Kamis, 17 Maret 2016

Teori Ekonomi - Dasar - Dasar Permintaan dan Penawaran



Teori penawaran dan permintaan (supply and demand) dalam ilmu ekonomi, adalah penggambarkan atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual dari suatu barang. Model  penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisis ekonomi mikro terhadap perilaku serta interaksi para pembeli dan penjual. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya.

Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.

1.  Pengertian Permintaan.
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Pada sisi lain.
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:
  • Harga barang itu sendiri
  • Harga barang lain yang terkait
  • Tingkat pendapatan perkapita
  • Selera atau kebiasaan
  • Jumlah penduduk
  • Perkiraan harga di masa mendatang
  • Distribusi pendapatan
  • Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.
2.  Pengertian Penawaran.
    Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran:

3.  Teori Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan atau jual pada bebrbagai tingkat harga selama satu periode waktu tertentu. 

      Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran :
  • Harga barang itu sendiri
  • Harga barang lain yang terkait
  • Harga faktor produksi
  • Biaya produksi
  • Teknologi produksi
  • Jumlah pedagang/penjual
  • Tujuan perusahaan
  • Kebijakan pemerintah

A. Kurva permintaan dan kurva penawaran

Hukum Permintaan.
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan :
“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.”

Kurva Permintaan
Kurva Permintaan dapat didefinisikan sebagai :
“Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.” Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke kanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta yang mempunyai sifat hubungan terbalik.


Teori Permintaan, Dapat dinyatakan :
“Perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya yaitu apabila permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan turun, maka harga relatif akan turun.”

Hukum Penawaran.
“Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.”

Kurva Penawaran
Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai :
“Yaitu suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan”.
  • Kalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply bergeser ke kiri atas.
  • Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas.
  • Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar.




 
Teori Penawaran
Yaitu teori yang menerangkan sifat penjual dalam menawarkan barang yang akan dijual. 
Faktor-faktor yang dapat menggeser kurva penawaran :
  • Kalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply bergeser ke kiri atas.
  • Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas
  • Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar
  




B. Permintaan perorangan dan permintaan pasar

Permintaan terhadap barang dan jasa dapat dibedakan menjadi 2, yaitu permintaan yang dilakukan oleh individu/perorangan tertentu dan permintaan yang dilakukan oleh semua orang di pasar. Oleh sebab itu dalam analisis perlu dibedakan antara kurva permintaan perseorangan dan kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar diperoleh dengan menjumlahkan kurva permintaan berbagai individu.

Hukum Permintaan

“Semakin rendah harga suatu barang, maka makin banyak jumlah barang yang diminta dan sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang, maka jumlah yang diminta 
berkurang” 

Hukum permintaan adalah suatu peraturan yang harus diikuti dalam perdagangan valas, bersama dengan Hukum penawaran, kedua hukum ini akan membentuk “trend”. Ilustrasi yang baik dapat saya gambarkan sebagai berikut :

Jika permintaan akan mata uang USD naik, maka nilai dari mata uang USD akan naik, dan jika permintaannya turun, maka nilai mata uang USD juga turun. Inilah dasar dari sebuah trend dalam perdagangan valas. Suatu nilai mata uang naik dikarenakan banyaknya permintaan atas mata uang yang bersangkutan. Jadi jika trend sedang naik (permintaan tinggi), yang anda perlu lakukan adalah melakukan posisi long (buy) mengikuti arus yang sedang ada.

Berdasarkan jumlah konsumennya, permintaan dibedakan atas dua macam :
a. Permintaan Perorangan
Permintaan Perseorangan adalah permintaan sejumlah barang dan jasa pada waktu dan tingkat harga tertentu.

b. Permintaan Pasar
Permintaan Pasar adalah permintaan terhadap sesuatu barang di pasar pada waktu dan harga tertentu yang dilakukan oleh sekelompok konsumen.

Permintaan (Demand) adalalah jumlah barang dan jasa yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga, waktu dan pada suatu tempat tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan, antara lain :
  1. Harga Barang
  2. Pendapatan Masyarakat
  3. Selera Masyarakat
  4. Kualitas barang yang bersangkutan
  5. Harga barang lain yang berkaitan
  6. Waktu
  7. Jumlah Penduduk
  8. Ramalan Masa Yang akan dating
Hukum Penawaran

Penawaran Pasar dan Kurva Penawaran Pasar, adalah keinginan dan kemampuan penjual menawarkan/ memproduksi sejumlah barang pada berbagai tingkat harga.
Hukum Penawaran, hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga adalah searah, ceteris paribus. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran; Biaya produksi, tingkat persaingan, teknologi, ekspektasi pasar dan faktor non ekonomi yang lain. 

Hukum Penawaran dan Kurva Penawaran

Kita ambil contoh  dari hidup kita sehari - hari.  Misalkan kita adalah produsen / pabrik dari baju yang dijual di pasar. Hukum penawaran mengisyaratkan bahwa saat harga dari baju tersebut naik di pasaran, maka kita memproduksi lebih banyak baju agar mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain misalnya baju kita adalah baju lebaran, saat harga baju tersebut meningkat maka akan semakin banyak toko yang menawarkan baju tersebut karena berharap bisa meraup untung yang lumayan.Bisa kita tabelkan sebagai berikut :

Tabel 1.1 Penawaran Baju 

Harga Baju      Jumlah Penawaran 
Rp 20.000        4 potong 
Rp 40.000        8 potong 
Rp 80.000        16 potong

Jadi secara sederhana dapat kita definisikan yaitu apabila harga suatu barang/jasa naik maka kuantitas dari barang/jasa yang ditawarkan juga meningkat dan juga sebaliknya. Yang dimaksud dengan kurva penawaran adalah kurva yang terbentuk dari penentuan titik titik dalam grafik yang merepresentasikan hukum penawaran dimana sumbu X-nya berupa kuantitas (Q=Quantity) dan sumbu Y nya berupa Harga (P=Price) sehingga membentuk slope yang positif/ menaik.
  
Suatu gambaran hipotesis untuk memperoleh permintaan pasar. Misalnya, terdapat 2 orang pembeli dalam suatu pasar beras, yaitu Ana dan Beta. 


C.   Efek pendapatan dan efek substitusi

Pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta, dapat dijelaskan melalui efek, yakni efek substitusi dan efek  pendapatan. Teori permintaan menjelaskan bahwa bila terjadi penurunan harga akan menambah permintaan, karena konsumen akan menambah barang yang harganya turun, dan akan mengurangi konsumsi barang yang lain (efek pengganti). Disatu sisi penurunan harga juga akan menyebabkan pendapatn riil konsumen meningkat sehingga akan menambah konsumsi berbagai barang (efek pendapatan). Dengan kata lain, efek substitusi adalah terjadinya perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan harga, dimana perubahaannya dibatasi pada pergerakan sepanjang kurva indiferen mula-mula(penghasilan rill dianggap tetap),

Efek pendapatan adalah terjadi karena adanya perubahan harga suatu barnag yang menyebabkan pendapatan riil konsumen berubah sehingga jumlah barang yang diminta berubah, dimana harga barang lain dan pendapatan nominal konsumen tetap.

Perbedaan efek substitusi dan pendapatan dapat digunakan untuk menentukan pakah suatu barang merupakan barang normal, superior, inferior atau giffen. Pengertian barang normal adalah barang yang memiliki efek pendapatan selalu positif sedangkan untuk barang superior dapat ditentukan bila efek pendapatn lebih besar dari nilai absolute efek substitusi.


Efek   Pendapatan :
Penurunan Kurva Permintaan Individu
  • Ada 2 barang X dan Y yang dikonsumsi.
  • Asumsi ceteris paribus: harga barang Y dan pendapatan konstan.
  • Jika harga X turun, pendapatan riil naik sehingga kuantitas barang X yang diminta meningkat.
  • Garis anggaran berotasi (memutar) ke kanan.
  • Perubahan harga berarti mengubah daya beli riil.
  • Individu akan berpindah ke kurva indiferens baru yang konsisten dengan daya beli yang baru.
  • Garis anggaran akan berotasi mengikuti perpindahan kurva indiferens dan daya beli yang baru.

Efek Substitusi :
Penurunan Kurva Permintaan Individu
  • Ada 2 barang X dan Y yang dikonsumsi.
  • Asumsi ceteris paribus: harga barang Y dan utilitas konstan.
  • Jika harga X turun, pendapatan “diimbangi“ (compensated) agar utilitas tetap (untuk mencegah peningkatan kesejahteraan sebagai akibat penurunan harga).
  • Pergerakan atau perpindahan di sepanjang kurva indiferens.
  • Individu bertahan pada kurva indiferens yang sama.
  • Konsumsinya harus diubah agar MRS-nya sama dengan rasio harga yang baru dari kedua barang.
Perpindahan (perubahan) konsumsi terjadi di sepanjang kurva indiferens.


Pemecahan efek substitusi dan efek pendapatan dapat dilakukan melalui 2 metode yakni :

Metode Hicks dan Metode Slutsky. Pertama akan di paparkan tentang metode Hicks. Dari gambar 4.9 terlihat keseimbangan awal pada titik 1 (pada BL1 dan IC1). Misalkan sekarang tingkat harga X mengalami penurunan, dan BL berubah dari BL1 menjadi BL2. Keseimbangan akhir ada pada titik 3 dengan kurva indiferen yang lebih tinggi (disini keseimbangan konsumen meningkat, walaupun tingkat pendapatan nominal tetap, karena pendapatan riil konsumen terhadap komoditas X naik).

Sebelum keseimbangan bergeser ke titik 3, sebenarnya secara teoritis terlebih dahulu keseimbangan bergeser ke titik 2. Perhatikan titik 2 yang menunjukan persinggungan  IC1 dengan BL2”. Pada keadaan tersebut komposisi X dan Y telah berubah. Fenomena ini telah menunjukkan antara titik 1 dan 2 sama tingkat kepuasannya (pada kurva indeferen yang sama) tetapi jumlah barang X yang di konsumsi menigkat (sedangkan jumlah barang Y yang di konsumsi turun). Keadaan ini terjadi karena harga barang X mengalami penurunan. Jadi jelas sekarang konsumen mensubtitusikan barang Y dengan barang X karena barang X lebih murah untuk satu tingkat kepuasan yang sama. Inilah yang dinamakan efek substitusi (es).

Terdapat 3 buah barang yang bisa dikonsumi konsumen, maka terangkan bagaimana konsumen tersebut melakukan pilihan agar utilitas yang diperoleh dari mengkonsumsi ketiga barang tersebut adalah maksimal ?

Dalam ekonomi, utilitas adalah jumlah dari kesenangan atau kepuasan relatif (gratifikasi) yang dicapai. Dengan jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau menurunnya utilitas, dan kemudian menjelaskan kebiasaan ekonomis dalam koridor dari usaha untuk meningkatkan kepuasan seseorang. Unit teoritikal untuk penjumlahan utilitas adalah util.

Doktrin dari utilitarianisme ,elihat maksimalisasi dari utilitas sebagai kriteria moral untuk organisasi dalam masyarakat. Menurut para utilitarian, seperti Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1876), masyarakat harus bertujuan untuk memaksimalisasikan jumlah utilitas dari individual, bertujuan untuk “kebahagiaan terbesar untuk jumlah terbesar”.

Utilitas digunakan oleh ekonom dalam konstruksi sebagai kurva indiferen, yang berperan sebagai kombinasi dari komoditas yang dibutuhkan oleh individu atau masyarakat untuk mempertahankan tingkat kepuasan. Utilitas individu dan utilitas masyarakat bisa dibuat sebagai variabel tetap dari fungsi utilitas (contohnya seperti peta kurva indiferen) dan fungsi kesejahteraan sosial. Ketika dipasangkan dengan komoditas atau produksi, fungsi ini bisa mewakilkan efisiensi Pareto, yang digambarkan oleh kotak Edgeworth dan kurva kontrak. Efisiensi ini merupakan konsep utama ekonomi kesejahteraan.

Dalam menentukan urutan preferensi tersebut, syarat - syarat berikut harus terpenuhi yaitu :
  1. Untuk setiap dua unit untai komodity, misalnya A dan B, bila A memberi kepuasan yang lebih besar disbanding B, maka A harus dipilih dan bukan B ( A is Preference to B ) begitu juga sebaliknya , bila B memberi kepuasan yang lebih besar dibanding A, maka B harus dipilih dan bukan A ( B is Preference to A ).
  2. Bila harus A dipilih dan bukan B, sedang B harus dipilih bukan C, maka A harus dipilih dan bukan C. jadi dalam menemukan preferensi, berlaku hubungan yang bersifat transitif.
  3. Bila untaian komodity A terdiri unsure-unsur yang sama dengan B, sedangkan untuk unsurnya untaian A lebih besar dari B , maka A harus dipilih dan bukan B. tetapi bila hanya sebagian yang lain lebih kecil atau sama, maka tidak dapat dikatakan begitu saja bahwa A harus dipilih dan bukan B.
  4. seorang konsumen atau suatu keluarga di satu pihak berhadapan dcngan Kebutuhan-Kebutuhan Hidup yang harus dipenuhi, dan yang menentukan apa dan berapa yang ingin dibeli. Di lain pihak dihadapkan dengan Harga Yang Harus Dibayar serta Terbatasnya Penghasilan yang membatasi apa dan berapa yang dapat dibeli.
  5. Maka persoalannya ialah: bagaimana dengan penghasilan yang tertentu dan terbatas orang dapat memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan sebaik mungkin.
  6. Menghadapi persolan ini, seorang konsumen harus bertindak bijaksana dalam mempergunakan dan membelanjakan uangnya. Bertindak ekonomis diartikan “mempertimbangkan hasil dan pengorbanan “.
  7. Hasil yaitu terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan, yaitu karena kegunaan harang/jasa yang dikonsumsikan
  8. Terpenuhinya kebutuhan itu menimbulkan suatu rasa kepuasan, Maka hasil yang kita peroleh dan konsumsi barang/jasa biasanya disebut kepuasan (satisfaction) Kemampuan barang/jasa untuk memenuhan kebutuhan manusii disebut (utility).
  9. Seorang konsumen yang bertindak ekonomis pasti mempertimbangkan pengorbanan, yaitu HARGA yang harus dihayar, dan hasil, yailu MANFAAT atau kepuasan yang diperoleh dari pengeluaran uang itu. Dalam hal ini  akan ditinjau segi yang kedua, yaitu kepuasan yang ditimbulkan oleh manfaat (utility) barang/jasa yang dikonsumsikan. Sebab ternyata ada hubungan tertentu antara jumlah barang yang dikonsumsikan dan manfaat kepuasan yang diperoleh daripadanya. Hal ini berpengaruh terhadap perilaku konsumen, khususnya berapa yang akan dibelinya dari harang/jasa tertentu.
  10. Untuk mempermudah pengertian, kita pelajari dahulu bagaimana peri-laku konsumen terhadap satu macam barang saja. Dalam hal ini pertimbangan besarnya penghasilan tidak begitu menentukan, sehingga perhatian sepenuhnya dapat dicurahkan pada persoalan perbandingan harga barang dan manfaatnya hagi konsumen. Kemudian dilengkapi dengan memperhatikan perilaku konsumen terhadap berbagai macam barang. di mana besarnya pendapatan serta pembagian pendapatan atas berbagai macam barang itu akan mendapat sorotan.
Input faktor produksi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. maka biaya produksi pun dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
  1. Biaya tetap (Fixed Cost = FC) >>Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jika ada perubahan dalam jumlah output hasil produksi (sampai pada batas tertentu).
  2. Biaya variabel (Variahel Cost = VC). Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah tergantung besar-kecilnya jumlah produk yang dihasilkan.
  3. Biaya total (Total Cost = TC) adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel


D.   Mekanisme pasar

Pengertian mekanisme pasar :
Mekanisme pasar adalah suatu proses penentuan tingkat harga berdasarkan dari kekuatan permintaan dan penawaran. Definisi mekanisme pasar yang lainnya yaitu kecenderungan dalam pasar bebas untuk terjadinya perubahan dari harga hingga pasar menjadi seimbang (jumlah yang penawaran sama dengan jumlah permintaan).

Pasar merupakan lembaga ekonomi di mana para pembeli atau penjual , baik secara langsung atau tidak langsung dapat melakukan transaksi perdagangan barang atau jasa. Jadi, pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi.

Dalam sistem ekonomi liberal, pasar memainkan peran yang sangat penting . Pasar yang mempertemukan pelaku usaha yang ingin menjual barang dan jasa . Akibat kepentingan satu sama lain , maka dengan sendirinya terjadilah tawar menawar (harga kesepakatan).
Mekanisme pasar merupakan sistem yang cukup efisien dalam memberlakukan haraga yang adil dan bahkan untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi dan mendorong kegiatan ekonomi. Hal ini akan dibahas dalam makalah ini tentan mekanisme pasar.

Mekanisme pasar adalah kecenderungan dalam pasar bebas untuk terjadinya perubahan harga sampai pasar menjadi seimbang(jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta). Teori ekonomi standar mengatakan bahwa meskipun pengaruh kelembagaan selain free market bisa saja menghasilkan alokasi yang efisien dan optimal. Dengan kata lain, jika pasar tidak eksis, alokasi sumber daya tidak akan terjadi secara efisien dan optimal. Dalam beberapa hal, mekanisme pasar tidak bisa bekerja secara optimal pada beberapa sumber daya alam. 

Arti atau pengertian permintaan dan penawaran
Permintaan adalah keinginan dari konsumen untuk membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama priode waktu tertentu. Seperti misalnya Mengenai permintaan pakaian di kota Bandung, kita membicarakan mengenai berapa jumlah pakaian yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga dalam satu priode waktu tertentu, per bulan, atau pertahun di kota Bandung. Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, diantaranya seperti :
  • Harga dari barang itu sendiri.
  • Harga barang yang terkait.
  • Selera ataupun kebiasaan
  • Tingkat pendapatan perkapita.
  • Jumlah penduduk di daerah tersebut. 
Penawaran adalah keinginan dari produsen untuk menawarkan atau menjual sejumlah barang pada berbagai macam tingkat harga selama satu periode tertentu. Dan inilah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penawaran, diantaranya seperti dibawah ini :
  • Harga dari barang itu sendiri.
  • Harga barang yang terkait.
  • Harga faktor produksi.
  • Biaya dari produksi barang.
  • Teknologi untuk menproduksi barang.
  • Jumlah penjual.
  • Tujuan dari perusahaan.
  • Kebijakan dari pemerintah.
Berikut ini beberapa kebaikan dan kelemahan mekanisme pasar
Mekanisme pasar merupakan suatu sistem yang cukup efisien dalam mengalokasi berbagai faktor produksi dan mengembangkan perekonomian, tetapi dalam keadaan tertentu dapat menimbulkan akibat yang buruk sehingga dibutuhkan campur tangan dari pemerintah untuk memperbaikinya.

Mekanisme pasar dapat mengalokasikan faktor produksi dengan cukup efisien dan juga dapat mendorong perkembangan dari ekonomi yang disebabkan karena dia mempunyai beberapa kebaikan, diantaranya seperti di bawah ini :
  • Pasar dapat memberikan informasi yang sangat tepat.
  • Pasar dapat memberi perangsang untuk mengembangkan kegiatan.
  • Pasar dapat memberi perangsang untuk memdapatkan keahlian yang lebih modern.
  • Pasar dapat menggalakan penggunaan barang dan juga faktor produksi secara efisien.
  • Pasar dapat memberikan kebebasan yang cukup tinggi pada masyarakat untuk melakukan berbgai kegiatan ekonomi.
Beberapa kelemahan dari mekanisme pasar, diantaranya seperti di bawah ini:
  • Kebebasan yang tidak memiliki batas, dapat menindas golongan yang lemah.
  • Kegiatan dari ekonomi sangat tidak stabil keadaannya, mekanisme pasar yang bebas dapat menyebabkan perekonomian akan mengalami kegiatan naik-turun yang tak teratur.
  • Sistem pasar dapat menyebabkan monopoli, tidak selalu mekanisme pasar itu merupakan sistem pasar persaingan sempurna, yang dimana harga dan juga jumlah barang yang diperjualbelikan ditentukan oleh permintaan pembeli dan penawaran penjual yang banyak jumlahnya.
  • Mekanisme pasar tidak bisa menyediakan beberapa jenis barang secara efisien.
  • Kegiatan dari pembeli atau konsumen dan produsen mungkin dapat menimbulkan “eksternalitas” yang merugikan, Disini yang dimaksud dengan “eksternalitas” yaitu akibat sampingan (buruk atau baik) yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan mengkonsumsi ataupun menproduksi.

E.   Perubahan keseimbangan pasar

Harga keseimbangan atau harga ekuilibrium dalam ekonomi adalah merupakan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.

Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.


F.   Surplus konsumen

Konsumen diasumsikan untuk memilih di antara alternatif yang tersedia sedemikian rupa sehingga kepuasan yang berasal dari mengkonsumsi komoditas adalah sebesar mungkin. Ini berarti bahwa ia menyadari adanya alternatif yang harus dihadapi dan mampu mengevaluasi mereka. Semua informasi yang berkaitan dengan kepuasan konsumen yang berasal dari berbagai jumlah komoditas terkandung dalam fungsi utilitasnya.

Surplus adalah jumlah yang melebihi hasilnya, berlebihan, sisa. Istilah surplus dalam ilmu ekonomi adalah sebagai berikut :

a.      Surplus Produsen
Adalah pendapatan tambahan yang diperoleh oleh seseorang produsen dari penerimaan harga suatu barang yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang sebenarnya telah dipersiapkan untuk ditawarkan.

b.      Surplus Konsumen
Adalah kepuasan atau kegunaan ( utility ) tambahan yang diperoleh konsumen dari  pembayaran harga suatu   barang   yang  lebih rendah dari harga yang konsumen bersedia membayarnya.
(novitascorpiogirls.blogspot.com/definisi-ekonomi-surplus.html).

Dasar pendekatan yang digunakan untuk analisis pasar adalah menganalisis (marginalism approach), yang mengatakan bahwa keputusan dalam memproduksi atau mengkonsumsi ditentukan oleh beberapa besar tambahan pendapatan atau manfaat dari unit terakhir barang yang diproduksi atau dikonsumsi. (teori ekonomi mikro suatu pengantar prathama rahardja & mandala manurung)

c.       Surplus Konsumen dan Surplus Produsen
Apabila harga keseimbangan pasar ( equilibrium ) itu kita bandingkan dengan semua kemungkinan harga pada kurva permintaan dan semua kemungkinan harga pada kurva penawaran terdapat suatu hubungan yang menarik.
(novitascorpiogirls.blogspot.com/definisi-ekonomi-surplus.html).

Teori surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah dianggap makin buruk bila total kehilangan surplus ekonomi ( kehilangan surplus konsumen + surplus produsen ) makin besar. Dalam buku teks berbahasa Inggris, ini disebut deadweight loss.

Surplus konsumen merupakan istilah yang dipergunakan oleh para ekonom untuk menjabarkan perbedaan antara jumlah uang yang bersedia dibayarkan oleh konsumen untuk barang dan jasa dengan harga pasar yang sebenarnya.  Secara spesifik, surplus konsumen terjadi ketika konsumen bersedia membayar "lebih" untuk suatu barang atau jasa dari yang mereka bayar saat ini. Meski kedengaran seperti suatu perhitungan yang rumit, menghitung surplus konsumen sebenarnya merupakan suatu persamaan yang mudah jika Anda tahu faktor-faktor apa saja yang harus dimasukkan.

Pahami hukum permintaan. 
Sebagian besar orang pernah mendengar frasa "permintaan dan penawaran" digunakan untuk menggambarkan kekuatan misterius yang memerintah ekonomi pasar, namun banyak orang tidak mengerti implikasi penuh konsep ini. "Permintaan" merujuk pada keinginan untuk mendapatkan suatu barang atau jasa di pasar. Secara umum, jika semua faktor lainnya sederajat, permintaan atas suatu produk akan menurun begitu harga naik.

Sebagai contoh, mari kita ambil satu perusahaan yang akan merilis televisi model baru. Semakin tinggi harga yang mereka kenakan untuk model baru ini, maka semakin sedikit jumlah televisi yang dapat mereka harapkan untuk terjual secara keseluruhan. Ini disebabkan karena konsumen memiliki jumlah uang yang terbatas untuk dibelanjakan dan, dengan membayar televisi yang berharga lebih mahal, mereka mungkin harus mengorbankan berbelanja untuk hal-hal lainnya yang dapat memberi manfaat lebih besar (bahan pangan, bensin, cicilan utang, dll.)

Pahami hukum penawaran. 
Sebaliknya, hukum penawaran menentukan bahwa produk dan jasa yang menuntut harga tinggi akan disediakan dalam jumlah besar. Pada intinya, orang-orang yang menjual barang ingin mendapatkan pendapatan sebanyak mungkin dengan menjual banyak produk mahal, sehingga, jika satu tipe produk atau jasa tertentu sangat menguntungkan, maka para produsen akan bergegas memproduksi barang atau jasa itu.  

Sebagai contoh, mari kita ambil momen tepat sebelum Hari Ibu, bunga tulip menjadi sangat mahal. Untuk menanggapi ini, para petani yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan tulip akan mencurahkan seluruh sumber daya mereka pada aktivitas ini, menghasilkan tulip sebanyak mungkin untuk mengambil keuntungan dari situasi saat harga sedang tinggi.

Pahami bagaimana permintaan dan penawaran diwakilkan dalam grafik. 
Satu cara yang paling umum digunakan oleh para ekonom untuk menggambarkan hubungan antara permintaan dan penawaran adalah melalui grafik x/y 2 dimensi. Biasanya, dalam kasus ini, sumbu x ditetapkan sebagai "Q", jumlah (quantity) barang di pasar, dan sumbu y ditetapkan sebagai "P", harga (price) barang. Permintaan dinyatakan sebagai kurva yang melengkung dari kiri atas ke bagian kanan bawah grafik, dan penawaran dinyatakan sebagai kurva yang melengkung dari kiri bawah ke kanan atas.

Perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran merupakan titik tempat pasar mencapai ekuilibrium (keseimbangan)—dengan kata lain, titik di mana produsen menghasilkan barang dan jasa pada jumlah yang persis diminta oleh konsumen.


G.   Eksternalitas jaringan
Dalam ilmu ekonomi, eksternalitas jaringan terjadi ketika permintaan seorang individu bergantung pada pembelian individu-individu lainnya. Eksternalitas jaringan dapat berwujud postif atau negatif. Disebut postif apabila jumlah barang yang diminta konsumen tertentu meningkat akibat adanya peningkatan pembelian oleh konsumen lain. Sedangkan eksternalitas jaringan negatif terjadi apabila permintaan menurun akibat adanya peningkatan pembelian oleh orang lain.
Contoh dari eksternalitas jaringan positif terjadi pada situs jaringan sosial seperti Friendster,  Facebook, atau MySpace. Semakin banyak orang yang telah bergabung dengan situs jaringan sosial tersebut, semakin banyak pula orang yang ingin mendaftar.

Pengertian Eksternalitas
Eksternalitas merupakan efek samping suatu tindakan pelaku ekonomi terhadap pelaku ekonomi lain yang merupakan pengaruh-pengaruh sampingan terjadi apabila perusahaan-perusahaan atau orang-orang membebankan biaya atau manfaat atas orang lain diluar tempat berlangsungnya pasar. Eksternalitas muncul ketika seseorang atau perusahaan mengambil tindakan yang mempunyai efek bagi seseorang ataupun perusahaan, efek tersebut tidak dibayar oleh individu atau perusahaan yang bertindak. Disebut eksternal karena mekanisme pasar tidak dapat memasukkan semua biaya, yaitu biaya sosial, biaya sebenarnya dari barang tersebut dalam penentuan harga barang (true cost). Eksternalitas dibagi menjadi dua tipe yaitu eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif terjadi apabila pengaruh sampingan sifatnya membangun. Salah satu contohnya yaitu pembangunan jaringan jalan raya. Sedangkan eksternalitas negatif akan  terjadi apabila pengaruh sampingannya bersifat menganggu dapat berupa gangguan kecil hingga ancaman besar. Contohnya antara lain, polusi udara dan air, kerusakan karena pertambangan terbuka, limbah-limbah berbahaya, obat-obatan dan makanan yang membahayakan dan bahan-bahan radio aktif.

Jenis-Jenis Eksternalitas
Jenis-jenis ekternalitas yang dapat terjadi dalam interaksi ekonomi (Pearee dan Nash, 1991; Bohm, 1991):

1)   Dampak Suatu Produsen Terhadap Produsen Lain  
Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen lain jika kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi produksi dari produsen lain. Dampak atau efek yang termasuk dalam kategori ini meliputi biaya pemurnian atau pembersihan air yang dipakai (eater intake clen-up costs) oleh produsen hilir (downstream producers) yang menghadapi pencemaran air (water polution) yang diakibatkan oleh produsen hulu (upstream producers). Hal ini terjadi ketika produsen hilir membutuhkan air bersih untuk proses produksinya. Dampak kategori ini bisa dipahami lebih jauh dengan contoh lain berikut ini. Suatu proses produksi (misalnya perusahaan pulp) menghasilkan limbah-residu-produk sisa yang beracun dan masuk ke aliran sungai, danau, atau semacamnya, sehingga produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain yakni para penangkap ikan (nelayan). Dalam hal ini, kegiatan produksi pulp tersebut mempunyai dampak negatif terhadap produksi lain (ikan) atau nelayan, dan inilah yang dimaksud dengan efek suatu kegiatan produksi terhadap produksi komoditi lain.

2)    Dampak Produsen Terhadap Konsumen
Suatu produsen dikatakan mempunyai ekternal efek terhadap konsumen, jika aktivitasnya merubah atau menggeser fungsi utilitas rumahtangga (konsumen). Dampak atau efek samping yang sangat populer dari kategori kedua yang populer adalah pencemaran atau polusi. Kategori ini meliputi polusi suara (noise), berkurangnya fasilitas daya tarik alam (amenity) karena pertambangan, bahaya radiasi dari stasiun pembangkit (polusi udara) serta polusi air, yang semuanya mempengaruhi kenyamanan konsumen atau masyarakat luas. Dalam hal ini, suatu agen ekonomi (perusahaan-produsen) yang menghasilkan limbah (wasteproducts) ke udara atau ke aliran sungai mempengaruhi pihak dan agen lain yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh, kepuasan konsumen terhadap pemanfaatan daerah-daerah rekreasi akan berkurang dengan adanya polusi udara.

3)    Dampak Konsumen Terhadap Konsumen Lain  
Dampak konsumen terhadap konsumen yang lain terjadi jika aktivitas seseorang atau kelompok tertentu mempengaruhi atau menggangu fungsi utilitas konsumen yang lain. Konsumen seorang individu bisa dipengaruhi tidak hanya oleh efek samping dari kegiatan produksi tetapi juga oleh konsumsi oleh individu yang lain. Dampak atau efek dari kegiatan suatu seorang konsumen yang lain dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, bisingnya suara alat pemotong rumput tetangga, kebisingan bunyi radio atau musik dari tetangga, asap rokok seseorang terhadap orang sekitarnya dan sebagainya.

4)   Dampak Konsumen Terhadap Produsen
Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu fungsi produksi suatu produsen atau kelompok produsen tertentu. Dampak jenis ini misalnya terjadi ketika limbah rumahtangga terbuang ke aliran sungai dan mencemarinya sehingga menganggu perusahaan tertentu yang memanfaatkan air baik oleh ikan (nelayan) atau perusahaan yang memanfaatkan air bersih.Lebih jauh Baumol dan Oates (1975).

C.  Faktor-Faktor Penyebab Ekternalitas
1)      Keberadaan Barang Publik
Karena sifat barang publik yang tidak ekslusif dan merupakan konsumsi umum.  Keadaan seperti akhirnya cendrung mengakibatkan berkurangnya insentif atau rangsangan untuk memberikan kontribusi terhadap penyediaan dan pengelolaan barang publik.  Kalaupun ada kontribusi, maka sumbangan itu tidaklah cukup besar untuk membiayai penyediaan barang publik yang efisien, karena masyarakat cendrung  memberikan nilai yang lebih rendah dari yang seharusnya (undervalued).

2)      Sumber Daya Bersama
Keberadaan sumber daya bersama (common resources) atau akses terbuka terhadap sumber daya tertentu  ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan barang publik di atas.  

Sumber-sumber daya milik  bersama, sama halnya dengan barang-barang publik, tidak ekskludabel.  Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya, dan cuma-cuma.  Namun tidak seperti barang publik, sumber daya milik  bersama memiliki sifat bersaingan.  Pemanfaatannya oleh  seseorang, akan mengurangi peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama.  Jadi, keberadaan sumber daya milik bersama ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa banyak pemanfaatannya yang efisien.  Contoh klasik tentang bagaimana eksternalitas terjadi pada kasus sumberdaya bersama ini adalah seperti yang diperkenalkan oleh Hardin (1968) yang terkenal dengan  istilah tragedi barang umum (the tragedy of the commons).

3)      Ketidaksempurnaan Pasar
Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu partisipan didalam suatu tukar manukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu mempengaruhi hasil yang terjadi (outcome).  Hal ini bisa terjadi pada pasar yang tidak sempurna  (imperfect market) seperti pada kasus monopoli (penjual tunggal).

4)      Kegagalan Pemerintah
Sumber ketidakefisienan dan atau eksternalitas tidak saja diakibatkan oleh kegagalan pasar tetapi juga karena kegagalan pemerintah (government failure).  Kegagalan pemerintah banyak diakibatkan tarikan kepentingan pemerintah sendiri atau kelompok  tertentu (interest groups) yang tidak mendorong efisiensi.  Kelompok tertentu ini memanfaatkan pemerintah untuk mencari keuntungan (rent seeking) melalui proses politik, melalui kebijaksanaan dan sebagainya.

D.   Eksternalitas Negatif Dan Positif Dalam Produksi Maupun Konsumsi
1)      Eksternalitas Negatif Dari Produksi
Pengertian eksternalitas negatif lebih kurang adalah efek samping yang negatif dari suatu tindakan dari pelaku ekonomi (katakanlah suatu perusahaan) yang di derita oleh pihak yang tidak terlibat dalam tindakan ekonomi tersebut (bystander). Misalnya pada umumnya pabrik akan mengeluarkan asap. Yang secara umum dapat dikatakan bahwa setiap tindakan ekonomi berpotensi membawa efek samping, yang permasalahannya hanya pada tingkat gangguannya saja. Dengan demikian, pelarangan secara total akan menghentikan kegiatan ekonomi pada sektor usaha ini. dengan adanya efek negatif ini.

2)      Eksternalitas Positif dari Produksi
Yang dimaksud dengan eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa adanya kompensasi dari pihak yang diuntungkan. meskipun banyak pasar dimana biaya social melebihi biaya pribadi, ada pula pasar-pasar yang justru sebaliknya, yakni biaya pribadi para produsen lebih besar dari biaya sosialnya.di pasar inilah, eksternalitasnya bersifat positif, dalam arti menguntungan pihak lain (selain produsen dan konsumen). Contoh yang dapat di kemukakan disini adalah pasar robot industry (robot yang khusus di rancang untuk melakukan kegiatan atau fungsi tertentu di pabrik-pabrik).Robot adalah ujung tombak dari kemajuan tekhnologi yang mutakhir. Sebuah perusahaan yang mampu membuat robot, akan berkesempatan besar menemukan rancangan-rancangan rekayasa baru yang serba lebih baik. Rancangan ini tidak hanya akan menguntungkan perusahaan yang bersangkutan, namun juga masyarakat secara keseluruhan karena pada akhrnya rancangan itu akan menjadi pengetahuan umum yang bermanfaat.

3)      Eksternalitas Dalam Konsumsi
Sejauh ini, eksternalitas yang telah kita bahas hanya eksternalitas yang berkaitan dengan kegiatan produksi. Selain itu masih ada eksternalitas yang terkandung dalam kegiatan konsumsi. Konsumsi minuman beralkohol, misalnya, mengandung eksternalitas negatif jika si peminum lantas mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk atau setengah mabuk, sehingga membahayakan pemakai jalan lainnya. Eksternalitas dalam konsumsi ini juga ada yang bersifat positif. Contohnya adalah konsumsi pendidikan. Semakin banyak orang yang terdidik, masyarakat atau pemerintahnya akan diuntungkan. Pemerintah akan lebih mudah merekrut tenaga-tenaga cakap, sehingga pemerintah lebih mampu menjalankan fungsinya dalam melayani masyarakat.

E.  Solusi Swasta Terhadap Eksternalitas
Kita telah menyimak bahwa keberadaan eksternalitas itu dapat mengakibatkan alokasi sumber daya yang dilakukan oleh pasar menjadi tidak efisien. Namun sejauh ini kita baru mengulas secara sekilas tentang cara-cara mengatasi eksternalitas tersebut. Dalam prakteknya, bukan hanya pemerintah saja yang perlu dan dapat mengatasi eksternalitas itu, melainkan juga pihak-pihak nonpemerintah, baik itu pribadi/kelompok maupun perusahaan/ organisasi kemasyarakatan. Untuk mudahnya, kita sebut saja pihak-pihak nonpemerintah tersebut sebagai pihak “pribadi” atau “swasta”. Pada dasarnya, tujuan yang hendak dicapai oleh pemerintah maupun pihak swasta (perorangan dan kelompok), berkenaan dengan penanggulangan eksternalitas itu sama saja, yakni untuk mendorong alokasi sumber daya agar mendekati kondisi yang optimum secara sosial. Pada bagian pembahasan berikut kita akan menelaah solusi-solusi atau upaya-upaya yang dilakukan oleh pribadi atau swasta (private solutions) dalam mengatasi persoalan eksternalitas.

             1). Jenis-jenis Solusi Swasta
Inefisiensi pasar akibat eksternalitas tidak perlu selalu harus atau bisa diatasi dengan penegakan atau peningkatan standar moral, atau ancaman penerapan sanksi sosial. Misalnya, mengapa orang-orang secara sadar tidak mau membuang sampah sembarangan? Peraturan resmi yang mengatur tentang sampah memang ada, namun di banyak tempat, peraturan semacam itu tidak dijalankan secara sungguh-sungguh. Kita tidak mau membuang sampah disembarang tempat juga bukan karena takut dengan peraturan-peraturan semacam itu, namun karena kita mengetahui atau menyadari bahwa tidaklah baik dan tidak patut sejak kita masih kanak-kanak, bahwa kita boleh melakukan sesuatu moral inilah yang kemudian membatasi perilaku dan tindakan kita, agar sedapat mungkin tidak merugikan orang lain. Dalam bahasa ekonomi, ajaran agama itu meminta kita untuk melakukan internalisasi eksternalitas.

Contoh lain solusi swasta, adalah derma atau amal yang seringkali sengaja diorganisasikan untuk mengatasi suatu eksternalitas. Contohnya adalah Sierra Club, sebuah organisasi sosial swasta yang sengaja dibentuk untuk turut melestarikan lingkungan hidup. Organisasi ini mengandalkan pemasukannya dari donasi pihak-pihak yang bersimpati atau iuran anggota. Hal ini sebagai contoh untuk eksternalitas negatif. Sedangkan untuk eksternalitas positif, kita mengetahui banyak perguruan tinggi yang membentuk yayasan yang menghimpun sumbangan dari para alumni, perusahaan, atau pihak-pihak lain, untuk kemudian disalurkan sebagai beasiswa.

Pasar swasta terkadang juga mampu mengatasi masalah eksternalitas, dengan membiarkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengatasinya. Motif utama mereka memang untuk memenuhi kepentingannya sendiri, namun dalam melakukan suatu tindakan , mereka juga sekaligus mengatasi eksternalitas. Sebagai contoh, kita lihat saja apa yang akan dilakukan oleh seorang petani apel dan seorang peternak lebah yang hidup berdekatan. Pada saat lebah-lebah itu mencari madu dari satu bunga apel ke bunga lainnya, mereka membantu penyerbukan dan mempercepat pohon-pohon apel itu berbuah. Ini menguntungkan si petani apel. Sedangkan si peternak juga untung karena ia tidak perlu memberi makan lebah-lebahnya. Namun jika kerja sama terselubung yang saling menguntungakan itu tidak dipehitungkan, maka kedua belah pihak bisa merugi. Jika pohon apel yang ditanam si petani terlalu sedikit, maka lebah-lebah itu akan kekurangan makanan. Sebaliknya, jika lebah yang dipelihara si peternak terlalul sedikit, maka proses penyerbukan tidak lancar. Eksternalitas ini dapat diinternalisasikan dengan cara penggabungan kedua usaha. Si petani membeli seluruh atau sebagian usaha peternakan lebah, atau sebaliknya si peternak membeli seluruh atau sebagian pohon apel. Jika kedua usaha itu disatukan, maka pengelolanya akan lebih mudah menentukan berapa banyak pohon apel yang harus ditanam, dan berapa ekor lebah yang harus dipelihara, demi membuahkan hasil yang maksimal. Dalam kenyataannya, niat untuk mengupayakan internalisasi eksternalisasi seperti itulah, yang merupakan penyebab mengapa banyak perusahaan yang menekuni lebih dari satu bidang/ jenis usaha sekaligus. Cara lain di pasar swasta dalam mengatasi eksternalitas adalah, penyusunan kontrak atau perjanjian di antara pihak-pihak yang menaruh kepentingan.

            2).  Teorema Coase
Ada sebuah pemikiran yang disebut teorema Coase (Coase therem) mengambil nama perumusnya, yakni ekonom Ronald Coase-yang menyatakan bahwa solusi swasta bisa sangat efektif seandainya memenuhi satu syarat. Syarat itu adalah pihak-pihak yang berkepentingan dapat melakukan negosiasi atau merundingkan langkah-langkah penanggulangan masalah eksternalitas yang ada diantara mereka, tanpa menimbulkan biaya khusus yang memberatkan alokasi sumber daya yang sudah ada. Menurut teorema Coase, hanya jika syarat itu terpenuhi, maka pihak swasta itu akan mampu mengatasi masalah eksternalitas dan meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya.

             3). Penyebab Gagalnya Solusi Swasta
Logika teorema Coase memang meyakinkan, namun tidak selamanya sesuai dengan kenyataan yang ada. Dalam prakteknya, kita tahu bahwa pelaku-pelaku ekonomi swasta/pribadi seringkali gagal memperoleh pemecahan yang efisien, atas suatu masalah yang bersumber dari eksternalitas. Teorema Coase ternyata hanya berlaku, jika pihak-pihak yang berkepentingan tidak dihadapkan pada kendala untuk mencapai dan melaksanakan kesepakatan. Itu berarti, peluang kesepakatan memang selalu terbuka, namun hal itu tidak selalu bisa diwujudkan.

F.    Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Eksternalitas
             1).  Regulasi
Mengatasi suatu eksternalitas dengan melarang atau mewajibkan perilaku tertentu dari pihak-pihak tertentu yang disebut regulasi atau pendekatan komando dan kontrol untuk melenyapkan eksternalitas. Seperti pemerintah dapat menindak pihak-pihak tertentu yang mencemari lingkungan dengan limbah produksinya.  

             2). Pajak Pigovian Dan Subsidi
Pajak Pigovian adalah pajak yang khusus diterapkan untuk mengoreksi dampak dari suatu eksternalitas negatif. Disebut pajak pigou karena ditemukan oleh ekonom yang bernama Arthur Pigou (1877-1959). Bentuk dari pajak tersebut adalah ketika ada dua pabrik yaitu pabrik baja dan pabrik kertas yang masing-masing membuang limbah 500 ton per tahun, maka hanya dua pilihan yang mereka lakukan. Pertama, Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (EPA, Environmental Protection Agency) akan mewajibkan semau pabrik untuk mengurangi limbahnya hingga 300 ton per tahun atau yang kedua, mereka akan dikenai pajak sebesar $50,000 untuk setiap ton limbah yang dibuang oleh setiap pabrik.
Memberi subsidi untuk kegiatan-kegiatan yang memunculkan eksternalitas positif.


H.   Elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran

Elastisitas merupakan suatu indeks (bilangan) yang menggambarkan hubungan kuantitatif antar variabel dependen dengan variabel independen, missal anatara jumlah yang diminta dengan harga barang tersebut.

Elastisitas memiliki manfaat untuk mengetahui tingkat”kepekaan” variabel dependen terhadap variabel yang berstatus independen. Sebagai misal, elastisitas dapat menunjukkan tingkat sensitivitas (kepekaan) umlah barang yang diminta terhadap perubahan harga sebesar satu persen. Dengan demikian seorang produsen akan dapat mengukur seberapa jauh barang dagangannya akan berkurag (dalam %) apabila harganya dinaikkan dengan x persen.

Bagi seorang pengusaha, elastisitas sangat bermanfaat untuk dijadikan alat pertimbangan bagi pengambilan keputusan. misalnya pengusaha tersebut mengetahui bahwa elastisitas permintaan atas barang dagangannya bersifat issal. Artinya pengusaha tersebut berhadapan dengan pembeli yang issalve terhadap perubahan harga. Dengan kata lain, ia tahu bahwa apabila ia menaikkan harga sebesar 1%, maka konsumen akan mengurangi jumlah pembeliannya lebih dari 1%. Oleh karena itu, maka ia akan sangat berhati-hati untuk menaikan harga, bahkan sebaliknya ia mungkin lebih beruntung apabila memutuskan untuk menurunkan harga saja (misal 1%), yang akan berakibat pada perubahan (peningkatan) jumlah yang diminta lebih besar dari 1%. Dengan cara itu ia dapat meningktkan revenue totalnya.maka dari itu,kami akan membahas lebih lanjut tentang konsep elastisitas.

a.    Pengertian Elastisitas
Elastisitas merupakan derajat kepekaan kuantitas yang diinta (atau ditawarkan) terhadap salah satu faktor yang memepengaruhi fungsi permintaan (atau penawarn). Oleh karena itu, elastisitas biasanya digunakan untuk menjelaskan respons atau perubahan kuantitas yang diminta jika harga, pendapatan, atau faktor-faktor lainnya berubah. Derajat kepekaan kuantitas yang diminta terhadap perubahan harga atau faktor-faktor lainnya tersebut penting karena hal-hal tersebut mempengaruhi kesetabilan harga –harga di pasar.

Elastisitas dapat juga diartikan sebagai rasi yang digunakan untuk mengukur perubahan jumlah yang diminta atau yang ditawarkan sebagai akibat perubahan faktor yang memepengaruhi. Dan ia dapat dirumuskan dengan.

b.      Elastisitas permintaan, elastisitas harga dari permintaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Elastisitas permintaan menunjukan persentase perubahan kuantitas yg diminta sebagai akibat perubahan harga sebesar satu persen. Kuantitas yg diminta dapat berubah banyak satu persen, lebih besar atau lebih kecil. Elastisitas permintaan merupakan suatu ukuran mengenai perubahan yg relatif pada jumla harga dengan rumus = Ed > 1.
         Menurut alfered M, elastisitas dibagi menjadi 5, yaitu
1)      Elastis
2)      Tidak elastis
3)      Elastis uniter
4)      Tidak elastis sempurna dan
5)      Elastis sempurna.

Elastisitas harga dari permintaan adalah Suatu ukuran yg mengganbarkan sampai dimana kuantitas yg diminta akan mengalami perubahan sebagai akibat / perubahan harga.
      
Faktor yg mempengaruhinya :
1)      tingkat kemampuan barang-barang lain untuk mengantiakan barang yg bersangkutan.
2)      persentase pendapatan yg akan dibelanjakan untuk membeli barang-barang tersebut.
3)      jangka waktu didalam mana permintaan itu dianalisis.

a.      Menghitung elastisitas harga dari permintaan; elastisitas titik dan elastisitas busur.

Koefisien elastisitas harga
Titik
Cara menghitung
Hasil perhitungan
Sebutan
A
Eh = EF : o
oo
Elastis sempurna
B
Eh = EF : AB
2,5
Elastis sempurna
C
Eh = CF : AC
1,3
Elastis sempurna
D
Eh = DF : AD
1
Berelastisitas satu
E
Eh = EF : AF
0,4
Inelastis
F
Eh = o : AF
0
Inelastis sempurna

b.      Berbagai variasi kurva permintaan.
Suatu kurva yg mengambarkan hubungan fungsional antara harga dan jumlah barang yg diminta. Contoh :

Kurva permintaan dalam bentuk tabel.

Harga
Jumlah yg diminta
100
50
200
40
300
30
400
20
500
10



a.      Penerimaan total dan elastisitas harga dari permintaan.
Penerimaan total adalah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari hasil penjualan sejumlah produk.

Elastisitas harga dari permintaan adalah Suatu ukuran yg mengganbarkan sampai dimana kuantitas yg diminta akan mengalami perubahan sebagai akibat / perubahan harga. Cara untuk menghitung dirumuskan     TR =  P x Q

b.      Elastisitas dan penerimaan total di sepanjang kurva permintaan linier.
Cara menghitung penerimaan total dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah produk dengan harga jual produk per unit. Jika dirumuskan:

TR = P x Q

KET :        TR      = Penerimaan total perusahaan.
                  Q     = Jumlah produk yg dihasilkan.
                  P      = Harga jual per unit.
  
c.       Elastisitas penawaran; elastisitas harga dari penawaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yg diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut.

Elastisitas harga dari penawaran adalah Suatu ukuran yg mengganbarkan sampai dimana kuantitas yg ditawarkan akan mengalami perubahan sebagai akibat / perubahan harga.

Faktor yg mempengaruhinya:
1)      Sifat perubahan biaya produksi.
2)      Jangka waktu analisis 

d.     Penerapan konsep Elastisitas dalam permintaan dan penawaran.
Penerapan konsep dari elastisitas adalah untuk meramalkan apa yg akan barang/jasa dinaikan pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yg akan ia peroleh.


I.   Elastisitas jangka pendek dan elastisitas  jangka panjang

A.     Elastisitas Permintaan
            1).  Elastisitas Harga
Untuk barang-barang yang habis pakai dalam waktu kurang dari setahun, elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang dibanding jangka pendek.
Ada dua penyebab :
a.      Konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka.
Contohnya jika harga kopi naik, maka orang yang biasa minum kopi banayak sulit mengubah kebiasaan itu dalam jangka pendek, akibatnya permintaan kopi dalam jangka pendek mengalami penurunan yang relatif sedikit dibandingkan dengan jangka panjan.
b.      Kadang-kadang permintaan suatu barang berkaitan dengan barang lain, yang perubahannya baru terlihat dalam jangka panjang.
Contohnya harga BBM naik, maka konsumen akan mengurangi jam pemakaian kendaraan, sehingga dalam jangka pendek elastisitas harga lebih besar.
            2).  Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang non durabel lebih besar dibanding jangka pendek.

B.      Elastisitas Penawaran

Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka panjang dibanding dengan jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perusahaan mampu mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam jangka pendek.

Contohnya perusahaan mobil tidak mungkin membangun pabrik baru dalam jangka pendek. Dengan demikian kurva penawaran akan mobil dalam jangka panjang lebih elastis dibanding dengan jangka pendek.

C. Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Jika kita bertanya berapa banyak permintaan atau penawaran berubah karena perubahan harga, yang harus diperjelas adalah dimensi waktu perubahannya, Jika dimensi waktunya satu tahun atau kurang, kita berbicara tentang elastisitas jangka pendek. Bila lebih dari satu tahun, kita berbicara elastisitas jangka panjang.      

1)   Elastisitas Permintaan
a.      Elastisitas Harga
Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun (barang tidak tahan lama atau non durable goods), elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek. Ada dua penyebab.

Pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka. Bila harga kopi naik,konsumen yang biasa minum kopi banyak (lebih dari tiga gelas per hari), sulit mengubah kebiasaan itu dalam jangka pendek, Akibatnya permintaan kopi dalam jangka pendek mengalami penurunan yang relatif sedikit dibanding dalam jangka panjang,

Kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan barang lain, yang pembahannya baru terlihat dalam jangka panjang. Misalnya, bila harga BBM naik, maka konsumen segera melakukan penyesuaian dengan mengurangi jam pemakaian kendaraan, sehingga dalam jangka pendek elastisitas harga lebih besar. Tetapi konsumen tidak dapat mengubah jumlah stock kendaraannya, atau segera menggantikan kendaraannya dengan model yang lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar Dalam dua atau tiga tahun kemudian, denganmobil yang lebih efisien, penurunan  penggunaan BBM akan lebih besar. Sehingga elastisitas harga jangka panjang lebih besar daripada jangka pendek.
         
Sebaliknya untuk barang yang masa konsumsinya lebih dari setahun tahan lama ataudurable goods), permintaannya lebih elastis dalam jangka pendek dibandingkan jangka panjang. Jika harga mobil naik 10%dalam jangka pendek permintaan terhadap mobil dapat saja turun  sekitar 15%. Tetapi dalam jangka panjang, karena banyak mobil yang harus diganti (replaced), pembelian akan naik lagi, sehingga penurunan permintaan dalam jangka panjang kurang dan 10 %

b.      Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan dalamjangka panjang bagi  barang nondurabel lebih besar dibanding jangka pendek. Jika pendapatan meningkat 20%. Masyarakat yang tadinya hanya mampu makan gaplek, sekarang sebenarnya mampu membeli beras, Namun karena sudah terbiasa makan gaplek, mereka tidak segera mengganti konsumsinya ke beras, (Gaplek adalah bahan  makanan yang berasal dari singkong dikeringkan, dapat dibuat makanan yang dinamakan tiwul sebagai pengganti nasi).

Sebaliknya barang durabel, elastisitas pendapatan dalam jangka pendek lebih besar pada jangka panjang. Jika pendapatan naik 25%, perubahan permintaan terhadap mobil dalam jangka pendek dapat mencapai misalnya 30%, tetapi dalam jangka panjang lebih kecil, karena seseorang tidak membeli mobil setiap tahun.

2)   Elastisitas Penawaran
Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka panjang, dibanding dalam jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perusahaan mampu mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam jangka pendek. Misalnya, perusahaan mobil tidak mungkin membangun pabrik baru dalam waktu kurang dari satu tahun, tetapi mungkin dalam waktu tiga atau empat tahun. Dengan demikian kurva penawaran akan mobil dalam jangka panjang lebih elastis dibanding dalam jangka pendek.

Untuk beberapa barang, penawaran dalam jangka pendeknya inelastis sempurna (Es = 0). Output sektor properti adalah salah satu contohnya. Bila di Jakarta ada 5.000 unit apartemen yang siap sewa, maka jumlah permintaan yang terpenuhi maksimal 5.000 unit. Misalnya dalam tiga bulan ke depan ada lonjakan permintaan sebesar 10.000 unit, maka kelebihan permintaan itu tidak terespon oleh sisi penawaran. Sebab tidak mungkin membangun apartemen baru sebanyak 5.000 unit dalam tempo kurang dari tiga bulan.

Tetapi ada juga barang yang penawarannya justru lebih elastis dalam jangka pendek, dibanding dalam jangka panjang. Barang itu umumnya yang dapat didaur ulang (recycling). Misalnya logam besi untuk kebutuhan industri dapat  diperoleh dari hasil primer pertambangan (primary metal) dan atau hasil daur ulang.

Primary metal mempunyai elastisitas penawaran dalam jangka panjang yang lebih besar dibanding dalam jangka pendek, baik karena kemajuan teknologi maupun cukupnya waktu untuk meningkatkan kapasitas produksi. Sebaliknya dengan besi hasil daur ulang. Karena dapat terus didaur ulang, maka kurva penawaran dalam jangka panjangnya lebih inelastis dibanding dalam jangka pendek

C.  Aplikasi Konsep Elastisitas                                                               
Sebagai bilangan yang menunjukkan tingkat sensitivitas suatu barang dikaitkan dengan variabel-variabel yang memengaruhinya, maka aplikasinya sangat luas, khususnya dalam kebijaksanaan penentuan harga. Dalam bagian ini, hanya dibahas dua contoh saja.

          1). Hubungan Elastisitas Harga, Penerimaan Total, dan Pendapatan Marjinal
Jika harga jual barang naik, dua kemungkinan ekstrem reaksi para rnanajer. Kemungkinan pertama mereka panik, mengira kenaikan harga menurunkan permintaan sehingga penerimaan turun. Kemungkinan kedua mereka bergembira, mengira kenaikan harga akan menyebabkan penerimaan meningkat. Sikap mana yang benar, sangat ditentukan oleh angka elastisitas harga. Untuk barang yang permintaannya inelastis, kenaikan harga 10 % akan menyebabkan penurunan permintaan lebih kecil daripada 10%, sehingga penerunaan total atau total revenue (TR) meningkat. Atau dapat dikatakan untuk barang yang permintaannya inelastis, pendapatan marjinal atau

           2). Pergeseran Beban Pajak (Tax Incidence)
Jika pemerintah memutuskan mengenakan pajak untuk barang mie instant,pengenaan pajak dibebankan kepada produsen. Siapakah yang diuntungkan? Sepintas tampaknya yang diuntungkan adalah konsumen, karena beban pajak ditanggung oleh produsen. Apakah benar demikian?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita harus memerhatikan sisi permintaan dan penawaran. Di sisi penawaran, sebagai produk industri, elastisitasnya relatif besar. Sementara di sisi permintaan, sebagai alternatif utama dari nasi, permintaannya relatif inelastis. Maka distribusi beban pajak antara konsumen dan produsen adalah sebagai berikut.

Kondisinya akan terbalik bila yang inelastis adalah kurva penawaran, sementara kurva permintaannya elastis. Bandingkan contoh di atas dengan contoh berikut.

Anjloknya nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing telah menmgkatkan permintaan negara lain terhadap hasil kerajinan tangan Indonesia. Pemerintah ingin memanfaatkan keadaan itu untuk meningkatkan penerimaan pajak, dengan mengenakan pajak sebesar T per unit untuk setiap hasil kerajinan tangan yang dibeli. Agar tidak merugikan produsen yang pada umumnya pengusaha lemah, maka pajak dipungut kepada konsumen.
Benarkah hal itu merugikan produsen? Karena produsen hendak menggunakan teknologi canggih, maka kurva penawaran relatif inelastis.

Semetara karena altematif pilihan cindera mata begitu banyak, maka kurva permintaan relatif elastis.

Pengenaan pajak kepada konsumen menyebabkan kurva perrnintaan bergeser dari Do ke 01' ]umlah pajak yang berhasil dipungut pemerintah seluas bidang segi empat A + C. Temyata sebagian besar beban pajak ditanggung produsen. Permintaan yang elastis membuat konsumen mampu menggeser beban pajaknya ke produsen. ]adi produsen (pengusaha kecil) dirugikan oleh kebijaksanaan pemerintah.

           3). Teori Cobweb (Sarang Laba-laba)
Teori Cobweb menjelaskan mengenai harga produk pertanian yang menunjukkan fluktuasi tertentu dari musim ke musim, Penyebab fluktuasi tersebut adalah reaksi yang terlambat (time Zag) dari produsen (petani) terhadap harga.

APAKAH BILA PANEN BERLIMPAH PETANI SELALU BERBAHAGIA ?

Petani diidentikkan dengan orang yang berjasa, namun selalu menderita. Jika panen gagal, mereka tidak memiliki penghasilan, tetapi bila panen berhasil, penghasilannya belum tentu makin banyak. Penyebabnya komoditas pertanian, terutama pertanian pangan, memiliki permintaan dan penawaran yang inelastis. Artinya baik elastisitas penawaran maupun elastisitas permintaan (elastisitas harga dan pendapatan) umumnya lebih kecil dari 1.

Elastisitas penawaran yang lebih kecil dari 1 mempunyai makna bila harga naik 10%, maka jumlah yang ditawarkan hanya bertambah lebih kecil dari 10 %. Petani tidak mampu merespon kenaikan harga tersebut, Penyebabnya adalah: 1) kegiatan produksi pertanian rakyat masih sangat tergantung kepada iklim dan kemurahan alam, terutama sumber air, kualitas tanah, dan sinar matahari, 2) teknologi produksi yang digunakan masih sangat sederhana sehingga kuantitas dan kualitas produksi rendah, dan 3) skala usaha yang sangat kecil menyebabkan kegiatan produksi tidak efisien,

Elastisitas pendapatan yang lebih kecil dari 1 mempunyai makna bile pendapatan masya-rakat naik 10 %, maka permintaan terhadap pangan hanya naik kurang dari 10 %. Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak mempunyai dampak yang besar terhadap pertambahan permintaan pangan.

Elastisitas harga yang lebih kecil dari 1 mempunyai makna bila harga turun sebesar 110 %, maka permintaan (jumlah yang diminta) hanya naik kurang dari 10 %.Bila dilihat dari sisi lain (bertambahnya jumlah produksi), akan diperoleh kesimpulan yang cukup mengenaskan. Maksudnya, jika produksi atau panen meningkat sebanyak 10 %, maka agar tambahan produksi dapat terjual habis, harga Jual harus diturunkan lebih besar dari 10%. Dengan demikian justru pada saat panen berlimpah, petani menjadi sangat was-was.
Ternyata pada saat panen berlimpah. pendapatan petani justru menurun.



J.    Memperkirakan permintaan

Pengukuran permintaan adalah usaha untuk mengetahui permintaan atas suatu produk atau sekelompok produk di masa yang lalu dan di masa yang sekarang dalam kendala satu asset kondisi tertentu. Sedangkan,Perkiraan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam kendala satu asset kondisi tertentu.

Dasar penentuan ukuran pasar :

  1. Pasar potensial, kumpulan konsumen yang memiliki tingkat minat cukupbesar terhadap penawaran pasar.
  1. Pasar yang tersedia, Kumpulan konsumen yang memiliki minat, penghasilan serta akses terhadap penawaran pasar.
  1. Pasar sasaran, Bagian pasar yang diputuskan oleh perusahaan untuk dilayani
             d. Pasar terpenetrasi, Kumpulan konsumen yang membeli produk perusahaan.

Untuk memperkirakan permintaan pasar saat ini, perusahaan perlu mengetahui :

              a. Total potensi pasar
Merupakan jumlah penjualan maksimum bagi semua perusahaan dalam industri sepanjang periode tertentu dibawah usaha pemasaran industri serta kondisi lingkungan tertentu.
Cara menentukan potensi pasar :

PP Jumlah pembeli potensial  X  Harga

Contoh: diketahui terdapat 100 pembeli buku setiap tahun, rata-rata pembelian sebanyak 5, harga buku rata-rata Rp.50.000,00
Tentukan berapa potensi pasar buku tersebut?
PP=100 x 5 x 50.000   = 250.000.000

            b.  Potensi pasar suatu wilayah
Karena perusahaan harus mengalokasikan anggaran pemasaran secara optimal terhadap wilayah-wilayah terbaiknya  perusahaan harus memperkirakan potensi pasar berbagai kota, negara atau wilayah tertentu.

Terdapat 2 (dua) metode untuk menentukan potensi pasar suatu wilayah :

             a.  Metode pembentukan pasar
Dilakukan dengan cara mengidentifikasi semua pembeli potensial di setiap pasar serta memperkirakan pembelian potensial mereka. Metode ini akurat bila perusahaan memiliki daftar semua pembeli potensial serta perkiraan yang akurat tentang apa yang akan dibeli masing-masing pembeli, namun Kelemahan metode ini adalah sulit untuk mendapatkan data pelanggan potensial.

             b.  Metode indeks multi faktor
Metode ini digunakan dikarenakan kelemahan metode satu faktor dalam meramalkan potensi pasar.  Metode ini berusaha mengakomodasikan beragam faktor yang ikut berkontribusi dalam pembentukan pasar potensial, dimana masing-masing faktor di beri bobot tertentu. Faktor tersebut mencakup kehadiran pesaing, biaya promosi lokal, faktor musiman, dll.

1)      Total penjualan industri
Penjualan industri diketahui dengan cara mengidentifikasi pesaing serta memperkirakan penjualan pesaing.
                
2)      Total pangsa pasar
Data ini bisa diperoleh dari Asosiasi dagang industri ataupun dari lembaga riset penyedia jasa tersebut.

Memperkirakan permintaan pasar di masa depan.

Perusahaan pada umumnya mempersiapkan ramalan ekonomi makro terlebih dahulu, seperti inflasi, tingkat bunga, tingkat pengangguran, suku bunga, pengeluaran konsumen, investasi bisnis, pengeluaran pemerintah, ekspor bersih, dll, dimana hasilnya adalah PDB yang akan digunakan dengan indikator lain oleh perusahaan untuk meramalkan penjualan industri.

Peramalan dibuat dengan mendasarkan tiga basis informasi :

  •      Apa yang dikatakan orang. digunakan survey, Survey dimaksudkan untuk mengetahui apa yang ingin dilakukan pembeli dalam periode waktu tertentu. Survey menyangkut persepsi konsumen terhadap produk, keinginan pembelian, dll
  •       Apa yang dilakukan orang, digunakan uji coba produk di pasar
  •       Apa yang telah dilakukan orang, digunakan analisis perilaku atau runtun waktu.


K. Memprediksi kondisi pasar

Kegagalan pasar adalah Ketidakmampuan dari suatu perekonomian pasar untuk berfungsi secara efisien dan menimbulkan kejenuhan dalam kegiatan dan pertumbuhan perekonomian.hal ini terjadi pada saat pasar tidak memberikan efisiensi secara penuh, baik pada efesiensi alokasi maupun efisiensi produktifitas serta efesiensi sosial. Hal ini juga disebabkan ulah para spekulan yg hanya ingin mengambil keuntungan tanpa memikirkan dampak yg ditimbulkannya. Dan sistem pasar persaingan tidak sempurna ,yaitu pasar monopoli dapat menyebabkan kegagalan pasar.
      
Cara yg paling efektif untuk mencegah terjadinya ini antara lain:
  1. Penetapan regulasi persaingan sehat dari pemerintah
  2. Meningkatkan skala ekonomi.
  3. Mengubah ditribusi pendapatan nasional dan
  4. Menetapkan batas harga pasar tertinggi dan terendah yg dilakukan oleh pemerintah contohnya : penetapan harga eceran tertinggi ( HET ) obat generik yg dilakukan oleh pemerintah. Dikutip dari metrotvnews.com


L.   Intervensi pemerintah

Intervensi pemerintah adalah campur tangan pemerintah dalam mengurus negaranya. Tujuan dilakukannya campur tangan pemerintah adalah sebagai berikut :
  1. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi dapat dihindarkan,
  2. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil,
  3. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-praktik monopoli yang merugikan,
  4. Menyediakan barang publik (public goods) meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
  5. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindari atau dikurangi.
Pemerintah juga dapat melakukan intervensi dalam hal kebijakan untuk memberikan stimulus atau kemudahan dalam hal :
  1. Pajak, Kebijakan penetepan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam negri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang impor.
  2. Subsidi, Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang kebutuhan pokok.
  3. Tarif dan Kuota, Pada perekonomian yang terbuka (global), harga yang berlaku adalah harga internasional. Bila harga domestik lebih tinggi dari harga internasional biasanya akan melakukan impor. Dalam rangka proteksi terhadap produsen domestik pemerintah dapat menerapkan kebijakan tarif (pajak impor) dan kuota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...