Jumat, 16 April 2021

TEORI EKONOMI - EKONOMI MAKRO

Makro Ekonomi



Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Hal ini dikarenakan adanya kesinambungan perubahan ekonomi Indonesia yang meliputi pertumbuhan ekonomi, kestabilan harga, tenaga kerja, hingga tercapainya keseimbangan neraca. Hal ini tercakup dalam perekonomian makro di Indonesia. Apa itu ekonomi makro di Indonesia?

 

Pengertian Ekonomi Makro

Ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari cara bekerja atau mekanisme perekonomian sebagai suatu keseluruhan (aggregate) yang berkaitan dengan efisiensi penggunaan faktor produksi yang tersedia agar tercipta kemakmuran masyarakat yang maksimal. Ekonomi jenis ini juga bisa menganalisis tentang produsen secara keseluruhan serta konsumen dalam pengalokasian pendapatan dalam membeli barang/jasa.



Pengertian Ekonomi Makro di Indonesia

Jika dikaitkan dengan ekonomi di Indonesia, ekonomi makro Indonesia merupakan suatu sistem yang menganalisis tentang perubahan ekonomi di Indonesia yang dapat memengaruhi pasar, perusahaan, dan masyarakat. Dengan kata lain, ekonomi jenis ini menjelaskan tentang sistem analisis yang menganalisis bentuk terjadinya perubahan kondisi ekonomi Indonesia demi tercapainya hasil analisis terbaik.


Tujuan Ekonomi Makro di Indonesia

Meningkatkan pendapatan nasional -

Salah satu tujuan ekonomi makro di Indonesia adalah untuk meningkatkan pendapatan nasional Indonesia. Dengan mengetahui pendapatan nasional Indonesia, pertumbuhan ekonomi negara ini bisa terukur dengan baik. Selain itu, kebijakan-kebijakan ekonomi yang efektif dan efisien dapat meningkatkan pendapatan nasional Indonesia secara signifikan.


Membuka kesempatan lapangan pekerjaan

Tujuan lainnya perekonomian makro di Indonesia adalah kesempatan untuk membuka lapangan pekerjaan. Dengan adanya peningkatan peluang untuk mendapatkan kesempatan kerja, peningkatan kapasitas produksi secara nasional dapat meningkat. Kebijakan makro juga bisa diterapkan di Indonesia agar dapat mengajak para investor untuk menanamkan modal atau berinvestasi sehingga terciptanya lapangan pekerjaan.


Meningkatkan kapasitas produksi secara nasional

Meningkatkan kapasitas produksi secara nasional merupakan tujuan lain dalam perekonomian makro di Indonesia. Kapasitas produksi nasional yang meningkat dapat memengaruhi peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia. Untuk meningkatkan kapasitas produksi secara nasional, perbaikan situasi investasi dalam negeri bisa memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kapasitas produksi.


Mengendalikan inflasi

Salah satu terjadinya inflasi diakibatkan karena terjadinya permintaan terlalu besar terhadap suatu barang/jasa sehingga menyebabkan kenaikan harga. Jika inflasi terjadi, pertumbuhan perekonomian di Indonesia akan terhambat dan berpengaruh pada kenaikan harga barang yang sangat tinggi, peningkatan pengangguran, serta penurunan nilai mata uang. Penerapan kebijakan makro, seperti politik pasar terbuka, cash ratio, hingga politik diskonto sangat diperlukan untuk mencegah lajunya inflasi.


Menjaga kestabilan ekonomi

Analisis perekonomian makro di Indonesia juga bertujuan untuk menjaga kestabilan ekonomi negara Indonesia. Kestabilan perekonomian sangatlah penting agar para pelaku ekonomi memiliki kepercayaan untuk berinvestasi di Indonesia.

Tercapainya stabilitas perekonomian di Indonesia terjadi ketika variabel ekonomi makro: tingkat permintaan persediaan dan neraca pembayaran seimbang. Penerapan kebijakan-kebijakan ekonomi berupa perbaikan fungsi pasar dan perbaikan di sektor industri, pertanian, keuangan, dan lain-lain harus dilakukan untuk mencapai kestabilan ekonomi.


Menyeimbangkan neraca pembayaran luar negeri

Tujuan diperlukan adanya analisis ekonomi makro di Indonesia adalah untuk menyeimbangkan neraca pembayaran luar negeri. Neraca pembayaran merupakan rangkuman dari berbagai transaksi, seperti transaksi keuangan antar penduduk baik di dalam maupun di luar negeri, pembelian dan penjualan barang/jasa, dan dana hibah dari negara asing dalam satu periode tertentu.

 

Konsep Makroekonomi Dasar

Makroekonomi meliputi berbagai konsep dan variabel, tetapi selalu ada tiga topik utama untuk penelitian makroekonomi. Teori-teori mengenai makroekonomi biasanya terhubung dengan fenomena keluaran, pengangguran dan inflasi. Di luar teori makroekonomi, topik-topik tersebut juga sangatlah penting untuk semua agen ekonomi termasuk pekerja, konsumen dan produsen.


 

Pengeluaran dan Pendapatan

Keluaran ekonomi makro biasanya diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau salah satu akun nasional. Ekonom yang tertarik dengan kenaikan keluaran jangka panjang akan mempelajari pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi, akumulasi mesin dan modal lainnya, serta pendidikan yang lebih baik dan modal manusia semuanya akan berujung pada keluaran ekonomi lebih besar di selama berjalannya waktu.

 

Pengangguran

Jumlah pengangguran di sebuah ekonomi diukur dengan angka pengangguran, yaitu persentase pekerja-pekerja tanpa pekerjaan yang ada di dalam angkatan kerja. Angkatan kerja hanya memasukan pekerja yang aktif mencari kerja. Orang-orang pensiunan, mengejar pendidikan atau yang tidak mendapat dukungan mencari kerja karena ketiadaan prospek kerja, tidaklah termasuk di dalam angkatan kerja.

 

Inflasi dan Deflasi

Kenaikan harga umum disebuah ekonomi disebut dengan inflasi. Ketika harga menurun, maka terjadi deflasi. Ekonom mengukur perubahan harga ini menggunakan indeks harga. Inflasi bisa terjadi ketika suhu ekonomi menjadi terlalu panas dan tumbuh terlalu cepat. Mirip dengan ini, ekonomi yang merosot bisa mengakibatkan deflasi.

 

Perubahan di tingkat harga bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Teori kuantitas uang menyatakan bahwa pergerakan tingkat harga itu berhubungan langsung dengan penawaran uang. Fluktuasi jangka pendek bisa juga berhubungan dengan faktor moneter, tetapi perubahan pada permintaan agregat dan penawaran agregat bisa juga mempengaruhi tingkat harga. Contohnya, penurunan di permintaan karena adanya resesi bisa mengakibatkan indeks harga yang rendah dan deflasi. Syok penawaran negatif, seperti krisis minyak, akan menurunkan penawaran agregat dan menyebabkan inflasi.

 

Permasalahan dalam Ekonomi Makro

  1. Kemiskinanan dan pemerataan
  2. Krisis nilai tukar
  3. Hutang luar negeri
  4. Perbankan, kredit macet
  5. Inflasi
  6. Pertumbuhan ekonomi
  7. Pengangguran

 

Berikut ini adalah beberapa permasalahan yang sering terjadi pada ekonomi makro,

 

Lambannya pertumbuhan ekonomi.

Jumlah lulusan sekolah/sarjana yang meningkat setiap tahunnya tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang ada. Terlebih masih adanya keengganan untuk berwirausaha. Para fresh graduate tersebut hanya terpaku mencari pekerjaan kantoran yang bisa memberikan kenyamanan baik secara finansial maupun status sosial dibandingkan menjadi pengusaha. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan ekonomi berjalan lambat.

 

Tingginya pengangguran dan kemiskinan.

Terbatasnya lapangan pekerjaan dan ledakan jumlah penduduk adalah faktor utama terjadinya pengangguran dan kemiskinan. Jumlah penduduk yang meningkat tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia sehingga meningkatkan jumlah pengangguran. Jumlah pengangguran yang meningkat, persaingan kerja yang sengit serta tuntutan untuk bisa bertahan hidup menyebabkan masyarakat tidak memiliki pilihan lain selain menjadi pekerja di sektor informal seperti buruh, kuli, pembantu dsb.

 

Inflasi dan defisit APBN.

Kenaikan harga barang yang merupakan dampak dari terjadinya inflasi akan mempengaruhi perekonomian dan daya beli masyarakat. Tingginya laju inflasi mengakibatkan BI melakukan pengetatan di bidang moneter. Namun, pengetatan moneter ini tidak dapat dilakukan secara drastis karena akan mengancam kelangsungan proses penyehatan perbankan dan program restrukturisasi perusahaan.

 

Tingginya utang luar negeri

Turunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dollar AS menyebabkan sebagian besar utang luar negeri tidak dilindungi dengan fasilitas lindung nilai. Sehingga pada saat terjadi krisis dalam sekejap nilai utang tersebut membengkak. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan pihak peminjam.

 

Bentuk Kebijakan Ekonomi Makro

Adapun bentuk-bentuk kebijakan dalam ekonomi makro meliputi :

 

Kebijakan fiscal :

Merupakan langkah yang dilakukan pemerintah untuk membuat perubahan dalam pendapatan dan pengeluaran negara yang bertujuan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian.

 

Kebijakan moneter :

Adalah kebijakan pemerintah yang terkait dengan perilaku bank sentral dalam penawaran dan pengaturan uang yang beredar yang bertujuan untuk mempengaruhi agregat.

 

Kebijakan segi penawaran

Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan, dimana perusahaan dapat menawarkan produknya dengan harga terjangkau dan kualitas yang baik.

 

REFERENSI :

Walter Nicholson, Intermediate Microeconomics and its Aplication, 7th Edition, The DrydenPress, 1997.

Suparmono, 2002, Pengantar Ekonomika Makro. Teori, soal dan penyelesaiannya, Penerbit UPP AMP YKPN

R. Abdul Maqin dan Lili Masli, 2002, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung

Muana nanga, ekonomi makro, Jakarta : PT RajaGrafindo persada, 2005, hlm. 133-13

Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005, hlm. 213-21

Ibid., hlm. 141-15

Rudiger, Dornbusch, Ekonomi Makro, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1997, hlm. 314-317

 

SUMBER LAIN :

https://myfebieviana.wordpress.com/2015/04/21/penawaran-dan-permintaan-agregat/

http://pustakauntuksemua.blogspot.com/2013/06/analisis-permintaan-dan-penawaran.html

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...