Perencanaan dan Perancangan Produk
Desain produk
merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain produk yang
baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga dapat
meningkatkan keuntungan secara optimal. Akan tetapi, desain produk yang gagal
mengakibatkan produk tidak terjual di pasaran. Hal ini, akan menimbulkan
kerugian tidak hanya dibidang desain saja, bidang yang lain pun akan terkena
imbasnya.
Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering
disebut segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan
jadwal yang tepat. Selanjutnya segitiga aspek produk di atas dikembangkan
menjadi suatu persyaratan dalam desain, yaitu desain harus dapat dirakit,
didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas korosi, biaya rendah, serta
waktu yang tepat. Untuk itu dalam mendesain suatu produk, harus memperhatikan
secara detail tentang fungsi-fungsi dari produk yang didesain. Guna mengetahui
secara rinci tentang fungsi produk, dapat dilakukan dengan beberapa metode
pendekatan mikro (MC, MR, Equilibrium), Linier Programming/Dualitas, dan
Manajemen Keuangan (BEP).
Perencanaan dan Perancangan Produk
1. Rancangan
Produk
Pengertian Perencanaan
Produk
Perencanaan produk
adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai produk
diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan
apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk
atau perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi.
Kesuksesan ekonomi
suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan
tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja,
melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di
perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau
persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang cukup
baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk
tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil.
Dari sudut pandang
investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk
dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan
laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.
Terdapat 5
dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai
kinerja usaha pengembangan produk, yaitu :
- Kualitas Produk - Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi
pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
- Biaya Produk - Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit
disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba
yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan
tertentu.
- Waktu Pengembangan Produk - Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan
perusahaan dalam berkompetisi, menunjukkan daya
tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan
menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha
yang dilakukan tim pengembangan.
- Biaya Pengembangan - Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu
komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
- Kapabilitas Pengembangan - Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan
ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan dan
pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan bagian yang
sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini didapat
dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu
konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan
diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.
Di dalam suatu produk
yang akan dikembangkan, tiap - tiap elemen suatu produk mempunyai fungsi -
fungsi sendiri. Diantara fungsi - fungsi satu dengan yang lain terkadang ada
saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen
lainnya.
Secara umum penentuan
fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :
- Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.
- Pengelompokan fungsi produk.
Proses adalah
merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi sekumpulan
output. Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau
kegiatan-kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang,
dan mengkomersialkan suatu produk.
2. Apa produk yang akan diproduksi
Perancangan Produk
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur
tergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian
secara tepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan
biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah produk biasanya kita akan melewati
tahap-tahap sebagai berikut:
- Market Research dan Feasibility Study Market Research
- dilakukan untuk
mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini bisa didapatkan
produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
- Brainstorming - Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah
pendapat, adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar
dari masalah yang didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan
garis besar barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang akan dipakai,
dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin membuat mesin penghisap debu, akan
terbayang untuk membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah, filter/saringan,
hose/pipa, mulut pipa dan sebagainya.
- Menentukan Tujuan dan Batasan Produk - Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak
berlebihan dalam merancang produk tersebut yang akan berakibat mahalnya harga
jual ke konsumen. Konsumen tentu saja menginginkan nilai tambah yang ditawarkan
dalam produk tersebut sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya (reasonable
price). Tentu saja market research diperlukan untuk mengetahui selera pasar.
Dari menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh spesifikasi
komponen-komponen dan material apa saja yang akan dipakai.
- Menggambar Produk - Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-komponen
yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi
produk jadi. Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya
gambar 3 dimensi lebih mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Merancang
produk dalam 3 dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan software SolidWorks,
Inventor, Catia dll.
- Review Produk - Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada
rancangan yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan
melihat gambar produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya
membayangkannya saja. Pada tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk
mendapatkan hasil yang optimal dan meminimalisir masalah yang akan timbul
ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula biasanya produk yang sedang dirancang
perlu dibenahi disana-sini.
- Membuat Prototype/Sample - Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat
dengan berbagai cara. Untuk produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan
mesin rapid prototyping, desain body mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan
tanah liat khusus, kardus pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan. Untuk
produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai membuat sample barangnya
(produk-produk dari besi), namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan
tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.
- Uji Coba - Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini
benar-benar handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan,
dijatuhkan, dan lain-lain. Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki
mesin khusus untuk menguji ponsel-ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap
bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan tentu saja produk
tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal yang memuaskan
tentu saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen. Begitulah
produsen-produsen besar saat ini mengkaji terus menerus produk mereka agar nama
produk yang mereka buat tetap terjaga.
- Poduksi Masal - Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak
sampai menerima barang yang rusak.
- Garansi - Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang
membuat produk tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan
pada barang tersebut. Banyak konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih
mahal untuk mendapatkan garansi dan ketenangan dalam pemakaian produk.
3. Berapa
yang akan diproduksi
- Pendekatan
Mikro ( MC, MR, Equilibrium ) - Biaya marjinal (MC) adalah satu faktor pada perubahan biaya variable rata
rata(AVC) dan otomaits biaya total rata rata (AC) ikut berubah, contoh bila
nilai MC lebih kecil dari AC, maka nilai AC juga akan turun, sebaliknya bila
nilai MC lebih besar dari nilai AC, maka nilai AC juga ikut naik. Bila kondisi
perusahaan MR = MC (pendapatan marjinal = biaya
marjinal), ini merupakan satu faktor perusahaan memperoleh keuntungan maksimal.
Penerimaan Marginal (Marginal Revenue) -
Marginal Revenue merupakan Tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai hasil
dari penjualan satu unit produk lagi. Analisi
Keseimbangan Umum (general equilibrium analysis) - Analisis Keseimbangan
Umum, membahas hubungan antara pasar yang satu dengan pasar yang
lainnya,khususnya antara pasar barang dan pasar faktor sebagai satu
keseluruhan(general). karena kenyataannya harga dipasar yang satu ikut
mempengaruhi harga di pasar-pasar yang lain, baik dalam jangka panjang maupun
pendek. setiap perubahan permintaan atau penawaran di pasar yag satu berkaitan
dengan dan ikut mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar yang lain.
- Pendekatan
Linier programming/Dualitas - Atau pemrograman linear (PL) adalah suatu pendekatan matematis untuk
menyelesaikan suatu permasalahan agar didapatkan hasil yang
optimal.Permasalahan yang sering diselesaikan dengan Linear Programming adalah
dalam pengalokasian factor-faktor produksi yang terbatas jumlahnya terhadap
berbagai kemungkinan produksi sehingga didapatkan manfaat yang optimal
(maksimal dan minimal).Sasaran maksimal, misalnya secara efisien sehingga
manfaat yang ingin dicapai (jumlah produksi/nilai penjualan/laba, dan
lain-lain) menjadi maksimal. Sasaran minimal misalnya, bagaimana mencari
kombinasi produksi agar penggunaan faktor-faktor produksi minimal tetapi
manfaat yang dicapai (dari kombinasi produksi) tidak lebih rendah dari angka
yang diinginkan (Tarigan, 2005).
- Pendekatan
Manajemen Keuangan ( BEP ) - Munawir (1986) menyatakan bahwa analisa break even point merupakan suatu
analisa yang ditujukan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai
oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian
(keuntungan=0). Melalui analisa BEP dapat dibuat perencanaan penjualan,
sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak
mengalami kerugian. Analisis break even point digunakan untuk menentukan
hal-hal sebagai berikut:
- Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.
- Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
- Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
- Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi.
- Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus hidup suatu produk/organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.
4. Siklus Produk
Gambar siklus hidup produk :
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi
empat tahap, yaitu :
- Tahap perkenalan
(introduction) - pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun
volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru
(betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos
yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan
memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi
barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
- Tahap pertumbuhan
(growth) - Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan
cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal
barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak
seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga
persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas
dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.
- Tahap kedewasaan
(maturity) - Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih
meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen
maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam
sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada
tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk
menghadapi persaingan.
- Tahap kemunduran
(decline) - Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami
kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap
ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang
sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya
menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang
lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka
perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas'
Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan
menurun antara lain :
- Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
- Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih efisien.
- Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
- Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
- Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus produk yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.
Gambar siklus hidup produk :
4. Strategi pengenalan &
pengembangan produk baru
Hampir tidak ada
perusahaan yang dapat luput dari pengaruh kemajuan teknologi dan munculnya
produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada sekarang
akan hilang dari pasar dan digantikan dengan produk-produk lain sehingga
pertumbuhan dan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang akan tergantung dari
kebijaksanaan produk yang didefinisikannya. Dalam kondisi saat ini, dimana
perkembangan pasar sangat dinamis dan penuh persaingan, perusahaan akan sulit
mempertahankan eksistensinya jika hanya bertahan pada produknya yang sekarang.
Oleh karena itu, pengembangan produk baru merupakan suatu hal yang penting bagi
perusahaan. Pengembangan tersebut meliputi pembuatan produk yang baru atau
penyempurnaan dari produk yang sudah ada.
Proses pengembangan
produk baru juga disertai dengan berbagai resiko kegagalan. Untuk memperkecil
resiko kegagalan, produk baru perlu dibuat berdasarkan konsep produk yang
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen serta dapat menciptakan kepuasan
bagi konsumen. Dalam tulisan ini akan dijelaskan konsep-konsep dan tahapan yang
diperlukan dalam pengembangan produk jasa baru pada operator telekomunikasi
masa kini. Konsep - konsep yang dijelaskan disini bukan hanya bisa diterapkan
bagi operator telekomunikasi saja, tapi juga dapat berlaku bagi perusahaan
secara umum.
Transformasi dari Invention menuju Innovation
Pengembangan produk
atau jasa akan melalui suatu tahap yang dikenal dengan Invention.
Inventionadalah proses menemukan suatu teknologi dari tidak ada menjadi ada.
Sedangkan Innovation adalah proses pembaharuan dari invention. Innovation
melibatkan peluang yang ada di pasar dengan penemuan teknologi dan pengetahuan
tentang teknologi baru. Sebagai contoh, temuan teknologi bluetooth, yang memungkinkan pertukaran data melalui koneksi wireless
dengan daerah jangkauan sekitar 150 meter, saat ini telah diintegrasikan dalam media telepon selular (handphone), sehingga para pengguna handphone
dapat lebih mudah saling bertukar data.
Contoh lain adalah
inovasi pada perusahaan minuman ringan Coca-cola dimana inovasi adalah salah
satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar dan
dikenal luas. Melalui riset dan pengembangan (Research & Development),
Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi
pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif,
serta mempunyai ciri khas tersendiri. Pada tahun 2002, Coca-Cola Indonesia
meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang
khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan
mango, yang disebut "Fanta Oranggo", setelah pada tahun sebelumnya
sukses meluncurkan Fanta Nanas. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk
yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia. Pada proses
inovasi ini, khususnya pada tahap inisiasi perlu dipertimbangkan bahwa inovasi
yang dihasilkan dapat diterima oleh perusahaan maupun masyarakat. Jelas bahwa
inovasi sangat diperlukan dalam pengembangan produk baru untuk memunculkan ide
dan kreatifitas munculnya produk atau jasa baru yang dapat dimanfaatkan oleh
para konsumennya.
Peran Unit R&D
Hasil inovasi yang
lahir dari suatu perusahaan akan ditindaklanjuti dengan proses pengembangan
produk atau jasa baru. Untuk itu perlu unit khusus yang menangani proses ini
yaitu Unit R&D,Research&Development. Unit ini akan melakukan riset
penelitian dari hasil inovasi untuk kemudian dikembangkan menjadi suatu produk
atau jasa baru yang akan dilempar ke pasaran. Perusahaan yang sudah mapan
biasanya mengalokasikan resourcesnya sekitar 5-10 % dari sales pada aktivitas
R&D.Basic Research menuju kepada terciptanya invention, sedangkan Product Development danengineering menuju kepada
terciptanya Innovation.
Ada tiga faktor yang
harus dipertimbangkan bagi unit R&D dalam usahanya menerapkan formulasi
strategi, yaitu :
- Kompetensi Teknis
- Kebutuhan Pasar
- Corporate Interest
Secara sederhana dapat
dijelaskan bahwa kompetensi teknis dari researcher diperlukan untuk melahirkan
produk jasa yang berkualitas. Di lain pihak produk jasa yang dikembangkan juga
harus memperhatikan kebutuhan pasar (memiliki commertial value)
maupun kepentingan perusahaan, keduanya harus sejalan. Untuk itu diperlukan
upaya untuk mencari apa yang dibutuhkan oleh pasar dan mencari invent-to-order
bagi produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Fungsi Riset Bisnis
perlu ditambahkan sebagai suatu sub unit dalam Unit R&D untuk menunjang keberhasilan
suatu produk atau jasa baru agar sukses di pasaran. Sebagai contoh, TELKOM
R&D Center telah melakukan restrukturisasi organisasi pada akhir tahun 2006
dan melahirkan satu bidang baru yaitu Bidang Research of Business. Bidang RoB
tersebut meliputi 4 laboratorium dengan masing - masing fungsinya sebagai berikut :
- Business Strategy, melaksanakan riset dan pengembangan bisnis
- Business Performance, melakukan evaluasi dan identifikasi performansi bisnis
- Business Competitiveness, menyediakan data pasar, pelanggan dan kompetitor yang kompetitif
- Industrial Partnership, melakukan pengembangan hubungan kemitraan yang strategis dengan institusi yang relevan.
Inovasi Technology Push VS Need Pull
Pada tahap eksplorasi
ada 3 pola proses pengenalan dan pengembangan produk/jasa baru yaitu :
- Menarik Pasar (Need) - Menurut pandangan ini, Anda harus membuat apa yang
dapat dijual. Produk baru ditentukan oleh pasar berdasarkan kebutuhan
pelanggan. Jenis produk baru ditentukan melalui penelitian pasar & umpan
balik pelanggan, dgn sedikit perhatian terhadap teknologi. Need Pull akan
menuju pada terbentuknya incremental innovation.
- Mendorong Teknologi (Technology Push) - Pandangan ini menyarankan Anda harus menjual apa yang
dapat anda buat. Produk baru diperoleh dari teknologi produksi, penggunaan
teknologi yang canggih dan kemudahan operasi, dengan sedikit perhatian terhadap
pasar. Dengan kata lain suatu produk atau teknologi baru didorong atau dijual
ke pasar (potential customer) yang tidak meminta atau mengetahui perihal produk
atau teknologi baru tersebut. Technolgy Push akan menuju kepada radical
innovation.
- Antar fungsional (Interfunctional) - Produk baru memerlukan kerjasama diantara pemasaran,
operasi, keterampilan teknik, dan fungsi lainnya sehingga menghasilkan produk
yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan penggunaan teknologi yang memberikan
manfaat terbaik. Untuk kesuksesan inovasi produk atau jasa baru diperlukan
kombinasi dari kedua model pertama yaitu proses technical-linking dan
need-linking. Selain itu ada tiga elemen yang menjadi konsideran dalam
menciptakan peluang bisnis baru yaitu : relevant problem, technology sources
dan market demand.
Lead User Research
Lead User research
adalah salah satu metodologi yang diyakini dapat memberikan kunci sukses bagi
terobosan produk/jasa baru. Dasar pemikiran metodologi ini adalah adanya Lead
User yaitu spesifik konsumen/individual yang memiliki pengalaman kebutuhan
lebih dahulu/mendahului dari konsumen/individual yang lain. Dengan melibatkan
team khusus yang terdiri dari para expert pada kelompok lead user ini, maka
akan didapatkan suatu temuan inovasi yang sangat berharga.
Beberapa contoh peran serta lead user dalam suatu
terobosan inovasi baru antara lain :
Protein untuk
hair conditioner ditemukan oleh seorang wanita di tahun 1950 yang
mempunyai ramuan tradisional yang terdiri dari bir atau telur untuk tubuh agar
lebih bersinar.
Melalui metodologi
Lead user ini akan didapatkan beberapa manfaat sebagai berikut :
- Memperoleh akses informasi yang lebih kaya dan reliable melalui kebutuhan customer yang dapat diperoleh melalui traditional market research. Metode Lead User melengkapi kebutuhan untuktraditional market research bukan menggantikan.
- Pengembangan konsep produk/jasa yang lebih baik karena berasal dari data konsumen yang lebih baik.
- Akselerasi proses pengembangan produk/jasa.
REFERENSI :
- Bunawan, Pengantar Manajemen Operasi : Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, Jakarta, Edisi Terbaru
- Eddy Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Grasindo, Jakarta, atau Edisi terbaru
- T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi terbaru
- Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, LP FEUI, Jakarta, Edisi terbaru
- Pangestu Subagyo, Manajemen Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi Terbaru
- Buku-buku Manajemen Opersional lain yang berkaitan (Diusahakan terbitan terbaru)
Sumber Lain :
- http://dwindarusinggih.blogspot.co.id/2014/12/contoh-kasus-manajemen-operasi-pt.html
- http://lestachi.blogspot.com/2013/04/perencanaan-dan-perancangan-produk.html
- http://file2shared.wordpress.com/perencanaan-produk/
👍
BalasHapus