Pertumbuhan Fisik Adolesensi
Adolesensi atau masa remaja merupakan
masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Hal ini biasanya
dipandang dari segi kematangan seksual dan cepatnya pertumbuhan. Sedangkan pertumbuhan
fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer
dalam pertumbuhan remaja. Adolosensi dimulai dengan percepatan rata-rata
pertumbuhan sebelum mencapai kematangan seksual, kemudian timbul fase
perlambatan, dan berhenti setelah tidak terjadi pertumbuhan lagi, yaitu setelah
mencapai masa dewasa.
Pada masa adolesensi terjadi perkembangan biologis yang kompleks, yang meliputi
percepatan pertumbuhan, perubahan proporsi bentuk tubuh, perubahan dalam
komposisi tubuh, kematangan ciri-ciri seks primer dan sekunder, perkembangan
pada sistem pernapasan dan kerja jantung, dan perkembangan sistem syaraf dan
endokrin yang memprakarsai dan mengkoordinasikan perubahan-perubahan tubuh,
seksual dan fisiologis. Pada masa adolesensi perkembangan fisik antara
perempuan dan laki-laki berbeda, yaitu terjadi antara umur 10-18 tahun untuk
anak perempuan dan 12-18 tahun untuk anak laki-laki. Secara biologis dalam masa
adolesensi ini sistem reprodukasi mencapai taraf kematangan.
Ukuran dan Proporsi Tubuh
Pertumbuhan yang cepat pada masa
adolesensi menimbulkan terjadinya perbedaan-perbedaan morfologis antara anak
laki-laki dengan perempuan yang makin jelas. Ciri-ciri yang menonjol adalah
bertambah lebarnya bahu anak laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan
perkembangan pinggulnya, sebaliknya terjadi pada anak-anak perempuan yang
mengalami pertumbuhan yang cepat pada pelebaran pinggulnya, dibandingkan dengan
perkembangan pada bagian pinggang dan bahu.
Perubahan fisik selama adolosensi menunjukan beberapa indikasi dalam komposisi
tubuh. Perubahan komposisi terutama bervariasi pada kegemukan dan kekurusan.
Anak laki-laki meningkat ke arah berotot terutama pada anggota badan, sedangkan
anak perempuan meningkat ke arah bentuk ramping dan gemuk atau makin berlemak.
Peningkatan tersebut untuk anak laki-laki berlangsung dengan cepat terutama
menjelang dewasa, sedangkan untuk anak perempuan berlangsung secara bertahap.
Perkembangan organ reproduksi anak
perempuan mulai lebih awal dibandingkan anak laki-laki. Awal dari masa puber
anak laki-laki lebih sukar dikenali, biasanya ditandai adanya percepatan
pertumbuhan kantung kemaluan (scrotum) dan testes, serta mulai tumbuhnya rambut
kelamin, dan juga pelabaran pangkal tenggorokan (larynx).
Awal puber perempuan ditandai dengan
terjadinya menstruasi pertama, dan berdasarkan tanda-tanda seks sekunder,
seperti dimulai berkembangnya buah dada, tumbuhnya rambut kelamin dan
sebagainya.
Usia mulainya menstruasi pertama berkisar antara 12 samapi 14 tahun. Variasi
usia menstruasi pertama dipengaruhi oleh berbagai macam situasi, seperti iklim,
gizi makanan, kebudayaan atau ras suatu bangsa. Di daerah yang beriklim panas
cenderung lebih cepat terjadinya menstruasi pertama dibandingkan dengan daerah
dingin.
Kematangan seksual berdasarkan ras
antara anak laki-laki kulit hitam dengan kulit putih hanya sedikit atau hampir
tidak terjadi perbedaan, tetapi pada anak perempuan ternyata terdapat
perbedaan. Anak perempuan Mexiko mulai menstruasi pertama pada usia 12,5 tahun,
rata-rata anak Eropa 12,9 tahun, Jepang dan Negro 13,1 tahun, dan Cina 13,9
tahun. Status gizi berpengaruh terhadap usia menstruasi pertama berhubungan
dengan kegemukan. Seorang anak yang gemuk cenderung lebih cepat mengalami
menstruasi pertama dibandingkan anak-anak yang relatif lebih kurus. Gizi yang
baik dan kondisi lingkungan yang baik berpengaruh terhadap kecepatan
perkembangan, dan kecepatan kematangan akan akan lebih cepat diperoleh,
sebaliknya kekurangan gizi akan menurunkan tingkat perkembangan organisme.
Dalam perkembangan fisik yang berhubungan dengan kematangan seksual mencapai
puncaknya pada periode adolesensi. Peningkatan yang pesat pada anak perempuan
berakhir antara usia 11 sampai 13,5 tahun dengan pertambahan tinggi rata-rata
3,25 inchi (8,25 cm) setiapa tahun, sedangkan pada anak laki-laki antara usia
13 sampai 15,5 tahun dengan pertambahan tinggi rata-rata 4 inchi (10,16 cm)
setiap tahun.
Urutan pencapaian puncak pertumbuhan
untuk anak laki-laki dimulai dengan panjang tungkai, kemudian panjang togok dan
disusul dengan pelebaran panggul dan dada, pelebaran pundak (bahu) dan akhirnya
pada penebalan dada. Pertumbuhan puncak panjang tungkai dengan panjang togok
kira-kira berselang 1 tahun.
Perbedaan bentuk tubuh antara anak
laki-laki dengan perempuan menjadi tampak jelas sesudah masa pubertas. Kedua
jenis kelamin memilki ukuran skeletal yang berbeda. Anak laki-laki menjadi
seorang dewasa dengan tungkai dan lengan yang lebih panjang dan bahunya lebih
lebar, sedangkan pada wanita dewasa akan nampak lebih besar pinggulnya.
Pertumbuhan Jaringan Tubuh
Perubahan secara proporsional terjadi
pada tulang otot dan jaringan lemak pada masa adolesensi. Pertumbuhan tulang
dan otot sejalan dengan peningkatan tinggi dan berat badan. Sedangkan penurunan
volume jaringan lemak lebih nampak pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak
perempuan. Pertumbuhan tulang dan otot sama, tetapi penurunan volume lemak
tidak sama lamanya.
Perbandingan antara otot dengan lemak untuk anak perempuan pada masa sebelum
adolesensi agak tetap (konsisten), yaitu: 2,3:1, dan meningkat menjadi 2,4:1
pada masa sesudah adolesensi. Pada anak laki-laki perbandingan antara otot
dengan lemak tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan,
yaitu, 2,5:1 dalam masa sebelum adolesensi, dan pada usia 15,5 tahun menjadi
2,6:1. Hal ini menunjukan terjadinya penurunan lemak pada anak laki-laki.
Perubahan Fisiologis
Adolesensi ditandai dengan berbagai
macam perubahan-perubahan fisiologis yang berhubungan dengan masa pubertas dan
pengaruh terhadap penampilan fisik pada kedua jenis kelamin. Salah satu
perubahan adalah denyut nadi basal yang selalu menurun secara berangsur-angsur
dan sama untuk kedua jenis kelamin sejak lahir. Penurunan denyut nadi pada masa
adolosensi anak laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan anak perempuan
sesudah berumur 12 tahun, dan sampai dewasa denyut nadi waktu istirahat wanita
10% lebih besar dari seorang pria.
Pada orang yang sehat denyut nadi berhubungan erat dengan temperatur tubuh.
Temperatur tubuh anak laki-laki 1,50F lebih rendah dibandingkan perempuan.
Perubahan tekanan darah sistolik pada
anak perempuan terjadi lebih awal, tetapi pada anak laki-laki bertambahnya
lebih besar. Perubahan tekanan darah diastolik hanya kecil, hampir tidak ada
perbedaan yang meyakinkan.
Perbedaan tekanan darah sistolik antara anak laki-laki dan permpuan ditandai
tingginya tekanan yang dimiliki oleh laki-laki, hal ini kemungkinan disebabkan
oleh volume pemompaan jantung dan volume darah yang lebih besar. Volume darah
yang lebih besar pada anak laki-laki pada masa adolesensi ditandai dengan
bertambah besarnya sel darah merah.
Selama adolesnsi terjadi peningkatan yang besar dalam hal volume pernapasan,
kapasitas vital, dan kapasitas pernapasan maksimum untuk anak laki-laki, tetapi
sangat kecil untuk anak perempuan. Peningkatan-peningkatan fisiologis yang
terjadi pada anak laki-laki sejalan dengan peningkatan ukuran badannya.
Peningkatan Kekuatan
Perubahan-perubahan fisiologis dan
pertumbuhan yang cepat dimasa adolesensi peningkatan dengan perbedaan
peningkatan kekuatan antara kedua jenis kelamin. Perkembangan kekuatan susunan
masa adolesensi nampak bahwa pada anak perempuan tidak dapat melampaui
rata-rata perkembangan kekuatan laki-laki, bahkan dapat digambarkan bahwa
kekuatan yang dimiliki oleh perempuan yang terkuat dapat disamakan dengan
kekutan laki-laki yang paling lemah.
Kematangan menunjukan ada hubungan antara perkembangan dengan kekuatan.
Hubungan yang rendah terjadi antara tinggi dan berat badan dengan kekuatan
karena adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi ukuran besarnya badan dalam
menentukan kekuatan pada masa adolesensi. Puncak perkmbangan yang cepat dari
kekuatan anak laki-laki terjadi kira-kira 1,5 tahun sesudah puncak peningkatan
tinggi badan, dan kira-kira 1 tahun sesudah puncak penambahan berat badan.
Dalam hal perkembangan power otot yang berhubungan dengan pertumbuhan tubuh
dapat dinyatakan bahwa power otot dicapai secara penuh kira-kira satu tahu
sesudah pencapaian pertumbuhan tubuh sepenuhnya.
Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Fisik Adolesensi
Pertumbuhan fisik erat hubungannya
dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik
remaja, demikian pula sebaliknya. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi
sebagai berikut :
1. Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor
keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat
lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya,
jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang.
2. Faktor
lingkungan
Faktor lingkungan akan membantu
menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari
orang tuanya. Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian
rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa
remaja.
3. Pengaruh Gizi
Anak yang mendapatkan gizi cukup
biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf
dewasa dibadingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup.
4. Gangguan Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan
emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini
akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar
pituitary. Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan
tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
5. Jenis Kelamin
Anak laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak
perempuan baisanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada
laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki
berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada
laki-laki .
6. Status Sosial
Ekonomi
Anak yang berasal dari keluarga dengan
status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang bersal
dari keluarga dengan tingkat ekonomi yang tinggi.
7. Kesehatan
Kesehatan amat berpengaruh terhadap
pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya
memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat dibanding yang sering sakit.
8. Pengaruh Bentuk Tubuh
Perubahan psikologis muncul antara
lain disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan fisik yang
sangat berpengaruh adalah; pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan tinggi),
mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan
dan "mimpi pertama" pada anak laki-laki ), dan tanda-tanda kelamin
kedua yang tumbuh.
Opini
Adolesensi atau masa remaja merupakan
masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Hal ini biasanya
dipandang dari segi kematangan seksual dan cepatnya pertumbuhan. Pada masa
adolesensi terjadi perkembangan biologis yang kompleks, yang meliputi ukuran
dan proporsi tubuh, pertumbuhan jaringan tubuh, perubahan fisiologis, dan
peningkatan kekuatan. Pada masa adolesensi perkembangan fisik antara perempuan
dan laki-laki berbeda, yaitu terjadi antara umur 10-18 tahun untuk anak
perempuan dan 12-18 tahun untuk anak laki-laki. Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fisik adolesensi antara lain keluarga, gizi, gangguan emosional,
jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, dan pengaruh bentuk tubuh, dan
lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar