Latar belakang
Masalah ekonomi menyangkut dengan kegiatan produksi, konsumsi
dan distribusi. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia dihadapkan pada
berbagai masalah. Hal ini dimungkinkan karena jumlah dan macam kebutuhan
manusia tidak terbatas. Masalah pokok ekonomi yang dihadapi manusia dibedakan
menjadi dua macam, yaitu masalah bagi produsen dan konsumen.
Adapun masalah-masalah yang di hadapi oleh produsen adalah what, what dan
why for. Sedangkan masalah ekonomi yang dihadapi konsumen adalah terbatasya
alat pemuas, padahal kebutuhan manusia tidak terbatas. Agar konsumen dapat
memenuhi berbagai kebutuhannya maka konsumen akan menyusun skala prioritas.
Adapun hal-hal yang mempengaruhi skala prioritas adalah tingkat pendapatan atau
penghasilan, kedudukan seseorang, dan faktor lingkungan.
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun
organisasi di negara tersebut.sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara
sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana
(planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur
faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian
pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan
alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan situasi kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan.
Keempat sistem ekonomi tersebut adalah sistem ekonomi tradisional, sistem
ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi campuran.
Menjelaskan
Masalah – Masalah Pokok Ekonomi
Ruang Lingkup masalah – Masalah dan Sistem Perekonomian
1. Macam-macam
kebutuhan manusia
a.
Kebutuhan menurut tingkatan atau intensitasnya
1) Kebutuhan primer /pokok
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang sangat mutlak harus dipenuhi.
Contoh: sandang, pangan, papan, dan kesehatan
Contoh: sandang, pangan, papan, dan kesehatan
2) Kebutuhan sekunder / tambahan
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan kedua, artinya kebutuhan yang
pemenuhannya setelah kebutuhan pokok terpenuhi.
Contoh: lemari, sepeda, tempat tidur, dan meja kursi
3) Kebutuhan tersier / kemewahan
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer
dan sekunder terpenuhi
b. Kebutuhan menurut waktunya
1)
Kebutuhan sekarang : Contoh: makan, minum, tempat tinggal, dan obat-obatan
2)
Kebutuhan yang akan datang/masa depan : Contoh: tabungan
3)
Kebutuhan tidak tentu waktunya : Contoh : konsultasi kesehatan
4)
Kebutuhan sepanjang waktu adalah kebutuhan yang memerlukan waktu/lama
c. Menurut sifatnya
1)
Kebutuhan jasmani
Contoh: makanan, pakaian, olahraga, dan istirahat
2)
Kebutuhan rohani
Contoh: beribadah, rekreasi, kesenian, dan hiburan
d. Kebutuhan menurut Aspeknya
1)
Kebutuhan individu
2)
Kebutuhan sosial (kelompok)
2. Benda dan Jasa
Benda adalah
alat/sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik secara langsung maupun tidak
langsung yang bersifat konkret, sedangkan jasa adalah alat / sarana pemuas kebutuhan manusia yang
bersifat abstrak
Barang atau benda dibedakan menjadi empat macam :
Barang atau benda dibedakan menjadi empat macam :
a. Berdasarkan cara memperolehnya.
1) Barang ekonomi adalah barang yang jumlahnya terbatas dan untuk
memperolehnya diperlukan pengorbanan.
2) Barang bebas adalah barang yang jumlahnya cukup banyak dan melebihi
kebutuhan manusia.
3)
Barang illith adalah barang yang jumlahnya berlebihan sehingga menimbulkan
bencana/kerugian.
b. Berdasarkan kegunaannya
1) Barang subsitusi adalah barang pengganti, artinya barang yang fungsinya
menggantikan barang lain.
2) Barang komplementer adalah barang pelengkap, artinya barang yang fungsinya
untuk melengkapi barang lain.
c. Berdasarkan jaminannya
1) Barang tetap/tidak bergerak adalah barang yang dapat digunakan untuk
jaminan kredit jangka panjang.
2) Barang bergerak adalah barang yang dapat digunakan untuk jaminan kredit
jangka pendek.
d. Berdasarkan proses
produksinya
1) Barang mentah adalah barang yang belum mengalami proses produksi
Barang setengah jadi adalah barang yang sudah mengalami proses produksi, tetapi belum memenuhi kebutuhan manusia secara sempurna.
Barang setengah jadi adalah barang yang sudah mengalami proses produksi, tetapi belum memenuhi kebutuhan manusia secara sempurna.
2) Barang jadi adalah barang yang sudah mengalami proses produksi dan dapat
memenuhi kebutuhan manusia secara sempurna.
Sistem Perekonomian
1. Sistem Ekonomi Tradisional
Merupakan suatu sistem ekonomi yang masih menggunakan faktor-faktor
produksi dengan pola tradisional atau adat kebiasaan yang tergantung pada
faktor alam. Mtoivasi kegiatan ekonominya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan
bersama.
2. Sistem Ekonomi Pasar
adalah suatu sisten ekonomi yang sebagian besar barang-barang kapital baik
yang buatan manusia maupun buatan alam yang dimiliki swasta. Proses produksi,
distribusi, dan konsumsinya dilaksanakan dalam rangka mencari laba yang
sebesar-besarnya oleh pemilik.
3. Sistem Ekonomi Terpusat
Suatu sistem ekonomi yang seluruh kebijakan perekonomiannya ditentukan oleh
pemerintah. Motivasi kegiatan ekonomi nya adalah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat secara keseluruhan dan untuk kemakmuran negara.
4. Sistem Ekonomi Campuran
Merupakan sistem ekonomi hasil dari perpaduan dari sistem ekonmi pasar
dengan sistem ekonomi terpusat sehingga kelemahan-kelemahan yang ada pada kedua
sistem tersebut dapat diatasi. Pada sistem ekonomi ini ada kebebasan bagi
perseorangan dan swasta untuk ikut dalam kegiatan ekonomi.
5. Sistem Ekonomi Indonesia
Dikenal sebagai Demokrasi Ekonomi merupakan Sistem Ekonomi yang dijalankan
oleh Indonesia. Pda sistem ini, kegiatan produksi dilakukan oleh semua, untuk
semua, dan dibawah pimpinan atau kepemilikan oleh anggota-anggota
ma syarakat. Motivasi kegiatan ekonominya adalah
untuk kemakmuran masyarakat dengan memenuhi kebutuhannya dan mengembangkan
keselarasan, keserasian serta keseimbangan antara kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya sistem ekonomi Indonesia adalah sebagai berikut:
1.
Faktor intern antara lain : Lembaga ekonomi, sumber daya ekonomi, faktor produksi
yang dimiliki, ligkungan ekonomi, Organisasi dan manajemen.
2.
Faktor Ekstern antara lain : Falsafah Pancasila, Landasan Konstitusional UUD 1945, GBHN, Keadaan
kondisi politik, kepastian hukum, masyarakat dalam arti luas, dan pemerintah.
Batas
– Batas Kemungkinan Produksi
Aliran ekonomi klasik menyebutkan bahwa ada tiga
masalah pokok ekonomi, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Ketiga aspek
ini harus dikelola sedemeikian rupa agar tercipta hasil yang maksimal demi
kemakmuran masyarakat.
Masalah ekonomi yang dikemukakan oleh pengamat
ekonomi klasik pada prinsipnya adalah sama, hanya penekannya yang berbeda.
Ekonomi modern mengakomodasikan masalah ekonomi dalam tiga masalah pokok, yaitu barang
apa yang diproduksi dan berapa jumlahnya? Bagaimana cara memproduksinya? Dan
untuk siapa barang tersebut diproduksi?
1. Apa dan berapa yang diproduksi
Masalah ini menyangkut jenis barang dan jumlah yang akan diproduksi.karena
sumber daya terbatas, masyarakat harus memutuskan barang apa yang
akan diproduksi: apakah kita akan memproduksi makanan, obat-obatan atau
mesin-mesin produksi, buku-buku atau video, TV atau mainan anak-anak, dan
seterusnya. Sangat tidak mungkin untuk memproduksi semua jenis benda pemuas
kebutuhan tersebut sejumlah yang diinginkan oleh masyarakat. Setelah
ditentukan apa yang akan diproduksi, masyarakat harus memutuskan berapa
jumlah barang tersebut harus diproduksi sehingga dapat ditentukan
berapa sumber daya yang harus dialokasikan untuk makanan, berapa untuk
obat-obatan, berapa untuk mesin-mesin industri, dan seterusnya. Jika kita ingin
memproduksi lebih banyak makanan, artinya sumber daya untuk memproduksi
obat-obatan akan berkurang, begitu pula sebaliknya.
2. Bagaimana cara memproduski
Masalah dalam hal ini adalah teknologi atau metode
produksi apa yang digunakan untuk memproduksi apa yang digunakan untuk
memproduksi suatu barang: berapa jumlah tenaga kerja, jenis mesin apa, serta
bahan mentah apa yang akan digunakan. Produksi dengan teknologi padat karya
banyak menggunakan tenaga manusia, tetapi jumlah produksinya terbatas . jika
yang digunakan adalah teknologi padat modal, maka yang menjadi masalh adalah
dari mana akan diperoleh modalya. Masalah kedua yang harus ditangani adalah
bagaimana mengombinasikan faktor-faktor produksi yang ada agar berhasil guna
dan berdaya guna, hal yang berkaitan dengan masalah metode produksi ini adalah
bagaimana melakukan proses produksi tersebut seefisien mungkin hingga sehingga
produksi dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungan, baik dalam
jangka pendek ataupun dalam jangka panjang.
3. Untuk siapa diproduksi
Permasalahan disini adalah, siapa yang memerlukan barang tersebut dan
siapa yang menikmati hasilnya. Dengan kata lain bagaimana pendistribusiannya.
Apakah barang-barang yang diproduksi tersebut akan didistribusikan menurut
ukuran pendapatan, kekeayaan, atau kelompok tertentu dari masyarakat? Sistem
ekonomi pasar berpendapat sedikit atau banyaknya distribusi tergantung pada
persaingan. Jadi, distribusi tergantung pada mekanisme pasar. Sedangkan pada
sistem ekonomi komando, produksi dan distribusi diatur oleh pemerintah.
Tentunya sudah tidak
asing lagi untuk mahasiswa Pendidikan Ekonomi. Materi tersebut harusnya sudah
didapatkan oleh mahasiswa Pendidikan Ekonomi di semester satu, yaitu pada mata
kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi (PIE)
Namun, masih ingatkah
anda dengan apa yang dimaksud dengan Production Possibilities Frontiers (PPF)
tersebut?? Sudah pahamkah anda dengan konsep Production Possibilities
Frontiers Frontiers (PPF)??
Artikel kali ini akan
coba mengulas tentang Production Possibilities Frontiers (PPF)
atau dalam bahasa Indonesianya adalah Batas Kemungkinan-kemungkinan Produksi.
Baik, pembahasan pertama kita mulai dari pengertian Production
Possibilities Frontiers.
4. Batas Kemungkinan - Kemungkinan Produksi (Production Possibilities Frontiers)
Merupakan grafik yang memperlihatkan kombinasi hasil
produksi yang beraneka ragam yang dapat dihasilkan suatu perekonomian dengan
ketersediaan faktor-faktor produksi dan teknologi produksi yang dapat digunakan
oleh perusahaan untuk merubah faktor-faktor produksi menjadi hasil-hasil
produksi.
Berdasarkan pengertian
di atas dapat diketahui bahwa Production Possibilities Frontiersmenunjukkan
berbagai kombinasi hasil-hasil produksi yang mungkin dapat dihasilkan oleh
suatu perekonomian. Berbagai kemunginan kombinasi tersebut ditampilkan dalam
sebuah grafik (kurva).
Adapun contoh kurva
kemungkinan-kemungkinan produksi (Production Possibilities Curve) adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
Gambar tersebut di
atas menjelaskan batas kemungkinan-kemungkinan produksi barang konsumen (consumer
goods) dengan barang modal (capital goods). Dalam kasus ini, apabila
semua sumber daya digunakan untuk memproduksi capital goods, maka
akan menghasilkan 3000 unit capital goods. Sebaliknya, apabila
semua sumber daya digunakan untuk memproduksiconsumer goods, maka akan
menghasilkan 3000 unit consumer goods.
Contoh
tersebut merupakan contoh kasus yang ekstrim. Namun apabila seorang produsen
ingin membagi-bagi antara capital goods dengan consumer
goods, produsen tersebut bisa memilih
di titik C maupun D. Di titik C produsen bisa menghasilkan 2500 unit capital goods dan 1500 unitconsumer goods.
Sedangkan untuk tingkat produksi di titik F adalah titik yang diinginkan oleh produsen karena menghasilkan lebih banyak dari kedua jenis barang. Namun hal tersebut tidak mungkin diperoleh karena sumber-sumber dayanya kurang.
Dengan kata lain, produsen bisa memproduksi di setiap titik pada atau dalam batas kemungkinan-kemungkinan produksi, namun tidak dapat memproduksi di titik manapun di luar batas itu.
Sebuah hasil dikatakan efisien apabila perekonomian mendapatkan apa yang bisa didapat dari sumber-sumber daya yang tersedia. Titik-titik pada batas kemungkinan (yang terletak pada kurva: titik C dan D) menggambarkan tingkat-tingkat produksi yang efisien, karena semua sumber daya yang ada dimanfaatkan secara penuh.
Sedangkan hasil yang
tidak efisien terjadi apabila sumber daya yang ada tidak dimanfaatkan atau
dimanfaatkan secara tidak efisien. Selain itu, masalah pengangguran yang meluas
bisa menjadi salah satu sumber ketidakefisienan tersebut.
Contoh titik yang
tidak efisien terjadi di dalam kurva, yaitu pada titik H. Apabila sumber
penyebab tidak efisien tersebut dihilangkan, produsen bisa bergerak ke titik C
maupun D.
5.
Trade-Off dan Opportunity
Cost
Salah satu dari
sepuluh prinsip pokok ekonomi adalah masyarakat selalu menghadapi tradeoff(pertukaran).
Batas kemungkinan-kemungkinan produksi (Production Possibilities Frontiers –
PPF) menggambarkan suatu tradeoff yang dihadapi masyarakat.
Mankiw (2006)
mengatakan:
“Sekali
produsen telah mencapai titik efisien pada batas, satu-satunya cara mendapatkan
suatu barang dalam jumlah yang lebih banyak adalah dengan mengurangi jumlah
barang yang lain.”
Misalnya, ketika
produsen bergerak dari titik C ke D, produsen tersebut menghasilkan lebih
banyak consumer goods (dari 1500 unit menjadi 2500 unit),
namun jumlah produksi capital goodsharus dikurangi (dari 2500 unit
menjadi 1700 unit).
Prinsip ekonomi yang
lain adalah bahwa biaya atas sesuatu adalah apapun yang anda korbankan untuk
mendapatkannya (Mankiw, 2006). Hal inilah yang disebut dengan biaya kesempatan
(opportunity cost). Production Possibilities Frontiers (PPF)
memperlihatkan bahwa biaya kesempatan suatu barang diukur relatif terhadap
barang lainnya.
Ketika produsen
bergerak dari titik C ke D, yang berarti produsen tersebut ingin mendapatkan
tambahan produksi consumer goods sebanyak 1000 unit, maka 800
unit capital goods akan dikorbankan untuk mendapatkan tambahan
1000 unit consumer goods tersebut.
Kemungkinan
Produksi
Pengertian Batas Kemungkinan Produksi (PPF)
Batas
kemungkinan produksi (PPF) adalah representasi grafik yang menunjukkan kombinasi dua
barang (atau jasa) yang dapat diproduksi dengan efisien dari sumber daya dan
pengetahuan teknologi yang tetap.
Kita tahu
bahwa produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi yang nyata di dunia ini
tidak hanya terdiri dari kombinasi dua barang (atau jasa), melainkan kombinasi
dari banyak barang dan jasa. PPF di sini adalah suatu model yang
menyederhanakan kegiatan produksi menjadi hanya dua barang untuk mempermudah
kita mengerti konsep efisiensi, biaya kesempatan, dan trade-off.
Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat tabel berikut :
TABEL KEMUNGKINAN PRODUKSI
|
||
Pilihan
|
Artikel
|
Topi
|
A
|
0
|
15
|
B
|
1
|
14
|
C
|
2
|
12
|
D
|
3
|
9
|
E
|
4
|
5
|
F
|
5
|
0
|
Misalnya seorang kontributor Tentorku dapat memilih apakah akan membuat
artikel atau topi dalam satu minggu kerja. Berdasarkan sumber daya dan pengetahuan
teknologi saat ini, Tentorku dapat memilih untuk membuat topi saja dalam satu
minggu (0 artikel dan 15 topi) atau membuat artikel saja dalam satu minggu (5
artikel dan 0 topi), maupun kombinasi keduanya.
PPF umumnya digambarkan menggunakan kotak Edgeworth (en: Edgeworth
box), yaitu sebuah grafik yang menunjukkan kemungkinan alokasi dari dua
barang berdasarkan total penawaran yang tersedia untuk setiap barang.
Kurva batas
kemungkinan produksi (PPF) | Gambar berlisensi hak cipta Tentorku
1. Efisiensi
Garis kurva A-F adalah
batas kemungkinan produksi (sering juga disebut kurva kemungkinan produksi).
Titik-titik A-F
diasumsikan sudah efisien (tercapai efisiensi produktif). Efisiensi
produktif atau efisiensi produksi terjadi ketika ekonomi tidak dapat
menghasilkan tambahan suatu barang tanpa mengorbankan (mengurangi) produksi
barang lain.
Titik-titik I, J, K
adalah kombinasi produksi yang tidak efisien (tidak mencapai efisiensi
produktif).
Titik-titik X, Y,
Z adalah kombinasi produksi yang tidak mungkin dicapai dalam kondisi
sumber daya dan teknologi saat ini.
Pada grafik di atas,
efisiensi tercapai pada kurva PPF. Lalu, area yang berada di bawah kurva PPF
adalah area yang tidak efisien, dan area yang berada di atas kurva PPF adalah
area yang tidak mungkin dicapai.
2. Biaya Kesempatan
Biaya kesempatan (en: opportunity
cost) adalah kerugian (biaya) dari hilangnya potensi keuntungan dari suatu
pilihan ketika kita mengambil pilihan yang lain. Sebagai contoh, perhatikan
tabel di bawah ini (Δ = output marjinal) :
TABEL BIAYA KESEMPATAN PRODUKSI
|
||||
Pilihan
|
Artikel
|
Topi
|
Δ Artikel
|
Δ Topi
|
A
|
0
|
15
|
-
|
-
|
B
|
1
|
14
|
1
|
-1
|
C
|
2
|
12
|
1
|
-2
|
D
|
3
|
9
|
1
|
-3
|
E
|
4
|
5
|
1
|
-4
|
F
|
5
|
0
|
1
|
-5
|
Pada pilihan A,
Tentorku dapat memproduksi 0 artikel dan 15 topi, dan pada pilihan B, Tentorku dapat
memproduksi 1 artikel dan 14 topi. Maka biaya kesempatan dari penambahan 1
artikel adalah kehilangan 1 topi, dan seterusnya. Dengan kata lain, biaya
kesempatan dari pilihan A ke B adalah 1 topi (ingat biaya kesempatan adalah
potensi hilangnya sesuatu). Situasi ini disebut dengantrade-off, yaitu
situasi yang melibatkan seseorang kehilangan sesuatu hal untuk mendapatkan hal
yang lain.
Lalu berapa biaya
kesempatan dari (1) A ke E dan (2) F ke B ?
Jawab :
Jawab :
1)
5 topi – 15 topi = -10 topi => biaya kesempatan A-E adalah 10 topi
2)
1 artikel – 5 artikel = -4 artikel => biaya kesempatan F-B adalah 4
artikel
3. Tingkat Transformasi
Marjinal (MRT)
Tingkat transformasi
marjinal (en: marginal
rate of transformation) adalah nilai absolut kemiringan (en: slope)
dari PPF pada suatu titik. Kemiringan dari PPF menunjukkan jumlah unit barang y
yang harus dihilangkan untuk mendapatkan satu unit tambahan barang x dalam
suatu ekonomi.[4] Berikut ini adalah rumus dari MRT :
| MRT | = dy / dx
MRT: tingkat
transformasi marjinal x terhadap y
dy: derivatif output y
dx: derivatif output x
PPF dengan tingkat
transformasi marjinal = 5 | Gambar berlisensi hak cipta Tentorku
Sebagai contoh, garis
linier di atas memiliki gradien -5, maka MRT-nya adalah 5 (karena absolut).
Pada sembarang titik pada garis ini, ekonomi dapat memperoleh tambahan 1 unit
barang x dengan mengorbankan 5 unit barang y. Dengan kata lain, sebenarnya MRT
ini menghitung biaya kesempatan (terhadap barang x) pada suatu titik.
Catatan:
Apabila PPF berbentuk
garis lurus, kita dapat dengan mudah menghitung MRT dengan rumus | MRT | = dy /
dx = Δy / Δx = y2-y1 / x2-x1
Apabila PPF berbentuk
kurva, kita harus menggunakan garis tangen.
Bentuk PPF 1:
Biaya Kesempatan Tetap
PPF dengan biaya
kesempatan tetap berbentuk garis lurus (linier). Perhatikan Δ Gandum yang
konstan pada tabel berikut ini :
TABEL KEMUNGKINAN PRODUKSI
DENGAN BIAYA KESEMPATAN TETAP
|
||||
Pilihan
|
Beras (Ton)
|
Gandum (Ton)
|
Δ Beras (Ton)
|
Δ Gandum (Ton)
|
A
|
0
|
500
|
-
|
-
|
B
|
100
|
400
|
100
|
-100
|
C
|
200
|
300
|
100
|
-100
|
D
|
300
|
200
|
100
|
-100
|
E
|
400
|
100
|
100
|
-100
|
F
|
500
|
0
|
100
|
-100
|
PPF dengan biaya
kesempatan tetap | Gambar berlisensi hak cipta Tentorku
PPF dengan biaya
kesempatan tetap dapat terjadi apabila sumber daya yang digunakan untuk
memproduksi dua barang serupa atau relatif sama. Ini adalah situasi di mana
sumber daya yang digunakan tidak memiliki spesialisasi dan dapat
disubstitusikan tanpa biaya tambahan. Umumnya, barang yang memiliki grafik
seperti ini adalah barang hasil pertanian yang serupa. Misalnya beras dan
gandum yang relatif mirip dari segi tanah yang digunakan, teknologi, buruh,
dll.
Bentuk PPF 2:
Biaya Kesempatan Meningkat
PPF dengan biaya
kesempatan meningkat berbentuk kurva yang melengkung ke luar (ke atas) dari
sumbu pusat. Perhatikan Δ Pesawat yang meningkat pada tabel berikut ini :
TABEL
KEMUNGKINAN PRODUKSI
DENGAN BIAYA
KESEMPATAN MENINGKAT
|
||||
Pilihan
|
Sepatu (Ribu)
|
Pesawat
|
Δ Sepatu (Ribu)
|
Δ Pesawat
|
A
|
0
|
150
|
-
|
-
|
B
|
200
|
140
|
200
|
-10
|
C
|
400
|
120
|
200
|
-20
|
D
|
600
|
90
|
200
|
-30
|
E
|
800
|
50
|
200
|
-40
|
F
|
1.000
|
0
|
200
|
-50
|
PPF dengan biaya
kesempatan meningkat | Gambar berlisensi hak cipta Tentorku
PPF dengan biaya
kesempatan meningkat menunjukkan disparitas (perbedaan) intensitas faktor dan
teknologi dari dua sektor produksi yang berbeda. Ketika ekonomi dikhususkan
pada satu barang untuk membuat lebih banyak barang tersebut, maka biaya
kesempatan untuk memproduksi barang menjadi meningkat. Hal ini dikenal
dengan hukum peningkatan biaya kesempatan (en:the law of
increasing opportunity cost). Konsep ini bisa dikatakan sebagai pelengkap
konsep hukum hasil yang semakin berkurang (en: the
law of diminishing returns) pada bab sebelumnya yang menunjukkan output
marjinal yang semakin berkurang ketika alokasi sumber daya dikhususkan pada
satu barang.
Bentuk PPF 3:
Biaya Kesempatan Menurun
PPF dengan biaya
kesempatan menurun berbentuk kurva yang melengkung ke dalam (ke bawah) menuju
sumbu pusat. Perhatikan Δ Motor yang menurun pada tabel berikut ini :
TABEL KEMUNGKINAN PRODUKSI
DENGAN BIAYA KESEMPATAN MENURUN
|
||||
Pilihan
|
Beras (Ton)
|
Motor
|
Δ Beras (Ton)
|
Δ Motor
|
A
|
0
|
1.500
|
-
|
-
|
B
|
100
|
1.000
|
100
|
-500
|
C
|
200
|
600
|
100
|
-400
|
D
|
300
|
300
|
100
|
-300
|
E
|
400
|
100
|
100
|
-200
|
F
|
500
|
0
|
100
|
-100
|
PPF dengan biaya
kesempatan menurun | Gambar berlisensi hak cipta Tentorku
PPF dengan biaya
kesempatan menurun secara teoritis dapat terjadi karena adanya skala
ekonomis (en: economies of scale), yaitu keuntungan karena
memproduksi dalam jumlah yang besar. Keunggulan ini terjadi akibat biaya tetap
per unit yang berkurang, atau bisa juga akibat biaya variabel per unit yang
berkurang. Skala ekonomis ini umumnya terjadi pada sektor manufaktur yang
menggunakan teknik produksi massal. Meskipun demikian, bentuk PPF ini kecil
kemungkinannya dapat terjadi pada ekonomi secara keseluruhan.
Misalnya pabrik
perakitan sepeda motor di atas menggunakan teknik produksi massal yang setiap
tenaga kerjanya mengoperasikan mesin-mesin yang khusus pada tiap jalur
perakitan (en: assembly line). Pada titik A, ketika
sebagian tenaga kerja dialokasikan untuk menghasilkan beras, maka beberapa
jalur perakitan tersebut menjadi tidak berfungsi. Hal ini akan langsung
menurunkan output sepeda motor dengan signifikan dari 1500 menjadi 1000. Hal
ini terus terjadi sampai pada akhirnya hanya ada satu jalur perakitan yang
berfungsi pada titik E yang hanya dapat menghasilkan 100 motor.
Pergeseran
Batas Kemungkinan Produksi (PPF)
Dari penjelasan
sebelumnya, kita tahu bahwa PPF memiliki syarat bahwa sumber daya dan
pengetahuan teknologi yang digunakan adalah tetap. Lalu bagaimana apabila hal
tersebut berubah? Hal inilah yang menjadi penyebab utama bergesernya PPF.
Pergeseran PPF |
Gambar berlisensi hak cipta Tentorku
Perhatikan grafik di
atas. Pergeseran batas kemungkinan produksi dapat terjadi ke luar atau ke
dalam. Pergeseran kurva PPF ke luar (D ke D1) menandakan bahwa kedua barang,
dalam hal ini pesawat dan sepatu, dapat diproduksi lebih banyak. Sebaliknya,
pergeseran kurva PPF ke dalam (D ke D2) menandakan bahwa kedua barang tersebut
tidak lagi dapat diproduksi sebanyak sedia kala (mengalami penurunan produksi).
Ketika PPF bergeser ke luar, hal ini mengindikasikan pertumbuhan ekonomi,
sebaliknya PPF yang bergeser ke dalam mengindikasikan perlambatan (resesi)
ekonomi.
Terdapat dua jenis
pergerakan dalam PPF, yaitu pergeseran (en: shifting)
dan pergerakan sepanjang garis (en: moving along the
line). Pada kasus di mana terjadi pergeseran, akan terbentuk kurva baru
(A-F menjadi A1-F1 atau A2-F2). Sedangkan pergerakan sepanjang garis hanyalah
perpindahan dari titik ke titik pada kurva yang sama, misalnya dari A ke B, B
ke C, atau A1 ke B1, dsb. Cara paling sederhana membedakan dua jenis
perpindahan tersebut adalah dengan melihat jumlah outputnya. Pergerakan
sepanjang garis akan menambah salah satu output barang saja dan mengurangi yang
lain, sedangkan pergeseran kurva akan sama-sama menambah atau sama-sama
mengurangi kedua output barang.
Hal yang menyebabkan
PPF bergeser ke luar adalah:
Kemajuan teknologi
(teknik produksi), menyebabkan peningkatan produktivitas barang x dan barang y.
Kualitas tenaga kerja
yang lebih baik, menyebabkan peningkatan produktivitas barang x dan barang y.
Hal-hal lain yang menyebabkan
sumber daya dan pengetahuan teknologi menjadi lebih baik.
Hal yang menyebabkan
PPF bergeser ke dalam adalah:
Bencana alam dan
peperangan, menyebabkan terputusnya listrik, hancurnya pabrik, dan kematian
tenaga kerja.
Wabah penyakit,
menyebabkan kematian tenaga kerja.
Hal-hal lain yang
menyebabkan sumber daya dan pengetahuan teknologi menjadi lebih buruk.
REFERENSI :
Prathama Rahardja
dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro: suatu pengantar, Buku
Seri Teori Ekonomi, Edisi ketiga, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta, 2004.
Sadono Sukirno, Pengantar
Teori Mikro Ekonomi, Edisi Ketiga, Penerbit PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2002.
Paul A.Samuelson
dan William D.Nordhaus, Economics, Fourteenth Edition,
McGraw-Hill., Inc, Singapore, 1992.
Suparmono, 2002,
Pengantar Ekonomika Makro. Teori, soal dan penyelesaiannya, Penerbit UPP AMP
YKPN
R. Abdul Maqin
dan Lili Masli, 2002, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Pasundan Bandung
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung (2008), Teori Ekonomi Makro:
Suatu Pengantar, edisi keempat, Buku Seri Teori Ekonomi, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Boediono (2001), Ekonomi Makro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.
2, edisi 4, BPFE Yogyakarta.
Sumber
Lain :
http://broncu.blogspot.com/2010/03/ruang-lingkup-ekonomi.html
http://chandrapamungkas.wordpress.com/2011/04/03/pengertian-masalah-pokok-ekonomi-dan-sistem-perekonomian/
http://faiza-ulfa.blogspot.co.id/2012/03/masalah-ekonomi-dan-sistem-perekonomian.html
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/10/batas-kemungkinan-kemungkinan-produksi.html
https://www.tentorku.com/production-possibility-frontier-ppf/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar