Rabu, 04 Mei 2016

Kewirausahaan Olahraga - Suporter Olah raga dan Bisnis Olah Raga Rekreasi



Setiap Organisasi Olahraga yang membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan manajemen yang kuatagar bisa mencapai keefektifan optimal. Dalam dunia yang dinamis sekarang, kita butuh pemimpin-pemimpin yang bisa menantang  status-quo , untuk menciptakan visi bagi masadepan, dan untuk menginspirasi para anggota organisasi agar berhasrat mencapai visi itu.  Kita juga butuh para manajer untuk merumuskan rencana terinci, menciptakan struktur  organisasi yang efisien, dan mengawasi operasi sehari-hari.

A. Pengantar

Berbicara tentang Supporter pasti kita akan lebih menghubungkan dengan olahraga kecintaan, meskipun penggunaan supporter pada dasarnya sangat luas, di berbagai bidang bisa di dunia seni, musik, pendidikan atau lainnya. Sebelum kita mengulas lebih dalam mengenai suporter ada baiknya kita mengetahui pengertian dari kata supporter itu sendiri.

Sebagai  contoh yaitu suporter bola, yang berarti dukungan kepada sebuah tim kesebelasan bola untuk meraih tujuannya seperti menjadi juara atau memenangi suatu pertandingan.
Suporter berbeda dengan penontondimana penonton bila diartikan hanya sebagai orang yang menonton baik di suatu stadion atau di televisi. Penonton kadang bersifat netral tidak memihak siapapun, mereka hanya sebagai penikmat, kalaupun memihak, mungkin dengan alasan tertentu karena pertemanan, persaudaraan , kebangsaan atau mungkin karena memasang taruhan di perjudian untuk salah satu tim tersebut.

Dengan kata lain penonton itu hanya melihat dari luar dengan logikanya. Mereka tidak menjiwai seperti seorang suporter yang menggunakan hati dan rasa, bila kalah apa yang dirasakan sama seperti pemain – pemain yang terlibat langsung di lapangan, ada perasaan sedih , sensitif dan malu, dengan pihak suporter lawan, apalagi ditambah dengan tindakan provokatif dengan ejekan. Bisa jadi kita sebagai suporter akan emosi kadang bisa menimbulkan pertikaian dan perkelahian seperti yang sering terjadi misalnya seperti supporter sepak bola di Indonesia.


B. Pengertian Suporter

Menurut Hinca (2007), pengertian suporter atau fans club adalah sebuah organisasi yang terdiri dari sejumlah orang yang bertujuan untuk mendukung sebuah klub sepak bola. Suporter harus berafiliasi dengan klub sepak bola yang didukungnya, sehingga perbuatan suporter akan berpengaruh terhadap klub yang didukungnya.
Pengertian suporter menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah orang-orang yang memberikan dukungan, sokongan dalam berbagai bentuk disuatu situasi. Suporter biasanya memiliki cara-cara dalam mendukung tim kesukaannya, seperti bernyanyi-nyanyi menyatakan dukungannya.
Suryanto (1996) mengatakan Suporter adalah orang-orang yang memberikan dukungan atau support kepada satu tim yang di bela. 
Suporter dalam suatu pertandingan memiliki peran yang cukup penting. Suporter seakan membuat pemain menunjukkan permainan yang terbaik. Maka dari itu, tidak jarang tim yang didukung supoter meraih kemenangan. Jadi suporter memiliki peran penting dalam cabang olahraga.


C. Fanatisme Suporter

Fanatisme adalah paham atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan. Filsuf George Santayana mendefinisikan fanatisme sebagai, "melipatgandakan usaha Anda ketika Anda lupa tujuan Anda";  dan menurutWinston Churchill, "Seseorang fanatisme tidak akan bisa mengubah pola pikir dan tidak akan mengubah haluannya". Bisa dikatakan seseorang yang fanatik memiliki standar yang ketat dalam pola pikirnya dan cenderung tidak mau mendengarkan opini maupun ide yang dianggapnya bertentangan.

Jenis – Jenis Fanatisme :
·      Fanatisme etnis
·      Fanatisme nasional
·      Fanatisme ideologi
·      Fanatisme agama
·      Fanatisme olahraga

Fanatisme Suporter adalah sikap penuh Semangat Yang berlebihan terhadap suatu segi atau pandangan atau satu sebab.

Suporter adalah salah satu elemen penting dalam setiap pertandingan olahraga. Tanpa suporter, atmosfer pertandingan olah raga terasa hambar. Bagai sayur tanpa garam. Namun, suporter juga bisa bikin olahraga ternoda. Itu bila mereka bertindak yang mencederai sportivitas. Tawuran, melempari wasit dan pemain, atau bahkan membakar stadion.

Antropologi supporter Study Kasus Sepak Bola

Secara sosio-antropologis, dalam wujud praksis, menurut Anung Handoko (2008: 14) yang membagi penonton menjadi dua golongan. Pertama, penonton yang murni ingin menikmati permainan cantik saja, tidak peduli dari tim mana pun, dan kedua, adalah penonton yang berpihak pada tim tertentu. Yang kedua inilah kemudian disebut dengan istilah khusus supporters.

Para suporter itu dengan sangat kreatif membuat jargon-jargon tertentu untuk menamai kelompoknya. Fenomena itu bukan hanya terjadi di negara kita, tapi telah mengglobal di hampir setiap klub di dunia yang mempunyai suporter fanatik. Misalnya, Milanisti (AC Milan), Liverpudlian (Liverpool), Laziale (SS Lazio), dan lain-lain. Sedangkan di dalam negeri, selain Persebaya, kita juga mengenal Slemania (PSS Sleman Yogyakarta), Aremania (Arema Malang), Jakmania (Persija Jakarta), Brajamusti (PSIM), Pasoepati (Persis Solo), dan sebaginya.


D. Perilaku Suporter

Dalam perkumpulan dan kelompok tersebut diatas, kita bisa menyaksikan secara cermat, bahwa antar suporter sebenarnya tidak lagi mengenal dan memperhitungkan ras, warna kulit, suku atau etnis, bahkan agama sekalipun. Semuanya menjadi satu mendukung tim kesayangannya. Seolah martabat mereka diwakili dan diemban oleh kesebelasan. Di sini, suporter seolah melengkapi sebagai pemain yang keduabelas. Ini juga berlaku pada tim merah putih tatkala melawan negara-negara tetangga di banyak momen.



Sebagai bentuk konflik, dalam pandangan Aji Wibowo (2005), pada dasarnya sepakbola merupakan olahraga yang di dalamnya terdapat upaya saling mengalahkan untuk memperoleh kemenangan. Sedangkan spirit kompetisi diwujudkan dengan adanya aturan-aturan permaianan, yang dibuat oleh otoritas yang berwenang, guna menjamin keadialan dalam lapangan.

Dalam kondisi demikian, suporter sebagai bagian yang terlibat langsung dengan tim yang bertanding ikut terseret dalam situasi konflik. Suporter hadir di arena pertandingan dengan tujuan mendukung untuk menaikkan mental dan moral tim yang didukung sekaligus meneror mental tim lawan. Ketika dua kelompok suporter bertemu di arena pertandingan dengan tujuan yang sama namun berbeda tim yang didukung, maka yang terjadi adalah pertentangan, perang yel-yel, dan saling ejek.

Study Kasus : Tauladan Slemania

Barangkali Persebaya perlu berkaca pada suporter Slemania, yang mempunyai slogan, “Slemania Edan Tapi Sopan” tampaknya memang layak diapresiasi karena pada 2004 mendapat penghargaan sebagai suporter terbaik. Itu sebabnya, tidak heran, saat melintasi wilayah DI Yogyakarta, kereta api luar biasa sempat disambut suporter PSS Slemania. Mereka memberi para bonek minuman kemasan, rambutan, dan semangka (Kompas, 25/01/2010).

Secara sosiologis, keramahan, ketertiban, dan kesopanan Slemania dapat dibenarkan. Menurut penelitian Wahyudiyono (2004) basis kulutural sangat mempengaruhi kejiwaan masing-masing suporter. Ia membuat komparasi antara kelompok suporter Slemania dan Panser Biru Semarang. Alhasil, Slemania yang berasal dari masyarakat Yogyakarta dengan kultur yang agraris, non-industrial, dan memiliki loyalitas secara kultural terhadap kraton yang memegang nilai-nilai Jawa yang kuat.


E. Pengaruh Suporter

Contoh Kasus : Sepak Bola

Suporter olahraga khususnya sepak bola merupakan kerumunan di mana kerumunan tersebut diartikan sebagai sejumlah orang yang berada pada tempat yang sama, adakalanya tidak saling mengenal, dan memiliki sifat yang peka terhadap stimulus (rangsangan) yang datang dari luar.

Perilaku suporter sepakbola bisa dikatakan sebagai perilaku sosial di mana tingkah laku suporter yang berlangsung dalam lingkungan menimbulkan akibat atau perubahan terhadap tingkah laku berikutnya.  
Selain itu Geroge Homans (Sosiolog) juga menjelaskan bahwa perilaku sosial adalah di mana aktivitas yang dilakukan sekurang-kurangnya dua orang bisa saling mempengaruhi satu sama lain. Perilaku suporter baik itu perilaku yang bersifat negatif maupun positif tentunya berpengaruh terhadap lingkungannya dan perilaku suporter selanjutnya.
Salah satu perilaku negatif suporter yang dampaknya benar-benar dirasakan oleh masyarakat adalah perilaku anarkis seperti tindak kekerasan/tawuran antar suporter, pengrusakan fasilitas umum dan melakukan tindakan yang mengarah ke tindak kriminal seperti penjarahan di mana perilaku mereka ini tidak hanya merugikan mereka dan klub namun juga berdampak pada masyarakat dengan menyisakan rasa takut/cemas masyarakat terhadap suporter sepakbola hingga masyarakatpun memunculkan stigma terhadap mereka, selain itu kerugian materil akibat kerusuhan suporter dan juga pengrusakan fasilitas umum tentunya menjadi hal yang sangat disayangkan.

Pada akhirnya maka tidak heran jika perilaku suporter sepakbola ini dianggap sebagai wujud masalah sosial karena dampak yang ditimbulkannya baik itu yang berupa fisik seperti pengrusakan fasilitas umum dan non fisik yakni rasa takut/cemas masyarakat ketika bertemu suporter sepakbola.

Sebagai perilaku sosial maka tak heran bila yang dilakukan oleh suporter sepakbola berdampak pada masyarakat dan mengundang perhatian media (baik meda cetak maupun elektronik).

Dalam beberapa kajian ilmiah dan ulasan di media terkadang perilaku suporter sepakbola dianggap sebagai perilaku menyimpang yang susah dihilangkan. Karena beberapa hal itulah akhirnya suporter sepakbola mendapat stigma dari masyarakat. Lisa A Lewis dalam bukunya yang berjudul Adoring Audience: Fan Culture and Popular Media, menyatakan bahwa, "The popular press, as well, has stigmatized fandom by emphasing danger, abnormality, and sillines."

Merujuk apa yang dikatakan oleh Lisa, nampak jelas bahwa stigma yang diperoleh suporter sepakbola juga tak terlepas dari pengaruh media yang selalu memberitakan suporter sepakbola dalam persepektif negatif yakni sebagai sesuatu yang berbahaya, menyimpang, tidak normal, anarkis, dan lainnya.

Penilaian negatif tentang suporter sepakbola seakan tidak pernah bisa hilang bahkan suporter sepakbola telah mendapat label sebagai sesuatu yang negatif di mata masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa labelling adalah sesuatu yang sangat merugikan 'subjek' di mana subjek tidak bisa membantah atau menyanggah atas label yang diperolehnya. Dalam hal ini kita bisa melihat suporter sepakbola khususnya Bonek yang telah mendapat label dari masyarakat atas segala perilaku negatif yang pernah mereka (oknum Bonek) lakukan seperti menjarah, melakukan tindak kekerasan, tidak bermodal, pengrusakan fasilitas umum, menyanyikan lagu yang bernuansa rasis dan provokatif, dan hal lainnya di mana pada akhirnya Bonek mendapat label sebagai kelompok suporter yang anarkis dan bahkan perilaku anarkis Bonek juga dianggap sebagai masalah sosial karena berbagai dampak yang ditimbulkan akibat oleh Bonek seperti kerusakan fisik pada fasilitas umum yang ada di masyarakat dan kerusakan non fisik seperti rasa cemas dan trauma masyarakat terhadap Bonek.

Ternyata keberadaan suporter sepakbola tidak hanya ada di saat tim mereka bertanding, ketika tim mereka tidak bertanding pun suporter sepakbola mampu mengadakan kegiatan-kegiatan positif di luar lapangan seperti bakti sosial, aksi sosial ketika merayakan ulang tahun klub yang didukung dan kegiatan positif lainnya yang mampu mencitrakan atau membuat mereka diterima dan lebih dekat dengan masyarakat.

G. Manfaat dan Potensi Suporter

Contoh Kasus : Sepak bola yang merupakan olah raga yang sangat menarik di tonton entak karena para atlet sepak bola yang tampan-tampan atau karena pertandingan sepak bola tersebut menyuguhkan duel yang seru. Banyak sekali faktor yang membuat sepak bola menjadi magnet para penonton hal ini kemudian dimanfaatkan oleh klub-klub sepak bola yang membuat pertandingan ini menjadi di tempatkan di stadion yang tertutup dan tidak di laksanakan di luar stadion yang terbuka. Hal tersebut tentu ada tujuannya dan bagi klub sendiri suporter adalah hal yang terpenting bagi mereka, berikut adalah beberapa poin mengapa suporter bermanfaat bagi klub sepak bola :

a.      Sumber utama pendanaan klub
Bagi semua klub penonton adalah unsur terpenting penghasilan pendapatan klub tersebut selain uang dari iklan di klub tersebut. Mungkin untuk para klub besar nama klub-klub besar bisa menjadi nilai jual untuk promosi untuk iklan namun bagi tim/klub kecil penonton adalah unsur utama yang terpenting untuk pendapatan mereka. Klub-klub besar pun dulu juga mengandalkan para penonton sebagai sumber utama keuangan mereka berikut beberapa hal yang merupakan pendanaan untuk klub :

1)     Karcis
Mengapa pertandingan sepak bola dilakukan di tempat tertutup karena agar penonton mau untuk membeli karcis masuk untuk melihat pertandingan yang si saksikan. Dana utama semua klub adalah karcis ini para penonton rela untuk mengeluarkan uangnya untuk melihat dan menghibur diri dengan menyaksikan pertandingan yang ada. Para manajemen sendiri tidak akan tanggung-tanggung dan hitung-hitungan untuk membuat nyaman oleh karena ini setiap tahun bagi klub-klub besar wajar kalau selalu mengganti stadion mereka dengan jumlah kursi penonton yang di tambah ataupun memperbaiki fasilitas yang ada. Dan untuk membuat adil pendapatan setiap klub yang bertandingan biasanya di pertadingan liga sendiri di adakan pertandingan secara Home away yang di lakukan dengan 2 kali agar ke dua tim tersebut adil karena akan di masuki oleh suporter 1 kali setiap di kandangnya.

2)   Survenir
Masih berhubungan dengan finansial sebuah klub. Manajemen klub memanfaatkan kegilaan para penonton akan tim klub kesayangan mereka dengan menjual sebagai pernak pernik klub mereka seperti kaos tim, gelas bergambar foto pemain tim dan berbagai barang lainnya. Walaupun di luar klub sendiri ada yang menjual barang yang serupa tentu kualitas dan nilai yang di jual di dalam klub itu sangat berbeda. Apa lagi jika ada imbuhan tanda tangan dari sang idola tentu menjadi hal yang tidak bisa di dapatkan di tempat lain kecuali di klubnya sendiri. Oleh maka dari itu biasanya di sisi stadion di dalamnya tidak di bagian lapangan berada di tempat khusus stadion biasa terdapat sebuah toko mungkin beberapa toko yang menjual segala sesuatunya yang berbau dengan klub tersebut dan toko tersebut di urus oleh klub tersebut.

b.    Pemberi semangat
Selain suporter menjadi sumber keuangan sebuah klub penonton mempunyai peran aktif sebagai sumber semangat bagi para pemain yang sedang bermain. Pemain pun menjawab dukungan tersebut dengan permainan terbaiknya. Apalagi jika saat klub tertinggal gol oleh lawannya semangat dari suporter sangat dibutuhkan agar mental para pemain menjadi kaut kembali.

c.    Pemberi tekanan kepada musuh
Selain menjadi sumber kekuatan bagi para pemain kandang tentu suporter lawan adalah sumber tekanan mental sebenarnya yang harus di hadapi dan itu sangat berat. Oleh maka dari itu biasanya jumlah suporter yang tidak imbang biasanya akan berefek pada timpangnya kekuatan salah satu tim.

d.    Pemberi Informasi
Contoh Kasus : Suporter Sepak Bola Arema
Diera modern saat ini ada pergeseran kontribusi yang ditunjukkan oleh beberapa kelompok suporter di Indonesia. Mereka sudah bosan jika hanya mendukung tim kesayangannya dengan menyaksikan langsung di stadion.

"Kami ingin memberikan sesuatu yang beda dibanding suporter lain, seperti nyanyi-nyanyi atau yang lainnya," kata Bramasta, anggota tim Arema Stats.

Arema Stats adalah kelompok suporter Arema, Aremania, yang menyuplai data statistik ke tim pelatih secara cuma-cuma alias gratis.

Powered By Capricornus "Kami berikan ke pelatih Arema data statistik yang kami hitung sendiri. Saat ini data statistik sangatlah penting dalam perkembangan sepak bola, maka kami sebagai suporter ingin berkontribusi di bidang itu. Soal digunakan atau tidak, itu terserah pelatih Joko Susilo (pelatih Arema)," tambah Bramasta.

Meskipun bekerja keras, Arema Stats tak mengharapkan imbalan dari manajemen tim berjulukan Singo Edan itu.

Lantas dari mana mereka tetap eksis tanpa mendapatkan dana dari manajemen Arema? Bahkan, mereka selalu hadir ke lokasi pertandingan Arema berlaga, termasuk saat Arema dijamu Sriwijaya FC dalam semifinal kedua Piala Presiden di Stadion Manahan, Solo, Minggu
.
"Kami memanfaatkan kerja sama dengan sponsor. Pihak sponsor bisa mendapatkan branding di program-program web kami," kata Bramasta.

e.      Penyebar Informasi

Contoh Kasus : Suporter Sepak Bola Tiongkok

Negara ini dikenal sebagai negara yang sulit ditembus sepak bola Eropa sebagai pasar. Persoalan ini menjadi makin pelik karena negara tersebut melakukan sensor terhadap beberapa situs media sosial seperti Facebook dan Twitter. Ini menyulitkan interaksi dengan penggemar sepak bola Eropa di Cina.

Namun hal itu berubah sejak 2009. Pada tahun itu layanan Sina Weiba, media sosial yang bisa digunakan di Cina, diluncurkan. Melalui media sosial itu-lah sejumlah klub Eropa melakukan interaksi dengan penggemarnya di Tiongkok. FC Bayern Munchen bahkan membuat situs khusus berbahasa Cina untuk penggemar Bayern di sana. Meski sampai saat tulisan ini dibuat, situs www.fcbayern.cn masih sulit diakses.

Footbool.png


Situs Bayern Munchen berbahasa Cina / Sumber: http://futuresport.co/wp-content/uploads/2015/10/Screen-Shot-2015-10-19-at-4.38.43-pm.png

Laporan kedua yang menarik disimak adalah tentang Jerman. Usai menjuarai Piala Dunia 2014, Bundesliga menuai popularitas di Asia.

Menyadari hal tersebut, FC Bayern menyusul Liverpool, Tottenham Hotspur, dan Arsenai untuk membuka gerai di Tmall.com, salah satu situs jual beli terbesar di Tiongkok. Selain itu, catatan lain Glenn Risum adalah mengenai sponsor. Beberapa sponsor di seragam klub Premier League berasal dari Asia, simak saja daftar berikut,
·         Chelsea FC: Yokohama (Jepang)
·         Manchester City: Etihad Airways (Uni Emirat Arab)
·         Arsenal FC: Fly Emirates (Uni Emirat Arab)
·         Tottenham FC: AIA (Hong Kong)
·         Everton FC: Chang (Thailand)


H. Manajemen Suporter

Study Kasus : Bobotoh Club

Bobotoh adalah sebutan untuk pendukung klub sepak bola Persib Bandung. Nama ini berasal dari bahasa Sundayang berarti orang-orang yang mendorong atau membangun semangat bagi orang lain.

Meskipun Persib memiliki kepanjangan Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung, pendukungnya tidak sebatas dari Kota Bandung. Bobotoh tersebar di seluruh Jabar, mulai dari Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Cirebon, Kuningan, Karawang, Bekasi juga yang berada di luar Provinsi Jabar, seperti Jakarta, Tangerang, danSerang. Bahkan, dari pesan singkat (SMS) yang masuk ke rubrik Apa Kata Bobotoh di harian ini, banyak pengirim SMS yang (mengaku) berasal dari luar negeri seperti Malaysia, Inggris, Amerika serikat, dll. Tiap Persib menjadi tuan rumah, bahkan hanya untuk laga uji coba, stadion selalu membludak. Tidak hanya jumlahnya yang sangat banyak, bobotoh juga memiliki fanatisme yang luar biasa. Kalau dikelola dengan baik, bobotoh akan menjadi kekuatan fantastis tidak hanya berupa dukungan di lapangan, tapi juga bisa menjadi pilar untuk keberlangsungan hidup Persib selepas era-APBD.

Viking Persib Fans Club

Viking Persib fans club sudah ada sebelum organisasi dan kelompok suporter klub lain di Indonesia mulai menjamur pada akhir 1990-an, kelompok suporter Persib dengan jumlah anggota resmi terbesar ini sudah mendeklarasikan diri pada 17 Juli 1993.

Bobotoh Oriental

Bobotoh Oriental merupakan kumpulan bobotoh keturunan etnis Cina. Bobotoh Oriental dengan setia mendukung Persib baik saat Persib sedang diatas maupun sedang terpuruk. Sebagai warga Bandung yang menyukai sepakbola sangatlah wajar jika mengeskpresikannya kepada tim lokal Bandung yakni Persib. Bobotoh Oriental berawal dari sekumpulan anak-anak SMA di salah satu SMA swasta di Bandung yang sangat menyukai Persib. Mengadakan nonton bareng Persib jika Persib bertanding merupakan salah bentuk dukungan Bobotoh Oriental kepada Persib, karena pada saat itu belum berani untuk menonton langsung ke stadion.

Bobotoh Singapore

Bobotoh Singapore merupakan suatu kumpulan bobotoh yang berbasis di Singapura. Berdiri pada 17 Januari2009. Berawal dari sekumpulan warga Indonesia penggemar Persib yang tinggal di Singapura.

Flower City Casuals

Flower City Casual (FCC) yang mengandung arti Casual dari Kota Bandung, merupakan satu dari sekian banyak kelompok suporter Persib yang selalu hadir saatMaung Bandung bertanding di kandang sendiri. Hadir dengan gaya casualnya dan tentu saja didasari kecintaannya terhadap Persib, FCC resmi berdiri pada tahun 2005 yang dipelopori oleh 3 orang pecinta Persib. Karena mempunyai kesamaan hobi dan kecintaan terhadap berbagai hal berbau Inggris atau British, FCC hadir di antara banyak kelompok suporter Persib dan memberikan dukungan positif kepada tim pangeran biru ini. Namun sayangnya kelompol FCC dikabarkan sudah bubar.

Ultras Persib

Kelompok ini tidak pernah berhenti menyanyi mendengungkan yel-yeluntuk mendukung maung bandung selama pertandingan berlangsung. Mereka juga rela berdiri sepanjang pertandingan berlangsung, Selain itu pun para mereka paling senang menyalakan flare atau smoke bomb di dalam stadion karena hal itu didorong untuk mencari perhatian, bahwa mereka hadir berbeda di dalam kerumunan manusia di dalam stadion. Ultras Persib-pun mempunyai beberapa kelompok di dalamnya, dan sekarang digabungkan dengan sebuah nama 'Tifosi Persib'.


I. Manajemen Strategis Suporter Dalam Mengembangkan Industri Olahraga

Contoh Kasus : FC. Bayern Munchen dan FC. Manchester United

Loyalitas suporter layar kaca kerap dipertanyakan. Apakah suporter layar kaca berhak mendaku punya pengaruh bagi klub Eropa yang mereka idolakan?

Sebenarnya wajar-wajar saja jika suporter Manchester United di Indonesia menunjukkan loyalitasnya. Meski sebagian besar dari mereka mungkin belum pernah ke Old Trafford. Meski mereka mungkin seumur hidupnya hanya menonton The Red Devils di televisi.

Hal itu bukan alasan untuk tidak memperlihatkan loyalitas. Justru perlu dianggap wajar jika para penonton liga Eropa di Indonesia merasa memiliki klub-klub di Manchester, Paris, Amsterdam, Munchen, atau Madrid. Mereka memang mungkin “pemilik” sesungguhnya klub-klub tersebut. Setidaknya, merasa memiliki. Bagaimana bisa?

Asia sebagai pasar

The World is Flat. Demikian tajuk buku Thomas Friedman. Tajuk yang cukup mendeskripsikan situasi dunia saat ini. Bumi memang masih bulat, tapi dunia tidak. Dunia menjadi datar. Sedatar layar telepon genggam atau komputer jinjing mutakhir. Dan memang dua perangkat itu yang membuat dunia serasa datar.

Jarak antara Jakarta dan Manchester memang jauh. Namun dengan perkembangan teknologi digital, seseorang yang berada di Jakarta dapat dengan mudah mengikuti apa yang terjadi di Manchester.

Perkembangan teknologi ini pula yang membuat sepak bola Eropa lebih cepat dikenal publik di luar Eropa, terutama Asia. Jörg Daubitzer, Direktur Pemasaran DFL Sports Enterprises, juga menyatakan bahwa sejak 2008 pasar sepak bola Eropa di Asia terus berkembang.

Davan Feng, dalam tulisan “The Beautiful Digital Game in Asia” mencatat ada 820 juta penggemar sepak bola Eropa di Asia. Premier League merupakan liga yang memiliki penggemar terbesar di Asia.


Bukan sekadar pasar

Diego Valdes dari Sport Business Institute mencatat bahwa penggemar sepak bola Asia sangat tergantung dengan media sosial untuk informasi mutakhir mengenai sepak bola. Hal ini tampaknya disadari benar oleh klub-klub Eropa.

Untuk melakukan ekspansi, mereka rela membuat situs atau media sosial yang berbahasa lokal. Juventus memiliki situs khusus berbahasa Indonesia. Tottenham Hotspur memiliki akun Twitter resmi berbahasa Indonesia.

Tidak hanya itu, untuk mempromosikan klub dan memanjakan penggemar, beberapa klub Eropa rela melakukan tur pramusim ke sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia. Para penggemar pun gembira. Mereka bisa menyaksikan klub kesayangannya tanpa dimediasi layar kaca.

Dari perspektif pemasaran, para penggemar sepak bola Asia (termasuk Indonesia) tentu merupakan aset yang harus dijaga. Pasar ini masih akan berkembang dan menguntungkan. Para penggemar ini, berpotensi menggemukkan rekening klub-klub Eropa. Benarkah sekadar demikian ?

Justru sebaliknya, para penggemar sepak bola Eropa di Indonesia inilah yang “memiliki” klub-klub Eropa. Sebagai “pemilik”, mereka punya kuasa untuk menggerakkan atau mematikan kompetisi dan klub di Eropa.

Dari segi jumlah saja, para penggemar Liverpool dan Arsenal di Indonesia lebih banyak dari di Inggris. Pada hari pertandingan berlangsung pun, para penonton di Indonesia sangat aktif di media sosial.

Bagaimana jika penggemar sepak bola di Indonesia berhenti men-followakun Arsenal dan Liverpool di Twitter? Bagaimana jika para suporter ini berhenti membeli jersey asli klub? Bagaimana jika mereka mogok menonton sepak bola Eropa? Tentu hal tersebut menjadi bencana untuk klub-klub Eropa.

Jadi, wajar apabila para suporter ini kerap terlalu berlebihan menunjukkan loyalitasnya. Mereka adalah “pemilik” klub-klub tersebut. Apalagi jika ekonomi di Indonesia terus tumbuh, para suporter ini bisa membeli lebih banyak lagi aset klub. Mereka bisa “membeli” pertandingan big match,jersey dan merchandise asli, dan tentu saja, membeli waktu luang untuk menonton sepak bola.

Media Sosial yang memangkas jarak

Selain alasan tersebut, tentu ada hal lain yang membuat penggemar Barcelona di Indonesia menjadi sangat loyal dengan klub di Spanyol tersebut. Salah satu pemicunya adalah media sosial. Media sosial memangkas jarak.

Penggemar sepak bola di Yogyakarta bisa dengan mudah memantau pergerakan transfer pemain di Eropa lewat media sosial. Semua informasi mengenai klub Eropa pun mudah diperoleh dengan mengikuti akun media sosial klub yang digemari. Dengan kata lain, media sosial membuat penggemar merasa dekat dengan klub.

Perasaan dekat inilah yang membuat suporter rela membela klub yang markasnya berjarak ribuan mil dari kota tempat tinggalnya. Sama seperti misalnya Anda memiliki kedekatan dengan orang tua, keluarga, sahabat, atau teman. Anda tentu akan membela apabila mereka diejek.

Selain itu, ada alasan lain yang dapat menjelaskan mengapa para suporter sangat loyal dengan klub favoritnya. Hal ini masih terhubungkan dengan media sosial yang membuat jarak penggemar dan klub menjadi dekat.

Perasaan dekat ini mengikat emosi suporter dengan klub. Dengan merasa dekat, para suporter merasa terwakili oleh klub sepak bola favorit mereka. Perasaan terwakili inilah yang membuat suporter akan geram jika klub yang dibelanya diejek habis-habisan.

Sama seperti apabila Indonesia diejek oleh negara lain. Para warga negara Indonesia tidak akan terima. Hal ini karena adanya kedekatan emosi dengan tanah air. Meskipun tentu reaksi terhadap ejekan tersebut berbeda-beda. Ada yang menanggapinya dengan mengajak kelahi. Ada yang menanggapinya dengan komedi.

Begitulah, loyalitas penggemar sepak bola adalah sebuah kewajaran. Meski sebagian besar suporter sepak bola di Indonesia memiliki hubungan LDR dengan klub Eropa, mereka tidak bisa dipandang sebelah mata.

Para suporter layar kaca (layar komputer jinjing, telepon genggam, atau televisi) ini memiliki kuasa. Mereka mungkin tidak dapat menentukan kebijakan transfer atau memiliki saham klub. Tapi jangan salah. Jangan-jangan, gaji pemain di klub favorit Anda, berasal dari hasil penjualanjersey kepada para penggemar di Asia.


REFERENSI :
Chong Kim, dkk. 2006. Sport Industry. Bahan-bahan yang disajikan dalam konferensi Internasional Sport Industry.

Bonnie L. Parkhouse. 1991. The Management of Sport. St. Louis: Mosby – Year Book, Inc.
Tim Litbang & Instruktur KONI Mata Kuliah Sport Industry

Hidayat, 1987, “Peranan dan Profil Serta Prospek Perdagangan Eceran (Formal dan Informal) Dalam Pembangunan”, Prisma No 7 tahun XVI

Drs. Soeprapto, SU. Materi Kuliah Sosiologi Hukum (Yogyakarta, 2010)

Lisa A Lewis, Adoring Audience: Fan Culture and Popular Media (London, 1992) hal. 1

Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, (Yogyakarta, 2008) hal.83 Daftar Bacaan: Lewis, Lisa A, 1992.

Referensi Lain :
http://www.kompasiana.com/www.habibamin.blogspot.com/pengertian-tujuan-dan-teori-kewirausahaan-materi-kuliah_550e5459813311862cbc625d

http://www.kompasiana.com/hadimenulis/perilaku-sosial-suporter-sepakbola_55008730a333115263511d2



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...