Apakah
perusahaan benar-benar memaksimalkan laba?
Dalam
mikroekonomi, asumsi memaksimalkan laba sering dipakai karena dapat meramalkan
perilaku bisnis dan menghindari kesulitan analisis o yang tidak diperlukan. Dalam
perusahaan k 0gyhecil mungkin laba hamper mendominasi semua keputusan perusahaan.
Namun, dalam perusahaan besar, para manager yang sehari-hari membuat keputusan
biasanya kurang berinteraksi dengan pemilik. Dalam beberapa kasus, perusahaan
yang tidak bertujuan untuk memakvsimalkan laba jarang yang berhasil bertahan.
Perusahaan yang dapat bertahan di kompetisi umumnya menempatkan maksimalisasi
laba sebagai prioritas utamanya.
Pasar
persaingan sempurna mempunyai tiga asumsi model dasar, yaitu :bc
- Penerima Harga (Price Taking) yaitu perusahaan tidak mempunyai pengaruh pada harga pasar dan karenanya menerima harga yang sudah ada karena setiap perusahaan menjual proporsi yang cukup kecil dari total output pasar, keputusan tersebut tidak ada dampaknya terhadap harga pasar.
- Keseragaman Produk ( Product Homogeneity) yaitu Ketika produk dari semua perusahaan yang ada di dalam pasar merupakan substitusi sempurna dengan produk lain yaitu, ketika produk tersebut beragam, tidak ada perusahaan yang dapat menaikkan harga produknya di atas harga produk perusahaan lain tanpa kehilangan semua bisnisnya.
- Bebas Masuk dan Keluar (Free Entry and Exit) yaitu kondisi dimana tidak ada biaya khusus yang menyulitkaan perusahaan untuk masuk atau keluar dari suatu pasar.
I.
Pendahuluan
Laba adalah selisih antara penerimaan total
dan biaya total Penerimaan total= jumlah yang diterima dari penjualan produk (q
x P).
Biaya total adalah jumlah dari :
1.
Biaya total yang dikeluarkan dari kantong
2.
Tingkat pengembalian modal yang wajar
Biaya peluang masing-masing faktor
produk. Di masa sekarang ini, di mana persaingan sangat ketat, perusahaan
harus selalu dapat menghasilkan laba untuk dapat tetap bersaing dan menguasai
pasar. Untuk memaksimalkan laba yang diperoleh bisa dicapai melalui
bermacam-macam cara, antara lain ialah melalui efisiensi di semua bidang,
seperti produksi, sumber daya manusia, maupun keuangan.
Dalam bertingkah laku, konsumen memberikan latar
belakang yang berbeda-beda dalam mengkonsumsi terhadap suatu barang yang
dihasilkan perusahaan dalam menghasilkan produk yang dihasilkan. Segala hasil
produksi ditentukan oleh sifat permintaan oleh para pembeli didalam pasar. Ini
yang mengakibatkan atau mendorong para pembeli akan menaikkan atau memperbanyak
permintaannya apabila harga itu turun dan akan mengurangi pembelian tersebut
bila harga naik.
Sehingga permasalahan yang timbul akan memberi
suatu konflik perusahaan dalam memproduksi, perusahaan harus mampu menganalisis
sampai dimana factor-faktor produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang.
Didalam perusahaan atau biasanya disebut dengan
Organisasi perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu: perusahaan
perseorangan, firma, dan perseoraan terbatas.
Perusahaan perseorangan, Organisasi Perusahaan yang paling banyak jumlahnya dalam setiap
perekonomian, tetapi sumbangan terhadap keseluruhan produksi tidaklah terlalu
besar karena perusahaan ini kebanyakan dari usaha kecil-kecilan. Sehingga
perusahaan ini lebih sulit dalam mendapatkan modal yang besar bahkan hasil
produksinya tidak terlalu banyak ini diakibatkan modal yang sedikit. Kalau
melihat prospek dari usaha ini kedepan adalah setiap pemilik usaha memiliki hak
preogatif yang sangat kuat terhadap perusahaannya. Sedangkan kelemahanya adalah
modal yang sangat sedikit terkadang tidak mencukupi dan sulit dalam memperoleh
pinjaman.
Perseroan terbatas, jenis perusahaan ini jika dilihat dari segi jumlah produksi dan hasil
penjualan yang dilakukannya, Organisasi ini lebih banyak diambil oleh
perusahaan untuk melakukan usahanya, bahkan di negara-negara besar juga
menggunakan jenis perusahaan ini. Perusahaan ini memiliki daya tarik tersendiri
bagi para pengusaha.
Perusahaan Firma atau Perkongsian, dalam perusahaan tipe seperti ini banyak dimiliki
oleh beberapa orang. Mereka yang melakukan kesepakatan bersama dalam
pelaksanaannya suatau usaha yang seperti ini membagi keuntungan yang
diperolehnya.
Dalam pengaplikatifan suatu perusahaan yang telah
disebutkan diatas, dapat tercapai tergantung setiap individunya dalam memilih
mana yang menurut mereka lebih menguntungkan bagi perusahaan mereka.
Tujuan utama dari suatu usaha adalah mendapatkan
keuntungan, agar kelangsungan usaha dapat tetap terjaga. Untuk mencapai tujuan
tersebut tidak terlepas dari faktor manusia sebagai pengendali semua fungsi.
Akan tetapi tidak hanya faktor manusia saja, faktor pendukung lain juga
berpengaruh terhadap perolehan keuntungan atau laba. Faktor-faktor tersebut
antara lain jumlah produk, modal, dan upah tenaga kerja.
Perusahaan inti sebagai pihak pertama berfungsi
sebagai pihak penyedia sarana produksi dan sekaligus memasarkan hasil
produksinya. Pihak ini biasanya berupa perusahaan yang lebih dikenal sebagi poultry
shop. Pihak kedua adalah penyedia dana usaha. Penyedia
dana biasanya berupa lembaga keuangan berupa bank ataupun non bank yang umumnya
diupayakan oleh perusahaan inti atau bahkan seringkali perusahaan inti tersebut
merangkap dan bertindak sebagai penyandang dana. Pihak ketiga adalah
perusahaan. Pihak ketiga ini biasanya adalah perusahaan atau kelompok
pengelolah yang hanya mempunyai kemampuan teknis saja, atau hanya mempunyai
sumber daya prasarana produksi saja yang berupa lahan dan tidak mempunyai
kemampuan dalam bidang pendanaan. Pihak ketiga ini sering disebut sebagai
Plasma.
Dengan manajemen membuka kesempatan bagi perusahaan
untuk melakukan manajemen laba dengan tujuan untuk memaksimalkan utilitas
perusahaan. Bahwa manajemen perusahaan target mendorong informasi positif harus
lebih banyak. Tujuannya adalah untuk meningkatkan harga saham sehingga harga
pasar yang digunakan sebagai pedoman negosiasi telah berada pada tingkat harga
ekuilibrium baru yang diinginkan oleh pemegang saham perusahaan target, yang
pada akhirnya mampu meningkatkan nilai takeover. Manajemen laba
dengan motivasi yang sama telah dilakukan, baik untuk program bonus, motivasi
penundaan penggantian CEO, maupun motivasi IPO.
II. Pengertian
Memaksimumkan Laba
Seorang manager
akan memutuskan suatu keputusan berdasarkan pilihan-pilihan keputusan yang ada.
Keputusan yang dibuat akan mengacu pada tujuan perusahaan utama, yaitu
keuntungan yang maksimum. Di sisi lain, keuntungan maksimum akan sejalan dengan
meminimumkan biaya yang muncul pada proses pembuatan keuntungan.
Keuntungan yang
maksimum dan biaya yang minimum akan diputuskan dengan menggunakan berbagai
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Masalahnya adalah sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan adalah terbatas. Keterbatasan sumber daya ini
merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan dengan membuat suatu keputusan
sedemikian rupa, sehingga penggunaannya menjadi efisien dan memberikan hasil
output yang paling optimal atau memberikan keuntungan yang maksimum dan
menghasilkan biaya yang minimum.
Misalnya sebuah
perusahaan nasi goreng ingin memaksimumkan keuntungannya dengan menghasilkan
output berupa ‘nasi goreng biasa’ dan ‘nasi goreng spesial’. Input yang
digunakan untuk menghasilkan nasi goreng tersebut sama, tetapi dengan takaran
nasi dan bumbu yang berbeda. Bagaimana pemilik perusahaan nasi goreng tersebut
menentukan berapa output untuk ‘nasi goreng biasa’ dan ‘nasi goreng spesial’
dengan kendala input yang dimiliki adalah terbatas.
III.
Tujuan Perusahaan Memaksimumkan Keuntungan
(Laba)
Dalam praktek
pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan dalam perusahaan. Ada
sebagian perusahaan yang lebih mengambil keuntungan dengan menekan penjualannya
(hasil produksi), ada pula yang memasukkan unsur politik didalam penentuan
tingkat produksi yang akan tercapai. Jadi, setiap perusahaan memiliki kriteria
tersendiri dalam memaksimumkan laba yang akan diperolehnya. Tetapi tidak
disangkal lagi setiap perusahaan memilki target dalam pencapaian keuntungan,
dan tidak munafik bagi perusahaan bahkan berupaya memiliki target menaikan laba
setinggi-tingginya. Keuntungan diperoleh dari hasil penjualan yang lebih besar
dari ongkos produksi, dan kerugian akan terjadi apabila hasil penjualan lebih
sedikit dari ongkos produksi. Dalam usahanya untuk mempoduksi barang-barang
yang diperlukan dalam masyarakat, dan memperoleh keuntungan maksimum dari usaha
tersebut.
Efisiensi di
bidang keuangan memberikan pengaruh pada operasi perusahaan, sehingga akan
meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi investasi yang pada akhirnya
akan dapat meningkatkan laba perusahaan. Dengan menghasilkan laba, perusahaan
dapat mempertahankan pertumbuhan perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan
perusahaan lain karena laba tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk
mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhannya. Perkembangan dunia usaha yang
semakin pesat dengan pembangunan teknologi yang semakin maju membawa pengaruh
yang besar terhadap produksi yang dihasilkan oleh industri. Seperti halnya
industri lain, setiap industri juga bertujuan untuk memperoleh laba guna
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari
beberapa faktor antara lain jumlah produk yang dalam hal ini adalah jumlah
hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja.
IV.
Pendekatan
Pemecahan Memaksimumkan Laba
Kita bisa menggunakan dua pendekatan dalam pemecahan memaksimumkan
keuntungan (profit maximization),
1. Biaya Total dan Penerimaan Total (Total
Revenue/TR).
2. Biaya Marginal dan Penerimaan
Marginal (Marginal Revenue/MR).
Biaya Total adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
produksi, termasuk Biaya Tetap dan Biaya Variabel. Sedangkan Penerimaan Total adalah jumlah Pendapatan Total yang diterima perusahaan dari
menjual barang yang diproduksi. Perbedaan antara Penerimaan Total dengan Biaya
Total merupakan keuntungan atau kerugian. TR akan naik dengan meningkatnya
jumlah penjualan. Tapi tingkat kenaikan TR itu menurun apabila penjualan
bertambah. Hal ini karena adanya asumsi kurva permintaan yang mempunyai
kemiringan negatif, artinya untuk menjual lebih banyak output perusahaan harus
bersedia menurunkan harganya. Dengan demikian kenaikan TR makin lama semakin
berkurang.
Penerimaan Marginal adalah tambahan Penerimaan Total yang disebabkan oleh
penjualan tambahan satu satuan output. Perusahaan akan memperoleh keuntungan
maksimum apabila menghasilkan output pada tingkat di mana Penerimaan Marginal
sama dengan Biaya Marginal (MR = MC), dan pada MC yang meningkat. Perusahaan
yang memaksimumkan keuntungan tidak akan menghasilkan output kurang dari jumlah
pada posisi MR = MC. Selama MR lebih besar dari MC, tambahan output yang
dihasilkan akan memberikan tambahan penerimaan lebih banyak daripada tambahan
biayanya, dan perusahaan akan kehilangan keuntungan dengan tidak menambah jumlah
produksinya. Demikian pula, perusahaan tidak akan menghasilkan output yang
lebih besar dari jumlah pada posisi MR = MC ini agar keuntungan yang
diterimanya maksimum.
V.
Cara Mencapai Tujuan Perusahaan Memaksimumkan
Keuntungan (Laba)
Keuntungan diperoleh dari hasil penjualan yang
lebih besar dari ongkos produksi, dan kerugian akan terjadi apabila hasil
penjualan lebih sedikit dari ongkos produksi. Dalam usahanya untuk mempoduksi
barang-barang yang diperlukan dalam masyarakat, dan memperoleh keuntungan maksimum
dari usaha tersebut.
Efisiensi di bidang keuangan memberikan pengaruh
pada operasi perusahaan, sehingga akan meningkatkan efisiensi operasional dan
efisiensi investasi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan laba perusahaan.
Dengan menghasilkan laba, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan
perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain karena laba
tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk mempertahankan atau
meningkatkan pertumbuhannya.
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dengan
pembangunan teknologi yang semakin maju membawa pengaruh yang besar terhadap
produksi yang dihasilkan oleh industri. Seperti halnya industri lain, setiap
industri juga bertujuan untuk memperoleh laba guna mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain
jumlah produk yang dalam hal ini adalah jumlah hasil produksinya, modal, dan
total upah tenaga kerja.
REFERENSI :
Walter Nicholson, Intermediate Microeconomics and its Aplication, 7th
Edition, The DrydenPress, 1997.
Suparmono, 2002,
Pengantar Ekonomika Makro. Teori, soal dan penyelesaiannya, Penerbit UPP AMP
YKPN
R. Abdul Maqin
dan Lili Masli, 2002, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Pasundan Bandung
Mankiw, N.G. (2007), Macroeconomics, 6th
edition, Worth Publishers.
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung (2008), Teori
Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, edisi keempat, Buku Seri Teori Ekonomi,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Boediono (2001), Ekonomi Makro, Seri Sinopsis
Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2, edisi 4, BPFE Yogyakarta.
Soediyono (2000), Ekonomi Makro: Analisis IS-LM dan
Permintaan-Penawaran Agregat, edisi Millenium, Penerbit Liberty Yogyakarta.
Sumber Lain :
https://sofyanmohammed.wordpress.com/2011/04/28/kondisi-perusahaan-dalam-memaksimalkan-laba/
http://chimon-chimon.blogspot.ae/2011/11/memaksimumkan-laba.html
http://fansbuku.blogspot.co.id/2012/01/ekonomi-manajerial.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar