Latar Belakang
Di era
globalisasi saat ini, setiap negara pasti ingin menjadi suatu negara yang
memiliki tingkat keuangan yang tinggi. Untuk memajukan tingkat keuangan suatu
negara, pemerintahannya pasti membutuhkan informasi-informasi yang dapat
menunjang hal itu. Informasi-informasi tersebut seperti tentang posisi keuangan
Negara tersebut sampai kegiatan-kegiatan ekonomi yang menghubungkan antar
Negara. Oleh karena sangat diperlukannya informasi-informasi tersebut, maka
setiap pemerintahan di suatu Negara membuat suatu iktisar yang memuat banyak
informasi keuangan yang disebut Neraca Pembayaran.
Neraca
pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain
selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup
pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi
atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan
item-item finansial.
Tujuan utama
neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang
posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek hubungan
ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam
pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran
internasional.
1.
Neraca Pembayaran
a.
Pengertian Neraca Pembayaran
Berikut merupakan
beberapa pengertian neraca pembayaran:
1) Menurut kamus
ekonomi neraca pembayaran adalah daftar piutang suatu perusahaan atau negara
dengan perusahaan atau negara lainnya selama waktu tertentu, umumnya satu
tahun, yang diatur secara sistematis.
2) Menurut Tulus tambunan
(2000), Neraca pembayaran (balance of payment) adalah catatan sitematis dari
semua transaksi ekonomi internasional, baik perdagangan, investasi, maupun
pinjaman yang terjadi antara penduduk dalam negeri suatu negara dan penduduk
luar negeri selama jangka waktu tertentu, lazimnya satu tahun, yang dinyatakan
dalam dolar AS.
3) Pendapat Tulus
Tumbunan didukung oleh International Monetary Found (IMF) 1993 yang menyatakan,
Balance of payment is A statement that systematically, for specific time
period, the economic transactions of an economic with the rest of the world.
Transaction, for the most part between residents and nonresident, consist of
those involving goods, services, and income; those involving financial claim an
assets and liabilities to, the rest of the world; and those (such gift)
classified as transfer, which involve offsetting entries to balance in an
accounting sense – one set transaction”.
Dari beberapa
pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa neraca pembayaran merupakan
suatu ikhtisar atau susunan sistematis yang meringkas transaksi-transaksi
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya selama jangka waktu
tertentu, biasanya selama satu tahun. Mencakup pembelian dan penjualan barang –
jasa dan transfer keuangan dari individu dan pemerintah asing, begitu juga
dengan transaksi financial. Dan pencatatan transaksi tersebut menggunakan
sistem akuntansi sehingga setiap transaksi yang terjadi akan dicatat dua kali
(double entry bookeping) dengan menggunakan sistem debet-kredit.
Dari pengertian
neraca perdagangan tersebut ada dua hal yang perlu dijelaskan yaitu sebagai
berikut :
1) Pengertian
penduduk suatu neraca perdagangan internasional meliputi semua subjek ekonomi
dapat berupa individu, badan hukum, dan pemerintah yang memiliki kemungkinan
mengadakan transaksi-transaksi ekonomi dengan negara lain.
2) Hal-hal yang
termasuk dalam neraca pembayaran internasional hanya transaksi ekonomi. Adapun
transaksi lain yang bukan transaksi ekonomi tidak termasuk dalam neraca
pembayaran internasional.dalam transaksi ekonomi perlu dibedakan antara
transaksi debet dan transaksi kredit. Transaksi debet adalah transaksi yang
menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran dari penduduk negara lain.
Sebagai contoh,
Indonesia mengekspor beras ke Jepang. Transaksi ini mengakibatkan timbulnya hak
bagi penduduk negara Indonsia untuk menerima pembayaran dari negara Jepang.
Oleh karena itu, transaksi ini dalam neraca pembayaran Indonesia akan terlihat
sebagai transaksi kredit. Transaksi yang sama bagi penduduk Jepang adalah
sebaliknya, yaitu transaksi impor beras. Dengan demikian transaksi ini
menimbulkan kewajiban bagi penduduk Jepang untuk mengadakan pembayaran kepada
penduduk Indonesia. Dalam neraca pembayaran Jepang transaksi impor beras akan terlihat
sebagai transaksi debet.
b.
Tujuan Neraca Pembayaran
Ada dua dari Tujuan Neraca Pembayaran :
a. Memberikan
informasi kepada pemerintah sampai sejauh mana peranan hubungan ekonomi luar
negeri terhadap perekonomian nasional.
b. Membantu
pemerintah dalam usahanya untuk menentukan kebijaksanaan ekonomi internasional
dalam hubungan dengan politik moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran
internasional sejalan dengan tujuan yang ingn dicapai.
2.
Komponen Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran
dapat dipecah ke dalam beberapa kategori yaitu; transaksi berjalan (current
account), neraca modal (capital account), dan cadangan devisa negara
(official reserves
account)
a.
Transaksi
berjalan (current account).
Merupakan bagian
dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek (mencatat
transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang meliputi :
1) Ekspor dan impor barang-barang dan jasa ekspor barang-barang dan
jasa yangdiperlakukan sebagai kredit impor barang-barang dan jasa diperlakukan
kembali sebagai debit
2) Net investment income tingkat bunga dan
dividen diperlakukan sebagai jasa karena merepresentasikan pembayaran untuk
penggunaan modal.
3) Net transfer (transfer
unilateral)meliputi bantuan luar negeri, pemberian-pemberian dan pembayaran
lain antar pemerintah dan antar pihak swasta. Net transfer bukan merupakan
perdagangan barang dan jasa. Atau dengan kata lain transaknsi berjalan
merangkum aliran dana antara satu negara tertentu dengan seluruh negara lain
sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau jasa, provisi income atas aset finansial, atau transfer
unilateral (misalnya bantuan bantuan antar pemerintah dan antar pihak swasta).
Transaksi berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang luas.
Defisit transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih
besar dari dana-dana yang diterimanya. Komponen transaksi berjalan meliputi
neraca perdagangan dan neraca barang dan jasa.
Transaksi
berjalan umumnya digunakan untuk menilai neraca perdagangan. Neraca Perdagangan
secara sederhana merupakan selisih/perbedaan antara ekspor dan impor. Jika
impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca
perdagangan.
Sebaliknya, jika
ekspor lebih tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus. Sedangkan Neraca
Jasa adalah neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga kepada para
investor luar negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar negeri,
serta penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan
transaksitransaksi ekonomi lainnya.
b.
Neraca Modal (Capital
Account)
Merupakan bagian
dari neraca pembayaran yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam kepemilikan
aset jangka pendek dan jangka panjang (seperti saham, obligasi danreal estate) suatu negara, Yang
meliputi :
1) Arus modal masuk
tercatat sebagai kredit karena suatu Negara menjual aset berharga kepada pihak
asing untuk memperoleh uang tunai.
2) Arus modal keluar
tercatat sebagai debit karena suatu Negara membeli asset berharga dari pihak
asing (luar negeri).
3) Transaksi-transaksi
neraca modal diklasifikasi sebagai investasi portfolio, langsung atau jangka
pendek. Untuk dapat membeli aset luar negeri diperlukan valuta asing, dengan
demikian arus modal neto menggambarkan demandterhadap
valuta asing. Nilai valuta asing ditentukan oleh demand valas untuk membeli barang-barang
dan jasa dan demand terhadap valas untuk membeli aset.
Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka pendek dan jangka panjang suatu
negara, termasuk investasi langsung luar negeri dan investasi dalam sekuritas.
4)
Cadangan Devisa Negara (Official Reserves
Account)Mengukur perubahan-perubahan dalam cadangan internasional yang
dimiliki oleh otoritas keuangan suatu negara. Hal ini mencerminkan surplus atau
defisit transaksi-transaksi ekonomi neraca berjalan dan meraca modal suatu
negara yang dihasilkan dengan cara mencari nilai selisih (netting) dari
cadangan aset dan cadangan hutang. Cadangan devisa terdiri dari :
a) Cadangan
internasional yang terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat
diperdagangkan.
b) Peningkatan dalam
tiap aset tercatat sebagai debit
c) Penurunan
cadangan aset tercatat sebagai kredit
3.
Keseimbangan Necara Pembayaran
Dalam
menganalisa keseimbangan neraca pembayaran, Anda dapat melakukannya dengan
menganalisis setiap komponen neraca pembayaran yang meliputi :
a.
Keseimbangan
Transaksi Berjalan
Keseimbangan
transaksi berjalan merupakan keseimbangan yang dihitung dari transaksi barang,
jasa, hasil modal dan transaksi unilateral. Transaksi dinyatakan seimbang
apabila arus uang yang masuk sama besarnya dengan arus barang yang keluar dari
hasil transaksi barang, jasa, hasil modal dan transaksi unilateral yang terjadi
antarnegara.
b.
Keseimbangan
Transaksi Modal
Keseimbangan
transaksi modal merupakan keseimbangan yang dihitung dari transaksi investasi
jangka panjang, investasi jangka pendek, pemindahan emas, dan transaksi
pengangkatan mata uang. Neraca transaksi modal dinyatakan seimbang bila arus
uang dan tabungan yang keluar sama besarnya dengan arus uang yang masuk dari
transaksi-transaksi tersebut yang terjadi antarnegara.
c.
Keseimbangan
Neraca Pembayaran
Keseimbangan
Neraca Pembayaran merupakan keseimbangan yang terjadi akibat transaksi berjalan
dan transaksi modal. Keseimbangan neraca pembayaran akan terajdi bilamana arus
uang masuk yang terjadi akibat transaksi berjalan dan transaksi modal sama
besar dengan arus uang keluar dari transaksi tersebut di atas yang terjadi
antarnegara.
4.
Ukuran – Ukuran Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran
dapat disusun dengan mengkombinasi pos-pos neraca pembayaran berikut :
a. Basic balance focus pada
transaksi-transaksi yang dianggap penting bagi kesehatan ekonomis valuta. Basic balance menyeimbangkan neraca berjalan dan
arus modal jangka panjang, namun tidak mengikutsertakan arus modal jangka
pendek, seperti deposito deposito bank yang sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor temporer; kebijakan moneter jangka pendek, perubahan-perubahan
dalam suku bunga dan antisipasi-antisipasi fluktuasi valuta. Basic balance menekankan trend jangka waktu yang lebih panjang pada
neraca pembayaran.
b. Net liquidity
balance (neraca
likuiditas neto) atau neraca keseluruhan meliputi basic balance ditambah arus modal jangka pendek
tidak likuid pihak swasta dan error
and omission. Neraca Keseluruhan mengukur perubahan pinjaman pihak swasta
domestik atau pinjaman pihak swasta domestik ke luar negeri yang dibutuhkan
untuk mempertahankan pembayaran dalam posisi equilibrium tanpa menyesuaikan cadangan
devisa. Arus modal swasta jangka pendek tidak likuid dan error and omission tercatat dalam neraca, sementara
aset dan hutang likuid tidak dicatat (dikeluarkan).
c. Neraca transaksi
cadangan devisa menunjukkan
penyesuaian cadangan devisa yang akan dibuat untuk mencapai equilibrium neraca. Karena neraca pembayaran
harus diseimbangkan, tiap perbedaan yang tidak dapat ditelusuri atas
transaksi-transaksi tertentu dicatat dalam statistical
discrepancy (selisih yang
belum dapat diperhitungkan).
5.
Neraca Pembayaran Surplus, Defisit, dan Seimbang
Tanda (+) dan (-)
dapat menyebabkan saldo neraca pembayaran menjadi surplus, defisit, dan seimbang.
Alasannya, karena neraca pembayaran diperoleh dari penjumlahan selisih
perhitungan, saldo neraca berjalan dan saldo neraca modal. Jadi, apabila antara
transaksi berjalan dan modal diakumulasi akan berdampak tehadap neraca
pembayaran menjadi defisit, surplus, dan seimbang. Lebih jelasnya mengenai
maksud defisit, surplus, dan seimbang. Seperti di bawah ini :
a.
Neraca Pembayaran
Defisit
Defisit
pembayaran terjadi jika transaksi berjalan dan transaksi modal sama-sama
defisit, ini bisa disebabkan oleh: 1. Defisit transaksi berjalan lebih besar
daripada surplus transaksi modal, 2. Defisit transaksi modal lebih besar
daripada surplus transaksi berjalan. Jadi, defisit neraca pembayaran terjadi
jika pembayaran impor barang dan jasa serta modal keluar lebih besar daripada
penerimaan barang ekspor barang atau jasa dan modal masuk.
Defisit neraca
pembayaran bagi suatu negara dapat menghabiskan cadangan devisa, sehingga harus
meminjam uang dari negara lain untuk menutupi kekurangan dana dalam membiayai
impor barang dan jasa. Akibatnya, nilai uang dalam negeri semakin merosot atau
terdepresiasi. ketika devisa terus menipis, maka yang terjadi negara lain akan
berhenti memberikan pinjaman untuk menghindari kredit macet.
Untuk
mengantisipasi permasalahan ini, dapat diterapkan dua kebijakan. Pertama,
kebijakan pengalihan pengeluaran, yaitu dengan cara, penurunan nilai tukar mata
uang terhadap valuta asing. Tindakan yang seperti ini disebut devaluasi dalam
sistem kurs tetap atau depresi dalam sistem kurs mengambang. Akibatnya, harga
barang ekspor menjadi murah di pasar internasional. Sementara itu, harga barang
impor menjadi mahal di pasar dalam negeri. Selanjutnya, penerimaan ekspor
barang dan jasa akan meningkat, sebaliknya pembayaran impor barang dan jasa
menurun. Dengan demikian, cadangan devisa semakin bertambah sehingga neraca
pembayaran menjadi surplus atau seimbang. Kedua, kebijakan pengurangan
pengeluaran. Caranya dengan mengurangi permintaan masyarakat dalam negerim
melalui kebijakan moneter dan fiskal. Akibatnya, harga barang dan jasa eksor
lebih kompetitif Karena harga turun.
b.
Neraca Pembayaran
Surplus
Neraca pembayaran
akan surplus disebabkan oleh tiga kondisi: Pertama, jika transaksi berjalan dan
transaksi modal sama-sama surplus. Kedua, surplus transaksi berjalan lebih
besar daripada defisit transaksi modal. Ketiga, surplus transaksi modal lebih
besar daripada defisit transaksi berjalan. Intinya surplus neraca pembayaran
dapat terjadi jika penerimaan dari ekspor barang atau jasa dan modal masuk
lebih besar daripada pembayaran impor barang atau jasa dan modal keluar.
Jika defisit
neraca pembayaran meruntuhkan perekonomian suatu negara, bagaimana dengan
surplus neraca pembayaran? Surplus neraca pembayaran tentun menguntungkan,
karena negara akan memiliki cadangan devisa yang cukup. Tetapi perlu diketahui,
bahwa surplus neraca pembayaran yang terus-menerus diperoleh suatu negara tidak
lagi menguntungkan. Karena posisi neraca pembayaran negara tersebut sangat
kuat. Posisi ini akan menaikkan nilai tukar suatu negara sehingga mengurangi
daya saing barang atau jasa ekspornya. Dan naiknya nilai tukar atau kurs valuta
asing juga menaikkan harga barang atau jasa ekspor negara di mata pasar
internasional. Sebaliknya, harga barang atau jasa impor menjadi murah sehingga penduduk
lebih suka membeli barang atau jasa impor. Jadi, surplus neraca pembayaran
hanya digunakan untuk membiayai impor tersebut.
Selain kehilangan
daya saing di pasar internasional, surplus neraca pembayaran yang terus menerus
juga meningkatkan laju inflasi di dalam negeri. Alasannya karena jumlah uang
beredar semakin bertambah sebagai akibat tindakan pemerintah yang mengucurkan
uang ke pasar untuk mengendalikan naikknya nilai tukar mata uang lokal terhadap
mata uang asing. Inflasi ini akan menaikkan harga barang atau jasa di dalam dan
luar negeri. Jadi, surplus neraca pembayaran akan mengurangi atau menghapus
daya saing yang beredar barang atau jasa ekspor pasar internasional.
c.
Neraca Pembayaran
Seimbang
Neraca pembayaran
dapat dikatakan seimbang jika penerimaan internasional sama dengan pembayaran
internasional. Jadi, neraca pembayaran akan seimbang jika surplus transaksi
berjalan sama dengan surplus transaksi modal.
Saldo neraca
pembayaran memang selalu sama dengan nol. Hal ini merupakan semata-mata karena
konsekuensi dari pembukuan transaksi luar negeri tersebut. Artinya, uang dan
barang yang mengalir keluar harus diimbangi dengan uang dan barang yang
mengalir masuk. Jadi, neraca pembayaran suatu negara selalu seimbang dari segi
akuntansi. Tetapi, saldo nol di neraca pembayaran tidak mempunyai arti penting
bagi analisi ekonomi. Alasannya karena kondisi ini tidak dapat menunjukkan
kondisi keuangan internasional suatu negara.
6.
Neraca Perdagangan Indonesia
Surplus
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Tw.I-2010 meningkat
signifikan yaitu sebesar US$6,6 miliar, lebih tinggi dibanding surplus triwulan
sebelumnya sebesar US$4,0 miliar. Peningkatan tersebut ditopang oleh surplus
pada transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial. Sejalan dengan
itu, jumlah cadangan devisa pada akhir Tw.I-2010 meningkat
menjadi US$71,8 miliar atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang
luar negeri pemerintah.
Perdagangan
Indonesia Membaik Setelah Sempat Terhantam Kondisi sektor perdagangan
internasional Indonesia tampak mengalami peningkatan yang cukup baik pada tahun
2010 ini. Surplus perdagangan Indonesia sempat mengalami hantaman serius pada
tahun 2008 lalu.
Seiring
dengan krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008 tersebut perdagangan
internasional Indonesia mengalami penurunan tajam pada surplus perdagangan
total. Sejak tahun 2005 – 2007 perkembangan surplus perdagangan Indonesia
selalu positif. Dari posisi 27.9 miliar dolar di tahun 2005, pada tahun 2007
surplus perdagangan Indonesia mencapai angkat 39.6 miliar dolar AS. Akan tetapi
pada tahun 2008 surplus perdagangan tersebut anjlok hingga hanya sebesar 7.8
miliar dolar AS.
Di tahun 2009
terjadi peningkatan surplus dan membaik ke level 19.7 miliar dolar AS.
Sementara itu di tahun 2010 ini kembali terjadi peningkatan. Pada periode
Januari hingga April 2010 surplus perdagangan Indonesia mencapai angkat 8.8
miliar dolar, mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama pada tahun
2009, yaitu sebesar 7.2 miliar dolar.
7.
Pendapatan Nasional
Pendapatan
nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam
satu periode,biasanya selama satu tahun. Pendapatan nasional merupakan salah
satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
Konsep
pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha
menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya,
ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya
hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh
para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi
bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut
mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk
Nasional Bruto (Gross
National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar
pada suatu negara.
Berikut
adalah beberapa konsep pendapatan nasional :
1)
Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik
bruto (Gross
Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara
(domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
2)
Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk
Nasional Bruto (Gross
National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun;
termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang
berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing
yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
3)
Produk Nasional Neto (NNP)
Produk
Nasional Neto (Net
National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan
barang modal (sering pula disebutreplacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang
dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja
kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
4)
Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan
Nasional Neto (Net
National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah
balas jasa yang diterima olehmasyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari
NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak
langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak
penjualan, pajak hadiah, dll.
5)
Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan
perseorangan (Personal
Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang
dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan
apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
Transfer payment adalah
penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini,
melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran
dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga
utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan
perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang
dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah
laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu
misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang
dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk
dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
6)
Pendapatan yang siap
dibelanjakan (DI)
Pendapatan
yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh
dari personal income (PI)
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah
pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
8.
Manfaat Perhitungan Pendapatan
Nasional
Selain
bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan
data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki
manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur
perekonomian nasional.
Data
pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi
negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan
pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris,Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
Disamping itu, data pendapatan
nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai
sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian,
pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga
digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu,
membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan
perumusan kebijakan pemerintah.
REFERENSI :
1.
The
Economics of Money, Banking and Financial Market; Frederic S. Mishkin -
Columbia University.
2.
Ekonomi
Moneter; Nopirin; BPFE Yogyakarta.
3.
Ekonomi
Moneter; Budiono; BPFE Yogyakarta.
4.
Bank dan
Lembaga Keuangan Non Bank; Sri Susilo dkk; Salemba Empat - Jakarta.
5.
Ekonomi Moneter; Budiono; BPFE Yogyakarta.
6.
Lembaga
Keuangan Bank dan Non Bank, O.P. Simorangkir - 2004, Ghalia Indonesia.
Sumber Lain :
http://prian-dani.blogspot.co.id/2011/10/neraca-pembayaran.html
https://khairunnisafathin.wordpress.com/2011/03/10/neraca-pembayaran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar