Rabu, 14 Desember 2016

EKONOMI MONETER - UKURAN-UKURAN NERACA PEMBAYARAN




Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, setiap negara pasti ingin menjadi suatu negara yang memiliki tingkat keuangan yang tinggi. Untuk memajukan tingkat keuangan suatu negara, pemerintahannya pasti membutuhkan informasi-informasi yang dapat menunjang hal itu. Informasi-informasi tersebut seperti tentang posisi keuangan Negara tersebut sampai kegiatan-kegiatan ekonomi yang menghubungkan antar Negara. Oleh karena sangat diperlukannya informasi-informasi tersebut, maka setiap pemerintahan di suatu Negara membuat suatu iktisar yang memuat banyak informasi keuangan yang disebut Neraca Pembayaran.

Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.

Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional.

1.  Neraca Pembayaran

a.    Pengertian Neraca Pembayaran

Berikut merupakan beberapa pengertian neraca pembayaran:
1)      Menurut kamus ekonomi neraca pembayaran adalah daftar piutang suatu perusahaan atau negara dengan perusahaan atau negara lainnya selama waktu tertentu, umumnya satu tahun, yang diatur secara sistematis.
2)      Menurut Tulus tambunan (2000), Neraca pembayaran (balance of payment) adalah catatan sitematis dari semua transaksi ekonomi internasional, baik perdagangan, investasi, maupun pinjaman yang terjadi antara penduduk dalam negeri suatu negara dan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu, lazimnya satu tahun, yang dinyatakan dalam dolar AS.
3)      Pendapat Tulus Tumbunan didukung oleh International Monetary Found (IMF) 1993 yang menyatakan, Balance of payment  is A statement that systematically, for specific time period, the economic transactions of an economic with the rest of the world. Transaction, for the most part between residents and nonresident, consist of those involving goods, services, and income; those involving financial claim an assets and liabilities to, the rest of the world; and those (such gift) classified as transfer, which involve offsetting entries to balance in an accounting sense – one set transaction”.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar atau susunan sistematis yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya selama jangka waktu tertentu, biasanya selama satu tahun. Mencakup pembelian dan penjualan barang – jasa dan transfer keuangan dari individu dan pemerintah asing, begitu juga dengan transaksi financial. Dan pencatatan transaksi tersebut menggunakan sistem akuntansi sehingga setiap transaksi yang terjadi akan dicatat dua kali (double entry bookeping) dengan menggunakan sistem debet-kredit.

Dari pengertian neraca perdagangan tersebut ada dua hal yang perlu dijelaskan yaitu sebagai berikut :
1)      Pengertian penduduk suatu neraca perdagangan internasional meliputi semua subjek ekonomi dapat berupa individu, badan hukum, dan pemerintah yang memiliki kemungkinan mengadakan transaksi-transaksi ekonomi dengan negara lain.
2)      Hal-hal yang termasuk dalam neraca pembayaran internasional hanya transaksi ekonomi. Adapun transaksi lain yang bukan transaksi ekonomi tidak termasuk dalam neraca pembayaran internasional.dalam transaksi ekonomi perlu dibedakan antara transaksi debet dan transaksi kredit. Transaksi debet adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran dari penduduk negara lain.

Sebagai contoh, Indonesia mengekspor beras ke Jepang. Transaksi ini mengakibatkan timbulnya hak bagi penduduk negara Indonsia untuk menerima pembayaran dari negara Jepang. Oleh karena itu, transaksi ini dalam neraca pembayaran Indonesia akan terlihat sebagai transaksi kredit. Transaksi yang sama bagi penduduk Jepang adalah sebaliknya, yaitu transaksi impor beras. Dengan demikian transaksi ini menimbulkan kewajiban bagi penduduk Jepang untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk Indonesia. Dalam neraca pembayaran Jepang transaksi impor beras akan terlihat sebagai transaksi debet.

b.   Tujuan Neraca Pembayaran
Ada dua dari Tujuan Neraca Pembayaran :
a.      Memberikan informasi kepada pemerintah sampai sejauh mana peranan hubungan ekonomi luar negeri terhadap perekonomian nasional.
b.      Membantu pemerintah dalam usahanya untuk menentukan kebijaksanaan ekonomi internasional dalam hubungan dengan politik moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional sejalan dengan tujuan yang ingn dicapai.

2.  Komponen Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran dapat dipecah ke dalam beberapa kategori yaitu; transaksi berjalan (current account), neraca modal (capital account), dan cadangan devisa negara (official reserves account)

a.    Transaksi berjalan (current account).
Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek (mencatat transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang meliputi :
1)      Ekspor dan impor barang-barang dan jasa ekspor barang-barang dan jasa yangdiperlakukan sebagai kredit impor barang-barang dan jasa diperlakukan kembali sebagai debit
2)      Net investment income tingkat bunga dan dividen diperlakukan sebagai jasa karena merepresentasikan pembayaran untuk penggunaan modal.
3)      Net transfer (transfer unilateral)meliputi bantuan luar negeri, pemberian-pemberian dan pembayaran lain antar pemerintah dan antar pihak swasta. Net transfer bukan merupakan perdagangan barang dan jasa. Atau dengan kata lain transaknsi berjalan merangkum aliran dana antara satu negara tertentu dengan seluruh negara lain sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau jasa, provisi income atas aset finansial, atau transfer unilateral (misalnya bantuan bantuan antar pemerintah dan antar pihak swasta). Transaksi berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang luas. Defisit transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih besar dari dana-dana yang diterimanya. Komponen transaksi berjalan meliputi neraca perdagangan dan neraca barang dan jasa.

Transaksi berjalan umumnya digunakan untuk menilai neraca perdagangan. Neraca Perdagangan secara sederhana merupakan selisih/perbedaan antara ekspor dan impor. Jika impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan.

Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus. Sedangkan Neraca Jasa adalah neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga kepada para investor luar negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar negeri, serta penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan transaksitransaksi ekonomi lainnya.

b.      Neraca Modal (Capital Account)
Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam kepemilikan aset jangka pendek dan jangka panjang (seperti saham, obligasi danreal estate) suatu negara, Yang meliputi :
1)      Arus modal masuk tercatat sebagai kredit karena suatu Negara menjual aset berharga kepada pihak asing untuk memperoleh uang tunai.
2)      Arus modal keluar tercatat sebagai debit karena suatu Negara membeli asset berharga dari pihak asing (luar negeri).
3)      Transaksi-transaksi neraca modal diklasifikasi sebagai investasi portfolio, langsung atau jangka pendek. Untuk dapat membeli aset luar negeri diperlukan valuta asing, dengan demikian arus modal neto menggambarkan demandterhadap valuta asing. Nilai valuta asing ditentukan oleh demand valas untuk membeli barang-barang dan jasa dan demand terhadap valas untuk membeli aset. Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka pendek dan jangka panjang suatu negara, termasuk investasi langsung luar negeri dan investasi dalam sekuritas.
4)      Cadangan Devisa Negara (Official Reserves Account)Mengukur perubahan-perubahan dalam cadangan internasional yang dimiliki oleh otoritas keuangan suatu negara. Hal ini mencerminkan surplus atau defisit transaksi-transaksi ekonomi neraca berjalan dan meraca modal suatu negara yang dihasilkan dengan cara mencari nilai selisih (netting) dari cadangan aset dan cadangan hutang. Cadangan devisa terdiri dari :
a)      Cadangan internasional yang terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat diperdagangkan.
b)      Peningkatan dalam tiap aset tercatat sebagai debit
c)      Penurunan cadangan aset tercatat sebagai kredit

3.       Keseimbangan Necara Pembayaran

Dalam menganalisa keseimbangan neraca pembayaran, Anda dapat melakukannya dengan menganalisis setiap komponen neraca pembayaran yang meliputi :
a.      Keseimbangan Transaksi Berjalan
Keseimbangan transaksi berjalan merupakan keseimbangan yang dihitung dari transaksi barang, jasa, hasil modal dan transaksi unilateral. Transaksi dinyatakan seimbang apabila arus uang yang masuk sama besarnya dengan arus barang yang keluar dari hasil transaksi barang, jasa, hasil modal dan transaksi unilateral yang terjadi antarnegara.
b.      Keseimbangan Transaksi Modal
Keseimbangan transaksi modal merupakan keseimbangan yang dihitung dari transaksi investasi jangka panjang, investasi jangka pendek, pemindahan emas, dan transaksi pengangkatan mata uang. Neraca transaksi modal dinyatakan seimbang bila arus uang dan tabungan yang keluar sama besarnya dengan arus uang yang masuk dari transaksi-transaksi tersebut yang terjadi antarnegara.
c.       Keseimbangan Neraca Pembayaran
Keseimbangan Neraca Pembayaran merupakan keseimbangan yang terjadi akibat transaksi berjalan dan transaksi modal. Keseimbangan neraca pembayaran akan terajdi bilamana arus uang masuk yang terjadi akibat transaksi berjalan dan transaksi modal sama besar dengan arus uang keluar dari transaksi tersebut di atas yang terjadi antarnegara.

4.  Ukuran – Ukuran Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran dapat disusun dengan mengkombinasi pos-pos neraca pembayaran berikut :
a.      Basic balance focus pada transaksi-transaksi yang dianggap penting bagi kesehatan ekonomis valuta. Basic balance menyeimbangkan neraca berjalan dan arus modal jangka panjang, namun tidak mengikutsertakan arus modal jangka pendek, seperti deposito deposito bank yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor temporer; kebijakan moneter jangka pendek, perubahan-perubahan dalam suku bunga dan antisipasi-antisipasi fluktuasi valuta. Basic balance menekankan trend jangka waktu yang lebih panjang pada neraca pembayaran.
b.      Net liquidity balance (neraca likuiditas neto) atau neraca keseluruhan meliputi basic balance ditambah arus modal jangka pendek tidak likuid pihak swasta dan error and omission. Neraca Keseluruhan mengukur perubahan pinjaman pihak swasta domestik atau pinjaman pihak swasta domestik ke luar negeri yang dibutuhkan untuk mempertahankan pembayaran dalam posisi equilibrium tanpa menyesuaikan cadangan devisa. Arus modal swasta jangka pendek tidak likuid dan error and omission tercatat dalam neraca, sementara aset dan hutang likuid tidak dicatat (dikeluarkan).
c.       Neraca transaksi cadangan devisa menunjukkan penyesuaian cadangan devisa yang akan dibuat untuk mencapai equilibrium neraca. Karena neraca pembayaran harus diseimbangkan, tiap perbedaan yang tidak dapat ditelusuri atas transaksi-transaksi tertentu dicatat dalam statistical discrepancy (selisih yang belum dapat diperhitungkan).

5.       Neraca Pembayaran Surplus, Defisit, dan Seimbang

Tanda (+) dan (-) dapat menyebabkan saldo neraca pembayaran menjadi surplus, defisit, dan seimbang. Alasannya, karena neraca pembayaran diperoleh dari penjumlahan selisih perhitungan, saldo neraca berjalan dan saldo neraca modal. Jadi, apabila antara transaksi berjalan dan modal diakumulasi akan berdampak tehadap neraca pembayaran menjadi defisit, surplus, dan seimbang. Lebih jelasnya mengenai maksud defisit, surplus, dan seimbang. Seperti di bawah ini :



a.      Neraca Pembayaran Defisit
Defisit pembayaran terjadi jika transaksi berjalan dan transaksi modal sama-sama defisit, ini bisa disebabkan oleh: 1. Defisit transaksi berjalan lebih besar daripada surplus transaksi modal, 2. Defisit transaksi modal lebih besar daripada surplus transaksi berjalan. Jadi, defisit neraca pembayaran terjadi jika pembayaran impor barang dan jasa serta modal keluar lebih besar daripada penerimaan barang ekspor barang atau jasa dan modal masuk.

Defisit neraca pembayaran bagi suatu negara dapat menghabiskan cadangan devisa, sehingga harus meminjam uang dari negara lain untuk menutupi kekurangan dana dalam membiayai impor barang dan jasa. Akibatnya, nilai uang dalam negeri semakin merosot atau terdepresiasi. ketika devisa terus menipis, maka yang terjadi negara lain akan berhenti memberikan pinjaman untuk menghindari kredit macet.

Untuk mengantisipasi permasalahan ini, dapat diterapkan dua kebijakan. Pertama, kebijakan pengalihan pengeluaran, yaitu dengan cara, penurunan nilai tukar mata uang terhadap valuta asing. Tindakan yang seperti ini disebut devaluasi dalam sistem kurs tetap atau depresi dalam sistem kurs mengambang. Akibatnya, harga barang ekspor menjadi murah di pasar internasional. Sementara itu, harga barang impor menjadi mahal di pasar dalam negeri. Selanjutnya, penerimaan ekspor barang dan jasa akan meningkat, sebaliknya pembayaran impor barang dan jasa menurun. Dengan demikian, cadangan devisa semakin bertambah sehingga neraca pembayaran menjadi surplus atau seimbang. Kedua, kebijakan pengurangan pengeluaran. Caranya dengan mengurangi permintaan masyarakat dalam negerim melalui kebijakan moneter dan fiskal. Akibatnya, harga barang dan jasa eksor lebih kompetitif Karena harga turun.

b.      Neraca Pembayaran Surplus
Neraca pembayaran akan surplus disebabkan oleh tiga kondisi: Pertama, jika transaksi berjalan dan transaksi modal sama-sama surplus. Kedua, surplus transaksi berjalan lebih besar daripada defisit transaksi modal. Ketiga, surplus transaksi modal lebih besar daripada defisit transaksi berjalan. Intinya surplus neraca pembayaran dapat terjadi jika penerimaan dari ekspor barang atau jasa dan modal masuk lebih besar daripada pembayaran impor barang atau jasa dan modal keluar.

Jika defisit neraca pembayaran meruntuhkan perekonomian suatu negara, bagaimana dengan surplus neraca pembayaran? Surplus neraca pembayaran tentun menguntungkan, karena negara akan memiliki cadangan devisa yang cukup. Tetapi perlu diketahui, bahwa surplus neraca pembayaran yang terus-menerus diperoleh suatu negara tidak lagi menguntungkan. Karena posisi neraca pembayaran negara tersebut sangat kuat. Posisi ini akan menaikkan nilai tukar suatu negara sehingga mengurangi daya saing barang atau jasa ekspornya. Dan naiknya nilai tukar atau kurs valuta asing juga menaikkan harga barang atau jasa ekspor negara di mata pasar internasional. Sebaliknya, harga barang atau jasa impor menjadi murah sehingga penduduk lebih suka membeli barang atau jasa impor. Jadi, surplus neraca pembayaran hanya digunakan untuk membiayai impor tersebut.

Selain kehilangan daya saing di pasar internasional, surplus neraca pembayaran yang terus menerus juga meningkatkan laju inflasi di dalam negeri. Alasannya karena jumlah uang beredar semakin bertambah sebagai akibat tindakan pemerintah yang mengucurkan uang ke pasar untuk mengendalikan naikknya nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing. Inflasi ini akan menaikkan harga barang atau jasa di dalam dan luar negeri. Jadi, surplus neraca pembayaran akan mengurangi atau menghapus daya saing yang beredar barang atau jasa ekspor pasar internasional.

c.       Neraca Pembayaran Seimbang
Neraca pembayaran dapat dikatakan seimbang jika penerimaan internasional sama dengan pembayaran internasional. Jadi, neraca pembayaran akan seimbang jika surplus transaksi berjalan sama dengan surplus transaksi modal.

Saldo neraca pembayaran memang selalu sama dengan nol. Hal ini merupakan semata-mata karena konsekuensi dari pembukuan transaksi luar negeri tersebut. Artinya, uang dan barang yang mengalir keluar harus diimbangi dengan uang dan barang yang mengalir masuk. Jadi, neraca pembayaran suatu negara selalu seimbang dari segi akuntansi. Tetapi, saldo nol di neraca pembayaran tidak mempunyai arti penting bagi analisi ekonomi. Alasannya karena kondisi ini tidak dapat menunjukkan kondisi keuangan internasional suatu negara.

6.       Neraca Perdagangan Indonesia

Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Tw.I-2010 meningkat signifikan yaitu sebesar US$6,6 miliar, lebih tinggi dibanding surplus triwulan sebelumnya sebesar US$4,0 miliar. Peningkatan tersebut ditopang oleh surplus pada transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir Tw.I-2010 meningkat menjadi US$71,8 miliar atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Perdagangan Indonesia Membaik Setelah Sempat Terhantam Kondisi sektor perdagangan internasional Indonesia tampak mengalami peningkatan yang cukup baik pada tahun 2010 ini. Surplus perdagangan Indonesia sempat mengalami hantaman serius pada tahun 2008 lalu.

Seiring dengan krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008 tersebut perdagangan internasional Indonesia mengalami penurunan tajam pada surplus perdagangan total. Sejak tahun 2005 – 2007 perkembangan surplus perdagangan Indonesia selalu positif. Dari posisi 27.9 miliar dolar di tahun 2005, pada tahun 2007 surplus perdagangan Indonesia mencapai angkat 39.6 miliar dolar AS. Akan tetapi pada tahun 2008 surplus perdagangan tersebut anjlok hingga hanya sebesar 7.8 miliar dolar AS.

Di tahun 2009 terjadi peningkatan surplus dan membaik ke level 19.7 miliar dolar AS. Sementara itu di tahun 2010 ini kembali terjadi peningkatan. Pada periode Januari hingga April 2010 surplus perdagangan Indonesia mencapai angkat 8.8 miliar dolar, mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2009, yaitu sebesar 7.2 miliar dolar.

7.       Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara

Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional :
1)      Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

2)      Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

3)      Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebutreplacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

4)      Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima olehmasyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

5)      Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).

Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

6)      Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

8.       Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional

Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional.

Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris,Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.

Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.



REFERENSI :
1.      The Economics of Money, Banking and Financial Market; Frederic S. Mishkin - Columbia University.
2.      Ekonomi Moneter; Nopirin; BPFE Yogyakarta.
3.      Ekonomi Moneter; Budiono; BPFE Yogyakarta.
4.      Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank; Sri Susilo dkk; Salemba Empat - Jakarta.
5.      Ekonomi Moneter; Budiono; BPFE Yogyakarta.
6.      Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, O.P. Simorangkir - 2004, Ghalia Indonesia.

Sumber Lain :
            http://prian-dani.blogspot.co.id/2011/10/neraca-pembayaran.html
            https://khairunnisafathin.wordpress.com/2011/03/10/neraca-pembayaran/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...