Setiap Organisasi Olahraga
yang membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan manajemen yang kuatagar bisa
mencapai keefektifan optimal. Dalam dunia yang dinamis sekarang, kita
butuh pemimpin-pemimpin yang bisa menantang status-quo ,
untuk menciptakan visi bagi masadepan, dan untuk menginspirasi para anggota
organisasi agar berhasrat mencapai visi itu.
Kita juga butuh para manajer untuk merumuskan rencana terinci,
menciptakan struktur organisasi yang
efisien, dan mengawasi operasi sehari-hari.
A. Pengantar
Berbicara tentang Supporter pasti
kita akan lebih menghubungkan dengan olahraga kecintaan, meskipun penggunaan
supporter pada dasarnya sangat luas, di berbagai bidang bisa di dunia seni,
musik, pendidikan atau lainnya. Sebelum kita mengulas lebih dalam mengenai
suporter ada baiknya kita mengetahui pengertian dari kata supporter itu
sendiri.
Sebagai contoh yaitu suporter bola, yang berarti dukungan kepada sebuah tim kesebelasan bola untuk meraih tujuannya seperti menjadi juara atau memenangi suatu pertandingan.
Suporter berbeda dengan penontondimana penonton bila diartikan hanya sebagai orang yang menonton baik di suatu stadion atau di televisi. Penonton kadang bersifat netral tidak memihak siapapun, mereka hanya sebagai penikmat, kalaupun memihak, mungkin dengan alasan tertentu karena pertemanan, persaudaraan , kebangsaan atau mungkin karena memasang taruhan di perjudian untuk salah satu tim tersebut.
Dengan kata lain penonton itu hanya melihat dari luar dengan logikanya. Mereka tidak menjiwai seperti seorang suporter yang menggunakan hati dan rasa, bila kalah apa yang dirasakan sama seperti pemain – pemain yang terlibat langsung di lapangan, ada perasaan sedih , sensitif dan malu, dengan pihak suporter lawan, apalagi ditambah dengan tindakan provokatif dengan ejekan. Bisa jadi kita sebagai suporter akan emosi kadang bisa menimbulkan pertikaian dan perkelahian seperti yang sering terjadi misalnya seperti supporter sepak bola di Indonesia.
B. Pengertian Suporter
Menurut
Hinca (2007), pengertian suporter atau fans club adalah sebuah organisasi yang
terdiri dari sejumlah orang yang bertujuan untuk mendukung sebuah klub sepak
bola. Suporter harus berafiliasi dengan klub sepak bola yang didukungnya,
sehingga perbuatan suporter akan berpengaruh terhadap klub yang didukungnya.
Pengertian
suporter menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah orang-orang yang
memberikan dukungan, sokongan dalam berbagai bentuk disuatu situasi. Suporter
biasanya memiliki cara-cara dalam mendukung tim kesukaannya, seperti
bernyanyi-nyanyi menyatakan dukungannya.
Suryanto
(1996) mengatakan Suporter adalah orang-orang yang memberikan dukungan atau
support kepada satu tim yang di bela.
Suporter
dalam suatu pertandingan memiliki peran yang cukup penting. Suporter seakan
membuat pemain menunjukkan permainan yang terbaik. Maka dari itu, tidak jarang
tim yang didukung supoter meraih kemenangan. Jadi suporter memiliki peran
penting dalam cabang olahraga.
C. Fanatisme Suporter
Fanatisme adalah
paham atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara
berlebihan. Filsuf George Santayana mendefinisikan
fanatisme sebagai, "melipatgandakan usaha Anda ketika Anda lupa tujuan
Anda"; dan menurutWinston Churchill, "Seseorang fanatisme
tidak akan bisa mengubah pola pikir dan tidak akan mengubah haluannya".
Bisa dikatakan seseorang yang fanatik memiliki standar yang ketat dalam pola
pikirnya dan cenderung tidak mau mendengarkan opini maupun ide yang dianggapnya
bertentangan.
Jenis – Jenis Fanatisme :
·
Fanatisme etnis
·
Fanatisme nasional
·
Fanatisme ideologi
·
Fanatisme agama
·
Fanatisme olahraga
Fanatisme Suporter adalah sikap penuh
Semangat Yang berlebihan terhadap suatu segi atau pandangan atau satu sebab.
Suporter adalah salah satu elemen penting dalam setiap
pertandingan olahraga. Tanpa suporter, atmosfer pertandingan olah raga terasa
hambar. Bagai sayur tanpa garam. Namun, suporter juga bisa bikin olahraga ternoda.
Itu bila mereka bertindak yang mencederai sportivitas. Tawuran, melempari wasit
dan pemain, atau bahkan membakar stadion.
Antropologi supporter Study Kasus Sepak Bola
Secara
sosio-antropologis, dalam wujud praksis, menurut Anung Handoko (2008: 14) yang
membagi penonton menjadi dua golongan. Pertama, penonton yang murni ingin
menikmati permainan cantik saja, tidak peduli dari tim mana pun, dan kedua,
adalah penonton yang berpihak pada tim tertentu. Yang kedua inilah kemudian
disebut dengan istilah khusus supporters.
Para
suporter itu dengan sangat kreatif membuat jargon-jargon tertentu untuk menamai
kelompoknya. Fenomena itu bukan hanya terjadi di negara kita, tapi telah
mengglobal di hampir setiap klub di dunia yang mempunyai suporter fanatik.
Misalnya, Milanisti (AC Milan), Liverpudlian (Liverpool), Laziale (SS Lazio),
dan lain-lain. Sedangkan di dalam negeri, selain Persebaya, kita juga mengenal
Slemania (PSS Sleman Yogyakarta), Aremania (Arema Malang), Jakmania (Persija
Jakarta), Brajamusti (PSIM), Pasoepati (Persis Solo), dan sebaginya.
D. Perilaku Suporter
Dalam perkumpulan dan kelompok tersebut diatas, kita bisa
menyaksikan secara cermat, bahwa antar suporter sebenarnya tidak lagi mengenal
dan memperhitungkan ras, warna kulit, suku atau etnis, bahkan agama sekalipun.
Semuanya menjadi satu mendukung tim kesayangannya. Seolah martabat mereka
diwakili dan diemban oleh kesebelasan. Di sini, suporter seolah melengkapi
sebagai pemain yang keduabelas. Ini juga berlaku pada tim merah putih tatkala
melawan negara-negara tetangga di banyak momen.
Sebagai bentuk konflik, dalam pandangan Aji Wibowo (2005),
pada dasarnya sepakbola merupakan olahraga yang di dalamnya terdapat upaya
saling mengalahkan untuk memperoleh kemenangan. Sedangkan spirit kompetisi
diwujudkan dengan adanya aturan-aturan permaianan, yang dibuat oleh otoritas
yang berwenang, guna menjamin keadialan dalam lapangan.
Dalam kondisi demikian, suporter sebagai bagian yang terlibat
langsung dengan tim yang bertanding ikut terseret dalam situasi konflik.
Suporter hadir di arena pertandingan dengan tujuan mendukung untuk menaikkan
mental dan moral tim yang didukung sekaligus meneror mental tim lawan. Ketika
dua kelompok suporter bertemu di arena pertandingan dengan tujuan yang sama
namun berbeda tim yang didukung, maka yang terjadi adalah pertentangan, perang
yel-yel, dan saling ejek.
Study Kasus :
Tauladan Slemania
Barangkali
Persebaya perlu berkaca pada suporter Slemania, yang mempunyai slogan,
“Slemania Edan Tapi Sopan” tampaknya memang layak diapresiasi karena pada 2004
mendapat penghargaan sebagai suporter terbaik. Itu sebabnya, tidak heran, saat
melintasi wilayah DI Yogyakarta, kereta api luar biasa sempat disambut suporter
PSS Slemania. Mereka memberi para bonek minuman kemasan, rambutan, dan semangka
(Kompas, 25/01/2010).
Secara sosiologis, keramahan, ketertiban, dan kesopanan Slemania dapat dibenarkan. Menurut penelitian Wahyudiyono (2004) basis kulutural sangat mempengaruhi kejiwaan masing-masing suporter. Ia membuat komparasi antara kelompok suporter Slemania dan Panser Biru Semarang. Alhasil, Slemania yang berasal dari masyarakat Yogyakarta dengan kultur yang agraris, non-industrial, dan memiliki loyalitas secara kultural terhadap kraton yang memegang nilai-nilai Jawa yang kuat.
E. Pengaruh Suporter
Contoh Kasus : Sepak
Bola
Suporter olahraga
khususnya sepak bola merupakan kerumunan di mana kerumunan tersebut diartikan
sebagai sejumlah orang yang berada pada tempat yang sama, adakalanya tidak
saling mengenal, dan memiliki sifat yang peka terhadap stimulus (rangsangan)
yang datang dari luar.
Perilaku suporter
sepakbola bisa dikatakan sebagai perilaku sosial di mana tingkah laku suporter
yang berlangsung dalam lingkungan menimbulkan akibat atau perubahan terhadap
tingkah laku berikutnya.
Selain itu Geroge
Homans (Sosiolog) juga menjelaskan bahwa perilaku sosial adalah di mana
aktivitas yang dilakukan sekurang-kurangnya dua orang bisa saling mempengaruhi
satu sama lain. Perilaku suporter baik itu perilaku yang bersifat negatif
maupun positif tentunya berpengaruh terhadap lingkungannya dan perilaku
suporter selanjutnya.
Salah satu perilaku
negatif suporter yang dampaknya benar-benar dirasakan oleh masyarakat adalah
perilaku anarkis seperti tindak kekerasan/tawuran antar suporter, pengrusakan
fasilitas umum dan melakukan tindakan yang mengarah ke tindak kriminal seperti
penjarahan di mana perilaku mereka ini tidak hanya merugikan mereka dan klub
namun juga berdampak pada masyarakat dengan menyisakan rasa takut/cemas
masyarakat terhadap suporter sepakbola hingga masyarakatpun memunculkan stigma
terhadap mereka, selain itu kerugian materil akibat kerusuhan suporter dan juga
pengrusakan fasilitas umum tentunya menjadi hal yang sangat disayangkan.
Pada akhirnya maka
tidak heran jika perilaku suporter sepakbola ini dianggap sebagai wujud masalah
sosial karena dampak yang ditimbulkannya baik itu yang berupa fisik seperti
pengrusakan fasilitas umum dan non fisik yakni rasa takut/cemas masyarakat
ketika bertemu suporter sepakbola.
Sebagai perilaku
sosial maka tak heran bila yang dilakukan oleh suporter sepakbola berdampak
pada masyarakat dan mengundang perhatian media (baik meda cetak maupun
elektronik).
Dalam beberapa
kajian ilmiah dan ulasan di media terkadang perilaku suporter sepakbola
dianggap sebagai perilaku menyimpang yang susah dihilangkan. Karena beberapa
hal itulah akhirnya suporter sepakbola mendapat stigma dari masyarakat. Lisa A
Lewis dalam bukunya yang berjudul Adoring Audience: Fan Culture and Popular
Media, menyatakan bahwa, "The popular press, as well, has stigmatized
fandom by emphasing danger, abnormality, and sillines."
Merujuk apa yang dikatakan oleh Lisa, nampak
jelas bahwa stigma yang diperoleh suporter sepakbola juga tak terlepas dari
pengaruh media yang selalu memberitakan suporter sepakbola dalam persepektif
negatif yakni sebagai sesuatu yang berbahaya, menyimpang, tidak normal, anarkis,
dan lainnya.
Penilaian negatif
tentang suporter sepakbola seakan tidak pernah bisa hilang bahkan suporter
sepakbola telah mendapat label sebagai sesuatu yang negatif di mata masyarakat.
Seperti yang kita ketahui bahwa labelling adalah sesuatu yang sangat merugikan
'subjek' di mana subjek tidak bisa membantah atau menyanggah atas label yang
diperolehnya. Dalam hal ini kita bisa melihat suporter sepakbola khususnya
Bonek yang telah mendapat label dari masyarakat atas segala perilaku negatif
yang pernah mereka (oknum Bonek) lakukan seperti menjarah, melakukan tindak
kekerasan, tidak bermodal, pengrusakan fasilitas umum, menyanyikan lagu yang
bernuansa rasis dan provokatif, dan hal lainnya di mana pada akhirnya Bonek
mendapat label sebagai kelompok suporter yang anarkis dan bahkan perilaku
anarkis Bonek juga dianggap sebagai masalah sosial karena berbagai dampak yang
ditimbulkan akibat oleh Bonek seperti kerusakan fisik pada fasilitas umum yang
ada di masyarakat dan kerusakan non fisik seperti rasa cemas dan trauma
masyarakat terhadap Bonek.
Ternyata keberadaan
suporter sepakbola tidak hanya ada di saat tim mereka bertanding, ketika tim
mereka tidak bertanding pun suporter sepakbola mampu mengadakan
kegiatan-kegiatan positif di luar lapangan seperti bakti sosial, aksi sosial
ketika merayakan ulang tahun klub yang didukung dan kegiatan positif lainnya
yang mampu mencitrakan atau membuat mereka diterima dan lebih dekat dengan
masyarakat.
G. Manfaat dan Potensi Suporter
Contoh Kasus : Sepak
bola yang merupakan olah raga yang sangat menarik di tonton entak karena para
atlet sepak bola yang tampan-tampan atau karena pertandingan sepak bola
tersebut menyuguhkan duel yang seru. Banyak sekali faktor yang membuat sepak
bola menjadi magnet para penonton hal ini kemudian dimanfaatkan oleh klub-klub
sepak bola yang membuat pertandingan ini menjadi di tempatkan di stadion yang
tertutup dan tidak di laksanakan di luar stadion yang terbuka. Hal tersebut
tentu ada tujuannya dan bagi klub sendiri suporter adalah hal yang terpenting
bagi mereka, berikut adalah beberapa poin mengapa suporter bermanfaat bagi klub
sepak bola :
a. Sumber utama pendanaan klub
Bagi
semua klub penonton adalah unsur terpenting penghasilan pendapatan klub
tersebut selain uang dari iklan di klub tersebut. Mungkin untuk para klub besar
nama klub-klub besar bisa menjadi nilai jual untuk promosi untuk iklan namun
bagi tim/klub kecil penonton adalah unsur utama yang terpenting untuk
pendapatan mereka. Klub-klub besar pun dulu juga mengandalkan para penonton
sebagai sumber utama keuangan mereka berikut beberapa hal yang merupakan
pendanaan untuk klub :
1) Karcis
Mengapa
pertandingan sepak bola dilakukan di tempat tertutup karena agar penonton mau
untuk membeli karcis masuk untuk melihat pertandingan yang si saksikan. Dana
utama semua klub adalah karcis ini para penonton rela untuk mengeluarkan
uangnya untuk melihat dan menghibur diri dengan menyaksikan pertandingan yang
ada. Para manajemen sendiri tidak akan tanggung-tanggung dan hitung-hitungan
untuk membuat nyaman oleh karena ini setiap tahun bagi klub-klub besar wajar
kalau selalu mengganti stadion mereka dengan jumlah kursi penonton yang di
tambah ataupun memperbaiki fasilitas yang ada. Dan untuk membuat adil
pendapatan setiap klub yang bertandingan biasanya di pertadingan liga sendiri
di adakan pertandingan secara Home away yang di lakukan dengan 2 kali agar ke
dua tim tersebut adil karena akan di masuki oleh suporter 1 kali setiap di
kandangnya.
2) Survenir
Masih
berhubungan dengan finansial sebuah klub. Manajemen klub memanfaatkan kegilaan
para penonton akan tim klub kesayangan mereka dengan menjual sebagai pernak
pernik klub mereka seperti kaos tim, gelas bergambar foto pemain tim dan
berbagai barang lainnya. Walaupun di luar klub sendiri ada yang menjual barang
yang serupa tentu kualitas dan nilai yang di jual di dalam klub itu sangat
berbeda. Apa lagi jika ada imbuhan tanda tangan dari sang idola tentu menjadi
hal yang tidak bisa di dapatkan di tempat lain kecuali di klubnya sendiri. Oleh
maka dari itu biasanya di sisi stadion di dalamnya tidak di bagian lapangan
berada di tempat khusus stadion biasa terdapat sebuah toko mungkin beberapa
toko yang menjual segala sesuatunya yang berbau dengan klub tersebut dan toko
tersebut di urus oleh klub tersebut.
b. Pemberi semangat
Selain
suporter menjadi sumber keuangan sebuah klub penonton mempunyai peran aktif
sebagai sumber semangat bagi para pemain yang sedang bermain. Pemain pun
menjawab dukungan tersebut dengan permainan terbaiknya. Apalagi jika saat klub
tertinggal gol oleh lawannya semangat dari suporter sangat dibutuhkan agar
mental para pemain menjadi kaut kembali.
c. Pemberi tekanan kepada musuh
Selain
menjadi sumber kekuatan bagi para pemain kandang tentu suporter lawan adalah
sumber tekanan mental sebenarnya yang harus di hadapi dan itu sangat berat.
Oleh maka dari itu biasanya jumlah suporter yang tidak imbang biasanya akan
berefek pada timpangnya kekuatan salah satu tim.
d. Pemberi Informasi
Contoh
Kasus : Suporter Sepak Bola Arema
Diera modern saat ini ada pergeseran kontribusi yang ditunjukkan oleh
beberapa kelompok suporter di Indonesia. Mereka sudah bosan jika hanya
mendukung tim kesayangannya dengan menyaksikan langsung di stadion.
"Kami ingin memberikan sesuatu yang beda dibanding suporter lain, seperti
nyanyi-nyanyi atau yang lainnya," kata Bramasta, anggota tim Arema Stats.
Arema Stats adalah kelompok suporter Arema, Aremania, yang menyuplai
data statistik ke tim pelatih secara cuma-cuma alias gratis.
Powered By Capricornus "Kami berikan ke pelatih Arema data statistik yang kami hitung
sendiri. Saat ini data statistik sangatlah penting dalam perkembangan sepak
bola, maka kami sebagai suporter ingin berkontribusi di bidang itu. Soal
digunakan atau tidak, itu terserah pelatih Joko Susilo (pelatih Arema),"
tambah Bramasta.
Meskipun bekerja keras, Arema Stats tak mengharapkan imbalan dari
manajemen tim berjulukan Singo Edan itu.
Lantas dari mana mereka tetap eksis tanpa mendapatkan dana dari
manajemen Arema? Bahkan, mereka selalu hadir ke lokasi pertandingan Arema
berlaga, termasuk saat Arema dijamu Sriwijaya FC dalam semifinal kedua Piala
Presiden di Stadion Manahan, Solo, Minggu
.
"Kami memanfaatkan kerja sama dengan sponsor. Pihak sponsor bisa
mendapatkan branding di program-program web kami," kata Bramasta.
e. Penyebar Informasi
Contoh Kasus : Suporter Sepak Bola
Tiongkok
Negara
ini dikenal sebagai negara yang sulit ditembus sepak bola Eropa sebagai pasar.
Persoalan ini menjadi makin pelik karena negara tersebut melakukan sensor
terhadap beberapa situs media sosial seperti Facebook dan Twitter. Ini
menyulitkan interaksi dengan penggemar sepak bola Eropa di Cina.
Namun
hal itu berubah sejak 2009. Pada tahun itu layanan Sina Weiba, media sosial
yang bisa digunakan di Cina, diluncurkan. Melalui media sosial itu-lah sejumlah
klub Eropa melakukan interaksi dengan penggemarnya di Tiongkok. FC Bayern
Munchen bahkan membuat situs khusus berbahasa Cina untuk penggemar Bayern di
sana. Meski sampai saat tulisan ini dibuat, situs www.fcbayern.cn masih
sulit diakses.
Situs Bayern Munchen berbahasa Cina / Sumber:
http://futuresport.co/wp-content/uploads/2015/10/Screen-Shot-2015-10-19-at-4.38.43-pm.png
Laporan
kedua yang menarik disimak adalah tentang Jerman. Usai menjuarai Piala Dunia
2014, Bundesliga menuai popularitas di Asia.
Menyadari
hal tersebut, FC Bayern menyusul Liverpool, Tottenham Hotspur, dan Arsenai
untuk membuka gerai di Tmall.com, salah satu situs jual beli terbesar di
Tiongkok. Selain itu, catatan lain Glenn Risum adalah mengenai sponsor.
Beberapa sponsor di seragam klub Premier League berasal dari Asia, simak saja
daftar berikut,
·
Chelsea
FC: Yokohama (Jepang)
·
Manchester
City: Etihad Airways (Uni Emirat Arab)
·
Arsenal
FC: Fly Emirates (Uni Emirat Arab)
·
Tottenham
FC: AIA (Hong Kong)
·
Everton
FC: Chang (Thailand)
H. Manajemen Suporter
Study Kasus :
Bobotoh Club
Bobotoh adalah
sebutan untuk pendukung klub sepak bola Persib Bandung. Nama ini berasal dari bahasa Sundayang berarti orang-orang
yang mendorong atau membangun semangat bagi orang lain.
Meskipun Persib memiliki
kepanjangan Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung, pendukungnya tidak sebatas
dari Kota Bandung. Bobotoh tersebar di seluruh Jabar,
mulai dari Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Cirebon, Kuningan, Karawang, Bekasi juga
yang berada di luar Provinsi Jabar, seperti Jakarta, Tangerang, danSerang. Bahkan, dari pesan singkat (SMS) yang masuk ke rubrik Apa Kata Bobotoh di harian ini, banyak pengirim SMS
yang (mengaku) berasal dari luar negeri seperti Malaysia, Inggris, Amerika
serikat, dll. Tiap Persib menjadi tuan rumah, bahkan hanya untuk laga uji coba,
stadion selalu membludak. Tidak hanya jumlahnya yang sangat banyak, bobotoh
juga memiliki fanatisme yang luar biasa. Kalau dikelola dengan baik, bobotoh
akan menjadi kekuatan fantastis tidak hanya berupa dukungan di lapangan, tapi
juga bisa menjadi pilar untuk keberlangsungan hidup Persib selepas era-APBD.
Viking Persib Fans Club
Viking Persib fans
club sudah ada sebelum organisasi dan kelompok suporter klub lain di Indonesia
mulai menjamur pada akhir 1990-an, kelompok suporter Persib dengan jumlah
anggota resmi terbesar ini sudah mendeklarasikan diri pada 17 Juli 1993.
Bobotoh Oriental
Bobotoh Oriental
merupakan kumpulan bobotoh keturunan etnis Cina. Bobotoh Oriental
dengan setia mendukung Persib baik saat Persib sedang diatas maupun sedang
terpuruk. Sebagai warga Bandung yang menyukai sepakbola sangatlah wajar jika
mengeskpresikannya kepada tim lokal Bandung yakni Persib. Bobotoh Oriental
berawal dari sekumpulan anak-anak SMA di salah satu SMA
swasta di Bandung yang sangat menyukai Persib. Mengadakan nonton bareng Persib
jika Persib bertanding merupakan salah bentuk dukungan Bobotoh Oriental kepada
Persib, karena pada saat itu belum berani untuk menonton langsung ke stadion.
Bobotoh Singapore
Bobotoh Singapore
merupakan suatu kumpulan bobotoh yang berbasis di Singapura. Berdiri pada 17 Januari2009. Berawal dari
sekumpulan warga Indonesia penggemar Persib yang tinggal di Singapura.
Flower City Casuals
Flower City Casual
(FCC) yang mengandung arti Casual dari Kota Bandung, merupakan satu dari sekian
banyak kelompok suporter Persib yang selalu hadir saatMaung Bandung bertanding di kandang sendiri. Hadir
dengan gaya casualnya dan tentu saja didasari kecintaannya terhadap Persib, FCC
resmi berdiri pada tahun 2005 yang dipelopori oleh 3 orang pecinta Persib.
Karena mempunyai kesamaan hobi dan kecintaan terhadap berbagai hal berbau
Inggris atau British, FCC hadir di antara banyak kelompok suporter Persib dan
memberikan dukungan positif kepada tim pangeran biru ini. Namun sayangnya
kelompol FCC dikabarkan sudah bubar.
Ultras Persib
Kelompok ini tidak
pernah berhenti menyanyi mendengungkan yel-yeluntuk mendukung maung bandung
selama pertandingan berlangsung. Mereka juga rela berdiri sepanjang
pertandingan berlangsung, Selain itu pun para mereka paling senang menyalakan
flare atau smoke bomb di dalam stadion karena hal itu didorong untuk mencari
perhatian, bahwa mereka hadir berbeda di dalam kerumunan manusia di dalam
stadion. Ultras Persib-pun mempunyai beberapa kelompok di dalamnya, dan
sekarang digabungkan dengan sebuah nama 'Tifosi Persib'.
I. Manajemen Strategis Suporter Dalam
Mengembangkan Industri Olahraga
Contoh
Kasus : FC. Bayern Munchen dan FC. Manchester United
Loyalitas
suporter layar kaca kerap dipertanyakan. Apakah suporter layar kaca berhak
mendaku punya pengaruh bagi klub Eropa yang mereka idolakan?
Sebenarnya wajar-wajar saja
jika suporter Manchester United di Indonesia menunjukkan loyalitasnya. Meski sebagian besar dari
mereka mungkin belum pernah ke Old Trafford. Meski mereka mungkin seumur
hidupnya hanya menonton The Red Devils di televisi.
Hal itu bukan alasan untuk
tidak memperlihatkan loyalitas. Justru perlu dianggap wajar jika para penonton
liga Eropa di Indonesia merasa memiliki klub-klub di Manchester, Paris,
Amsterdam, Munchen, atau Madrid. Mereka memang mungkin “pemilik” sesungguhnya
klub-klub tersebut. Setidaknya, merasa memiliki. Bagaimana bisa?
Asia
sebagai pasar
The
World is Flat. Demikian tajuk buku Thomas Friedman. Tajuk yang cukup
mendeskripsikan situasi dunia saat ini. Bumi memang masih bulat, tapi dunia
tidak. Dunia menjadi datar. Sedatar layar telepon genggam atau komputer jinjing
mutakhir. Dan memang dua perangkat itu yang membuat dunia serasa datar.
Jarak antara Jakarta dan
Manchester memang jauh. Namun dengan perkembangan teknologi digital, seseorang
yang berada di Jakarta dapat dengan mudah mengikuti apa yang terjadi di
Manchester.
Perkembangan teknologi ini
pula yang membuat sepak bola Eropa lebih cepat dikenal publik di luar Eropa,
terutama Asia. Jörg Daubitzer, Direktur Pemasaran DFL
Sports Enterprises, juga menyatakan bahwa sejak 2008 pasar sepak bola Eropa di
Asia terus berkembang.
Davan Feng, dalam tulisan “The Beautiful Digital Game in Asia”
mencatat ada 820 juta penggemar sepak bola Eropa di Asia. Premier League
merupakan liga yang memiliki penggemar terbesar di Asia.
Bukan sekadar pasar
Diego Valdes dari Sport Business Institute mencatat
bahwa penggemar sepak bola Asia sangat tergantung dengan media sosial untuk
informasi mutakhir mengenai sepak bola. Hal ini tampaknya disadari benar oleh
klub-klub Eropa.
Untuk melakukan ekspansi,
mereka rela membuat situs atau media sosial yang berbahasa lokal. Juventus
memiliki situs khusus berbahasa Indonesia. Tottenham Hotspur memiliki akun
Twitter resmi berbahasa Indonesia.
Tidak hanya itu, untuk mempromosikan
klub dan memanjakan penggemar, beberapa klub Eropa rela melakukan tur pramusim
ke sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia. Para penggemar pun gembira. Mereka
bisa menyaksikan klub kesayangannya tanpa dimediasi layar kaca.
Dari perspektif pemasaran,
para penggemar sepak bola Asia (termasuk Indonesia) tentu merupakan aset yang
harus dijaga. Pasar ini masih akan berkembang dan menguntungkan. Para penggemar
ini, berpotensi menggemukkan rekening klub-klub Eropa. Benarkah sekadar
demikian ?
Justru sebaliknya, para
penggemar sepak bola Eropa di Indonesia inilah yang “memiliki” klub-klub Eropa.
Sebagai “pemilik”, mereka punya kuasa untuk menggerakkan atau mematikan
kompetisi dan klub di Eropa.
Dari segi jumlah saja, para
penggemar Liverpool dan Arsenal di Indonesia lebih banyak dari di Inggris. Pada
hari pertandingan berlangsung pun, para penonton di Indonesia sangat aktif di
media sosial.
Bagaimana jika penggemar
sepak bola di Indonesia berhenti men-followakun Arsenal dan Liverpool di Twitter?
Bagaimana jika para suporter ini berhenti membeli jersey asli
klub? Bagaimana jika mereka mogok menonton sepak bola Eropa? Tentu hal tersebut
menjadi bencana untuk klub-klub Eropa.
Jadi, wajar apabila para
suporter ini kerap terlalu berlebihan menunjukkan loyalitasnya. Mereka adalah
“pemilik” klub-klub tersebut. Apalagi jika ekonomi di Indonesia terus tumbuh,
para suporter ini bisa membeli lebih banyak lagi aset klub. Mereka bisa
“membeli” pertandingan big match,jersey dan merchandise asli,
dan tentu saja, membeli waktu luang untuk menonton sepak bola.
Media Sosial yang memangkas jarak
Selain alasan tersebut,
tentu ada hal lain yang membuat penggemar Barcelona di Indonesia menjadi sangat
loyal dengan klub di Spanyol tersebut. Salah satu pemicunya adalah media
sosial. Media sosial memangkas jarak.
Penggemar sepak bola di
Yogyakarta bisa dengan mudah memantau pergerakan transfer pemain di Eropa lewat
media sosial. Semua informasi mengenai klub Eropa pun mudah diperoleh dengan
mengikuti akun media sosial klub yang digemari. Dengan kata lain, media sosial
membuat penggemar merasa dekat dengan klub.
Perasaan dekat inilah yang
membuat suporter rela membela klub yang markasnya berjarak ribuan mil dari kota
tempat tinggalnya. Sama seperti misalnya Anda memiliki kedekatan dengan orang
tua, keluarga, sahabat, atau teman. Anda tentu akan membela apabila mereka
diejek.
Selain itu, ada alasan lain
yang dapat menjelaskan mengapa para suporter sangat loyal dengan klub
favoritnya. Hal ini masih terhubungkan dengan media sosial yang membuat jarak
penggemar dan klub menjadi dekat.
Perasaan dekat ini mengikat
emosi suporter dengan klub. Dengan merasa dekat, para suporter merasa terwakili
oleh klub sepak bola favorit mereka. Perasaan terwakili inilah yang membuat
suporter akan geram jika klub yang dibelanya diejek habis-habisan.
Sama seperti apabila
Indonesia diejek oleh negara lain. Para warga negara Indonesia tidak akan terima.
Hal ini karena adanya kedekatan emosi dengan tanah air. Meskipun tentu reaksi
terhadap ejekan tersebut berbeda-beda. Ada yang menanggapinya dengan mengajak
kelahi. Ada yang menanggapinya dengan komedi.
Begitulah, loyalitas
penggemar sepak bola adalah sebuah kewajaran. Meski sebagian besar suporter
sepak bola di Indonesia memiliki hubungan LDR dengan klub Eropa, mereka tidak
bisa dipandang sebelah mata.
Para suporter layar kaca
(layar komputer jinjing, telepon genggam, atau televisi) ini memiliki kuasa.
Mereka mungkin tidak dapat menentukan kebijakan transfer atau memiliki saham
klub. Tapi jangan salah. Jangan-jangan, gaji pemain di klub favorit Anda,
berasal dari hasil penjualanjersey kepada para penggemar di
Asia.
REFERENSI :
Chong Kim, dkk.
2006. Sport
Industry. Bahan-bahan yang disajikan dalam konferensi Internasional Sport
Industry.
Bonnie L. Parkhouse. 1991. The Management of Sport.
St. Louis: Mosby – Year Book, Inc.
Tim Litbang &
Instruktur KONI Mata Kuliah Sport Industry
Hidayat, 1987, “Peranan dan Profil Serta
Prospek Perdagangan Eceran (Formal dan Informal) Dalam Pembangunan”, Prisma No
7 tahun XVI
Drs.
Soeprapto, SU. Materi Kuliah Sosiologi Hukum (Yogyakarta, 2010)
Lisa A
Lewis, Adoring Audience: Fan Culture and Popular Media (London, 1992) hal. 1
Soetomo,
Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, (Yogyakarta, 2008) hal.83 Daftar Bacaan:
Lewis, Lisa A, 1992.
Referensi
Lain :
http://www.kompasiana.com/www.habibamin.blogspot.com/pengertian-tujuan-dan-teori-kewirausahaan-materi-kuliah_550e5459813311862cbc625d
http://www.kompasiana.com/hadimenulis/perilaku-sosial-suporter-sepakbola_55008730a333115263511d2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar