Teori penawaran
dan permintaan (supply and demand) dalam ilmu
ekonomi, adalah penggambarkan atas hubungan-hubungan di pasar, antara para
calon pembeli dan penjual dari suatu barang. Model penawaran dan
permintaan digunakan untuk
menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting
untuk melakukan analisis ekonomi mikro terhadap perilaku serta interaksi para pembeli dan penjual. Ia juga
digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya.
Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai
penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang
ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya
faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan
dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.
1. Pengertian Permintaan.
Permintaan
adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada
berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Pada sisi lain.
Permintaan adalah
keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama
periode waktu tertentu. Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah barang
yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada
tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan:
- Harga barang itu sendiri
- Harga barang lain yang terkait
- Tingkat pendapatan perkapita
- Selera atau kebiasaan
- Jumlah penduduk
- Perkiraan harga di masa mendatang
- Distribusi pendapatan
- Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.
2. Pengertian Penawaran.
Penawaran
adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada
berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang
mempengaruhi penawaran:
3. Teori Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang
yang produsen ingin tawarkan atau jual pada bebrbagai tingkat harga selama satu
periode waktu tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran :
- Harga barang itu sendiri
- Harga barang lain yang terkait
- Harga faktor produksi
- Biaya produksi
- Teknologi produksi
- Jumlah pedagang/penjual
- Tujuan perusahaan
- Kebijakan pemerintah
A. Kurva permintaan dan
kurva penawaran
Hukum
Permintaan.
Hukum
permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan :
“Hubungan antara barang yang
diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu
ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun
dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.”
Kurva Permintaan
Kurva
Permintaan dapat didefinisikan sebagai :
“Suatu
kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu
dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.” Kurva permintaan
berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke kanan bawah. Kurva yang
demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta
yang mempunyai sifat hubungan terbalik.
Teori Permintaan,
Dapat dinyatakan :
“Perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya yaitu apabila
permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan
turun, maka harga relatif akan turun.”
Hukum
Penawaran.
“Semakin
tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan
ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang,
semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.”
Kurva Penawaran
Kurva
penawaran dapat didefinisikan sebagai :
“Yaitu
suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga suatu barang tertentu
dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan”.
- Kalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply bergeser ke kiri atas.
- Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas.
- Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar.
Teori Penawaran
Yaitu teori yang menerangkan sifat
penjual dalam menawarkan barang yang akan dijual.
Faktor-faktor yang dapat menggeser kurva
penawaran :
- Kalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply bergeser ke kiri atas.
- Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas
- Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar
B. Permintaan perorangan
dan permintaan pasar
Permintaan
terhadap barang dan jasa dapat dibedakan menjadi 2, yaitu permintaan yang
dilakukan oleh individu/perorangan tertentu dan permintaan yang dilakukan oleh
semua orang di pasar. Oleh sebab itu dalam analisis perlu dibedakan antara
kurva permintaan perseorangan dan kurva permintaan pasar. Kurva permintaan
pasar diperoleh dengan menjumlahkan kurva permintaan berbagai individu.
Hukum Permintaan
“Semakin rendah harga suatu barang, maka makin banyak jumlah barang yang diminta dan sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang, maka jumlah yang diminta
berkurang”
Hukum permintaan adalah suatu peraturan yang harus diikuti dalam perdagangan valas, bersama dengan Hukum penawaran, kedua hukum ini akan membentuk “trend”. Ilustrasi yang baik dapat saya gambarkan sebagai berikut :
Jika permintaan akan mata uang USD naik, maka nilai dari mata uang USD akan naik, dan jika permintaannya turun, maka nilai mata uang USD juga turun. Inilah dasar dari sebuah trend dalam perdagangan valas. Suatu nilai mata uang naik dikarenakan banyaknya permintaan atas mata uang yang bersangkutan. Jadi jika trend sedang naik (permintaan tinggi), yang anda perlu lakukan adalah melakukan posisi long (buy) mengikuti arus yang sedang ada.
Berdasarkan jumlah
konsumennya, permintaan dibedakan atas dua macam :
a. Permintaan Perorangan
Permintaan Perseorangan adalah permintaan sejumlah barang dan jasa pada waktu dan tingkat harga tertentu.
Permintaan Perseorangan adalah permintaan sejumlah barang dan jasa pada waktu dan tingkat harga tertentu.
b. Permintaan Pasar
Permintaan Pasar adalah permintaan terhadap sesuatu barang di pasar pada waktu dan harga tertentu yang dilakukan oleh sekelompok konsumen.
Permintaan Pasar adalah permintaan terhadap sesuatu barang di pasar pada waktu dan harga tertentu yang dilakukan oleh sekelompok konsumen.
Permintaan (Demand)
adalalah jumlah barang dan jasa yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga,
waktu dan pada suatu tempat tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
permintaan, antara lain :
- Harga Barang
- Pendapatan Masyarakat
- Selera Masyarakat
- Kualitas barang yang bersangkutan
- Harga barang lain yang berkaitan
- Waktu
- Jumlah Penduduk
- Ramalan Masa Yang akan dating
Hukum Penawaran
Penawaran Pasar dan Kurva Penawaran Pasar, adalah keinginan dan kemampuan penjual menawarkan/ memproduksi sejumlah barang pada berbagai tingkat harga.
Hukum Penawaran, hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga adalah searah, ceteris paribus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran; Biaya produksi, tingkat persaingan, teknologi, ekspektasi pasar dan faktor non ekonomi yang lain.
Hukum Penawaran dan Kurva Penawaran
Kita
ambil contoh dari hidup kita sehari - hari. Misalkan kita adalah produsen / pabrik dari
baju yang dijual di pasar. Hukum penawaran mengisyaratkan bahwa saat harga dari
baju tersebut naik di pasaran, maka kita memproduksi lebih banyak baju agar
mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain misalnya baju kita adalah baju
lebaran, saat harga baju tersebut meningkat maka akan semakin banyak toko yang
menawarkan baju tersebut karena berharap bisa meraup untung yang lumayan.Bisa
kita tabelkan sebagai berikut :
Tabel 1.1 Penawaran Baju
Harga Baju Jumlah
Penawaran
Rp 20.000 4 potong
Rp 40.000 8 potong
Rp 80.000 16 potong
Rp 20.000 4 potong
Rp 40.000 8 potong
Rp 80.000 16 potong
Jadi
secara sederhana dapat kita definisikan yaitu apabila harga suatu barang/jasa
naik maka kuantitas dari barang/jasa yang ditawarkan juga meningkat dan juga
sebaliknya. Yang dimaksud dengan kurva penawaran adalah kurva yang terbentuk
dari penentuan titik titik dalam grafik yang merepresentasikan hukum penawaran
dimana sumbu X-nya berupa kuantitas (Q=Quantity) dan sumbu Y nya berupa Harga
(P=Price) sehingga membentuk slope yang positif/ menaik.
Suatu gambaran
hipotesis untuk memperoleh permintaan pasar. Misalnya, terdapat 2 orang pembeli
dalam suatu pasar beras, yaitu Ana dan Beta.
C.
Efek pendapatan dan
efek substitusi
Pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang
yang diminta, dapat dijelaskan melalui efek, yakni efek substitusi dan
efek pendapatan. Teori permintaan
menjelaskan bahwa bila terjadi penurunan harga akan menambah permintaan, karena
konsumen akan menambah barang yang harganya turun, dan akan mengurangi konsumsi
barang yang lain (efek pengganti). Disatu sisi penurunan harga juga akan
menyebabkan pendapatn riil konsumen meningkat sehingga akan menambah konsumsi berbagai
barang (efek pendapatan). Dengan kata lain, efek substitusi adalah terjadinya
perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan harga, dimana
perubahaannya dibatasi pada pergerakan sepanjang kurva indiferen
mula-mula(penghasilan rill dianggap tetap),
Efek pendapatan adalah terjadi karena adanya
perubahan harga suatu barnag yang menyebabkan pendapatan riil konsumen berubah
sehingga jumlah barang yang diminta berubah, dimana harga barang lain dan
pendapatan nominal konsumen tetap.
Perbedaan efek substitusi dan pendapatan dapat
digunakan untuk menentukan pakah suatu barang merupakan barang normal,
superior, inferior atau giffen. Pengertian barang normal adalah barang yang
memiliki efek pendapatan selalu positif sedangkan untuk barang superior dapat
ditentukan bila efek pendapatn lebih besar dari nilai absolute efek substitusi.
Efek Pendapatan :
Penurunan Kurva Permintaan Individu
- Ada 2 barang X dan Y yang dikonsumsi.
- Asumsi ceteris paribus: harga barang Y dan pendapatan konstan.
- Jika harga X turun, pendapatan riil naik sehingga kuantitas barang X yang diminta meningkat.
- Garis anggaran berotasi (memutar) ke kanan.
- Perubahan harga berarti mengubah daya beli riil.
- Individu akan berpindah ke kurva indiferens baru yang konsisten dengan daya beli yang baru.
- Garis anggaran akan berotasi mengikuti perpindahan kurva indiferens dan daya beli yang baru.
Efek Substitusi :
Penurunan Kurva Permintaan Individu
- Ada 2
barang X dan Y yang dikonsumsi.
- Asumsi ceteris
paribus: harga barang Y dan utilitas konstan.
- Jika
harga X turun, pendapatan “diimbangi“ (compensated) agar utilitas
tetap (untuk mencegah peningkatan kesejahteraan sebagai akibat penurunan
harga).
- Pergerakan
atau perpindahan di sepanjang kurva indiferens.
- Individu
bertahan pada kurva indiferens yang sama.
- Konsumsinya
harus diubah agar MRS-nya sama dengan rasio harga yang baru dari kedua
barang.
Perpindahan (perubahan) konsumsi terjadi di sepanjang kurva indiferens.
Pemecahan efek substitusi dan efek pendapatan dapat dilakukan melalui 2 metode
yakni :
Metode Hicks dan Metode Slutsky. Pertama akan di
paparkan tentang metode Hicks. Dari gambar 4.9 terlihat keseimbangan awal pada
titik 1 (pada BL1 dan IC1). Misalkan sekarang tingkat harga X mengalami
penurunan, dan BL berubah dari BL1 menjadi BL2. Keseimbangan akhir ada pada
titik 3 dengan kurva indiferen yang lebih tinggi (disini keseimbangan konsumen
meningkat, walaupun tingkat pendapatan nominal tetap, karena pendapatan riil
konsumen terhadap komoditas X naik).
Sebelum keseimbangan bergeser ke titik 3, sebenarnya secara teoritis
terlebih dahulu keseimbangan bergeser ke titik 2. Perhatikan titik 2 yang
menunjukan persinggungan IC1 dengan BL2”. Pada keadaan tersebut komposisi
X dan Y telah berubah. Fenomena ini telah menunjukkan antara titik 1 dan 2 sama
tingkat kepuasannya (pada kurva indeferen yang sama) tetapi jumlah barang X
yang di konsumsi menigkat (sedangkan jumlah barang Y yang di konsumsi turun).
Keadaan ini terjadi karena harga barang X mengalami penurunan. Jadi jelas
sekarang konsumen mensubtitusikan barang Y dengan barang X karena barang X
lebih murah untuk satu tingkat kepuasan yang sama. Inilah yang dinamakan efek
substitusi (es).
Terdapat 3 buah barang yang bisa dikonsumi
konsumen, maka terangkan bagaimana konsumen tersebut melakukan pilihan agar
utilitas yang diperoleh dari mengkonsumsi ketiga barang tersebut adalah
maksimal ?
Dalam ekonomi, utilitas
adalah jumlah dari kesenangan atau kepuasan relatif (gratifikasi) yang dicapai.
Dengan jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau menurunnya
utilitas, dan kemudian menjelaskan kebiasaan ekonomis dalam koridor dari usaha
untuk meningkatkan kepuasan seseorang. Unit teoritikal untuk penjumlahan
utilitas adalah util.
Doktrin dari utilitarianisme ,elihat maksimalisasi dari utilitas sebagai
kriteria moral untuk organisasi dalam masyarakat. Menurut para utilitarian,
seperti Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1876), masyarakat harus bertujuan untuk memaksimalisasikan jumlah
utilitas dari individual, bertujuan untuk “kebahagiaan terbesar untuk jumlah
terbesar”.
Utilitas digunakan oleh ekonom dalam konstruksi sebagai kurva
indiferen, yang berperan sebagai kombinasi dari komoditas
yang dibutuhkan oleh individu atau masyarakat
untuk mempertahankan tingkat kepuasan. Utilitas individu dan utilitas
masyarakat bisa dibuat sebagai variabel tetap dari fungsi utilitas (contohnya
seperti peta kurva indiferen) dan fungsi kesejahteraan sosial. Ketika
dipasangkan dengan komoditas atau produksi, fungsi ini bisa mewakilkan efisiensi Pareto,
yang digambarkan oleh kotak Edgeworth
dan kurva kontrak. Efisiensi ini merupakan konsep utama ekonomi kesejahteraan.
Dalam menentukan urutan preferensi tersebut, syarat - syarat berikut harus
terpenuhi yaitu :
- Untuk setiap dua unit untai komodity, misalnya A dan B, bila A memberi kepuasan yang lebih besar disbanding B, maka A harus dipilih dan bukan B ( A is Preference to B ) begitu juga sebaliknya , bila B memberi kepuasan yang lebih besar dibanding A, maka B harus dipilih dan bukan A ( B is Preference to A ).
- Bila harus A dipilih dan bukan B, sedang B harus dipilih bukan C, maka A harus dipilih dan bukan C. jadi dalam menemukan preferensi, berlaku hubungan yang bersifat transitif.
- Bila untaian komodity A terdiri unsure-unsur yang sama dengan B, sedangkan untuk unsurnya untaian A lebih besar dari B , maka A harus dipilih dan bukan B. tetapi bila hanya sebagian yang lain lebih kecil atau sama, maka tidak dapat dikatakan begitu saja bahwa A harus dipilih dan bukan B.
- seorang konsumen atau suatu keluarga di satu pihak berhadapan dcngan Kebutuhan-Kebutuhan Hidup yang harus dipenuhi, dan yang menentukan apa dan berapa yang ingin dibeli. Di lain pihak dihadapkan dengan Harga Yang Harus Dibayar serta Terbatasnya Penghasilan yang membatasi apa dan berapa yang dapat dibeli.
- Maka persoalannya ialah: bagaimana dengan penghasilan yang tertentu dan terbatas orang dapat memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan sebaik mungkin.
- Menghadapi persolan ini, seorang konsumen harus bertindak bijaksana dalam mempergunakan dan membelanjakan uangnya. Bertindak ekonomis diartikan “mempertimbangkan hasil dan pengorbanan “.
- Hasil yaitu terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan, yaitu karena kegunaan harang/jasa yang dikonsumsikan
- Terpenuhinya kebutuhan itu menimbulkan suatu rasa kepuasan, Maka hasil yang kita peroleh dan konsumsi barang/jasa biasanya disebut kepuasan (satisfaction) Kemampuan barang/jasa untuk memenuhan kebutuhan manusii disebut (utility).
- Seorang konsumen yang bertindak ekonomis pasti mempertimbangkan pengorbanan, yaitu HARGA yang harus dihayar, dan hasil, yailu MANFAAT atau kepuasan yang diperoleh dari pengeluaran uang itu. Dalam hal ini akan ditinjau segi yang kedua, yaitu kepuasan yang ditimbulkan oleh manfaat (utility) barang/jasa yang dikonsumsikan. Sebab ternyata ada hubungan tertentu antara jumlah barang yang dikonsumsikan dan manfaat kepuasan yang diperoleh daripadanya. Hal ini berpengaruh terhadap perilaku konsumen, khususnya berapa yang akan dibelinya dari harang/jasa tertentu.
- Untuk mempermudah pengertian, kita pelajari dahulu bagaimana peri-laku konsumen terhadap satu macam barang saja. Dalam hal ini pertimbangan besarnya penghasilan tidak begitu menentukan, sehingga perhatian sepenuhnya dapat dicurahkan pada persoalan perbandingan harga barang dan manfaatnya hagi konsumen. Kemudian dilengkapi dengan memperhatikan perilaku konsumen terhadap berbagai macam barang. di mana besarnya pendapatan serta pembagian pendapatan atas berbagai macam barang itu akan mendapat sorotan.
Input faktor produksi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. maka biaya
produksi pun dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
- Biaya tetap (Fixed Cost = FC) >>Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jika ada perubahan dalam jumlah output hasil produksi (sampai pada batas tertentu).
- Biaya variabel (Variahel Cost = VC). Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah tergantung besar-kecilnya jumlah produk yang dihasilkan.
- Biaya total (Total Cost = TC) adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel
D.
Mekanisme pasar
Pengertian mekanisme pasar :
Mekanisme pasar adalah suatu proses penentuan tingkat harga berdasarkan
dari kekuatan permintaan dan penawaran. Definisi mekanisme pasar yang
lainnya yaitu kecenderungan dalam pasar bebas untuk terjadinya perubahan dari
harga hingga pasar menjadi seimbang (jumlah yang penawaran sama dengan jumlah
permintaan).
Pasar merupakan lembaga
ekonomi di mana para pembeli atau penjual , baik secara langsung atau tidak
langsung dapat melakukan transaksi perdagangan barang atau jasa. Jadi, pasar
merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi.
Dalam sistem ekonomi liberal,
pasar memainkan peran yang sangat penting . Pasar yang mempertemukan pelaku
usaha yang ingin menjual barang dan jasa . Akibat kepentingan satu sama lain , maka
dengan sendirinya terjadilah tawar menawar (harga kesepakatan).
Mekanisme pasar merupakan
sistem yang cukup efisien dalam memberlakukan haraga yang adil dan bahkan untuk
mengalokasikan faktor-faktor produksi dan mendorong kegiatan ekonomi. Hal ini
akan dibahas dalam makalah ini tentan mekanisme pasar.
Mekanisme pasar adalah
kecenderungan dalam pasar bebas untuk terjadinya perubahan harga sampai pasar
menjadi seimbang(jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta). Teori
ekonomi standar mengatakan bahwa meskipun pengaruh kelembagaan selain free
market bisa saja menghasilkan alokasi yang efisien dan optimal. Dengan kata
lain, jika pasar tidak eksis, alokasi sumber daya tidak akan terjadi secara
efisien dan optimal. Dalam beberapa hal, mekanisme pasar tidak bisa bekerja
secara optimal pada beberapa sumber daya alam.
Arti atau pengertian permintaan dan penawaran
Permintaan adalah keinginan dari konsumen untuk membeli suatu barang
pada berbagai tingkat harga selama priode waktu tertentu. Seperti misalnya
Mengenai permintaan pakaian di kota Bandung, kita membicarakan mengenai berapa
jumlah pakaian yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga dalam satu priode
waktu tertentu, per bulan, atau pertahun di kota Bandung. Berikut ini beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, diantaranya seperti :
- Harga
dari barang itu sendiri.
- Harga
barang yang terkait.
- Selera
ataupun kebiasaan
- Tingkat
pendapatan perkapita.
- Jumlah penduduk di daerah tersebut.
Penawaran adalah keinginan dari produsen untuk menawarkan atau menjual
sejumlah barang pada berbagai macam tingkat harga selama satu periode tertentu.
Dan inilah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penawaran, diantaranya
seperti dibawah ini :
- Harga
dari barang itu sendiri.
- Harga
barang yang terkait.
- Harga
faktor produksi.
- Biaya
dari produksi barang.
- Teknologi
untuk menproduksi barang.
- Jumlah
penjual.
- Tujuan
dari perusahaan.
- Kebijakan dari pemerintah.
Berikut ini beberapa kebaikan dan kelemahan mekanisme pasar
Mekanisme pasar merupakan suatu sistem yang cukup efisien dalam
mengalokasi berbagai faktor produksi dan mengembangkan perekonomian, tetapi
dalam keadaan tertentu dapat menimbulkan akibat yang buruk sehingga dibutuhkan
campur tangan dari pemerintah untuk memperbaikinya.
Mekanisme pasar dapat mengalokasikan faktor produksi dengan cukup
efisien dan juga dapat mendorong perkembangan dari ekonomi yang disebabkan
karena dia mempunyai beberapa kebaikan, diantaranya seperti di bawah ini :
- Pasar
dapat memberikan informasi yang sangat tepat.
- Pasar
dapat memberi perangsang untuk mengembangkan kegiatan.
- Pasar
dapat memberi perangsang untuk memdapatkan keahlian yang lebih modern.
- Pasar
dapat menggalakan penggunaan barang dan juga faktor produksi secara
efisien.
- Pasar dapat memberikan kebebasan yang cukup tinggi pada masyarakat untuk melakukan berbgai kegiatan ekonomi.
Beberapa kelemahan dari mekanisme pasar, diantaranya seperti di bawah
ini:
- Kebebasan
yang tidak memiliki batas, dapat menindas golongan yang lemah.
- Kegiatan
dari ekonomi sangat tidak stabil keadaannya, mekanisme pasar yang bebas
dapat menyebabkan perekonomian akan mengalami kegiatan naik-turun yang tak
teratur.
- Sistem
pasar dapat menyebabkan monopoli, tidak selalu mekanisme pasar itu
merupakan sistem pasar persaingan sempurna, yang dimana harga dan juga
jumlah barang yang diperjualbelikan ditentukan oleh permintaan pembeli dan
penawaran penjual yang banyak jumlahnya.
- Mekanisme
pasar tidak bisa menyediakan beberapa jenis barang secara efisien.
- Kegiatan dari pembeli atau konsumen dan produsen mungkin dapat menimbulkan “eksternalitas” yang merugikan, Disini yang dimaksud dengan “eksternalitas” yaitu akibat sampingan (buruk atau baik) yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan mengkonsumsi ataupun menproduksi.
E. Perubahan keseimbangan pasar
Harga keseimbangan atau harga ekuilibrium dalam
ekonomi adalah merupakan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva
permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan
di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang
diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah
tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi
patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis,
sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya
diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai
tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga
merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu
sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk
secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik
antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan
penawarannya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka harga
keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan
kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas
keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan
penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama
besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini
akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam
menentukan harga.
F. Surplus konsumen
Konsumen diasumsikan untuk memilih di antara alternatif yang tersedia
sedemikian rupa sehingga kepuasan yang berasal dari mengkonsumsi komoditas
adalah sebesar mungkin. Ini berarti bahwa ia menyadari adanya alternatif yang
harus dihadapi dan mampu mengevaluasi mereka. Semua informasi yang berkaitan
dengan kepuasan konsumen yang berasal dari berbagai jumlah komoditas terkandung
dalam fungsi utilitasnya.
Surplus adalah jumlah yang melebihi hasilnya, berlebihan, sisa.
Istilah surplus dalam ilmu ekonomi adalah sebagai berikut :
a.
Surplus Produsen
Adalah pendapatan tambahan yang diperoleh oleh
seseorang produsen dari penerimaan harga suatu barang yang lebih tinggi
dibandingkan dengan harga yang sebenarnya telah dipersiapkan untuk ditawarkan.
b.
Surplus Konsumen
Adalah kepuasan atau kegunaan ( utility )
tambahan yang diperoleh konsumen dari pembayaran
harga suatu barang yang lebih
rendah dari harga yang konsumen bersedia membayarnya.
(novitascorpiogirls.blogspot.com/definisi-ekonomi-surplus.html).
Dasar pendekatan yang digunakan untuk analisis
pasar adalah menganalisis (marginalism approach), yang mengatakan bahwa
keputusan dalam memproduksi atau mengkonsumsi ditentukan oleh beberapa besar
tambahan pendapatan atau manfaat dari unit terakhir barang yang diproduksi atau
dikonsumsi. (teori ekonomi mikro suatu pengantar prathama rahardja
& mandala manurung)
c.
Surplus Konsumen dan Surplus Produsen
Apabila harga keseimbangan pasar (
equilibrium ) itu kita bandingkan dengan semua kemungkinan harga pada
kurva permintaan dan semua kemungkinan harga pada kurva penawaran terdapat
suatu hubungan yang menarik.
(novitascorpiogirls.blogspot.com/definisi-ekonomi-surplus.html).
Teori surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam
menganalisis dampak campur tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah dianggap
makin buruk bila total kehilangan surplus ekonomi ( kehilangan surplus konsumen
+ surplus produsen ) makin besar. Dalam buku teks berbahasa Inggris, ini
disebut deadweight loss.
Surplus konsumen merupakan istilah yang dipergunakan oleh para ekonom
untuk menjabarkan perbedaan antara jumlah uang yang bersedia dibayarkan oleh
konsumen untuk barang dan jasa dengan harga pasar yang sebenarnya. Secara spesifik, surplus konsumen terjadi
ketika konsumen bersedia membayar "lebih" untuk suatu barang atau
jasa dari yang mereka bayar saat ini. Meski kedengaran seperti suatu perhitungan
yang rumit, menghitung surplus konsumen sebenarnya merupakan suatu persamaan
yang mudah jika Anda tahu faktor-faktor apa saja yang harus dimasukkan.
Pahami hukum permintaan.
Sebagian besar orang pernah
mendengar frasa "permintaan dan penawaran" digunakan untuk
menggambarkan kekuatan misterius yang memerintah ekonomi pasar, namun banyak
orang tidak mengerti implikasi penuh konsep ini. "Permintaan" merujuk
pada keinginan untuk mendapatkan suatu barang atau jasa di pasar. Secara umum,
jika semua faktor lainnya sederajat, permintaan atas suatu produk akan menurun
begitu harga naik.
Sebagai contoh, mari kita ambil satu perusahaan yang akan merilis
televisi model baru. Semakin tinggi harga yang mereka kenakan untuk model baru
ini, maka semakin sedikit jumlah televisi yang dapat mereka harapkan untuk
terjual secara keseluruhan. Ini disebabkan karena konsumen memiliki jumlah uang
yang terbatas untuk dibelanjakan dan, dengan membayar televisi yang berharga
lebih mahal, mereka mungkin harus mengorbankan berbelanja untuk hal-hal lainnya
yang dapat memberi manfaat lebih besar (bahan pangan, bensin, cicilan utang,
dll.)
Pahami hukum penawaran.
Sebaliknya, hukum penawaran
menentukan bahwa produk dan jasa yang menuntut harga tinggi akan disediakan
dalam jumlah besar. Pada intinya, orang-orang yang menjual barang ingin
mendapatkan pendapatan sebanyak mungkin dengan menjual banyak produk mahal,
sehingga, jika satu tipe produk atau jasa tertentu sangat menguntungkan, maka
para produsen akan bergegas memproduksi barang atau jasa itu.
Sebagai contoh, mari kita ambil momen tepat sebelum Hari Ibu, bunga
tulip menjadi sangat mahal. Untuk menanggapi ini, para petani yang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan tulip akan mencurahkan seluruh sumber daya mereka
pada aktivitas ini, menghasilkan tulip sebanyak mungkin untuk mengambil
keuntungan dari situasi saat harga sedang tinggi.
Pahami bagaimana permintaan dan penawaran
diwakilkan dalam grafik.
Satu cara
yang paling umum digunakan oleh para ekonom untuk menggambarkan hubungan antara
permintaan dan penawaran adalah melalui grafik x/y 2 dimensi. Biasanya, dalam
kasus ini, sumbu x ditetapkan sebagai "Q", jumlah (quantity)
barang di pasar, dan sumbu y ditetapkan sebagai "P", harga (price)
barang. Permintaan dinyatakan sebagai kurva yang melengkung dari kiri atas ke
bagian kanan bawah grafik, dan penawaran dinyatakan sebagai kurva yang
melengkung dari kiri bawah ke kanan atas.
Perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran merupakan titik
tempat pasar mencapai ekuilibrium (keseimbangan)—dengan kata lain, titik di
mana produsen menghasilkan barang dan jasa pada jumlah yang persis diminta oleh
konsumen.
G.
Eksternalitas jaringan
Dalam ilmu ekonomi, eksternalitas
jaringan terjadi ketika
permintaan seorang individu bergantung pada pembelian individu-individu
lainnya. Eksternalitas jaringan dapat berwujud postif atau negatif. Disebut
postif apabila jumlah barang yang diminta konsumen tertentu meningkat
akibat adanya peningkatan pembelian oleh konsumen lain. Sedangkan eksternalitas
jaringan negatif terjadi apabila permintaan menurun akibat adanya peningkatan
pembelian oleh orang lain.
Contoh dari
eksternalitas jaringan positif terjadi pada situs jaringan sosial seperti Friendster, Facebook,
atau MySpace. Semakin banyak
orang yang telah bergabung dengan situs jaringan sosial tersebut, semakin
banyak pula orang yang ingin mendaftar.
Pengertian
Eksternalitas
Eksternalitas
merupakan efek samping suatu tindakan pelaku ekonomi terhadap pelaku ekonomi
lain yang merupakan pengaruh-pengaruh sampingan terjadi apabila
perusahaan-perusahaan atau orang-orang membebankan biaya atau manfaat atas
orang lain diluar tempat berlangsungnya pasar. Eksternalitas muncul ketika
seseorang atau perusahaan mengambil tindakan yang mempunyai efek bagi seseorang
ataupun perusahaan, efek tersebut tidak dibayar oleh individu atau perusahaan
yang bertindak. Disebut eksternal karena mekanisme pasar tidak dapat memasukkan
semua biaya, yaitu biaya sosial, biaya sebenarnya dari barang tersebut dalam
penentuan harga barang (true cost). Eksternalitas dibagi
menjadi dua tipe yaitu eksternalitas positif dan eksternalitas negatif.
Eksternalitas positif terjadi apabila pengaruh sampingan sifatnya membangun.
Salah satu contohnya yaitu pembangunan jaringan jalan raya. Sedangkan
eksternalitas negatif akan terjadi apabila pengaruh sampingannya bersifat
menganggu dapat berupa gangguan kecil hingga ancaman besar. Contohnya antara
lain, polusi udara dan air, kerusakan karena pertambangan terbuka,
limbah-limbah berbahaya, obat-obatan dan makanan yang membahayakan dan
bahan-bahan radio aktif.
Jenis-Jenis
Eksternalitas
Jenis-jenis
ekternalitas yang dapat terjadi dalam interaksi ekonomi (Pearee dan Nash, 1991;
Bohm, 1991):
1)
Dampak
Suatu Produsen Terhadap Produsen Lain
Suatu kegiatan
produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen lain jika
kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi
produksi dari produsen lain. Dampak atau efek yang termasuk dalam kategori ini
meliputi biaya pemurnian atau pembersihan air yang dipakai (eater intake
clen-up costs) oleh produsen hilir (downstream producers) yang menghadapi
pencemaran air (water polution) yang diakibatkan oleh produsen hulu (upstream
producers). Hal ini terjadi ketika produsen hilir membutuhkan air bersih untuk
proses produksinya. Dampak kategori ini bisa dipahami lebih jauh dengan contoh
lain berikut ini. Suatu proses produksi (misalnya perusahaan pulp) menghasilkan
limbah-residu-produk sisa yang beracun dan masuk ke aliran sungai, danau, atau
semacamnya, sehingga produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen
lain yakni para penangkap ikan (nelayan). Dalam hal ini, kegiatan produksi pulp
tersebut mempunyai dampak negatif terhadap produksi lain (ikan) atau nelayan,
dan inilah yang dimaksud dengan efek suatu kegiatan produksi terhadap produksi
komoditi lain.
2)
Dampak
Produsen Terhadap Konsumen
Suatu produsen
dikatakan mempunyai ekternal efek terhadap konsumen, jika aktivitasnya merubah
atau menggeser fungsi utilitas rumahtangga (konsumen). Dampak atau efek samping
yang sangat populer dari kategori kedua yang populer adalah pencemaran atau
polusi. Kategori ini meliputi polusi suara (noise), berkurangnya fasilitas daya
tarik alam (amenity) karena pertambangan, bahaya radiasi dari stasiun
pembangkit (polusi udara) serta polusi air, yang semuanya mempengaruhi kenyamanan
konsumen atau masyarakat luas. Dalam hal ini, suatu agen ekonomi
(perusahaan-produsen) yang menghasilkan limbah (wasteproducts) ke udara atau ke
aliran sungai mempengaruhi pihak dan agen lain yang memanfaatkan sumber daya
alam tersebut dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh, kepuasan konsumen terhadap
pemanfaatan daerah-daerah rekreasi akan berkurang dengan adanya polusi udara.
3)
Dampak
Konsumen Terhadap Konsumen Lain
Dampak konsumen
terhadap konsumen yang lain terjadi jika aktivitas seseorang atau kelompok
tertentu mempengaruhi atau menggangu fungsi utilitas konsumen yang lain.
Konsumen seorang individu bisa dipengaruhi tidak hanya oleh efek samping dari
kegiatan produksi tetapi juga oleh konsumsi oleh individu yang lain. Dampak
atau efek dari kegiatan suatu seorang konsumen yang lain dapat terjadi dalam
berbagai bentuk. Misalnya, bisingnya suara alat pemotong rumput tetangga,
kebisingan bunyi radio atau musik dari tetangga, asap rokok seseorang terhadap
orang sekitarnya dan sebagainya.
4)
Dampak
Konsumen Terhadap Produsen
Dampak konsumen
terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu fungsi produksi
suatu produsen atau kelompok produsen tertentu. Dampak jenis ini misalnya
terjadi ketika limbah rumahtangga terbuang ke aliran sungai dan mencemarinya
sehingga menganggu perusahaan tertentu yang memanfaatkan air baik oleh ikan
(nelayan) atau perusahaan yang memanfaatkan air bersih.Lebih jauh Baumol dan
Oates (1975).
C. Faktor-Faktor
Penyebab Ekternalitas
1)
Keberadaan
Barang Publik
Karena sifat
barang publik yang tidak ekslusif dan merupakan konsumsi umum. Keadaan
seperti akhirnya cendrung mengakibatkan berkurangnya insentif atau rangsangan
untuk memberikan kontribusi terhadap penyediaan dan pengelolaan barang
publik. Kalaupun ada kontribusi, maka sumbangan itu tidaklah cukup besar
untuk membiayai penyediaan barang publik yang efisien, karena masyarakat
cendrung memberikan nilai yang lebih rendah dari yang seharusnya
(undervalued).
2)
Sumber
Daya Bersama
Keberadaan sumber daya bersama (common resources) atau akses
terbuka terhadap sumber daya tertentu ini tidak jauh berbeda dengan
keberadaan barang publik di atas.
Sumber-sumber daya milik bersama, sama halnya dengan barang-barang publik, tidak ekskludabel. Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya, dan cuma-cuma. Namun tidak seperti barang publik, sumber daya milik bersama memiliki sifat bersaingan. Pemanfaatannya oleh seseorang, akan mengurangi peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Jadi, keberadaan sumber daya milik bersama ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa banyak pemanfaatannya yang efisien. Contoh klasik tentang bagaimana eksternalitas terjadi pada kasus sumberdaya bersama ini adalah seperti yang diperkenalkan oleh Hardin (1968) yang terkenal dengan istilah tragedi barang umum (the tragedy of the commons).
3)
Ketidaksempurnaan
Pasar
Masalah
lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu partisipan didalam suatu tukar
manukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu mempengaruhi hasil yang
terjadi (outcome). Hal ini bisa terjadi pada pasar yang tidak
sempurna (imperfect market) seperti pada kasus monopoli (penjual
tunggal).
4)
Kegagalan
Pemerintah
Sumber
ketidakefisienan dan atau eksternalitas tidak saja diakibatkan oleh kegagalan
pasar tetapi juga karena kegagalan pemerintah (government failure).
Kegagalan pemerintah banyak diakibatkan tarikan kepentingan pemerintah sendiri
atau kelompok tertentu (interest groups) yang tidak mendorong
efisiensi. Kelompok tertentu ini memanfaatkan pemerintah untuk mencari
keuntungan (rent seeking) melalui proses politik, melalui kebijaksanaan dan
sebagainya.
D. Eksternalitas
Negatif Dan Positif Dalam Produksi Maupun Konsumsi
1)
Eksternalitas
Negatif Dari Produksi
Pengertian
eksternalitas negatif lebih kurang adalah efek samping yang negatif dari suatu
tindakan dari pelaku ekonomi (katakanlah suatu perusahaan) yang di derita oleh
pihak yang tidak terlibat dalam tindakan ekonomi tersebut (bystander). Misalnya
pada umumnya pabrik akan mengeluarkan asap. Yang secara umum dapat dikatakan
bahwa setiap tindakan ekonomi berpotensi membawa efek samping, yang
permasalahannya hanya pada tingkat gangguannya saja. Dengan demikian,
pelarangan secara total akan menghentikan kegiatan ekonomi pada sektor usaha
ini. dengan adanya efek negatif ini.
2)
Eksternalitas
Positif dari Produksi
Yang dimaksud dengan eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan
dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa
adanya kompensasi dari pihak yang diuntungkan. meskipun banyak pasar dimana biaya
social melebihi biaya pribadi, ada pula pasar-pasar yang justru sebaliknya,
yakni biaya pribadi para produsen lebih besar dari biaya sosialnya.di pasar
inilah, eksternalitasnya bersifat positif, dalam arti menguntungan pihak lain
(selain produsen dan konsumen). Contoh yang dapat di kemukakan disini adalah
pasar robot industry (robot yang khusus di rancang untuk melakukan kegiatan
atau fungsi tertentu di pabrik-pabrik).Robot adalah ujung tombak dari kemajuan
tekhnologi yang mutakhir. Sebuah perusahaan yang mampu membuat robot, akan
berkesempatan besar menemukan rancangan-rancangan rekayasa baru yang serba
lebih baik. Rancangan ini tidak hanya akan menguntungkan perusahaan yang
bersangkutan, namun juga masyarakat secara keseluruhan karena pada akhrnya
rancangan itu akan menjadi pengetahuan umum yang bermanfaat.
3)
Eksternalitas
Dalam Konsumsi
Sejauh ini,
eksternalitas yang telah kita bahas hanya eksternalitas yang berkaitan dengan
kegiatan produksi. Selain itu masih ada eksternalitas yang terkandung dalam
kegiatan konsumsi. Konsumsi minuman beralkohol, misalnya, mengandung
eksternalitas negatif jika si peminum lantas mengemudikan mobil dalam keadaan
mabuk atau setengah mabuk, sehingga membahayakan pemakai jalan lainnya.
Eksternalitas dalam konsumsi ini juga ada yang bersifat positif. Contohnya
adalah konsumsi pendidikan. Semakin banyak orang yang terdidik, masyarakat atau
pemerintahnya akan diuntungkan. Pemerintah akan lebih mudah merekrut tenaga-tenaga
cakap, sehingga pemerintah lebih mampu menjalankan fungsinya dalam melayani
masyarakat.
E. Solusi
Swasta Terhadap Eksternalitas
Kita
telah menyimak bahwa keberadaan eksternalitas itu dapat mengakibatkan alokasi
sumber daya yang dilakukan oleh pasar menjadi tidak efisien. Namun sejauh ini
kita baru mengulas secara sekilas tentang cara-cara mengatasi eksternalitas
tersebut. Dalam prakteknya, bukan hanya pemerintah saja yang perlu dan dapat
mengatasi eksternalitas itu, melainkan juga pihak-pihak nonpemerintah, baik itu
pribadi/kelompok maupun perusahaan/ organisasi kemasyarakatan. Untuk mudahnya,
kita sebut saja pihak-pihak nonpemerintah tersebut sebagai pihak “pribadi” atau
“swasta”. Pada dasarnya, tujuan yang hendak dicapai oleh pemerintah maupun pihak
swasta (perorangan dan kelompok), berkenaan dengan penanggulangan eksternalitas
itu sama saja, yakni untuk mendorong alokasi sumber daya agar mendekati kondisi
yang optimum secara sosial. Pada bagian pembahasan berikut kita akan menelaah
solusi-solusi atau upaya-upaya yang dilakukan oleh pribadi atau swasta (private
solutions) dalam mengatasi persoalan eksternalitas.
1). Jenis-jenis
Solusi Swasta
Inefisiensi
pasar akibat eksternalitas tidak perlu selalu harus atau bisa diatasi dengan
penegakan atau peningkatan standar moral, atau ancaman penerapan sanksi sosial.
Misalnya, mengapa orang-orang secara sadar tidak mau membuang sampah
sembarangan? Peraturan resmi yang mengatur tentang sampah memang ada, namun di
banyak tempat, peraturan semacam itu tidak dijalankan secara sungguh-sungguh.
Kita tidak mau membuang sampah disembarang tempat juga bukan karena takut
dengan peraturan-peraturan semacam itu, namun karena kita mengetahui atau
menyadari bahwa tidaklah baik dan tidak patut sejak kita masih kanak-kanak,
bahwa kita boleh melakukan sesuatu moral inilah yang kemudian membatasi
perilaku dan tindakan kita, agar sedapat mungkin tidak merugikan orang lain.
Dalam bahasa ekonomi, ajaran agama itu meminta kita untuk melakukan
internalisasi eksternalitas.
Contoh lain
solusi swasta, adalah derma atau amal yang seringkali sengaja diorganisasikan
untuk mengatasi suatu eksternalitas. Contohnya adalah Sierra Club, sebuah
organisasi sosial swasta yang sengaja dibentuk untuk turut melestarikan
lingkungan hidup. Organisasi ini mengandalkan pemasukannya dari donasi
pihak-pihak yang bersimpati atau iuran anggota. Hal ini sebagai contoh untuk
eksternalitas negatif. Sedangkan untuk eksternalitas positif, kita mengetahui
banyak perguruan tinggi yang membentuk yayasan yang menghimpun sumbangan dari
para alumni, perusahaan, atau pihak-pihak lain, untuk kemudian disalurkan
sebagai beasiswa.
Pasar swasta
terkadang juga mampu mengatasi masalah eksternalitas, dengan membiarkan
pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengatasinya. Motif utama mereka memang
untuk memenuhi kepentingannya sendiri, namun dalam melakukan suatu tindakan ,
mereka juga sekaligus mengatasi eksternalitas. Sebagai contoh, kita lihat saja
apa yang akan dilakukan oleh seorang petani apel dan seorang peternak lebah
yang hidup berdekatan. Pada saat lebah-lebah itu mencari madu dari satu bunga
apel ke bunga lainnya, mereka membantu penyerbukan dan mempercepat pohon-pohon
apel itu berbuah. Ini menguntungkan si petani apel. Sedangkan si peternak juga
untung karena ia tidak perlu memberi makan lebah-lebahnya. Namun jika kerja
sama terselubung yang saling menguntungakan itu tidak dipehitungkan, maka kedua
belah pihak bisa merugi. Jika pohon apel yang ditanam si petani terlalu
sedikit, maka lebah-lebah itu akan kekurangan makanan. Sebaliknya, jika lebah
yang dipelihara si peternak terlalul sedikit, maka proses penyerbukan tidak
lancar. Eksternalitas ini dapat diinternalisasikan dengan cara penggabungan
kedua usaha. Si petani membeli seluruh atau sebagian usaha peternakan lebah,
atau sebaliknya si peternak membeli seluruh atau sebagian pohon apel. Jika
kedua usaha itu disatukan, maka pengelolanya akan lebih mudah menentukan berapa
banyak pohon apel yang harus ditanam, dan berapa ekor lebah yang harus
dipelihara, demi membuahkan hasil yang maksimal. Dalam kenyataannya, niat untuk
mengupayakan internalisasi eksternalisasi seperti itulah, yang merupakan
penyebab mengapa banyak perusahaan yang menekuni lebih dari satu bidang/ jenis
usaha sekaligus. Cara lain di pasar swasta dalam mengatasi eksternalitas
adalah, penyusunan kontrak atau perjanjian di antara pihak-pihak yang menaruh
kepentingan.
2). Teorema
Coase
Ada sebuah
pemikiran yang disebut teorema Coase (Coase therem) mengambil nama perumusnya,
yakni ekonom Ronald Coase-yang menyatakan bahwa solusi swasta bisa sangat
efektif seandainya memenuhi satu syarat. Syarat itu adalah pihak-pihak yang
berkepentingan dapat melakukan negosiasi atau merundingkan langkah-langkah
penanggulangan masalah eksternalitas yang ada diantara mereka, tanpa menimbulkan
biaya khusus yang memberatkan alokasi sumber daya yang sudah ada. Menurut
teorema Coase, hanya jika syarat itu terpenuhi, maka pihak swasta itu akan
mampu mengatasi masalah eksternalitas dan meningkatkan efisiensi alokasi sumber
daya.
3). Penyebab
Gagalnya Solusi Swasta
Logika teorema
Coase memang meyakinkan, namun tidak selamanya sesuai dengan kenyataan yang
ada. Dalam prakteknya, kita tahu bahwa pelaku-pelaku ekonomi swasta/pribadi
seringkali gagal memperoleh pemecahan yang efisien, atas suatu masalah yang bersumber
dari eksternalitas. Teorema Coase ternyata hanya berlaku, jika pihak-pihak yang
berkepentingan tidak dihadapkan pada kendala untuk mencapai dan melaksanakan
kesepakatan. Itu berarti, peluang kesepakatan memang selalu terbuka, namun hal
itu tidak selalu bisa diwujudkan.
F. Kebijakan
Publik Untuk Mengatasi Eksternalitas
1). Regulasi
Mengatasi suatu
eksternalitas dengan melarang atau mewajibkan perilaku tertentu dari
pihak-pihak tertentu yang disebut regulasi atau pendekatan komando dan kontrol
untuk melenyapkan eksternalitas. Seperti pemerintah dapat menindak pihak-pihak
tertentu yang mencemari lingkungan dengan limbah produksinya.
2). Pajak Pigovian Dan Subsidi
Pajak Pigovian adalah pajak
yang khusus diterapkan untuk mengoreksi dampak dari suatu eksternalitas
negatif. Disebut pajak pigou karena ditemukan oleh ekonom yang bernama Arthur
Pigou (1877-1959). Bentuk dari pajak tersebut adalah ketika ada dua pabrik
yaitu pabrik baja dan pabrik kertas yang masing-masing membuang limbah 500 ton
per tahun, maka hanya dua pilihan yang mereka lakukan. Pertama, Badan
Perlindungan Lingkungan Hidup (EPA, Environmental Protection Agency) akan
mewajibkan semau pabrik untuk mengurangi limbahnya hingga 300 ton per tahun
atau yang kedua, mereka akan dikenai pajak sebesar $50,000 untuk setiap ton
limbah yang dibuang oleh setiap pabrik.
Memberi subsidi untuk kegiatan-kegiatan yang memunculkan eksternalitas
positif.
H.
Elastisitas permintaan
dan elastisitas penawaran
Elastisitas
merupakan suatu indeks (bilangan) yang menggambarkan hubungan kuantitatif
antar variabel dependen dengan variabel independen, missal anatara jumlah yang
diminta dengan harga barang tersebut.
Elastisitas memiliki
manfaat untuk mengetahui tingkat”kepekaan” variabel dependen terhadap variabel
yang berstatus independen. Sebagai misal, elastisitas dapat menunjukkan tingkat
sensitivitas (kepekaan) umlah barang yang diminta terhadap perubahan harga
sebesar satu persen. Dengan demikian seorang produsen akan dapat mengukur
seberapa jauh barang dagangannya akan berkurag (dalam %) apabila harganya
dinaikkan dengan x persen.
Bagi seorang pengusaha,
elastisitas sangat bermanfaat untuk dijadikan alat pertimbangan bagi
pengambilan keputusan. misalnya
pengusaha tersebut mengetahui bahwa elastisitas permintaan atas barang
dagangannya bersifat issal. Artinya pengusaha tersebut berhadapan dengan
pembeli yang issalve terhadap perubahan harga. Dengan kata lain, ia tahu bahwa
apabila ia menaikkan harga sebesar 1%, maka konsumen akan mengurangi jumlah
pembeliannya lebih dari 1%. Oleh karena itu, maka ia akan sangat berhati-hati
untuk menaikan harga, bahkan sebaliknya ia mungkin lebih beruntung apabila
memutuskan untuk menurunkan harga saja (misal
1%), yang akan berakibat pada perubahan (peningkatan) jumlah yang diminta lebih
besar dari 1%. Dengan cara itu ia dapat meningktkan revenue totalnya.maka dari
itu,kami akan membahas lebih lanjut tentang konsep elastisitas.
a. Pengertian Elastisitas
Elastisitas merupakan derajat kepekaan kuantitas yang diinta (atau
ditawarkan) terhadap salah satu faktor yang memepengaruhi fungsi permintaan
(atau penawarn). Oleh karena itu, elastisitas biasanya digunakan untuk
menjelaskan respons atau perubahan kuantitas yang diminta jika harga,
pendapatan, atau faktor-faktor lainnya berubah. Derajat kepekaan kuantitas yang
diminta terhadap perubahan harga atau faktor-faktor lainnya tersebut penting
karena hal-hal tersebut mempengaruhi kesetabilan harga –harga di pasar.
Elastisitas dapat juga diartikan sebagai rasi yang digunakan untuk mengukur
perubahan jumlah yang diminta atau yang ditawarkan sebagai akibat perubahan
faktor yang memepengaruhi. Dan ia dapat dirumuskan dengan.
b.
Elastisitas permintaan, elastisitas harga dari permintaan dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Elastisitas permintaan menunjukan persentase perubahan kuantitas yg diminta
sebagai akibat perubahan harga sebesar satu persen. Kuantitas yg diminta dapat
berubah banyak satu persen, lebih besar atau lebih kecil. Elastisitas
permintaan merupakan suatu ukuran mengenai perubahan yg relatif pada jumla
harga dengan rumus = Ed > 1.
Menurut alfered M, elastisitas dibagi menjadi 5, yaitu
1)
Elastis
2)
Tidak elastis
3)
Elastis uniter
4)
Tidak elastis sempurna dan
5)
Elastis sempurna.
Elastisitas harga dari permintaan adalah Suatu ukuran yg mengganbarkan
sampai dimana kuantitas yg diminta akan mengalami perubahan sebagai akibat /
perubahan harga.
Faktor yg
mempengaruhinya :
1)
tingkat kemampuan barang-barang lain untuk mengantiakan
barang yg bersangkutan.
2)
persentase pendapatan yg akan dibelanjakan untuk membeli
barang-barang tersebut.
3)
jangka waktu didalam mana permintaan itu dianalisis.
a.
Menghitung elastisitas harga dari permintaan; elastisitas titik
dan elastisitas busur.
Koefisien elastisitas harga
|
|||
Titik
|
Cara menghitung
|
Hasil perhitungan
|
Sebutan
|
A
|
Eh = EF : o
|
oo
|
Elastis
sempurna
|
B
|
Eh = EF : AB
|
2,5
|
Elastis
sempurna
|
C
|
Eh = CF : AC
|
1,3
|
Elastis
sempurna
|
D
|
Eh = DF : AD
|
1
|
Berelastisitas
satu
|
E
|
Eh = EF : AF
|
0,4
|
Inelastis
|
F
|
Eh = o : AF
|
0
|
Inelastis
sempurna
|
b.
Berbagai variasi kurva permintaan.
Suatu kurva yg mengambarkan hubungan fungsional antara harga dan jumlah
barang yg diminta. Contoh :
Kurva permintaan dalam bentuk tabel.
Harga
|
Jumlah yg diminta
|
100
|
50
|
200
|
40
|
300
|
30
|
400
|
20
|
500
|
10
|
a.
Penerimaan total dan
elastisitas harga dari permintaan.
Penerimaan total adalah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari hasil
penjualan sejumlah produk.
Elastisitas harga dari permintaan adalah Suatu ukuran yg mengganbarkan
sampai dimana kuantitas yg diminta akan mengalami perubahan sebagai akibat /
perubahan harga. Cara untuk menghitung dirumuskan TR
= P x Q
b.
Elastisitas dan penerimaan total di sepanjang kurva permintaan
linier.
Cara menghitung penerimaan total dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah
produk dengan harga jual produk per unit. Jika dirumuskan:
TR = P x Q
KET : TR
= Penerimaan total
perusahaan.
Q =
Jumlah produk yg dihasilkan.
P
= Harga jual per unit.
c.
Elastisitas penawaran; elastisitas harga dari penawaran dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan
jasa yg diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut.
Elastisitas harga dari penawaran adalah Suatu ukuran yg mengganbarkan
sampai dimana kuantitas yg ditawarkan akan mengalami perubahan sebagai akibat /
perubahan harga.
Faktor yg mempengaruhinya:
1)
Sifat perubahan biaya produksi.
2)
Jangka waktu analisis
d. Penerapan konsep Elastisitas
dalam permintaan dan penawaran.
Penerapan konsep dari elastisitas adalah untuk meramalkan
apa yg akan barang/jasa dinaikan pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan
harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini
digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal
ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yg akan ia
peroleh.
I. Elastisitas jangka pendek
dan elastisitas jangka panjang
A.
Elastisitas
Permintaan
1). Elastisitas
Harga
Untuk barang-barang
yang habis pakai dalam waktu kurang dari setahun, elastisitas harga lebih besar
dalam jangka panjang dibanding jangka pendek.
Ada dua
penyebab :
a.
Konsumen
membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka.
Contohnya
jika harga kopi naik, maka orang yang biasa minum kopi banayak sulit mengubah
kebiasaan itu dalam jangka pendek, akibatnya permintaan kopi dalam jangka
pendek mengalami penurunan yang relatif sedikit dibandingkan dengan jangka
panjan.
b.
Kadang-kadang
permintaan suatu barang berkaitan dengan barang lain, yang perubahannya baru
terlihat dalam jangka panjang.
Contohnya
harga BBM naik, maka konsumen akan mengurangi jam pemakaian kendaraan, sehingga
dalam jangka pendek elastisitas harga lebih besar.
2). Elastisitas
Pendapatan
Elastisitas
pendapatan dalam jangka panjang bagi barang non durabel lebih besar dibanding
jangka pendek.
B.
Elastisitas
Penawaran
Hampir
semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka panjang
dibanding dengan jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perusahaan mampu
mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam jangka pendek.
Contohnya
perusahaan mobil tidak mungkin membangun pabrik baru dalam jangka pendek.
Dengan demikian kurva penawaran akan mobil dalam jangka panjang lebih elastis
dibanding dengan jangka pendek.
C. Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Jika kita bertanya berapa banyak permintaan atau penawaran berubah
karena perubahan harga, yang harus diperjelas adalah dimensi waktu
perubahannya, Jika dimensi waktunya satu tahun atau kurang, kita berbicara
tentang elastisitas jangka pendek. Bila lebih dari satu tahun, kita berbicara
elastisitas jangka panjang.
1)
Elastisitas Permintaan
a.
Elastisitas Harga
Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun
(barang tidak tahan lama atau non durable goods), elastisitas
harga lebih besar dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek. Ada dua
penyebab.
Pertama, konsumen
membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka. Bila harga kopi
naik,konsumen yang biasa minum kopi banyak (lebih dari tiga gelas per hari),
sulit mengubah kebiasaan itu dalam jangka pendek, Akibatnya permintaan kopi
dalam jangka pendek mengalami penurunan yang relatif sedikit dibanding dalam
jangka panjang,
Kedua, kadang-kadang
permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan barang lain, yang pembahannya
baru terlihat dalam jangka panjang. Misalnya, bila harga BBM naik, maka
konsumen segera melakukan penyesuaian dengan mengurangi jam pemakaian
kendaraan, sehingga dalam jangka pendek elastisitas harga lebih besar. Tetapi
konsumen tidak dapat mengubah jumlah stock kendaraannya, atau segera
menggantikan kendaraannya dengan model yang lebih efisien dalam penggunaan
bahan bakar Dalam dua atau tiga tahun kemudian, denganmobil yang lebih efisien,
penurunan penggunaan BBM akan lebih besar. Sehingga elastisitas
harga jangka panjang lebih besar daripada jangka pendek.
Sebaliknya untuk barang yang masa konsumsinya lebih dari setahun tahan
lama ataudurable goods), permintaannya lebih elastis dalam jangka
pendek dibandingkan jangka panjang. Jika harga mobil naik 10%, dalam
jangka pendek permintaan terhadap mobil dapat saja turun sekitar
15%. Tetapi dalam jangka panjang, karena banyak mobil yang harus diganti (replaced), pembelian
akan naik lagi, sehingga penurunan permintaan dalam jangka panjang kurang dan
10 %
b.
Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan dalamjangka panjang bagi barang
nondurabel lebih besar dibanding jangka pendek. Jika pendapatan meningkat 20%.
Masyarakat yang tadinya hanya mampu makan gaplek, sekarang sebenarnya mampu
membeli beras, Namun karena sudah terbiasa makan gaplek, mereka tidak segera
mengganti konsumsinya ke beras, (Gaplek adalah bahan makanan yang
berasal dari singkong dikeringkan, dapat dibuat makanan yang dinamakan tiwul
sebagai pengganti nasi).
Sebaliknya barang durabel, elastisitas pendapatan dalam jangka pendek
lebih besar pada jangka panjang. Jika pendapatan naik 25%, perubahan permintaan
terhadap mobil dalam jangka pendek dapat mencapai misalnya 30%, tetapi dalam
jangka panjang lebih kecil, karena seseorang tidak membeli mobil setiap tahun.
2)
Elastisitas Penawaran
Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka
panjang, dibanding dalam jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perusahaan
mampu mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam jangka pendek. Misalnya,
perusahaan mobil tidak mungkin membangun pabrik baru dalam waktu kurang dari
satu tahun, tetapi mungkin dalam waktu tiga atau empat tahun. Dengan demikian
kurva penawaran akan mobil dalam jangka panjang lebih elastis dibanding dalam
jangka pendek.
Untuk beberapa barang, penawaran dalam jangka pendeknya inelastis
sempurna (Es = 0). Output sektor properti adalah salah satu
contohnya. Bila di Jakarta ada 5.000 unit apartemen yang siap sewa, maka jumlah
permintaan yang terpenuhi maksimal 5.000 unit. Misalnya dalam tiga bulan ke
depan ada lonjakan permintaan sebesar 10.000 unit, maka kelebihan permintaan
itu tidak terespon oleh sisi penawaran. Sebab tidak mungkin membangun apartemen
baru sebanyak 5.000 unit dalam tempo kurang dari tiga bulan.
Tetapi ada juga barang yang penawarannya justru lebih elastis dalam
jangka pendek, dibanding dalam jangka panjang. Barang itu umumnya yang dapat
didaur ulang (recycling). Misalnya logam besi untuk kebutuhan
industri dapat diperoleh dari hasil primer pertambangan (primary
metal) dan atau hasil daur ulang.
Primary metal mempunyai elastisitas penawaran dalam jangka panjang yang
lebih besar dibanding dalam jangka pendek, baik karena kemajuan teknologi
maupun cukupnya waktu untuk meningkatkan kapasitas produksi. Sebaliknya dengan
besi hasil daur ulang. Karena dapat terus didaur ulang, maka kurva penawaran
dalam jangka panjangnya lebih inelastis dibanding dalam jangka pendek
C. Aplikasi Konsep
Elastisitas
Sebagai bilangan yang menunjukkan tingkat sensitivitas suatu barang
dikaitkan dengan variabel-variabel yang memengaruhinya, maka aplikasinya sangat
luas, khususnya dalam kebijaksanaan penentuan harga. Dalam bagian ini, hanya
dibahas dua contoh saja.
1). Hubungan Elastisitas Harga, Penerimaan Total,
dan Pendapatan Marjinal
Jika harga jual barang naik, dua kemungkinan ekstrem reaksi para
rnanajer. Kemungkinan pertama mereka panik, mengira kenaikan harga menurunkan
permintaan sehingga penerimaan turun. Kemungkinan kedua mereka bergembira,
mengira kenaikan harga akan menyebabkan penerimaan meningkat. Sikap mana yang
benar, sangat ditentukan oleh angka elastisitas harga. Untuk barang yang
permintaannya inelastis, kenaikan harga 10 % akan menyebabkan penurunan
permintaan lebih kecil daripada 10%, sehingga penerunaan total atau total revenue (TR)
meningkat. Atau dapat dikatakan untuk barang yang permintaannya inelastis,
pendapatan marjinal atau
2). Pergeseran Beban Pajak (Tax Incidence)
Jika pemerintah memutuskan mengenakan pajak untuk barang mie instant,pengenaan
pajak dibebankan kepada produsen. Siapakah yang diuntungkan? Sepintas tampaknya
yang diuntungkan adalah konsumen, karena beban pajak ditanggung oleh produsen.
Apakah benar demikian?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita harus memerhatikan sisi
permintaan dan penawaran. Di sisi penawaran, sebagai produk industri,
elastisitasnya relatif besar. Sementara di sisi permintaan, sebagai alternatif
utama dari nasi, permintaannya relatif inelastis. Maka distribusi beban pajak
antara konsumen dan produsen adalah sebagai berikut.
Kondisinya akan terbalik bila yang inelastis adalah kurva penawaran,
sementara kurva permintaannya elastis. Bandingkan contoh di atas dengan contoh
berikut.
Anjloknya nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing telah
menmgkatkan permintaan negara lain terhadap hasil kerajinan tangan Indonesia.
Pemerintah ingin memanfaatkan keadaan itu untuk meningkatkan penerimaan pajak,
dengan mengenakan pajak sebesar T per unit untuk setiap hasil kerajinan tangan
yang dibeli. Agar tidak merugikan produsen yang pada umumnya pengusaha lemah,
maka pajak dipungut kepada konsumen.
Benarkah hal itu merugikan produsen? Karena produsen hendak menggunakan
teknologi canggih, maka kurva penawaran relatif inelastis.
Semetara karena altematif pilihan cindera mata begitu banyak, maka kurva
permintaan relatif elastis.
Pengenaan pajak kepada konsumen menyebabkan kurva perrnintaan bergeser
dari Do ke 01' ]umlah pajak yang berhasil dipungut pemerintah seluas bidang
segi empat A + C. Temyata sebagian besar beban pajak ditanggung produsen.
Permintaan yang elastis membuat konsumen mampu menggeser beban pajaknya ke
produsen. ]adi produsen (pengusaha kecil) dirugikan oleh kebijaksanaan
pemerintah.
3). Teori Cobweb (Sarang Laba-laba)
Teori Cobweb menjelaskan mengenai harga produk pertanian yang
menunjukkan fluktuasi tertentu dari musim ke musim, Penyebab fluktuasi tersebut
adalah reaksi yang terlambat (time Zag) dari produsen (petani)
terhadap harga.
APAKAH BILA PANEN
BERLIMPAH PETANI SELALU BERBAHAGIA ?
Petani diidentikkan dengan orang yang berjasa, namun selalu menderita.
Jika panen gagal, mereka tidak memiliki penghasilan, tetapi bila panen
berhasil, penghasilannya belum tentu makin banyak. Penyebabnya komoditas
pertanian, terutama pertanian pangan, memiliki permintaan dan penawaran yang
inelastis. Artinya baik elastisitas penawaran maupun elastisitas permintaan
(elastisitas harga dan pendapatan) umumnya lebih kecil dari 1.
Elastisitas penawaran yang lebih kecil dari 1 mempunyai makna bila harga
naik 10%, maka jumlah yang ditawarkan hanya bertambah lebih kecil dari 10 %.
Petani tidak mampu merespon kenaikan harga tersebut, Penyebabnya adalah: 1)
kegiatan produksi pertanian rakyat masih sangat tergantung kepada iklim dan
kemurahan alam, terutama sumber air, kualitas tanah, dan sinar matahari, 2)
teknologi produksi yang digunakan masih sangat sederhana sehingga kuantitas dan
kualitas produksi rendah, dan 3) skala usaha yang sangat kecil menyebabkan
kegiatan produksi tidak efisien,
Elastisitas pendapatan yang lebih kecil dari 1 mempunyai makna bile
pendapatan masya-rakat naik 10 %, maka permintaan terhadap pangan hanya naik
kurang dari 10 %. Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa peningkatan
kesejahteraan masyarakat tidak mempunyai dampak yang besar terhadap pertambahan
permintaan pangan.
Elastisitas harga yang lebih kecil dari 1 mempunyai makna bila harga
turun sebesar 110 %, maka permintaan (jumlah yang diminta) hanya naik kurang
dari 10 %.Bila dilihat dari sisi lain (bertambahnya jumlah produksi), akan
diperoleh kesimpulan yang cukup mengenaskan. Maksudnya, jika produksi atau
panen meningkat sebanyak 10 %, maka agar tambahan produksi dapat terjual habis,
harga Jual harus diturunkan lebih besar dari 10%. Dengan demikian justru pada
saat panen berlimpah, petani menjadi sangat was-was.
Ternyata pada saat panen berlimpah. pendapatan petani justru menurun.
J. Memperkirakan
permintaan
Pengukuran permintaan adalah
usaha untuk mengetahui permintaan atas suatu produk atau sekelompok produk di
masa yang lalu dan di masa yang sekarang dalam kendala satu asset kondisi
tertentu. Sedangkan,Perkiraan permintaan merupakan usaha untuk
mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam
kendala satu asset kondisi tertentu.
Dasar penentuan ukuran pasar :
- Pasar potensial, kumpulan konsumen yang memiliki tingkat minat cukupbesar terhadap penawaran pasar.
- Pasar yang tersedia, Kumpulan konsumen yang memiliki minat, penghasilan serta akses terhadap penawaran pasar.
- Pasar sasaran, Bagian pasar yang diputuskan oleh perusahaan untuk dilayani
d. Pasar
terpenetrasi, Kumpulan konsumen yang membeli produk perusahaan.
Untuk memperkirakan permintaan pasar saat ini, perusahaan perlu
mengetahui :
a. Total
potensi pasar
Merupakan jumlah penjualan maksimum bagi semua perusahaan dalam
industri sepanjang periode tertentu dibawah usaha pemasaran industri serta
kondisi lingkungan tertentu.
Cara menentukan potensi pasar :
PP : Jumlah
pembeli potensial X Harga
Contoh: diketahui terdapat 100 pembeli buku setiap tahun, rata-rata
pembelian sebanyak 5, harga buku rata-rata Rp.50.000,00
Tentukan berapa potensi pasar buku tersebut?
PP=100 x 5 x 50.000 = 250.000.000
b. Potensi
pasar suatu wilayah
Karena perusahaan harus mengalokasikan anggaran pemasaran secara
optimal terhadap wilayah-wilayah terbaiknya perusahaan harus
memperkirakan potensi pasar berbagai kota, negara atau wilayah tertentu.
Terdapat 2 (dua) metode untuk menentukan potensi pasar suatu
wilayah :
a. Metode
pembentukan pasar
Dilakukan dengan cara mengidentifikasi semua pembeli potensial di
setiap pasar serta memperkirakan pembelian potensial mereka. Metode ini akurat
bila perusahaan memiliki daftar semua pembeli potensial serta perkiraan yang
akurat tentang apa yang akan dibeli masing-masing pembeli, namun Kelemahan
metode ini adalah sulit untuk mendapatkan data pelanggan potensial.
b. Metode
indeks multi faktor
Metode ini digunakan dikarenakan kelemahan metode satu faktor dalam
meramalkan potensi pasar. Metode ini berusaha mengakomodasikan beragam
faktor yang ikut berkontribusi dalam pembentukan pasar potensial, dimana
masing-masing faktor di beri bobot tertentu. Faktor tersebut mencakup kehadiran
pesaing, biaya promosi lokal, faktor musiman, dll.
1)
Total
penjualan industri
Penjualan industri diketahui dengan cara mengidentifikasi pesaing
serta memperkirakan penjualan pesaing.
2)
Total
pangsa pasar
Data ini bisa diperoleh dari Asosiasi dagang industri ataupun dari
lembaga riset penyedia jasa tersebut.
Memperkirakan permintaan pasar di masa depan.
Perusahaan pada umumnya mempersiapkan ramalan ekonomi makro terlebih
dahulu, seperti inflasi, tingkat bunga, tingkat pengangguran, suku bunga,
pengeluaran konsumen, investasi bisnis, pengeluaran pemerintah, ekspor bersih,
dll, dimana hasilnya adalah PDB yang akan digunakan dengan indikator lain oleh
perusahaan untuk meramalkan penjualan industri.
Peramalan dibuat dengan mendasarkan tiga basis informasi :
- Apa yang dikatakan orang. digunakan survey, Survey dimaksudkan untuk mengetahui apa yang ingin dilakukan pembeli dalam periode waktu tertentu. Survey menyangkut persepsi konsumen terhadap produk, keinginan pembelian, dll
- Apa yang dilakukan orang, digunakan uji coba produk di pasar
- Apa yang telah dilakukan orang, digunakan analisis perilaku atau runtun waktu.
K. Memprediksi kondisi
pasar
Kegagalan pasar adalah Ketidakmampuan dari suatu perekonomian pasar untuk berfungsi secara efisien dan menimbulkan kejenuhan dalam kegiatan dan pertumbuhan perekonomian.hal ini terjadi pada saat pasar tidak memberikan efisiensi secara penuh, baik pada efesiensi alokasi maupun efisiensi produktifitas serta efesiensi sosial. Hal ini juga disebabkan ulah para spekulan yg hanya ingin mengambil keuntungan tanpa memikirkan dampak yg ditimbulkannya. Dan sistem pasar persaingan tidak sempurna ,yaitu pasar monopoli dapat menyebabkan kegagalan pasar.
Cara yg paling efektif
untuk mencegah terjadinya ini antara lain:
- Penetapan regulasi persaingan sehat dari pemerintah
- Meningkatkan skala ekonomi.
- Mengubah ditribusi pendapatan nasional dan
- Menetapkan batas harga pasar tertinggi dan terendah yg dilakukan oleh pemerintah contohnya : penetapan harga eceran tertinggi ( HET ) obat generik yg dilakukan oleh pemerintah. Dikutip dari metrotvnews.com
L. Intervensi pemerintah
Intervensi
pemerintah adalah campur tangan pemerintah dalam mengurus negaranya. Tujuan
dilakukannya campur tangan pemerintah adalah sebagai berikut :
- Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi dapat dihindarkan,
- Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil,
- Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-praktik monopoli yang merugikan,
- Menyediakan barang publik (public goods) meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
- Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindari atau dikurangi.
Pemerintah
juga dapat melakukan intervensi dalam hal kebijakan untuk memberikan stimulus
atau kemudahan dalam hal :
- Pajak, Kebijakan penetepan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam negri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang impor.
- Subsidi, Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang kebutuhan pokok.
- Tarif dan Kuota, Pada perekonomian yang terbuka (global), harga yang berlaku adalah harga internasional. Bila harga domestik lebih tinggi dari harga internasional biasanya akan melakukan impor. Dalam rangka proteksi terhadap produsen domestik pemerintah dapat menerapkan kebijakan tarif (pajak impor) dan kuota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar