Pengertian Penelitian Pendidikan, adalah kegiatan sistematis untuk mencari jawaban
yang benar atau mendekati kebenaran tentang permasalahan pendidikan berdasarkan
penalaran yang logis dan rasional, serta didukung oleh fakta empirik.
Tujuan Penelitian Pendidikan, adalah menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, konsep, prinsip, dan
generalisasi tentang pendidikan,
- Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah;
- Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas;
- Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan;
- Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah dan LPTK, sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable);
- Meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan khususnya di sekolah dalam melakukan PBT;
- Meningkatkan kerjasama professional di antara pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dan LPTK.
Manfaat Penelitian Pendidikan
Sebagai peta yang menggambarkan
tentang keadaan pendidikan dan menggambarkan tentang kemampuan sumber
daya tentang kemungkinan mengembangkan serta hambatan-hambatan yang dihadapi
dalam penyelenggaraan pendidikan.
Sebagai sarana
diagnosis dalam mencari sebab kegagalan serta masalah yang dihadapi
dalam pelaksanaan pendidikan sehingga dengan mudah dapat di carai upaya
penyelasaiannya.
Sebagai dasar menyusun
kebijakan dalam menyusun setrategi pengembangan pendidikan.
Sebagai masukan yang
akan memberikan gambaran tentang kemampuan dalam pembiayaan, peralatan,
perbekalan serta tenaga kerja baik secara kualitas maupun kuantitas sangat
berperan bagi keberhasilan dalam bidang pendidikan. (M.Toha Anggoro, Metode
Penelitian).
Manfaat Penelitian Pendidikan
Sebagai peta yang menggambarkan
tentang keadaan pendidikan dan menggambarkan tentang kemampuan sumber
daya tentang kemungkinan mengembangkan serta hambatan-hambatan yang dihadapi
dalam penyelenggaraan pendidikan.
Sebagai sarana
diagnosis dalam mencari sebab kegagalan serta masalah yang dihadapi
dalam pelaksanaan pendidikan sehingga dengan mudah dapat di carai upaya
penyelasaiannya.
Sebagai dasar menyusun
kebijakan dalam menyusun setrategi pengembangan pendidikan.
Sebagai masukan yang
akan memberikan gambaran tentang kemampuan dalam pembiayaan, peralatan,
perbekalan serta tenaga kerja baik secara kualitas maupun kuantitas sangat
berperan bagi keberhasilan dalam bidang pendidikan. (M.Toha Anggoro, Metode
Penelitian).
A. Pengertian dan Tujuan
Penelitian Secara Umum
Penelitian
secara umum diartikan sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu
masalah. Secara umum, penelitian bertujuan untuk menemukan jawaban terhadap
persoalan yang signifikan, melalui prosedur-prosedur ilmiah (Rachman, 1993:13).
Sedangkan menurut Sukmadinata (2009:5), penelitian adalah suatu proses
pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tujuannya adalah untuk mengembangkan
pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori.
Berdasarkan pendapat Rachman dan Sukmadinata di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis pada pengkajian suatu masalah.
Berdasarkan pendapat Rachman dan Sukmadinata di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis pada pengkajian suatu masalah.
Sugiyono dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D” (2009:3) mengemukakan bahwa setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu dipergunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan umum penelitian adalah untuk menemukan, membuktikan, dan mengembangkan suatu persoalan atau pengetahuan dengan menggunakan prosedur-prosedur ilmiah.
B. Pengertian Penelitian Pendidikan
Menurut Sugiyono
(2007:7), jenis-jenis penelitian dibedakan menjadi lima kategori, yaitu
berdasarkan bidangnya, tujuannya, metodenya, tingkat eksplanasinya, dan
waktunya. Sedangkan peneltian pendidikan termasuk jenis penelitian berdasarkan
bidangnya.
Penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan kepada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang kejadian-kejadian yang menarik perhatian pendidikan (Rachman, 1993:13). Secara umum tujuan penelitian pendidikan adalah untuk menemukan prinsip-prinsip umum, atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan pendidikan (Rachman, 1993:13).
Penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan kepada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang kejadian-kejadian yang menarik perhatian pendidikan (Rachman, 1993:13). Secara umum tujuan penelitian pendidikan adalah untuk menemukan prinsip-prinsip umum, atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan pendidikan (Rachman, 1993:13).
Ada beberapa jenis penelitian pendidikan, diantaranya adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas menurut Lembaga Pengembangan Pendidikan Profesi (LP3) Universitas Negeri Semarang (2007:9-11) adalah suatu bentuk inkuiri atau penelitian yang dilakukan melalui refleksi diri. Tujuan melakukan penelitian tindakan kelas adalah meningkatkan dan atau memperbaiki praktik pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan persoalan pembelajaran di kelas.
Menurut Suyanto dan Hasan dalam Kasbolah (2001:21) tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan (1) Kualitas praktik pembelajaran di sekolah, (2) relevansi pendidikan, (3) mutu hasil pendidikan, dan (4) efisiensi pengelolaan pendidikan.
Sedangkan menurut Ditjen Dikti dalam Subyantoro (2009:89) tujuan penelitian pendidikan sebagai berikut :
- Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah;
- Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas;
- Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan;
- Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah dan LPTK, sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable);
- Meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan khususnya di sekolah dalam melakukan PBT;
- Meningkatkan kerjasama professional di antara pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dan LPTK.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka tujuan dari penelitian tindakan
kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran
di sekolah.
Selain penelitian tindakan kelas, penelitian pendidikan juga dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode atau pendekata, misalnya penelitian pendidikan dengan pendekatan kualitatif, kuantitatif, R & D, dan sebagainya. Jika penelitian pendidikan menggunakan pendekatan kuantitatif maka tujuannya adalah untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Jika penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif maka tujuannya adalah untuk menemukan hipotesis/teori (Sugiyono, 2007:38). Sedangkan jika penelitiannya menggunakan pendekatan R & D tujuannya untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2007:407).
Tujuan penelitian
pendidikan dengan pendekatan R & D (Researc and Development) secara
spesifik dalam bidang pendidikan Menurut Wahab (2002) adalah untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk-produk pendidikan seperti: model-model
kurikulum dan pembenaran, media pendidikan, model pengelolaan pendidikan, model
bimbingan dan penyuluhan, evaluasi praktikum, dan sejenisnya.
Selain beberapa jenis penelitian pendidikan di atas, Muhadjir (1998:5) mengemukakan bahwa berdasarkan lingkup penelitian pendidikan terdapat lingkup penelitian pada tingkat kebijakan pendidikan. Untuk melakukan penelitian pada tingkat kebijakan ini dapat dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian kebijakan. Tujuan penelitian kebijakan adalah untuk mengaitkan penelitian dengan nilai yang hendak diperjuangkan atau mengaitkan dengan keputusan-keputusan yang hendak direalisasikan.
C. Jenis Penelitian
Pendidikan
1. Penelitian Deskriptif
Para peneliti berusaha
menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertensu secara jelas
dan sistematis. Penelitian deskriptif disebut juga penelitian praeksperimen,
karena dalam penelitian ini mereka melakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan
tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang
berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan.
Penelitian deskriptif
hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan
penelitian yang telah ditentukan sebelum peneliti terjun kelapangan dan mereka
tidak menggunkan hipotesis sebagai petunjuk arah dalam penelitian.
2. Penelitian Eksperimen
Penelitian ekperimen
merupakan metode inti dari model penelitian yang ada. Karena dalam penelitian
eksperimen para peneliti melakukan tiga persyaratan dari suatu bentuk
penelitian. Ketiga persyaratan tersebut, yaitu kegiatan mengontrol,
memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen peneliti juga harus
membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua grup, yaitu grup treatment
atau yang memperoleh perlakuan dan grup control yang tidak memperoleh perlakuan.
Penelitian eksperimen
karene peneliti sudah melkukan kegiatan mengontrol maka hasil penelitian dapat
menentukan hubungan kausal atau sebab dan akibat. Penelitian eksperimen juga
diharuskan menggunakan hipotesis dan melalui pengamatan, peneliti menguji
hipotesis tersebut dalam kondisi eksperimen, yaitu kondisi yang sudah
dimanipulasi sedemikian rupa (laboratorium), sehingga tidak ada kontaminasi
diantara variabel yang diteliti. Bidang kedokteran, pertanian, psikologi dan
bidang teknik adalah diantara bidang-bidang ilmu pengetahuan yang banyak
menggunakan penelitian eksperimen.
3. Penelitian Tindakan Kelas
Pada awalnya,
penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan tujuan untuk mencari
penyelesaian terhadap problema sosial (termasuk pendidikan). Penelitian
tindakan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis
(Kemmis dan Taggart, 1988). Hasil kijian ini dijadikan dasar untuk menyusun
suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
Kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan
observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan evaluasi digunakan sebagai masukkan
melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan.
Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk menentukan perbaikan serta
penyempurnaan tindakan selanjutnya.
Menurut Kemmis (1988),
penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang
dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk
pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian,
akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana
praktik tersebut dilaksanakan.
Terdapat dua hal
pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini
akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu :
- Untuk memperbaiki praktik
- Untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksana- kannya
- Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan.
- Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik pembelajaran, penelitian tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Reserach (CAR). PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
4. Penelitian Kualitatif
Sementara itu, menurut
(Sugiono, 2009:15), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan
secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan
triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.
Terdapat perbedaan
mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan
penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari
teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori
yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari
data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan
suatu “teori”.
5. Penelitian Kuantitatif
Metode Penelitian
Kuantitatif, sebagaimana dikemukana oleh Sugiyono (2009:14) dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini
memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi
matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
6. Research And Development (R & D)
Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah strategi atau
metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang dimaksud
dengan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D)
adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung
jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras
(hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di
laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program
komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau
laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan,
bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain.
D. Tahap – Tahap Penelitian Pendidikan
Tahap-tahap penelitian
pendidikan banyak ragamnya, bergantung pada pendekatan yang digunakan.
Sebagaimana tujuan penelitian pendidikan, tahap-tahap penelitian pendidikan
dapat diuraikan secara umum.
Tahap-tahap penelitian pendidikan secara umum menurut Sutrisno Hadi dalam Rachman (1993:31-32) antara lain :
- Perumusan permasalahan
- Penelaahan pustaka
- Pengajuan hipotesis
- Penentuan variabel
- Penyusunan rancangan penelitian
- Penentuan populasi dan sampel
- Pengumpulan data
- Penarikan simpulan
- Penyiapan laporan
Secara khusus, tahap-tahap penelitian pendidikan berbeda-beda bergantung jenis
dan pendekatan yang digunakan. Misalnya, penelitian tindakan kelas (PTK)
langkah-langkah atau tahap-tahap penelitiannya berbeda dengan tahap-tahap
penelitian pendidikan secara umum.
Lembaga Pengembangan Pendidikan Profesi (LP3) Universitas Negeri Semarang (2007:12-13) mengemukakan bahwa untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), guru harus mengawali dengan mengidentifikasi masalah dilanjutkan dengan merumuskan masalah yang akan dicari solusinya. Cara untuk mengidentifikasi masalah dapat dilakukan dengan melakukan refleksi terhadap hal-hal yang telah dilakukan untuk pembelajaran. Masalah dapat berasal dari keadaan kelas secara umum atau lebih khusus dari kelas tempat guru mengajar. Setelah masalah ditemukan, guru dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Lembaga Pengembangan Pendidikan Profesi (LP3) Universitas Negeri Semarang (2007:12-13) mengemukakan bahwa untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), guru harus mengawali dengan mengidentifikasi masalah dilanjutkan dengan merumuskan masalah yang akan dicari solusinya. Cara untuk mengidentifikasi masalah dapat dilakukan dengan melakukan refleksi terhadap hal-hal yang telah dilakukan untuk pembelajaran. Masalah dapat berasal dari keadaan kelas secara umum atau lebih khusus dari kelas tempat guru mengajar. Setelah masalah ditemukan, guru dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1). Perencanaan
Dalam tahap perencanaan guru atau peneliti membuat rincian operasional
mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan; menentukan siapa saja yang akan
dilibatkan dalam PTK ini; tentukan siapa, akan mengerjakan apa, dan kapan
dilaksanakan; alat bantu ppengumpul data apa saja yang harus dipersiapkan dan
apa saja serta dari siapa saja informasi akan diperoleh, dan sebagainya.
2). Tindakan
Tindakan
(action) merupakal langkah pelaksanaan dari perencanaan.
3). Pengamatan
Pada waktu melakukan tindakan, dilakukan pengamatan secara rinc dan teliti,
lakukan pencatatan dan bila perlu perekaman.
4). Refleksi
Langkah akhir dari PTK adalah melakukan refleksi (kajian atau analisis) terhadap
apa yang telah dilakukan pada waktu tindakan. Dalam analisis dapat diuraikan
seberapa efektif perubahan yang terjadi? Apa yang menjadi penghambat perubahan?
Bagaimana memperbaikai perubahan-perubahan yang dibuat dan sebagainya.
Setelah melakukan refleksi, biasanya muncul permasalahan baru atau pemikiran baru, sehingga merasa perlu perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang dan refleksi ulang. Demikian langkah-langkah kegiatan terus berulang sehingga membentuk siklus kedua, ketiga, dan sebagainya.
Berbeda dengan penelitian pada umumnya dan penelitian pendidikan jenis lainnya, penelitian tindakan kelas (PTK) mempunyai keunikan yaitu adanya pengulangan pada tahap pengumpulan data. Pengulangan kegiatan penelitian itu dilakukan apabila kegiatan pertama dirasa belum menghasilkan perubahan tetapi justru menimbulkan permasalahan atau pemikiran baru. Pengulangan kegiatan itu disebut siklus.
Subyantoro dalam bukunya “Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi” sangat menekankan siklus tersebut dengan mengutip pendapatnya Tripp. Menurut Tripp siklus dalam penelitian tindakan kelas disebut sebagai siklus AR. Sedangkan LP3 UNNES dan Kasbolah tidak membuat rincian secara detail mengenai siklus tersebut.Oleh karena itu, menurut saya pendapat Tripp dalam Subyantoro (2009) sangat tepat untuk dijadikan pedoman penelitian tindakan kelas. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di tarik simpulan bahwa tahap-tahap penelitian tindakan kelas adalah :
- Pertama, mengidentifikasi masalah
- Kedua, merumuskan masalah
- Ketiga, setelah masalah ditemukan kemudian guru atau peneliti melakukan langkah-langkah penelitian dengan menggunakan siklus AR, meliputi :
- Perencanaan
- Tindakan
- Pengamatan
- Refleksi
Keempat langkah tersebut merupakan Siklus I. Jika keempat langkah tersebut
telah dilakukan dan menimbulkan permasalahan atau pemikiran baru, guru atau
peneliti melakukan langkah berikutnya yang kemudian dinamakan Siklus II dan
seterusnya sampai perubahan dan peningkatan dalam praktik pembelajaran
tercapai.
Penelitian pendidikan
selain dapat digunakan untuk mengetahui atau meningkatkan pratik pembelajaran
di sekolah, juga dapat digunakan untuk meneliti kebijakan pendidikan.
Penelitian ini biasanya dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian
kebijakan.
Adapun tahap-tahap
penelitian kebijakan menurut Muhadjir, dkk. (1998:6-15) yaitu :
Pertama, penulisan latar belakang atau perumusan tujuan atau permasalahan
penelitian atau skopa penelitian dilanjutkan dengan perumusan masalah dan
keterbatasan telaah penelitian.
Kedua, penyusunan kerangka teoretik.
Ketiga, tahap telaah metodologik. Pada tahap ini ditelaah tentang populasi
(wilayah maupun subjek penelitian), dilanjutkan dengan telaah teknik
pengambilan sampel. Pada tahap ini juga disusun instrument pengumpulan data.
Keempat, tahap pengumpulan data.
Kelima, tahap klasifikasi, tabulasi, dan perekaman data.
Keenam, tahap analisis.
Ketujuh, tahap pembuatan simpulan.
Kedelapan, tahap ‘memberi makna’, dikaitkan dengan “issues”, karena dikaitkan para
eksekutif dapat hanyut pada kecenderungan perhatian mayarakat, mengabaikan hal
ideal yang perlu dicapai.
Upaya pemberian makna atas hasil simpulan penelitian ini dikaitkan dengan “Issues” (diambil dari pustaka barat), atau pada ideologi atau pada konsep ideal; dilanjutkan dengan pembobotan dan penyajian alternatif-alternatif.
Kesembilan, tahap
rekomendasi bagi pengambil keputusan. Disusun prioritas pilihan dan
pembobotannya, dikaitkan dengan berbagai faktor, seperti tersedianya dana,
jangka waktu, dan faktor-faktor lain.
Tahap pertama sampai dengan tahap ketujuh merupakan tahap-tahap penelitian pada umumnya, sedangkan kedelapan dan kesembilan merupakan tambahan yang mencari ciri pokok penelitian kebijakan.
Penelitian pendidikan juga dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan R & D (Research and Development). Walaupun jenis penelitiannya sama yaitu penelitian bidang pendidikan, namun penelitian dengan pendekatan R & D ini mempunyai tahap-tahap yang berbeda dengan penelitian pendidikan pada umumnya, penelitian tindakan kelas, dan penelitian kebijakan seperti yang telah diuraikan di atas.
Penelitian R & D dalam bidang pendidikan digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk pendidikan seperti: model-model kurikulum dan pembelajaran, media pendidikan, model pengelolaan pendidikan, model bimbingan dan penyuluhan, evaluasi praktikum dan sejenisnya (Wahab, 2002).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa tahap-tahap penelitian pendidikan secara garis besar atau secara umum antara lain :
- Mengidentifikasi masalah.
- Merumuskan masalah.
- Menyusun kerangka teoretik.
- Telaah metodologik.
- Pengumpulan data.
- Klasifikasi, tabulasi, dan perekaman
- Analisis
- Membuat simpulan
- Menyusun laporan
Kesembilan tahap
tersebut harus dilakukan pada semua jenis penelitian pendidikan, kecuali pada
penelitian kebijakan. Pada penelitian tindakan kelas, teknik pengumpulan data
dilakukan dalam beberapa siklus dan setiap siklus mempunyai tahapan sendiri.
Sedangkan pada penelitian R & D ada tahap yang dinamakan uji lapangan model
dan uji validasi.
Oleh karena itu, sebelum melalukan penelitian pendidikan hendaknya peneliti memahami dulu jenis dan pendekatan yang akan digunakan, kemudian baru melakukan penelitian dengan tahap-tahap sesuai dengan jenis dan pendekatan tersebut agar hasil yang akan dicapai tepat sasaran.
REFERENSI :
Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata,
Nana syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar