Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah indikator
penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara. Badan Pusat Statistik
(BPS) menjelaskan, menghitung pendapatan nasional melalui Produk Domestik Bruto
dapat menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan negara.
Salah satu unsur dalam pendapatan nasional
adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Produk (GDP) yaitu
jumlah nilai tambah yang dihasilkan seluruh unit usaha dalam suatu negara.
Pengertian PDB yang lain adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan semua unit ekonomi.
"PDB atas dasar harga berlaku maupun
konstan menunjukkan keadaan ekonomi negara. PDB atas dasar harga berlaku dapat
digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan harga
konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun
(BPS).
A. Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah nilai total output akhir suatu negara
dari semua barang dan jasa baru yang diproduksi dalam satu tahun. Pencatatan
pendapatan nasional merupakan sistem pembukuan yang digunakan pemerintah untuk
mengukur tingkat kegiatan ekonomi negara dalam periode waktu tertentu. Catatan
akuntansi seperti ini mencakup data mengenai total pendapatan yang diperoleh
perusahaan domestik, upah yang dibayarkan kepada pekerja asing dan domestik,
dan jumlah yang dihabiskan untuk pajak penjualan dan pendapatan oleh perusahaan
dan individu yang tinggal di negara tersebut.
Dikutip dari jurnal Determining National Income, an Endless
Journey Started 400 Years Ago yang ditulis Manuela Ciani Scarnicci, keinginan
mengetahui pendapatan nasional adalah yang mendorong pada pengetahuan seputar
modernGDP sekarang. Pendapatan nasional memungkinkan pemerintah menentukan
besarnya pajak yang bisa diperoleh dari masyarakat.
Konsep
pendapatan nasional dicetuskan Sir William Petty dari Inggris pada 1665 yang
bersamaan dengan lahirnya political arithmetic. Sir Petty menulis tentang
metode menghitung populasi dan social income. Teori ini kemudian ditentang
karena tidak menyertakan perubahan sumber daya, populasi, dan kondisi lain yang
mempengaruhi pendapatan.
Pengertian
pendapatan nasional pada akhirnya berubah seiring perkembangan zaman. Saat ini,
pengertian pendapatan nasional adalah semua produk barang dan jasa yang
dihasilkan sepanjang tahun. Pengertian ini ditulis Alfred Marshall dalam
Principles of Economics. Pendapatan nasional dipengaruhi berbagai hal dalam
makro ekonomi misal perusahaan, keluarga, administrasi negara, dan faktor
lainnya.
B. Komponen
Pendapatan Nasional
1. Produk
Domestik Bruto (Gross Domestik Product)
Produk domestik bruto (PDB) merupakan jumlah produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah
suatu negara (domestik) selama satu tahun, termasuk hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan orang asing yang beroperasi di wilayah
negara yang bersangkutan. PDB dianggap bersifat bruto/kotor. Dengan demikian,
pendapatan yang diperoleh dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduk suatu negara yang berada di luar negeri tidak turut diperhitungkan.
Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB)/Gross Regional Domestic Product (GRDP) adalah
menghitung pendapatan nasional dalam lingkup wilayah atau daerah.
2. Produk Nasional Bruto (Gross
National Product)
Produk nasional bruto (PNB) adalah jumlah seluruh produk
barang dan jasa suatu negara dalam satu tahun, yang meliputi barang dan jasa
yang dihasilkan oleh seluruh warga negara (nasional) baik yang berada di dalam
negeri maupun di luar negeri. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
asing yang berada di dalam negeri tidak diperhitungkan.
3. Produk Nasional Netto (Net
National Product)
Produk nasional neto adalah nilai pasar barang dan jasa yang
dihasilkan dalam satu tahun. Untuk menghitung NNP adalah Produk Nasional Bruto
(PNB) dikurangi dengan penyusutan (depreciation). Penyusutan di sini artinya penyusutan
barang-barang yang digunakan dalam proses produksi atau barang modal.
4. Pendapatan Nasional Netto
(Net National Income)
Terdapat dua sisi pendapatan nasional bersih, yaitu : Dari sisi pendapatan, yaitu pendapatan yang dihitung menurut
jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Dari sisi produksi, yaitu sejumlah nilai bersih barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara. Untuk mengetahui besarnya NNI yaitu NNP dikurangi
dengan pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung adalah pajak yang
pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain, misalnya Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
5. Pendapatan Perseorangan
(Personal Income)
Pendapatan orang pribadi adalah seluruh pendapatan yang
benar-benar diterima oleh masyarakat, termasuk pendapatan yang didapatkan tanpa
memberikan suatu kegiatan yang lainnya.
6. Pendapatan yang siap
dibelanjakan (Disposable Income)
Pendapatan yang siap dibelanjakan adalah pendapatan yang siap
untuk dibelanjakan atau dimanfaatkan. Pendapatan ini diperoleh dari penghasilan
orang pribadi setelah dikurangi dengan pajak langsung.
C. Rumus Pendapatan Nasional yang
Sering Digunakan
Sekarang kita lanjut membahas rumus mana aja
sih yang sering digunakan pemerintah untuk menentukan pendapatan nasionalnya ?
Dikutip dari Buku Pengantar Ekonomi Makro (2006) karangan N.G. Mankiw, GDP atau
PDB adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam
sebuah negara dalam suatu periode. Selain PDB, rumus pendapatan nasional produk
antara lain pendapatan nasional bruto (PNB), produk nasional netto (NNP),
pendapatan nasional netto (NNI), pendapatan perseorangan (PI), dan pendapatan
yang siap dibelanjakan (DI).
Ada dua metode menghitung pendapatan nasional yang paling sering dipakai yakni
metode pendapatan dan metode pengeluaran. Rumus menghitung pendapatan nasional
metode pengeluaran yakni menjumlahkan komponen pengeluaran rumah tangga,
pengeluaran pemerintah, dan investasi (Y = C + G + I). Sementara rumus
pendapatan nasional metode pendapatan yakni menjumlahkan pendapatan sewa, upah,
bunga, dan keuntungan (Y = rent + wage + interest + profit).
D. Rumus Cara
Menghitung Pendapatan Nasional
Metode penghitungan pendapatan nasional bergantung dari
pendekatan yang digunakan :
1. Metode Produksi
Dalam metode ini, pendapatan nasional adalah jumlah nilai
tambah barang dan jasa yang dihasilkan semua sektor perekonomian negara. Rumus
cara menghitung pendapatan nasional metode produksi adalah :
Y = (Unit 1 x Harga 1) + Nilai tambah (Unit 2 x Harga 2) +m..
Nilai tambah (Unit n x Harga n)
2. Metode Pendapatan
Pendapatan nasional dalam metode ini adalah jumlah pendapatan
yang diterima semua sektor perekonomian negara durasi tertentu, misal satu
tahun. Rumus cara menghitung pendapatan nasional metode pendapatan adalah :
Y = rent + wage + interest + profit
3. Metode Pengeluaran
Untuk metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah
pengeluaran yang telah dipakai seluruh sektor perekonomian. Rumus cara
menghitung pendapatan nasional metode pengeluaran adalah:
Y = C + I +
G
C adalah
consumption expenditure yaitu seluruh pengeluaran rumah tangga
I adalah
investment expenditure yaitu investasi yang dilakukan perusahaan
G adalah
government expenditure yaitu belanja rutin pemerintah.
Metode ini dijelaskan dalam paper berjudul Pendapatan
Nasional yang ditulis Agung Andana Yoshanda dari Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Dengen penjelasn ini, semoga bisa menambah
informasi seputar pendapatan nasional.
E. Konsep Pendapatan Nasional
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Setelah sobat paham pengertian dan konsep
pendapatan nasional, selanjutnya kita belajar mengenai metode pendapatan.
Terdapat tiga pendekatan untuk mengukur pendapatan nasional, yaitu pendekatan
produksi (production approach), pendekatan pendapatan (income approach), dan
pendekatan pengeluaran (expenditure approach).
1. Pendekatan Produksi (Production Approach)
Squad, pendekatan yang pertama adalah
pendekatan produksi. Nah, pendekatan ini menekankan pada kegiatan yang
menciptakan nilai tambah (value added). Maka dari itu, perhitungan hanya
mencakup perhitungan nilai tambah pada sektor produksi. Perhitungan pendapatan
nasional dengan pendekatan produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Y = (Q1 x P1) + (Q2 x P2) + (Q3 x P3) + …. + (Qn X Pn)
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
P1 = Harga barang ke-1
Pn = Harga barang ke-n
Q1 = jenis barang ke-1
Qn = jenis barang ke-n
2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Pendekatan kedua yang digunakan untuk
menghitung pendapatan nasional adalah pendekatan pendapatan. Berdasarkan
pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh
pendapatan yang diterima masyarakat (pemilik faktor produksi) sebagai balas
jasa yang mereka terima dalam proses produksi meliputi :
Upah/gaji (w) = balas jasa pemilik tenaga kerja
Sewa (r) = balas jasa pemilik tanah
Bunga (i) = balas jasa pemilik modal
Keuntungan (profit/p) = balas jasa pengusaha
Jadi secara matematis, menurut pendekatan
pendapatan, pendapatan nasional dirumuskan sebagai berikut :
Y = w + r + i + p
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan
3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
Terakhir adalah pendekatan pengeluaran. Nah,
pada pendekatan ini pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan
permintaan akhir dari para pelaku ekonomi (konsumen, produsen, dan pemerintah)
dalam suatu negara, meliputi :
- Pengeluaran konsumsi rumah tangga (Consumption/C).
- Investasi domestik bruto (Investment/I).
- Pengeluaran konsumsi pemerintah (Government Expenditure/G).
- Ekspor neto atau
nilai ekspor (Export/X) dikurangi impor (Import/I) → (X–M).
Secara matematis dituliskan sebagai berikut.
Y = C + G + I + (X-M)
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
C = consumption ( konsumsi rumah tangga )
I = investment ( investasi )
G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )
X = ekspor
M = impor
3 metode pendekatan pendapatan nasional yaitu produksi, pendapatan, dan
pengeluaran dapat membantu suatu negara untuk menentukan jumlah atau besarnya pendapatan
nasional lho. Karena besar kecilnya pendapatan nasional suatu negara menentukan
maju dan berkembangnya suatu negara karena berhubungan dengan laju perekonomian
negara.
F. Manfaat Menghitung Pendapatan
Nasional
Dari adanya perhitungan pendapatan nasional ada
beberapa manfaat menghitung pendapatan nasional, diantaranya :
- Mengetahui tingkat kemakmuran dari suatu negara
- Melakukan evaluasi kinerja dari perekonomian dalam skala tertentu.
- Mengukur perubahan ekonomi dari secara berkala
- Dapat membandingkan kinerja ekonomin antar sektor
- Dapat mengetahui indikator kualitas hidup masyarakat dari negara tersebut.
G.Negara yang Memiliki
Pendapatan Nasional Tertinggi di Dunia
Nih, sobat pintar. Di bawah ini ada beberapa
negara dengan pendapatan nasionalnya tertinggi di dunia, lho. Daftar negara
dengan pendapatan median tertinggi di dunia dalam dolar AS (kurs Rp14.331 per
dolar).
- Luksemburg sebesar US$26.321 atau setara Rp377 juta
- Uni Emirat Arab sebesar US$24.292 atau setara Rp348 juta
- Norwegia sebesar US$22.684 atau setara Rp325 juta
- Swiss sebesar US$21.490 atau setara Rp307 juta
- Amerika Serikat sebesar US$19.306 atau setara Rp276 juta
- Kanada sebesar US$18.652 atau setara Rp267 juta
- Austria sebesar US$18.405 atau setara Rp263 juta
- Swedia sebesar US$17.625 atau setara Rp252 juta
- Denmark sebesar US$17.432 atau setara Rp249 juta
- Belanda sebesar US$17.154 atau setara Rp245 juta
H. Manfaat Pendapatan Nasional
Dijelaskan dalam buku Ekonomi
Pembangunan (2017), manfaat pendapatan nasional adalah sebagai berikut.
Menilai perkembangan ekonomi suatu
negara dari waktu ke waktu Pendapatan nasional dapat digunakan untuk
membandingkan peranan suatu pemimpin atau penggerak ekonomi bangsa serta
mengetahui kelemahan dan kesalahan yang pernah terjadi dari segi ekonomi,
sehingga dapat dikoreksi di masa selanjutnya.
Menilai prestasi ekonomi suatu
bangsa Pendapat nasional merupakan tolak ukur kesuksesan dan kemakmuran suatu
bangsa. Negara dengan pendapatan nasional yang tinggi menunjukkan prestasi
ekonomi yang baik.
Membandingkan perekonomian dengan
negara lain Pendapatan nasional dapat digunakan untuk membandingkan
perekonomian negara lain, sehingga suatu negara dapat mempelajari kondisi
ekonomi negara lain. Selain itu, pendapatan nasional yang tinggi merupakan
kebanggan tersendiri bagi negara.
Menerangkan struktur perekonomian
negara Jenis-jenis pendapatan nasional dapat menjadi tolak ukur untuk
mengetahui dimana kelemahan perekonomian yang perlu diperbaiki. Hal ini juga
dapat menyatakan persentase pendapatan nasional berdasarkan jenis pendapatan
(income) atau produksi (product).
Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan per kapita Perhitungan pendapatan nasional merupakan cara untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita. Hal ini penting
dilakukan agar perekonomian mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah Masyarakat dapat beropini tentang pendapatan nasional, sehingga pemerintah dapat merumuskan kebijakan ekonomi yang sesuai dengan kondisi masyarakat.
Opini masyarakat juga berfungsi
sebagai sarana untuk menyadarkan pemerintah tentang pentingnya perekonomian
suatu negara.
I. Faktor Pengaruh Pendapatan Nasional
Mengutip buku Perekonomian dan
Bisnis Indonesia (2021), terdapat tiga faktor yang berpengaruh. Faktor yang
mempengaruhi pendapatan nasional yaitu :
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat adalah suatu daftar keseluruhan barang dan jasa yang akan
dibeli oleh sektor perekonomian pada berbagai tingkatan harga. Permintaan
penawaran agregat menunjukkan antara hubungan keseluruhan permintaan terhadap
barang dan jasa sesuai dengan tingkatan harga.
Konsumsi dan tabungan Konsumsi
adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian dalam jangka waktu satu tahun. Sedangkan tabungan adalah bagian
dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.
Investasi Investasi adalah semua
pengeluaran yang digunakan untuk menciptakan modal baru. Tujuan dari investasi adalah
untuk mengganti bagian modal yang sudah rusak dan menambah penyediaan modal
yang ada.
REFERENSI :
- Mankiw, N.G. (2007), Macroeconomics, 6th edition, Worth Publishers.
- Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung (2008), Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, edisi keempat, Buku Seri Teori Ekonomi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
- Boediono (2001), Ekonomi Makro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2, edisi 4, BPFE Yogyakarta.
- Soediyono (2000), Ekonomi Makro: Analisis IS-LM dan Permintaan-Penawaran Agregat, edisi Millenium, Penerbit Liberty Yogyakarta.
SUMBER LAIN :
- http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-konsep-dan-model-ekonomi-makro-lengkap/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_makro
- http://ekonominator.blogspot.co.id/search?q=Pasar+Sempurna
- http://ipinarifin57.blogspot.com/2013/07/indikator-indikator-penting-ekonomi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar