat mudah menerima inovasi sampai ke leggards yang sangat tradisional dan hampir tidak mau berubah.
c.    Kecepatan adopsi adalah seberapa cepat suatu produk baru diadopsi oleh anggota dari suatu sistem sosial. Dalam pemasaran produk baru tujuan utamanya adalah supaya produk dapat diterima secara luas dalam waktu singkat sebelum persaingan terjadi. Kebijakan harga penetrasi digunakan untuk membentuk perintang bagi persaingan. Tetapi dalam situasi tertentu pemasar tidak perlu menghindari adopsi yang cepat bila ingin menutup biaya pengembangan produk secara cepat maka digunakan kebijakan harga skimming.    

Pada umumnya pengadopsian produk baru ditentukan oleh tiga factor yaitu :
1)        Perbedaanindividu, dalam hubungan dengan keinginan mereka untuk uji coba produk baru. Adopter awal menyenangi idea atau produk baru, adopter yang terlambat mengambil sikap melihat dan menunggu.
2)        Pengaruh personal,  dalam mempengaruhi adopters  pengaruh personal memainkan sebuah peran yang menonjol. WOM memberikan pengaruh yang lebih significan terhadap keputusan mengadopsi lebih dari factor non personal seperti media advertising.   
3)        Karakteristik produk,  terdapat lima karakteristik kunci dari produk yaitu :
a.         Relative advantage, produk baru menawarkan nilai lebih yang dirasakan oleh konsumen potensial dari pada produk yang ada.
b.         Compatability, produk konsisten dengan nilai-nilai dan sikap individu system social.
c.         Complexity, produk mudah dimengerti
d.         Triability, adopters bisa mencoba produk dalam basis terbatas.
e.         Observability, seberapa mudah adopter menemukan hasil atau keuntungan produk innovasi.

4.         Mengembangkan Produk Baru untuk Pasar Global
Beberapa factor penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan produk baru, yaitu :
1)        Pengetahuan yang lengkap tentang kebutuhan dan keinginan konsumen.
2)        Sumber daya yang mendukung terhadap pengembangan produk baru.
3)        Perkiraan penyimpangan produk baru dalam memenuhi pasar sasaran
4)        Perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan dan memproduksi produk baru.
5)        Antisipasi terhadap reaksi para pesaing.
6)        Kapan waktu yang paling tepat untuk meluncurkan produk baru.
7)        Jasa terkait sebagai pendukung produk baru

Terdapat 4 (empat) tipe dasar dalam program pengembangan produk, yaitu :
1)        Modifikasi produk lini.
2)        Diluar produk lini/ produk substitusi.
3)        Produk komplemen
4)        Produk Innovasi

Langkah-langkah dalam pengembangan produk baru terdiri dari :
1)        Tujuan pengembangan produk baru.
     Tujuan dari pengembangan produk baru adalah supaya peluang produk baru dapat sukses dipasar pada tahap komersialisasi menjadi lebih besar. Perusahaan harus menetapkan tujuan dari pengembangan produk baru yang meliputi kesesuaian dengan sumber daya perusahaan, penerimaan penjualan minimum dan pangsa pasar.   

2)        Pembangkitan ide
     Ide produk baru dapat berasal dari berbagai macam sumber, seperti dari dealer, kompetitor, tenaga penjualan dan dari karyawan lainnya pada perusahaan. Salah satu sumber ide paling potensial berasal dari pelanggan yang merefleksikan masalah mereka terhadap produk yang ada sekarang. Sumber-sumber ide kreatif yang dipertimbangkan secara umum membutuhkan sebuah pendekatan formal untuk menentukan produk baru alternatif. Elemen kritis pada proses pembangkitan ide-ide adalah pengembangan konsep produk baru, salah satu diantaranya adalah menjelaskan tentang analisis struktur keuntungan dari produk baru.

3)        Penyaringan
     Tahap penyaringan ini merupakan keputusan yang paling sulit karena hanya sedikit informasi yang dapat diandalkan tersedia pada pasar produk yang diajukan, biaya dan sifat investasi yang dibutuhkan. Pada tahap penyaringan ide dilakukan melalui proses eliminasi terhadap ide-ide yang terkumpul dengan berbagai pertimbangan untuk memilih sejumlah ide terbaik dan konsisten dengan tujuan pengembangan produk sekarang. Dengan demikian diharapkan ide-ide produk baru yang terpilih dapat sukses dipasar dan dapat mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.

4)        Pengevaluasian
     Ide-ide yang telah disaring lalu dievaluasi. Pengevaluasian terhadap pengembangan produk baru merupakan aspek keamanan apabila produk ditarik, hutang produk yang cukup tinggi dan menghindari biaya modifikasi yang besar. 

5)        Analisis bisnis/menguji konsep
       Analisis bisnis meliputi kegiatan untuk memastikan produk baru akan dibeli oleh konsumen global dan berapa perolehan keuntungan yang mampu dihasilkan oleh produk baru. Dan yang menjadi pertimbangan dalam analisis bisnis adalah :
a.         Perkiraan penjualan.
b.         Pola penjualan dan biaya
c.         Produk baru berpotensi sebagai produk substitusi untuk pengganti produk yang ada sekarang.
d.         Persyaratan fasilitas produksi untuk produk baru.

6)        Tes pasar
Tes pemasaran untuk produk baru secara esensial adalah sebuah pengalaman dilapangan untuk produk baru yang dipasarkan pada satu pilihan dalam menentukan kota yang dinilai potensi penjualannya dan mengukur score performan lainnya. Tes pasar yang dilakukan juga untuk mengetahui minat konsumen terhadap produk yang dikembangkan perusahaan.

7)        Pengembangan dan Komersialisasi
Setelah melakukan analisis bisnis maka tahap selanjutnya adalah tahap pengembangan dan komersialisasi. Pada tahap pengembangan, produk yang telah dianalisis secara bisnis kemudian diproduksi secara besar-besaran dan mengembangkan lini produk. Pada tahap komersialisasi produk yang telah diproduksi kemudian siap untuk dipasarkan kepada konsumen global.Produk baru akan lebih diperhitungkan jika dalam proses produksinya didukung dengan penggunaan fasiltas produksi, tenaga kerja dan manajemen yang baik.


  
5.             Strategi Branding Global
Pengetahuan konsumen akan merek dapat mempengaruhi citra merek bisa positif maupun negatif, tergantung persepsi terhadap merek apakah itu sesuai dengan selera dan cara pandangnya terhadap merek sehingga. 


Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, disain atau kombinasi dari unsur-unsur ini, yang dimaksudkan sebagai pengenal barang atau jasa dari penjual dan sebagai pembeda dengan pesaing. Nama merek adalah bagian dari merek yang dapat  diucapkan. Sebagai contoh Disneyland, Hilton, Club Med dan Sizzler. Tanda merek adalah bagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti symbol, disain, warna atau huruf yang khas. Contohnya lengkungan emas McDonald’s dan huruf H pada Hilton. Merek dagang adalah merek yang diberi perlindungan hukum untuk melindungi hak eklusif penjual dalam menggunakan nama merek dan tanda merek.

1)        Perangkapan Merek
Beberapa perusahan pariwisata seperti restoran Arby’s menguji atau telah menggunakan perangkapan merek, dalam pengertian lebih dari satu merek di bawah satu atap. Sebagai tambahan bagi merek Arby’s, rantai restoran itu memakai TJ Cinnamon di 46 toko dalam kawasan pasar uji. Jika berhasil, Arby’s brmaksud menambahkan TJ Cinnamon sebagai pilhan waralababagi 3500 tokonya di dunia.
Kekuatan pendorong di balik perangkapan merek itu adalah penerimaan tambahan dan daya tarik tambahan bagi restoran melalui merek terkenal yang diharapkan menarik minat pelangan baru atau mengajak pelanggan lama untuk lebih sering kembali dan lebih banyak berbelanja dalam setiap kunjungan. Salah satu pelaku terobosan perangkapan merek adalah took-toko seperti Subway atau Taco Bell yang menambahkan nama merek di toko mereka.

2)    Kondisi Pendukung Penetapan Merek
Lima kondisi yang mendorong pengambilan keputusan penetapan merek antara lain :
a.         Produk akan mudah dikenali jika menggunakan merek atau tanda merek.
b.         Produk dipersepsikan mempunyai nilai tertinggi untuk harganya.
c.         Kualitas dan standar mudah dipertahankan.
d.         Permintaan atas kelas produk umum cukup besar sehingga dapat mendukung rantai regional, nasional maupun internasional. Pengembangan produk secara masal  sangat menentukan keberhasilan merek untuk mendukung biaya overhead iklan dan administrasi itu penting.
e.         Terdapat ekonomi skala.

3)        Produk akan Mudah Dikenali dengan Merek atau Tanda Merek
Rantai hotel dan restoran banyak dapat dijadikan contoh mengenai tampilan yang mudah dikenali. Kerai merah putih dan cat khusus pada TGI Friday’s dan tanda hijau pada Holiday Inn, dikenal luas oleh pelanggan. Umumnya papan reklame di jalan bebas hambatan adalah petunjuk arah mengandalkan pengenalan merek. Disitu hanya terpampang nama merek atau tanda merek serta arah tempat penjualannya.
Pengembangan nama merek merupakan unsur kunci pengembangan identitas merek. Karakteristik yang dikehendaki dari nama merek adalah:
a.         Nama merek harus menggambarkan manfaat dan kualitas produk. Misalnya Dairy Queen, Comfort Inns, Pizza Hut, Burger King, American Airlines.
b.         Nama merek harus mudah diucapkan, dikenali dan diingat. Lebih membantu bila nama itu pendek. Misalnya, Wendy’s, Hilton.
c.         Nama merek harus khas. Misalnya El Torito, Avis, Bennigan’s.
d.         Untuk perusahaan besar di masa mendatang ingin memperluas pasar ke luar negeri, nama itu harus mudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Beberapa perusahaan mengalami bahwa nama mereka bermakna negative bila diterjemahkan ke dalam bahasa Negara yang ingin dimasukinya.
e.         Nama merek harus dapat terdaftar dan terlindungi hukum.

4)    Produk Dipersepsikan sebagai Nilai Tertinggi untuk Harganya.
Nama merek mempunyai nilai karena adanya dari persepsi konsumen. Merek menarik konsumen dengan mengembangkan persepsi berkualitas dan bernilai tinggi. La Quinta mengembangkan citra yang baik bagi para pelancong bisnis yang menginap semalam, sedangkan Embassy Suites mengembangkan citra nilai tinggi bagi mereka yang menginginkan hotel yang semuanya suite.
Konsep nama merek meluas hingga tempat tujuan turis. Vail, Aspen, Acapulco, Palm Srpings, dan French Riviera telah mengembangkan reputasi, persepsi konsumen, dan harapan yang tinggi. Mereka yang mempromosikan dan mengembangkan tujuan turis harus bertanggungjawab memajukan dan memastikan citra merek yang menguntungkan.
Peraturan pembangunan gedung yang ketat, koordinasi promosi, penonjolan tempat bersejarah dan pelindungan terhadap pemurunan kualitas lingkungan merupakan hal-hal penting bagi kesuksesan tempat tujuan turis. Kamar dagang, asosiasi promosi turis, dewan kota, pemerintah daerah, kelompok lingkungan dan masyarakt sejarah berperan penting dalam perlindungan merek suatu tempat tujuan.

5)         Kualitas dan Standar Mudah Dipertahankan
Agar bisa sukses, merek multi unit besar seperti Pizza Hut, Holiday Inn, Chili’s harus mengembangkan standar bagi seluruh sistem agar memenuhi harapan pelnaggan. Bila merek berhasil mengembangkan citra kualitas, pelanggan akan mengharapkan kualitas yang sama di semua tempat penjualan dengan nama merek yang sama. Merek dan kebijakan yang tidak konsisten akan menurunkan citra merek. Konsistensi dan standarisari merupakan faktor kritis yang sering menjadikan konsumen setia pada merek. Manfaat utama penerapan merek adalah penciptaan pelanggan yang loyal. Mereka membeli merek ketika tersedia dimana-mana dan membuat semakin kuat nama mereknya.

Seperti halnya, isu pokok dalam global branding menyangkut standarisasi (menggunakan satu merek global) versus adaptasi (beberapa merek nasional global). Penggunaan satu merek tidak diperkenankan jika:
1.        Namanya sudah digunakan oleh perusahaan lain
2.        Nama (dan juga logo) yang dipakai bias memiliki konotasi budaya yang berbeda
3.        Ada tuntutan untuk menerjemahkan nama merek ke dalam bahasa lokal.

Isu lain yang tak kalah menariknya adalah mengembangkan, mengelola, dan mengukur brand equity di masing-masing pasar yang dimasuki. Brand Equity didefinisikan sebagai serangkaian memori dalam benak pelanggan, anggota saluran distribusi, perusahaan induk, dan anggota utama lain dari jejaring bisnis merek tertentu yang bias berdampak pada aliran kas dan profitabilitas di masa depan. Biasanya perusahaan-perusahaan memadukan beberapa ukuran untuk mewujudkan konsistensi pengukuran brand equity antar pasar nasional yang dilayani.

Local Brands Versus Global Brand
Derasnya arus globalisasi meyebabkan perusahaan-perusahaan bersaing untuk melebarkan usahanya dengan mencari pasar yang potensial dan berusaha menciptakan merek-merek global (global brands)

Merek global adalah merek-merek yang memiliki nama sama dan strategi pemasaran terkoordinasi secara sama pada banyak Negara. Walaupun begitu, Kahn menegaskan bahwa formula sabun mandi yang sama namun di jual dengan berbagai nama berbeda di sejumlah Negara dapat pula diklasifikasikan sebagai merek global, asalkan strategi pemasarannya dikelola secara tersentralisasi.
Merek lokal perlu diklasifikasikan secara lebih sistematis dan akurat. Salah satu tipologi lain yang ditawarkan adalah klasifikasi berdasarkan dua dimensi utama: asal (origin) dan kepemilikan (ownership). 

1)        Original local brands. Kategori ini mencakup merek-merek yang berasal dari negara setempat/lokal dan dimiliki oleh perusahaan lokal.
2)        Quasi local brands. Kategori ini terdiri dari merek-merek yang berasal dari negara lokal, namun dimiliki oleh orang/perusahaan asing. Kategori ini terdiri atas dua bentuk :
a.         Original local brands yang dibeli oleh perusahaan multinasional, tetapi nama merek lokalnya tetap dipertahankan, contoh : Aqua.
b.         Merek lokal yang dikembangkan dan dipasarkan secara khusus untuk pasar domestik tertentu oleh perusahaan multinasional.
3)        Acquired local brands. Kategori ini meliputi merek-merek yang berasal dari negara lain, namun dimiliki oleh orang/perusahaan lokal.
4)        Foreign brands. Kategori ini merupakan kebalikan dari original local brands. Foreign brands berasal dari luar negeri dan dimiliki oleh orang/perusahaan asing.

Ada sejumlah faktor yang diyakini menjadi penyebab mengapa merek global lebih disukai, dari sudut pandang perusahaan yaitu : skala ekonomis tinggi, telah terbentuknya global village, konvergensi perilaku konsumen, persepsi kualitas yang lebih unggul dan jaringan distribusi lebih luas. Walaupun demikian, sebenarnya juga berkembang trend ke arah brand localization yang dipicu oleh desentralisasi pemerintah, individualisasi, pengakuan atas keanekaragaman budaya dan pemberdayaan konsumen.

Setiap negara termasuk negara berkembang memiliki original local brand yang kuat. Merek-merek semacam ini bukan saja mampu bertahan hidup dalam era globalisasi dan pasar bebas, tetapi juga memainkan peranan signifikan di pasar domestiknya masing-masing. 

6.   Mengelola Lini Produk Multinasional
Ketika membandingkan produk mix di pasar host dan home country, terdapat empat scenario yang mungkin, yaitu :
1)   Perluasan lini domestic
2)   Sub bagian produk lini pasar Negara asal
3)   Bauran local dan non local lini produk
4)   Melengkapi lokalisasi lini produk 

Beberapa kunci penggerak yang mempengaruhi komposisi produk lini sebuah perusahaan multinasional adalah :
1)   Preferensi customers, pada produk dengan banyak kategori preferensi konsumen beragaman dari Negara ke Negara.
2)   Spectrum harga, dengan menawarkan premium produk dan budget produk. Harga produk disesuaikan dengan ukuran produk dan disesuaikan dengan tempat menawarkannya. Misalnya produk shampoo diwarung dijual dalam ukuran saset sedangkan pada supermarket dijual dalam ukuran yang lebih besar.
3)   Iklim persaingan, perbedaan lingkungan persaingan menyebabkan sebuah perusahaan menawarkan lini produk yang mungkin di beberapa Negara tetapi tidak di negara lainnya.   
4)   Struktur organisasi, secara khuasus pada perusahaan multinasional  diorganisasi berdasarkan basis sebuah Negara, produk lini mungkin ditentukan sesuai dengan besarnya tingkat kebebasan di Negara berbeda. Scop tanggungjawab country manager yang meningkat jadi dibatasi oleh perusahaan multinasional.
5)   Sejarah, produk lini kadang-kadang menjadi bagian dari sebuah MNCs produk local digabungan dengan usaha menggabungkan secara geografis. 

7.         Pembajakan Produk
Pembajakan adalah menjatuhkan pemasar  produk dengan nama merek global yang popular. Pengaruhnya dapat menurunkan  profit   perusahaan dua kali lipat. Kerugian keuangan yang ditimbulkan oleh pembajakan secara potensial sangat mengagetkan.  MNCs mempunyai beberapa pilihan strategi untuk melawan pemalsuan produk, Senjata utamanya adalah sebagai berikut :
1)        Aktivitas lobbying, melobi pemerintah adalah sebuah cara yang sangat biasa digunakan oleh perusahaan untuk melindungi diri mereka dari pemalsuan 
2)        Tindakan hukum, mengajukan tuntutan melalui pengadilan untuk menghentikan pemalsuan, namun tidak ada jaminan bahwa tuntutan hokum akan member hasil positif. Bahkan proses pengadilan yang memakan waktu yang lama dapat menjadi publisitas negative bagi MNCs. 
3)        Customs (pabean), hanya bisa memonitor sebagian kecil dari perdagangan barang. Petugas bea cukai lebih senang mengawasi dengan prioritas rendah seperti Hello Kitty dolls 
4)        Pilihan kebijakan produk, menentukan pengukuran copy dengan produk bajakan yang memerlukan tindakan kebijakan produk. Contohnya dengan meletakan hologram pada produk asli yang tidak bisa ditiru oleh pemalsu. Hologram hanya akan efektif  untuk produk hard copy. 
5)        Distribusi, merubah strategi distribusi dengan menawarkan sebagian solusi untuk pembajakan. Dengan memasarkan produk versi Negara pembajak yang memasukan komponen bajakan.
6)        Pilihan komunikasi, dilakukan dengan iklan dan kamnpanye public relations, perusahaan mengingatkan audien sasaran tentang konsekuensi menerimamerchandise palsu.

8.         Country of Origin
1)   Negara asal mempengaruhi konsumen
     Dalam memutuskan pilihan produk yang akan digunakan. Kadang-kadang konsumen memilih produk dari Negara asal tertentu tanpa perlu lagi mengevaluasi produk.
2)   Strategi untuk penanggulangan stereotype COO. 
     Sterotype tentang image Negara dapat memberikan keuntungan dan kerugian pada produk sebuah perusahaan. Gambarannya dapat diorganisasi dengan elemen-elemen marketing mix berikut :
a.    Kebijakan produk,
b.    Harga, yang relative lebih rendah akan menarik bagi customers, yang cendrung kurang memperhatikan merek Negara asal produk. Strategi ini hanya bisa dilakukan ketika perusahaan menikmati sebuah keunggulan biaya. 
c.    Pendistribusian, perusahaan mempengaruhi sikap konsumen dengan menggunakan saluran distribusi yang sangat dihormati konsumen.
d.    Komunikasi, strategi komunikasi dapat digunakan untuk melindungi sikap konsumen terhadap produk. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan image Negara dan mendukung image merek.

9.         Pemasaran Jasa Global
1)        Tantangan dalam pemasaran jasa internasional,
Tantangan utama yang dihadapi dalam ekspansi pemasaran internasional adalah :
a.         Proteksionis, hambatan perdagangan cendrung  lebih banyak yang tidak praktis dihadapi oleh pemasar. 
b.         Umumnya kontak berhadapan dengan transaksi jasa, aspek manusia dalam delivery jasa lebih critis daripada pemasaran barang berujud. Karena jasa adalah performanced  maka keistimewaan performance ini mempunyai banyak konsekuensinya dalam domain internasional.  
c.         Sulit dalam mengukur kepuasan customer luar negeri.
2)        Peluang-peluang dalam industry jasa global
a.         Deregulasi industry jasa
b.         Meningkatnya permintaan jasa premium
c.         Peningkatan nilai kesadaran
3)        Strategi pemasaran jasa global
a.      Kapitalisasi pada kekuatan budaya di Negara tuan rumah.
b.      Standarisasi dan Customize
c.       Peran sentral dari teknologi informasi
d.      Nilai tambah melalui differensiasi
e.      Membangun jaringan jasa global.



REFERENSI :
Keegan Warren J. : Manajemen Pemasaran Global, Edisi keenam, Prenhallindo, Jakarta, 2003
Kotabe Masaaki, Helsen Kristiaan : Global Marketing Management, Third edition, Wiley International Edition. 2004
Cateora Philip R, Graham John L. : Pemasaran Internasional, Edisi 13, Salemba Empat, Jakarta, 2007
Craven David W., Piercy Nigel F.: Strategic Marketing, International Edition, Mc Graw-Hill, 2006

Sumber Lain :
kk.mercubuana.ac.id/.../31014-9-309022035909.doc


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...