Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas
ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,
penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk
membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah
(low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah,
sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang
Teori perilaku konsumen yang berkembang sebelum periode tahun 1960-an
didasarkan pada teori ekonomi, yakni yang menjelaskan bahwa seorang konsumen
akan menetapkan kuantitas komoditas yang dikonsumsi dengan cara memaksimumkan
kepuasan (utilitas). Pada menentuan
kuantitas tersebut, konsumen dihadapkan pada kendala pendapatan dan harga
komoditas. Sementara itu, preferensi dan
variabel yang lain dianggap tetap atau konstan yang disebut dengan istilah ceteris paribus.
Schiffman dan Kanuk (1994 : 7) mendefinisikan sebagai
berikut ;
“ The
term consumer behavior refers to the behavior that consumer display in
searching for purchasing, using evaluating and disposing of product and
services that they expect will satisfy their needs”
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut :
Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan
berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan
pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang
telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan
marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa
produk yang lain;
Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis
individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis
ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental
tidak dapat diamati secara langsung;
Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu
kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan,
kelas-kelas sosial dan sebagainya.
Peran perilaku konsumen sangat beragam tergantung pada pemanfaat atau
pengguna (stakeholder). Secara umum
terdapat dua kelompok pemanfaat; yaitu kelompok peneliti (riset) dan kelompok
yang berorientasi implementasi (Peter dan Olson, 1999). Pemanfaat yang
tergolong dalam kelompok kedua meliputi: organisasi pemasaran (pemasar maupun
produsen), lembaga pendidikan dan perlindungan konsumen, organisasi pemerintah
dan politik, serta konsumen (Peter dan Olson, 1999 dan Sumarwan, 2004).
Peran perilaku konsumen bagi pemasar atau produsen adalah mampu :
- Membujuk konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.
- Memahami konsumen dalam berperilaku, bertindak dan berfikir, agar pemasar atau produsen mampu memasarkan produknya dengan baik.
- Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan, sehingga pemasar atau produsen dapat merancang strategi pemasaran dengan baik.
A. Preferensi Konsumen
1. Pengertian
Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen dapat berarti kesukaan, pilihan
atau sesuatu hal yang lebih disukai konsumen. Preferensi ini terbentuk dari
persepsi konsumen terhadap produk (Munandar et al., 2012). Seseorang selalu
dapat membuat atau menyusun rangking semua situasi/kondisi mulai dari yang
paling disenangi hingga yang paling tidak disukai.
2. Sifat Dasar Preferensi Konsumen
Menurut Nicholson (1989), hubungan preferensi konsumen
diasumsikan memiliki tiga sifat dasar, antara lain :
3. Kelengkapan (Completeness)
Jika A dan B merupakan dua kondisi/situasi, maka tiap
orang selalu harus bisa menspesifikan apakah A lebih disukai daripada B, B
lebih disukai daripada A atau A dan B sama-sama disukai. Dengan dasar ini tiap
orang diasumsikan tidak pernah ragu dalam menentukan pilihan, sebab mereka tahu
mana yang baik dan mana yang buruk, dan dengan demikian selalu bisa menjatuhkan
ilihan diantara dua alternatif.
4. Transitivitas (Transitivity)
Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada
B, dan lebih menyukai A daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C.
Dengan demikian seseorang tidak bisa mengartikulasikan preferensinya yang
saling bertentangan.
5. Kontinuitas (Continuity)
Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada
B, ini berarti segala kondisi di bawah A tersebut disukai daripada kondisi di
bawah pilihan B.
Menurut Jeremy Bentham dalam Nicholson (1989) mengatakan bahwa barang yang lebih diminati menyuguhkan kepuasan yang lebih besar daripada barang yang kurang diminati. Ukuran kepuasan ini dipengaruhi oleh bermacam faktor. Jadi kepuasan yang diterima tidak hanya ditentukan oleh bentuk atau jenis barang tersebut, tetapi juga oleh sikap psikologis (psychological attitudes), tekanan kelompok (group pressures), pengalaman pribadi dan lingkungan.
Preferensi memiliki tujuan yang merupakan keputusan akhir dalam proses pembelian untuk dapat dinikmati oleh konsumen sehingga dapat mencapai kepuasan konsumen. Dengan preferensi dan anggaran yang tersedia, dapat diketahui bagaimana setiap konsumen memilih berapa banyak barang yang dibeli. Hal ini dapat diasumsikan bahwa konsumen dapat membuat pilihan secara rasional, mereka yang memilih barang untuk memaksimalkan kepuasan yang dapat mereka raih dengan anggaran terbatas yang mereka miliki (Pindyck dan Rubinfeld, 2012).
Berikut ini adalah gambaran kepuasan konsumen dalam kurva indiferrens yang sesuai dengan anggaran (budget) yang ada.
Pada gambar memperlihatkan tiga dari sekian banyak kurva indifferens seorang konsumen (U1, U2, dan U3). Kombinasi konsumsi barang X dan barang Y pada masing-masing kurva akan memberikan kepuasan yang sama. Seperti halnya pada titik A yang merupakan kombinasi konsumsi barang X dan barang Y pada kurva indifferens (U1). Karena setiap konsumen lebih senang jika dapat mengkonsumsi setiap barang lebih banyak, maka kurva indifferens yang lebih tinggi (U3) menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih besar dan karenanya lebih disukai daripada kurva indifferens yang lebih rendah (U1) menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih kecil. Slope kurva indifferens ini adalah negatif. Hal ini berarti jika seseorang menginginkan barang X lebih banyak, ia harus mengorbankan barang lain agar kepuasan yang diterima tetap sama.
Namun, seorang konsumen dapat mengalokasikan penghasilannya yang jumlahnya terbatas untuk membeli barang dan jasa yang tersedia di pasar yang beragam jenisnya sehingga tingkat kepuasan yang diperolehnya dapat maksimum. Hal ini dapat dilihat dari titik singgung antara garis anggaran dengan kurva indifferens yang terjadi pada titik B. Jadi kepuasan maksimum yang bisa diperoleh dengan budget yang ada adalah dengan memilih kombinasi tersebut. Pada gambar tersebut terlihat utility yang diterima juga lebih tinggi (U2 > U1).
B. Kendala Anggaran
Kita mengenal istilah Garis Anggaran pada mata
kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi, khususnya pada Bab Teori Pilihan Konsumen (The
Theory of Consumer Choice).
Lalu, apa yang dimaksud dengan Garis Anggaran
tersebut??
Menurut Mankiw (2012: 440) Garis Anggaran adalah “the
limit on the consumption bundles that a consumer can afford”. Apabila
diterjemahkan, kurang lebih: Garis Anggaran adalah berbagai kemungkinan
kombinasi konsumsi yang mampu diperoleh konsumen dengan pendapatannya.
Pada dasarnya setiap orang pasti menginginkan
konsumsi yang banyak dan berkualitas tinggi, karena hal tersebut memang sudah
menjadi sifat dasar manusia. Namun, keinginnya tersebut tidak akan selalu
terpenuhi karena pengeluaran manusia dibatasi oleh anggaran yang dimiliki.
Itulah sebabnya Garis Anggaran sering juga disebut
dengan “Kendala Anggaran”.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Mankiw
(2012: 440) bahwa “most people would like to increase the quantity or
quality of the goods they consume—to take longer vacations, drive fancier cars,
or eat at better restaurants. People consume less than they desire because
their spending is constrained, or limited, by their income”.
Contoh:
Tabel 1. Berbagai Kombinasi yang Dapat dipilih Oleh
Konsumen
Mie Ayam (mangkuk)
|
Jus Alpukat (gelas)
|
Uang untuk Membeli Mie Ayam (Rp)
|
Uang untuk Membeli Jus Alpukat (Rp)
|
Total Pengeluaran (Rp)
|
0
|
10
|
0
|
50.000
|
50.000
|
1
|
9
|
5.000
|
45.000
|
50.000
|
2
|
8
|
10.000
|
40.000
|
50.000
|
3
|
7
|
15.000
|
35.000
|
50.000
|
4
|
6
|
20.000
|
30.000
|
50.000
|
5
|
5
|
25.000
|
25.000
|
50.000
|
6
|
4
|
30.000
|
20.000
|
50.000
|
7
|
3
|
35.000
|
15.000
|
50.000
|
8
|
2
|
40.000
|
10.000
|
50.000
|
9
|
1
|
45.000
|
5.000
|
50.000
|
10
|
0
|
50.000
|
0
|
50.000
|
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa terdapat 11
kombinasi konsumsi yang dapat dipilih oleh konsumen. Pada dasarnya konsumen
pasti menginginkan semuanya maksimal (10 mangkuk mie ayam dan 10 gelas jus
alpukat) tetapi manusia dibatasi oleh anggarannya yaitu sebesar Rp50.000,00
sehingga konsumen hanya mampu mengkonsumsi mie ayam dan jus alpukat sesuai 11 kombinasi
pada tabel 1 di atas.
Apabila tabel tersebut digambarkan dalam sebuah
kurva, maka kurva tersebut akan mirip dengan kurva permintaan yang
memiliki slope negatif. Berikut ini kurva Garis Anggaran
tersebut:
Berbagai titik pada garis anggaran mengindikasikan
kombinasi konsumen atau trade-off antara dua barang (dalam hal
ini adalah mie ayam dan jus alpukat). Ketika seorang konsumen meningkatkan
jumlah mie ayam yang dibeli, konsumen tersebut harus mengurangi jumlah jus
alpukat yang dibeli dan sebaliknya.
C. Pilihan Konsumen
Perilaku Konsumen menurut Schiffman, Kanuk (2004, p. 8) adalah perilaku
yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan,
pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapatmemuaskan kebutuhan konsumen.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
1. Faktor Sosial
Group
Sikap dan
perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana
orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership
group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga,
teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan
memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan
profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
Family Influence
Keluarga
memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar
telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian
produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh
yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen,
Makens, 2003, p.204).
Roles and Status
Seseorang
memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan,
organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang
untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa
sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh
masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).
Economic Situation
Keadaan ekonomi
seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan
konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah.
Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan
keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
Lifestyle
Pola kehidupan
seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang
tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan
yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong,
2006, p.138).
Personality and Self Concept
Personality
adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan
respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang
yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah
beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki
gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan
konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).
Orang-orang
merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa
makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur,
membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang
berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin
dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang
menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis.
(Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
Occupation
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya,
pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke
tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran,
sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari
restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).
3. Faktor Psychological
Motivation
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari
kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh
suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah
hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan
psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika
kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut
berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk
memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003,
p.214).
Perception
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan
menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia.
Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang
sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215).
Learning
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah
sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari
membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik
informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai
feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam
situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).
Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu.
Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler,
Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau
tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah
obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).
4. Faktor Cultural
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari
seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006,
p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture,
mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang
dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler,
Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan
pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler,
Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai
suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara
dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).
Social Class
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku.
Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya
pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan
lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132).
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah
pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya
bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif
pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam
pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Bentuk proses pengambilan
keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :
- Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase dapat dialihkan dengan taktik marketing misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktivitas promosi lainnya.
- Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh discount harga, atau display produk.
- Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan sesorang akan kebutuhan dan memicu pembelian (Engel, F. James, et.al , 2001, pp.127-128).
Di Uraikan Oleh
Mahasiswa/I :
- Preferensi terungkap
- Utilitas marginal
- Maksimisasi utilitas
- Pengganda Lagrange
- Prinsip persamaan marginal
- Tingkat substitusi marginal
- Utilitas marginal pendapatan
- Dualitas Efek pendapatan dan efek substitusi
REFERENSI :
- Walter Nicholson, Intermediate Microeconomics and its Aplication, 7th Edition, The DrydenPress, 1997.
- Suparmono, 2002, Pengantar Ekonomika Makro. Teori, soal dan penyelesaiannya, Penerbit UPP AMP YKPN
- R. Abdul Maqin dan Lili Masli, 2002, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung
- Mankiw, N.G. (2007), Macroeconomics, 6th edition, Worth Publishers.
- Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung (2008), Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, edisi keempat, Buku Seri Teori Ekonomi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
- Boediono (2001), Ekonomi Makro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2, edisi 4, BPFE Yogyakarta.
- Soediyono (2000), Ekonomi Makro: Analisis IS-LM dan Permintaan-Penawaran Agregat, edisi Millenium, Penerbit Liberty Yogyakarta.
Sumber Lain :
http://ekonominator.blogspot.co.id/2016/03/perilaku-konsumen-konsumen-perilaku.html
http://www.kajianpustaka.com/2015/11/preferensi-konsumen.html
http://www.pendidikanekonomi.com/2014/11/pengertian-garis-anggaran-kendala.html
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
Alhamdulillah semoga atas bantuan ki witjaksono terbalaskan melebihi rasa syukur kami,
BalasHapussaat ini karna bantuan aki melalui pesugihan dana gaib tanpa tumbal sangat berarti bagi keluarga kami.
Bagi saudara-saudaraku yg butuh pertolongan
silahkan hubungi
Ki Witjaksono di:0852-2223-1459
Supaya lebih jelas kunjungi blog
Klik-> PESUGIHAN UANG GAIB