Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini
merupakan masa Perubahan atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang meliputi Perubahan biologis, Perubahan psikologis dan Perubahan
social. Di sebagian besar masyarakat dan budaya, masa remaja pada umumnya
dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Pubertas
ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat
terutama pada awal masa remaja. Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian
dari Perubahan-Perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan
Perubahan pada seks primer (Primary Sex Characteristics) dan Perubahan pada
seks sekunder (Secondary Sex Characteristics). Meskipun perkembangan ini biasanya
mengikuti suatu urutan tertentu, namun urutan dari kematangan seksual tidak
sama pada setiap anak, dan terdapat perbedaan individual dalam umur dari
Perubahan-Perubahaan.
Latar Belakang
Pada perempuan, pubertas terjadi pada rentang usia 10−14
tahun. Sementara pada laki-laki, pubertas terjadi pada kisaran usia 12−16
tahun. Dalam
masa pubertas, remaja perempuan maupun laki-laki akan merasakan adanya
perubahan dalam tubuh mereka.
Pada masa pubertas, remaja perempuan maupun laki-laki akan merasakan adanya perubahan dalam tubuh mereka. Perubahan tubuh ini terjadi karena pengaruh dari perubahan hormon semasa pubertas. Di masa pubertas, baik remaja pria maupun wanita juga bisa mengalami peningkatan tinggi badan.
Pada kasus tertentu, pubertas bisa datang terlalu cepat. Pubertas dini bisa terjadi ketika tanda-tanda pubertas muncul pada saat anak
perempuan berusia kurang dari 8 tahun, sedangkan pada laki-laki muncul di bawah
usia 9 tahun.
Anak-anak yang memasuki masa pubertas mungkin akan
merasa bingung ketika mengalami perubahan di tubuhnya. Oleh karena itu, penting
bagi para orang tua untuk mengedukasi anaknya yang sudah remaja mengenai
pubertas.
Penyebab
Pubertas
Pubertas
adalah waktu ketika semua organ utama dan sistem tubuh menjadi matang. Pada
akhir pubertas, seorang remaja sudah matang secara seksual dan reproduktif.
Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa pubertas disebabkan oleh
perubahan kadar hormon tertentu dalam tubuh.
Perubahan
hormon dimulai pada pertengahan tahun sekolah dasar, tetapi pubertas dimulai
sekitar 10 tahun untuk anak perempuan dan 11 tahun untuk anak laki-laki. Meski
standarnya begitu, namun setiap anak bisa jadi berbeda. Ada yang memulai
pubertas lebih awal atau justru malah lebih lambat.
Anak
perempuan biasanya memulai pubertas jauh sebelum anak laki-laki. Ketika
memasuki pubertas, baik anak laki-laki maupun perempuan mengalami banyak
perubahan emosi, sehingga menimbulkan pertentangan internal dan konflik
eksternal.
Tanda Pubertas
pada Perempuan
Pada remaja perempuan, pubertas akan menyebabkan
berbagai macam perubahan pada tubuh, seperti :
1. Payudara mulai
tumbuh
Hal pertama yang umumnya dijadikan tanda bahwa remaja
perempuan sudah memasuki masa pubertas adalah payudara yang mulai tumbuh, diawali dari area sekitar puting. Ini biasanya
terjadi pada saat anak perempuan memasuki usia 8–13 tahun. Pada remaja
perempuan yang baru pubertas, bentuk payudara yang
berubah mungkin bisa berbeda antara payudara yang satu dan yang lainnya,
tergantung sisi mana yang lebih dulu tumbuh. Selain terlihat besar sebalah, payudara juga akan terasa sakit atau nyeri, terutama saat disentuh.
Rasa nyeri ini akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu.
2. Tumbuhnya rambut
di kemaluan dan ketiak
Sekitar 15 persen remaja perempuan mengalami perubahan
ini lebih dulu sebelum payudara mulai tumbuh. Tumbuhnya bulu halus di area
kemaluan dan ketiak terkadang membuat remaja perempuan malu, sehingga para
orang tua harus mengedukasi remaja perempuannya bahwa ini merupakan bagian dari
pubertas, dan setiap remaja perempuan akan mengalaminya.
3. Menstruasi
Tanda pubertas pada remaja perempuan selanjutnya adalah menstruasi. Kebanyakan remaja perempuan akan mendapatkan menstruasi pertamanya ketika usianya menginjak 12–13 tahun, diawali dengan munculnya bercak darah dari vagina yang biasa terlihat melalui noda di celana dalam. Namun, menstruasi pertama setiap perempuan bisa berbeda, ada yang sudah mulai menstruasi sejak berusia 9 tahun, ada pula yang baru menstruasi ketika usianya 16 tahun. Biasanya tanda pubertas ini terjadi dalam waktu kurang lebih 2 atau 2,5 tahun setelah payudara mulai tumbuh. Remaja perempuan yang mengalami menstruasi untuk pertama kali mungkin akan merasa takut dan panik. Oleh karena itu, orang tua perlu menenangkan anaknya yang menstruasi untuk pertama kali dan menjelaskan bahwa kondisi tersebut adalah normal. Patut diwaspadai jika remaja perempuan belum juga mengalami haid walaupun tanda-tanda pubertas sudah ada. Hal ini bisa disebabkan oleh kondisi langka bernama hymen immperforota.
Tanda Pubertas
pada Laki-laki
Pada remaja laki-laki, pubertas juga membawa perubahan pada tubuh, seperti :
1. Ukuran testikel
dan penis yang membesar
Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan
bertambahnya ukuran testis dan penis. Namun, tidak ada patokan yang baku
mengenai kapan perubahan ini muncul, tapi diperkirakan dapat terjadi sejak usia
9−18 tahun. Mengenai perubahan ini, orang tua harus mengedukasi anak
laki-lakinya bahwa setiap laki-lakibisa mengalami perkembangan
fisik yang berbeda-beda, ada yang muncul lebih cepat dan ada yang sedikit
terlambat. Oleh karena itu, anak tidak perlu memusingkan atau membandingkan
ukuran penisnya dengan penis orang lain.
Selain itu, adanya sedikit perbedaan ukuran
antara testis satu dengan yang lainnya juga
tak perlu dikhawatirkan karena hal ini normal. Meski demikian, tetap sarankan
kepada anak laki-laki Anda yang memasuki masa pubertas untuk memeriksa kondisi
penis dan testisnya secara teratur ketika mandi. Jika ada benjolan saat diraba,
ada perubahan warna, atau terasa nyeri, jangan malu untuk memeriksanya ke
dokter.
2. Mengalami mimpi
basah
Selama pubertas, remaja laki-laki juga akan mengalami mimpi basah, yaitu ejakulasi yang terjadi saat sedang tidur. Mimpi basah dapat
terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon testoteron dalam tubuh. Seiring bertambahnya usia, intensitas mimpi basah akan
berkurang.
3. Tumbuh rambut
pada daerah kemaluan dan ketiak
Seperti juga remaja perempuan, remaja laki-laki akan
mengalami tumbuhnya rambut-rambut halus di sekitar kemaluan dan ketiak.
4. Suara menjadi
lebih berat
Pembesaran ukuran laring, yaitu organ di mana pita
suara terletak, akan membuat suara remaja laki-laki terdengar lebih berat.
Kondisi ini sering dikenal sebagai pecahnya suara laki-laki. Hal ini normal
terjadi karena tubuh sedang beradaptasi dengan ukuran laring yang baru. Suara
pecah ini akan terjadi selama beberapa bulan, dan biasanya terjadi pada rentan
usia 12–16 tahun. Setelah itu, suara akan terus berkembang hingga sempurna dan
biasanya menetap pada usia 17 tahun.
Setelah memasuki masa pubertas , remaja perempuan sudah bisa hamil pada masa subur dan remaja laki-laki sudah mampu membuahi. Pada masa-masa ini pula, seorang remaja akan mengalami peningkatan hormon seksual sebagai perkembangan alami tubuh. Penting bagi remaja dan orang tua untuk mengenali tanda-tanda pubertas. Kemudian, khusus bagi orang tua, berikanlah pendidikan seks yang tepat pada anak remajanya agar terhindar dari bahaya pergaulan bebas.
Perubahan
Psikologis Remaja Saat Pubertas
“Pada aspek psikologis, ada beberapa perubahan
yang terjadi pada remaja laki-laki selama pubertas. Salah satu perubahan yang
umum terjadi adalah perubahan emosi dan cara berpikir.”
Pubertas
merupakan bagian dari pertumbuhan anak sebagai transisi alami manusia saat
tubuh remaja mulai berubah menjadi dewasa. Artinya, saat memasuki masa
pubertas, tubuh sudah mampu melakukan reproduksi seksual. Pada laki-laki,
biasanya pubertas dimulai sekitar usia 12 tahun. Namun, ada juga anak laki-laki
yang mengalaminya sejak usianya masih sembilan tahun.
Nah,
selama masa pubertas terjadi, zat kimia dan hormon tubuh akan dilepaskan,
sehingga menimbulkan berbagai perubahan fisik pada remaja laki-laki. Meski
begitu, pubertas tak hanya berdampak pada aspek fisik semata, karena aspek
psikologis remaja juga akan terpengaruh.
Perubahan
Psikologis Remaja Laki – Laki Saat Pubertas
Sejumlah
perubahan dalam pubertas dapat membingungkan atau menakutkan bagi remaja
laki-laki. Nah, pada psikologis, berikut adalah beberapa perubahan yang terjadi
selama anak pubertas :
1.
Perubahan Emosi Dan Cara Berfikir
Perubahan
psikologis pertama yang dapat terjadi pada remaja laki-laki ketika pubertas
adalah berubahnya emosi dan cara berpikir. Nah, anak laki-laki cenderung
mengalami serangkaian emosi, sehingga terkadang mereka akan mudah merasa kesal,
sedih, atau tertekan. Mereka mungkin merasakan gejolak emosi terkait gairah
seksual yang mulai meningkat.
Di
samping itu, remaja laki-laki juga akan mengalami perubahan cara berpikir
selama pubertas. Hal ini membuat remaja lebih tertarik untuk mengikuti
komunitas atau organisasi tertentu sebagai proses pencarian jati diri.
2.
Perubahan Dalam Hubungan
Dinamika
hubungan akan segera berubah setelah pubertas. Hal ini berkemungkinan besar
membuat mereka lebih mandiri dan lebih tertarik untuk mengembangkan hubungan
yang lebih erat dengan teman atau wanita yang mereka taksir. Selain itu,
remaja laki-laki yang mengalami pubertas juga mungkin akan merasa malu terlihat
bersama orang tua di depan umum. Khususnya jika mendapatkan perlakuan kasih
sayang seperti dipeluk atau dicium oleh orang tuanya. Karena itu, penting bagi
orang tua untuk memahami dan berusaha memberikan pengertian dan aturan yang
fleksibel kepada anak selama pubertas. Sebab, anak remaja cenderung ingin
mencoba banyak hal baru. Jika orang tua hanya melarang tanpa memberikan
pengertian, mereka dapat menjadi pemberontak, dan menolak apa yang dikatakan
atau diminta orang tuanya.
3. Merasa Lebih Sensitif
Perubahan
psikologis selanjutnya dari pubertas remaja laki-laki adalah menjadi lebih
sensitif, khususnya terhadap hal tertentu. Sebagai contoh, jerawat kecil di
wajah mungkin dapat menjadi momok menakutkan. Hal ini dapat membuat seorang
remaja menjadi lebih sensitif karena merasa tidak nyaman atau tidak percaya
diri dengan penampilannya sendiri. Namun, meningkatkan sensitivitas
emosional remaja selama pubertas ini perlu didampingi oleh orang tua. Sebab,
hal ini dapat menjadi fase di mana remaja dapat dengan mudah dipengaruhi oleh
lingkungan.
4.
Menjadi Labil
Masa
remaja dapat dikatakan sebagai masa transisi yang membingungkan bagi banyak
orang. Sebab, remaja belum menjadi orang dewasa, dan tidak dapat dibilang
sebagai anak-anak. Alhasil, kebanyakan remaja menjadi bingung, terkait
bagaimana mereka harus bersikap. Di satu sisi mereka merasakan emosi ketakutan,
ketidaknyamanan, dan ketidakberdayaan sebagai anak. Namun, di sisi lain, mereka
tidak seharusnya berpikiran sebagai anak-anak, karena merasa sudah dewasa. Hal
ini membuat remaja terkesan labil dalam bertindak.
Perubahan Psikologis Anak Perempuan pada Masa Pubertas
Pubertas merupakan salah satu penanda seseorang menginjak ke masa
remaja dan pasti mengalami perubahan, salah satunya di sisi psikologis. Pasalnya, pubertas juga menjadi masa
pertumbuhan dan perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Sehingga, bagi
anak-anak perlu diajarkan edukasi untuk menghadapi perubahan besar dampak dari
pubertas.
Tahapan Pubertas
Perubahan-perubahan ini menimbulkan keraguan, perasaan
tidak mampu, perasaan tidak aman dan dalam beberapa kasus dapat mengakibatkan
perilaku yang kurang baik. Pubertas sendiri terbagi menjadi beberapa tahapan,
yakni :
1. Tahap Pra-Pubertas
Tahap ini dimulai sejak kelahiran hingga sekitar usia
8-11 tahun pada anak laki-laki dan 9-10 tahun pada anak perempuan. Pada tahap ini,
anak-anak belum mengalami perubahan fisik yang signifikan dan belum memasuki
pubertas.
2.
Tahap Pubertas Awal
Tahap
pubertas awal dimulai pada usia 10-11 tahun pada anak perempuan. Pada tahap
ini, tubuh mulai menghasilkan hormon seks dan anak-anak mengalami perubahan
fisik awal. Pada
wanita, tahap ini ditandai dengan pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut di
sekitar alat kelamin dan ketiak, serta pertumbuhan tubuh yang cepat.
3.
Tahap Pubertas Tengah
Tahap
pubertas tengah biasanya terjadi pada 11-14 tahun untuk anak perempuan. Pada
tahap ini, perubahan fisik dan perkembangan seksual semakin terlihat. Pada wanita, tahap ini ditandai dengan
pertumbuhan rambut di seluruh tubuh, menstruasi pertama, dan pertumbuhan
payudara yang lebih besar.
4.
Tahap Pubertas Akhir
Tahap
pubertas akhir biasanya terjadi pada usia 14-16 tahun untuk anak perempuan.
Pada tahap ini, perubahan fisik dan perkembangan seksual hampir mencapai
puncanya. Pada
wanita, tahap ini ditandai dengan peningkatan ukuran payudara, pertumbuhan
rambut pubis yang lebih tebal, dan pertumbuhan tubuh yang melambat.
5.
Tahap Pasca-Pubertas
Tahap
pasca-pubertas dimulai pada usia 16 tahun pada anak perempuan. Pada tahap ini,
perubahan fisik dan perkembangan seksual sudah mencapai puncak dan tubuh mulai
stabil.
Hormon
seks sudah mencapai tingkat normal, dan biasanya anak-anak sudah mencapai
kematangan seksual. Selama tahap pubertas, anak-anak biasanya mengalami
perubahan psikologis atau emosional dan sosial yang signifikan.
Penjelasan dari Apa Saja Contoh Perubahan Psikologis Anak Perempuan Pada Masa Pubertas
Contoh
perubahan psikologis anak perempuan pada masa pubertas yakni :
1.
Perubahan Pandangan Citra Tubuh
Dampak
dari perubahan fisik yang drastis membuat perempuan sering merasa heran maupun
tidak puas dengan citra tubuhnya. Tak mengherankan jika pada masa pubertas,
perempuan sering bercermin dan banyak mengomentari penampilannya.
2.
Tertarik Dengan Lawan Jenis
Masa
pubertas menumbuhkan ketertarikan lawan jenis. Uniknya, perasaan tertarik
dengan lawan jenis sering diceritakan kepada teman dekatnya. Tak jarang, kencan
terjadi karena pengaturan kelompok pertemanan.
3. Meningkatnya Pemahaman Moral
Memasuki masa pubertas, remaja banyak mengalami
perubahan moral. Bahkan mereka akan menjadi lebih paham tentang sebuah standar
aturan yang ada di masyarakat. Hal ini disebabkan karena melihat bahwa hal yang
ditetapkan di tempat mereka tumbuh.
4. Perubahan Emosional
Moody atau suasana hati yang mudah berubah
adalah salah satu hal yang terjadi pada masa pubertas. Remaja sering bersikap
murung dan emosi secara berubah-ubah. Hal ini dikarenakan munculnya hormon
estrogen yang mengatur emosi dan suasana hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar