Adolesensi
Remaja (adolesensi) adalah suatu periode dalam pertumbuhan manusia antara pubertas dan kematangan (maturity), dan berlangsung biasanya antara usia 12 sampai 18 tahun dan 21 tahun. Masalah-masalah remaja secara umum diasumsikan muncul dari kemoderenan zaman.
Klasifikasi Remaja: Remaja Awal, Remaja Pertengahan,
dan Remaja Akhir
Fase remaja tidak berlangsung satu atau dua
tahun. Biasanya, fase ini berlangsung sedikitnya 10 tahun bahkan sampai belasan
tahun. Setiap individu yang memasuki masa remaja akan melewati beberapa tahap.
Misalnya, mulai pubertas sampai menuju dewasa.
Sebelum menelisik lebih jauh mengenai periode
remaja. Alangkah lebih baik, Grameds memahami terlebih dahulu hakikat remaja.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), remaja dimaknai sebagai mulai
dewasa; sudah sampai umur untuk kawin; muda; pemuda.
Adapun Kemenkes merumuskan remaja sebagai
suatu periode kehidupan manusia yang mana terjadi pertumbuhan dan perkembangan
fisik, psikologis, dan intelektual secara pesat. Ia memiliki ciri khas berupa
rasa ingin tahu yang tinggi, cenderung berani mengambil risiko dari
perbuatannya tanpa mempertimbangkan dengan matang, dan menyukai hal-hal berbau
petualangan.
Sementara itu, menurut World Health Organization (WHO), remaja merupakan masyarakat yang berada
di rentang usia 10 sampai 19 tahun. Adapun, menurut Peraturan Kesehatan RI
Nomor 25 tahun 2014, remaja didefinisikan sebagai penduduk dalam rentang usia
10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)
rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Masa remaja juga disebut sebagai adolescence. Menurut Hurlock, istilah remaja atau adolescence berasal dari bahasa Latin, yakni adolescene yang memiliki kata benda adolescentia yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Orang-orang di zaman purbakala mlihat masa puber dan masa remaja tidak
memiliki perbedaan dengan periode-periode lain dalam kehidupan manusia. Mereka
dianggap telah dewasa ketika mampu melakukan reproduksi.
Saat ini, adolescence dimaknai lebih luas, yakni melingkupi
kematangan mental, emosional, dan emosi. Hal ini selaras dengan pandangan
Piaget, secara psikologis, remaja merupakan usia seorang individu yang
berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
Usia anak yang merasa tidak lagi di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat uang sama. Seminimal-minimalnya dalam masalah integrasi dengan masyarakat dewasa memiliki aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.
Transformasi intelektual yang unik dari cara
berpikir remaja memberikan kemungkinan untuk mencapai integrase dalam hubungan
sosial orang dewasa. Hal ini menjadi ciri khas yang menjadi rahasia umum pada
periode remaja.
Sementara itu, Jhon W. Santrock, masa remaja
(adolescence) ialah periode perkembangan transisi dari masa kanak-kanak hingga
masa dewasa yang mencakup perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosial
emosional.
Adapun menurut Monks dan Haditono, remaja
merupakan seseorang yang berada di rentang usia 12-21 tahun. Masa remaja juga
menjadi transisi dari anak-anak ke dewasa.
Oleh sebab itu, pola pikir akan berubah dan
berproses menuju dewasa. Selaras dengan Monks dan Haditono, King juga
merumuskan pengertian remaja. Baginya, remaja merupakan perkembangan manusia
yang ditandai dengan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja
biasanya dimulai pada sekitar usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18-21 tahun.
Dari beberapa pengerian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan fase atau masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, biasanya terjadi pada rentang usia 10 sampai 18 tahun. Pada masa remaja, biasanya terjadi perkembangan baik fisik, psikologi, dan intelektual. Ia menjadi bagian masa perkembangan manusia.
Klasifikasi
Remaja
Klasifikasi remaja dapat dilakukan beradasarkan fase atau tahapannya. Melansir dari laman Id.theasianparent.com, berikut tiga klasifikasi remaja berdasarkan usianya.
1.
Fase Remaja Awal
Anak memasuki fase remaja ketika berumur 10
tahun. Rentang usia 10-13 tahun termasuk dalam fase remaja awal. Pada tahap
ini, anak-anak mengalami tahap awal pubertas dan mulai tumbuh lebih cepat. Baik
anak laki-laki maupun perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang signifikan dan
peningkatan dalam minat seksual.
Tidak hanya itu, perubahan tubuh juga turut
menjadi perhatian remaja. Misalnya mulai tumbuhnya rambut di bawah lengan dan
di sekitar alat kelamin, perkembangnya payudara pada anak perempuan, dan
pembesaran testis pada anak laki-laki.
Anak perempuan biasanya tumbuh lebih cepat
daripada anak laki-laki. Mereka lebih dulu satu atau dua tahun dibandingkan
anak laki-laki. Bahkan, beberapa perubahan pada perempuan juga normal dialami
sejak usia 8 tahun dan 9 tahun untuk laki-laki.
Biasanya, remaja perempuan mulai menstruasi di
usia 12 tahun atau rata-rata 2 sampai 3 tahun setelah payudara mulai tumbuh.
Perubahan-perubahan fisik dan pola pikir remaja membuat orang tua merasa cemas
dan khawatir. Terutama jika tidak tahu mana yang normal dan mana yang tidak.
Beberapa anak juga mungkin mempertanyakan
identitas gendernya di masa remaja. Sementara itu, secara kognitif, remaja pada
tahap ini telah mulai mengalami peningkatan minat intelektual. Mereka juga
memiliki pemikiran yang konkrit.
Sebagai contoh mulai mencari kebenaran
mengenai suatu hal (bisa hal baik atau buruk) dari berbagai sumber. Tidak hanya
itu, pada masa ini, remaja lebih memusatkan pemikiran pada diri sendiri yang
akrab disebut dengan egosentrisme.
Remaja tahap awal juga sering kali merasa
penampilan diri dinilai oleh teman-temannya. Sehingga, berusaha semaksimal
mungkin mengenakan pakaian yang pantas dan paling terkini. Hal ini, memberikan
pengaruh pada mayoritas remaja menganggap bahwa semua penilaian dan pemikiran
orang tentang dirinya menjadi penting diperhatikam.
Pada fase remaja awal, biasanya terjadi peningkatan kebutuhan privasi. Remaja akan mulai mencari cara untuk mandiri dari keluarga. Tidak jarang, remaja juga memberikan batasan atau bereaksi keras jika orang tua terkesan terlalu mengekang atau mencampuri urusan pribadi.
2.
Fase Remaja Pertengahan
Remaja yang berusia 14-17 tahun termasuk dalam
fase remaja pertengahan. Pada tubuh anak perempuan terjadi perubahan. seperti
panggul, pinggang, dan bokong mulai membesar, menstruasi mulai teratur,
bertambahnya produksi keringat, dan alat reproduksi yang berkembang.
Sementara itu, pada anak laki-laki pertumbuhan
mulai berjalan dengan cepat. Tubuh menjadi tinggi, berat badan bertambah,
muncul jerawat, otot semakin besar, bahu dan dada semakin lebar, suara menjadi
pecah, alat vital semakin besar, tumbuh kumin, jambang, dan sebagainya.
Di usia ini, remaja mulai tertarik menjalin
hubungan romantis. Mereka juga memiliki kemungkinan untuk mempertanyakan dan
mengeksplorasi identitas seksual. Hal-hal tersebut berpotensi memberikan stres
jika tidak mendapat dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas.
Pada masa ini, pola pikir remaja didasarkan
oleh logika, tetapi tidak jarang pula didorong oleh peasaan atau emosinya.
Mereka telah mampu berpikir secara abstrak dan mempertimbangkan gambaran besar.
Tetapi, dalam situasi tertentu, mereka masih kurang mampu menerapkannya ketika
itu.
Misalnya, pemikiran, “Besok ada ulangan biologi.
Tapi, episode drama korea terbaru sudah keluar. Aku sudah paham materi itu,
sepertinya tidak perlu mengulang membaca. Jadi, tak apalah mending nonton aja.
Nilai bukan tolak ukur kesuksesan.”
Mereka juga mulai tertarik menjalin hubungan romantis, seperti pacaran. Memiliki kecenderungan lebih suka atau lebih banyak waktu dihabiskan bersama teman. Tidak jarang mereka berselisih paham bahkan bertengkar dengan orang tua karena emosi belum stabil dan memiliki sifat sensitif.
3.
Fase Remaja Akhir atau Dewasa Muda
Remaja di rentang usia 18-24 tahun termasuk
dalam fase remaja akhir atau dewasa muda. Pada umumnya, memasuki fase remaja
akhir, fisik telah berkembang dengan maksimal. Tidak hanya itu, kemampuan
berpikir jauh lebih matang daripada remaja menengah.
Mereka juga lebih fokus untuk mewujudkan
cita-cita yang direncanakan. Sekaligus mampu membuat keputusan berdasarkan
harapan dan cita-cita. Misalnya, remaja akan melakukan hal yang menjadi
prioritas dalam kehidupan mereka seperti tugas sekolah, atau hal-hal yang
mendukung terwujudnya cita-cita mereka.
Dalam hubungan persahabatan, percintaan, dan
keluarga telah lebih stabil. Mereka telah mampu menentukan pilihan akan
mendiskusikan suatu hal atau berbagi cerita ke orang yang dipercaya.
Karakteristik
Remaja
Titisari dan Utami merumuskan beberapa karakteristik remaja sebagai berikut :
Perkembangan
fisik dan seksual yang ditandai dengan laju perkembangan yang biasanya terjadi
sangat pesat dan muncul adanya ciri-ciri seks sekunder dan seks primer.
Dari sisi
psikososial, remaja cenderung mulai memisahkan diri dari orang tua dan
memperluas hubungan dengan teman sebaya.
Dari segi
kognitif, mental remaja telah mampu berpikir logis mengenai beragam ide
abstrak.
Dari segi
perkembangan emosional cenderung tinggi. Hal tersebut disebabkan karena
organ-organ seksual mengalami perkembangan dan mempengaruhi hormone-hormon yang
mengontrol emosi.
Dari sisi
perkembangan moral, remaja ada dalam lingkaran harus tetap bersikap dan
berperilaku sesuai dengan norma dan peraturan yang diyakininya. Hal ini juga
menyebabkan remaja melanggar peraturan dan nilai yang berlaku, seperti
berhubungan seks di luar nikah, minum minuman beralkohol, tawuran, dan
sebagainya.
Perkembangan kepribadian menjadi fase yang penting bagi perkembangan dan integritas diri remaja.
Ciri-Ciri
Remaja
Fase remaja ini dapat dikenali dari beberapa
ciri yang telah dirumuskan oleh Hurlock sebagai berikut.
1.
Masa Remaja sebagai Periode yang Penting
Ketika anak-anak mulai memasuki masa remaja
maka akan disertai dengan perkembangan yang cepat. Sehingga, menyebabkan adanya
penyesuaian mental dan pembentukan sikap, minat baru, dan niat.
2.
Masa Remaja sebagai Masa Peralihan
Pada masa ini, remaja masuk ke dalam fase
bukan lagi seorang anak dan bukan juga seorang dewasa. Mereka dalam tahap
peralihan status dan terjadi keraguan atau ketidakjelasan dalam diri remaja.
3.
Masa Remaja sebagai Masa Perubahan
Perubahan fisik berkembang selaras atau
beriringan dengan perubahan sikap dan perilaku. Ada beberapa jenis perubahan
yang terjadi pada remaja. Pertama, tingginya intensitas emosi bergantung pada
tingkat perubahan fisik dan psikologis. Karena, biasanya, perubahan emosi
terjadi lebih cepat selama awal masa remaja.
Kedua, perubahan tubuh, peran, dan minat yang
dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Ketiga, perubahan nilai-nilai yang
dipengaruhi oleh perubahan minat dan pola perilaku remaja.
4.
Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
Setiap fase perkembangan memiliki pokok
masalahnya masing-masinh. Namun, ketika remaja dihadapkan pada permasalahan
maka cenderung kesulitan untuk mengatasinya sendiri. Oleh sebab itu, banyak
remaja yang menyimpulkan bahwa penyelesaian atau jalan keluar masalah tidak
selalu sesuai dengan harapan dan cara yang telah direncanakan.
5.
Masa Remaja sebagai Usia Mencari Identitas
Remaja dalam tahap ini mulai mencari jati diri atau esensi dia hidup. mereka mulai resah, gelisah, dan merasa tidak puas dalam banyak hal. Pencarian jati diri dilakukan dengan cara apapun misalnya membaca, menonton, bergabung ke komunitas, bertukar pikiran dengan orang lain, dan cara-cara lainnya.
6.
Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Remaja dianggap sebagai kelompok manusia tang tidak rapi, sulit diberikan kepercayaan, dan sering kali merusak. Hal ini menyebabkan orang dewasa yang bertanggung jawab mengawasi dan membimbing kehidupan remaja menjadi takut untuk mengambil tanggung jawab itu. Mereka juga enggan untuk bersimpatik pada perilaku-perilaku remaja yang dianggap tidak normal.
7.
Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistis
Remaja akan mudah kecewa dan sakit hati jika
rencana atau tujuannya tidak tercapai. Mereka cenderung melihat kehidupan
dengan kacamata merah jambu. Dalam pandangannya, diri sendiri dan orang lain
dilihat sesuai dengan keinginannya. Bukan dari apa adanya mereka.
Harapan dan cita-cita pun dipupuk tidak
realistis. Misalnya mimpi-mimpi atau cita-cita yang tidak sesuai dengan
kemampuan diri ataupun ekonomi. Hal ini menimbulkan tingginya emosi yang
menjadi salah satu ciri dari fase awal masa remaja.
8.
Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
Mendekati usia kematangan atau dewasa, remaja
menjadi gelisah untuk menunjukkan bahwa dirinya hampir dewasa. Sekaligus
menghilangkan kesan stereotipe yang telah melekat belasan baru dan menggantinya
dengan pandangan baru sebagai manusia dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar