Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas
ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,
penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk
membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah
(low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah,
sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.
I. Perilaku Konsumen
Peran perilaku konsumen sangat beragam tergantung pada pemanfaat atau
pengguna (stakeholder). Secara umum
terdapat dua kelompok pemanfaat; yaitu kelompok peneliti (riset) dan kelompok yang
berorientasi implementasi (Peter dan Olson, 1999). Pemanfaat yang tergolong
dalam kelompok kedua meliputi: organisasi pemasaran (pemasar maupun produsen),
lembaga pendidikan dan perlindungan konsumen, organisasi pemerintah dan
politik, serta konsumen (Peter dan Olson, 1999 dan Sumarwan, 2004).
Peran perilaku konsumen bagi pemasar atau produsen adalah mampu:
- Membujuk konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.
- Memahami konsumen dalam berperilaku, bertindak dan berfikir, agar pemasar atau produsen mampu memasarkan produknya dengan baik.
- Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan, sehingga pemasar atau produsen dapat merancang strategi pemasaran dengan baik.
Sedangkan peran perilaku konsumen bagi lembaga pendidikan dan
perlindungan konsumen adalah untuk mengetahui dan mempengaruhi konsumen; yakni
untuk membantu konsumen dalam memilih komoditas dengan benar, terhindar dari
penipuan serta menjadi konsumen yang bijaksana.
Peran perilaku konsumen bagi organisasi pemerintah dan politik adalah
sebagai dasar perumusan kebijakan publik dan perundang-undangan untuk
melindungi konsumen. Dalam hal ini
pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan
terhadap produk bisnis yang merugikan konsumen.
Sebagai contoh, penarikan produk susu yang mengandung melamin yang
pernah dilakukan oleh Departemen Kesehatan yang bekerjasama dengan Depertemen
Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2008.
Secara makro, Undang-Undang Pangan mempunyai dampak positif terhadap
perkembangan perekonomian, yaitu melalui peningkatan produksi karena
meningkatnya konsumsi sebagai akibat jaminan kehalalan produk (Sumarwan, 2004).
Kelompok konsumen individu maupun organisasi akan menukarkan sumberdaya
yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari perilaku konsumen dapat
membantu mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan berbagai macam produk. Ditinjau dari pengambilan keputusan, konsumen
terdiri atas konsumen potensial (Potencial consumer) atau calon
konsumen dan konsumen yang sudah melakukan pembelian (Effective Consumer).
II. Aplikasi Perilaku Konsumen
Pemahaman
mengenai perilaku konsumen sangatlah penting dalam pemasaran. Menurut Engel, et
al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk
keputusan mendahului dan menyusuli tindakan ini. Terdapat dua elemen penting
dari arti perilaku konsumen, yaitu :
- Proses pengambilan keputusan,
- Kegiatan fisik yang melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa ekonomis (Swastha, 1990).
Pemahaman
akan perilaku konsumen cerdas dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang
pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan
memberikan diskon untuk menarik pembeli. Ke dua, perilaku konsumen dapat
membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen
akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan
dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ke
tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing),
yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan
memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan
ide dengan lebih cepat dan efektif.Dan juga dapat memberikan gambaran kepada
para pemasar dalam pembuatan produk,pnyesuaian harga produk,mutu produk,kemasan
dan sebagainya agar dalam penjualn produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada
pemasar tersebut.
Terdapat tiga
pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama
adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang
mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group
discussion untuk memahami apa
makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan
apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan ke dua
adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial,
dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk
menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui
eksperimen dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang
bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta
pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ke tiga
disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika Pendekatan ini
dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan
hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow (Teori hierarki kebutuhan Maslow) untuk
memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi,
yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan
sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku
konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang
berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh
pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Dalam buku
consumer behavior in tourism john swarbrooke dan susan honer (2003) mengatakan
bahwa perilaku konsumen adalah kunci penopang semua aktivitas marketing yang
dilaksanakan untuk pengembangan, promosi dan penjual produk wisata. Selain itu
tidak ada dua individu yang sama astu dengan yang lainnya dan perbedaan dalam
sikap, persepsi, emage/citra, motivasi mempunyai pengaruh yang penting dalam
keputusan perjalanan. Factor-faktor yang mempengaruhi tersebut dihubungkan
dekat dengan model-model perilaku konsumen.
Menurut loudon
della bitta (1993:8), perilaku konsumen adalah proses pengambilan
krputusan dan kegiatan fisik perseorangan yang dilakukan dalam mengevaluaisi,
mendapatkan, menggunakan atau menolak barang dan jasa. Ditegaskan oleh
Horner dan Swarbrooke (1996), perilaku konsumen mempelajari mengapa orang
membeli produk yang mereka beli dan bagaimana mereka membuat keputusan
tersebut.
Perilaku
konsumen adalah proses dan aktivita sketika
seseorang berhubungan dengan pencarian,pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian
produk
dan
jasa
demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan
hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Untuk barang
berharga jual
rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah,
sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Pemahaman
akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal :
- untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
- perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut.
- Aplikasi ke tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
III. Strategi Pemasaran dan Perilaku
Konsumen
Strategi Pemasaran
Sebelum dan sesudah melakukan
pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari
pengambilan keputusan, yakni :
- Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagaisolusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
- Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi.Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori(internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
- Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya
- Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadangwaktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
- Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.
Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasankonsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai
dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya,
konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut
tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen
pada masa depan.
Terdapat lima faktor internal yang
relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian :
- Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
- Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadianyang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
- Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
- Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil.
- Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
1. Startegi
Pemasaran
Strategi pemasaran menyeluruh perusahaan tercermin
dalam rencanastrategi pemasaran perusahaan (Corporate Marketing Plan) yang
disusun.Rencana strategi pemasaran perusahaan adalah suatu rencana pemasaran
jangkapanjang yang bersifat menyeluruh dan strategis, yang merumuskan berbagai
strategi dan program pokok dibidang pemasaran perusahaan pada suatu jangkawaktu
tertentu dalam jangka panjang dimasa depan.Ciri penting rencana strategis
pemasaran perusahaan ini adalah sebagai berikut :
- Titik-tolak penyusunannya melihat perusahaan secara keseluruhan
- Diusahakan dampak kegiatan yang direncanakan bersifat menyeluruh
- Dalam penyusunannya diusahakan untuk memahami kekuatan yang mempengaruhi perkembangan perusahaan
- Jadwal waktu/timing yang ditentukan adalah yang sesuai dan mempertimbangkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan, dan
- Penyusunan rencana dilakukan secara realistis dan relevan dengan lingkungan yang dihadapi.
Strategi pemasaran mampu menjawab , bagaimana kita akan
memberikan nilai lebih untuk target pasar kita?. Jawaban dari pernyataan ini
dibutuhkan perumusan dari marketing mix dalam hal ini meliputi produk, harga,
komunikasi (promosi), distribusi, dan servis.
2. Produk
Segala sesuatu yang diusahakan atau sedang diusahakan
oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya, pada umumnya konsumen membeli produk
yang memeberikan mereka kepuasan dari pada membeli produk karena penampakan
luarn
3. Komunikasi
Komunikasi dalam pemasaran atau promosi meliputi iklan,
sales force, public relation, pengemasan dan tanda lain yang mampu
mempromosikan perusahaan atau produk tersebut.
Agar strategi promosi yang dibuat efektif, sebaiknya
mampu menjawab pertanyaan sebagai berikut :
- Kepada siapa kita akan berpromosi?
- Efek apa yang kita inginkan dari promosi yang kita berikan?
- Apakah pesan yang disampaikan dalam promosi akan meningkatkan keinginan pada audiens?
- Metode apa dan apakah media yang diperlukan untuk meningkatkan target audiens?
- Kapankah kita harus berpromosi dengan target audiens ?
Harga
adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan untuk mendapatkan hak menggunakan
barang. Terkadang besar kecilnya harga merepresentasikan kualitas dari suatu
barang.
5. Distribusi
Dalam
pembahasan ini servis diartikan sebagai kegiatan yang mampu meningkatkan
performansi dari produk atau jasa tersebut. Servis yang diberikan sepatutnya
dapat memberikan nilai lebih pada konsumen, contohnya ketika kita membeli suatu
barang elektronik, maka sebagai servisnya kita akan mendapatkan jasa antar
barang, atau misalkan kita membeli sebuah sepeda motor, kita akan mendapatkan
servis gratis selama beberapa kali.
Perilaku Konsumen.
Banyak pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli,
salah satunya Engel dan kawan-kawan (Umar, 1999) yang mengatakan bahwa perilaku
konsumen merupakan suatu tindakan langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi
serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului
tindakan tersebut.atau dapat juga di artikan perilaku konsumen adalah tindakan yang
dilakukan oleh individu, kelompok mendapatkan, menghabiskan barang dan jasa
guna memenuhi kebutuhannya.Ilmu perilaku konsumen bisa digunakan dalam hal :
- Strategi Pemasaran
- Pengaturan Kebijakan Pemasaran
- Pemasaran Untuk Masyarakat
- Informasi Individualis
Contoh Kasus :
1. Perilaku Konsumen
Terhadap Pakaian Menjelang Lebaran
Pakaian merupakan
salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia karena mempunyai fungsi yang
tidak kalah penting dibanding makanan. Fungsi dari pakaian itu sendiri antara
lain sebagai penutup aurat, pelindung tubuh dari cuaca, mempercantik diri, dan
lain-lain. Seiring dengan perubahan zaman maka hal itu berpengaruh terhadap
model pakaian, dari zaman ke zaman selalu saja berubah-ubah. Bahkan mungkin
saja setiap bulan model pakaian yang ada di pasaran selau berganti-ganti model,
hal ini bertujuan agar konsumen tidak bosan dengan barang yang ada karena
produsen selalu menawarkan produk-produk yang baru. Sehingga secara tidak
langsung konsumen menjadi tertarik untuk membeli barang baru dengan adanya
pergantian medel terebut.
Pakaian selalu berkaitan
dengan lebaran. Menjelang lebaran biasanya harga pakaian di pasaran akan
meningkat sehingga produsen akan berlomba-lomba mencari keuntungan karena momen
seperti ini hanya datang satu tahun sekali. Harga pakaian selalu meningkat saat
lebaran dikarenakan permintaan pasar yanf tinggi, sebagian besar dari kita
beranggapan bahwa lebaran sama dengan baju baru. Maksudnya pada saat lebaran
harus menggunakan baju baru karena lebaran merupakan momen yang sangat spesial
bagi umat muslim. Karena hal inilah yang menyebabkan harga pakaian itu sendiri
selalu saja meningkat pada saat menjelang lebaran.
2. Sepeda Motor Pilihan
Masyarakat Masa Kini
Sekarang ini kota Jakarta sudah sangat padat penduduknya, bukan hanya warga
asli Jakarta saja tapi juga oleh warga pendatang yang lebih mendominasi.
Rata-rata warga pendatang berpikiran bahwa lebih mudah mencari pekerjaan di
ibukota sehingga banyak orang dari luar kota Jakarta berbondong-bondong hijrah
kemari. Padahal kenyataannya untuk bertahan hidup di kota Jakarta butuh
perjuangan, tidak semudah yang dibayangkan.
Hal itu ternyata berdampak pada jenis kendaraan yang paling digemari oleh
masyarakat saat ini. Sepeda motor, adalah jenis kendaraan yang paling digemari
oleh masyarakat sekarang ini. Dibandingkan mobil pribadi dan kendaraan umum
sepeda motor lebih dipilih oleh masyarakat sebagai kendaraan pribadi yang
selalu setia diajak pergi kemanapun. Dapat kita lihat di jalanan dimana saja,
sepeda motor jauh lebih banyak.
Masyarakat lebih memilih sepeda motor karena mereka beranggapan bahwa
sepeda motor jauh lebih unggul. Dilihat dari harga, sepeda motor lebih hemat.
Walaupun harga beli yang lumayan tinggi namun cocok untuk kantong masyarakat
kelas menengah dan menengah ke bawah.
Dari sisi waktu, sepeda motor dianggap lebih cepat. Sekarang ini kota Jakarta
sangat akrab dengan kemacetan. Dengan sepeda motor waktu tempuh menjadi lebih
singkat karena sepeda motor hanya membutuhkan sedikit ruang untuk bergerak
dibandingkan kendaraan roda empat atau lebih.
Namun dibalik itu semua keadaan ekonomi masyarakat adalah
faktor utama dalam hal ini. Masih banyak masyarakat yang berada di kelas
menengah dan menengah ke bawah. Sehingga kendaraan roda dua adalah pilihan
kendaraan yang dianggap paling sesuai dengan keadaan kantong mereka. Nah, sekarang
giliran para produsen kendaraan bermotor, dimana mereka menempatkan diri.
Strategi yang jitu adalah modal penting, sekarang ini minat masyarakat terhadap
kendaraan bermotor cukup tinggi. Para produsen diharapkan selalu memberikan
yang terbaik untuk pelanggan setianya. Peningkatan kualitas produk adalah yang
utama, jangan sampai para konsumen merasa kecewa dengan produk yang ditawarkan
karena akan berdampak pada kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Dari
2 kasus tersebut bisa kita lihat bahwa konsumen selalu bergerak kearah tidak
terduga itu karena bisa disebabkan :
- Selera
- Pendapatan
- waktu dan
- kebutuhan
Jadi dapat di tarik sedikit kesimpulan :
"Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa
hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, pertama misalnya
menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik
pembeli. Kedua, perilaku konsumen dapat membantu
pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa
konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan
dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. dan ketiga adalah dalam hal pemasaran sosial
(social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami
sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan
lebih cepat dan efektif."
IV. Segmentasi Pasar
Menurut Kotler dan Armstrong (1996) terdapat dua
faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan
faktor internal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial,
kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi
merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada
sikap dan prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang
dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah
laku
Faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar.
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang
bersumber dari pengalaman
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar
menjadi kelompok‐kelompok konsumen
yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dipilih sebagai pasar yang
ditargetkan untuk pemasaran suatu produk.
Berikut ini definisi dari Segmentasi Pasar menurut
beberapa ahli, diantaranya :
- Swastha & Handoko (1997), Memberi pengertian bahwa segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogeny
- Pride & Ferrel (1995), Mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen‐segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok‐kelompok pasar yang terdiri dari orang‐orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa
2. Segmentasi Kepuasan Konsumen
Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen terbagi
menjadi 2 yaitu :
- Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
- Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah
- Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan.
- Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang dirasakan.
- Responden diminta untuk menuliskan masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahan dan juga diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta untuk menuliskan perbaikan yang mereka sarankan
- Responden dapat diminta untuk meranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahan dalam masing-masing elemen.
3. Segmentasi dan Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat
berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini.
Hubungan antara kepuasan pelanggan dan
profitabilitas sangatlah erat. Studi yang menunjukkan hal ini, terutama
sepanjang dekade 80-an dan awal 90-an sudah sangat banyak. Secara logikapun,
pelaku bisnis juga dengan mudah meyakini adanya hubungan antara dua hal
ini.Kepuasan pelanggan pada dasarnya adalah fungsi dari harapan dan persepsi
terhadap kinerja suatu merek setelah pelanggan menggunakan atau mendapatkan
pelayanan. Di lain pihak, loyalitas adalah fungsi kepuasan pelanggan.
Faktor lain yang terutama adalah switching barrier
dan personal loyalty. Jadi, pelanggan yang puas, tidaklah 100% akan loyal
karena adanya kedua faktor tersebut. Tetapi adalah masih benar bahwa pelanggan
yang puas, akan mempunyai kecenderungan untuk loyal terhadap merek tersebut.
Dan dapat dilihat juga dari tingkat efisiensi proses produksi, berdayakan
orang-orang yang berdedikasi melalui kepemimpinan, serta kompensasi yang sesuai.
- Tingkatkan Efisiensi Proses Produks Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
- Berdayakan Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan Manusia adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.
V. Strategi Pemasaran
Pasar dalam
dunia bisnis merupakan suatu komponen utama yang harus sangat diperhatikan oleh
perusahaan atau pelaku usaha lainnya. Pasar terbagi atas beberapa jenis dan
macam diantaranya yang sering dibahas adalah pasar konsumen dan pasar bisnis.
Pasar konsumen
dan pasar bisnis memiliki pengertian, karakteristik dan sebagainya yang
memiliki pengaruh yang sama pentingnya antara satu dengan lainya. Pada
kesempatan ini admin akan membahas mengenai pasar konsumen dan pasar bisnis
dimana poin yang akan dibahas adalah pengertian pasar, pengertian pasar
konsumen, pengertian pasar bisnis, karakter pasar konsumen, karakter pasar
bisnis, menganalisis pasar konsumen, menganalisis pasar bisnis, segmentasi
pasar konsumen, segmentasi pasar bisnis, perbedaan pasar konsumen, perbedaan
pasar bisnis serta dengan pembahasan tentang pasar konsumen dan pasar bisnis
ini dapat bermanfaat bagi teman-teman.
1. Pasar Konsumen
dan Pasar Bisnis
Secara umum
pasar adalah tempat bertemunya dua pihak yaitu pembeli dan penjual untuk
melakukan transaksi penjualan dan pembelian suatu produk berupa barang atau
jasa serta didukung oleh faktor keinginan, daya beli dan tingkah laku dalam
pembelian.
2. Pengertian
pasar konsumen dan pengertian pasar bisnis
Pasar konsumen
adalah sekelompok pembeli yang melakukan pembelian suatu barang untuk
dikonsumsikan dan bukan untuk dijual atau diproses lebih lanjut. Kelompok ini
pada umumnya terdiri dari pembeli individual/pembeli rumah tangga (non bisnis).
Sedangkan pasar
bisnis adalah pembeli yang melakukan pembelian suatu barang untuk dipergunakan
dalam memproduksi produk atau dengan tujuan dijual lagi atau disewakan kepada
pihak lain dengan mengambil keuntungan. Kelompok ini pada umumnya terdiri dari
perusahaan atau organisasi yang berorientasi profit (bisnis).
3. Karakteristik pasar konsumen dan Karakteristik pasar bisnis
Karakteristik
pasar konsumen adalah sebagai berikut :
- Segmentasi pasar demografis
- Perspektif pasar nasional
- Penekanan taktik pemasaran pangsa pasar
- Interaksi jual beli transaksional
- Tidak ada pelanggan utama
- Pendidikan pelanggan masih lemah
- Daur hidup produk lebih panjang
- Merek produk masih bersifat individual
- Layanan yang disediakan belum tentu tersedia
- Penekanan promosi menggunakan iklan
- Target promosi fokus pada penempatan dan layanan produk
- Kompleksitas saluran pemasaran masih sederhana
- Pengetahuan pasar masih lemah
- Dan sebagainya
- Segmentasi pasar emporografis
- Perspektif pasar global
- Penekanan taktik pemasaran kinerja keuntungan
- Interaksi jual beli kemitraan
- Memiliki pelanggan utama
- Pendidikan pelanggan kuat
- Daur hidup produk lebih pendek
- Merek produk masih bersifat perusahaan
- Layanan yang disediakan telah tersedia sebelum dan sesudah transaksi
- Penekanan promosi menggunakan personal selling
- Target promosi fokus ke merangsang terjadinya sales call
- Saluran pemasaran kompleks
- Pengetahuan pasar kuat
- Dan sebagainya.
4. Menganalisis pasar konsumen dan menganalisis pasar bisnis
Membahas
mengenai analisis pasar yaitu pasar konsumen maupun pasar bisnis, di dalam
manajemen pemasaran dijelaskan salah satu faktor penting bagi seorang pemasar
adalah dapat melakukan suatu analisis pasar dimana ia mengerti perilaku
konsumen dan tindakan konsumen.
Analisis pasar
konsumen dan analisis pasar bisnis pada umumnya sama, hanya saja analisis dalam
pasar bisnis telah mempertimbangkan jumlah tertentu seperti kuantitas dan
harga. Faktor yang mempengaruhi analisis pasar pada umumnya adalah sebagai
berikut :
- Faktor budaya
- Faktor sosial
- Faktor pribadi
5. Segmentasi pasar konsumen dan segmentasi pasar bisnis
Segmentasi
pasar antara pasar konsumen dan pasar bisnis pada dasarnya adalah sama, dimana
para ahli pemasaran mendefinisikan macam-macam segmentasi pasar berdasarkan
karakteristik deskriptif dan aspek lainnya terkait konsumen. Namun, segmentasi
pada pasar bisnis dilakukan secara bertahap sesuai dengan urutan tahapannya
atau sistematis.
6. Perbedaan
pasar konsumen dan pasar bisnis
Perbedaan antar
kedua pasar tersebut yaitu, perbedaan pasar konsumen dan pasar bisnis dapat
dibedakan dari beberapa sisi antara lain :
a. Struktur
Pasar
Pemasar Bisnis umumnya berhubungan dengan
konsumen yang jumlahnya lebih sedikit namun memiliki kapasitas besar
dibandingkan pemasar konsumen. Hal ini juga terjadi dalam pasar bisnis yang
besar, dimana pembeli sering mendominasi pembelian.
b. Karakteristik
Permintaan
Perbedaan pasar konsumen dan pasar bisnis
berdasarkan karakteristik permintaan adalah sifat permintaan, stabilitas
permintaan dan elastisitas permintaan.
Sifat permintaan bisnis merupakan permintaan
turunan (derived demand) dari permintaan konsumen. Jadi, kenaikan dan penurunan
permintaan suatu produk bisnis dipengaruhi seberapa besar permintaan konsumen
terhadap produk tersebut.
Stabilitas permintaan rentan terganggu (more
volatile) pada pasar bisnis dibanding pasar konsumen. Hal ini disebabkan karena
pembeli dalam pasar konsumen lebih dominan dibandingkan dengan pembeli dalam
pasar bisnis, namun skala pembelian setiap pembeli besar sehingga perusahaan
menggantungkan penjualan pada jumlah pembeli yang terbatas.
Elastisitas permintaan dalam pasar bisnis
umumnya ditemukan elastisitas terbalik, dimana jika harga naik maka permintaan
juga akan naik dan jika harga turun maka permintaan akan turun. Hal ini terjadi
karena sifat spekulasi dalam pasar bisnis, dimana saat harga naik muncul
spekulasi bahwa harga akan semakin naik nantinya. Sedangkan dalam pasar
konsumen elastisitas tersebut jarang terjadi.
c. Karakteristik
unit pembelian
Pembelian dalam pasar bisnis biasanya ikut
melibatkan pihak lainnya dalam mengambil keputusan sehingga usaha pembelian
lebih professional dibandingkan dengan pasar konsumen.
d. Tipe
keputusan dan proses pengambilan keputusan
Umumnya pembeli bisnis menghadapi keputusan
pembelian yang lebih kompleks dibandingkan dengan pembeli bisnis konsumen. Hal
ini disebabkan pembelian biasanya mencakup jumlah besar, jadi perlu dilakukan
pertimbangan teknis dan ekonomi yang lebih kompleks serta banyak interaksi yang
dilakukan pada level tertentu pada pihak pembeli.
Selain itu, dikarenakan hal tersebut umumnya
hubungan antara penjual dan pembeli dalam pasar bisnis lebih dekat dan stabil.
Sedangkan dalam pasar konsumen, hubungan antara penjual dan pembeli umumnya
jauh dan seringkali pembeli bertukar-tukar produk maupun tempat membeli.
e. Karakteristik
pemasaran
Perbedaan antara pasar konsumen dan pasar
bisnis dari sisi karakteristik pemasarannya terdapat banyak perbedaan pula dan
untuk lebih jelasnya lihat kembali poin di atas yang membahas mengenai
karakteristik pasar konsumen dan karakteristik pasar bisnis.
VI. Keputusan Konsumen
Proses
Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya
konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa.
Evaluasi dan pemilihan yang digunakan akan menghasilkan suatu keputusan.
Pengambilan ke putusan sendiri merupakan sebuah proses yang terdiri dari
beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif sebelum pembelian, pembelian, konsumsi, dan evaluasi alternatif
sesudah pembelian (Engel,1995). Selanjutnya akan dijelaskan mengenai proses
pengambilan keputusan membeli yang meliputi pengertian proses pengambilan
keputusan membeli, tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli,
tingkatan dalam proses pengambilan keputusan membeli serta faktor apa saja yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan membeli.
Pengertian
proses pengambilan keputusan membeli Engel (1995) mengatakan bahwa proses
pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Pengambilan
keputusan membeli merupakan keputusan konsumen tentang apa yang hendak dibeli, berapa banyak yang akan dibeli, di mana akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan dilakukan (Loudon & Bitta, 1993). Berkowitz (2002) juga mengemukakan bahwa proses keputusan pembelian merupakan tahap-tahap yang dilalui pembeli dalam menentukan pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli. Ahli lain menyatakan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan.
keputusan membeli merupakan keputusan konsumen tentang apa yang hendak dibeli, berapa banyak yang akan dibeli, di mana akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan dilakukan (Loudon & Bitta, 1993). Berkowitz (2002) juga mengemukakan bahwa proses keputusan pembelian merupakan tahap-tahap yang dilalui pembeli dalam menentukan pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli. Ahli lain menyatakan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan.
Pengetahuan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu
diantaranya (Setiadi, 2003). Sementara Schiffman-Kanuk (2007) mengatakan bahwa
keputusan sebagai seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih, dengan
kata lain ketersediaan pilihan yang lebih dari satu merupakan suatu keharusan
dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian diatas, maka proses pengambilan
keputusan membeli yang dipakai dalam penelitian ini merujuk pada teori yang
dikemukakan oleh Engel (1995) yakni proses pengambilan keputusan membeli
mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan. Selanjutnya akan dibahas mengenai tahapan-tahapan dalam membeli.
Menurut Engel et al. (1994:31-32) dan Lamb et al. (2001:188), ada lima
tahapan yaitu :
- Pengenalan kebutuhan,
- Pencarian informasi,
- Evaluasi alternatif,
- Keputusan pembelian,
- Perilaku pasca pembelian.
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian oleh konsumen diawali sejak pembeli mengenali kebutuhan
atau masalah. Kebutuhan tersebut dapat ditimbulkan oleh rangsangan internal
atau eksternal. Rangsangan internal, terjadi pada salah satu kebutuhan umum
seseorang (seperti lapar dan haus) telah mencapai ambang batas tertentu dan
mulai menjadi pendorong. Sedangkan rangsangan eksternal, salah satunya terjadi
karena seseorang menonton iklan atau melihat produk baru milik tetangganya.
2. Pencarian Informasi
Setelah konsumen yang terangsang kebutuhannya, konsumen akan terdorong
untuk mencari informasi yang lebih banyak. Orang lebih peka terhadap informasi
produk. Selanjutnya, orang mulai aktif mencari informasi: bertanya kepada teman,
mendatangi toko untuk mencari tahu atau membuka-buka internet untuk
membandingkan spesifisikasi dan harga barang.
3. Evaluasi Alternatif
Evaluasi umunya mencerminkan keyakinan dan sikap yang mempengaruhi
perilaku pem
belian mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut
seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan seseorang tentang produk atau
merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tak kalah pentingnya dengan
k
eyakinan adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi,
dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan
bertahan lama pada sesorang pada objek atau gagasan tertentu (Spector, 2000
dalam Kotler dan Keller, 2007).
4. Keputusan Pembelian
Dalam suatu kasus pembelian, konsumen bisa mengambil beberapa sub
keputusan, meliputi merk, pemasok, jumlah, waktu pelaksanaan dan metode
pembayaran. Contohnya ketika m
embeli kendaraan atau peralatan mesin. Namun dalam pembelian produk
sehari-hari, keputusan konsumen bisa jadi lebih sederhana. Contohnya ketika
membeli gula, seorang konsumen tidak banyak berfikir tentang pemasok atau
metode pembayaran.
5. Perilaku Pascapembelian
Setelah pembelian dilakukan, konsumen akan selalu siaga terhadap
informasi yang mendukung keputusannya. Konsumen akan membandingkan produk yang
telah ia beli, dengan produk lain. Hal ini dikarenakan konsumen mengalami
ketidakcocokan dengan fasilitas-fasilitas tertentu pada barang yang telah ia
beli, atau mendengar keunggulan tentang merek lain.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemacahan
Masalah
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka
melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering
dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan
sebelumnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan
masalah :
Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya
pembelian rumah,alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak
banjir, dekat kota atau mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah
dan lama).
Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk
membeli produk.
Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai pembelian.
Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai pembelian.
1. Pembelian
Menurut (Engel,2000) pada tahap pembelian, konsumen memperoleh
alternatif yang dipilih atau pengganti yang
dapat diterima bila perlu. Evaluasi yang
telah dilakukan membawa konsumen untuk melakukan
pembelian. Jika ia mengalami kegagalan
untuk melakukan pembelian produk/ jasa yang
diinginkannya (alternatif yang dipilih), konsumen melakukan
pembelian ke alternatif lain atau alternatif pengganti yang masih dapat
diterima.
Nilai pembelian konsumen memiliki dua katagori, yaitu :
Nilai pembelian konsumen memiliki dua katagori, yaitu :
- Produk maupun merek, dikenal sebagai pembelian yang terencana sepenuhnya, dimana pembelian yang terjadi merupakan hasil keterlibatan yang tinggi dan pemecah masalah yang diperluas.
- Kelas poduk, dapat dipandang sebagai pembelian yang terencana, jika pilihan merek dibuat ditempat pembelian.
2. Diagnosa Perilaku
Konsumen
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,
yaitu :
- Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
- Prilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik.
- Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut.
- Pemasaran sosial, yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
- Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
Teori
Lain Tentang Pengambilan Keputusan
1. Tingkat keterlibatan konsumen
Kita dapat mendefinisikan keterlibatan konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan dan pemrosesan aktif yang dilakukan konsumen dalam merespon rangsangan pemasaran.
- Model Kemungkinan Elaborasi Richard Petty dan John Cacioppo
- Model yang banyak dipakai mengenai formasi dan perubahan sikap, menggambarkan bagaimana konsumen membuat penilaian, baik dalam keadaan keterlibatan rendah, maupun tinggi.
- Strategi Pemasaran Keterlibatan Rendah
- Banyak produk dibeli dalam kondisi keterlibatan rendah dan ketiadaan merek yang signifikan.
- Perilaku Pembeli Pencari Keragaman
- Beberapa situasi pembelian ditentukan karakternya dengan keterlibatan rendah tetapi perbedaan mereknya signifikan. Di sini konsumen sering melakukan banyak peralihan merek.
2. Heuristik dan bias keputusan
- Heuristik Ketersediaan, Konsumen mendasarkan prediksi mereka berdasarkan kecepatan dan kemudahan dimana satu contoh hasil tertentu muncul dipikiran mereka.
- Heuristik Representatif, Konsumen mendasarkan prediksi mereka atas se-representatif atau semirip apa suatu hasil dengan contoh lain.
- Heuristik Penjangkaran atau Penyesuaian, Konsumen sampai pada penilaian awal dan kemudian menyesuaikannya berdasarkan informasi tambahan.
VII. Sifat Perilaku Konsumen
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan
“ Those actions directly involved in
obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the
decision processes that precede and follow this action”.
Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suat u produk atau jasq, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
Menurut Mowen (1995), “ Consumer behavior is defined as the study of the
buying units and the exchange processes involved in acquiring, consume,
disposing of goods, services, experiences, and ideas” .
Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).
1. Tipe – Tipe Perilaku Pembelian
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian
dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan
tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Budget Allocation
(Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen
terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau
menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang
dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase
or Not (Membeli produk atau tidak)
Perilaku
pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan
dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
c. Store Patronage
(Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku
pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana
konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya,
apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam
melakukan proses pembelian.
d. Brand and Style
Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen
untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin
dibeli.
2. Sifat Dari Perilaku Konsumen Yaitu :
a. Consumer Behavior
Is Dynamic
Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses
berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen,
dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang
dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan
tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi
secara berkala untuk meraih konsumennya.
b. Consumer Behavior Involves Interactions
Dalam perilaku
konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia,
serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi
tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi
konsumen.
c. Consumer Behavior Involves Exchange
Perilaku konsumen
melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.
3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen.
a. Individual Determinants of Consumer Behavior
1). Demografis, psikografis, dan
kepribadian
Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur,
dan pendistribusian populasi. Demografis berperan penting dalam pemasaran.
Demografis membantu peramalan trend suatu produk bertahun-tahun mendatang serta
perubahan permintaan dan pola konsumsi.
Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk organik (Lea & Worsley, 2005).
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya.
2). Motivasi konsumen
Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk
tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi
konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat
fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.
3). Pengetahuan konsumen
Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai
himpunan dari jumlah total atas informasi yang dimemori yang relevan dengan
pembelian produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah makanan organik itu,
kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan
lain-lain.
4). Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah pendapat subjektif mengenai
bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Ada beberapa jenis intensi
konsumen. Intensi pembelian adalah pendapat mengenai apa yang akan dibeli.
Intensi pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang yang sama dengan
sebelumnya. Intensi pembelanjaan adalah dimana konsumen akan merencanakan
sebuah produk akan dibeli. Intensi pengeluaran adalah berapa banyak uang yang
akan digunakan. Intensi pencarian mengindikasikan keinginan seseorang untuk
melakukan pencarian. Intensi konsumsi adalah keinginan seseorang untuk terikat
dalam aktifitas konsumsi.
Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen. Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah objek dan relasinya terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu kepercayaan dibentuk dari bentuk pengetahuan.
Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong
timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu
keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan
dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu.
Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen.
b. Environmental Influences on Consumer Behavior
1). Budaya, etnisitas, dan kelas social
Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan
simbol-simbol lain yang membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan,
dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan. Budaya terbagi menjadi
dua yaitu abstrak dan elemen material yang memberikan kemampuan bagi seseorang
untuk mendefinisikan, mengevaluasi, dan membedakan antarbudaya. Elemen abstrak
terdiri atas nilai-nilai, sikap, ide, tipe kepribadian, dan kesimpulan gagasan
seperti agama atau politik. Material komponen terdiri atas benda-benda seperti
buku, komputer, gedung, peralatan, dan lain-lain.
Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe produk.
Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup, ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali berfokus pada variabel-variabel kelas sosial karena penentuan produk apa yang akan dibeli oleh konsumen ditentukan oleh kelas sosial.
2). Keluarga dan pengaruh rumah tangga
Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai
sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah,
pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga
adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati
sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap
pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk
menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.
3). Kelompok dan pengaruh personal
Suatu perilaku konsumen tak lepas dari pengaruh kelompok dan personal
yang dianutnya. Reference group adalah seseorang atau sekelompok orang yang
mempengaruhi perilaku individu secara signifikan. Reference group dapat berupa
artis, atlit, tokoh politik, kelompok musik, partai politik, dan lain-lain.
Reference group mempengaruhi dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group
menciptakan sosialisasi atas individu. Kedua reference group berperan penting
dalam membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan
orang lain. Ketiga, reference group menjadi alat
untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial.
untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial.
REFERENSI :
Peter dan Olson,
1996. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. D. Sihombing (penerjemah). Consumen Behavior. Gelora Aksara
Pratama. Jakarta.
Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc, 2011.
Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia
Sumarwan, U. 2004. Perilaku
Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta
Sumber Lain :
Sumber Lain :
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://mankep.blogspot.co.id/2013/05/perilaku-konsumen-dan-aplikasinya.html
http://edusia.blogspot.co.id/2010/09/strategi-pemasaran-dan-perilaku.html
http://www.pemasaran.site/2015/11/pasar-konsumen-dan-pasar-bisnis.html
https://who21.wordpress.com/2014/11/16/proses-pengambilan-keputusan-oleh-konsumen/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar