BIMBINGAN
KONSELING ANAK USIA DINI
Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang
ada dijalur pendidikan sekolah. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan, jasmani dan rohani anak di luar
lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Adapun yang memnjadi
tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak adalah untuk membantu
meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan
daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Masa anak-anak
adalah masa bermain, oleh sebab itu kegiatan pendidikan di taman kanak-kanak
diberikan melalui bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.
Anak
usia 4-5 tahun merupakan rentang masa peka (golden age). Anak-anak mulai
sensitif untuk menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi mereka.
Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang
siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan yakni lingkungan
pendidikan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam
mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak. Oleh sebab itu dibutuhkan
kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan
perkembangan anak tercapai secara optimal.
Karena
anak usia 4-5 tahun berada dalam rentang usia peka, maka seluruh aspek
pengetahuan anak perlu dikembangkan. Piaget (dalam Khasanah.2013) mengatakan bahwa
pengetahuan terdiri dari tiga jenis, yaitu pengetahuan fisik, pengetahuan
logika matematika dan pengetahuan sosial. Pengetahuan fisik merupakan jenis
pengetahuan yang meliputi objek-objek di alam dan karakteristiknya, seperti
warna, berat, ukuran, tekstur dan segala sesuatu yang dapat diamati dan
berkaitan dengan benda. Pengetahuan fisik disebut juga pengetahuan nyata. Hal
ini berkaitan dengan benda-benda yang dapat dilihat, diraba, disentuh,
didengar, dan dirasa. Pengetahuan fisik adalah pengetahuan yang berkembang pada
anak. Pengetahuan ini adalah pengetahuan dasar karena merupakan pembentuk utama
dari struktur mental yang mendasari bentuk-bentuk pengetahuan lain. Pengetahuan
fisik berkembang melalui pengamatan anak dan interaksi anak dengan objek dan
lingkungan.
Menurut Drs. Sudarna (2014 : 3), Howard Gerdner mengidentifikasikan
kecerdasan menjadi tujuah macam yaitu Linguistik (berkaitan dengan bahasa),
Logid-matematis, Spacial (Ruang dan Gambar), Musikal (musik, irama, dan
bunyi/suara,), Interpersonal (antar pribadi, sosial), Intrapersonal (hal-hal
yang sangat mempribadi). Kecerdasan Linguistik biasanya diungkapkan dalam bentuk
kata-kata. Mereka yang memiliki kecerdasan ini gemar membaca dan menulis serta
mampu mengolah kata secara tulisan maupun lisan.
Perkembangan tuntutan masyarakat dan diri anak sendiri untuk bisa
menghadapi tantangan dunia modern maupun jenjang pendidikan yang lebih tinggi
serta tuntutan membuat anak cerdas terutama kemampuan berbahasa anak kelompok B
(usia 5 – 6 tahun) anak siap memasuki jenjang sekolah dasar membuat para
lembaga penyelenggara pendidikan di taman kanak – kanak berusaha untuk terus
mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dan berorentasi pada anak.
Anak yang cerdas adalah anak yang mampu mengungkapkan perasaannya,
menyelesaikan masalahnya dengan cara berkomunikasi secara baik. Untuk
merangsang kemahiran berbahasa anak, guru maupun orang tua perlu mendorong
anaknya mengucapkan kata-kata secata benar. Guru juga bisa mendongeng dengan
menggunakan buku bergambar. Pada lingkungan demikian, perbendaharaan kata-kata
anak akan berkembang, anak akan mulai belajar menyatakan perasaan dan keinginannya
melalui bahasa. Anak berusaha menggunakan kata-kata sebagai alat
berpikir.
A.
Pengertian Bimbingan Konseling
Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan (psikologis) dari konselor kepada konseli baik secara langsung maupun
tidak langsung baik individual maupun kelompok untuk membantu mengoptimalkan
perkembangan individu.
Menurut Prayitno & Erman Amti
(1994:99) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang
yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,
remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu
dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah usaha
membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat
mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah
khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.
Menurut Bimo Walgito (1982:11)
menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara, dengan cara yang sesuai dengan
keadaan individu yang dihadapinya unuk mencapai hidupnya, dan menyetir (to
steer). Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung
hati dari kegiatan bimbingan. Ada pula yang menyatakan bahwa konseling
merupakan salah atu jenis layanan bimbingan.
Pengertian bimbingan konseling
adalah Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar
mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar,
karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar
norma-norma yang berlaku. Dengan demikian, setiap bimbingan itu pasti konseling
dan setiap konseling belum tentu bimbingan.
B.
Pengertian Bimbingan dan Konseling pada Anak
usia dini
Shertzer dan Stone
( 1971 : 40 ) , mengartikan bimbingan sebagai “ a process of helping an
individual to understand himself and his world “ , yang artinya , proses
pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya.
Selanjutnya , Sunaryo ( 1998 : 3 ) mengrtikan bimbingan sebagai “ proses
membantu individu untuk mencapai perkembangan yang optimal”. Selanjutnya ,
Natawidjaja ( 1987 : 37 ) , mengartikan bimbingan sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan , agar
individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia sanggup mengarahkan
dirinya dan dapat bertindak secara wajar , sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah , keluarga , masyarakat dan kehidupan ada umumnya.
Secara khusus ,
layanan bimbingan dan konseling pada anak usia dini dilakukan untuk membantu
mereka agar mampu :
1) Mengenal dirinya ,
kemampuannya , sifatnya , kebiasaannya , dan kesenangannya.
2) Mengembangkan
potensi yang dimiliki anak.
3) Mengatasi kesulitan
yang dihadapinya.
4) Menyiapkan
perkembangan mental dan social untuk masuk ke lembaga pendidikan selanjutnya.
Ditinjau dari sudut
orang tua , kegiatan bimbingan dan konseling pada anak usia dini dilakukan
untuk :
1) Membantu orang tua
agar mengerti , memahami , dan menerima anak sebagai individu.
2) Membantu orang tua
dalam mangatasi gangguan emosi pada anak yang ada hubungannya dengan situasi
keluarga dirumah .
3) Membantu orang tua
dalam mengambil keputusan untuk memilih sekolah bagi anaknya sesuai dengan
taraf kemampuan kecerdasan , fisik , dan inderanya.
4) Memberikan
informasi pada orang tua untuk memecahkan masalah kesehatan anak.
C.
Tujuan Bimbingan Konseling
1.
Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan Bimbingan
dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989 (UU No.
2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang
beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
(Depdikbud, 1994 : 5).
2.
Tujuan khusus
Secara khusus layanan Bimbingan dan
Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan
perkembangan meliputi aspek pribadi dan sosial, belajar dan karier. Bimbingan
Pribadi dan Sosial adalah bimbingan ini dapat membantu anak dalam memecahkan
masalah-masalah pribadi sosial.Bimbingan Belajar tujuan dan tugas pengembangan
pendidikan melalui kegiatan bermain sambil belajar yang mencakup pengembangan
kemampuan dasar dan pembentukan perilaku. Bimbingan karir adalah bimbingan yang
membantu anak dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah
karir, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman
kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan
pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir
yang dihadapi secara sederhana.
Bimbingan pribadi – sosial
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi – sosial dalam
mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung-jawab. Bimbingan
belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan.
Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.
3.
Tujuan Bimbingan Konseling bagi anak
usia dini
Bimbingan konseling juga
membantu tercapainya segala aspek-aspek pertumbuhan dan
perkembangan bagi anak. Baik aspek akademik, bakat dan minat, emosional,
sosial dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru, menemukan jati
diri dan sebagainya, tentunya akan lebih baik jika proses pelaksanaanya
diarahkan sejak dini agar tercapai segala aspek-aspek pertumbuhan dan
perkembangan anak yang maksimal. Dari semua itu disinilah perlunya guru
Bimbingan dan Konseling (BK) di pendidikan anak usia dini dan taman kanak-kanak
dalam membantu mengidentifikasi permasalahan peserta didik dan membantu
tercapainya segala aspek perkembangan peserta didik di pendidikan anak
usia dini atau di taman kanak-kanak.
Lembaga ini bertanggung jawab
terhadap perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan mental spiritual. Agar apa
yang dibebankan kepada guru pendidikan anak usia dini atau taman kanak-kanak
dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan maka diperlukan bimbingan dan
konseling dilembaga tersebut.
D.
Jenis-Jenis Bimbingan Konseling di Pendidikan Anak Usia Dini
Pelaksanaan bimbingan konseling pada
anak usia dini tidak mengunakan waktu dan ruang tersendiri seperti halnya
bimbingan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Nuansa bermain menjadi
bagian dari pelaksanaan bimbingan karena dunia anak adalah dunia bermain.
Yang termasuk dalam pelaksanaan
bimbingan yang berorientasi kepada bentuk layanan bimbingan adalah layanan
pengumpulan data, layanan informasi,layanan penempatan serta layanan evaluasi
dan tindak lanjut. Layanan konseling sebagai bagian dari layanan bimbingan
dilakukan khusus bagi anak-anak yang diprediksi memiliki masalah, uraian serta
contoh dialog layanan konseling akan dipaparkan pada bagian selanjutnya.
1.
Layanan
Pengumpulan Data
Layanan pengumpulan data adalah
layanan pertama yang dilakukan guru dalambimbingan. Layanan ini dimaksudkan
untuk mengumpulkan berbagai data yang berkaitan dengan segala aspek kepribadian
dan kehidupan anak taman kanak-kanak dan keluarga. Data yang perlu dikumpulkan meliputi
data anak dan orang tua atau wali. Layanan pengumpulan data dapat dilakukan
guru ketika anak mulai belajar di taman kanak-kanak dengan berbagai teknik/alat
pengumpul data sebagai berikut :
a.
Pengamatan (observasi)
Pengamatan (observasi) adalah suatu
teknik yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan berbagai informasi atau data
tentang perkembangan dan permasalahan anak. Melalui pengamatan, guru dapat
mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi pada anak dalam satu waktu
tertentu. Observasi dilakukan dengan cara mengamati berbagai perilaku atau
perubahan yang terjadi (nampak) yang ditunjukkan anak selama kurun waktu
tertentu. Teknik ini dilakukan hanya dengan cara mengamati dan tidak melakukan
percakapan (wawancara) dengan anak yang sedang diamati.
b.
Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik
pengumpulan data yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan informasi tentang
perkembangan dan permasalahan anak dengan cara melakukan percakapan langsung
baik dengan anak maupun dengan orang tua. Dengan wawancara, guru dapat menggali
lebih jauh kondisi obyektif anak. Teknik wawancara terbagi atas dua bentuk,
yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur.
c.
Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat
pengumpul data berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada orang tua untuk
mendapatkan data secara umum tentang anak dan hal-hal yang berkaitan dengan
anak. Data atau informasi yang dapat dikumpulkan guru melalui teknik angket ini
dapat berkaitan dengan data tentang identitas anak, identitas orang tua, kondisi
fisik dan kesehatan anak, Selain data umum, guru juga dapat membuat angket
sesuai dengan kebutuhan, misalnya kebiasaan anak dalam berprilaku, kebiasaan
tidur, makan, pola pengasuhan orang tua di rumah, dan sebagainya. Dalam
menyusun angket (kuesioner) guru perlu mengikutibeberapa petunjuk sebagai
berikut :
1) Menggunakan kalimat sederhana tetapi
jelas dan mudah dimengerti
2) Tidak menggunakan kata-kata yang
negatif dan menyinggung perasaan responden
3) Pertanyaan tidak bersifat memaksa
responden untuk menjawab
d.
Sosiometri
Untuk mengetahui bagaimana
keberadaan sosial anak diantara teman-temannya, apakah anak disenangi
teman-temannya atau kurang disenangi guru dapat melakukan teknik pengumpulan data
melalui sosiometri.
e.
Catatan anekdot
Catatan anekdot dapat digunakan guru
dalam memahami anak khususnya dalam kemampuan sosialnya. Catatan anekdot tidak dibuat
guru sejak awal tetapi catatan anekdot dibuat bilamana sudah ada
kejadian/peristiwa tertentu pada anak. Misalnya ketika belajar di dalam kelas,
seorang anak tiba-tiba merebut mainan temannya. Kondisi di dalam menjadi gaduh
dan guru akhirnya harus merelai peristiwa itu. Kejadian yang terjadi secara
tiba-tiba tanpa direncanakan dapat disusun laporan atau peristiwanya melalui
catatan anekdot.
2.
Layanan
Informasi
Dalam melaksanakan layanan
informasi, guru perlu merencanakan informasiinformasi apa yang perlu
disampaikan berkaitan dengan kemampuan pribadi, sosial dan keterampilan anak,
dan bagaimana cara menyampaikan berbagai informasi tersebut.
3.
Layanan
Penempatan
Layanan
penempatan merupakan salah satu layanan pengembangan kemampuan anak baik yang
berkaitan dengan pengembangan kemampuan pribadi, sosial maupun keterampilan.
Layanan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi kemampuan anak agar anak memperoleh
penempatan yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Mungkin bisa
kita temukan
anak yang menunjukkan kecenderungan
bakat dalam satu aspek tertentu dan anak lain dalam aspek yang lain. Misal
dalam aspek keterampilan ditemukan anak yang memiliki kemampuan yang cerdas dan
terampil dalam membuat suatu benda, atau menggambar dan mewarnai gambar
tertentu. Anak yang memiliki kemampuan
berbeda dalam gambar, akan terlihat dari hasil gambar yang dibuatnya, cenderung
lebih baik dan indah dibandingkan hasil gambar teman-temannya.
4.
Layanan
Evaluasi dan Tindak Lanjut
a. Layanan evaluasi dan tindak lanjut
diarahkan untuk mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan. Layanan
ini diarahkan pada semua bentuk layanan yang telah dilakukan yaitu terhadap
layanan pengumpulan data, informasi, dan penempatan. Di samping itu layanan
tindak lanjut diarahkan pada layanan yang sama.
b. Layanan ini dilakukan untuk
menindaklanjuti berbagai layanan bimbingan yang sudah dilakukan guru selaku
pembimbing di taman kanak-kanak. Sebagai langkah akhir dari suatu layanan
bimbingan, layanan tindak lanjut berfungsi untuk menentukan langkah berikutnya setelah
ditemukan berbagai hasil evaluasi dari pelaksanaan layanan-layanan bimbingan.
Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan guru selain memahami karakteristik bimbingan seperti yang
diuraikan di atas, juga faktor-faktor yang berkaitan dengan :
1)
Prinsip Dasar Bimbingan
Pelaksanaan bimbingan di taman
kanak-kanak tidak menggunakan waktu sendiri seperti halnya bimbingan pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Bimbingan di taman kanak-kanak
dilaksanakan secara bersama-sama dengan proses pembelajaran, baik pembelajaran
di dalam kelas maupun diluar kelas. Nuansa bermain menjadi bagian dari
pelaksanaan bimbingan karena dunia anak adalah dunia bermain. Bimbingan
dilakukan oleh guru kelas tidak dilakukan oleh petugas khusus,artinya guru
kelas memiliki fungsi ganda selain sebagai pengajar juga berfungsi sebagai
pembimbing.
2)
Esensi bimbingan dan konseling
Dalam pelakasanaannya, bimbingan
juga diarahkan untuk membantu orang tua agar memiliki pemahaman dan motivasi
untuk turut mengembangkan kemampuan anak karena kelekatan anak usia dini
terhadap orang tua relative masih tinggi.
3)
Orientasi bimbingan dan konseling
Masa ini sering disebut sebagai masa
“Golden Age” atau masa keemasan karena pada masa ini anak sangat peka untuk
mendapatkan rangsangan-rangsangan.
4)
Konsep yang mendasari pelaksanaan
bimbingan dan konseling
Pelaksanaan bimbingan konseling pada
anak usia dini pada dasarnya berangkat dari pemahaman tentang pengembangan anak
bahwa setiap anak memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda.
5)
Bentuk layanan bimbingan dan
konseling
Istilah bentuk layanan bimbingan
menunjuk pada jumlah anak pada saat guru atau pendamping melakukan bimbingan.
Bentuk layanan bimbingan dapat dilakukan secara individual atau kelompok.
6)
Setting layanan bimbingan konseling
Pada anak usia dini dapat
menggunakan seting individual, kelompok dan klasikal. Setting ini digunakan
sangat tergantung dari kebutuhan layanan bimbingan.
Pelaksanaan
Program
Pelaksanaan program dibagi dua
bahasan, yaitu :
1) Pelaksanaan bimbingan dan konseling
yang berorientasi kepada semua anak.
2) Pelaksanaan bimbingan dan konseling
yang berorientasi kepada masalah yang dihadapi anak.
E.
Prinsip – prinsip Bimbingan dan Konseling untuk
Anak Usia Dini
Prinsip – prinsip
bimbingan dan konseling untuk anak usia dini , antara lain :
1) Bimbingan merupakan
bagian penting dari proses pendidikan.
2) Bimbingan diberikan
kepada semua anak dan bukan hanya untuk anak yang menghadapi masalah .
3) Bimbingan merupakan
proses yang menyatu dalam semua kegiatan pendidikan.
4) Bimbingan harus
berpusat pada anak yang dibimbing.
5) Kegiatan bimbingan
mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang meliputi kemampuan fisik –
motorik , keserdasan , social maupun emosional.
6) Bimbingan harus
dimulai dengan mengenal atau mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan yang
dirasakan anak.
7) Bimbingan harus
fleksibel dan sesuai denagn kebutuhan serta perkembangan anak.
8) Penyampaian permasalahan
anak kepada orang tua hendaknya menciptakan situasi aman dan menyenangkan ,
sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi yang wajar dan terhindar dari
kesalahpahaman.
9) Dalam melaksanakan
kegiatan bimbingan , orang tua hendaknya diikutsertakan agar mereka dapat
mengikuti perkembangan dan memberikan bantuan kepada anaknya di rumah.
10) Bimbingan dilakukan
seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki guru atau pendamping
sebagai pelaksanaan bimbingan , bilamana masalah yang terjadi perlu di tindak
lanjuti , dan guru pembimbing harus mengonsultasi kepada kepala sekolah dan
tenaga ahli.
11) Bimbingan harus
diberikan secara berkelanjutan.
F.
Fungsi Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia
Dini.
Fungsi bimbingan
dan konseling untuk anak usia dini , antara lain :
1.
Fungsi pemahaman .
Fungsi pemahaman
adalah usaha bimbingan yang dilakukan guru atau pendamping untuk menghasilkan
pemahaman yang menyeluruh tentang aspek-aspek sebagai berikut :
a. Pemahaman diri anak
didik terutama oleh orangtua dan guru.
b. Hambatan atau
masalah yang dihadapi anak.
c. Lingkungan anak
yang mancakup keluarga dan tempat belajar.
d. Lingkungan yang
lebih luas di luar ruamh dan di luar tempat belajar.
e. Cara-cara
penyesuaian dan pengembangan diri.
2.
Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan
adalah usaha bimbingan yang menghasilkan tercegahnya anak dari berbagai
permasalahan yang dapat mengganggu , menghambat , ataupun menimbulkan kesulitan
dalam proses perkembangan .
3.
Fungsi perbaikan
Fungsi perbaikan
adalah usaha bimbingan yang menghasilkan terpecahnya berbagai permasalahan yang
dialami oleh anak didik.
4.
Fungsi pemeliharaan
dan pengembangan.
Fungsi pemeliharaan
dan pengembangan adalah usaha bimbingan yang menghasilkan terpeliharanya dan
berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif anak didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
G.
Ruang Lingkup Bimbingan untuk Anak Usia Dini.
Ruang lingkup
bimbingan untuk anak usia dini , antara lain :
1.
Bimbingan pribadi
dan social.
Bimbingan ini
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi social anak
dalam mewujudkan pribadi yang mampu menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan
lingkungan secara baik. Bimbingan ini dapat membantu abak dalam memecahkan
masalah-masalah pribadi social.
2.
Bimbingan belajar.
Merupakan bimbingan
yang diarahkan untuk membantu para anak dalam menghadapi dan memecahkan masalah
– masalah serta mencapai tujuan dan tugas pengembangan pendidikan melalui
kegiatan bermain sambil belajar yang mencakup pengembangan kemampuan dasar
untuk pembentukan prilaku.
3.
Bimbingan karir.
Bimbingan yang
membantu anak dalam perencanaan pengembangan dan pemecahan masalah-masalah
karier , seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas – tugas kerja, pemahaman
kondisi dan kemampuan diri , pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan
dan pengembangan karier , penyesuaian pekerjaan , dan pemecahan masalah –
masalah karier yang dihadapi secara sederhana.
H.
Ciri Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia
Dini.
Menurut Syaodih, E
( 2004 ) , ada beberapa ciri bimbingan dan konseling bagi anak usia dini yang
dapat dijadikan rujukan bagi guru atau pendamping , yaitu :
1.
Proses bimbingan
dan konseling harus disesuaikan dengan pola pikir dan pemahaman anak.
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling bagi anak usia dini relatif cukup sulit untuk
dilaksanakan. Seseorang yang sudah terbiasa melakukan bimbingan terhadap siswa
sekolah menengah , misalnya , belum tentu dapat melakukan bimbingan terhadap
anak usia dini. Kondisi ini terjadi bukan disebabkan karena berbedanya langkah
– langkah bimibingan , tetapi lebih disebabkan oleh perbedaan karakteristik
anak yang dibimbing.
2.
Pelakasanaan
bimbingan terintegrasi dengan pembelajaran .
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling dilaksanakan secara bersama-sama dengan pelaksanaan
pembelajaran , artinya guru atau pendamping pada saat akan merencanakan
kegiatan pembelajaran juga harus memikirkan bagaimana perencanaan bimbingannya.
Dengan kata lain , pada saat guru memikirkan program pembelajaran, ia juga
harus memikirkan tentang program bimbingan.
3.
Waktu pelaksanaan
bimbingan sangat terbatas .
Interaksi guru atau
pendamping dengan anak relatif tidak lama , rata –rata pertemuan dengan anak
relatif tidak lama, rata – rata pertemuan dalam sehari hanya 2,5 – 3 jam.
Keterbatasan waktu ini mengharuskan guru untuk meramu kegiatan secara efektif
baik yang terkait dengan pengembangan dalam kegiatan pembelajaran secara rutin
maupun melaksanakan bimbingan bagi anak.
4.
Pelaksanaan
bimbingan dilaksanakan dalam nuansa bermain.
Pelaksanaan
bimbingan dan konseling bagi anak usia dini dilaksanakan dalam nuansa bermain
merupakan esensi aktivasi anak usia dini. Prinsip ini mengikuti dunia anak yang
senantiasa sarat dengan dunia bermain. Bermain merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dunia anak dan bahkan dapat dikatakan tiada hari tanpa
bermain. Bermain bagi anak merupakan suatu aktivitas tersendiri yang sangat
menyenangkan , yang mungkin tidak bisa dirasakan atau dibayangkan oleh orang
dewasa.
5.
Adanya keterlibatan
teman sebaya.
Kebutuhan anak akan
teman sebaya menjadikan pelaksanaan bimbingan konseling bagi anak usia dini
perlu dilakukan dengan melibatkan teman sebaya. Walaupun pelaksanaan bimbingan
dan konseling dilakukan dalam nuansa bermain yang menyenangkan , tetapi
keterlibatan teman sebaya atau seusia anak perlu menjadi perhatian. Keterlibatan
teman sebaya perlu dipertimbangkan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling karena melalui teman sebaya upaya mengatasi masalah khususnya masalah
sosial emosi dapat dipandang sebagai cara yang tepat untuk mengatasi masalah
yang dialami anak.
6.
Adanya keterlibatan
orang tua.
Orang tua merupakan
pihak yang tidak dapat dipisahkan dari proses bimbingan dan konseling, karena
orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak. Ketiak anak sedang
pelajar di PAUD , guru atau pembimbing berperan sebagai pengganti orang
tua. Mengingat permasalahan yang dihadapi anak begitu kompleks , peran orang
tua dalam membantu tumbuh kembang anak merupakan suatu hal yang sangat penting.
I.
Ruang Lingkup Layanan Bimbingan
Bimbingan bagi anak
usia dini terdiri atas 5 bentuk layanan , yaitu :
a.
Layanan pengumpulan
data.
Dimaksudkan untuk
menjaring informasi-informasi yang diperlukan guru atau pendamping anak usia
dini dalam memahami karakteristik, kemampuan , dan permasalahan yang mungkin
dialami anak.
b.
Layanan informasi
Dimaksudkan untuk
memberikan wawasan dan pemahaman, baik bagi anak maupun bagi orang tua. Untuk
anak usia dini yang relatif masih muda , masih sangat sedikit informasi yang
diketahui dan dipahami anak. Sebaliknya , bagi orang tua , layanan informasi
ini diharapkan dapat menambah wawasan yang berkaitan dengan tubuh kembang anak.
c.
Layanan konseling.
Dimaksudkan untuk
memberi bantuan kepada anak yang diduga memiliki masalah tertentu, baik yang
menyangkut masalah pribadi , sosial atau masalah lainnya. Layanan konseling
dilakukan dengan mengikuti beberapa langkah, yaitu :
a. Identifikasi
masalah
b. Diagnosis
c. Prognosis
d. Treatment
e. Evaluasi tindak
lanjut
d.
Layanan penempatan.
Layanan bimbingan
yang memungkinkan anak untuk memperoleh penempatan yang tepat sesuai dengan
kondisi dan potensinya.
e.
Layanan evaluasi
dan tindak lanjut.
Layanan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan penanganan yang telah dilakukan guru atau
pendamping.
J.
Langkah–Langkah Bimbingan Konseling bagi Pendidikan Anak Usia
Dini
Dalam penyusunan program bimbingan
perlu ditempuh langkah-langkah seperti dikemukakan oleh Miller yang dikutip
oleh Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) seperti berikut :
1) Tahap Persiapan. Langkah ini
dilakukan melalui survei untuk menginventarisasi tujuan, kebutuhan dan
kemampuan sekolah, serta kesiapan sekolah yang bersangkutan untuk melaksanakan
program bimbingan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan langkah awal
pelaksanaan program.
2) Pertemuan-pertemuan permulaan dengan
para konselor yang telah ditunjuk oleh pemimpin sekolah. Tujuan pertemuan ini
untuk menyamakan pemikiran tentang perlunya program bimbingan serta merumuskan
arah program yang akan disusun.
3) Pembentukan panitia sementara untuk
merumuskan program bimbingan. Panitia ini bertugas merumuskan tujuan
program bimbingan yang akan disusun, mempersiapkan bagan organisasi dari
program tersebut, dan membuat kerangka dasar dari program bimbingan yang akan
disusun.
4) Pembentukan panitia penyelenggara
program. Panitia ini bertugas mempersiapkan program tes, mempersiapkan dan
melaksanakan sistem pencatatan, dan melatih para pelaksana program bimbingan
untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Melalui empat langkah tersebut
diharapkan program bimbingan itu dapat diwujudkan dengan baik.
Di samping rumusan tentang
langkah-langkah penyusunan program bimbingan sebagaimana dikemukakan itu,
berikut ini dapat pula disajikan langkah-langkah penyusunan program bimbingan
yang urutannya cukup sederhana, yaitu :
1) Mengidentifikasi
kebutuhan-kebutauhan sekolah terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan
bimbingan. Pada kegiatan ini dapat dilakukan pertemuan-pertemuan dengan
personel sekolah lainnya guna mendapatkan masukan (input) mengenai berbagai hal
yang perlu ditangani oleh konselor.
2) Setelah data terkumpul perlu
dilakukan penentuan urutan prioritas kegiatan yang akan dilakukan, dan
sekaligus menyusun konsep program bimbingan yang akan dilakukan dalam kurun
waktu tertentu. Dalam kegiatan ini juga ditentukan personalia yang akan
melaksanakan program kegiatan itu serta sasaran dari program tersebut.
3) Konsep program bimbingan dibahas
bersama kepala sekolah bila perlu dengan mengundang personel sekolah untuk
memperoleh balikan guna penyempurnaan program tersebut.
4) Penyempurnaan konsep program yang
telah dibahas bersama kepala sekolah.
5) Pelaksanaan program yang telah
direncanakan.
6) Setelah program dilaksanakan, perlu
diadakan evaluasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui bilamana ada
bagian-bagian yang tidak terlaksana dan seterusnya dicari faktor penyebabnya.
7) Dari hasil evaluasi program tersebut
kemudian dilakukan penyempurnaan (revisi) untuk program berikutnya.
Demikian seterusnya, sehingga
terwujudlah program bimbingan yang lebih sempurna. Terciptanya program
bimbingan yang baik telah merupakan sebagian dari keberhasilan pelaksanaan
bimbingan dan konseling itu sendiri.
Langkah-langkah bimbingan konseling
bagi anak usia dini :
1) Menyusun tugas-tugas perkembangan
dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik pada tahap-tahap perkembangan tertentu.
2) Menyusun pola dasar yang dipedomani
dalam memberikan layanan.
3) Menentukan komponen-komponen
bimbingan yang diprioritaskan.
4) Menentukan bentuk bimbingan yang
sebaiknya diutamakan seperti bimbingan kelompok atau bimbingan individual,
bimbingan akademik atau bimbingan karier, dan sebagainya.
5) Menentukan tenaga-tenaga bimbingan
yang dapat dimanfaatkan misalnya konselor, guru, atau tenaga ahli lainnya.
Berdasarkan rambu-rambu tersebut
program bimbingan untuk masing-masing jenjang pendidikan dapat dirumuskan
dengan tepat sesuai dengan karakteristiknya. Selain itu, program bimbingan
hendaknya disesuaikan dengan keadaan individu yang akan dilayani.
Taman kanak-kanak sebenarnya belum
termasuk jenjang pendidikan formal dan lebih dikenal dengan pendidikan pra
sekolah. Meskipun demikian menurut Winkel (1991) tenaga- tenaga pendidikan
ditaman kanak-kanak juga dituntut untuk memberikan layanan bimbingan.
Hal ini, dikuatkan dalam
pedoman bimbingan dan penyuluhan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun
1980 Buku III C, dalam rangka pelaksanaan kurikulum Taman Kanak-Kanak 1976.
Pelayanan bimbingan dan konseling di
Taman kanak-kanak, hendaknya ditekankan pada :
1) Bimbingan yang berkaitan dengan
kemandirian dan keharmonisan dalam menjalin hubungan sosial dengan teman-teman
sebayanya.
2) Bimbingan pribadi, seperti pemupukan
disiplin diri dan memahami perintah.
3) Disamping itu, layanan bimbingan
untuk anak taman kanak-kanak perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
psikologis, seperti pemberian kasih sayang dan perasaan aman.
K.
Opini
Bimbingan konseling adalah Pelayanan
bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang
secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.
Adapun bimbingan konseling mempunyai
dua tujuan, yaitu :
1) tujuan umum dari layanan Bimbingan
dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989 (UU No.
2/1989).
2) Tujuan khusus, Secara khusus layanan
Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai
tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi dan sosial, belajar dan
karier.
3) Selain itu jenis-jenis dari
bimbingan konseling di PAUD yaitu melalui layanan pengumpulan data, layanan
informasi, layanan penempatan dan layanan evaluasi dan tindak lanjut.
REFERENSI :
Sulistyarini , Muhammad
Jauhar. 2014. Dasar – Dasar Konseling. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Winkel. 1978. Bimbingan dan
Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta : Gramedia.
Sumber Lain :
http://ppimabkin1416.blogspot.co.id/2016/03/layanan-bimbingan-dan-konseling-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar