Senin, 15 Maret 2021

TEORI EKONOMI - AGREGAT PEREKONOMIAN

Permintaan Agregat Perekonomian

Permintaan agregatif adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam suatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.

 



Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan agregatif, diantaranya tingkat harga secara umu, jumlah uang yang beredar nominal, jumlah obligasi pemerintah, defisit tertimbang dan pemanfataan tenaga kerja secara penuh dan lain-lain.

  

1. Permintaan Agregat

Aggregate demand atau permintaan agregat adalah jumlah permintaan barang dan jasa dalam perekonomian pada tingkat harga tertentu. Dalam ekonomi terbuka, itu terdiri dari permintaan dari empat sektor ekonomi makro: rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan sektor eksternal.

 

Komponen permintaan agregat

Untuk memahami permintaan agregat, mari kita gambarkan komponennya. Kita menghitung permintaan agregat dengan menjumlahkan permintaan dari empat sektor ekonomi makro ( rumah tangga,  bisnis,  pemerintah, dan eksternal ) :

 

Permintaan agregat = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran pemerintah + Ekspor bersih

 

  1. Konsumsi - Konsumsi mewakili pengeluaran rumah tangga untuk barang dan jasa. Penentu utama dari komponen ini adalah pendapatan disposabel (disposable income), kadang-kadang juga disebut pendapatan setelah pajak atau pendapatan sekali pakai. Pengeluaran sekali pakai yang lebih tinggi meningkatkan konsumsi dan tabungan. Berapa banyak yang ditabung dan dikonsumsi rumah tangga dari tambahan uang yang mereka terima, itu tergantung pada kebiasaan rumah tangga. Kita mengukur kebiasaan ini melalui indikator kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to consume) dan kecenderungan menabung marginal (marginal propensity to save). Karena disposable income juga tergantung pada pajak, kita juga perlu mempertimbangkan pengaruh variabel ini dalam analisis konsumsi rumah tangga. Mengurangi pajak pribadi membuat rumah tangga memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan atau untuk ditabung. Sebaliknya, kenaikan pajak mengurangi pendapatan disposabel, karenanya konsumsi dan tabungan. Beberapa faktor mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Diantaranya adalah kekayaan, ekspektasi konsumen, inflasi, dan suku bunga. Namun, para ekonom menyimpulkan bahwa disposable income adalah faktor yang paling dominan dalam menjelaskan konsumsi.
  2. Investasi - Pengeluaran investasi adalah pembelian barang dan jasa oleh bisnis. Pembelian biasanya untuk modal fisik, yang sangat penting untuk kapasitas produksi mereka. Keputusan investasi terutama tergantung pada keuntungan yang diharapkan dan biaya pendanaan. Ekonom menggunakan PDB riil sebagai proksi untuk menjelaskan keuntungan yang diharapkan. Pengembalian investasi baru yang diharapkan tinggi ketika PDB riil berekspansi. Dan sebaliknya, ketika PDB riil turun (kontraksi), investasi semacam itu cenderung tidak menguntungkan. Alasannya adalah bahwa, selama kontraksi, permintaan barang dan jasa lemah. Oleh karena itu, tidak mungkin perusahaan dapat menjual output tambahan yang dihasilkan dari investasi modal baru.  Biaya pendanaan juga mempengaruhi investasi bisnis. Untuk mengukur biaya, para ekonom menggunakan suku bunga riil daripada suku bunga nominal. Suku bunga riil adalah tingkat bunga nominal yang disesuaikan dengan inflasi.  Suku bunga riil yang lebih rendah menyebabkan biaya investasi yang lebih rendah. Dan, efek sebaliknya berlaku ketika suku bunga riil lebih tinggi.
  3. Pengeluaran pemerintah  - Pengeluaran pemerintah dianggap sebagai variabel eksogen. Itu karena variabel ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, nilai tukar mata uang, dan suku bunga; tidak mempengaruhi keputusan pengeluaran. 
  4. Ekspor bersih - Ekspor neto sama dengan ekspor dikurangi impor. Ekspor adalah permintaan asing untuk output dalam negeri. Impor mewakili permintaan domestik untuk output orang asing. Komponen ini ditentukan oleh pendapatan dan harga relatif antara ekonomi domestik dan dunia. Secara agregat, pertumbuhan PDB riil mewakili pendapatan suatu negara, dan tingkat inflasi mencerminkan harga umum suatu negara. Juga, karena perdagangan internasional melibatkan mata uang yang berbeda, nilai tukar mempengaruhi tingkat harga. Oleh karena itu, dalam menilai permintaan agregat, para ekonom menggunakan nilai tukar riil daripada nilai tukar nominal. Meningkatnya PDB riil domestik mendorong permintaan akan barang-barang impor, mengurangi ekspor neto dan sebaliknya.  Sementara itu, penurunan harga barang-barang domestik (mungkin karena depresiasi mata uang) membuat barang-barang ini lebih murah bagi orang asing, sehingga meningkatkan ekspor neto.

 

2. Bagaimana permintaan agregat berkorelasi dengan output agregat

Permintaan agregat adalah konsep kunci dalam ekonomi Keynesian. Dalam konsep ini, pemerintah harus berusaha untuk merangsang permintaan agregat untuk memastikan lapangan pekerjaan penuh (full employment). Meningkatkan permintaan agregat adalah kondisi yang diperlukan untuk peningkatan output agregat.

 

Namun, peningkatan permintaan agregat bukanlah kondisi yang memadai, kecuali suatu perekonomian memiliki kapasitas cadangan untuk menghasilkan barang dan jasa yang diminta. Singkatnya, meningkatkan permintaan agregat tidak dapat mendorong output agregat ketika kapasitas produktif ekonomi digunakan sepenuhnya.

 

Setiap peningkatan permintaan agregat yang melebihi output agregat hanya akan meningkatkan impor. Dan, jika persediaan tambahan untuk barang tidak tersedia sama sekali, tekanan inflasi muncul.

  

 

Kurva permintaan agregat dan determinannya

 



 

Kurva permintaan agregat secara grafis mewakili AD. Kurva memiliki kemiringan ke bawah, yang berarti bahwa kuantitas yang diminta berkurang ketika tingkat harga meningkat.

 

Pergerakan di sepanjang kurva terjadi karena perubahan tingkat harga. Sementara itu, perubahan faktor-faktor selain tingkat harga menggeser kurva permintaan agregat. Pergeseran ke kanan berarti peningkatan permintaan agregat, sementara pergeseran ke kiri menunjukkan penurunan.

 

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat dan kurvanya :

