PERSPEKTIF ORANG TUA TERHADAP GURU KELAS
Perkembangan pendidikan dan masyarakat memberi
dampak yang signifikan terhadap hasil proses pendidikan. Awal mula pendidikan
di mulai dari keluarga sebelum masuk jalur pendidikan formal. Ketika siswa/anak
didik telah masuk jalur pendidikan formal tidak berarti tanggung jawab
pendidikan sepenuhnya berpindah ke tangan guru/pendidik. Peranan orangtua juga
sangat menentukan tingkat perkembangan anak dalam menempuh pendidikan.
Ciri khas manusia adalah kemampuannya dalam
mendidik dan dididik melalui aktivitas pendidikan. Pendidikan adalah aktivitas
dari kebudayaan dan merupakan aktivitas pembudayaan sehingga pendidikan menjadi
suatu instrumen untuk mentransmisikan kebudayaan pada generasi baru.
Dalam
sistem kehidupan bermasyarakat yang berbudaya, orangtua, guru, dan anak didik
sebenarnya terlibat aktif dan langsung dalam berbagai aktivitas budaya.
Walaupun posisi untuk setiap elemen tersebut berbeda-beda, tetapi tetap saling
mendukung.
Perspektif
Istilah
"perspekti" seringkali diartikan sebagai sudut pandang/cara pandang
orang atau kelompok tertentu tentang sesuatu objek atau barang. dalam arti yang
lain, 'perspektif' dapat dilihat sebagai batasan pandangan orang atau kelompok
tertentu terhadap objek penglihatannya.
Marilah kita mendalami filosofi 'perspektif' berdasarkan pengertian yang
terakhir ini. Pengertian 'perspekrif' yang dilihat sebagai batasan pandangan, secara jelas menampilkan
kekurangan tertentu dari sesuatu yang didalami. Artinya, tidak semua hal dapat
nampak secara jelas ketika kita membatasi pandangan kita pada bagian tertentu
saja. Dan memang kerap terjadi demikian, karena pada dasarnya manusia memiliki
katerbatasan juga dalam melihat sesuatu secara keseluruhan.
Kerap kali ada banyak orang yang berpikir bahwa dengan pengetahuannya yang luas
ia sudah dapat mengetahui semua hal, padahal sebenarnya apa yang diketahuinya
hanyalah sebagian kecil dari makrokosmos yang melingkupinya.
Pengertian
Perspektif adalah suatu cara
pandang terhadap suatu masalah
yang terjadi, atau sudut pandang tertentu yang digunakan dalam melihat
suatu fenomena. (Martono : 2010)
Definisi Perspektif adalah
cara pandang atau sudut
pandang kita terhadap
sesuatu. (Ardianto dan Q-Anees : 2007)
Guru dan Orang Tua
Guru
dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di
tempat-tempat tertentu. Guru menempati kedudukan terhormat di masyarakat.
Orang tua
adalah orang yang telah melahirkan kita atau orang yang mempunyai pertalian
darah. Orangtua juga merupakan public figure yang pertama
menjadi contoh bagi anak-anak.
Karena pendidikan pertama yang didapatkan
anak-anak adalah dari orangtuanya.
Orangtua dan guru adalah satu tim dalam
pendidikan anak, untuk itu keduanya perlu menjalin hubungan baik. bagi
anak-anak yang sudah masuk sekolah, waktunya lebih banyak dihabiska bersama
para guru daripada dengan orangtua.
Anak-anak umumnya bisa melakukan tugas-tugas
mereka dengan baik ketika di sekolah. Sebagian di antaranya bahkan mungkin
lebih mudah mempercayai guru mereka. Untuk itu, perlu kiranya setiap orangtua
mengetahui dengan baik sosok guru yang mengajar anak-anaknya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
terjalin hubungan baik antara orangtua dan guru.
- Perkenalkan anak dengan gurunya
- Mendatangi pertemuan orangtua-guru
- Senantiasa berprasangka baik kepada guru
- Berkomunikasilah secara teratur
- Mensuport kebutuhan pendidikan
Ada beberapa cara dalam meningkatkan peran
orang tua terhadap pendidikan anak-anak mereka.
Pertama,
dengan mengontrol waktu belajar dan cara belajar anak. Anak-anak diajarkan
untuk belajar secara rutin, tidak hanya belajar saat mendapat pekerjaan rumah
dari sekolah atau akan menghadapi ulangan. Setiap hari anak-anak diajarkan
untuk mengulang pelajaran yang diberikan oleh guru pada hari itu. Dan diberikan
pengertian kapan anak-anak mempunyai waktu untuk bermain.
Kedua, memantau
perkembangan kemampuan akademik anak. Orang tua diminta untuk memeriksa
nilai-nilai ulangan dan tugas anak mereka.
Ketiga,
memantau perkembangan kepribadian yang mencakup sikap, moral dan tingkah laku
anak-anak. Hal ini dapat dilakukan orang tua dengan berkomunikasi dengan wali
kelas untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah.
Keempat, memantau
efektifitas jam belajar di sekolah. Orang tua dapat menanyakan aktifitas yang
dilakukan anak mereka selama berada di sekolah. Dan tugas-tugas apa saja yang
diberikan oleh guru mereka. Kebanyakan siswa tingkat SMP dan SMA tidak
melaporkan adanya kelas-kelas kosong dimana guru mereka berhalangan hadir.
Sehingga pembelajaran yang ideal di sekolah tidak terjadi dan menjadi tidak
efektif.
Selain semua hal tersebut di atas ada beberapa
hal lain perlu diperhatikan yaitu membantu anak mengenali dirinya (kekuatan dan
kelemahannya), membantu anak mengembangkan potensi sesuai bakat dan minatnya,
membantu meletakkan pondasi yang kokoh untuk keberhasilan hidup anak dan
membantu anak merancang hidupnya.
Pada banyak kasus, orang tua sering memaksakan
kehendak mereka terhadap anak-anak mereka tanpa mengindahkan pikiran dan suara
hati anak. Orang tua merasa paling tahu apa yang terbaik untuk anak-anak
mereka. Hal ini sering dilakukan oleh orang tua yang berusaha mewujudkan impian
mereka, yang tidak dapat mereka raih saat mereka masih muda, melalui anak
mereka. Kejadian seperti ini tidak seharusnya terjadi jika orang tua menyadari
potensi dan bakat yang dimiliki oleh anak mereka. Serta memberikan dukungan
moril dan sarana untuk membantu anak mereka mengembangkan potensi dan bakat
yang ada.
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh orang
tua dan harus dihindari dalam mendidik anak mereka, antara lain menumbuhkan
rasa takut dan minder pada anak, mendidik anak menjadi sombong terhadap orang
lain, membiasakan anak hidup berfoya-foya, selalu memenuhi permintaan anak,
terutama ketika anak sedang menangis, terlalu keras dan kaku dalam menghadapi
anak, terlalu pelit terhadap anak (melebihi batas kewajaran), tidak mengasihi
dan menyayangi mereka sehingga mereka mencari kasih sayang di luar rumah, orang
tua hanya memperhatikan kebutuhan jasmaninya saja, orang tua terlalu
berprasangka baik kepada anak-anak mereka.
Untuk itu sudah menjadi kewajiban orang tua
untuk juga belajar dan terus menerus mencari ilmu, terutama yang berkaitan
dengan pendidikan anak. Agar terhindar dari kesalahan dalam mendidik anak yang
dapat berakibat buruk bagi masa depan anak-anak. Orang tua harus lebih
memperhatikan anak-anak mereka, melihat potensi dan bakat yang ada di diri
anak-anak mereka, memberikan sarana dan prasarana untuk mendukung proses
pembelajaran mereka di sekolah. Para orang tua diharapkan dapat melakukan semua
itu dengan niat yang tulus untuk menciptakan generasi yang mempunyai moral yang
luhur dan wawasan yang tinggi serta semangat pantang menyerah.
Melibatkan Diri Dalam Kehidupan
Anak
PADA umumnya orangtua akan lebih memerhatikan
perkembangan dan kebutuhan rohani anak ketika ia masih kecil saja. Pada saat ia
mulai meginjak remaja, biasanya perhatian orangtua semakin memudar. Hal itu
terjadi mungkin karena mereka menganggap anak sudah dapat mandiri dan sudah
tidak terlalu banyak lagi membutuhkan perhatian atau bantuan orangtua.
Anggapan orangtua seperti di atas itu adalah
tidak benar. Anak remaja justru sangat membutuhkan dukungan, bimbingan,
kehadiran, dan perhatian orangtua. Dikala anak mendapatkan kendala dalam
hidupnya tentu akan sangat baik bila ia dapat mencurahkan dan mendapatkan
masukkan, saran, dan nasehat dari orangtuanya sendiri ketimbang dari
teman-temannya.
Jika orangtua selalu memberikan perhatian
secara aktif. Selalu berusaha melibatkan diri dalam hidup anak, misalnya
mendengarkan apa yang ingin ia bicarakan, memotivasi kegiatan sekolahnya, dan
membantu anak ketika ia sedang mendapatkan masalah dalam hidupnya. Maka, ketika
ia mengetahui hal ini di masa depan nanti, ia akan siap pula memberikan yang
terbaik kepada orangtuanya. Ia akan siap mendampingi dan memerhatikan orangtua
seperti halnya orangtua telah melakukan semua itu kepadanya.
Apabila orangtua mampu menunjukkan kepada anak
betapa orangtua sangat mencintai dan menyayanginya, dengan selalu
mengekspresikan perhatian secara mendetail terhadap kehidupan anak sejak ia
masih kecil, maka hal ini akan menciptakan suatu kebiasaan intim seumur hidup
yang memberikan manfaat bagi orangtua (Laura M. Ramirez, 2006).
Kunci
Anak akan mampu megingat segala kejadian yang
pernah ia alami dalam hidupnya. Termasuk perlakuan orangtua kepadanya. Oleh
karena itu, walaupun dalam hal yang kita anggap sepele, tetapi penting bagi
orangtua menciptakan tindakan yang mencerminkan rasa cinta dan kasih sayang
yang tulus itu kepada anak. Misalnya, menghadiri kegiatan ektrakurikuler anak
(karate, kursus musik), mendampingi anak melakukan hobinya (berenang, membantu
memilihkan buku bacaan), dan bahkan merawat anak ketika ia sedang sakit. Perlakuan
orangtua seperti itu besar kemungkinan akan terbawa oleh anak sampai ia dewasa
atau tua nanti. Ikatan batin, kebiasaan yang penuh dengan kehangatan, dan
persahabatan yang ‘melebihi segalanya’ ini akan dibawanya kembali oleh anak
kepada orangtua. Segala tindakan dan ucapan baik orangtua yang dulu pernah
mereka tanam, cepat atau lambat mereka akan merasakan hasilnya. Di masa tua
nanti, orangtua maupun anak akan hidup dalam jalinan keluarga yang penuh dengan
sikap saling memberi cinta.
Orang Tua dan Sekolah
HARAPAN terbesar orang tua adalah ingin
memiliki anak yang soleh, sopan, pandai bergaul, pintar dan sukses , tetapi
harapan besar ini jangan sampai menjadi tinggal harapan saja. Bagaimana orang
tua untuk mewujudkan harapan tersebut, itulah yang paling penting.Kedudukan dan
fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia sangatlah penting dan
fundamental, keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing
anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab
orang tuanya.
Perkembangan anak pada umumnya meliputi
keadaan fisik, emosional sosial dan intelektual. Bila kesemuanya berjalan
secara baik maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat
jiwanya. Dalam perkembangan jiwa terdapat periodeperiode kritis yang berarti
bahwa bila periode-periode ini tidak dapat dilalui dengan baik, maka akan
timbul gejala-gejala yang menunjukan misalnya keterlambatan, ketegangan,
kesulitan penyesuaian diri dan kepribadian yang terganggu. Lebih jauh lagi
bahkan tugas sebagai makhluk sosial untuk mengadakan hubungan antar manusia
yang memuaskan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang di lingkungannya akan
gagal sama sekali.
Peran orang tua dalam hal pendidikan anak
sudah seharusnya berada pada urutan pertama, para orang tualah yang paling
mengerti benar akan sifat-sifat baik dan buruk anak-anaknya, apa saja yang
mereka sukai dan apa saja yang mereka tidak sukai. Para orang tua adalah yang
pertama kali tahu bagaimana perubahan dan perkembangan karakter dan kepribadian
anak-anaknya, hal-hal apa saja yang membuat anaknya malu dan hal-hal apa saja
yang membuat anaknya takut. Para orang tualah yang nantinya akan menjadikan
anak-anak mereka seorang yang memiliki kepribadian baik ataukah buruk.
Anak-anak pada masa peralihan lebih banyak
membutuhkan perhatian dan kasih sayang, maka para orang tua tidak dapat
menyerahkan kepercayaan seluruhnya kepada guru di sekolah, artinya orang tua
harus banyak berkomunikasi dengan gurunya di sekolah begitu juga sebaliknya,
hal penting dalam pendidikan adalah mendidik jiwa anak. Jiwa yang masih rapuh
dan labil, kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua dapat mengakibatkan
pengaruh lebih buruk lagi bagi jiwa anak. Banyaknya tindakan kriminal yang
dilakukan generasi muda saat ini tidak terlepas dari kelengahan bahkan
ketidakpedulian para orang tua dalam mendidik anakanaknya.
Orang tua dan sekolah merupakan dua unsur yang
saling berkaitan dan memiliki keterkaitan yang kuat satu sama lain. Terlepas
dari beragamnya asumsi masyarakat, ungkapan “buah tak akan pernah jauh jatuh
dari pohonnya” adalah sebuah gambaran bahwa betapa kuatnya pengaruh orang tua
terhadap perkembangan anaknya.
Supaya orang tua dan sekolah tidak salah dalam
mendidik anak, oleh karena itu harus terjalin kerjasama yang baik di antara
kedua belah pihak. Orang tua mendidik anaknya di rumah, dan di sekolah untuk
mendidik anak diserahkan kepada pihak sekolah atau guru, agar berjalan dengan
baik kerja sama di antara orang tua dan sekolah maka harus ada dalam suatu rel
yang sama supaya bisa seiring seirama dalam memperlakukan anak, baik di rumah
ataupun di sekolah, sesuai dengan kesepahaman yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak dalam memperlakukan anak.
Kalau saja dalam mendidik anak berdasarkan
kemauan salah satu pihak saja misalnya pihak keluarga saja taupun pihak sekolah
saja yang mendidik anak, hal ini berdasarkan beberapa pengalaman tidak akan
berjalan dengan baik atau dengan kata lain usaha yang dilakukan oleh orang tua
atau sekolah akan mentah lagi-mentah lagi karena ada dua rel yang harus dilalui
oleh anak dan akibatnya si anak menjadi pusing mana yang harus diturut, bahkan
lebih jauhnya lagi dikhawatirkan akan membentuk anak berkarakter ganda.
Memang pada kenyataannya tidak mudah untuk
melaksanakan kesepahaman tersebut, tetapi kalau kita berlandaskan karena rasa
cinta kita kepada anak tentunya apapun akan kita lakukan, karena rasa cinta
dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening,
sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan
kemarahan menjadi rahmat. Kalau hal ini sudah dimiliki oleh kedua belah pihak,
hal ini merupakan modal besar dalam mendidik anak. Setiap kejadian yang
terjadi, baik di rumah ataupun di sekolah hendaklah dicatat dengan baik oleh
kedua belah pihak sehingga ketika ada hal yang janggal pada anak, hal ini bisa
dijadikan bahan untuk mengevaluasi sejauhmana perubahan-perubahan yang dialami
oleh anak, baik sifat yang jeleknya ataupun sifat yang bagusnya, sehingga di
dalam penentuan langkah berikutnya bisa berkaca dari catatn-catatan yang telah
dibuat oleh kedua belah pihak.
Setiap ada sesuatu hal yang dirasakan janggal
pada diri anak baik di rumah ataupun di sekolah, baik orang tua ataupun guru
harus sesegera mungkin untuk menanganinya dengan cara saling menginformasikan
di antara orang tua dan guru, mungkin lebih lanjutnya mendiskusikannya supaya
bisa lebih cepat tertangani masalah yang dihadapai oleh anak dan tidak
berlarut-larut. Oleh karena itu seperti apa yang tertulis di atas bahwa orang
tua dan sekolah merupakan satu kesatuan yang utuh di dalam mendidik anak, agar
apa yang dicita-citakan oleh orang tua atau sekolah dapat tercapai, maka harus
ada kekonsistenan dari kedua belah pihak dalam melaksanakan program-program
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Pada Kondisi Berbeda Dibulai MEI
Banyak bukti menunjukkan bahwa komunikasi yang
positif antara guru dan orangtua sangat membantu anak dalam belajar dan meraih
kesuksesan.
Bulan
Mei. Berarti, sebuah sekolah sudah memasuki
penghujung tahun pelajaran. Ketika memasuki akhir tahun pelajaran, saatnya
menengok sejenak ke belakang. Ya, satu tahun ini. Bagaimana target sekolah,
target pembelajaran, disiplin, dan seterusnya. Ketika kita bisa melihat dan
kemudian menemukan lubang, maka saatnya merefleksi, mengevaluasi, kemudian
menyiapkan perbaikan di tahun pelajaran berikutnya.
Salah satu yang sangat penting dievaluasi
adalah hubungan antara guru dan orangtua. Seorang guru kadang juga melakukan
kesalahan. Orangtua siswa kadang melakukan kesalahan juga. Masing-masing
memiliki perspektif dan cara berpikir yang berbeda. Biasanya, orangtua memiliki
cara pandang yang berbeda dalam penegakan disiplin dengan sekolah. Akibatnya,
terjadilah komplain. Dan sebagainya.
Jika tidak dikelola dengan baik, komplain akan
berubah menjadi protes. Ini sangat tidak perlu. Jika terus berbeda pandangan
dan tidak ada penyelesaian masalah, maka korbannya adalah anak itu sendiri.
Komplain merupakan bagian dari proses
pembelajaran. Ingat, jika anak mengetahui apa yang kita lakukan, maka anak akan
belajar cara menyelesaikan masalah. Maka, baik sekolah maupun orangtua dalam
menyampaikan komplain dan menyelesaikan permasalahan harus sangat kooperatif
dan bijak agar ada titik temu di antara keduanya.
Diskusi antara guru dan orangtua sangat
diperlukan. Mereka harus menjadi partner dalam mendidik anak. Karakter
khas anak yang dimilikinya sejak kecil harus sampai ke telinga guru agar cara
memperlakukan anak tersebut bisa tepat. Bagaimana memperbaikinya, menumbuhkan,
memperkuat, dan kemudian mengembangkan karakter yang sudah bagus.
Ketika seorang guru memiliki keahlian dalam
mengajar di sekolah, maka orangtua sangat ahli dalam memahami anaknya. Orangtua
mendampinginya sejak kecil, maka orangtua lebih tahu tentang karakter,
kebiasaan, gaya belajar, kecenderungan, dan sifat-sifat anaknya. Dengan kondisi
seperti ini, menyerahkan seluruhnya kepada sekolah tentang persoalan anak
bukanlah pilihan yang baik.
Sekali lagi, terlibat dalam pendidikan anak sangat bermanfaat bagi anak itu sendiri.Untuk memperkuat hubungan guru dan orangtua, setidaknya ada 6 hal yang harus sering didiskusikan oleh guru dan orangtua,
- Prosedur disiplin - Setiap
orangtua memiliki karakter yang berbeda dalam mendidik anak. Ada yang
menggunakan disiplin tinggi ala militer, ada yang longgar, bahkan ada yang
melepas anak begitu saja. Perbedaan inilah yang membuat sekolah dan guru wajib
menyampaikan prosedur disiplin yang diterapkan di sekolah. Jika sekolah sudah
menyampaikan prosedur disiplin kepada orangtua dan kemudian keduanya
menyepakati, maka kemungkinan komplain tentang disiplin akan semakin kecil. Jika
orangtua dan guru harus bertemu membahas disiplin anak, maka yang dibahas adalah
cara memperkuat disiplin dan berbagi metode agar keduanya bersatu membangun
mental dan karakter yang lebih unggul. Bukan saling menyalahkan dan menuntut.
- Cara berkomunikasi
- Komunikasi antara guru dan orangtua sangat penting. Kesalahan dalam
berkomunikasi bisa saja menyebabkan kesalahpahaman. Maka, guru perlu
menyampaikan cara dan gaya komunikasinya. Komunikasi bisa dilakukan dengan
media apa saja dan kapan saja. Boleh langsung, melalui telephone, atau melalui
jejaring sosial berbasis aplikasi (Whatsapp, Line, BBM, dll.)
- Prioritas tindakan
- Guru dan orangtua harus membicarakan prioritas tindakan yang ingin dilakukan.
Prioritas setiap anak bisa saja berbeda. Akan tetapi, prioritas utama harus
sudah diketahui oleh guru dan orangtua. Misalnya, prioritas tentang pembentukan
rasa nyaman dan aman di kelas, prioritas terhadap pertemanan, dan sebagainya.
- Prosedur tindakan
- Jika ada kesalahpahaman, apa yang harus dilakukan oleh orangtua ?, Inilah
pentingnya prosedur tindakan. Setiap hal yang terjadi pada anak akan
terselesaikan dengan baik jika prosedur ini ditaati oleh guru dan orangtua.
- Strategi mengajar
- Salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh orangtua adalah masalah ketuntasan
belajar. Mereka bertanya, kenapa anakku belum bisa materi ini dan itu?
Bagaimana cara mengajarnya ?, Seorang guru harus berani terbuka untuk
membicarakan metode mengajarnya kepada orangtua. Ketika orangtua mengetahui
metode mengajar seorang guru, maka orangtua bisa membantu anaknya di rumah.
Jika ada anak yang kurang memahami materi tertentu, maka orangua akan lebih
bisa memahami dan mengerti. Tidak hanya strategi mengajar yang harus sering
dibicarakan, namun juga strategi memotivasi anak. Jika hal ini dilakukan oleh
banyak guru di Indonesia, maka guru tidak hanya mencerdaskan anak namun juga
mencerdaskan keluarga Indonesia.
- Pelayanan Sekolah
- Orangtua harus mengetahui apa saja yang mampu dilakukan oleh sekolah dan
tidak. Hal ini lebih terkait kepada fasilitas, srana dan prasarana. Dengan
transparansi yang baik, maka keduanya akan muncul kepercayaan. Bahkan, jika ada
yang tidak mampu dilakukan oleh sekolah, orangtua memiliki kemungkinan yang
besar untuk membantu sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar