Kamis, 13 Juni 2024

PERKEMBANGAN MOTORIK - PERTUMBUHAN FISIK ADELESENSI

Pertumbuhan Fisik Adolesensi

 


Adolesensi atau masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Hal ini biasanya dipandang dari segi kematangan seksual dan cepatnya pertumbuhan. Sedangkan pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Adolosensi dimulai dengan percepatan rata-rata pertumbuhan sebelum mencapai kematangan seksual, kemudian timbul fase perlambatan, dan berhenti setelah tidak terjadi pertumbuhan lagi, yaitu setelah mencapai masa dewasa.


Pada masa adolesensi terjadi perkembangan biologis yang kompleks, yang meliputi percepatan pertumbuhan, perubahan proporsi bentuk tubuh, perubahan dalam komposisi tubuh, kematangan ciri-ciri seks primer dan sekunder, perkembangan pada sistem pernapasan dan kerja jantung, dan perkembangan sistem syaraf dan endokrin yang memprakarsai dan mengkoordinasikan perubahan-perubahan tubuh, seksual dan fisiologis. Pada masa adolesensi perkembangan fisik antara perempuan dan laki-laki berbeda, yaitu terjadi antara umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-18 tahun untuk anak laki-laki. Secara biologis dalam masa adolesensi ini sistem reprodukasi mencapai taraf kematangan.


Ukuran dan Proporsi Tubuh

Pertumbuhan yang cepat pada masa adolesensi menimbulkan terjadinya perbedaan-perbedaan morfologis antara anak laki-laki dengan perempuan yang makin jelas. Ciri-ciri yang menonjol adalah bertambah lebarnya bahu anak laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan perkembangan pinggulnya, sebaliknya terjadi pada anak-anak perempuan yang mengalami pertumbuhan yang cepat pada pelebaran pinggulnya, dibandingkan dengan perkembangan pada bagian pinggang dan bahu.


Perubahan fisik selama adolosensi menunjukan beberapa indikasi dalam komposisi tubuh. Perubahan komposisi terutama bervariasi pada kegemukan dan kekurusan. Anak laki-laki meningkat ke arah berotot terutama pada anggota badan, sedangkan anak perempuan meningkat ke arah bentuk ramping dan gemuk atau makin berlemak. Peningkatan tersebut untuk anak laki-laki berlangsung dengan cepat terutama menjelang dewasa, sedangkan untuk anak perempuan berlangsung secara bertahap.

 

Perkembangan organ reproduksi anak perempuan mulai lebih awal dibandingkan anak laki-laki. Awal dari masa puber anak laki-laki lebih sukar dikenali, biasanya ditandai adanya percepatan pertumbuhan kantung kemaluan (scrotum) dan testes, serta mulai tumbuhnya rambut kelamin, dan juga pelabaran pangkal tenggorokan (larynx).

 

Awal puber perempuan ditandai dengan terjadinya menstruasi pertama, dan berdasarkan tanda-tanda seks sekunder, seperti dimulai berkembangnya buah dada, tumbuhnya rambut kelamin dan sebagainya.
Usia mulainya menstruasi pertama berkisar antara 12 samapi 14 tahun. Variasi usia menstruasi pertama dipengaruhi oleh berbagai macam situasi, seperti iklim, gizi makanan, kebudayaan atau ras suatu bangsa. Di daerah yang beriklim panas cenderung lebih cepat terjadinya menstruasi pertama dibandingkan dengan daerah dingin.

 

Kematangan seksual berdasarkan ras antara anak laki-laki kulit hitam dengan kulit putih hanya sedikit atau hampir tidak terjadi perbedaan, tetapi pada anak perempuan ternyata terdapat perbedaan. Anak perempuan Mexiko mulai menstruasi pertama pada usia 12,5 tahun, rata-rata anak Eropa 12,9 tahun, Jepang dan Negro 13,1 tahun, dan Cina 13,9 tahun. Status gizi berpengaruh terhadap usia menstruasi pertama berhubungan dengan kegemukan. Seorang anak yang gemuk cenderung lebih cepat mengalami menstruasi pertama dibandingkan anak-anak yang relatif lebih kurus. Gizi yang baik dan kondisi lingkungan yang baik berpengaruh terhadap kecepatan perkembangan, dan kecepatan kematangan akan akan lebih cepat diperoleh, sebaliknya kekurangan gizi akan menurunkan tingkat perkembangan organisme.


Dalam perkembangan fisik yang berhubungan dengan kematangan seksual mencapai puncaknya pada periode adolesensi. Peningkatan yang pesat pada anak perempuan berakhir antara usia 11 sampai 13,5 tahun dengan pertambahan tinggi rata-rata 3,25 inchi (8,25 cm) setiapa tahun, sedangkan pada anak laki-laki antara usia 13 sampai 15,5 tahun dengan pertambahan tinggi rata-rata 4 inchi (10,16 cm) setiap tahun.

 

Urutan pencapaian puncak pertumbuhan untuk anak laki-laki dimulai dengan panjang tungkai, kemudian panjang togok dan disusul dengan pelebaran panggul dan dada, pelebaran pundak (bahu) dan akhirnya pada penebalan dada. Pertumbuhan puncak panjang tungkai dengan panjang togok kira-kira berselang 1 tahun.

 

Perbedaan bentuk tubuh antara anak laki-laki dengan perempuan menjadi tampak jelas sesudah masa pubertas. Kedua jenis kelamin memilki ukuran skeletal yang berbeda. Anak laki-laki menjadi seorang dewasa dengan tungkai dan lengan yang lebih panjang dan bahunya lebih lebar, sedangkan pada wanita dewasa akan nampak lebih besar pinggulnya.


Pertumbuhan Jaringan Tubuh

Perubahan secara proporsional terjadi pada tulang otot dan jaringan lemak pada masa adolesensi. Pertumbuhan tulang dan otot sejalan dengan peningkatan tinggi dan berat badan. Sedangkan penurunan volume jaringan lemak lebih nampak pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Pertumbuhan tulang dan otot sama, tetapi penurunan volume lemak tidak sama lamanya.


Perbandingan antara otot dengan lemak untuk anak perempuan pada masa sebelum adolesensi agak tetap (konsisten), yaitu: 2,3:1, dan meningkat menjadi 2,4:1 pada masa sesudah adolesensi. Pada anak laki-laki perbandingan antara otot dengan lemak tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan, yaitu, 2,5:1 dalam masa sebelum adolesensi, dan pada usia 15,5 tahun menjadi 2,6:1. Hal ini menunjukan terjadinya penurunan lemak pada anak laki-laki.


Perubahan Fisiologis

Adolesensi ditandai dengan berbagai macam perubahan-perubahan fisiologis yang berhubungan dengan masa pubertas dan pengaruh terhadap penampilan fisik pada kedua jenis kelamin. Salah satu perubahan adalah denyut nadi basal yang selalu menurun secara berangsur-angsur dan sama untuk kedua jenis kelamin sejak lahir. Penurunan denyut nadi pada masa adolosensi anak laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan anak perempuan sesudah berumur 12 tahun, dan sampai dewasa denyut nadi waktu istirahat wanita 10% lebih besar dari seorang pria.


Pada orang yang sehat denyut nadi berhubungan erat dengan temperatur tubuh. Temperatur tubuh anak laki-laki 1,50F lebih rendah dibandingkan perempuan.

Perubahan tekanan darah sistolik pada anak perempuan terjadi lebih awal, tetapi pada anak laki-laki bertambahnya lebih besar. Perubahan tekanan darah diastolik hanya kecil, hampir tidak ada perbedaan yang meyakinkan.
Perbedaan tekanan darah sistolik antara anak laki-laki dan permpuan ditandai tingginya tekanan yang dimiliki oleh laki-laki, hal ini kemungkinan disebabkan oleh volume pemompaan jantung dan volume darah yang lebih besar. Volume darah yang lebih besar pada anak laki-laki pada masa adolesensi ditandai dengan bertambah besarnya sel darah merah.


Selama adolesnsi terjadi peningkatan yang besar dalam hal volume pernapasan, kapasitas vital, dan kapasitas pernapasan maksimum untuk anak laki-laki, tetapi sangat kecil untuk anak perempuan. Peningkatan-peningkatan fisiologis yang terjadi pada anak laki-laki sejalan dengan peningkatan ukuran badannya.


Peningkatan Kekuatan

Perubahan-perubahan fisiologis dan pertumbuhan yang cepat dimasa adolesensi peningkatan dengan perbedaan peningkatan kekuatan antara kedua jenis kelamin. Perkembangan kekuatan susunan masa adolesensi nampak bahwa pada anak perempuan tidak dapat melampaui rata-rata perkembangan kekuatan laki-laki, bahkan dapat digambarkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh perempuan yang terkuat dapat disamakan dengan kekutan laki-laki yang paling lemah.


Kematangan menunjukan ada hubungan antara perkembangan dengan kekuatan. Hubungan yang rendah terjadi antara tinggi dan berat badan dengan kekuatan karena adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi ukuran besarnya badan dalam menentukan kekuatan pada masa adolesensi. Puncak perkmbangan yang cepat dari kekuatan anak laki-laki terjadi kira-kira 1,5 tahun sesudah puncak peningkatan tinggi badan, dan kira-kira 1 tahun sesudah puncak penambahan berat badan.


Dalam hal perkembangan power otot yang berhubungan dengan pertumbuhan tubuh dapat dinyatakan bahwa power otot dicapai secara penuh kira-kira satu tahu sesudah pencapaian pertumbuhan tubuh sepenuhnya.


Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Adolesensi

Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi sebagai berikut :


1. Pengaruh Keluarga

Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang.

 

2. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari orang tuanya. Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.

 

3. Pengaruh Gizi

Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup.

 

4. Gangguan Emosional

Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitary. Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.


5. Jenis Kelamin

Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan baisanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki .

 

6. Status Sosial Ekonomi

Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga dengan tingkat ekonomi yang tinggi.


7. Kesehatan

Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat dibanding yang sering sakit.


8. Pengaruh Bentuk Tubuh

Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah; pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan "mimpi pertama" pada anak laki-laki ), dan tanda-tanda kelamin kedua yang tumbuh.


Opini

Adolesensi atau masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Hal ini biasanya dipandang dari segi kematangan seksual dan cepatnya pertumbuhan. Pada masa adolesensi terjadi perkembangan biologis yang kompleks, yang meliputi ukuran dan proporsi tubuh, pertumbuhan jaringan tubuh, perubahan fisiologis, dan peningkatan kekuatan. Pada masa adolesensi perkembangan fisik antara perempuan dan laki-laki berbeda, yaitu terjadi antara umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-18 tahun untuk anak laki-laki. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik adolesensi antara lain keluarga, gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, dan pengaruh bentuk tubuh, dan lingkungan.

 


PERKEMBANGAN MATERI - PERKEMBANGAN GERAK ADOLESENSI

Perkembangan Gerak Adolesensi 

(Masa Remaja)

 


Definisi Remaja (Adolesensi)

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescare (kata bendanya, adolescentia yaitu remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” (Bobak,2004). Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa (Rumini & Sundari, 2004). Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih, 2004). WHO menetapkan batas usia remaja dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-12 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Pedoman umum remaja di Indonesia menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah (Sarwono, 2001).


Perkembangan Pada Remaja

Perkembangan yang terjadi pada remaja meliputi : perkembangan fisik, perubahan emosional, perubahan sosial, perubahan moral dan perubahan kepribadian (Hurlock, 1999).

 

Perkembangan Fisik Pada Remaja

Masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat. Perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu ciri seks primer dan ciri seks sekunder (Al-Mighwar, 2006).

 

Menurut Depkes RI (2002), ciri-ciri seksualitas primer pada remaja dibedakan atas jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Remaja lakilaki ditandai dengan telah berfungsinya organ reproduksi yakni dengan adanya mimpi basah yang umumnya terjadi pada usia 10-15 tahun. Hal ini terjadi akibat organ testis telah mulai memproduksi sperma. Sperma yang telah dikeluarkan jika kantungnya telah penuh sementara pada remaja putri ditandai dengan adanya peristiwa menstruasi (menarche). Menstruasi pertama ini menandakan bahwa remaja putri sudah siap untuk hamil (Depkes RI, 2002).

 

Menurut Al-Mighwar (2006), ciri-ciri seks sekunder pada remaja dibedakan atas jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Remaja laki-laki ditandai dengan berubahnya otot-otot tubuh, lengan, dada, paha dan kaki tumbuh menjadi kuat. Di sekitar daerah alat kelamin tumbuh rambut yang mulanya hanya sedikit dan halus berwarna terang lalu menjadi gelap lebih kasar dan agak kering, juga tumbuh bulu pada betis dan dada. Terjadi perubahan suara, kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori meluas sedangkan pada remaja putri ditandai dengan membesarnya pinggul, buah dada dan putting susu semakin tampak menonjol. Tumbuh rambut dikemaluan, ketiak, lengan dan kaki serta kulit wajah. Terjadinya perubahan suara dari suara kanak-kanak menjadi lebih merdu (melodious). Kelenjar keringat lebih aktif, kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori bertambah besar (Al-Mighwar, 2006).

 

Perkembangan Pada Remaja Yang Kedua Adalah Perubahan Emosional.

Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi, sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Emosi remaja yang sangat kuat, tidak terkendali dan tampak irasional pada umumnya dari tahun ke tahun terjadi perbaikan perilaku emosional. Menurut Gesell, remaja seringkali mudah ramah, mudah dirangsang dan emosinya cenderung meledak tidak berusaha mengendalikan perasaannya. Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dengan cara gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicara atau dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menyebabkan amarah. Remaja juga iri hati terhadap orang yang memiliki benda lebih banyak (Hurlock, 1999).

 

Perkembangan Pada Remaja Yang Ketiga Adalah Perubahan Sosial.

Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan dengan penyesuaian sosial.

 

Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja juga harus membuat banyak penyesuaian baru yaitu penyesuaian diri dengan pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial serta nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin (Hurlock, 1999).

 

Perkembangan yang terjadi pada Remaja Keempat Adalah Perubahan Moral.

Salah satu tugas perkembangan penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak. Remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral yang berlaku khusus dimasa kanak-kanak dengan prinsip moral yang berlaku umum dan merumuskannya ke dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman bagi perilakunya (Hurlock, 1999).

 

Perkembangan Pada Remaja Yang Terakhir Adalah Perubahan Kepribadian.

Masa awal remaja, anak laki-laki dan perempuan sudah menyadari sifat-sifat yang baik dan yang buruk mereka juga menilai sifatsifat ini sesuai dengan sifat teman-teman mereka. Remaja sadar akan peran kepribadian dalam hubungan-hubungan sosial dan terdorong untuk memperbaiki kepribadiannya dengan cara membaca buku-buku atau tulisan-tulisan mengenai masalahnya dengan harapan meningkatkan dukungan sosial (Hurlock, 1999).

 

Kemampuan Gerak Masa Remaja (Adolesensi)

Perubahan-perubahan dalam penampilan gerak pada masa adolesensi cenderung mengikuti perubahan –perubahan dalam ukuran badan,kekuatan, dan fungsi fisiologis. Perbedaan-perbedaan dalam penampilan keterampilan gerak dasar antara kedua jenis kelamin semakin meningkat, anak laki-laki menunjukan terus mengalami peningkatan, sedangkan anak perempuan menunjukan peningkatan yang tidaqk berarti, bahkan menurun setelah umur menstruasi. Hal tersebut dilihat dari berbagai gerakan, seperti lari, lompat jauh tanpa awalan, dan melempar jarak jauh. Menurut Espenchade (1960), anak perempuan mencapai hasil maksimal dalam lari pada usia 13 tahun, dan menunjukan sedikit perubahan dalam melempar dan melompat sesudah umur tersebut. Pertumbuhan yang cepat pada laki-laki memberikan keuntungan dalam ukuran dan bentuk tubuh, kekuatan, dan fungsi fisiologis yang memberikan kemudahan dalam penampilan fisik selama masa adolesensi.

 

Koordinasi dan Keseimbangan

Koordinasi gerak pada anak laki-laki pada awal pubertas mengalami perubahan sedikit sekali, tetapi sesudah itu perkembangannya semakin cepat. Sedangkan anak perempuan sudah tidak berkembang sesudah umur 14 tahun. Kelincahan wanita dewasa kurang baik dibandingkan wanita muda atau anak-anak, tetapi gerakan akrobatik yang memerlukan keseimbangan statis dan kontrol , wanita dewasa lebih dapat menjaga posisinya.

 

Peningkatan Penampilan Gerak

Masa sebelum adolesensi dan adolesensi merupakan saat peningkatan penampilan gerak, seperti lari cepat, lari jarak jauh, lompat tinggi, dan sebagainya. Peningkatan secara kuantitatif dalam penampilan gerak pada masa praadolesensi sampai adolesensi , sebagai berikut :

 

1. Lari (Running)

kuantitatif untuk kemampuan lari umumnya dilakukan dengan mengukur kecepatan, lari jarak pendek (30 yard) dan kelincahan lari. Kelincahan lari merupakan frekuensi yang dicapai seseorang dalam merubah arah. Menurut Espenchade (1960), kecepatan lari meningkat untuk anak laki-laki dan perernpunn, kira-kira 4 yard/detik pada umur 4 tahun dan 6 yard/detik pada umur 12 tahun. Selanjutnya anak laki-laki terus meningkat kira-kira 7 yard/detik pada umur 17 tahun, tetapi anak perempuan menunjukkan penurunan pada umur tersebut.


2. Lompat (Jumping)

Penggunaan tes lompat umumnya ke arah bidang horizontal dan vertikal. Penelitian yang dilakukan oleh Espenchade (1960) menunjukkan bahwa peningkatan jarak lompatan horizontal untuk anak laki-laki dan perempuan kira-kira 33 inci pada umur 5 (lima) tahun dan pada umur 10 sampai 11 tahun mencapai 60 inci. Sesudah itu anak laki-laki terus meningkat kira-kira 90 inci pada umur 17 tahun, sedangkan anak perempuan mengalami kestabilan dengan jarak kira-kira 64 inci pada umur yang sama


3. Lempar (Throwing)

Jarak lemparan sering digunakan untuk mengukur penampilan lempar, meskipun kecepatan dan ketepatan juga ikut dinilai. Penampilan lempar berbeda dari penampilan lari dan lompat, demikian Pula perbedaan yang terjadi antara anak laki-laki dengan perempuan yang terjadi sejak usia muda. Penelitian dari Espenchade (1960) menemukan peningkatan lemparan dari kira-kira 24 feet pada umur lima tahun sampai 153 feet pada umur 17 tahun. Sebaliknya yang dialami anak perempuan sangat kontras dalam penampilan lempar, hanya kira-kira 14,5 feet pada umur lima tahun, kemudian meningkat menjadi 75,7 feet pada umur 15 tahun, selanjutnya bahkan menurun menjadi 74,0 pada umur 16 tahun.


4. Keterampilan Dasar

Sebagian benar penelitian menyatakan bahwa usia untuk belajar gerak yang paling tepat adalah masa sebelum adolesensi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nash (1960) yang menyatakan bahwa 85% keterampilan dasar dan minat terhadap keterampilan gerak harus ditemukankan pada umur 12 tahun atau sebelumnya. Masa kanak-kanak merupakan waktu untuk belajar keterampilan dasar, sedangkan masa adolesensi adalah waktu yang digunakan untuk penyempurnaan dan penghalusan serta mempelajari berbagai macam variasi keterampilan gerak Kesegaran Jasmani.

 

Mass adolesensi merupakan saat yang baik untuk pengembangan secara optimal kesehatan seseorang yang berhubungan dengan kesegaran jasmani. Pengmbngan yang terjadi merupakan perubahan-perubahan dalam peningkatan luasnya otot dan ukuran badan, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan. Latihan peningkatan daya tahan Cardiovascular lebili baik dimulai sejak awa, dan peningkatan pada mass adolesensi lebih tinggi dibandingkan mass dewasa atau dapat dikatakan bahwa cardiovascular berkembang lebih cepat dengan melakukan latihan di masa adolesensi. Beberapa basil penelitian oleh Cooper dan kawan¬kawan (1975) menyatakan, bahwa dalam program latihan aerobik menghasilkan peningkatan cardiovascular 17,6% sampai dengan 20% untuk anak-anak- normal yang sedang berkembang dan mengalami pertumbuhan yang cepat pada masa adolesensi.

PERKEMBANGAN MOTORIK - ADOLESENSI

 Adolesensi



Remaja (adolesensi) adalah suatu periode dalam pertumbuhan manusia antara pubertas dan kematangan (maturity), dan berlangsung biasanya antara usia 12 sampai 18 tahun dan 21 tahun. Masalah-masalah remaja secara umum diasumsikan muncul dari kemoderenan zaman.


Klasifikasi Remaja: Remaja Awal, Remaja Pertengahan, dan Remaja Akhir

Fase remaja tidak berlangsung satu atau dua tahun. Biasanya, fase ini berlangsung sedikitnya 10 tahun bahkan sampai belasan tahun. Setiap individu yang memasuki masa remaja akan melewati beberapa tahap. Misalnya, mulai pubertas sampai menuju dewasa.

 

Sebelum menelisik lebih jauh mengenai periode remaja. Alangkah lebih baik, Grameds memahami terlebih dahulu hakikat remaja. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), remaja dimaknai sebagai mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin; muda; pemuda.

 

Adapun Kemenkes merumuskan remaja sebagai suatu periode kehidupan manusia yang mana terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis, dan intelektual secara pesat. Ia memiliki ciri khas berupa rasa ingin tahu yang tinggi, cenderung berani mengambil risiko dari perbuatannya tanpa mempertimbangkan dengan matang, dan menyukai hal-hal berbau petualangan.

 

Sementara itu, menurut World Health Organization (WHO), remaja merupakan masyarakat yang berada di rentang usia 10 sampai 19 tahun. Adapun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja didefinisikan sebagai penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

 

Masa remaja juga disebut sebagai adolescence. Menurut Hurlock, istilah remaja atau adolescence berasal dari bahasa Latin, yakni adolescene yang memiliki kata benda adolescentia yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Orang-orang di zaman purbakala mlihat masa puber dan masa remaja tidak memiliki perbedaan dengan periode-periode lain dalam kehidupan manusia. Mereka dianggap telah dewasa ketika mampu melakukan reproduksi.

 

Saat ini, adolescence dimaknai lebih luas, yakni melingkupi kematangan mental, emosional, dan emosi. Hal ini selaras dengan pandangan Piaget, secara psikologis, remaja merupakan usia seorang individu yang berintegrasi dengan masyarakat dewasa.

Usia anak yang merasa tidak lagi di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat uang sama. Seminimal-minimalnya dalam masalah integrasi dengan masyarakat dewasa memiliki aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.

 

Transformasi intelektual yang unik dari cara berpikir remaja memberikan kemungkinan untuk mencapai integrase dalam hubungan sosial orang dewasa. Hal ini menjadi ciri khas yang menjadi rahasia umum pada periode remaja.

 

Sementara itu, Jhon W. Santrock, masa remaja (adolescence) ialah periode perkembangan transisi dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa yang mencakup perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

 

Adapun menurut Monks dan Haditono, remaja merupakan seseorang yang berada di rentang usia 12-21 tahun. Masa remaja juga menjadi transisi dari anak-anak ke dewasa.

 

Oleh sebab itu, pola pikir akan berubah dan berproses menuju dewasa. Selaras dengan Monks dan Haditono, King juga merumuskan pengertian remaja. Baginya, remaja merupakan perkembangan manusia yang ditandai dengan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja biasanya dimulai pada sekitar usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18-21 tahun.

 

Dari beberapa pengerian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan fase atau masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, biasanya terjadi pada rentang usia 10 sampai 18 tahun. Pada masa remaja, biasanya terjadi perkembangan baik fisik, psikologi, dan intelektual. Ia menjadi bagian masa perkembangan manusia. 


Klasifikasi Remaja

Klasifikasi remaja dapat dilakukan beradasarkan fase atau tahapannya. Melansir dari laman Id.theasianparent.com, berikut tiga klasifikasi remaja berdasarkan usianya.

 

1. Fase Remaja Awal

Anak memasuki fase remaja ketika berumur 10 tahun. Rentang usia 10-13 tahun termasuk dalam fase remaja awal. Pada tahap ini, anak-anak mengalami tahap awal pubertas dan mulai tumbuh lebih cepat. Baik anak laki-laki maupun perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang signifikan dan peningkatan dalam minat seksual.

 

Tidak hanya itu, perubahan tubuh juga turut menjadi perhatian remaja. Misalnya mulai tumbuhnya rambut di bawah lengan dan di sekitar alat kelamin, perkembangnya payudara pada anak perempuan, dan pembesaran testis pada anak laki-laki.

 

Anak perempuan biasanya tumbuh lebih cepat daripada anak laki-laki. Mereka lebih dulu satu atau dua tahun dibandingkan anak laki-laki. Bahkan, beberapa perubahan pada perempuan juga normal dialami sejak usia 8 tahun dan 9 tahun untuk laki-laki.

 

Biasanya, remaja perempuan mulai menstruasi di usia 12 tahun atau rata-rata 2 sampai 3 tahun setelah payudara mulai tumbuh. Perubahan-perubahan fisik dan pola pikir remaja membuat orang tua merasa cemas dan khawatir. Terutama jika tidak tahu mana yang normal dan mana yang tidak.

 

Beberapa anak juga mungkin mempertanyakan identitas gendernya di masa remaja. Sementara itu, secara kognitif, remaja pada tahap ini telah mulai mengalami peningkatan minat intelektual. Mereka juga memiliki pemikiran yang konkrit.

 

Sebagai contoh mulai mencari kebenaran mengenai suatu hal (bisa hal baik atau buruk) dari berbagai sumber. Tidak hanya itu, pada masa ini, remaja lebih memusatkan pemikiran pada diri sendiri yang akrab disebut dengan egosentrisme.

 

Remaja tahap awal juga sering kali merasa penampilan diri dinilai oleh teman-temannya. Sehingga, berusaha semaksimal mungkin mengenakan pakaian yang pantas dan paling terkini. Hal ini, memberikan pengaruh pada mayoritas remaja menganggap bahwa semua penilaian dan pemikiran orang tentang dirinya menjadi penting diperhatikam.

 

Pada fase remaja awal, biasanya terjadi peningkatan kebutuhan privasi. Remaja akan mulai mencari cara untuk mandiri dari keluarga. Tidak jarang, remaja juga memberikan batasan atau bereaksi keras jika orang tua terkesan terlalu mengekang atau mencampuri urusan pribadi.

 

2. Fase Remaja Pertengahan

Remaja yang berusia 14-17 tahun termasuk dalam fase remaja pertengahan. Pada tubuh anak perempuan terjadi perubahan. seperti panggul, pinggang, dan bokong mulai membesar, menstruasi mulai teratur, bertambahnya produksi keringat, dan alat reproduksi yang berkembang.

 

Sementara itu, pada anak laki-laki pertumbuhan mulai berjalan dengan cepat. Tubuh menjadi tinggi, berat badan bertambah, muncul jerawat, otot semakin besar, bahu dan dada semakin lebar, suara menjadi pecah, alat vital semakin besar, tumbuh kumin, jambang, dan sebagainya.

Di usia ini, remaja mulai tertarik menjalin hubungan romantis. Mereka juga memiliki kemungkinan untuk mempertanyakan dan mengeksplorasi identitas seksual. Hal-hal tersebut berpotensi memberikan stres jika tidak mendapat dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas.

 

Pada masa ini, pola pikir remaja didasarkan oleh logika, tetapi tidak jarang pula didorong oleh peasaan atau emosinya. Mereka telah mampu berpikir secara abstrak dan mempertimbangkan gambaran besar. Tetapi, dalam situasi tertentu, mereka masih kurang mampu menerapkannya ketika itu.

 

Misalnya, pemikiran, “Besok ada ulangan biologi. Tapi, episode drama korea terbaru sudah keluar. Aku sudah paham materi itu, sepertinya tidak perlu mengulang membaca. Jadi, tak apalah mending nonton aja. Nilai bukan tolak ukur kesuksesan.”

 

Mereka juga mulai tertarik menjalin hubungan romantis, seperti pacaran. Memiliki kecenderungan lebih suka atau lebih banyak waktu dihabiskan bersama teman. Tidak jarang mereka berselisih paham bahkan bertengkar dengan orang tua karena emosi belum stabil dan memiliki sifat sensitif.

 

3. Fase Remaja Akhir atau Dewasa Muda

Remaja di rentang usia 18-24 tahun termasuk dalam fase remaja akhir atau dewasa muda. Pada umumnya, memasuki fase remaja akhir, fisik telah berkembang dengan maksimal. Tidak hanya itu, kemampuan berpikir jauh lebih matang daripada remaja menengah.

 

Mereka juga lebih fokus untuk mewujudkan cita-cita yang direncanakan. Sekaligus mampu membuat keputusan berdasarkan harapan dan cita-cita. Misalnya, remaja akan melakukan hal yang menjadi prioritas dalam kehidupan mereka seperti tugas sekolah, atau hal-hal yang mendukung terwujudnya cita-cita mereka.

 

Dalam hubungan persahabatan, percintaan, dan keluarga telah lebih stabil. Mereka telah mampu menentukan pilihan akan mendiskusikan suatu hal atau berbagi cerita ke orang yang dipercaya.

 

Karakteristik Remaja

Titisari dan Utami merumuskan beberapa karakteristik remaja sebagai berikut :


Perkembangan fisik dan seksual yang ditandai dengan laju perkembangan yang biasanya terjadi sangat pesat dan muncul adanya ciri-ciri seks sekunder dan seks primer.

Dari sisi psikososial, remaja cenderung mulai memisahkan diri dari orang tua dan memperluas hubungan dengan teman sebaya.

Dari segi kognitif, mental remaja telah mampu berpikir logis mengenai beragam ide abstrak.

Dari segi perkembangan emosional cenderung tinggi. Hal tersebut disebabkan karena organ-organ seksual mengalami perkembangan dan mempengaruhi hormone-hormon yang mengontrol emosi.

Dari sisi perkembangan moral, remaja ada dalam lingkaran harus tetap bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma dan peraturan yang diyakininya. Hal ini juga menyebabkan remaja melanggar peraturan dan nilai yang berlaku, seperti berhubungan seks di luar nikah, minum minuman beralkohol, tawuran, dan sebagainya.

Perkembangan kepribadian menjadi fase yang penting bagi perkembangan dan integritas diri remaja.


Ciri-Ciri Remaja

Fase remaja ini dapat dikenali dari beberapa ciri yang telah dirumuskan oleh Hurlock sebagai berikut.

1. Masa Remaja sebagai Periode yang Penting

Ketika anak-anak mulai memasuki masa remaja maka akan disertai dengan perkembangan yang cepat. Sehingga, menyebabkan adanya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, minat baru, dan niat.

 

2. Masa Remaja sebagai Masa Peralihan

Pada masa ini, remaja masuk ke dalam fase bukan lagi seorang anak dan bukan juga seorang dewasa. Mereka dalam tahap peralihan status dan terjadi keraguan atau ketidakjelasan dalam diri remaja.

 

3. Masa Remaja sebagai Masa Perubahan

Perubahan fisik berkembang selaras atau beriringan dengan perubahan sikap dan perilaku. Ada beberapa jenis perubahan yang terjadi pada remaja. Pertama, tingginya intensitas emosi bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis. Karena, biasanya, perubahan emosi terjadi lebih cepat selama awal masa remaja.

Kedua, perubahan tubuh, peran, dan minat yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Ketiga, perubahan nilai-nilai yang dipengaruhi oleh perubahan minat dan pola perilaku remaja.

 

4. Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah

Setiap fase perkembangan memiliki pokok masalahnya masing-masinh. Namun, ketika remaja dihadapkan pada permasalahan maka cenderung kesulitan untuk mengatasinya sendiri. Oleh sebab itu, banyak remaja yang menyimpulkan bahwa penyelesaian atau jalan keluar masalah tidak selalu sesuai dengan harapan dan cara yang telah direncanakan.

 

5. Masa Remaja sebagai Usia Mencari Identitas

Remaja dalam tahap ini mulai mencari jati diri atau esensi dia hidup. mereka mulai resah, gelisah, dan merasa tidak puas dalam banyak hal. Pencarian jati diri dilakukan dengan cara apapun misalnya membaca, menonton, bergabung ke komunitas, bertukar pikiran dengan orang lain, dan cara-cara lainnya.

 

6. Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan

Remaja dianggap sebagai kelompok manusia tang tidak rapi, sulit diberikan kepercayaan, dan sering kali merusak. Hal ini menyebabkan orang dewasa yang bertanggung jawab mengawasi dan membimbing kehidupan remaja menjadi takut untuk mengambil tanggung jawab itu. Mereka juga enggan untuk bersimpatik pada perilaku-perilaku remaja yang dianggap tidak normal.

 

7. Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistis

Remaja akan mudah kecewa dan sakit hati jika rencana atau tujuannya tidak tercapai. Mereka cenderung melihat kehidupan dengan kacamata merah jambu. Dalam pandangannya, diri sendiri dan orang lain dilihat sesuai dengan keinginannya. Bukan dari apa adanya mereka.

Harapan dan cita-cita pun dipupuk tidak realistis. Misalnya mimpi-mimpi atau cita-cita yang tidak sesuai dengan kemampuan diri ataupun ekonomi. Hal ini menimbulkan tingginya emosi yang menjadi salah satu ciri dari fase awal masa remaja.

 

8. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa

Mendekati usia kematangan atau dewasa, remaja menjadi gelisah untuk menunjukkan bahwa dirinya hampir dewasa. Sekaligus menghilangkan kesan stereotipe yang telah melekat belasan baru dan menggantinya dengan pandangan baru sebagai manusia dewasa.

 

 

 

 

 

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...