Peramalan Permintaan Produk dan Jasa
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Salah satu jenis peramalan adalah peramalan permintaan. Peramalan permintaan (fOrecasting Demand) merupakan tingkat permintaan produk –produk yang diharapkan akan terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang.
Menurut Vincers Gapers didalam management permintaan ada dua jenis perencanaan permintaan, yaitu :
- Permintaan bebas ( independent Demand), Merupakan permintaan terhadap material, suku cadang atau produk yang bebas atau tidak terkait langsung dengan struktur bill of material (BOM) untuk produk akhir atau item teretentu.
- Permintaan tidak bebas( Dependent Demand), Merupakan permintaan terhadap material , suku cadang atau produk yang terkait langsung dengan atau diturunkan dari struktur bill of material untuk produk akahir atau item tertentu.
Peramalan (forecasting) permintaan akan produk dan jasa di waktu mendatang dan bagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi. Peramalan yang baik adalah esensialuntuk efisiensi operasi-operasi manufacturing dan produksi jasa. Manajemen produksi/operasi menggunakan hasil-hasil peramalan dalam membuat keputusan-keputusan yang menyangkut pemilihan proses, perencanaan kapasitas, dan layout fasilitas, serta untuk berbagai keputusan yang bersifat terus menerus berkenaan dalam perencanaan, scheduling dan persediaan.
I. Kebutuhan peramalan dalam manajemen produksi dan operasi
Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa eksternal yang pada umumnya berada di luar kendali manajemen seperti: ekonomi, pelanggan, pesaing, pemerintah dan lain sebagainya.
Peramalan permintaan memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan khususnya dibidang produksi. Aktivitas manajemen operasi menggunakan peramalan permintaan dalam perencanaan yang menyangkut skedul produksi, perencanaan pemenuhan kebutuhan bahan, perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perencanaan kapasitas produksi, perencanaan layout fasilitas, penentuan lokasi, pemenuhan metode proses, penentuan jumlah mesin, desain aliran bahan dan lain sebagainya. Peranan ini disebabkan adanya tenggang waktu antara suatu peristiwa dengan kebutuhan mendatang.
Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan permintaan, namun aktivitas manajemen operasi di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan permintaan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Perusahaan perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang meliputi :
Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis. Hanya sedikit bisnis yang dapat menghindari proses peramalan dan hanya menunggu apa yang terjadi untuk kemudian mengambil kesempatan. Perencanaan yang efektif baik untuk jangka panjang maupun bergantung pada peramalan permintaan untuk produk perusahaan tersebut.
Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dicakupnya. Horison waktu teragi atas beberapa kategori :
I. Kebutuhan peramalan dalam manajemen produksi dan operasi
Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa eksternal yang pada umumnya berada di luar kendali manajemen seperti: ekonomi, pelanggan, pesaing, pemerintah dan lain sebagainya.
Peramalan permintaan memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan khususnya dibidang produksi. Aktivitas manajemen operasi menggunakan peramalan permintaan dalam perencanaan yang menyangkut skedul produksi, perencanaan pemenuhan kebutuhan bahan, perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perencanaan kapasitas produksi, perencanaan layout fasilitas, penentuan lokasi, pemenuhan metode proses, penentuan jumlah mesin, desain aliran bahan dan lain sebagainya. Peranan ini disebabkan adanya tenggang waktu antara suatu peristiwa dengan kebutuhan mendatang.
Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan permintaan, namun aktivitas manajemen operasi di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan permintaan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Perusahaan perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang meliputi :
- Identifikasi dan definisi masalah peramala
- Aplikasi metode peramala
- Pemilihan metode peramalan yang tepat untuk situasi tertent
- Dukungan manajemen untuk menggunakan metode peramalan tertentu
Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis. Hanya sedikit bisnis yang dapat menghindari proses peramalan dan hanya menunggu apa yang terjadi untuk kemudian mengambil kesempatan. Perencanaan yang efektif baik untuk jangka panjang maupun bergantung pada peramalan permintaan untuk produk perusahaan tersebut.
Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dicakupnya. Horison waktu teragi atas beberapa kategori :
- Peramalan jangka pendek, peramalan ini mencakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi umumnya kurang dari bulan. Peramalan ini dugunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, penugasan kerja dan tingkat produksi.
- Peramalan jangka menengah, umumnya mencakup hitungan bulanan hingga 3 tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi.
- Peramalan jangka panjang, umumnya untuk perencanan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan.
II.
Metode peramalan
Peramalan
kadang-kadang dilakukan dengan metode “to-down”. Dalam kasus-kasus lainnya, sebaliknya, digunakan metode :bottom-up”. Dan dalam kasus-kasus lainnya lagi,
pengalaman masa lalu diekstropolasi ke waktu mendatang dengan menggunakan
berbagai prosedur matematikal dan statistical.
1. Top
down forecasting
Metode “top-down”
sering dimulai dengan penggunaan hasil-hasil peramalan berbagai kondisi
bisnis umum yang dibuat oleh para ekonom dalam berbagai
lembaga-lembaga pemerintah dan dalam perusahaan-perusahaan besar serta
universitas-universitas. Ramalan-ramalan seperti ini secara ajeg muncul dalam
publikasi-publikasi pemerintah dan swasta. Disamping itu, ramalan-ramalan yang
lebih terperincidan dibuat menurut pesanan dibeli oleh organisasi-organisasi
yang bergerak khusus dalam peramalan “ekonometrik” (peramalan kecenderungan
ekonomi, penggunaan prosedur-prosedur statistical dan matematikal).
Sebagai contoh, para
ahli mungkin mengatakan bahwa produk nasional bruto tahun yang akan dating
sebesar 1.000 triliyun rupiah. Bagi suatu perusahaan yang membuat lemari es,
kompor gas, mesin cuci dan sebagainya, timbul pertanyaan : Bagaimana hal itu
akan mempengaruhi kita? Para peramal dalam perusahaan pertama harus
menterjemahkan peramalan umum ke peramalan bisnis industry-nya di
waktu yang akan dating. Kemudian harus diperkirakan bagian pasar perusahaan (market
share), dan akhirnya, berapa banyak setiap produk perusahaan akan dapat
dijual setiap bulan(peramalan penjualan perusahaan).
Para peramal sering
menggunakan metode peramalan “ekstrinsik” untuk menyusun
ramalan-ramalan khusus bagi produk individual utama atau bagi kelompok dan
kelas produk penting. Metode peramalan ekstrinsik biasanya digunakan untuk
peramalan kelompok-kelompok produk, seperti sepatu atau ban. Ramalan-ramalan
ini biasanya dikembangkan oleh staf pemasaran organisasi. Metode peramalan
ini menganggap bahwa diwaktu yang lalu, ada berbagai hubungan antara penjualan
suatu barang atau kelompok barang dengan satu atau lebih factor eksternal,
seperti pertumbuhan penduduk, tingkat pendapatan, jumlah orang yang bekerja,
atau jumlah rumah baru yang sedang dibangun. Di samping itu, juga dianggap
bahwa perubahan-perubahan dalam factor-faktor eksternal mempunyai suatu
hubungan yang kuat dengan penjualan produk di waktu yang lalu, dan hubungan ini
akan berlanjut di waktu yang akan datang.
Metode statistical
yang paling umum digunakan untuk mencari hubungan-hubungan ini adalah analisis
regresi dan korelasi. Untuk menggunakan metode ini, analis memerlukan data
historic yang akan dipakai untuk mengembangkan persamaan-persamaan regresi, dan
mereka juga memerlukan kemampuan untuk dapat memperkirakan factor-faktor
predictor atau variable-variabel “ekstrinsik” dalam pembuatan suatu ramalan.
Estimasi factor-faktor predictor ini harus dilakukan secara tepat, karena bila
salah, peramalan permintaan di waktu yang akan dating juga menjadi salah.
2. Bottom
up forecasting
Metode bottom-up mulai
dengan perkiraan permintaan produk akhir individual. Berapa banyak setiap
produk akhir akan dapat dijual oleh perusahaan tahun depan? Atau berapa jam
pelayanan yang akan diminta? Dalam metode ini para peramal menerima
estimasi-estimasi dari orang-orang penjualan, para dealer (distributor),dan
para langganan. Analis juga perlu mengamati pola-pola penjualan di waktu yang
lalu. Akhirnya, analis menambahkan ramalan-ramalan produk lainnya dan
memperoleh hasil peramalan total, yang disebut ramalan agrerat.
Dalam kenyataannya,
banyak perusahaan menggunakan kedua metoda, top-down dan bottom-up, secara
bersamaan dan mengkombinasikan kedua hasil proyeksinya menjadi suatu ramalan
tunggal. Tetapi sebelum penetapan ramalan akhir, perusahaan juga mungkin
menggunakan pendekatan “pendapatan dewan eksekutif” (metoda “Delphi”) untuk
membenarkan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu hasil peramalan yang
ditentukan secara lebih tehnikal. Ramalan-ramalan disesuaikan ke bawah atau ke
atas menurut apa yang diperkirakan orang-orang puncak organisasi tentang waktu
yang akan datang.
III.
Proses peramalan
Peramalan adalah suatu
usaha untuk meramalkan keadaan dimasa mendatang melalui pengujian keadaan
dimasa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu
yang akan dating atas dasar pola-pola di waktu yang lalu dan penggunaan
kebijakan terhadap proyeksi-proyeksi dengan pola-pola di waktu yang lalu.
Peramalan memerlukan kebijakan, sedangkan proyeksi adalah fungsi-fungsi
mekanikal, proses peramalan biasanya terdiri dari langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Penentuan tujuan.
Langkah pertama
terdiri atas penentuan macam estimasi yang diinginkan. Sebaliknya tujuan
tergantung pada kebutuhan-kebutuhan informasi para manajer. Analis membicarakan
dengan para pembuat keputusan umtuk mengetahui apa kebutuhan-kebutuhan mereka,
dan menentukan :
a. Variabel-variabel apa
yang akan diestimasi.
b. Siapa yang akan
menggunakan hasil peramalan .
c. Untuk tujuan-tujuan
apa hasil peramalan akan digunakan.
d. Estimasi jangka
panjang atau jangka pendek yang diinginkan.
e. Derajat ketepatan
estimasi yang diinginkan.
f. Kapan estimasi
dibutuhkan.
g. Bagian-bagian peramalan yang diinginkan, seperti peramalan untuk kelompok pembeli,
kelompok produk atau daerah geografis.
2. Pengembangan model.
Setelah tujuan
ditetapkan langkah berikutnya adalah mengembangkan suatu mode, yang merupakan
suatu penyajian secara lebih sederhana system yang dipelajari. Dalam peramalan,
Model adalah suatu kerangka analitik yang bila dimasukkan data masukan
menghasilkan estimasi penjualan diwaktu mendatang (variable apa saja yang
diramal). Analis hendaknya memilih sutau model yang menggambarkan secara
realistic perilaku variable-variabel yang dipertimbangkan.
Pemilihan suatu model yang tepat adalah krusial. Setiap model mempunyai
asumsi-asumsi yang harus dipenuhi sebagai persyaratan penggunaannya. Validitas
dan reliabilitas estimasi sangat tergantung pada model yang dipakai.
3. Pengujian model.
Sebelum diterapkan
model biasanya diuji untuk menentukan tingkat akurasi, validitas dan
reliabilitas yang diharapkan. Ini sering mencakup penerapannya pada data
historic dan penyiapan estimasi untuk tahun-tahun sekarang dengan data nyata
yang tersedia. Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil
peramalan dengan kenyataanya.Dengan kata lain pengujian model bermaksud untuk
mengetahui validitas atau kemampuan prediktif secara logic suatu model.
4. Penerapan model.
Setelah pengujian
analis menerapkan model dalam tahap ini, data historik dimasukkan dalam model
untuk menghasilkan suatu ramalan. Dalam kasus model penjualan= A + BX, Analis
menerapkan tehnik-tehnik matematik agar diperoleh A dan B.
5. Revisi dan Evaluasi.
Ramalan-ramalan yang
telah dibuat harus senantiasa harus diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan
mungkin perlu dilakukan karena adanya perubahan-perubahan dalam perusahaan atau
lingkungannya seperti tingkat harga produk perusahaan,
karakteristik-karakteristik produk. Pengeluaran-pengeluaran pengiklanan,
tingkat pengeluaran pemerintah, kebijaksanaan moneter dan kemajuan
tehnologi. Evaluasi dilain pihak merupakan pembandingan ramalan-ramalan dengan
hasil-hasil nyata untuk menilai ketepatan penggunaan suatu metodologi atau
tehnik peramalan. Langkah ini diperlukan untuk menjaga kualitas
estimasi-estimasi di waktu yang akan datang.
IV. Teknik
– teknik peramalan
1. Teknik
kualitatif
Berbagai macam
tehnik peramalan telah tersedia, kualitatif analisis trend, analisis runtun
waktu, analisis regresi dan korelasi, model-model ekonometrik dan model-model
simulasi.
Tehnik-tehnik
kualitatif adalah subyektif atau judgmental atau berdasarkan pada
estimasi-estimasi dan pendapat-pendapat. Berbagai sumber pendapat bagi
peramalan kondisi bisnis adalah sebagai berikut :
a. Para eksekutif.
Para eksekutif sering
mempunyai kemampuan untuk memberikan masukan-masukan forecasting yang berguna,
terutama dari para manajer yang mempunyai pengalaman cukup lama dalam industry
atau dalam perusahaan sejenis. Seorang eksekutif dalam industry penerbitan buku
teks, sebagai contoh, mungkin dapat memberikan ramalan-ramalan penjualan
alat-alat visual untuk para instructor dengan benar. Pengalaman menunjukkan
bahwa para eksekutif dalam produksi, pemasaran atau penjualan, manajemen puncak
adalah sumber-sumber yang baik.
b. Orang-orang penjualan.
Sumber baik lainnya
adalah tenaga-tenaga penjualan. Para anggota kelompok ini secara tetap
berhubungan dengan para langganan, sehingga akan mapu untuk memperkirakan
rencana rencana pembelian, sikap dan kebutuhan mereka. Orang-orang penjualan
juga merupakan sumber yang dapat informasi tentang taktik taktik para pesaing
sekarang dan perkiraan di waktu yang akan datang.
c. Para langganan.
Langganan (cutomers)
yang membeli kelurn (produk atau jasa) perusahaan kadang-kadang bersedia dan
berkeinginan untuk mengungkapkan rencana-rencana pembelian mereka. Hal ini
sering dijumpai terutama bagi perusahaan-perusahaan yang menjual
produk-produknya ke pasar industry, dan informasi yang diberikan para langganan
merupakan umpan balik bagi perusahaan. Langganan mungkin menyampaikan informasi
ini secara pribadi kepada para eksekutif dan orang-orang penjualan, atau
melalui surat, telephone dan pengisian daftar pertanyaan suatu survai konsumen
atau wawancara pribadi.
d. Lain-lain.
Dalam banyak contoh,
para spesialis (ahli) dalam berbagai bidang memberikan pendapat-pendapat yang
sangat bernilai. Berikut ini adalah daftar contoh para ahli dan tipe-tipe
perusahaan yang dapat menggunakan pendapat mereka dalam melakukan forecasting.
2. Teknik
kuantitatif
Sedangkan berbagai teknik
peramalan kualitatif yang dapat digunakan, secara ringkas dapat diuraikan
berikut ini :
a. Metoda Delphi.
Metoda Delphi
merupakan teknik yang mempergunakan suatu prosedur yang sistematik untuk
mendapatkan suatu konsensus pendapat-pendapat dari suatu kelompok ahli. Proses
Delphi ini dilakukan dengan meminta kepada para anggota kelompok untuk
memberikan serangkaian ramalan-ramalan melalui tanggapan mereka terhadapdaftar
pertanyaan. Kemudian, seorang moderator mengu,pulkan dan memformulasikan daftar
pertanyaan baru dan dibagikan lagi kepada kelompok.
b. Riset pasar.
Riset pasar adalah
peralatan peramalan yang berguna, terutama bila ada kekurangan data historic
atau data tidak reliable. Teknik ini secara khusus digunakan untuk meramal
permmintaaan jangka panjang dan penjualan produk baru.
c. Analogi historic.
Peramalan dilakukan
dengan menggunakan pengalaman-pengalaman historic dari suatu produk yang
sejenis. Peramalan produk baru dapat dikaitkan dengan tahap-tahap dalam siklus
kehidupan produk yang sejenis.
d. Konsensus panel.
Gagasan yang
didiskusikan oleh kelompok akan menghasilkan ramalan-ramalan yang lebih baik
daripada dilakukan oleh seseorang. Diskusi dilakukan dalam pertemuan pertukaran
gagasan secara terbuka. Para partisipan dapat terdiri para eksekutif,
orang-orang penjualan, para ahli atau langganan.
REFERENSI :
Bunawan, Pengantar Manajemen Operasi : Seri Diktat
Kuliah, Gunadarma, Jakarta, Edisi Terbaru
Eddy Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi
Kedua, Grasindo, Jakarta, atau Edisi terbaru
T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan
Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi terbaru
Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, LP
FEUI, Jakarta, Edisi terbaru
Pangestu Subagyo, Manajemen Operasi, BPFE, Yogyakarta,
Edisi Terbaru
Buku-buku Manajemen Opersional lain yang berkaitan (
Diusahakan terbitan terbaru )
Sumber Lain :
http://aabshare.blogspot.co.id/2014/01/peramalan-permintaan-akan-produk-dan-jasa.html
https://fariedpradhana.wordpress.com/2012/06/28/forecasting-peramalan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar