Rabu, 24 Maret 2021

MANAJEMEN OPERASIONAL - PERENCANAAN LOKASI PABRIK & TATA LETAK FASILITAS

 Perencanaan Lokasi Pabrik & Tata Letak Fasilitas

 


Tata letak atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang adalah suatu masalah yang sering dijumpai dalam dunia industri. Permasalahan tersebut tidak bisa dihindari, sekalipun hanya sekedar mengatur peralatan atau mesin di dalam bangunan yang ada serta dalam ruang lingkup kecil serta sederhana. Suatu rancangan ataupun rencana tentang tata letak fasilitas pabrik tidaklah akan bisa dibuat efektif apabila data penunjang mengenai bermacam-macam faktor yang berpengaruh terhadap tata letak pabrik itu sendiri tidak  berhasil dikumpulkan dengan sebaik-baiknya. Salah satu informasi yang diperlukan antara lain mengenai material dan proses manufakturing yang dipilih. Perancang tata letak fasilitas sering kali mengabaikan kedua hal tersebut dalam merancang tata letak fasilitas terutama dalam menentukan jumlah mesin yangakan digunakan. Sehingga akan menyebabkan perusahaan akan mengalami kerugian akibat pemborosan pembelian mesin yang terlalu banyak maupun tingkat produksi yang tidak mencapai target akibat pembelian mesin yang kurang.

 

Tata letak atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang ada merupakan landasan utama dalam dunia industri. Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Dalam membangun suatu perusahaaan harus sesuai dengan perencanaan dan perancangan yang sesuai dengan syarat pendirian suatu perusahaan. Dengan adanya perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas ini, diharapkan agar aliran proses serta pemindahan bahan yang ada di dalam suatu perusahaan berjalan dengan lancar. Kelancaran proses produksi dapat meminimumkan biaya dan mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh. Selain itu, perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas ini juga berguna untuk mengoptimalkan hubungan antar aktivitas. 

 

 

Penentuan lokasi pabrik

Teori Alfred Weber

Yaitu mendasarkan teorinya bahwa pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum.

  1. Pembebasan tanah
  2. Konstruksi pabrik
  3. Upah buruh
  4. Angkutan
  5. Penyusutan/depresiasi
  6. Factor penting: ongkos produksi, onkos transportasi

 

Dasar pemilihan lokasi pabrik menurut Webber:

  1. Market Oriented yaitu Industri ditempatkan dekat dengan pasar
  2. Raw Material Oriented yaitu Industri ditempatkan dekat dengan bahan bakunya
  3. Junction Oriented yaitu Industri ditempatkan dekat persimpangan antara pasar dan bahan mentahnya
  4. Other Oriented yaitu Industri ditempatkan dekatdengan pelabuhan, jalan raya, ongkos buruh, dsb


Faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi industri, di antaranya sebagai berikut :

  1. Bahan mentah - Merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam kegiatan industri, sehingga keberadaannya harus selalu tersedia dalam jumlah yang besar demi kelancaran dan keberlanjutan proses produksi.
  2. Modal - Modal yang digunakan dalam peoses produksi merupakan hal yang sangat penting. Hal ini kaitannya dengan jumlah produk yang akan dihasilkan, pengadaan bahan mentah, tenaga kerja yang dibutuhkan, teknologi yang akan digunakan, dan luasnya sistem pemasaran.
  3. Tenaga kerja - Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga kelancaran proses produksi, baik jumlah maupun keahliannya. Adakalanya suatu industri membutuhkan tenaga kerja yang banyak, walaupun kurang berpendidikan.
  4. Sumber energy - Kegiatan industri sangat membutuhkan energi untuk menggerakkan mesin- mesin produksi, misalnya: kayu bakar, batubara, listrik, minyak bumi, gas alam, dan tenaga atom/nuklir. Suatu industri yang banyak membutuhkan energi, umumnya mendekati tempat-tempat yang menjadi sumber energi tersebut.
  5. Transportasi - Kegiatan industri harus ditunjang oleh kemudahan sarana transportasi dan perhubungan.
  6. Pasar - Pasar sebagai komponen yang sangat penting dalam mempertimbangkan lokasi industri, sebab pasar sebagai sarana untuk memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan.
  7. Teknologi yang digunakan - Penggunaan teknologi yang kurang tepat dapat menghambat jalannya suatu kegiatan industri.
  8. Perangkat hukum - Perangkat hukum dalam bentuk peraturan dan perundang-undangan sangat penting demi menjamin kepastian berusaha dan kelangsungan industri, antara lain tata ruang, fungsi wilayah, upah minimum regional (UMR), perizinan, sistem perpajakan, dan keamanan.
  9. Kondisi lingkungan - Faktor lingkungan yang dimaksud ialah segala sesuatu yang ada di sekitarnya yang dapat menunjang kelancaran produksi.

 

Tahapan dalam memilih lokasi pabrik

Untuk mendapatkan lokasi pabrik yang ideal atau tepat, diperlukan beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu :

  1. Menentukan daerah (territorial), di mana sebaiknya pabrik didirikan. 
  2. Menentukan lingkungan masyarakat, tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana sikap masyarakat terhadap rencana pendirian pabrik, sehingga didapatkan lokasi optimum. 
  3. Memilih lokasi terbaik, alternatifnya:

  • Kota besar (city location}; alternatif ini dipilih berdasar pertimbangan apabiladibutuhkan tenaga kerja terampil dalam jumlah besar, proses produksi tergantung fasilitas kota, mengutamakan pentingnya  sarana transportasi dan komunikasi, banyak masalah tenaga kerja, ekspansi sulit dilakukan.
  • Pinggir kota (suburban location); alternatif ini dipilih berdasar pertimbangan apabila dibutuhkan tenaga kerja semi skill, tingkat ekspansi mudah dilakukan, tenaga kerja dekat dengan lokasi pabrik, jumlah penduduk minimum, sehingga tidak banyak terdapat masalah lingkungan.
  • Luar kota (country location); dasar pertimbangan yang dipergunakan adalah apabila pabrik yang didirikan membutuhkan lahan luas, tingkat ekspansi mudah, dibutuhkan tenaga kerja unskill dalam jumlah besar, produk yang dihasilkan beresiko tinggi, dan standar upah minimum.


Tata letak bahan

Terdapat beberapa keuntungan tata letak fasilitas yang baik, yaitu :

  1. Menaikkan output produksi - Pada umumnya, tat letak yang baik akan memberikan output yang lebih besar dengan ongkos kerja yang lebih kecil atau sama, dengan jam kerja pegawai yang lebih kecil dan jam kerja mesin yang lebih kecil.
  2. Mengurangi delay - Mengatur keseimbangan antara waktu operasi dan beban dari tiap-tiap departemen atau mesin adalah bagian dari tanggung jawab perancang tata letak fasilitas. Pengaturan yang baik akan mengurangi waktu tunggu atau delay yang berlebihan yang dapat disebabkan oleh adanya gerakan balik (back-tracking), gerakan memotong (cross-movement), dan kemacetan (congestion) yang menyebabkan proses perpindahan terhambat.
  3. Mengurangi jarak perpindahan barang - Dalam proses produksi, perpindahan barang atau material pasti terjadi. Mulai dari bahan baku memasuki proses awal, pemindahan barang setengah jadi, sampai barang jadi yang siap untuk dipasarkan disimpan dalam gudang. Mengingat begitu banyaknya perpindahan barang yang terjadi dan betapa besarnya peranan perpindahan barang, terutama dalam proses produksi, maka perancangan tata letak yang baik akan meminimalkan biaya perpindahan barang tersebut.
  4. Penghematan pemanfaatan area - Perancangan tata letak yang baik akan mengatasi pemborosan pemakaian ruang yang berlebihan. Pemaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi lainnya.
  5. Proses manufaktur yang lebih singkat - Dengan memperpendek jarak antar proses produksi dan mengurangi bottle neck, maka waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu produk akan lebih singkat sehingga total waktu produksi pun dapat dipersingkat.
  6. Mengurangi resiko kecelakaan kerja - Perancangan tata letak yang baik juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, dan nyaman bagi para pekerja yang terkait di dalamnya.
  7. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman - Dengan penataan lingkungan kerja yang baik, tertata rapi, tertib, pencahayaan yang baik, sirkulasi udara yang baik , dsb, maka suasana kerja yang baik akan tercipta sehingga moral dan kepuasan kerja para pekerja akan meningkat. Hal ini berpengaruh pada kinerja karyawan yang juga akan meningkat sehingga produktivitas kerja akan terjaga.
  8. Mempermudah aktivitas supervisor - Tata letak yang baik akan mempermudah seorang supervisoruntuk mengamati jalannya proses produksi.

 

Pertimbangan desain fasilitas

Pengertian Tata Letak Fasilitas atau Pabrik

Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan berguna untuk luas area penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya. Tata letak pabrik ada dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik. Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik seringkali hal ini akan kita artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaaan tata letak pabrik yang baru sama sekali.

 

Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Peralatan dan suatu desain produk yang bagus akan tidak ada artinya akibat perencanaan tata letak yang sembarangan saja. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normalnya harus berlangsung lama dengan tata letak yang tidak selalu berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang dibuat didalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian-kerugian yang tidak kecil.

 

Tujuan utama didalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya seperti biaya untuk kontruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun fasilitas produksi lainnya. Selain itu biaya pemindahan bahan, biaya produksi, perbaikan, keamanan, biaya penyimpanan produk setengah jadi dan pengaturan tata letak pabrik yang optimal akan dapat pula memberikan kemudahan di dalam proses supervisi serta menghadapi rencana perluasan pabrik kelak dikemudian hari.

 

Tujuan Perencanaan Dan Pengaturan tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik (plant lay out) / tata letak fasilitas (facilities lay out) adalah tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Fasilitas pabrik dalam hal ini adalah mesin / peralatan dan departemen yg ada di dalam pabrik. Dari segi biaya, tujuan dalam tata letak pabrik adalah utk meminimalkan total biaya yang menyangkut elemen-elemen sbb :

  1. Biaya konstruksi dan instalasi baik utk bangunan mesin maupun fasilitas produksi lainnya.
  2. Biaya pemindahan bahan. Biaya produksi, maintenance, safety dan produk setengah jadi.

 

Tujuan utama dari tata letak pabrik adalah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yg paling ekonomis utk produksi aman dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan moral kerja dan performance karyawan. Tata letak yg baik akan dapat memberikan keuntungan dalam sistem produksi :

  1. Menaikkan Output Produksi : Tata letak yg baik akan memberikan produktifitas yg tinggi (output lebih besar dengan biaya sama atau lebih kecil)
  2. Mengurangi Waktu Tunggu : Pengaturan tata letak yg terkoordinir dan terencana dengan baik akan dapat mengurangi waktu tunggu yg berlebihan.
  3. Mengurangi Proses Pemindahan Bahan : Utk merubah bahan baku menjadi produk jadi, sedikitnya satu dari tiga elemen dasar sistem produksi (bahan baku, orang, mesin) akan berpindah. Dan kebanyakan kasus adalah pemindahan bahan baku menjadi sorotan utama dalam rangka pengaturan tata letak dimana dengan pengaturan yg baik, maka pemborosan yg terjadi pada pemindahan bahan dapat dikungi secara signifikan.
  4. Penghematan penggunaan Area Utk Produksi, Gudang dan Service : Perencanna tata letak yg optimal akan dapat mengatasi pemborosan pemakaian ruangan secara berlebihan.
  5. Pendayagunaan Yang Lebih Besar dari Pemakaian Mesin, Tenaga Kerja, dan fasilitas Produksi Lainnya : Tata letak yg terencana dengan baik akan banyak membantu dalam pendayagunaan elemen-elemen produksi secara lebih efektif dan efisien.
  6. Mengurangi Inventory In Process : Dengan perencanaan tata letak yg baik, sehingga waktu tunggu antar proses bias berjalan dengan baik, maka penumpukan barang setengan jadi dapat dikurangi dan sesegera mungkin diselesaikan diproses berikutnya.
  7. Proses Manufakturing yg Lebih Singkat : Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya, maka proses produksi dapat di[ersingkat utk menghasilkan produk jadi.
  8. Mengurangi Resiko Bagi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari Karyawan : Perencanaan tata letak pabrik juga ditujukan utk membuat suasana kerja yg nyaman dan aman bagi karyawan yg bekerja di dalamnya shg hal yg bisa dianggap membahayakan dan ketidaknyamanan harus dihindari.
  9. Memperbaiki Moral dan Kepuasan Kerja : Segala sesuatu yg diatur dengan baik akan mencipatkan suasana yg menyenangkan sehingga moral dan kepuasan kerja dapat ditingkatkan.
  10. Mengurangi faktor yg bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi : Tata letak yg baik akan dapat mengurangi kerusakan yg bisa terjadi pada bahan baku atau produk jadi.

 

Prinsip Dasar Dalam Perencanaan Tata Letak Pabrik

Berdasarkan tujuan, keuntungan dan aspek dasar dalam tata letak pabrik yg terencana dengan baik, dapat disimpulkan prinsip dasar sebagai berikut :

  1. Prinsip Integrasi Secara Total : Tata letak pabrik merupakan integrasi secara total dari seluruh elemen produksi yg ada menjadi satu unit operasi yg lebih besar.
  2. Prinsip Perpindahan Jarak Yg Paling Minimal : Dalam proses pemindahan bahan dari satu operasi ke operasi berikutnya, waktu dapat dihemat dengan mengurangi jarak perpindahan tersebut.
  3. Prinsip Aliran Dari Suatu Proses Kerja : Aliran kerja yg baik adalah aliran konstan dengan minimum interupsi, kesimpangsiuran dan kemacetan dalam proses produksi
  4. Prinsip Pemanfaatan Ruangan : Pengaturan ruangan yg akan dipakai secara optimum dengan memanfaatkan tiga dimensi ruang (cubic space).
  5. Prinsip Kepuasan Dan Keselamatan Kerja : Tata letak yg baik akan dapat membuat suasana kerja menjadi menyenangkan dan memuaskan sehingga dapat meningkatkan moral karyawan.
  6. Prinsip Integrasi Secara Total : Tata letak pabrik merupakan integrasi secara total dari seluruh elemen produksi yg ada menjadi satu unit operasi yg lebih besar.
  7. Prinsip Perpindahan Jarak Yg Paling Minimal : Dalam proses pemindahan bahan dari satu operasi ke operasi berikutnya, waktu dapat dihemat dengan mengurangi jarak perpindahan tersebut.
  8. Prinsip Aliran Dari Suatu Proses Kerja : Aliran kerja yg baik adalah aliran konstan dengan minimum interupsi, kesimpangsiuran dan kemacetan dalam proses produksi
  9. Prinsip Pemanfaatan Ruangan : Pengaturan ruangan yg akan dipakai secara optimum dengan memanfaatkan tiga dimensi ruang (cubic space).
  10. Prinsip Kepuasan Dan Keselamatan Kerja : Tata letak yg baik akan dapat membuat suasana kerja menjadi menyenangkan dan memuaskan sehingga dapat meningkatkan moral karyawan.
  11. Prinsip Fleksibilitas : Dengan kemajuan IPTEK mengakibatkan dunia industri berpacu utk mengimbanginya. Perubahan yg mungkin terjadi pada desain produk, peralatan produksi, delivery dsb akan dapat berakibat pengaturan kembali (re-lay out) tata letak yg sudah ada. Utk hal ini bila tata letak direncanakan cuup fleksible maka penyesuaian kembali dapat dilakukan dengan lebih cepat dan murah.

Perancangan tata letak pabrik pada dasarnya meupakan proses pengurutan dari suatu perencanaan tata letak yang sistematis. Urutan proses tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :

  1. Pemilihan Lokasi - Menentukan suatu tempat atau lokasi yang tepat untuk suatu perisahaan atau perkantoran atau lokasi untuk tujuan tertentu, dengan memperhitungkan kelebihan dan kekurangan lokasi tersebut.
  2. Opeation Process Chart (OPC) - Suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yag meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan. Pembuatan OPC ini merupakan tahap pertama dalam urutan untuk merencanakan tata letak pabrik. Pada OPC ini berisi informasi mengenai : Deskripsi proses bagi setiap kegiatan/aktivitas, Waktu penyelesaian masing-masing kegiatan, Peralatan/mesin yang digunakan, Persentase scrap dari aktivitas,
  3. Routing Sheet - Langkah selanjutnya dalam merencanakan tata letak pabrik adalah pembuatan routing sheet. Routing sheet ini digunakan untuk: Menghitung jumlah mesin yang diperlukan, Menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan.
  4. Multi Product Process Chart (MPPC) - Setelah kita memahami OPC dan Routing Sheet maka langkah selanjutnya adalah pengisian tabel MPPC dimana dalam pengisiannya terlebih dahulu mengetahui OPC dan Routing Sheet
  5. Menentukan Gudang - Dalam hal ini gudang terbagi atas 2 bagian, yaitu gudang untuk receiving dan shipping, dimana pada masing-masing gudang tersebut dihitung tempat yang paling memungkinkan dengan perhitungan pada bahan atau material yang akan ditempatkan, ditambag dengan allowance yang diperlukan. Dilihat dari cara penyimpanannya terdiri atas dua bagian, yaitu rak dan tumpukan.
  6. Ongkos Material Handling (OMH) - Aktivitas pemindahan bahan (material handling) merupakan salah satu yang cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan bahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam operasi. Kemudian harus diperhatikan tipe layout yang akan digunakan
  7. From To Chart (FTC) - From to chart merupakan penggambaran tentang berapa total ongkos material handling, OMH, dari suatu bagian aktivitas menuju aktivitas yang lainnya dalam suatu pabrik. FTC diisi berdasarkan data dari OMH.
  8. Outflow-Inflow - Outflow Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang keluar dari suatu mesin dan inflow Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang masuk dari ke mesin.
  9. Tabel Skala Prioritas (TSP) - TSP adalah menentukan urutan prioritas berdasarkan data yang diperoleh dari OutFlow atau InFlow (pilih salah satu).
  10. Activity Relationship Diagram (ARD) -  ARD adalah menerapkan hasil dari TSP ke dalam suatu diagram untuk menyusun tingkat kedekatan berdasarkan prioritas yang telah dibuat.
  11. Activity Relationship Chart (ARC) - Dalam industri pada umumnya terdapat sejumlah kegiatan atau aktivitas yang menunjang jalannya suatu industri. Setiap kegiatan atau aktivitas tersebut saling berhubungan (berinteraksi) antara satu dengan lainnya, dan yang paling penting diketahui bahwa setiap kegiatan tersebut membutuhkan tempat untuk melaksanakannya. Aktifitas atau kegiatan tersebut diatas dapat berupa aktivitas produksi, administrasi, assembling, inventory, dll. Teknik yang digunakan sebagai alat untuk menganalisa hubungan antar aktifitas yang ada adalah Activity Relationship Chart.
  12. Area Alocation Diagram (AAD) - Area Alocation Diagram merupakan lanjutan dari ARC. Dimana dalam ARC telah diketahui kesimpulan tingkat kepentingan antar aktivitas dengan demikian berarti bahwa ada sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas yang lainnya dan ada juga sebaliknya. Atau dapat dikatakan bahwa hubungan antar aktivitas mempengaruhi tingkat kedekatan antar tata letak aktivitas tersebut. Kedekatan tata letak aktivitas tersebut ditentukan dalam bentuk Area Alocation Diagram.
  13. Template -  Template merupakan suatu gambaran yang telah jelas dari tata letak pabrik yang akan dibuat dan merupakan gambaran detail dari AAD yang telah dibuat.

 

REFERENSI :

  1. Bunawan, Pengantar Manajemen Operasi : Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, Jakarta, Edisi Terbaru
  2. Eddy Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Grasindo, Jakarta, atau Edisi terbaru
  3. T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi terbaru
  4. Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, LP FEUI, Jakarta, Edisi terbaru
  5. Pangestu Subagyo, Manajemen Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi Terbaru
  6. Buku-buku Manajemen Opersional lain yang berkaitan ( Diusahakan terbitan terbaru )

 

Sumber Lain :

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...