Jumat, 07 Juni 2024

PERKEMBANGAN MOTORIK - PUBERTAS


Pubertas

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa Perubahan atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi Perubahan biologis, Perubahan psikologis dan Perubahan social. Di sebagian besar masyarakat dan budaya, masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Pubertas ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari Perubahan-Perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan Perubahan pada seks primer (Primary Sex Characteristics) dan Perubahan pada seks sekunder (Secondary Sex Characteristics). Meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu, namun urutan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak, dan terdapat perbedaan individual dalam umur dari Perubahan-Perubahaan.


Latar Belakang

Pada perempuan, pubertas terjadi pada rentang usia 10−14 tahun. Sementara pada laki-laki, pubertas terjadi pada kisaran usia 12−16 tahun. Dalam masa pubertas, remaja perempuan maupun laki-laki akan merasakan adanya perubahan dalam tubuh mereka.


Pada masa pubertas, remaja perempuan maupun laki-laki akan merasakan adanya perubahan dalam tubuh mereka. Perubahan tubuh ini terjadi karena pengaruh dari perubahan hormon semasa pubertas. Di masa pubertas, baik remaja pria maupun wanita juga bisa mengalami peningkatan tinggi badan. 


Pada kasus tertentu, pubertas bisa datang terlalu cepat. Pubertas dini bisa terjadi ketika tanda-tanda pubertas muncul pada saat anak perempuan berusia kurang dari 8 tahun, sedangkan pada laki-laki muncul di bawah usia 9 tahun.


Anak-anak yang memasuki masa pubertas mungkin akan merasa bingung ketika mengalami perubahan di tubuhnya. Oleh karena itu, penting bagi para orang tua untuk mengedukasi anaknya yang sudah remaja mengenai pubertas.

 

Penyebab Pubertas

Pubertas adalah waktu ketika semua organ utama dan sistem tubuh menjadi matang. Pada akhir pubertas, seorang remaja sudah matang secara seksual dan reproduktif. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa pubertas disebabkan oleh perubahan kadar hormon tertentu dalam tubuh.

 

Perubahan hormon dimulai pada pertengahan tahun sekolah dasar, tetapi pubertas dimulai sekitar 10 tahun untuk anak perempuan dan 11 tahun untuk anak laki-laki. Meski standarnya begitu, namun setiap anak bisa jadi berbeda. Ada yang memulai pubertas lebih awal atau justru malah lebih lambat. 

 

Anak perempuan biasanya memulai pubertas jauh sebelum anak laki-laki. Ketika memasuki pubertas, baik anak laki-laki maupun perempuan mengalami banyak perubahan emosi, sehingga menimbulkan pertentangan internal dan konflik eksternal.


Tanda Pubertas pada Perempuan

Pada remaja perempuan, pubertas akan menyebabkan berbagai macam perubahan pada tubuh, seperti :


1. Payudara mulai tumbuh

Hal pertama yang umumnya dijadikan tanda bahwa remaja perempuan sudah memasuki masa pubertas adalah payudara yang mulai tumbuh, diawali dari area sekitar puting. Ini biasanya terjadi pada saat anak perempuan memasuki usia 8–13 tahun. Pada remaja perempuan yang baru pubertas, bentuk payudara yang berubah mungkin bisa berbeda antara payudara yang satu dan yang lainnya, tergantung sisi mana yang lebih dulu tumbuh. Selain terlihat besar sebalah, payudara juga akan terasa sakit atau nyeri, terutama saat disentuh. Rasa nyeri ini akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu.


2. Tumbuhnya rambut di kemaluan dan ketiak

Sekitar 15 persen remaja perempuan mengalami perubahan ini lebih dulu sebelum payudara mulai tumbuh. Tumbuhnya bulu halus di area kemaluan dan ketiak terkadang membuat remaja perempuan malu, sehingga para orang tua harus mengedukasi remaja perempuannya bahwa ini merupakan bagian dari pubertas, dan setiap remaja perempuan akan mengalaminya.

 

3. Menstruasi

Tanda pubertas pada remaja perempuan selanjutnya adalah menstruasi. Kebanyakan remaja perempuan akan mendapatkan menstruasi pertamanya ketika usianya menginjak 12–13 tahun, diawali dengan munculnya bercak darah dari vagina yang biasa terlihat melalui noda di celana dalam. Namun, menstruasi pertama setiap perempuan bisa berbeda, ada yang sudah mulai menstruasi sejak berusia 9 tahun, ada pula yang baru menstruasi ketika usianya 16 tahun. Biasanya tanda pubertas ini terjadi dalam waktu kurang lebih 2 atau 2,5 tahun setelah payudara mulai tumbuh. Remaja perempuan yang mengalami menstruasi untuk pertama kali mungkin akan merasa takut dan panik. Oleh karena itu, orang tua perlu menenangkan anaknya yang menstruasi untuk pertama kali dan menjelaskan bahwa kondisi tersebut adalah normal.  Patut diwaspadai jika remaja perempuan belum juga mengalami haid walaupun tanda-tanda pubertas sudah ada. Hal ini bisa disebabkan oleh kondisi langka bernama hymen immperforota. 


Tanda Pubertas pada Laki-laki

Pada remaja laki-laki, pubertas juga membawa perubahan pada tubuh, seperti :

1. Ukuran testikel dan penis yang membesar

Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan bertambahnya ukuran testis dan penis. Namun, tidak ada patokan yang baku mengenai kapan perubahan ini muncul, tapi diperkirakan dapat terjadi sejak usia 9−18 tahun. Mengenai perubahan ini, orang tua harus mengedukasi anak laki-lakinya bahwa setiap laki-lakibisa mengalami perkembangan fisik yang berbeda-beda, ada yang muncul lebih cepat dan ada yang sedikit terlambat. Oleh karena itu, anak tidak perlu memusingkan atau membandingkan ukuran penisnya dengan penis orang lain.

Selain itu, adanya sedikit perbedaan ukuran antara testis satu dengan yang lainnya juga tak perlu dikhawatirkan karena hal ini normal. Meski demikian, tetap sarankan kepada anak laki-laki Anda yang memasuki masa pubertas untuk memeriksa kondisi penis dan testisnya secara teratur ketika mandi. Jika ada benjolan saat diraba, ada perubahan warna, atau terasa nyeri, jangan malu untuk memeriksanya ke dokter.


2. Mengalami mimpi basah

Selama pubertas, remaja laki-laki juga akan mengalami mimpi basah, yaitu ejakulasi yang terjadi saat sedang tidur. Mimpi basah dapat terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon testoteron dalam tubuh. Seiring bertambahnya usia, intensitas mimpi basah akan berkurang.


3. Tumbuh rambut pada daerah kemaluan dan ketiak

Seperti juga remaja perempuan, remaja laki-laki akan mengalami tumbuhnya rambut-rambut halus di sekitar kemaluan dan ketiak.


4. Suara menjadi lebih berat

Pembesaran ukuran laring, yaitu organ di mana pita suara terletak, akan membuat suara remaja laki-laki terdengar lebih berat. Kondisi ini sering dikenal sebagai pecahnya suara laki-laki. Hal ini normal terjadi karena tubuh sedang beradaptasi dengan ukuran laring yang baru. Suara pecah ini akan terjadi selama beberapa bulan, dan biasanya terjadi pada rentan usia 12–16 tahun. Setelah itu, suara akan terus berkembang hingga sempurna dan biasanya menetap pada usia 17 tahun.

Setelah memasuki masa pubertas  , remaja perempuan sudah bisa hamil pada masa subur dan remaja laki-laki sudah mampu membuahi. Pada masa-masa ini pula, seorang remaja akan mengalami peningkatan hormon seksual sebagai perkembangan alami tubuh. Penting bagi remaja dan orang tua untuk mengenali tanda-tanda pubertas. Kemudian, khusus bagi orang tua, berikanlah pendidikan seks yang tepat pada anak remajanya agar terhindar dari bahaya pergaulan bebas.

 

Perubahan Psikologis Remaja Saat Pubertas

 

“Pada aspek psikologis, ada beberapa perubahan yang terjadi pada remaja laki-laki selama pubertas. Salah satu perubahan yang umum terjadi adalah perubahan emosi dan cara berpikir.”

 

Pubertas merupakan bagian dari pertumbuhan anak sebagai transisi alami manusia saat tubuh remaja mulai berubah menjadi dewasa. Artinya, saat memasuki masa pubertas, tubuh sudah mampu melakukan reproduksi seksual. Pada laki-laki, biasanya pubertas dimulai sekitar usia 12 tahun. Namun, ada juga anak laki-laki yang mengalaminya sejak usianya masih sembilan tahun. 

Nah, selama masa pubertas terjadi, zat kimia dan hormon tubuh akan dilepaskan, sehingga menimbulkan berbagai perubahan fisik pada remaja laki-laki. Meski begitu, pubertas tak hanya berdampak pada aspek fisik semata, karena aspek psikologis remaja juga akan terpengaruh.

 

Perubahan Psikologis Remaja Laki – Laki Saat  Pubertas

Sejumlah perubahan dalam pubertas dapat membingungkan atau menakutkan bagi remaja laki-laki. Nah, pada psikologis, berikut adalah beberapa perubahan yang terjadi selama anak pubertas : 

 

1. Perubahan Emosi Dan Cara Berfikir

Perubahan psikologis pertama yang dapat terjadi pada remaja laki-laki ketika pubertas adalah berubahnya emosi dan cara berpikir. Nah, anak laki-laki cenderung mengalami serangkaian emosi, sehingga terkadang mereka akan mudah merasa kesal, sedih, atau tertekan. Mereka mungkin merasakan gejolak emosi terkait gairah seksual yang mulai meningkat. 

Di samping itu, remaja laki-laki juga akan mengalami perubahan cara berpikir selama pubertas. Hal ini membuat remaja lebih tertarik untuk mengikuti komunitas atau organisasi tertentu sebagai proses pencarian jati diri. 

 

2. Perubahan Dalam Hubungan

Dinamika hubungan akan segera berubah setelah pubertas. Hal ini berkemungkinan besar membuat mereka lebih mandiri dan lebih tertarik untuk mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan teman atau wanita yang mereka taksir.  Selain itu, remaja laki-laki yang mengalami pubertas juga mungkin akan merasa malu terlihat bersama orang tua di depan umum. Khususnya jika mendapatkan perlakuan kasih sayang seperti dipeluk atau dicium oleh orang tuanya. Karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami dan berusaha memberikan pengertian dan aturan yang fleksibel kepada anak selama pubertas.  Sebab, anak remaja cenderung ingin mencoba banyak hal baru. Jika orang tua hanya melarang tanpa memberikan pengertian, mereka dapat menjadi pemberontak, dan menolak apa yang dikatakan atau diminta orang tuanya. 


3. Merasa Lebih Sensitif

Perubahan psikologis selanjutnya dari pubertas remaja laki-laki adalah menjadi lebih sensitif, khususnya terhadap hal tertentu. Sebagai contoh, jerawat kecil di wajah mungkin dapat menjadi momok menakutkan. Hal ini dapat membuat seorang remaja menjadi lebih sensitif karena merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri dengan penampilannya sendiri. Namun, meningkatkan sensitivitas emosional remaja selama pubertas ini perlu didampingi oleh orang tua. Sebab, hal ini dapat menjadi fase di mana remaja dapat dengan mudah dipengaruhi oleh lingkungan. 

 

4. Menjadi Labil

Masa remaja dapat dikatakan sebagai masa transisi yang membingungkan bagi banyak orang. Sebab, remaja belum menjadi orang dewasa, dan tidak dapat dibilang sebagai anak-anak. Alhasil, kebanyakan remaja menjadi bingung, terkait bagaimana mereka harus bersikap. Di satu sisi mereka merasakan emosi ketakutan, ketidaknyamanan, dan ketidakberdayaan sebagai anak. Namun, di sisi lain, mereka tidak seharusnya berpikiran sebagai anak-anak, karena merasa sudah dewasa. Hal ini membuat remaja terkesan labil dalam bertindak.

 

Perubahan Psikologis Anak Perempuan pada Masa Pubertas

Pubertas merupakan salah satu penanda seseorang menginjak ke masa remaja dan pasti mengalami perubahan, salah satunya di sisi psikologis. Pasalnya, pubertas juga menjadi masa pertumbuhan dan perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Sehingga, bagi anak-anak perlu diajarkan edukasi untuk menghadapi perubahan besar dampak dari pubertas.

 

Tahapan Pubertas

Perubahan-perubahan ini menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu, perasaan tidak aman dan dalam beberapa kasus dapat mengakibatkan perilaku yang kurang baik. Pubertas sendiri terbagi menjadi beberapa tahapan, yakni :

 

1. Tahap Pra-Pubertas

Tahap ini dimulai sejak kelahiran hingga sekitar usia 8-11 tahun pada anak laki-laki dan 9-10 tahun pada anak perempuan. Pada tahap ini, anak-anak belum mengalami perubahan fisik yang signifikan dan belum memasuki pubertas.

 

2. Tahap Pubertas Awal

Tahap pubertas awal dimulai pada usia 10-11 tahun pada anak perempuan. Pada tahap ini, tubuh mulai menghasilkan hormon seks dan anak-anak mengalami perubahan fisik awal. Pada wanita, tahap ini ditandai dengan pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak, serta pertumbuhan tubuh yang cepat.

 

3. Tahap Pubertas Tengah

Tahap pubertas tengah biasanya terjadi pada 11-14 tahun untuk anak perempuan. Pada tahap ini, perubahan fisik dan perkembangan seksual semakin terlihat. Pada wanita, tahap ini ditandai dengan pertumbuhan rambut di seluruh tubuh, menstruasi pertama, dan pertumbuhan payudara yang lebih besar.

 

4. Tahap Pubertas Akhir

Tahap pubertas akhir biasanya terjadi pada usia 14-16 tahun untuk anak perempuan. Pada tahap ini, perubahan fisik dan perkembangan seksual hampir mencapai puncanya. Pada wanita, tahap ini ditandai dengan peningkatan ukuran payudara, pertumbuhan rambut pubis yang lebih tebal, dan pertumbuhan tubuh yang melambat.

 

5. Tahap Pasca-Pubertas

Tahap pasca-pubertas dimulai pada usia 16 tahun pada anak perempuan. Pada tahap ini, perubahan fisik dan perkembangan seksual sudah mencapai puncak dan tubuh mulai stabil.

Hormon seks sudah mencapai tingkat normal, dan biasanya anak-anak sudah mencapai kematangan seksual. Selama tahap pubertas, anak-anak biasanya mengalami perubahan psikologis atau emosional dan sosial yang signifikan.

 

Penjelasan dari Apa Saja Contoh Perubahan Psikologis Anak Perempuan Pada Masa Pubertas

Contoh perubahan psikologis anak perempuan pada masa pubertas yakni :


1. Perubahan Pandangan Citra Tubuh

Dampak dari perubahan fisik yang drastis membuat perempuan sering merasa heran maupun tidak puas dengan citra tubuhnya. Tak mengherankan jika pada masa pubertas, perempuan sering bercermin dan banyak mengomentari penampilannya.

 

2. Tertarik Dengan Lawan Jenis

Masa pubertas menumbuhkan ketertarikan lawan jenis. Uniknya, perasaan tertarik dengan lawan jenis sering diceritakan kepada teman dekatnya. Tak jarang, kencan terjadi karena pengaturan kelompok pertemanan.

 

3. Meningkatnya Pemahaman Moral

Memasuki masa pubertas, remaja banyak mengalami perubahan moral. Bahkan mereka akan menjadi lebih paham tentang sebuah standar aturan yang ada di masyarakat. Hal ini disebabkan karena melihat bahwa hal yang ditetapkan di tempat mereka tumbuh.


4. Perubahan Emosional

Moody atau suasana hati yang mudah berubah adalah salah satu hal yang terjadi pada masa pubertas. Remaja sering bersikap murung dan emosi secara berubah-ubah. Hal ini dikarenakan munculnya hormon estrogen yang mengatur emosi dan suasana hati.

 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...