Minggu, 25 September 2016

MANAJEMEN OPERASIONAL - DEFINISI DAN PENGERTIAN MANAJEMEN OPERASIONAL

Manajemen Operasional


Definisi Manajemen
Pengertian manajemen menurut T. Hani Handoko (2003:3) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Pengertian manajemen menurut Melayu S.P Hasibuan (2006:2) adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Pengertian Manajemen Menurut Kosasih dan Soewedo (2009:1) adalah pengarahan menggerakkan sekelompok orang dan fasilitas dalam usaha untuk mencapai tujuan tertentu.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari beberapa pendapat tersebut bahwa manajemen ialah suatu ilmu yang mempelajari tentang proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan sumber daya baik itu sumber daya manusia maupun sumber  daya yang lainnya agar mencapai tujuan yang sudah ditentukan.

Definisi Manajemen Operasi

Menurut Subagyo (2000:1) operasi ialah kegiatan untuk mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa.

Lalu Sumayang (2003) menyatakan bahwa manajemen operasi ialah suatu pengelolaan proses pengubahan atau proses konversi dimana sumber-sumber daya yang berlaku sebagai input diubah menjadi suatu barang atau jasa/output.

Menurut T. Hani Handoko (1999), manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (faktor produksi) – tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya - dalam proses transformasi  bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.

Dalam wikipedia, Manajemen operasi adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan efesien. Seorang manajer operasi bertanggung jawab mengelola proses pengubahan input (dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi) menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa).

Apa yang bisa dilakukan manajer operasi dan orientasi manajer operasi? Melakukan fungsi-fungsi proses manajemen, yaitu seperti : perencanaan, pengorganisasian, pembentukan staf, kepemimpinan dan pengendalian. Orientasi manajer operasi ialah mengarahkan keluaran/output dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.

Tanggung jawab manajer operasi yaitu menghasilkan barang dan jasa, mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi, dan mengkaji pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi.

Zulian Yamit (2003) menyatakan bahwa peranan manajer operasi adalah sebagai berikut :
  1. Menentukan dan mengatur letak gudang persediaan dan mesin yang efisien agar tidak menyita waktu dalam pergerakan.
  2. Melakukan pemeliharaan agar menjamin keandalan dan kontinuitas operasi.
  3. Mengurangi bagian produk yang rusak atau memperbaiki proses produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang rendah.
  4. Menentukan komponen yang akan dibuat atau dibeli dari suplier.
  5. Menentukan atau memperbaiki skedul kerja.
  6. Mengevaluasi biaya tenaga kerja jika ada penambahan jam kerja.
  7. Memperbaiki sistem informasi produk dengan para suplier.
  8. Memperbaiki manajemen persediaan.
  9. Memperbaiki produktivitas.
  10. Mengurangi jika memungkinkan menghapuskan pemborosan.
  11. Memperpendek waktu persiapan untuk mengurangi waktu proses, dan sebagainya
Fungsi dari operasi pada organisasi adalah merupakan tugas bagian operasi yang menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Manajemen operasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Pengaruh Lingkungan

Inputs
Outputs
Buruh
Modal
Tanah
Manajemen Proses Konveksi
Barang Dan Jasa
Umpan Balik


I. Pendahuluan

Mengapa Perlu Mempelajari Manajemen Operasi ?
Sebagai mahasiswa jurusan akuntansi pasti muncul pertanyaan, mengapa kita mesti mempelajari manajemen operasi, sedangkan spesialisasi kita adalah bidang akuntansi? T. Hani Handoko dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi (1999) menjelaskan alasan mengapa perlu mempelajari manajemen operasi, diantaranya :
  1. Para akuntan juga perlu mempelajari sistem-sistem perencanaan dan pengawasan produksi dan persediaan. Sistem-sistem ini dapat memberikan informasi akuntansi biaya, rasio-rasio pemanfaatan kapasitas, penilaian persediaan, harga pokok penjualan, dan informasi lain untuk pengawasan, pemeriksaan (auditing) dan pelaporan finansial internal.
  2. Sekitar 70 % aktiva-aktiva dalam bebagai organisasi manufacturingdan pemrosesan  adalah berbentuk persediaan-persediaan, pabrik dan peralatan yang secara langsung atau tidak langsung dibawah pengawasan para manajer produksi atau operasi, manajer bahan, manajer pemeliharaan, para penyelia (supervisors) produksi – yang kesemuanya merupakan anggota organisasi manajemen produksi/operasi. Dengan konsentrasi aktiva-aktiva ini, maka kita hendaknya memahami apa yang dikerjakan orang-orang produksi, bagaimana mereka melakukannya, dan metode-metode ilmiah yang digunakan.
  3. Untuk memperoleh pengetahuan tentang berbagai macam tekanan yang dihadapi para manajer sebagai usaha mereka untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.
  4. Bahwa ada kesempatan pekerjaan dan karier yang cerah bagi para individu kreatif yang berminat terjun dalam karier profesional di bidang manajemen operasi.
Ada beberapa alasan lainnya yang bisa menjadi dasar mengapa kita perlu belajar manajemen operasi, diantaranya :
  1. Manajemen Operasi memberikan cara pandang yang sistematik dalam melihat proses-proses dalam organisasi. Jika hal ini sudah menjadi isu biasa dalam industri manufaktur, tidak demikian dalam industri jasa. Pemahaman tentang bagaimana mengelola operasi dengan pendekatan modern ini akan memudahkan kita menganalisis dan memperbaiki sistem dalam perusahaan atau organisasi.
  2. Konsep dan tools dalam manajemen operasi pada dasarnya dapat dan banyak diterapkan pada fungsi manajemen yang lain. Mengapa demikian? Karena setiap fungsi manajemen juga melibatkan proses dalam pekerjaannya.
  3. Bidang manajemen operasi pun belakangan ini menawarkan karir yang cukup menantang seperti fungsi manajemen lainnya. Di banyak perusahaan sudah biasa kita jumpai jabatan manajer operasi, bahkan sampai direktur operasi.
  4. Dalam pendidikan bisnis, manajemen operasi memang sudah menjadi satu pilar yang wajib diajarkan kepada mahasiswa. Terkait dengan poin tiga, maka banyak sekali para recruiters mencari lulusan perguruan tinggi yang sudah memiliki cukup pengetahuan seputar manajemen operasi.


II. Definisi dan Istilah-istilah dalam Manajemen Operasi

Definisi Manajemen Operasional
Yang dimaksud Operasi adalah suatu aktivitas dalam mentransformasikan input – input menjadi output – output yang dapat menambah nilai pada barang atau jasa.

Jadi, Manajemen Operasional adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif  dan efesien . Seorang manajer operasi bertanggung jawab mengelola proses pengubahan input (dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi) menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa).

Definisi Khsusu :

  1. Tanggungjawab memproduksi barang dan jasa didalam suatu organisasi.
  2. Studi tentang pengambilan keputusan dalam fungsi operasi.

Tiga (3) hal yang perlu diperhatikan terkait definisi :
  1. Fungsi,  Tanggung jawab manajer operasi untuk mengelola fungsi kerja dalam suatu organisasi.
  2. Sistem,  Bagaimana sistem yang memproduksi barang atau jasa. Untuk mengetahuinya diperlukan rancangan dan analisis operasi.
  3. Keputusan,  Keputusan sebagai unsur penting dalam pelaksanaan manajemen operasional.


 Istilah – istilah :
  1. Produksi, mengubah input menjadi output yang memiliki nilai tambah.
  2. Barang, Output yang memiliki nilai tambah
  3. Jasa, Output memiliki nilai tambah
  4. Produktivitas, Perbandingan antara hasil sebenarnya dengan hasil seharusnya.
  5. Proses, Cara, Metode, Teknik
  6. Perencanaan Produk, Apa, Berapa, dan Bagaimana produk yang akan dibuat
  7. Perencanaan Produksi, Apa, Berapa, dan Bagaimana produksi pada periode esok.
  8. Urutan proses produksi, dibagi 2 = Master Route Sheet dan Route Sheet
  9. Jadwal Produksi, dibagi 2 = Master Sechedule Sheet dan Schedule Sheet
  10. Dispatching, Perintah kerja
  11. Bill of Material, Daftar BB + BP untuk memproduksi suatu produk
  12. Job Lot Shop, Hanya memproduksi atas dasar pesanan yang masuk
  13. Mass Production, Produksi untuk pasar/massa
  14. Luas Produksi, Kapasitas yang digunakan untuk produksi dalam periode (fleksibel)
  15. Luas Perusahaan, Kapasitas Terpasang untuk produksi dalam periode tertentu (tetap)

III. Fungsi operasi dalam organisasi

Fungsi (sistem) operasi adalah bagian dari organisasi yang membuat dan menghasilkan produk perusahaan, barang maupun jasa.

Fungsi Operasional dalam Manajemen :
1.    Manajemen Sumber Daya Manusia
2.    Manajemen Pemasaran
3.    Manajemen Operasi/Produksi
4.    Manajemen Keuangan
5.    Manajemen Informasi

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.

Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada    intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.

Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang dihasilkan dalam proses produksi.

Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit.  Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.

Manajemen Informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang.  Untuk memastikan itu manajemen informasi bertugas untuk menyediakan seluruh informasi yang terkait dengan kegiatan perusahaan baik informasi internal maupun eksternal, yang dapat mendorong kegiatan bisnis yang dijalankan tetap mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat


IV. Ruang Lingkup Manajemen Operasi
  1. Perencanaan sistem produksi (Produk, Lokasi Pabrik, Letak Fasilitas Produksi, Lingkungan kerja, Standar Produksi).
  2. Pengendalian produksi (Proses Produksi, Bahan Baku, Tenaga Kerja, biaya Produksi, Kualitas dan Pemeliharaan).
  3. Sistem Informasi produksi (Struktur Organisasi, Produksi atas dasar Pesanan, Produksi untukPersediaan/umum).

V. Macam-macam organisasi dan proses produksi

Beberapa kriteria yang dijadikan dasar pembedaan ukuran organisasi antara lain adalah:
  1. Jumlah karyawan yang diperkerjakan
  2. Besarnya volume penjualan dalam rupiah
  3. Jumlah konsumen atau pelanggan yang dilayani
  4. Luas pasar yang dijangkau: lokal, nasional, multinasional, dan internasional.
  5. Besar modal yang dipakai
  6. Kecanggihan peralatan yang dipakai
Dalam pengelompokannya ada empat kriteria organisasi yaitu :
  1. Organisasi kecil : toko pengecer, KUD, poliklinik, perusahaan perorangan.
  2. Organisasi menengah : perusahaan yang beroperasi ditingkat kabupaten, perusahaan antar kota, rumah sakit.
  3. Organisasi Besar : perusahaan rokok gudang garam, perusahaan batu baterai ABC, perusahaan pengembangan tingkat nasional.
  4. Organisasi raksasa :pertamina, perusahaan alat-alat elektronik, dept. pemerintah.
Jenis – Jenis Proses Produksi :
  1. Continuous Process(terus menerus), mis Rokok, makanan
  2. Intermittent (Job-Shop / Terputus-putus) Process, mis Garment
  3. Routing (unik), mis. Percetakan
VI. Posisi manajemen dalam operasi

Manajer operasi, dalam manufaktur termasuk manajer pabrik dan wakil dirut pabrik.  Untuk jasa termasuk menajer toko, kantor, wakil manajer operasi.

Posisi ini menyangkut koordinasi dan pelaksanaan fungsi operasi, juga tanggung jawab khusus yaitu; perencanaan strategis penentuan kebijakan , penganggaran bekanja dan pengendalian operasi.


VII. Perbedaan operasi produsen barang dengan jasa
Barang adalah entitas nyata, sedangkan jasa tidak berwujud.
  1. Kapasitas dan persediaan, Jasa dipandang sebagai produk yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan sebagai persediaan untuk penggunaan dimasa datang.  Sedangkan barang dapat disimpan sebagai persediaan.
  2. Mutu, Jasa tidak berwujud sehingga tidak dapat dinilai mutunya.
  3. Penyebaran, Jasa sering disebarkan secara geografis dan diproduksi saat pelanggan mengkonsumsinya.  Sedangkan barang dapat memusatkan operasi karena produk mereka dapat dikirim ke tujuan.
  4. Pemasaran dan operasi, Jasa dikonsumsi dan dikonsumsi pada saat bersamaan.  Pada barang pemasaran pemasaran dan operasi  merupakan fungsi yang terpisah.  Demikian juga dengan produksi dan penjualan barang.  Sehingga integrasi bidang pemasaran dan operasi menjadi permasalahaan yang sulit bagi perusahaan pengasil barang.

VIII. Kasus Latihan

CONTOH KASUS MANAJEMEN OPERASI ( PT. UNILEVER TBK. )

 Sejarah Unilever TBK

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.

Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.

Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.

Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.

Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PT. UNILEVER

Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER memiliki strategi – strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain :
  1. KEPEMIMPINAN HARGA RENDAH. Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan sistimpengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin bisnis eceran diamerika serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secaralangsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada kasir.terminaltitik pejualan mencatat kode barang setiap barang yang melewati kasir dan mengirimkantransaksi pembelian langsung kepada komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkanpesanan dari semua toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapatmengakses daa penjualan dan persediaan wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem inimampu membuat wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikanpersediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan.
  2. DIFERENSIASI PRODUK. Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever tetapmempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.
  3. BERFOKUS PADA PELUANG PASAR. Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang lain,produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan caraterjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengandiadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.
  4. MENGUATKAN KEAKRABAN PELANGGAN DAN PEMASOK. Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok terhadapjadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga melakukan Tanya jawab konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluh
Dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll

Strategi Promosi yang dapat dilakukano leh PT.Unilever yaitu:
  1. Periklanan
  2. Promosi Penjualan
  3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas
  4. Penjualan Secara Pribadi

VISI DAN MISI
Visi
  • Unilever berusaha menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari. Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan juga bagi orang lain.
  • Kami akan menginspirasi orang-orang untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang dapat memberikan perbedaan besar bagi dunia.
  • Kami akan mengembangkan cara baru untuk melakukan usaha dengan tujuan mengembangkan perusahaan kami sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.
  • Kami sepenuhnya menyadari bahwa kami perlu mengembangkan model baru untuk pertumbuhan usaha. Kami bertujuan melaksanakan program kerja jangka panjang dengan supplier kami, para pelanggan dan rekan lainnya dalam mencapai tujuan ini.
  • Dengan portfolio brand kami yang kuat, kehadiran yang menonjol pasar dan komitmen yang bertahan lama untuk berbagi nilai kreasi, kami percaya kami berada di tempat terbaik untuk mencapai tujuan ini.
Misi
  • Kemajuan sebuah perusahaan dipengaruhi oleh banyak aspek, mulai dari visi dan misi perusahaan, bisnis plan dan dalam edisi ini Human Capital akan membahas mengenai succession plan atau rencana suksesi. Untuk menggali pengalaman mengenai rencana suksesi ini rasanya sangat wajar jika kita coba berkaca pada perusahaan besar seperti PT. Unilever Indonesia.
  • Bagi PT. Unilever Indonesia, rencana suksesi dianggap sangat penting karena berkaitan dengan kelangsungan perusahaan. “Rencana suksesi itu menurut saya sangat penting karena kami beroperasi jangka panjang bukan hanya operasi satu atau dua tahun,” tutur Joseph Bataona, Human Resources Director PT. Unilever Indonesia.
  • Secara teknis rencana suksesi PT. Unilever ke depan, seperti dijelaskan Joseph, pertama karena pertumbuhan perusahaan ke depan harus melihat apakah perusahaan akan punya karyawan yang sama atau mengalami pertambahan atau pengurangan, kedua apakah perusahaan mempunyai stock tenaga kerja dan apakah stock ini akan cukup atau perlu ditambah atau mungkin orangnya tetap sama tetapi perlu dididik lagi untuk memenuhi requirement di tahun mendatang. Dalam konteks unilever, sejak awal tahun 70-an telah mempunyai program untuk merekrut fresh graduate dari perguruan tinggi.
REFERENSI :
  1. Bunawan, Pengantar Manajemen Operasi : Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, Jakarta, Edisi Terbaru
  2. Eddy Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Grasindo, Jakarta, atau Edisi terbaru
  3. T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi terbaru
  4. Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, LP FEUI, Jakarta, Edisi terbaru
  5. Pangestu Subagyo, Manajemen Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi Terbaru
  6. Buku-buku Manajemen Opersional lain yang berkaitan ( Diusahakan terbitan terbaru )

Sumber Lain :
http://dwindarusinggih.blogspot.co.id/2014/12/contoh-kasus-manajemen-operasi-pt.html


1 komentar:

  1. Sangat bermanfaat Pak perkenalkan Saya Sani Abdurahman dari STIEMBI jurusan akuntansi sabtu semester 3

    BalasHapus

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...