  1. Ekspektasi penghasilan masa depan - Ketika konsumen percaya penghasilan di masa depan akan meningkat, mereka cenderung menabung lebih sedikit dan meningkatkan konsumsi saat ini. Harapan ini biasanya karena stabilitas pekerjaan dan kemungkinan kenaikan upah. Situasi ini biasanya terjadi ketika ekonomi sedang berekspansi. Peningkatan konsumsi saat ini memacu AD dan menggeser kurva ke kanan.
  2. Kekayaan - Selain pendapatan, perubahan dalam pengeluaran saat ini juga dapat dikaitkan dengan perubahan dalam kekayaan konsumen. Kekayaan dapat mengambil bentuk aset keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan aset riil seperti properti dan tanah. Jika nilai aset ini naik, konsumen cenderung meningkatkan pengeluaran mereka saat ini dan menabung lebih sedikit, menggeser kurva ke kanan. Perlu diingat bahwa kekayaan konsumen juga tergantung pada kewajiban mereka, seperti angsuran hipotek.
  3. Ekspektasi bisnis Bisnis menunda investasi modal jika mereka kurang optimis tentang pertumbuhan dan profitabilitas di masa depan. Biasanya, itu terjadi selama resesi. Dalam situasi ini, prospek permintaan barang lambat, sehingga melemahkan prospek penjualan dan keuntungan mereka. Tetapi ketika ekonomi berekspansi, bisnis lebih percaya diri tentang prospek penjualan mereka. Permintaan yang kuat meyakinkan mereka untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik dan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Mereka kemudian memesan modal fisik untuk meningkatkan produksi.
  4. Pemanfaatan kapasitas - Pemanfaatan kapasitas mengukur bagaimana kapasitas produksi digunakan sepenuhnya. Ketika perusahaan berproduksi pada atau mendekati kapasitas penuh, mereka perlu memperluas produksi. Untuk alasan ini, mereka akan berinvestasi dalam modal fisik baru. Peningkatan investasi menggeser kurva ke kanan. Sebaliknya, kelebihan kapasitas membuat perusahaan memiliki sedikit insentif untuk berinvestasi di properti, pabrik, atau peralatan baru. Mereka mengakui akan lebih menguntungkan untuk mengoptimalkan kapasitas produksi saat ini.
  5. Kebijakan moneter - Bank sentral memiliki beberapa instrumen untuk mempengaruhi perekonomian, termasuk suku bunga kebijakan, operasi pasar, dan persyaratan cadanganUntuk meningkatkan permintaan agregat, bank sentral akan melonggarkan kebijakan moneter (kebijakan moneter ekspansif), yang akan mengarah pada peningkatan jumlah uang beredar dalam perekonomian, membuat bank komersial memiliki lebih banyak dana untuk dipinjamkan. Peningkatan jumlah uang beredar mendorong turunnya suku bunga dalam perekonomian. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya investasi, mengarahkan bisnis untuk membeli barang modal.  Di sisi lain, suku bunga yang lebih rendah dan ketersediaan kredit yang lebih besar juga mendorong pengeluaran konsumen untuk barang yang dibeli secara kredit, seperti barang tahan lama. Akibatnya, konsumsi dan investasi yang lebih tinggi menggeser kurva ke kanan.
  6. Kebijakan fiskal - Pemerintah dapat mempengaruhi permintaan agregat dengan mengubah pengeluaran pemerintah dan pajak. Ini adalah kebijakan ekspansif jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya atau memotong pajak. Sebaliknya, mengurangi pengeluaran atau menaikkan pajak adalah kebijakan kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif akan meningkatkan AD, sementara kontraktif akan mengarah pada AD yang lebih rendah.  Mari kita asumsikan pemerintah memotong tarif pajak. Tarif pajak yang rendah membuat konsumen membayar lebih sedikit untuk pajak dan memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan untuk barang dan jasa. Akibatnya, pengeluaran konsumen yang lebih tinggi berkontribusi untuk menggeser kurva ke kanan.
  7. Nilai tukar - Depresiasi mata uang domestik membuat barang-barang domestik lebih murah bagi orang asing, sehingga meningkatkan permintaan mereka. Ini memacu ekspor. Di sisi lain, depresiasi juga membuat harga barang impor lebih mahal bagi pembeli domestik. Ini harus mengurangi impor. Akibatnya, ekspor neto cenderung meningkat.  Efek sebaliknya akan terjadi ketika mata uang menguat. Barang domestik akan lebih mahal bagi orang asing, dan barang impor akan lebih murah bagi konsumen domestik. 
  8. Petumbuhan ekonomi global - Pertumbuhan ekonomi global yang kuat mendorong lebih banyak permintaan barang dan jasa domestik. Ini meningkatkan ekspor dan AD. Sebaliknya, ketika ekonomi global melemah, ekspor cenderung terteka.

 

Pengertian Permintaan Agregat

Permintaan Agregat (Aggregate Demand) adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam kegiatan perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat harga tertentu.

 

Faktor-Faktor Permintaan Agregat

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat dalan suatu kegiatan perekonomian adalah sebagai berikut :

  • Pendapatan disposable (Yd) atau pengeluaran konsumsi (C)
  • Tingkat bunga (i)
  • Kepercayaan dunia bisnis (business confidence) atau investasi (I)
  • Jumlah uang beredar riil (real money supply atau Ms/P)
  • Pengeluaran pemerintah (G)
  • Pajak (T)
  • Pendapatan luar negeri (Yf)
  • Harga luar negeri (Pf)
  • Nilai tukar riil (exchange rate atau ER)

 

Kurva Permintaan Agregat

Kurva Permintaan agregat (aggregate demand curve) adalah suatu kurva yang menjelaskan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta oleh suatu konsumen dengan tingkat harga tertentu ketika semua variabel lainnya dianggap konstan.


Ada dua cara yang digunakan untuk menurunkan kurva permintaaan agregat, yaitu sebagai berikut :

  • Pendekatan teori jumlah uang, Pendekatan teori jumlah uang ini menerangkan bahwa permintaan agregat ditentukan semata-mata oleh jumlah uang yang ada. Pendekatan komponen permintaan agregat, Pendekatan yang kedua didasarkan pada pengujian perilaku bagian-bagian komponen permintaan agregat seperti investasi, konsumsi, pengeluaran pemerintah  dan ekspor.
  •  
  • Pendekatan ini juga mempertimbangkan jumlah uang dalam menentukan permintaan agregat, namun tidak secara langsung. Melainkan dengan cara mempertimbangkan bagaimana perubahan jumlah uang tersebut mempengaruhi komponen permintaan agregat tersebut.

tersebut.



 

Kenaikan di dalam faktor-faktor Yd, C, I, Ms/P, G, Yf, Pf, dan penurunan di i, T, dan ER akan membewa kenaikan di dalam permintaan agregat (AD), atau menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan dalam faktor-faktor Yd, I, C, Ms/P, G, Yf, Pf, dan kenaikan di dalam i, T, dan ER akan menurunkan AD atau menggeserkan kurva AD ke kiri atas.

 

Pergeseran AD ke AD1 terjadi akibat adanya kenaikan di dalam Yd, C, I, G, Yf, Pf, dan Ms/P, dan penurunan di dalam i, T, dan ER. Sebaliknya apabila pergeseran dari AD ke AD2 terjadi sebagai akibat dari penurunan di dalam Yd, I, C, G, Ms/P, Yf, dan Pf, dan kenaikan dari i, T dan ER.

 

Faktor-faktor yang menyebabkan Kurva permintaan agregat ber-slope negatif yaitu sebagai berikut :

  1. Efek Kekayaan, Biaya yang digunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang dimiliki. Keduanya memiliki satu hubungan yang saling berkaitan satu sama lain. (Kekayaan mengacu pada pemegangan uang, saham, obligasi, rumah serta asset fisik yang lain. Kekayaan yang dimiliki dipengaruhi oleh tingkat harga).
  2. Dampak Harga Bunga, Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat harga mempengaruhi harga bunga. Efek ini juga mempengaruhi produksi & investasi. Efek Pembelian Asing (Ekspor & Impor), Jumlah ekspor & impor dalam suatu kegiatan perekonomian tergantung pada harga Domestic asing dan Kurva permintaan agregat.

 

Menurunkan Kurva Permintaan Agregat

Untuk menentukan permintaan agregat, selain dengan melihat bagaimana uang memengaruhi jumlah permintaan agregat, kita juga dapat menurunkan  kurva permintaan agregat dengan melihat 4 komponen, yaitu sebagai berikut :

  1. Pengeluaran konsumen ( customer expenditure ) - Pengeluaran konsumen yaitu jumlah permintaan yang diminta oleh konsumen akan barang dan jasa.
  2. Pengeluaran investasi yang direncanakan ( planned investment spending ) - Pengeluaran investasi yang direncanakan yaitu jumlah pengeluaran yang direncanakan oleh perusahaan atas mesin pabrik, dan barang modal lainnya yang baru ditambah pengeluaran yang direncanakan atas  rumah baru.
  3. Pengeluaran pemerintah ( goverment spending ) - Pengeluaran pemerintah yaitu  pengeluaran  yang dikeluarkan oleh semua jajaran pemerintah atas barag dan jasa yang dibeli.
  4. Ekspor bersih ( net export ) - Ekspor bersih yaitu pengeluaran luar negeri bersih atas barang dan jasa domestik, sama dengan ekspor dikurangi impor

 

REFERENSI :

  1. Walter Nicholson, Intermediate Microeconomics and its Aplication, 7th Edition, The DrydenPress, 1997.
  2. Suparmono, 2002, Pengantar Ekonomika Makro. Teori, soal dan penyelesaiannya, Penerbit UPP AMP YKPN
  3. R. Abdul Maqin dan Lili Masli, 2002, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung
  4. Muana nanga, ekonomi makro, Jakarta : PT RajaGrafindo persada, 2005, hlm. 133-13
  5. Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005, hlm. 213-21
  6. Ibid., hlm. 141-15
  7. Rudiger, Dornbusch, Ekonomi Makro, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1997, hlm. 314-317

 

SUMBER LAIN :

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...