Rabu, 13 April 2016

TEORI EKONOMI - PENCAPAIAN LABA MAKSIMUM, PENAWARAN BERSAING, & ANALISIS PASAR BERSAING


Apakah perusahaan benar-benar memaksimalkan laba?
Dalam mikroekonomi, asumsi memaksimalkan laba sering dipakai karena dapat meramalkan perilaku bisnis dan menghindari kesulitan analisis o yang tidak diperlukan. Dalam perusahaan k 0gyhecil mungkin laba hamper mendominasi semua keputusan perusahaan. Namun, dalam perusahaan besar, para manager yang sehari-hari membuat keputusan biasanya kurang berinteraksi dengan pemilik. Dalam beberapa kasus, perusahaan yang tidak bertujuan untuk memakvsimalkan laba jarang yang berhasil bertahan. Perusahaan yang dapat bertahan di kompetisi umumnya menempatkan maksimalisasi laba sebagai prioritas utamanya.

Pasar persaingan sempurna mempunyai tiga asumsi model dasar, yaitu :bc
  1. Penerima Harga (Price Taking) yaitu perusahaan tidak mempunyai pengaruh pada harga pasar dan karenanya menerima harga yang sudah ada karena setiap perusahaan menjual proporsi yang cukup kecil dari total output pasar, keputusan tersebut tidak ada dampaknya terhadap harga pasar.
  2. Keseragaman Produk ( Product Homogeneity) yaitu Ketika produk dari semua perusahaan yang ada di dalam pasar merupakan substitusi sempurna dengan produk lain yaitu, ketika produk tersebut beragam, tidak ada perusahaan yang dapat menaikkan harga produknya di atas harga produk perusahaan lain tanpa kehilangan semua bisnisnya.
  3. Bebas Masuk dan Keluar (Free Entry and Exit) yaitu kondisi dimana tidak ada biaya khusus yang menyulitkaan perusahaan untuk masuk atau keluar dari suatu pasar.


I.        Pendahuluan

Laba adalah  selisih antara penerimaan total dan biaya total Penerimaan total= jumlah yang diterima dari penjualan produk (q x P).
Biaya total adalah jumlah dari :

1.      Biaya total yang dikeluarkan dari kantong
2.      Tingkat pengembalian modal yang wajar

Biaya peluang  masing-masing faktor produk.  Di masa sekarang ini, di mana persaingan sangat ketat, perusahaan harus selalu dapat menghasilkan laba untuk dapat tetap bersaing dan menguasai pasar. Untuk memaksimalkan laba yang diperoleh bisa dicapai melalui bermacam-macam cara, antara lain ialah melalui efisiensi di semua bidang, seperti produksi, sumber daya manusia, maupun keuangan.

Dalam bertingkah laku, konsumen memberikan latar belakang yang berbeda-beda dalam mengkonsumsi terhadap suatu barang yang dihasilkan perusahaan dalam menghasilkan produk yang dihasilkan. Segala hasil produksi ditentukan oleh sifat permintaan oleh para pembeli didalam pasar. Ini yang mengakibatkan atau mendorong para pembeli akan menaikkan atau memperbanyak permintaannya apabila harga itu turun dan akan mengurangi pembelian tersebut bila harga naik.

Sehingga permasalahan yang timbul akan memberi suatu konflik perusahaan dalam memproduksi, perusahaan harus mampu menganalisis sampai dimana factor-faktor produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang.
Didalam perusahaan atau biasanya disebut dengan Organisasi perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu: perusahaan perseorangan, firma, dan perseoraan terbatas.

Perusahaan perseorangan, Organisasi Perusahaan yang paling banyak jumlahnya dalam setiap perekonomian, tetapi sumbangan terhadap keseluruhan produksi tidaklah terlalu besar karena perusahaan ini kebanyakan dari usaha kecil-kecilan. Sehingga perusahaan ini lebih sulit dalam mendapatkan modal yang besar bahkan hasil produksinya tidak terlalu banyak ini diakibatkan modal yang sedikit. Kalau melihat prospek dari usaha ini kedepan adalah setiap pemilik usaha memiliki hak preogatif yang sangat kuat terhadap perusahaannya. Sedangkan kelemahanya adalah modal yang sangat sedikit terkadang tidak mencukupi dan sulit dalam memperoleh pinjaman.
Perseroan terbatas, jenis perusahaan ini jika dilihat dari segi jumlah produksi dan hasil penjualan yang dilakukannya, Organisasi ini lebih banyak diambil oleh perusahaan untuk melakukan usahanya, bahkan di negara-negara besar juga menggunakan jenis perusahaan ini. Perusahaan ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengusaha.
Perusahaan Firma atau Perkongsian, dalam perusahaan tipe seperti ini banyak dimiliki oleh beberapa orang. Mereka yang melakukan kesepakatan bersama dalam pelaksanaannya suatau usaha yang seperti ini membagi keuntungan  yang diperolehnya.

Dalam pengaplikatifan suatu perusahaan yang telah disebutkan diatas, dapat tercapai tergantung setiap individunya dalam memilih mana yang menurut mereka lebih menguntungkan bagi perusahaan mereka.

Tujuan utama dari suatu usaha adalah mendapatkan keuntungan, agar kelangsungan usaha dapat tetap terjaga. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari faktor manusia sebagai pengendali semua fungsi. Akan tetapi tidak hanya faktor manusia saja, faktor pendukung lain juga berpengaruh terhadap perolehan keuntungan atau laba. Faktor-faktor tersebut antara lain jumlah produk, modal, dan upah tenaga kerja.

Perusahaan inti sebagai pihak pertama berfungsi sebagai pihak penyedia sarana produksi dan sekaligus memasarkan hasil produksinya. Pihak ini biasanya berupa perusahaan yang lebih dikenal sebagi poultry shopPihak kedua adalah penyedia dana usaha. Penyedia dana biasanya berupa lembaga keuangan berupa bank ataupun non bank yang umumnya diupayakan oleh perusahaan inti atau bahkan seringkali perusahaan inti tersebut merangkap dan bertindak sebagai penyandang dana. Pihak ketiga adalah perusahaan. Pihak ketiga ini biasanya adalah perusahaan atau kelompok pengelolah yang hanya mempunyai kemampuan teknis saja, atau hanya mempunyai sumber daya prasarana produksi saja yang berupa lahan dan tidak mempunyai kemampuan dalam bidang pendanaan. Pihak ketiga ini sering disebut sebagai Plasma.

Dengan manajemen membuka kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan manajemen laba dengan tujuan untuk memaksimalkan utilitas perusahaan. Bahwa manajemen perusahaan target mendorong informasi positif harus lebih banyak. Tujuannya adalah untuk meningkatkan harga saham sehingga harga pasar yang digunakan sebagai pedoman negosiasi telah berada pada tingkat harga ekuilibrium baru yang diinginkan oleh pemegang saham perusahaan target, yang pada akhirnya mampu meningkatkan nilai takeover. Manajemen laba dengan motivasi yang sama telah dilakukan, baik untuk program bonus, motivasi penundaan penggantian CEO, maupun motivasi IPO.

II.      Pengertian Memaksimumkan Laba

Seorang manager akan memutuskan suatu keputusan berdasarkan pilihan-pilihan keputusan yang ada. Keputusan yang dibuat akan mengacu pada tujuan perusahaan utama, yaitu keuntungan yang maksimum. Di sisi lain, keuntungan maksimum akan sejalan dengan meminimumkan biaya yang muncul pada proses pembuatan keuntungan.

Keuntungan yang maksimum dan biaya yang minimum akan diputuskan dengan menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Masalahnya adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan adalah terbatas. Keterbatasan sumber daya ini merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan dengan membuat suatu keputusan sedemikian rupa, sehingga penggunaannya menjadi efisien dan memberikan hasil output yang paling optimal atau memberikan keuntungan yang maksimum dan menghasilkan biaya yang minimum.

Misalnya sebuah perusahaan nasi goreng ingin memaksimumkan keuntungannya dengan menghasilkan output berupa ‘nasi goreng biasa’ dan ‘nasi goreng spesial’. Input yang digunakan untuk menghasilkan nasi goreng tersebut sama, tetapi dengan takaran nasi dan bumbu yang berbeda. Bagaimana pemilik perusahaan nasi goreng tersebut menentukan berapa output untuk ‘nasi goreng biasa’ dan ‘nasi goreng spesial’ dengan kendala input yang dimiliki adalah terbatas.

III.    Tujuan Perusahaan Memaksimumkan Keuntungan (Laba) 

Dalam praktek pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan dalam perusahaan. Ada sebagian perusahaan yang lebih mengambil keuntungan dengan menekan penjualannya (hasil produksi), ada pula yang memasukkan unsur politik didalam penentuan tingkat produksi yang akan tercapai. Jadi, setiap perusahaan memiliki kriteria tersendiri dalam memaksimumkan laba yang akan diperolehnya. Tetapi tidak disangkal lagi setiap perusahaan memilki target dalam pencapaian keuntungan, dan tidak munafik bagi perusahaan bahkan berupaya memiliki target menaikan laba setinggi-tingginya. Keuntungan diperoleh dari hasil penjualan yang lebih besar dari ongkos produksi, dan kerugian akan terjadi apabila hasil penjualan lebih sedikit dari ongkos produksi. Dalam usahanya untuk mempoduksi barang-barang yang diperlukan dalam masyarakat, dan memperoleh keuntungan maksimum dari usaha tersebut.

Efisiensi di bidang keuangan memberikan pengaruh pada operasi perusahaan, sehingga akan meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi investasi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan laba perusahaan. Dengan menghasilkan laba, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain karena laba tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhannya. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dengan pembangunan teknologi yang semakin maju membawa pengaruh yang besar terhadap produksi yang dihasilkan oleh industri. Seperti halnya industri lain, setiap industri juga bertujuan untuk memperoleh laba guna mempertahankan kelangsungan hidupnya. Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain jumlah produk yang dalam hal ini adalah jumlah hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja.

IV.   Pendekatan Pemecahan Memaksimumkan Laba

Kita bisa menggunakan dua pendekatan dalam pemecahan memaksimumkan keuntungan (profit maximization),
1.      Biaya Total dan Penerimaan Total (Total Revenue/TR).
2.      Biaya Marginal dan Penerimaan Marginal (Marginal Revenue/MR).

Biaya Total adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk produksi, termasuk Biaya Tetap dan Biaya Variabel. Sedangkan Penerimaan Total adalah jumlah Pendapatan Total yang diterima perusahaan dari menjual barang yang diproduksi. Perbedaan antara Penerimaan Total dengan Biaya Total merupakan keuntungan atau kerugian. TR akan naik dengan meningkatnya jumlah penjualan. Tapi tingkat kenaikan TR itu menurun apabila penjualan bertambah. Hal ini karena adanya asumsi kurva permintaan yang mempunyai kemiringan negatif, artinya untuk menjual lebih banyak output perusahaan harus bersedia menurunkan harganya. Dengan demikian kenaikan TR makin lama semakin berkurang.

Penerimaan Marginal adalah tambahan Penerimaan Total yang disebabkan oleh penjualan tambahan satu satuan output. Perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimum apabila menghasilkan output pada tingkat di mana Penerimaan Marginal sama dengan Biaya Marginal (MR = MC), dan pada MC yang meningkat. Perusahaan yang memaksimumkan keuntungan tidak akan menghasilkan output kurang dari jumlah pada posisi MR = MC. Selama MR lebih besar dari MC, tambahan output yang dihasilkan akan memberikan tambahan penerimaan lebih banyak daripada tambahan biayanya, dan perusahaan akan kehilangan keuntungan dengan tidak menambah jumlah produksinya. Demikian pula, perusahaan tidak akan menghasilkan output yang lebih besar dari jumlah pada posisi MR = MC ini agar keuntungan yang diterimanya maksimum.

V.     Cara Mencapai Tujuan Perusahaan Memaksimumkan Keuntungan (Laba)

Keuntungan diperoleh dari hasil penjualan yang lebih besar dari ongkos produksi, dan kerugian akan terjadi apabila hasil penjualan lebih sedikit dari ongkos produksi. Dalam usahanya untuk mempoduksi barang-barang yang diperlukan dalam masyarakat, dan memperoleh keuntungan maksimum dari usaha tersebut.

Efisiensi di bidang keuangan memberikan pengaruh pada operasi perusahaan, sehingga akan meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi investasi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan laba perusahaan. Dengan menghasilkan laba, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain karena laba tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhannya.

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dengan pembangunan teknologi yang semakin maju membawa pengaruh yang besar terhadap produksi yang dihasilkan oleh industri. Seperti halnya industri lain, setiap industri juga bertujuan untuk memperoleh laba guna mempertahankan kelangsungan hidupnya. Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain jumlah produk yang dalam hal ini adalah jumlah hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja.

REFERENSI :
Walter Nicholson, Intermediate Microeconomics and its Aplication, 7th Edition, The DrydenPress, 1997.
Suparmono, 2002, Pengantar Ekonomika Makro. Teori, soal dan penyelesaiannya, Penerbit UPP AMP YKPN
R. Abdul Maqin dan Lili Masli, 2002, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung
Mankiw, N.G. (2007), Macroeconomics, 6th edition, Worth Publishers.
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung (2008), Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, edisi keempat, Buku Seri Teori Ekonomi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Boediono (2001), Ekonomi Makro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2, edisi 4, BPFE Yogyakarta.
Soediyono (2000), Ekonomi Makro: Analisis IS-LM dan Permintaan-Penawaran Agregat, edisi Millenium, Penerbit Liberty Yogyakarta.

Sumber Lain :
https://sofyanmohammed.wordpress.com/2011/04/28/kondisi-perusahaan-dalam-memaksimalkan-laba/
http://chimon-chimon.blogspot.ae/2011/11/memaksimumkan-laba.html
http://fansbuku.blogspot.co.id/2012/01/ekonomi-manajerial.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...