Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pada
hakikatnya manusia sepanjang rentang kehidupannya, semenjak dari masa kehamilan
sampai meninggal, manusia selalu mengalami perubahan, baik perubahan dalam
bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahan-perubahan tersebut
terus berlangsung karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada dirinya.
Pada proses pertumbuhan dan perkembangan setiap individu melalui
tahapan-tahapan yang berbeda untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan umurnya
yang dimulai sejak masa konsepsi hingga akhir hayat.
Dalam
keseluruhan proses hidupnya setiap individu akan berusaha melakukan tugas
perkembangan untuk mencapai kondisi fisik maupun sosial psikologis agar
menemukan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Tiap tahap pertumbuhan dan
perkembangan memiliki tugas masing-masing. Tugas ini timbul pada suatu periode
tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan dalam mencapai tugas itu dapat
membawa kebahagiaan dan berhasil dalam tugas berikutnya. Sedangkan gagal dalam
mencapai tugas itu maka akan membawa kekecewaan dan menemui kesulitan dalam
tugas berikutnya.
Tugas-tugas
perkembangan tersebut harus dapat diselesaikan dengan baik, karena akan membawa
implikasi penting bagi kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan
peserta didik tersebut. Sebagai calon pendidik, maka penting sekali untuk
mengetahui dan memahami apa dan bagaimana kebutuhan dan tugas perkembangan
peserta didik untuk membantu proses belajar mengajar. Dalam makalah ini
dijabarkan mengenai implikasi dari kebutuhan dan tugas perkembangan peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran sebagai bentuk pemahaman ke depan.
Pengertian Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan
adalah proses perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses kematangan
fungsi-fungsi fisik dari anak seperti tinggi dan berat badan, kekuatan, ataupun
proporsi yang menyangkut perubahan ukuran atau perbandingan yang bersifat
kuantitatif, yang mengacu pada jumlah, besar, serta luas yang bersifat konkret
yang biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan
adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi
organ-organ jasmaniah dan bukan pada organ jasmani tersebut sehingga penekanan
arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
termanifestasi pada kemampuan organ fisisologis.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan
struktur dan akan berakhir apabila telah mencapai tingkat kematangannya,
sedangkan perkembangan dengan penyempurnaan fungsi yang akan terus berlangsung
sampai akhir hidup.
Tahap Pertumbuhan
Setiap
individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik menjadi lebih besar
dan panjang. Prosesnya terjadi sejak anak belum lahir hingga ia dewasa. Berikut
tahapan pertumbuhan manusia :
Tahap Pertumbuhan Sebelum Lahir
Manusia
itu ada dimulai dari suatu proses pembuahan (pertemuan sel telur dan sperma)
yang membentuk suatu sel kehidupan, yang disebut embrio. Embrio manusia yang
telah berumur satu bulan berukuran sekitar setengah sentimeter. Pada umur dua
bulan ukuran embrio itu membesar menjadi dua setengah sentimeter dan di sebut
janin atau fetus. Janin atau fetus tersebut terbentuk menyerupai bayi dalam
ukuran kecil
Masa
sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat
kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh
dan tersususnya jaringan saraf yang membentuk sistem yang lengkap. Pertumbuhan
dan perkembangan janin di akhiri saat kelahiran. Kelahiran pada dasarnya
merupakan pertanda kematangan biologis dan jaringan saraf masing-masing
komponen biologis telah mampu berfungsi secara mandiri.
Tahap Pertumbuhan Setelah Lahir
Pertumbuhan
fisik setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhan sebelum lahir. Proses
pertumbuhan fisik manusia berlangsung sampai dewasa. Sejak lahir sampai dengan
umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan individu, dari pertumbuhan yang kurang
proporsional pada awal terbentuknya manusia sampai dengan proporsi yang ideal
di masa dewasa. Setiap bagian fisik seseorang individu akan terus mengalami
perubahan karena pertumbuhan, sehingga masing-masing komponen tubuh akan
mencapai tingkat kematangan untu menjalankan fungsinya. Jaringan saraf otak
atau saraf sentral akan tumbuh dengan cepat karena saraaf pusat itu akan
menjadi sentral dalam menjalankan fungsi jaringan saraf diseluruh tubuh
manusia.
Pertumbuhan
fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku
anak sehari-hari. Secara langsung pertumbuhan fisik seorang anak akan
menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan
dan perkembangan fungsi fisik akan mempengaruhi bagaimana ia memandang orang
lain. Pertumbuhan fisik terjadi secara bertahap, seperti naik turunnya
gelombang, ada kalanya cepat dan ada kalanya lambat. Irama pertumbuhan ini bagi
setiap orang berbeda-beda, walaupun secara keseluruhan tetap memperlihatkan
keteraturan. Ada beberapa anak yang mengalami pertumbuhan cepat, sedangkan anak
lain mengalami kelambatan.
Pertumbuhan
fisik anak dapat dibagi menjadi 4 periode utama, 2 periode ditandai dengan
pertumbuhan yang cepat dan 2 periode lainnya dicirikan oleh pertumbuhan yang
lambat. Selama periode pralahir dan 6 bulan setelah lahir pertumbuhan tubuhnya
sangat cepat. Pada akhir tahun pertama kehidupan pasca lahirnya, pertumbuhan
seorang bayi memperlihatkan tempo yang sedikit lambat dan kemudian menjadi
stabil sampai anak memasuki tahap remaja, atau tahap kematangan kehidupan
seksualnya. Hal ini dapat dimulai ketika anak berusia sekitar 8-12 tahun.
Mulai
saat ia berumur 15-16 tahun pertumbuhan fisiknya akan cepat kembali dan
biasanya masa ini disebut pertumbuhan pubertas. Periode ini kemudian akan
disusun dengan periode tenang kembali sampai ia memasuki tahap dewasa. Tinggi
badan yang sudah tercapai dalam periode ke-4 ini akan tetap sampai ia tua.
Tetapi berat tubuh masih dapat berubah-ubah meskipun ada kenyataan bahwa daur
pertumbuhan fisik dapat dikatakan teratur dan dapat diramalkan namun terjadi
pula keanekaragaman seperti dikemukakan oleh johnson. “jadwal pertumbuhan fisik
anak sifatnya sangat individual”( Hurlock, 1991:114).
Tahap Perkembangan
Secara
umum, tahapan perkembangan manusia akan melalui tiga tahapan, yaitu :
Tahapan Perkembangan pada Masa
Konsepsi
Konsepsi
menyangkut fertilisasi dan pelekatan embrio pada dinding uterus. Fertilisasi
adalah peleburan inti sel sperma dan inti sel telur yang terjadi di saluran
telur (oviduk) di uterus. Pada saat fertilisasi kepala sel sperma menembus
dinding sel telur sedang ekor tertinggal diluar membentuk zigot yang terus
membelah mitosis menjadi 32 sel yang disebut morula. Kemudian berkembang
menjadi blastula bagian dalamnya membentuk janin sedang bagian luarnya
membentuk trofoblast (bagian dinding untuk menyerap makanan yang akan
berkembang menajdi plasenta). Pada usia ke 4-5 setelah fertilisasi blastula
bergerak ke uterus dan melakukan implantasi (pelekatan) di uterus pada hari
ke-6. Blastula kemudian berkembang menjadi grastula yang kemudian berkembang
menjadi embrio.
Tahapan Perkembangan Pranatal (Sebelum
Dilahirkan)
Periode
awal kelahiran manusia yang dimulai sejak konsepsi, sampai dengan kelahiran
seorang individu. Masa ini berlangsung sembilan bulan sebelum lahir. Pada tahap
ini semua alat, kelenjar mulai berkembang, berfungsinya saraf-saraf.
Tahapan Perkembangan Post Natal
(Setelah Dilahirkan)
Pada
tahap perkembangan inilah yang nampak nyata dan teramati. Setelah melalui masa
perkembangan konsepsi dan pranatal, manusia tentunya akan mengalami masa
perkembangan dimana setelah ia dilahirkan yang berupa kemampuan-kemampuan
nonfisik yang meliputi :
Intelek
Intelek
atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena pada
dasarnya pikiran menunjukkan fungsi otak. Maka kemampuan intelektual yang lazim
disebut dengan istilah lain kemampuan berpikir dipengaruhi oleh kematangan otak
yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik, perkembangan berpikir dikenal
sebagai perkembangan kognitif menurut Piaget (Sarlito, 1991:81) mengikuti
tahap-tahap sebagai berikut: 1) Tahap pertama: Masa Sensori Motor(0-2 tahun.
Masa ketika bayi mempergunakan sistem penginderaan dan aktivitas motorik untuk
mengenal. 2) Tahap kedua: Masa Pra-operasional (2-7 tahun). Ciri khas masa ini
adalah kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Misalnya
“kata pisau plastik”, kata “pisau” sebenarnya mewakili makna benda yang
sesungguhnya. 3) Tahap ketiga: Masa Konkreto Prerasional (7-11 tahun). Pada
tahap ini anak sudah dapat melakukan berbagai macam tugas yang konkret, anak
mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir yaitu: identifikasi, mengenali
sesuatu, reproduksi mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal. 4) Tahap
keempat: Masa Operasional (11-dewasa). Dalam usia remaja dan seterusnya
seseorang sudah mampu berpikir abstrak dan hipotesis. Pada tahap ini seseorang
bisa memperkirakan apa yang mungkin terjadi. Ia dapat mengambil kesimpulan dan
suatu pernyataan.
Emosi
Rasa
dan perasaan merupakan salah satu potensi yang harus dimiliki manusia. Emosi
merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau atas perilaku fisik,
seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan suara keras atau tingkah laku
yang lain. Begitu pula sebaliknya seseorang yang gembira akan melonjak-lonjak
sambil tertawa lebar dan sebagainya.
Sosial
Bayi
lahir dalam keadaan yang sangat lemah, ia tidak akan mampu hidup terus tanpa
bantuan orang lain. Dalam proses pertumbuhan setiap orang tidak dapat berdiri
sendiri. Setiap manusia memerlukan lingkungan dan senantiasa akan memerlukan
manusia lainnya. Anak membentuk kelompok sebaya sebagai dunianya, memahami
dunia anak, dan kemudian pergaulan yang luas. Akhirnya manusia mengenal
kehidupan bersama, kemudian bermasyarakat atau berkehidupan sosial. Dalam
perkembangannya setiap orang akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling
membantu dan dibantu, memberi dan diberi.
Bahasa
Fungsi
bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi
dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang sekitarnya. Bicara adalah bahasa
suara, bahasa lisan. Dalam perkembangan awal berbahasa lisan, bayi menyampaikan
isi pikiran atau perasaannya dengan tangis dan ocehan. Ocehan-ocehan itu
semakin lama semakin jelas, dan bayi mampu menirukan bunyi-bunyi yang
didengarnya. Disaat itu sebaiknya ibu mengucapkan kata-kata sederhana yang
mudah di tirukan sang bayi agar akhirnya setelah bayi semakin besar semakin
banyak kata yang dapat dikuasai dan di ucapkannya.
Bakat Khusus
Bakat
pada awalnya merupakan hal yang amat penting sehubungan dengan bidang pekerjaan
atau tugas. Dalam proses pendidikan, bakat merupakan faktor penting untuk
mendapatkan perhatian cara mendidik. Bakat merupakan kemampuan tertentu atau
khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau
sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Definisi bakat
yang dikemukakan Gulford(Sumadi:1984) mencakup tiga dimensi yaitu : dimensi
perseptual, dimensi psikomotor, dimensi intelektual yang menggambarkan bahwa
bakat tersebut mencakup kemampuan dalam penginderaan, ketepatan, dan kecepatan
menangkap makna, kecepatan dan ketepatan betindak, serta kemampuan berpikir
inteligen. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu.
Misal dalam bidang olahraga, seni, dan lain-lain.
Sikap, Nilai, dan Moral
Semakin
tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya anak mulai dikenalkan terhadap
nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh, yang harus
dilakukan dan dilarang. Menurut Piaget pada awalnya pengenalan nilai dan
perilaku serta tindakannya itu masih bersifat paksaan, anak belum mengetahui
maknanya. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan inteleknya, berangsur-angsur
anak mulai mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku di dalam keluarga dan
dalam masyarakat serta negara.
Tugas – Tugas Pertumbuhan Dan
Perkembangan
Tugas-tugas
pertumbuhan dan perkembangan yakni kewajiban yang harus dilalui oleh setiap
individu sesuai dengan tahap perkembangan individu itu sendiri.Tugas
perkembangan yang muncul pada setiap periode merupakan keharusan universal yang
idealnya berlaku secara otomatis seperti kegiatan belajar keterampilan dalam
melakukan suatu fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia
normal.
Menurut
Robert J. Havirgust, tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul dalam
suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Menurut Havirgust terdapat 4
tahap besar perkembangan, yaitu masa bayi dan kanak-kanak, masa remaja, masa
dewasa. Berikut rincian-rinciannya :
Tugas - Tugas Perkembangan Masa Bayi Dan
Kanak - Kanak
- Beberapa tugas perkembangan yang muncul dan harus dikuasai oleh anak pada masa ini adalah:
- Belajar berjalan. Pada usia sekitar satu tahun, tulang dan otot-otot bayi telah cukup kuat untuk melakukan gerakan berjalan.
- Belajar mengambil makanan. Makanan merupakan kebutuhan biologis utama pada manusia.
- Belajar berbicara. Bicara merupakan alat berpikir dan komunikasi dengan orang lain.
- Belajar mengontrol cara-cara buang air.
- Belajar mengetahui jenis kelamin.
- Menguasai stabilitas jasmaniah. Pada masa bayi, kondisi fisiknya sangat labil dan peka, mudah sekali berubah dan terkena pengaruh dari luar.
- Memiliki konsep sosial dan fisik meskipun sederhana.
- Belajar hubungan sosial yang baik dengan orangtua, saudara, serta orang-orang dekat lainnya.
- Belajar membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik serta pengembangan hati nurani.
Tugas - Tugas Perkembangan Masa Anak
- Belajar keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan. Seperti menangkap, melempar, menendang bola, berenang.
- Pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang.
- Belajar berkawan dengan teman sebaya untuk bergaul, berkerjasama, dan membina hubungan baik sesama teman.
- Belajar melakukan peranan-peranan sosial yang diharapkan masyarakat sesuai jenis kelaminnya.
- Belajar menguasai keterampilan intelektual dasar yaitu membaca, menulis, berhitung.
- Pengembangan konsep-konsep diperlukan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
- Pengembangan moral, nilai, dan hati nurani.
- Memiliki kemerdekaan pribadi
- Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok sosial
Tugas - Tugas Perkembangan Masa Remaja
- Mampu menjalin hubungan yang lebih matang dengan sebaya dan jenis kelamin lain.
- Mampu melakukan peran-peran sosial sebagai laki-laki dan wanita.
- Menerima kondisi jasmaninya dan dapat menggunakannya secara efektif.
- Memiliki keberdirisendirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
- Memiliki perasaan mampu berdiri sendiri dalam bidang ekonomi, terutama pada anak laki-laki.
- Mampu memilih dan mempersiapkan diri untuk sesuatu pekerjaan
- Belajar mempersiapkan diri untuk perkawianan dan hidup berkeluarga.
- Mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual untuk hidup bermasyarakat.
- Memiliki perilaku sosial seperti yang diharapkan masyarakat, memiliki seperangkat nilai yang menjadi pedoman bagi perbuatannya.
Tugas - Tugas Perkembangan Pada Masa Dewasa
- Memilih pasangan hidup, belajar hidup bersama pasangan hidup, memulai hidup berkeluarga, memelihara dan mendidik anak, mengelola rumah tangga, memulai kegiatan pekerjaan, bertanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warga negara
- Menyesuaikan dengan kondisi fisik dan kesehatan yang semakin menurun, menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan hidup, memelihara kondisi kesehatan, memenuhi kewajiban sosial dan kenegaraan, kesiapan menghadapi kematian.
Implikasi Terhadap Kegiatan
Pembelajaran
Beberapa
masalah yang dihadapi peserta didik sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhannya:
- Upaya untuk mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan perilaku dewasa, tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai.
- Seringkali anak mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya.
- Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, anak terlalu mendambakan kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan, kebanyakan akan menghadapi masalah penyesuaian emosional.
- Harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan.
Keberhasilan
pencapaian tugas perkembangan, erat kaitannya dengan bimbingan orang tua dan
guru. Guru hendaknya menyadari bahwa peserta didik dapat bereksperimentasi
sosial dalam kebersamaan. Kegiatan eksperimentasi anak perlu dimanfaatkan, baik
dengan inisiatif peserta didik, maupun dipelopori sekolah, dengan membuka
peluang pada peserta didik untuk mengorganisasikannya.
Pendidikan
yang berlaku di indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam
sekolah maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk
klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama
semua tindakan pendidikan kepada semua anak yang bergabung di dalam kelas,
sekalipun masing-masing di antara mereka berbeda-beda. Pengakuan terhadap
kemampuan setiap pribadi yang beranekaragam itu berkurang. Oleh karena itu,
yang harus mendapatkan perhatian didalam kegiatan pembelajaran adalah
sifat-sifat dan kebutuhan umum anak, seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin
untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan, dan semacamnya.
Khusus
dalam konteks pembelajaran, hendaknya di ciptakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan peserta didik untuk bekerja sama. Dalam keluarga, orang tua harus
menyadari tanggung jawab memahami masalah dan membimbing anak dalam
melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
Kesimpulan
Berdasarkan
teori-teori mengenai pengertian, tahap, dan tugas serta implikasi pertumbuhan
dan perkembangan dalam kegiatan pembelajaran maka, dapat disimpulkan bahwa
setiap manusia pada hakikatnya, mengalami perubahan-perubahan baik secara fisik
maupun psikisnya melalui tahapan dari awal mula proses terjadinya manusia
hingga menjadi manusia seutuhnya.
Setiap
individu mempunyai tugas pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan tahap
umurnya masing-masing. Tugas-tugas perkembangan tersebut harus dapat di
selesaikan dengan baik, karena akan membawa implikasi penting bagi
penyelenggaran pendidikan dalam rangka membantu peserta didik tersebut.
Masing-masing
tugas perkembangan membawa implikasi yang berbeda dalam penyelenggaraan
pendidikan, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kegiatan-kegiatan nonakademik berkenaan dengan penyesuaian peran sosial,
pemahaman terhadap kondisi fisik dan psikologis, serta pemahaman dan
penghayatan peran jenis kelamin.
Kebutuhan
setiap individu harus dipenuhi dan didukung oleh peran keluarga dan sekolah
agar tidak terjadi penyimpangan. Selain itu tugas-tugas perkembangan anak
memiliki klarifikasi perbedaan yang sangat mencolok antara kanak-kanak,remaja
awal, setengah baya, masa tua. Setelah pemenuhan terhadap kebutuhan itu tecapai
maka kegiatan pembelajaran pun akan berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
- Sunarto & Agung H. 2006. Perkembangan Peserta Didik, Rineka Cipta, Jakarta.
- Hartinah, Sitti. 2008. Perkembangan Peserta Didik, Refika Aditama, Bandung.
- Pinaningsih.
2016. Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan, Program Studi Bahasa Inggris,
STKIP PGRI Pacitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar