Senin, 11 September 2017

BIMBINGAN KONSELING - BIMBINGAN KOSELING ANAK USIA DINI


BIMBINGAN KONSELING ANAK USIA DINI

Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan sekolah. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan, jasmani dan rohani anak di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Adapun yang memnjadi tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Masa anak-anak adalah masa bermain, oleh sebab itu kegiatan pendidikan di taman kanak-kanak diberikan melalui bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.

Anak usia 4-5 tahun merupakan rentang masa peka (golden age). Anak-anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi mereka. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan yakni lingkungan pendidikan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.

Karena anak usia 4-5 tahun berada dalam rentang usia peka, maka seluruh aspek pengetahuan anak perlu dikembangkan. Piaget (dalam Khasanah.2013) mengatakan bahwa pengetahuan terdiri dari tiga jenis, yaitu pengetahuan fisik, pengetahuan logika matematika dan pengetahuan sosial. Pengetahuan fisik merupakan jenis pengetahuan yang meliputi objek-objek di alam dan karakteristiknya, seperti warna, berat, ukuran, tekstur dan segala sesuatu yang dapat diamati dan berkaitan dengan benda. Pengetahuan fisik disebut juga pengetahuan nyata. Hal ini berkaitan dengan benda-benda yang dapat dilihat, diraba, disentuh, didengar, dan dirasa. Pengetahuan fisik adalah pengetahuan yang berkembang pada anak. Pengetahuan ini adalah pengetahuan dasar karena merupakan pembentuk utama dari struktur mental yang mendasari bentuk-bentuk pengetahuan lain. Pengetahuan fisik berkembang melalui pengamatan anak dan interaksi anak dengan objek dan lingkungan.
Menurut Drs. Sudarna (2014 : 3), Howard Gerdner mengidentifikasikan kecerdasan menjadi tujuah macam yaitu Linguistik (berkaitan dengan bahasa), Logid-matematis, Spacial (Ruang dan Gambar), Musikal (musik, irama, dan bunyi/suara,), Interpersonal (antar pribadi, sosial), Intrapersonal (hal-hal yang sangat mempribadi). Kecerdasan Linguistik biasanya diungkapkan dalam bentuk kata-kata. Mereka yang memiliki kecerdasan ini gemar membaca dan menulis serta mampu mengolah kata secara tulisan maupun lisan.

Perkembangan tuntutan masyarakat dan diri anak sendiri untuk bisa menghadapi tantangan dunia modern maupun jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta tuntutan membuat anak cerdas terutama kemampuan berbahasa anak kelompok B (usia 5 – 6 tahun) anak siap memasuki jenjang sekolah dasar membuat para lembaga penyelenggara pendidikan di taman kanak – kanak berusaha untuk terus mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dan berorentasi pada anak.

Anak yang cerdas adalah anak yang mampu mengungkapkan perasaannya, menyelesaikan masalahnya dengan cara berkomunikasi secara baik. Untuk merangsang kemahiran berbahasa anak, guru maupun orang tua perlu mendorong anaknya mengucapkan kata-kata secata benar. Guru juga bisa mendongeng dengan menggunakan buku bergambar. Pada lingkungan demikian, perbendaharaan kata-kata anak akan berkembang, anak akan mulai belajar menyatakan perasaan dan keinginannya melalui bahasa. Anak  berusaha menggunakan kata-kata sebagai alat berpikir.


A.    Pengertian Bimbingan Konseling

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (psikologis) dari konselor kepada konseli baik secara langsung maupun tidak langsung baik individual maupun kelompok untuk membantu mengoptimalkan perkembangan individu.

Menurut Prayitno & Erman Amti (1994:99) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Konseling adalah  usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.

Menurut  Bimo Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapinya unuk mencapai hidupnya, dan menyetir (to steer). Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan. Ada pula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah atu jenis layanan bimbingan.

Pengertian bimbingan konseling adalah Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Dengan demikian, setiap bimbingan itu pasti konseling dan setiap konseling belum tentu bimbingan.


B.     Pengertian Bimbingan dan Konseling pada Anak usia dini

Shertzer dan Stone ( 1971 : 40 ) , mengartikan bimbingan sebagai “ a process of helping an individual to understand himself and his world “ , yang artinya , proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. Selanjutnya , Sunaryo ( 1998 : 3 ) mengrtikan bimbingan sebagai “ proses membantu individu untuk mencapai perkembangan yang optimal”. Selanjutnya , Natawidjaja ( 1987 : 37 ) , mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan , agar individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar , sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah , keluarga , masyarakat dan kehidupan ada umumnya. 

Secara khusus , layanan bimbingan dan konseling pada anak usia dini dilakukan untuk membantu mereka agar mampu :
1)      Mengenal dirinya , kemampuannya , sifatnya , kebiasaannya , dan kesenangannya.
2)      Mengembangkan potensi yang dimiliki anak.
3)      Mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
4)      Menyiapkan perkembangan mental dan social untuk masuk ke lembaga pendidikan selanjutnya.

Ditinjau dari sudut orang tua , kegiatan bimbingan dan konseling pada anak usia dini dilakukan untuk :
1)      Membantu orang tua agar mengerti , memahami , dan menerima anak sebagai individu.
2)      Membantu orang tua dalam mangatasi gangguan emosi pada anak yang ada hubungannya dengan situasi keluarga dirumah .
3)      Membantu orang tua dalam mengambil keputusan untuk memilih sekolah bagi anaknya sesuai dengan taraf kemampuan kecerdasan , fisik , dan inderanya.
4)      Memberikan informasi pada orang tua untuk memecahkan masalah kesehatan anak.


C.    Tujuan Bimbingan Konseling

1.      Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989 (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1994 : 5).

2.      Tujuan khusus
Secara khusus layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi dan sosial, belajar dan karier. Bimbingan Pribadi dan Sosial adalah bimbingan ini dapat membantu anak dalam memecahkan masalah-masalah pribadi sosial.Bimbingan Belajar tujuan dan tugas pengembangan pendidikan melalui kegiatan bermain sambil belajar yang mencakup pengembangan kemampuan dasar dan pembentukan perilaku. Bimbingan karir adalah bimbingan yang membantu anak dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi secara sederhana.

Bimbingan pribadi – sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi – sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung-jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.

3.      Tujuan Bimbingan Konseling bagi anak usia dini
Bimbingan konseling  juga membantu tercapainya segala aspek-aspek  pertumbuhan dan perkembangan  bagi anak. Baik aspek akademik, bakat dan minat, emosional, sosial dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru, menemukan jati diri dan sebagainya, tentunya akan lebih baik jika proses pelaksanaanya diarahkan sejak dini agar tercapai segala aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan anak yang maksimal. Dari semua itu disinilah perlunya guru Bimbingan dan Konseling (BK) di pendidikan anak usia dini dan taman kanak-kanak dalam membantu mengidentifikasi permasalahan peserta didik dan membantu tercapainya segala aspek perkembangan peserta didik di  pendidikan anak usia dini atau di taman kanak-kanak.

Lembaga ini bertanggung jawab  terhadap perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan mental spiritual. Agar apa yang dibebankan kepada guru pendidikan anak usia dini atau taman kanak-kanak dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan maka diperlukan bimbingan dan konseling dilembaga tersebut.


D.    Jenis-Jenis Bimbingan Konseling di Pendidikan Anak Usia Dini

Pelaksanaan bimbingan konseling pada anak usia dini tidak mengunakan waktu dan ruang tersendiri seperti halnya bimbingan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Nuansa bermain menjadi bagian dari pelaksanaan bimbingan karena dunia anak adalah dunia bermain.

Yang termasuk dalam pelaksanaan bimbingan yang berorientasi kepada bentuk layanan bimbingan adalah layanan pengumpulan data, layanan informasi,layanan penempatan serta layanan evaluasi dan tindak lanjut. Layanan konseling sebagai bagian dari layanan bimbingan dilakukan khusus bagi anak-anak yang diprediksi memiliki masalah, uraian serta contoh dialog layanan konseling akan dipaparkan pada bagian selanjutnya.

1.      Layanan Pengumpulan Data
Layanan pengumpulan data adalah layanan pertama yang dilakukan guru dalambimbingan. Layanan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai data yang berkaitan dengan segala aspek kepribadian dan kehidupan anak taman kanak-kanak dan keluarga. Data yang perlu dikumpulkan meliputi data anak dan orang tua atau wali. Layanan pengumpulan data dapat dilakukan guru ketika anak mulai belajar di taman kanak-kanak dengan berbagai teknik/alat pengumpul data sebagai berikut :
a.      Pengamatan (observasi)
Pengamatan (observasi) adalah suatu teknik yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan berbagai informasi atau data tentang perkembangan dan permasalahan anak. Melalui pengamatan, guru dapat mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi pada anak dalam satu waktu tertentu. Observasi dilakukan dengan cara mengamati berbagai perilaku atau perubahan yang terjadi (nampak) yang ditunjukkan anak selama kurun waktu tertentu. Teknik ini dilakukan hanya dengan cara mengamati dan tidak melakukan percakapan (wawancara) dengan anak yang sedang diamati.
b.      Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan dan permasalahan anak dengan cara melakukan percakapan langsung baik dengan anak maupun dengan orang tua. Dengan wawancara, guru dapat menggali lebih jauh kondisi obyektif anak. Teknik wawancara terbagi atas dua bentuk, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur.
c.       Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada orang tua untuk mendapatkan data secara umum tentang anak dan hal-hal yang berkaitan dengan anak. Data atau informasi yang dapat dikumpulkan guru melalui teknik angket ini dapat berkaitan dengan data tentang identitas anak, identitas orang tua, kondisi fisik dan kesehatan anak, Selain data umum, guru juga dapat membuat angket sesuai dengan kebutuhan, misalnya kebiasaan anak dalam berprilaku, kebiasaan tidur, makan, pola pengasuhan orang tua di rumah, dan sebagainya. Dalam menyusun angket (kuesioner) guru perlu mengikutibeberapa petunjuk sebagai berikut :
1)      Menggunakan kalimat sederhana tetapi jelas dan mudah dimengerti
2)      Tidak menggunakan kata-kata yang negatif dan menyinggung perasaan  responden
3)      Pertanyaan tidak bersifat memaksa responden untuk menjawab
d.      Sosiometri
Untuk mengetahui bagaimana keberadaan sosial anak diantara teman-temannya, apakah anak disenangi teman-temannya atau kurang disenangi guru dapat melakukan teknik pengumpulan data melalui sosiometri.
e.       Catatan anekdot
Catatan anekdot dapat digunakan guru dalam memahami anak khususnya dalam kemampuan sosialnya. Catatan anekdot tidak dibuat guru sejak awal tetapi catatan anekdot dibuat bilamana sudah ada kejadian/peristiwa tertentu pada anak. Misalnya ketika belajar di dalam kelas, seorang anak tiba-tiba merebut mainan temannya. Kondisi di dalam menjadi gaduh dan guru akhirnya harus merelai peristiwa itu. Kejadian yang terjadi secara tiba-tiba tanpa direncanakan dapat disusun laporan atau peristiwanya melalui catatan anekdot.
2.      Layanan Informasi
Dalam melaksanakan layanan informasi, guru perlu merencanakan informasiinformasi apa yang perlu disampaikan berkaitan dengan kemampuan pribadi, sosial dan keterampilan anak, dan bagaimana cara menyampaikan berbagai informasi tersebut.

3.      Layanan Penempatan
Layanan penempatan merupakan salah satu layanan pengembangan kemampuan anak baik yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan pribadi, sosial maupun keterampilan. Layanan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi kemampuan anak agar anak memperoleh penempatan yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Mungkin bisa kita temukan
anak yang menunjukkan kecenderungan bakat dalam satu aspek tertentu dan anak lain dalam aspek yang lain. Misal dalam aspek keterampilan ditemukan anak yang memiliki kemampuan yang cerdas dan terampil dalam membuat suatu benda, atau menggambar dan mewarnai gambar tertentu. Anak yang  memiliki kemampuan berbeda dalam gambar, akan terlihat dari hasil gambar yang dibuatnya, cenderung lebih baik dan indah dibandingkan hasil gambar teman-temannya.

4.      Layanan Evaluasi dan Tindak Lanjut
a.       Layanan evaluasi dan tindak lanjut diarahkan untuk mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan. Layanan ini diarahkan pada semua bentuk layanan yang telah dilakukan yaitu terhadap layanan pengumpulan data, informasi, dan penempatan. Di samping itu layanan tindak lanjut diarahkan pada layanan yang sama.
b.      Layanan ini dilakukan untuk menindaklanjuti berbagai layanan bimbingan yang sudah dilakukan guru selaku pembimbing di taman kanak-kanak. Sebagai langkah akhir dari suatu layanan bimbingan, layanan tindak lanjut berfungsi untuk menentukan langkah berikutnya setelah ditemukan berbagai hasil evaluasi dari pelaksanaan layanan-layanan bimbingan.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan guru selain memahami karakteristik bimbingan seperti yang diuraikan di atas, juga faktor-faktor yang berkaitan dengan :
1)      Prinsip Dasar Bimbingan
Pelaksanaan bimbingan di taman kanak-kanak tidak menggunakan waktu sendiri seperti halnya bimbingan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Bimbingan di taman kanak-kanak dilaksanakan secara bersama-sama dengan proses pembelajaran, baik pembelajaran di dalam kelas maupun diluar kelas. Nuansa bermain menjadi bagian dari pelaksanaan bimbingan karena dunia anak adalah dunia bermain. Bimbingan dilakukan oleh guru kelas tidak dilakukan oleh petugas khusus,artinya guru kelas memiliki fungsi ganda selain sebagai pengajar juga berfungsi sebagai pembimbing.
2)      Esensi bimbingan dan konseling
Dalam pelakasanaannya, bimbingan juga diarahkan untuk membantu orang tua agar memiliki pemahaman dan motivasi untuk turut mengembangkan kemampuan anak karena kelekatan anak usia dini terhadap orang tua relative masih tinggi.
3)      Orientasi bimbingan dan konseling
Masa ini sering disebut sebagai masa “Golden Age” atau masa keemasan karena pada masa ini anak sangat peka untuk mendapatkan rangsangan-rangsangan.
4)      Konsep yang mendasari pelaksanaan bimbingan dan konseling
Pelaksanaan bimbingan konseling pada anak usia dini pada dasarnya berangkat dari pemahaman tentang pengembangan anak bahwa setiap anak memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda.
5)      Bentuk layanan bimbingan dan konseling
Istilah bentuk layanan bimbingan menunjuk pada jumlah anak pada saat guru atau pendamping melakukan bimbingan. Bentuk layanan bimbingan dapat dilakukan secara individual atau kelompok.
6)      Setting layanan bimbingan konseling
Pada anak usia dini dapat menggunakan seting individual, kelompok dan klasikal. Setting ini digunakan sangat tergantung dari kebutuhan layanan bimbingan.

Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program dibagi dua bahasan, yaitu :
1)      Pelaksanaan bimbingan dan konseling yang berorientasi kepada semua anak.
2)      Pelaksanaan bimbingan dan konseling yang berorientasi kepada masalah yang dihadapi anak.


E.     Prinsip – prinsip Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini

Prinsip – prinsip bimbingan dan konseling untuk anak usia dini , antara lain :
1)      Bimbingan merupakan bagian penting dari proses pendidikan.
2)      Bimbingan diberikan kepada semua anak dan bukan hanya untuk anak yang menghadapi masalah .
3)      Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan pendidikan.
4)      Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing.
5)      Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang meliputi kemampuan fisik – motorik , keserdasan , social maupun emosional.
6)      Bimbingan harus dimulai dengan mengenal atau mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan yang dirasakan anak.
7)      Bimbingan harus fleksibel dan sesuai denagn kebutuhan serta perkembangan anak.
8)      Penyampaian permasalahan anak kepada orang tua hendaknya menciptakan situasi aman dan menyenangkan , sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi yang wajar dan terhindar dari kesalahpahaman.
9)      Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan , orang tua hendaknya diikutsertakan agar mereka dapat mengikuti perkembangan dan memberikan bantuan kepada anaknya di rumah.
10)  Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki guru atau pendamping sebagai pelaksanaan bimbingan , bilamana masalah yang terjadi perlu di tindak lanjuti , dan guru pembimbing harus mengonsultasi kepada kepala sekolah dan tenaga ahli.
11)  Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan.


F.     Fungsi Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini.

Fungsi bimbingan dan konseling untuk anak usia dini , antara lain :
1.      Fungsi pemahaman .
Fungsi pemahaman adalah usaha bimbingan yang dilakukan guru atau pendamping untuk menghasilkan pemahaman yang menyeluruh tentang aspek-aspek sebagai berikut :
a.       Pemahaman diri anak didik terutama oleh orangtua dan guru.
b.      Hambatan atau masalah yang dihadapi anak.
c.       Lingkungan anak yang mancakup keluarga dan tempat belajar.
d.      Lingkungan yang lebih luas di luar ruamh dan di luar tempat belajar.
e.       Cara-cara penyesuaian dan pengembangan diri.

2.      Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan adalah usaha bimbingan yang menghasilkan tercegahnya anak dari berbagai permasalahan yang dapat mengganggu , menghambat , ataupun menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangan .

3.      Fungsi perbaikan
Fungsi perbaikan adalah usaha bimbingan yang menghasilkan terpecahnya berbagai permasalahan yang dialami oleh anak didik.

4.      Fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah usaha bimbingan yang menghasilkan terpeliharanya dan berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif anak didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.


G.    Ruang Lingkup Bimbingan untuk Anak Usia Dini.

Ruang lingkup bimbingan untuk anak usia dini , antara lain :
1.      Bimbingan pribadi dan social.
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi social anak dalam mewujudkan pribadi yang mampu menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan lingkungan secara baik. Bimbingan ini dapat membantu abak dalam memecahkan masalah-masalah pribadi social.

2.      Bimbingan belajar.
Merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu para anak dalam menghadapi dan memecahkan masalah – masalah serta mencapai tujuan dan tugas pengembangan pendidikan melalui kegiatan bermain sambil belajar yang mencakup pengembangan kemampuan dasar untuk pembentukan prilaku.

3.      Bimbingan karir.
Bimbingan yang membantu anak dalam perencanaan pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karier , seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas – tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri ,  pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier , penyesuaian pekerjaan , dan pemecahan masalah – masalah karier yang dihadapi secara sederhana.


H.    Ciri Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini.

Menurut Syaodih, E ( 2004 ) , ada beberapa ciri bimbingan dan konseling bagi anak usia dini yang dapat dijadikan rujukan bagi guru atau pendamping , yaitu :
1.      Proses bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan pola pikir dan pemahaman anak.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling bagi anak usia dini relatif cukup sulit untuk dilaksanakan. Seseorang yang sudah terbiasa melakukan bimbingan terhadap siswa sekolah menengah , misalnya , belum tentu dapat melakukan bimbingan terhadap anak usia dini. Kondisi ini terjadi bukan disebabkan karena berbedanya langkah – langkah bimibingan , tetapi lebih disebabkan oleh perbedaan karakteristik anak yang dibimbing.

2.      Pelakasanaan bimbingan terintegrasi dengan pembelajaran .
Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara bersama-sama dengan pelaksanaan pembelajaran , artinya guru atau pendamping pada saat akan merencanakan kegiatan pembelajaran juga harus memikirkan bagaimana perencanaan bimbingannya. Dengan kata lain , pada saat guru memikirkan program pembelajaran, ia juga harus memikirkan tentang program bimbingan.

3.      Waktu pelaksanaan bimbingan sangat terbatas .
Interaksi guru atau pendamping dengan anak relatif tidak lama , rata –rata pertemuan dengan anak relatif tidak lama, rata – rata pertemuan dalam sehari hanya 2,5 – 3 jam. Keterbatasan waktu ini mengharuskan guru untuk meramu kegiatan secara efektif baik yang terkait dengan pengembangan dalam kegiatan pembelajaran secara rutin maupun melaksanakan bimbingan bagi anak.

4.      Pelaksanaan bimbingan dilaksanakan dalam nuansa bermain.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling bagi anak usia dini dilaksanakan dalam nuansa bermain merupakan esensi aktivasi anak usia dini. Prinsip ini mengikuti dunia anak yang senantiasa sarat dengan dunia bermain. Bermain merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dunia anak dan bahkan dapat dikatakan tiada hari tanpa bermain. Bermain bagi anak merupakan suatu aktivitas tersendiri yang sangat menyenangkan , yang mungkin tidak bisa dirasakan atau dibayangkan oleh orang dewasa.

5.      Adanya keterlibatan teman sebaya.
Kebutuhan anak akan teman sebaya menjadikan pelaksanaan bimbingan konseling bagi anak usia dini perlu dilakukan dengan melibatkan teman sebaya. Walaupun pelaksanaan bimbingan dan konseling dilakukan dalam nuansa bermain yang menyenangkan , tetapi keterlibatan teman sebaya atau seusia anak perlu menjadi perhatian. Keterlibatan teman sebaya perlu dipertimbangkan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling karena melalui teman sebaya upaya mengatasi masalah khususnya masalah sosial emosi dapat dipandang sebagai cara yang tepat untuk mengatasi masalah yang dialami anak.

6.      Adanya keterlibatan orang tua.
Orang tua merupakan pihak yang tidak dapat dipisahkan dari proses bimbingan dan konseling, karena orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak. Ketiak anak sedang pelajar di PAUD  , guru atau pembimbing berperan sebagai pengganti orang tua. Mengingat permasalahan yang dihadapi anak begitu kompleks , peran orang tua dalam membantu tumbuh kembang anak merupakan suatu hal yang sangat penting.


I.       Ruang Lingkup Layanan Bimbingan

Bimbingan bagi anak usia dini terdiri atas 5 bentuk layanan , yaitu :
a.      Layanan pengumpulan data.
Dimaksudkan untuk menjaring informasi-informasi yang diperlukan guru atau pendamping anak usia dini dalam memahami karakteristik, kemampuan , dan permasalahan yang mungkin dialami anak.

b.      Layanan informasi
Dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pemahaman, baik bagi anak maupun bagi orang tua. Untuk anak usia dini yang relatif masih muda , masih sangat sedikit informasi yang diketahui dan dipahami anak. Sebaliknya , bagi orang tua , layanan informasi ini diharapkan dapat menambah wawasan yang berkaitan dengan tubuh kembang anak.

c.       Layanan konseling.
Dimaksudkan untuk memberi bantuan kepada anak yang diduga memiliki masalah tertentu, baik yang menyangkut masalah pribadi , sosial atau masalah lainnya. Layanan konseling dilakukan dengan mengikuti beberapa langkah, yaitu :
a.       Identifikasi masalah
b.      Diagnosis
c.       Prognosis
d.      Treatment
e.       Evaluasi tindak lanjut

d.      Layanan penempatan.
Layanan bimbingan yang memungkinkan anak untuk memperoleh penempatan yang tepat sesuai dengan kondisi dan potensinya.

e.       Layanan evaluasi dan tindak lanjut.
Layanan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penanganan yang telah dilakukan guru atau pendamping.


J.      Langkah–Langkah Bimbingan Konseling bagi Pendidikan Anak Usia Dini

Dalam penyusunan program bimbingan perlu ditempuh langkah-langkah seperti dikemukakan oleh Miller yang dikutip oleh Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) seperti berikut :
1)      Tahap Persiapan. Langkah ini dilakukan melalui survei untuk menginventarisasi tujuan, kebutuhan dan kemampuan sekolah, serta kesiapan sekolah yang bersangkutan untuk melaksanakan program  bimbingan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan langkah awal pelaksanaan program.
2)      Pertemuan-pertemuan permulaan dengan para konselor yang telah ditunjuk oleh pemimpin sekolah. Tujuan pertemuan ini untuk menyamakan pemikiran tentang perlunya program bimbingan serta merumuskan arah program yang akan disusun.
3)      Pembentukan panitia sementara untuk merumuskan program bimbingan. Panitia  ini bertugas merumuskan tujuan program bimbingan yang akan disusun, mempersiapkan bagan organisasi dari program tersebut, dan membuat kerangka dasar dari program bimbingan yang akan disusun.
4)      Pembentukan panitia penyelenggara program. Panitia ini bertugas mempersiapkan program tes, mempersiapkan dan melaksanakan sistem pencatatan, dan melatih para pelaksana program bimbingan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Melalui empat langkah tersebut diharapkan program bimbingan itu dapat diwujudkan dengan baik.

Di samping rumusan tentang langkah-langkah penyusunan program bimbingan sebagaimana dikemukakan itu, berikut ini dapat pula disajikan langkah-langkah penyusunan program bimbingan yang urutannya cukup sederhana, yaitu :
1)      Mengidentifikasi kebutuhan-kebutauhan sekolah terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan bimbingan. Pada kegiatan ini dapat dilakukan pertemuan-pertemuan dengan personel sekolah lainnya guna mendapatkan masukan (input) mengenai berbagai hal yang perlu ditangani oleh konselor.
2)      Setelah data terkumpul perlu dilakukan penentuan urutan prioritas kegiatan yang akan dilakukan, dan sekaligus menyusun konsep program bimbingan yang akan dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Dalam kegiatan ini juga ditentukan personalia yang akan melaksanakan program kegiatan itu serta sasaran dari program tersebut.
3)      Konsep program bimbingan dibahas bersama kepala sekolah bila perlu dengan mengundang personel sekolah untuk memperoleh balikan guna penyempurnaan program tersebut.
4)      Penyempurnaan konsep program yang telah dibahas bersama kepala sekolah.
5)      Pelaksanaan program yang telah direncanakan.
6)      Setelah program dilaksanakan, perlu diadakan evaluasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui bilamana ada bagian-bagian yang tidak terlaksana dan seterusnya dicari faktor penyebabnya.
7)      Dari hasil evaluasi program tersebut kemudian dilakukan penyempurnaan (revisi) untuk program berikutnya.

Demikian seterusnya, sehingga terwujudlah program bimbingan yang lebih sempurna. Terciptanya program bimbingan yang baik telah merupakan sebagian dari keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling itu sendiri.

Langkah-langkah bimbingan konseling bagi anak usia dini :
1)      Menyusun tugas-tugas perkembangan dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik pada tahap-tahap perkembangan tertentu.
2)      Menyusun pola dasar yang dipedomani dalam memberikan layanan.
3)      Menentukan komponen-komponen bimbingan yang diprioritaskan.
4)      Menentukan bentuk bimbingan yang sebaiknya diutamakan seperti bimbingan kelompok atau bimbingan individual, bimbingan akademik atau bimbingan karier, dan sebagainya.
5)      Menentukan tenaga-tenaga bimbingan yang dapat dimanfaatkan misalnya konselor, guru, atau tenaga ahli lainnya.

Berdasarkan rambu-rambu tersebut program bimbingan untuk masing-masing jenjang pendidikan dapat dirumuskan dengan tepat sesuai dengan karakteristiknya. Selain itu, program bimbingan hendaknya disesuaikan dengan keadaan individu yang akan dilayani.

Taman kanak-kanak sebenarnya belum termasuk jenjang pendidikan formal dan lebih dikenal dengan pendidikan pra sekolah. Meskipun demikian menurut Winkel (1991) tenaga- tenaga pendidikan ditaman kanak-kanak juga dituntut untuk memberikan layanan bimbingan.

 Hal ini, dikuatkan dalam pedoman bimbingan dan penyuluhan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1980 Buku III C, dalam rangka pelaksanaan kurikulum Taman Kanak-Kanak 1976.

Pelayanan bimbingan dan konseling di Taman kanak-kanak, hendaknya ditekankan pada :
1)      Bimbingan yang berkaitan dengan kemandirian dan keharmonisan dalam menjalin hubungan sosial dengan teman-teman sebayanya.
2)      Bimbingan pribadi, seperti pemupukan disiplin diri dan memahami perintah.
3)      Disamping itu, layanan bimbingan untuk anak taman kanak-kanak perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan psikologis, seperti pemberian kasih sayang dan perasaan aman.


K.    Opini

Bimbingan konseling adalah Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.

Adapun bimbingan konseling mempunyai dua tujuan, yaitu :
1)      tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989 (UU No. 2/1989).
2)      Tujuan khusus, Secara khusus layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi dan sosial, belajar dan karier.
3)      Selain itu jenis-jenis dari bimbingan konseling di PAUD yaitu melalui layanan pengumpulan data, layanan informasi, layanan penempatan dan layanan evaluasi dan tindak lanjut.


REFERENSI :
Sulistyarini , Muhammad Jauhar. 2014. Dasar – Dasar Konseling. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Winkel. 1978. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta : Gramedia.


Sumber Lain :
http://ppimabkin1416.blogspot.co.id/2016/03/layanan-bimbingan-dan-konseling-dalam.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...