Panduan Membuat Analisa Beban Kerja
A. Pengertian Analisis Beban Kerja
Analisa beban kerja adalah proses untuk
menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk
merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu, atau dengan kata lain analisis
beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan berapa
jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang
petugas.
Analisis beban kerja bertujuan untuk
menentukan berapa jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk merampungkan suatu
pekerjaan dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang dapat
dilimpahkan kepada seorang pegawai, atau dapat pula dikemukakan bahwa analisis
beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan
atau dibutuhkan untuk merampungkan beban kerja dalam waktu tertentu.
Secara luas, analisa beban kerja dilakukan untuk mendapatkan seberapa besar
jumlah beban kerja relatif seorang karyawan, suatu pekerjaan, jabatan, divisi,
cabang, unit kerja hingga perusahaan itu sendiri secara menyeluruh. Untuk lebih
lengkapnya dapat anda baca pada artikel kami sebelumnya mengenai fungsi analisa beban kerja.
Analisa beban kerja dalam perusahaan erat kaitannya
dengan susunan kebutuhan karyawan atau pegawai. Sementara itu, susunan tersebut
biasanya terdiri dari tugas pokok serta fungsi, analisis, dan juga informasi
jabatan seperti kolom nama, jabatan, uraian mengenai tugas, analisis beban
kerja karyawan, dan yang lainnya. Metode analisa beban kerja merupakan
perhitungan beban kerja dari suatu posisi atau sub posisi serta kebutuhan
orang-orang untuk bisa mengisinya. Berikut ini adalah panduan lengkap membuat
analisa beban kerja yang bisa dilakukan.
B. Tujuan Analisis Beban Kerja
Analisis beban kerja bertujuan untuk
menentukan berapa jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk merampungkan suatu
pekerjaan dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang dapat
dilimpahkan kepada seorang pegawai, atau dapat pula dikemukakan bahwa analisis
beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang
digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan beban kerja dalam waktu tertentu.
Dengan cara membagi isi pekerjaan yang mesti
diselesaikan oleh hasil kerja rata-rata satu orang, maka akan memperoleh waktu
yang dibutuhkan untuk merampungkan pekerjaan tersebut. Atau akan memperoleh
jumlah pegawai yang dibutuhkan melalui jumlah jam kerja setiap pegawai
tersebut.
Dalam manajemen kepegawaian, kegiatan
penerimaaan dan penempatan pegawai mutlak harus dilakukan didalam satu unit
organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta. Kegiatan manajemen
kepegawaian adalah kegiatan untuk mendapatkan landasan guna penerimaan dan
penempatan pegawai yang pada awalnya dilakukan terlebih dahulu melalui analisis
jabatan (job analysis), yang berarti suatu kegiatan untuk
memberikan gambaran tentang syarat-syarat jabatan (job specification) yang
diperlukan bagi setiap pegawai yang akan diterima dalam menduduki suatu jabatan
didalam suatu organisasi.
Perencanaan kebutuhan pegawai suatu instansi
mutlak diperlukan dalam rangka memenuhi kebutuhan pegawai yang tepat baik
jumlah dan waktu, maupun kualitas. Melalui studi analisis beban kerja yang
dilakukan akan dapat memberikan gambaran pegawai yang dibutuhkan baik
kuantitatif maupun kualitatif yang dirinci menurut jabatan dan unit kerja.
C. Fungsi Analisa Beban Kerja Untuk Perusahaan
Beban merupakan hal yang pasti dimiliki oleh
setiap individu. Namun, selain dimiliki oleh individu, beban juga pasti
dimiliki oleh sebuah perusahaan atau yang disebut sebagai beban kerja. Agar
lebih memperjelas bagaimana beban kerjanya, perusahaan harus melakukan analisa.
Lantas, apa fungsi analisa beban kerja untuk perusahaan? Berikut pembahasannya.
D. Analisa
Beban Kerja
Analisa beban kerja dalam perusahaan dilakukan
agar bisa mendapatkan seberapa besar jumlah beban kerja relative seorang
karyawan, suatu pekerjaan atau jabatan, suatu divisi, cabang atau unit kerja
perusahaan, hingga suatu perusahaan secara menyeluruh. Fungsi umum dari analisa
beban kerja sendiri, adalah untuk sebagai berikut :
- Menentukan Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM), Dilakukannya analisa beban kerja dalam perusahaan, terutama yang berfokus pada karyawan sangatlah membantu dalam penentuan kebutuhan SDM perusahaan. Ini juga bisa menjadi dasar, apakah perusahaan harus menambah atau justru harus mengurangi pegawai yang ada dalam jabatan atau unit kerja. Keputusan tersebut tidak bisa dilakukan secara asal-asalan dan mengira-ngira saja.
- Penyempurnaan Tugas Jabatan, Dengan analisa beban kerja, perusahaan juga
bisa melakukan redesign pada tugas jabatan yang ada dalam perusahaan. Sama
halnya seperti SDM, perusahaan bisa menjadikan analisa sebaga dasar untuk
menentukan apakah akan menambah atau justru mengurangi tugas karyawan dalam
suatu jabatan, sehingga bisa mencapai rentan beban kerja yang standar.
- Redesign
Standard Operating Procedure (SOP), Agar
perusahaan bisa berkembang, perusahaan juga harus mampu melakukan redesign atau
penyempurnaan SOP. Ini merupakan hal yang perlu dilakukan sebab dipengaruhi
langsung oleh tugas jabatan atau penyempurnaan dari struktur organisasi
perusahaan.
- Menentukan Standar Waktu, Tugas dan Aktivitas
- Analisa beban kerja juga sangat membantu dalam proses penentuan standar waktu, tugas dan aktivitas. Karena perusahaan harus bisa menyesuaikan standar wkatu, tugas dan aktivitas sesuai dengan standar normal yang dimiliki oleh perusahaan.
- Mengetahui
Kebutuhan Pelatihan, Pelatihan dan
pengembangan karyawan dalam perusahaan juga sangatlah penting untuk dilakukan,
terutama bila menyangkut dengan produktivitas atau kinerja yang akan memberikan
dampak positif bagi karyawan. Dengan melakukan analisa beban kerja, perusahaan
bisa tahu apa yang menjadi kekurangan para karyawannya, apakah dalam hal skill
atau justru dalam hal lainnya. Sehingga perusahaan juga bisa memberikan
pelatihan yang sesuai, tidak asal karena sudah dibantu oleh data yang ada.
Sebagai sebuah perusahaan, data merupakan hal
yang amat penting saat akan memutuskan sesuatu. Jangan sampai keputusan yang
dibuat berdasarkan perkiraan atau tebakan saja. Hal tersebut malah akan
memberikan feedback negatif bagi perusahaan, bila tebakannya salah. Kesalahan
kecil bisa menjadi besar bila terus saja dilakukan. Pentingnya data, bisa
membuat perusahaan mengambil langkah tepat.
Dengan penerapan hasil dari analisa beban
kerja, maka sangat diharapkan bila suatu organisasi atau perusahaan bisa
mendapatkan tingkat efisiensi yang tinggi, khususnya untuk Sumber Daya Manusia
(SDM) perusahaan, dan pada gilirannya juga diharapkan bisa meningkatkan
produktivitas dalam suatu perusahaan.
Itulah fungsi analisa beban kerja untuk
perusahaan yang sangat penting untuk bisa dilakukan oleh perusahaan, baik skala
kecil, menengah atau besar. Limpahkan tugas analisa beban kerja pada orang yang
berkompeten dalam bidangnya, atau bisa mengandalkan HRD yang memang berhubungan
langsung dengan masalah SDM serta internal perusahaan lainnya. Jangan terlalu
terburu-buru saat menganalisa, ambil waktu 1 minggu atau lebih agar bisa
memberikan hasil yang akurat.
E. Tahapan
Dalam Metode Analisa Beban Kerja
Pembuatan analisa beban kerja harus bisa
dilakukan dengan tepat, oleh sebab itulah terdapat tahapan metode yang perlu
dilakukan, diantaranya:
- Metode Daftar Pertanyaan,
Metode daftar pertanyaan nantinya bisa diaplikasikan menggunakan cara
penyusunan daftar pertanyaan terbuka yang berisi mengenai uraian tugas tiap
karyawan atau pegawai atau pemegang jabatan dalam perusahaan. Selain itu,
metode daftar pertanyaan juga harus disesuaikan dengan hasil dari analisis
jabatan.
- Metode
Wawancara, Sesuai dengan
penamaannya, metode ini merupakan metode yang akan dipakai untuk memulai
wawancara tiap karyawan atau pegawai atau pemegang jabatan dalam perusahaan
yang mempunyai tugas serta fungsi. Biasanya wawancara akan dilakukan pada
individu.
- Metode Pengamatan Langsung, Dengan metode pengamatan secara langsung, maka
perusahaan akan melakukan analisis hanya menggunakan pengamatan saja. Jenis
pekerjaan apa yang dipegang serta bagaimana pekerjaannya.
F. Metode
Analisis Beban Kerja
Dalam rangka mendapatkan informasi yang
diperlukan dalam kegiatan ini dilakukan dengan 3 pendekatan yaitu :
Pendekatan Organisasi, Organisasi dipahami sebagai wadah dan sistem kerja sama dari jabatan-jabatan. Melalui pendekatan organisasi sebagai informasi, akan diperoleh informasi tentang : nama jabatan, struktur organisasi, tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab, kondisi kerja, tolok ukur tiap pekerjaan, proses pekerjaan, hubungan kerja, serta persyaratan-persyaratan seperti : fisik, mental, pendidikan, ketrampilan, kemampuan, dan pengalaman.
Berdasarkan pendekatan organisasi ini dapat
dibuatkan prosedur kerja dalam pelaksanaan kerja yang menggambarkan kerja sama
dan koordinasi yang baik. Kegiatan dan hubungan antar unit organisasi perlu
dibuatkan secara tertulis, sehingga setiap pegawai tahu akan tugasnya bagaimana
cara melakukannya serta dengan siapa pegawai itu harus mengadakan hubungan
kerja. Selanjutnya tugas dan fungsi setiap satuan kerja dihitung beban
tugasnya. Hambatannya karena belum adanya ukuran beban tugas, hal ini perlu
kesepakatan tiap satuan kerja yang sejenis. Dengan demikian ukuran beban tidak
hanya satu, tetapi bisa dua, tiga atau lebih.
Pendekatan Analisis Jabatan, Jabatan yang
dimaksud tidak terbatas pada jabatan struktural dan fungsional, akan tetapi
lebih diarahkan pada jabatan-jabatan non struktural yang bersifat umum dan
bersifat teknis (ingat kriteria jabatan baik aspek material maupun formal).
Melalui pendekatan ini dapat diperoleh berbagai jenis informasi jabatan yang
meliputi identitas jabatan, hasil kerja, dan beban kerja serta rincian tugas.
Selanjutnya informasi hasil kerja dan rincian tugas dimanfaatkan sebagai bahan
pengkajian beban kerja. Beban kerja organisasi sesuai prinsip organisasi
akan terbagi habis pada sub unit-sub unit dan sub unit terbagi habis dalam
jabatan-jabatan. Melalui pendekatan analisis jabatan ini akan diperoleh suatu
landasan untuk penerimaan, penempatan dan penentuan jumlah kualitas pegawai
yang dibutuhkan dalam periode waktu tertentu antara lain :
- Sebagai landasan untuk melakukan mutasi;
- Sebagai landasan untuk melakukan promosi;
- Sebagai landasan untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan (Diklat);
- Sebagai landasan untuk melakukan kompensasi;
- Sebagai landasan untuk melaksanakan syarat-syarat lingkungan kerja;
- Sebagai landasan untuk pemenuhan kebutuhan peralatan atau prasarana dan sarana kerja
Pendekatan Administratif, Melalui
pendekatan ini akan diperoleh berbagai informasi yang mencakup berbagai
kebijakan dalam organisasi maupun yang erat kaitannya dengan sistem
administrasi kepegawaian.
1. Teknik Penghitungan Beban Kerja - Analisis beban kerja dilakukan dengan
membandingkan bobot/beban kerja dengan norma waktu dan volume kerja. Target
beban kerja ditentukan berdasarkan rencana kerja atau sasaran yang harus
dicapai oleh setiap jabatan, misalnya mingguan atau bulanan. Volume kerja
datanya terdapat pada setiap unit kerja, sedangkan norma waktu hingga kini
belum banyak diperoleh sehingga dapat dijadikan suatu faktor tetap yang sangat
menentukan dalam analisis beban kerja.
Teknik perhitungan yang digunakan adalah
teknik perhitungan yang bersifat “praktis empiris”, yaitu perhitungan yang
didasarkan pada pengalaman-pengalaman basis pelaksanaan kerja masa lalu, sesuai
judgement disana-sini dalam pengukuran kerja dilakukan berdasarkan sifat beban
kerja pada masing-masing jabatan, mencakup :
Pengukuran
kerja untuk beban kerja abstrak
Untuk
mengukur beban kerja abstrak diperlukan beberapa informasi antara lain :
- Rincian / uraian tugas jabatan.
- Frekwensi setiap tugas dalam satuan tugas.
- Jumlah waktu yang dibutuhkan setiap tugas.
- Waktu Penyelesaian Tugas merupakan perkalian beban kerja dengan norma waktu.
- Waktu kerja efektif.
- Pengukuran kerja untuk beban kerja konkret
Untuk mengukur beban kerja konkret diperlukan
beberapa informasi antara lain :
- Rincian / uraian tugas jabatan.
- Satuan hasil kerja.
- Jumlah waktu yang dibutuhkan setiap tugas.
- Target waktu kerja dalam satuan waktu.
- Volume kerja merupakan perkalian beban kerja dengan norma waktu.
- Waktu kerja efektif.
Berkaitan dengan alat ukur dan oleh karena
instansi pemerintah merupakan instansi non profit, hal yang dapat dipergunakan
sebagai alat ukur adalah “jam kerja” yang harus di isi dengan kerja untuk
menghasilkan berbagai produk baik bersifat konkret maupun abstrak (benda atau
jasa).
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai
Negeri Sipil, ditetapkan jam kerja efektif terdiri dari jumlah jam kerja formal
dikurangi dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja seperti melepas
lelah, istirahat makan dan sebagainya. Dalam menghitung jam kerja efektif
digunakan ukuran sebagai berikut :
- Jam Kerja Efektif per hari = 1 hari x 5 jam = 300 menit
- Jam Kerja Efektif per minggu = 5 hari x 5 jam = 25 jam = 1.500 menit
- Jam Kerja Efektif per bulan = 20 hari x 5 jam = 100 jam = 6.000 menit
- Jam Kerja Efektif per tahun = 240 hari x 5 jam = 1.200 jam = 72.000 menit
Setiap unit kerja mempunyai hasil kerja yang
berbeda satu sama lain baik jenis maupun satuannya, sehingga agar dapat diukur
dengan alat ukur jam kerja efektif, semua produk/hasil kerja tersebut harus
dikonfirmasikan sehingga memiliki satu kesatuan.
Untuk dapat menjadikan hal tersebut, setiap
volume kerja yang berbeda antara unit kerja adalah merupakan variabeltidak
tetap dalam pelaksanaan analisis beban kerja dalam arti volume kerja setiap
waktu dapat berubah, sedangkan waktu yang dipergunakan untuk
menghasilkan/menyelesaikan produk tersebut (yang selanjutnya akan disebut
norma waktu) relatif tetap, dan selanjutnya akan menjadi variabel
tetap dalam pelaksanaan analisis beban kerja.
Berdasarkan definisi yang telah diuraikan
dimuka, disebutkan bahwa beban/bobot kerja merupakan hasil kali volumekerja
dengan norma waktu.
Volume kerja setiap unit kerja dapat diketahui
berdasarkan dokumentasi hasil kerja yang ada, sedangkan norma waktu perlu
ditetapkan dalam standar norma waktu baku, yang akan dijadikan faktor tetap
dalam setiap melakukan analisis beban kerja, dengan asumsi-asumsi tidak
terdapat perubahan yang menyebabkan norma waktu tersebut berubah.
Rumus yang dipergunakan untuk mencari
kebutuhan pegawai :
Jumlah Kebutuhan
Pegawai/Pejabat =
Jumlah beban Kerja Jabatan :
Jam Kerja Efektif Per Tahun
2. Analisa Kebutuhan Pegawai - Pertanyaan
berapakah jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk merampungkan suatu tugas,
merupakan pertanyaan yang amat kritis. Untuk menjawab pertanyaan penting itu
orang harus memahami 3 (tiga) buah konsep sebagai latar belakang yaitu meliputi
target volume pekerjaan, tingkat pelaksanaan standar dan waktu yang ditetapkan
untuk merampungkan tugas dengan tepat.
- Beban Tugas (target volume kerja), merupakan volume pekerjaan yang mesti dirampungkan dalam batas tempo tertentu. Target volume kerja dapat dinyatakan dalam berbagai satuan seperti : meter, meter kubik, kilogram, lembar, berkas, laporan, desa, kecamatan dan satuan lazim lainnya.
- Standar Kerja Rata-rata (tingkat pelaksanaan standar), merupakan volume pekerjaan yang dapat dirampungkan oleh seorang atau sejumlah pegawai dalam satu satuan waktu dengan standar kualitas tertentu.
- Waktu Kerja Efektif, yakni waktu kerja yang telah ditetapkan secara formal setelah dikurangi waktu luang (allowance).
Pengukuran beban kerja dimulai dengan
pengukuran dan perumusan “ Norma waktu “ setiap proses/tahapan penyelesaian
pekerjaan sesuai dengan uraian, dan prosedur kerja yang berlaku.
Dalam melakukan pengukuran dan perumusan norma
waktu, dilakukan secara cermat dan seksama dengan memperhatikan tingkat
kewajaran penggunaan waktu kerja bagi pegawai/pemangku jabatan terkait dan
terhadap kebenaran uraian proses/tahapan kerja untuk menghasilkan produk,
sehingga dapat diperoleh hasil pengukuran beban kerja yang memadai.
Referensi :
- Anggraeni,
L. E., Prabowo, R., Industri, J. T., & Industri, F. T. (2015). Analisis
Beban Kerja Untuk Menentukan Jumlah Karyawan Optimal ( Studi Kasus : Pt . Sanjayatama
Lestari Sirabaya ), 225–232. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015.
- Astianto, A., & Suprihhadi, H. (2014). Pengaruh Stres Kerja Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, 3(7).
- Permatasari, N. (2016). Perencanaan Pembangunan Ekonomi Wilayah Berbasis Pertanian Dalam Rangka Pengurangan Kemiskinan Di Kalimantan Barat, 4(1), 27–42.
- Ramadhan,
R., Tama, I. P., Ph, D., & Yanuar, R. (2014). Analisa Beban Kerja Dengan
Menggunakan Work Sampling Dan Nasa - Tlx Untuk Menentukan Jumlah Operator (
Studi Kasus : Pt Xyz ) Analysis Of
Workload With Work Sampling And Nasa - Tlx To Determine The Number Of Operators
( Case study : PT XYZ ).
- Rubio, S., Díaz, E., Martín, J., & Puente, J. M. (2004). Evaluation of Subjective Mental Workload: A Comparison of SWAT, NASA-TLX, and Workload Profile Methods. Applied Psychology, 53(1), 61–86.
- Rusindiyanto, N. M., & Pailan. (2016). Pengukuran Beban Kerja Karyawan Bagian Produksi Dengan Metode NASA-TLX Di PT. Cat Tunggal Djaja Indah, 15–25.
- Santoso, D. A., & Supriyadi, A. (2010). Perhitungan Waktu Baku Dengan Metode Work Sampling Untuk Menentukan Jumlah Tenaga Kerja Optimal. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi, 1–4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar