Senin, 26 September 2016

PENGANTAR MIKRO EKONOMI - MASALAH - MASALAH EKONOMI DAN SISTEM PEREKONOMIAN



Latar belakang
Masalah ekonomi menyangkut dengan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia dihadapkan pada berbagai masalah. Hal ini dimungkinkan karena jumlah dan macam kebutuhan manusia tidak terbatas. Masalah pokok ekonomi yang dihadapi manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu masalah bagi produsen dan konsumen.

Adapun masalah-masalah yang di hadapi oleh produsen adalah what, what dan why for. Sedangkan masalah ekonomi yang dihadapi konsumen adalah terbatasya alat pemuas, padahal kebutuhan manusia tidak terbatas. Agar konsumen dapat memenuhi berbagai kebutuhannya maka konsumen akan menyusun skala prioritas. Adapun hal-hal yang mempengaruhi skala prioritas adalah tingkat pendapatan atau penghasilan, kedudukan seseorang, dan faktor lingkungan.

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan. 

Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi tersebut adalah sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi campuran.

Menjelaskan Masalah – Masalah Pokok Ekonomi

Ruang Lingkup masalah – Masalah dan Sistem Perekonomian
1. Macam-macam kebutuhan manusia
a.      Kebutuhan menurut tingkatan atau intensitasnya
1)    Kebutuhan primer /pokok
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang sangat mutlak harus dipenuhi.
Contoh: sandang, pangan, papan, dan kesehatan

2)    Kebutuhan sekunder / tambahan
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan kedua, artinya kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan pokok terpenuhi.
Contoh: lemari, sepeda, tempat tidur, dan meja kursi

3)    Kebutuhan tersier / kemewahan
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi

b.     Kebutuhan menurut waktunya
1)      Kebutuhan sekarang : Contoh: makan, minum, tempat tinggal, dan obat-obatan
2)      Kebutuhan yang akan datang/masa depan : Contoh: tabungan
3)      Kebutuhan tidak tentu waktunya : Contoh : konsultasi kesehatan
4)      Kebutuhan sepanjang waktu adalah kebutuhan yang memerlukan waktu/lama

c.      Menurut sifatnya
1)      Kebutuhan jasmani
Contoh: makanan, pakaian, olahraga, dan istirahat

2)      Kebutuhan rohani
Contoh: beribadah, rekreasi, kesenian, dan hiburan

d.    Kebutuhan menurut Aspeknya
1)      Kebutuhan individu
2)      Kebutuhan sosial (kelompok)

2. Benda dan Jasa
Benda adalah alat/sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung yang bersifat konkret, sedangkan jasa adalah alat /   sarana pemuas kebutuhan manusia yang bersifat abstrak
Barang
  atau benda dibedakan  menjadi empat macam :
a.     Berdasarkan cara memperolehnya.
1)    Barang ekonomi adalah barang yang jumlahnya terbatas dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan.
2)    Barang bebas adalah barang yang jumlahnya cukup banyak dan melebihi kebutuhan manusia.
3)      Barang illith adalah barang yang jumlahnya berlebihan sehingga menimbulkan bencana/kerugian.

b.     Berdasarkan kegunaannya
1) Barang subsitusi adalah barang pengganti, artinya barang yang fungsinya menggantikan barang lain.
2)   Barang komplementer adalah barang pelengkap, artinya barang yang fungsinya untuk melengkapi barang lain.

c.      Berdasarkan jaminannya
1) Barang tetap/tidak bergerak adalah barang yang dapat digunakan untuk jaminan kredit jangka panjang.
2)  Barang bergerak adalah barang yang dapat digunakan untuk jaminan kredit jangka pendek.

d.      Berdasarkan proses produksinya
1)    Barang mentah adalah barang yang belum mengalami proses produksi
Barang setengah jadi adalah barang yang sudah mengalami proses produksi, tetapi belum memenuhi kebutuhan manusia secara sempurna.
2) Barang jadi adalah barang yang sudah mengalami proses produksi dan dapat memenuhi kebutuhan manusia secara sempurna.


Sistem Perekonomian
1.     Sistem Ekonomi Tradisional
Merupakan suatu sistem ekonomi yang masih menggunakan faktor-faktor produksi dengan pola tradisional atau adat kebiasaan yang tergantung pada faktor alam. Mtoivasi kegiatan ekonominya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan bersama.

2.    Sistem Ekonomi Pasar
adalah suatu sisten ekonomi yang sebagian besar barang-barang kapital baik yang buatan manusia maupun buatan alam yang dimiliki swasta. Proses produksi, distribusi, dan konsumsinya dilaksanakan dalam rangka mencari laba yang sebesar-besarnya oleh pemilik.

3.     Sistem Ekonomi Terpusat
Suatu sistem ekonomi yang seluruh kebijakan perekonomiannya ditentukan oleh pemerintah. Motivasi kegiatan ekonomi nya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan dan untuk kemakmuran negara.

4.    Sistem Ekonomi Campuran
Merupakan sistem ekonomi hasil dari perpaduan dari sistem ekonmi pasar dengan sistem ekonomi terpusat sehingga kelemahan-kelemahan yang ada pada kedua sistem tersebut dapat diatasi. Pada sistem ekonomi ini ada kebebasan bagi perseorangan dan swasta untuk ikut dalam kegiatan ekonomi.

5.     Sistem Ekonomi Indonesia
Dikenal sebagai Demokrasi Ekonomi merupakan Sistem Ekonomi yang dijalankan oleh Indonesia. Pda sistem ini, kegiatan produksi dilakukan oleh semua, untuk semua, dan dibawah pimpinan atau kepemilikan oleh anggota-anggota ma     syarakat. Motivasi kegiatan ekonominya adalah untuk kemakmuran masyarakat dengan memenuhi kebutuhannya dan mengembangkan keselarasan, keserasian serta keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sistem ekonomi Indonesia adalah sebagai berikut:
1.      Faktor intern antara lain : Lembaga ekonomi, sumber daya ekonomi, faktor produksi yang  dimiliki, ligkungan ekonomi, Organisasi dan manajemen.
2.      Faktor Ekstern antara lain : Falsafah Pancasila, Landasan Konstitusional UUD 1945, GBHN, Keadaan kondisi politik, kepastian hukum, masyarakat dalam arti luas, dan pemerintah.

Batas – Batas Kemungkinan Produksi
Aliran ekonomi klasik menyebutkan bahwa ada tiga masalah pokok ekonomi, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Ketiga aspek ini harus dikelola sedemeikian rupa agar tercipta hasil yang maksimal demi kemakmuran masyarakat.

Masalah ekonomi yang dikemukakan oleh pengamat ekonomi klasik pada prinsipnya adalah sama, hanya penekannya yang berbeda. Ekonomi modern mengakomodasikan masalah ekonomi dalam tiga masalah pokok, yaitu barang apa yang diproduksi dan berapa jumlahnya? Bagaimana cara memproduksinya? Dan untuk siapa barang tersebut diproduksi?

1.  Apa dan berapa yang diproduksi

Masalah ini menyangkut jenis barang dan jumlah yang akan diproduksi.karena sumber daya terbatas, masyarakat harus memutuskan barang apa yang akan diproduksi: apakah kita akan memproduksi makanan, obat-obatan atau mesin-mesin produksi, buku-buku atau video, TV atau mainan anak-anak, dan seterusnya. Sangat tidak mungkin untuk memproduksi semua jenis benda pemuas kebutuhan tersebut sejumlah yang diinginkan oleh masyarakat.  Setelah ditentukan apa yang akan diproduksi, masyarakat harus memutuskan berapa jumlah barang tersebut harus diproduksi sehingga dapat ditentukan berapa sumber daya yang harus dialokasikan untuk makanan, berapa untuk obat-obatan, berapa untuk mesin-mesin industri, dan seterusnya. Jika kita ingin memproduksi lebih banyak makanan, artinya sumber daya untuk memproduksi obat-obatan akan berkurang, begitu pula sebaliknya.

2.  Bagaimana cara memproduski

Masalah dalam hal ini adalah teknologi atau metode produksi apa yang digunakan untuk memproduksi apa yang digunakan untuk memproduksi suatu barang: berapa jumlah tenaga kerja, jenis mesin apa, serta bahan mentah apa yang akan digunakan. Produksi dengan teknologi padat karya banyak menggunakan tenaga manusia, tetapi jumlah produksinya terbatas . jika yang digunakan adalah teknologi padat modal, maka yang menjadi masalh adalah dari mana akan diperoleh modalya. Masalah kedua yang harus ditangani adalah bagaimana mengombinasikan faktor-faktor produksi yang ada agar berhasil guna dan berdaya guna, hal yang berkaitan dengan masalah metode produksi ini adalah bagaimana melakukan proses produksi tersebut seefisien mungkin hingga sehingga produksi dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungan, baik dalam jangka pendek ataupun dalam jangka panjang.

3.  Untuk siapa diproduksi

Permasalahan disini adalah, siapa yang memerlukan barang tersebut dan siapa yang menikmati hasilnya. Dengan kata lain bagaimana pendistribusiannya. Apakah barang-barang yang diproduksi tersebut akan didistribusikan menurut ukuran pendapatan, kekeayaan, atau kelompok tertentu dari masyarakat? Sistem ekonomi pasar berpendapat sedikit atau banyaknya distribusi tergantung pada persaingan. Jadi, distribusi tergantung pada mekanisme pasar. Sedangkan pada sistem ekonomi komando, produksi dan distribusi diatur oleh pemerintah.

Tentunya sudah tidak asing lagi untuk mahasiswa Pendidikan Ekonomi. Materi tersebut harusnya sudah didapatkan oleh mahasiswa Pendidikan Ekonomi di semester satu, yaitu pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi (PIE)

Namun, masih ingatkah anda dengan apa yang dimaksud dengan Production Possibilities Frontiers (PPF) tersebut?? Sudah pahamkah anda dengan konsep Production Possibilities Frontiers Frontiers (PPF)??

Artikel kali ini akan coba mengulas tentang Production Possibilities Frontiers (PPF) atau dalam bahasa Indonesianya adalah Batas Kemungkinan-kemungkinan Produksi. Baik, pembahasan pertama kita mulai dari pengertian Production Possibilities Frontiers.

4. Batas Kemungkinan - Kemungkinan Produksi (Production Possibilities Frontiers) 

Merupakan grafik yang memperlihatkan kombinasi hasil produksi yang beraneka ragam yang dapat dihasilkan suatu perekonomian dengan ketersediaan faktor-faktor produksi dan teknologi produksi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk merubah faktor-faktor produksi menjadi hasil-hasil produksi.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa Production Possibilities Frontiersmenunjukkan berbagai kombinasi hasil-hasil produksi yang mungkin dapat dihasilkan oleh suatu perekonomian. Berbagai kemunginan kombinasi tersebut ditampilkan dalam sebuah grafik (kurva).

Adapun contoh kurva kemungkinan-kemungkinan produksi (Production Possibilities Curve) adalah sebagai berikut :


Batas Kemungkinan-kemungkinan Produksi (Production Possibilities Frontiers - PPF)

Keterangan :
Gambar tersebut di atas menjelaskan batas kemungkinan-kemungkinan produksi barang konsumen (consumer goods) dengan barang modal (capital goods). Dalam kasus ini, apabila semua sumber daya digunakan untuk memproduksi capital goods, maka akan menghasilkan 3000 unit capital goods. Sebaliknya, apabila semua sumber daya digunakan untuk memproduksiconsumer goods, maka akan menghasilkan 3000 unit consumer goods.

Contoh tersebut merupakan contoh kasus yang ekstrim. Namun apabila seorang produsen ingin membagi-bagi antara capital goods dengan consumer goods, produsen tersebut bisa memilih di titik C maupun D. Di titik C produsen bisa menghasilkan 2500 unit capital goods dan 1500 unitconsumer goods.

Sedangkan untuk tingkat produksi di titik F adalah titik yang diinginkan oleh produsen karena menghasilkan lebih banyak dari kedua jenis barang. Namun hal tersebut tidak mungkin diperoleh karena sumber-sumber dayanya kurang.

Dengan kata lain, produsen bisa memproduksi di setiap titik pada atau dalam batas kemungkinan-kemungkinan produksi, namun tidak dapat memproduksi di titik manapun di luar batas itu. 

Sebuah hasil dikatakan efisien apabila perekonomian mendapatkan apa yang bisa didapat dari sumber-sumber daya yang tersedia. Titik-titik pada batas kemungkinan (yang terletak pada kurva: titik C dan D) menggambarkan tingkat-tingkat produksi yang efisien, karena semua sumber daya yang ada dimanfaatkan secara penuh. 

Sedangkan hasil yang tidak efisien terjadi apabila sumber daya yang ada tidak dimanfaatkan atau dimanfaatkan secara tidak efisien. Selain itu, masalah pengangguran yang meluas bisa menjadi salah satu sumber ketidakefisienan tersebut.

Contoh titik yang tidak efisien terjadi di dalam kurva, yaitu pada titik H. Apabila sumber penyebab tidak efisien tersebut dihilangkan, produsen bisa bergerak ke titik C maupun D.

5.      Trade-Off dan Opportunity Cost

Salah satu dari sepuluh prinsip pokok ekonomi adalah masyarakat selalu menghadapi tradeoff(pertukaran). Batas kemungkinan-kemungkinan produksi (Production Possibilities Frontiers – PPF) menggambarkan suatu tradeoff yang dihadapi masyarakat.

Mankiw (2006) mengatakan: 
 “Sekali produsen telah mencapai titik efisien pada batas, satu-satunya cara mendapatkan suatu barang dalam jumlah yang lebih banyak adalah dengan mengurangi jumlah barang yang lain.”
Misalnya, ketika produsen bergerak dari titik C ke D, produsen tersebut menghasilkan lebih banyak consumer goods (dari 1500 unit menjadi 2500 unit), namun jumlah produksi capital goodsharus dikurangi (dari 2500 unit menjadi 1700 unit). 

Prinsip ekonomi yang lain adalah bahwa biaya atas sesuatu adalah apapun yang anda korbankan untuk mendapatkannya (Mankiw, 2006). Hal inilah yang disebut dengan biaya kesempatan (opportunity cost). Production Possibilities Frontiers (PPF) memperlihatkan bahwa biaya kesempatan suatu barang diukur relatif terhadap barang lainnya.

Ketika produsen bergerak dari titik C ke D, yang berarti produsen tersebut ingin mendapatkan tambahan produksi consumer goods sebanyak 1000 unit, maka 800 unit capital goods akan dikorbankan untuk mendapatkan tambahan 1000 unit consumer goods tersebut. 

Kemungkinan Produksi

Pengertian Batas Kemungkinan Produksi (PPF)

Batas kemungkinan produksi (PPF) adalah representasi grafik yang menunjukkan kombinasi dua barang (atau jasa) yang dapat diproduksi dengan efisien dari sumber daya dan pengetahuan teknologi yang tetap.

Kita tahu bahwa produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi yang nyata di dunia ini tidak hanya terdiri dari kombinasi dua barang (atau jasa), melainkan kombinasi dari banyak barang dan jasa. PPF di sini adalah suatu model yang menyederhanakan kegiatan produksi menjadi hanya dua barang untuk mempermudah kita mengerti konsep efisiensi, biaya kesempatan, dan trade-off.

Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat tabel berikut :

TABEL KEMUNGKINAN PRODUKSI
Pilihan
Artikel
Topi
A
0
15
B
1
14
C
2
12
D
3
9
E
4
5
F
5
0

Misalnya seorang kontributor Tentorku dapat memilih apakah akan membuat artikel atau topi dalam satu minggu kerja. Berdasarkan sumber daya dan pengetahuan teknologi saat ini, Tentorku dapat memilih untuk membuat topi saja dalam satu minggu (0 artikel dan 15 topi) atau membuat artikel saja dalam satu minggu (5 artikel dan 0 topi), maupun kombinasi keduanya.

PPF umumnya digambarkan menggunakan kotak Edgeworth (en: Edgeworth box), yaitu sebuah grafik yang menunjukkan kemungkinan alokasi dari dua barang berdasarkan total penawaran yang tersedia untuk setiap barang.

contoh-ppf

Kurva batas kemungkinan produksi (PPF) | Gambar berlisensi hak cipta Tentorku

1.     Efisiensi
Garis kurva A-F adalah batas kemungkinan produksi (sering juga disebut kurva kemungkinan produksi).
Titik-titik A-F diasumsikan sudah efisien (tercapai efisiensi produktif). Efisiensi produktif atau efisiensi produksi terjadi ketika ekonomi tidak dapat menghasilkan tambahan suatu barang tanpa mengorbankan (mengurangi) produksi barang lain.
Titik-titik I, J, K adalah kombinasi produksi yang tidak efisien (tidak mencapai efisiensi produktif).
Titik-titik X, Y, Z adalah kombinasi produksi yang tidak mungkin dicapai dalam kondisi sumber daya dan teknologi saat ini.

Pada grafik di atas, efisiensi tercapai pada kurva PPF. Lalu, area yang berada di bawah kurva PPF adalah area yang tidak efisien, dan area yang berada di atas kurva PPF adalah area yang tidak mungkin dicapai.

2.    Biaya Kesempatan
Biaya kesempatan (en: opportunity cost) adalah kerugian (biaya) dari hilangnya potensi keuntungan dari suatu pilihan ketika kita mengambil pilihan yang lain. Sebagai contoh, perhatikan tabel di bawah ini (Δ = output marjinal) :

TABEL BIAYA KESEMPATAN PRODUKSI
Pilihan
Artikel
Topi
Δ Artikel
Δ Topi
A
0
15
-
-
B
1
14
1
-1
C
2
12
1
-2
D
3
9
1
-3
E
4
5
1
-4
F
5
0
1
-5

Pada pilihan A, Tentorku dapat memproduksi 0 artikel dan 15 topi, dan pada pilihan B, Tentorku dapat memproduksi 1 artikel dan 14 topi. Maka biaya kesempatan dari penambahan 1 artikel adalah kehilangan 1 topi, dan seterusnya. Dengan kata lain, biaya kesempatan dari pilihan A ke B adalah 1 topi (ingat biaya kesempatan adalah potensi hilangnya sesuatu). Situasi ini disebut dengantrade-off, yaitu situasi yang melibatkan seseorang kehilangan sesuatu hal untuk mendapatkan hal yang lain.

Lalu berapa biaya kesempatan dari (1) A ke E dan (2) F ke B ?
Jawab :
1)      5 topi – 15 topi = -10 topi => biaya kesempatan A-E adalah 10 topi
2)      1 artikel – 5 artikel = -4 artikel => biaya kesempatan F-B adalah 4 artikel


3.   Tingkat Transformasi Marjinal (MRT)
Tingkat transformasi marjinal (en: marginal rate of transformation) adalah nilai absolut kemiringan (en: slope) dari PPF pada suatu titik. Kemiringan dari PPF menunjukkan jumlah unit barang y yang harus dihilangkan untuk mendapatkan satu unit tambahan barang x dalam suatu ekonomi.[4] Berikut ini adalah rumus dari MRT :

| MRT | = dy / dx
MRT: tingkat transformasi marjinal x terhadap y
dy: derivatif output y
dx: derivatif output x

ppf-mrt

PPF dengan tingkat transformasi marjinal = 5 | Gambar berlisensi hak cipta Tentorku

Sebagai contoh, garis linier di atas memiliki gradien -5, maka MRT-nya adalah 5 (karena absolut). Pada sembarang titik pada garis ini, ekonomi dapat memperoleh tambahan 1 unit barang x dengan mengorbankan 5 unit barang y. Dengan kata lain, sebenarnya MRT ini menghitung biaya kesempatan (terhadap barang x) pada suatu titik.

Catatan:
Apabila PPF berbentuk garis lurus, kita dapat dengan mudah menghitung MRT dengan rumus | MRT | = dy / dx = Δy / Δx = y2-y1 / x2-x1
Apabila PPF berbentuk kurva, kita harus menggunakan garis tangen.
  
Bentuk PPF 1: Biaya Kesempatan Tetap
PPF dengan biaya kesempatan tetap berbentuk garis lurus (linier). Perhatikan Δ Gandum yang konstan pada tabel berikut ini :

TABEL KEMUNGKINAN PRODUKSI
DENGAN BIAYA KESEMPATAN TETAP
Pilihan
Beras (Ton)
Gandum (Ton)
Δ Beras (Ton)
Δ Gandum (Ton)
A
0
500
-
-
B
100
400
100
-100
C
200
300
100
-100
D
300
200
100
-100
E
400
100
100
-100
F
500
0
100
-100


ppf-biaya-kesempatan-tetap

PPF dengan biaya kesempatan tetap | Gambar berlisensi hak cipta Tentorku

PPF dengan biaya kesempatan tetap dapat terjadi apabila sumber daya yang digunakan untuk memproduksi dua barang serupa atau relatif sama. Ini adalah situasi di mana sumber daya yang digunakan tidak memiliki spesialisasi dan dapat disubstitusikan tanpa biaya tambahan. Umumnya, barang yang memiliki grafik seperti ini adalah barang hasil pertanian yang serupa. Misalnya beras dan gandum yang relatif mirip dari segi tanah yang digunakan, teknologi, buruh, dll.
  
Bentuk PPF 2: Biaya Kesempatan Meningkat
PPF dengan biaya kesempatan meningkat berbentuk kurva yang melengkung ke luar (ke atas) dari sumbu pusat. Perhatikan Δ Pesawat yang meningkat pada tabel berikut ini :

TABEL KEMUNGKINAN PRODUKSI
DENGAN BIAYA KESEMPATAN MENINGKAT
Pilihan
Sepatu (Ribu)
Pesawat
Δ Sepatu (Ribu)
Δ Pesawat
A
0
150
-
-
B
200
140
200
-10
C
400
120
200
-20
D
600
90
200
-30
E
800
50
200
-40
F
1.000
0
200
-50

ppf-biaya-kesempatan-meningkat

PPF dengan biaya kesempatan meningkat | Gambar berlisensi hak cipta Tentorku

PPF dengan biaya kesempatan meningkat menunjukkan disparitas (perbedaan) intensitas faktor dan teknologi dari dua sektor produksi yang berbeda. Ketika ekonomi dikhususkan pada satu barang untuk membuat lebih banyak barang tersebut, maka biaya kesempatan untuk memproduksi barang menjadi meningkat. Hal ini dikenal dengan hukum peningkatan biaya kesempatan (en:the law of increasing opportunity cost). Konsep ini bisa dikatakan sebagai pelengkap konsep  hukum hasil yang semakin berkurang (en: the law of diminishing returns) pada bab sebelumnya yang menunjukkan output marjinal yang semakin berkurang ketika alokasi sumber daya dikhususkan pada satu barang.

Bentuk PPF 3: Biaya Kesempatan Menurun
PPF dengan biaya kesempatan menurun berbentuk kurva yang melengkung ke dalam (ke bawah) menuju sumbu pusat. Perhatikan Δ Motor yang menurun pada tabel berikut ini :

TABEL KEMUNGKINAN PRODUKSI
DENGAN BIAYA KESEMPATAN MENURUN
Pilihan
Beras (Ton)
Motor
Δ Beras (Ton)
Δ Motor
A
0
1.500
-
-
B
100
1.000
100
-500
C
200
600
100
-400
D
300
300
100
-300
E
400
100
100
-200
F
500
0
100
-100

ppf-biaya-kesempatan-menurun

PPF dengan biaya kesempatan menurun | Gambar berlisensi hak cipta Tentorku

PPF dengan biaya kesempatan menurun secara teoritis dapat terjadi karena adanya skala ekonomis (en: economies of scale), yaitu keuntungan karena memproduksi dalam jumlah yang besar. Keunggulan ini terjadi akibat biaya tetap per unit yang berkurang, atau bisa juga akibat biaya variabel per unit yang berkurang. Skala ekonomis ini umumnya terjadi pada sektor manufaktur yang menggunakan teknik produksi massal. Meskipun demikian, bentuk PPF ini kecil kemungkinannya dapat terjadi pada ekonomi secara keseluruhan.

Misalnya pabrik perakitan sepeda motor di atas menggunakan teknik produksi massal yang setiap tenaga kerjanya mengoperasikan mesin-mesin yang khusus pada tiap jalur perakitan (en: assembly line). Pada titik A, ketika sebagian tenaga kerja dialokasikan untuk menghasilkan beras, maka beberapa jalur perakitan tersebut menjadi tidak berfungsi. Hal ini akan langsung menurunkan output sepeda motor dengan signifikan dari 1500 menjadi 1000. Hal ini terus terjadi sampai pada akhirnya hanya ada satu jalur perakitan yang berfungsi pada titik E yang hanya dapat menghasilkan 100 motor.

Pergeseran Batas Kemungkinan Produksi (PPF)
Dari penjelasan sebelumnya, kita tahu bahwa PPF memiliki syarat bahwa sumber daya dan pengetahuan teknologi yang digunakan adalah tetap. Lalu bagaimana apabila hal tersebut berubah? Hal inilah yang menjadi penyebab utama bergesernya PPF.

pergeseran-ppf

Pergeseran PPF | Gambar berlisensi hak cipta Tentorku

Perhatikan grafik di atas. Pergeseran batas kemungkinan produksi dapat terjadi ke luar atau ke dalam. Pergeseran kurva PPF ke luar (D ke D1) menandakan bahwa kedua barang, dalam hal ini pesawat dan sepatu, dapat diproduksi lebih banyak. Sebaliknya, pergeseran kurva PPF ke dalam (D ke D2) menandakan bahwa kedua barang tersebut tidak lagi dapat diproduksi sebanyak sedia kala (mengalami penurunan produksi). Ketika PPF bergeser ke luar, hal ini mengindikasikan pertumbuhan ekonomi, sebaliknya PPF yang bergeser ke dalam mengindikasikan perlambatan (resesi) ekonomi.

Terdapat dua jenis pergerakan dalam PPF, yaitu pergeseran (en: shifting) dan pergerakan sepanjang garis (en: moving along the line). Pada kasus di mana terjadi pergeseran, akan terbentuk kurva baru (A-F menjadi A1-F1 atau A2-F2). Sedangkan pergerakan sepanjang garis hanyalah perpindahan dari titik ke titik pada kurva yang sama, misalnya dari A ke B, B ke C, atau A1 ke B1, dsb. Cara paling sederhana membedakan dua jenis perpindahan tersebut adalah dengan melihat jumlah outputnya. Pergerakan sepanjang garis akan menambah salah satu output barang saja dan mengurangi yang lain, sedangkan pergeseran kurva akan sama-sama menambah atau sama-sama mengurangi kedua output barang.

Hal yang menyebabkan PPF bergeser ke luar adalah:
Kemajuan teknologi (teknik produksi), menyebabkan peningkatan produktivitas barang x dan barang y.
Kualitas tenaga kerja yang lebih baik, menyebabkan peningkatan produktivitas barang x dan barang y.
Hal-hal lain yang menyebabkan sumber daya dan pengetahuan teknologi menjadi lebih baik.
Hal yang menyebabkan PPF bergeser ke dalam adalah:
Bencana alam dan peperangan, menyebabkan terputusnya listrik, hancurnya pabrik, dan kematian tenaga kerja.
Wabah penyakit, menyebabkan kematian tenaga kerja.
Hal-hal lain yang menyebabkan sumber daya dan pengetahuan teknologi menjadi lebih buruk.


REFERENSI :
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro: suatu pengantar, Buku Seri Teori Ekonomi, Edisi ketiga, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004.
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Edisi Ketiga, Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002.
Paul A.Samuelson dan William D.Nordhaus, Economics, Fourteenth Edition, McGraw-Hill., Inc, Singapore, 1992.
Suparmono, 2002, Pengantar Ekonomika Makro. Teori, soal dan penyelesaiannya, Penerbit UPP AMP YKPN
R. Abdul Maqin dan Lili Masli, 2002, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung (2008), Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, edisi keempat, Buku Seri Teori Ekonomi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Boediono (2001), Ekonomi Makro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2, edisi 4, BPFE Yogyakarta.

Sumber Lain :
           http://broncu.blogspot.com/2010/03/ruang-lingkup-ekonomi.html
http://chandrapamungkas.wordpress.com/2011/04/03/pengertian-masalah-pokok-ekonomi-dan-sistem-perekonomian/
http://faiza-ulfa.blogspot.co.id/2012/03/masalah-ekonomi-dan-sistem-perekonomian.html
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/10/batas-kemungkinan-kemungkinan-produksi.html 
           https://www.tentorku.com/production-possibility-frontier-ppf/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...