Setiap Organisasi Olahraga yang membutuhkan
kepemimpinan yang kuat dan manajemen yang kuatagar bisa mencapai keefektifan
optimal. Dalam dunia yang dinamis sekarang, kita butuh pemimpin-pemimpin
yang bisa menantang status-quo , untuk menciptakan visi bagi
masadepan, dan untuk menginspirasi para anggota organisasi agar berhasrat
mencapai visi itu. Kita juga butuh para
manajer untuk merumuskan rencana terinci, menciptakan struktur organisasi yang efisien, dan mengawasi
operasi sehari-hari.
1. Pengantar
Dalam
organisasi Olahraga Amatir dan Profesional, salah satu faktor penting yang
mempengaruhi jalannya organisasi adalah kepemimpinan (leadership).
Kepemimpinan dan manajemen adalah dua istilah yang sering membingungkan, karena
maknanya seolah-olah tumpang tindih.
Menurut
John Kotter dari Harvard Business School, manajemen adalah menangani
kompleksitas. Manajemen yang baik membawa keteraturan dan konsistensi,dengan
merancang rencana-rencana formal, mendesain struktur organisasi yang ketat,dan
memantau hasil-hasilnya dibandingkan dengan rencana semula.
Kepemimpinan
sebaliknya adalah menangani perubahan. Para pemimpin menetapkan arah lewat
pengembangan sebuah visi ke masa depan. Lalu mereka menggalang orang dengan
mengkomunikasikan visi itu, dan memberi inspirasi pada orang untuk mengatasi
berbagai hambatan.
Para
manajer menggunakan otoritas yang melekat pada jabatan hirarkis resmi mereka
untuk memperoleh kepatuhan dari para anggota organisasi. Manajemen terdiri dari
pengimplementasian visi dan strategi yang ditetapkan para pemimpin, mengkoordinasikan
dan mengatur staf organisasi, dan menangani berbagai problem sehari-hari.
Meski
ada definisi yang berbeda antara manajemen dan kepemimpinan,
para peneliti dan manajer sering tidak membedakan dua hal itu. Maka perlu merumuskan
kepemimpinan itu sedemikian rupa, agar mencakup bagaimana ia digunakan dalam
teori dan praktik.
Kepemimpinan
adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok
untuk pencapaian tujuan-tujuan. Maka orang
bisa saja memegang peran kepemimpinan karena posisi yang ia
pegang di organisasi.
Namun tidak semua pemimpin adalah manajer. Juga,
tidak semua manajer adalah pemimpin.
Meski seorang manajer memiliki hak - hak formal
tertentu berkat
jabatannya, belum tentu mereka bisa memimpin secara
efektif. Ada juga kemampuan mempengaruhiyang berasal dari luar struktur
formal organisasi, yang sama penting bahkan mungkin lebih penting daripada
kepemimpinan formal.
2. Manajemen Olahraga
Dalam pengembangan industri olahraga berbasis prestasi diperlukan keterlibatan semua pihak, mulai dari atlet, pelatih, organisasi olahraga, pemerintah daerah serta unsur-unsur lainnya. Organisasi olahraga memegang posisi strategis dalam mengembangkan olahraga yang berorientasi kepada industry dan prestasi.
Komunikasi merupakan hal penting dalam sistem pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen organisasi olahraga yang mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi olahraga profit / nonprofit / Manajemen Olahraga Prestasi. Komunikasi yang baik akan menimbulkan saling pengertian dan kenyamanan dalam bekerja. Sehingga tujuan utama berupa prestasi dalam organisasi dan atlet di lapangan dapat tercapai.
3. Perilaku Organisasi
a). Pengertian Perilaku Organisasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana. Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Ada tiga bidang ilmu yang bahasan/kajiannya hampir sama dengan kajian yang ada pada perilaku organisasi(organizational behavior), yaitu :
1) Teori organisasi/Organizational Theory (OT),
2) Pengembangan organisasi/Organizational Development (OD), dan
3) Manajemen sumber daya manusia (personnel/human resources).
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Menurut Rino A. Nugroho dapat dijabarkan dalam poin-poin definisi sebagai berikut:
1) Perilaku organisasi menjelaskan perilaku dari orang-orang yang beroperasi dilevel individu, kelompok, atau organisasi.
2) Perilaku organisasi merupakan pendekatan multidisiplin yang menggunakan prinsip dari berbagai ilmu.
3) Berorientasi pada manusia. Perilaku, persepsi, kemampuan, perasaan adalah penting bagi organisasi.
4) Berorientasi kinerja. Tentang bagaimana kinerja ditingkatkan.
5) Lingkungan luar organisasi berpengaruh ke dalam organisasi.
6) Metode ilmiah penting untuk mengenali perilaku organisasi secara sistematis.
b). Pendekatan Perilaku Organisasi
Dengan adanya interaksi atau hubungan antar individu dalam organisasi, maka penelaahan terhadap perilaku organisasi haruslah dilakukan melalui pendekatan-pendekatan sumber daya manusia (supportif), pendekatan kontingensi, pendekatan produktivitas dan pendekatan sistem.
Pendekatan sumber daya manusia dimaksudkan untuk membantu pegawai agar berprestasi lebih baik, menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, dan kemudian berusaha menciptakan suasana dimana mereka dapat menyumbang sampai pada batas kemampuan yang mereka miliki, sehingga mengarah kepada peningkatan keefektifan pelaksanaan tugas. Pendekatan ini berarti juga bahwa orang yang lebih baik akan mencapai hasil yang lebih baik pula, sehingga pendekatan ini disebut pula dengan pendekatan suportif.
4. Komunikasi
Organisasi
a). Pengertian
Komunikasi
Komunikasi berasal dari
bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam bahasa Inggris yang
berarti sama. Berkomunikasi berarti berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”.
Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi seseorang mencoba berbagi
informasi, gagasan atau sikap dengan partisipan lainnya. Longman
menyatakan komunikasi adalah upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan,
menyampaikan informasi, dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang
lain.
Dari
berbagai pengertian komunikasi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
adalah suatu proses penyampaian atau pemindahan informasi (pesan, ide, gagasan,
lambang) dari satu pihak kepada pihak lain dengan syarat adanya persamaan
definisi istilah-istilah yang digunakan, agar terjadi saling mempengaruhi di
antara keduanya.
b). Komunikasi
Organisasi
Komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal
maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal
adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. lsinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi.
c). Fungsi
Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal
maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal
adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat
resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya
secara individual.
5. Manajemen
Strategis Organisasi Dalam Mengembangkan Industri Olahraga
Perilaku organisasi dan
komunikasi dalam meningkatkan industry olahraga prestasi dan rekreasi merupakan suatu langkah untuk mencapai tujuan
yang di harapkan dalam organisasi tersebut.
Keberadaan organisasi
sebenarnya setua sejarah peradaban manusia di muka bumi. Sepanjang hidupnya
manusia telah menggabungkan diri dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama. Organisasi adalah sekelompok orang yang saling berinteraksi dan
bekerja sama untuk
Ada tiga ciri organisasi
yaitu : (1) organisasi harus mempunyai tujuan khusus yang hendak dicapai, (2)
organisasi terdiri atas susunan sekelompok orang dan pekerjaan, (3) organisasi
mengembangkan suatu struktur yang dirancang sedemikian rupa sehinnga jelas
batas-batas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh setiap peserta organisasi
dalam mereka bertingkah laku, berbuat dan melakukan pekerjaan.
Kegiatan olahraga termasuk
juga pendidikan jasmani yang mengandung misi untuk mencapian tujuan pendidikan,
memerlukan manajemen yang baik. Organisasi olahraga, lebih-lebih pendidikan
jasmani dihadapkan dengan kekurangan yang kronis, lemahnya dukungan, kecilnya
dana yang disediakan dan kesulitan lain untuk menumbuhkan programnya. Maka
kemampuan menejerial sangat dibutuhkan yang intinya adalah pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen (Rusli Lutan,2000:8-9).
a). Manajemen
Dalam pencapaian tujuan suatu
organisasi suatu olahraga pasti tidak lepas dengan adanya istilah manajemen
dalam olahraga. Manajemen dalam hal ini dapat didefisinikan sebagai proses yang
berkenaan dengan pengarahan dan pennggerakan satu kelompok orang yang melakukan
kegiatan mencapai tujuan organisasi. Manajemen adalah pemanfaatan sumber daya
secara efisien. Manajemen yang baik, efisien dan efektif diharapkan pula oleh
masyarakat tidak hanya terjadi dalam organisasi perusahaan, tetapi dalam
organisasi pemerintah dan sosial yang bersifat tidak mencari laba ( Mansoer,
1989:5).
Eferktif berarti pencapaian
tujuan dan pengunaan peralatan yang tepat, efisien adalah melakukan pekerjaan
dengan benar. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa manajemen penting sekali
untuk semua bidang yang berkenaan dalam organisasi dalam bidang apapun, yang
berorientasi pada keuntungan maupun bersifat pada pelayanan.
b). Manajemen
olahraga
Manajemen olahraga menunjukan
peranan penting dalam pengelolaan kegiatan penddikan jasmani dan olahraga.
Dalam pembinan olahraga pada umumnya memerlukan kemampuan menejerial guna
mencapai tujuan tercapainya pembinaan olahraga tersebut. Dalam pengertian
sempit, pembinaannya harus terlaksana berdasarkan perencanaan yang terbagi-bagi
menjadi perencanan jangka panjang, menengah dan pendek. Dalam pengertian luas,
manajemen dibutuhkan untuk mengintegrasi berbagai aspek, tidak hanya
kepentingan teknik dan taktik saja tetapi juga aspek ekonomi dan komunikasi (Rusli
Lutan,2000:13).
Harzuki (2003:117),
menyebutkan bahwa “ manajemen olahraga adalah perpaduan antara ilmu manajemen
dan ilmu olahraga”. Istilah manajemen diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan dengan melalui kegiatan
orang lain.
Hal yang perlu diperhatikan
dalam manajemen olahraga adalah pendapat E. Burke yang dikutip oleh Argasasmita
yang menyatakan bahwa nilai suatu organisasi adalah tergantung dari orang-orang
yang mengatur dan menyusunnya. Organisasi yang menganggap remeh sumber daya
manusianya maka organisasi tersebut tidak akan mendapat hasil yang terbaik
(Harzuki, 2003:166).
Dari pengertian diatas dapat
dijelaskan bahwa untuk mencapai tujuan yang diharapakan dari suatu organisasi,
maka peran sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan sangat penting.
Unsur –unsur tersebut harus bersatu dalam suatu system, bahu membahu
bekerjasama untuk mencapai tujuan.
c). Sarana
dan prasarana
Sarana dan prasarana atau
fasilitas merupakan hal yang harus dipenuhi oleh suatu organisasi olahraga.
Kemajuan atau perbaikan dan penambahan jumlah fasilitas yang ada akan menunjang
suatu kemajuan prestasi dan paling tidak dengan fasilitas yang memadai akan
meningkatkan prestasi. Fasilitas dapat pula diartikan kemudahan dalam
melaksanakan proses melatih yang meliputi peralatan dan perlengkapan tempat
latihan. Dengan demikian fasilitas sangat dibutuhkan karena merupakan sesuatu
yang dipakai untuk memperoleh atau memperlancar jalannya kegiatan dalam
pencapaian peningkatan prestasi.
d). Dana
Untuk menunjang kegiatan
pembinaan prestasi diperlukan adanya dukungan baik sarana dan prasarana maupun
dana dalam hal ini adalah sebagai bentuk dari proses berjalanya kegiatan
pembinaan. Dengan demikian tanpa adanya dukungan dana maka pembinaan tidak akan
tercapai. Dukungan tersebut sangat erat kaitannya agar dapat diwujudkan program
terpadu guna mendukung seluruh kegatan olahraga sehingga prstasi yang maksimal
akan dapat tercapai. Untuk pembinaan olahraga diperlukan pendanaan yang tidak sedikit
oleh karena sistem pembinaan ini akan mencakup dan melibatkan seluruh sistem
dan jajaran yang ada di Indonesia.
e). Hasil
riset
Temuan ilmu-ilmu terbaru
biasanya melalui kegiatan riset, demikian halnya ilmu-ilmu yang berhubungan
dengan metodologi latihan. Untuk itu pelatih maupun olaharagawan ditutut untuk
memiliki kemampuan untuk membaca dan menerapkan hasil-hasil riset dalam proses
melatih. Hasil-hasil riset tersebut dapat diketemukan pada buku-buku referensi,
jurnal maupun internet.
f). Pertandingan
Pertandingan atau kompetisi
merupakan muara dari pembinaan prestasi, dengan kompetisi dapat dipergunakan
sarana mengevaluasi hasil latihan serta meningkatkan kematangan bertanding
olahragawannya.
Manakala organisasi olahraga
dihadapkan pada sejumlah tantangan ekonomi, nilai sosial budaya yang
menekan organisasi olahraga, kuatnya dominansi politik dalam percaturan
olahraga, dan lemahnya dukungan infrastruktur keolahragaan yang
dimiliki,menyebabkan organisasi olahraga harus menata sistem manajemennya agar setiap
rumusantujuan yang telah digariskan dapat dicapai dengan efisien dan efektif.
Organisasi olahraga perlu merumuskan arah strategis organisasi-nya agar
bisa bertahan dan tampil sebagai organisasi yang unggul.
5. Pemangku Kebijakan Olahraga Nasional
a). Negera
- Pemerintah melalui Menegpora, Menegpariwisata & Setneg,
- DPR-RI,
- KONI & KOI.
- Pemerintah Provinsi / Daerah dan Kabupaten.
b). Swasta
- Industri Olahraga,
- Media,
- Event Organizer,
- Sponsor.
c). Pelaku Olahraga
- Pemerintah & Swasta
- Olahragawan
- Pelatih & Wasit
- Masyarakat
d). Lembaga Olahraga
- Pengurus Besar
- Pengurus Daerah
- Pengurus Cabang
6. Penutup
Upaya
pengembangan organisasi merupakan proses untuk mempersiapkan
perubahan manajemen dalam organisasi. Perubahan-perubahan yang terjadi
diharapkan dapat menjawab tantangan-tantangan , permasalahan-permasalahan,
dan tujuan organisasi. Perubahanperubahan itu terkait dengan budaya
organisasi. Suatu budaya organisasi bisa mendorong atau menurunkan
efektifitas kerja organisasi tersebut, hal ini ditentukan oleh sifat
nilai-nilai, keyakinan, dan norma-norma (Sri Winarni, 2006).
Menurut
Mintzberg (dalam: Montanari, 1990:2) peran utama yang harus
dilakukan manajer strategis adalah membuat keputusan, menyebarluaskan
informasi, dan mengelola personal. Manajer strategis perlu menangani
informasi internal maupun eksternal dengan cara memadukan peluang-peluang
eksternal lingkungan dengan kapabilitas internal organisasi. Manajer perlu
yakin bisa memadukannya, membuat pilihan-pilihan strategis seperti bagaimana
menggunakan kapabilitas-kapabilitas internal organisasi
mendapatkan keuntungan-keuntungan dari peluang-peluang yang ada. Manajer
perlu mengorganisasikan, memotivasi, dan mengarahkan orang untuk dapat
mengkontribusikan diri-nya bagi keberhasilan organisasi. Berupaya menampilkan
peran-peran seperti ini adalah kunci utama bagi efektivitas manajer
strategis.
Manajer
strategis membuat pilihan-pilihan baru yang melibatkan keberhasilan
dan perjalanan organisasi. Karena masalah-masalah strategis sangat unik,
maka manajer atas dasar penilaian dan pengalaman harus mampu mengelola
sejumlah sumber daya organisasi kedalam sebuah projek-projek kegiatan yang
mengantarkan keberhasilan organisasi.Tantangan utama yang dihadapi manajer
strategis adalah memadukan peluang-peluang yang ada di lingkungan dengan
kapabilitas-kapabilitas organisasi kearah pencapaian tujuan organisasi.
7. Proses
Manajemen Strategi
Strategi dan
Arah Pengembangan organisasi keolahragaan ditingkatkan melalui upaya
partisipasi utuh masyarakat ke dalam kegiatan keolahragaan diharapkan, sehingga
dapat memposisikan olahraga di tengah-tengah masyarakat. Pengembangan strategi
dan arah pengembangan organisasi keolahragaan tidak terlepas dari tatanan
kontekstual ekonomi global, lingkungan sosial dan politik.
Pentingnya
Penataan Manajemen organisasi olahraga, mengingat keberhasilan prestasi
olahraga tidak hanya ditentukan oleh atlet dan pelatih saja akan tetapi juga
faktor non teknis yaitu organisasi olahraga yang sehat dengan program kerja
yang jelas dan transparan. Pengelolaan keuangan yang terencana dan
berkesinambungan, dengan harapan masalah pendanaan tidak menjadi kendala
pembinaan prestasi. Pentingnya sport science dalam
mengembangkan kemampuan atlet dan peningkatan wawasan pelatih akan fungsi
teknologi informasi.
Struktur
yang dibangun merupakan struktur yang terkait dengan berbagai pranata sosial
lainnya, yang perlu diarahkan pada keterlibatan positif terhadap pendidikan
jasmani dan olahraga. Pada lapisan luar merupakan pertimbangan pengaruh global,
yang bisa berbentuk faktor sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan. Pada
lapisan kedua merupakan pengaruh yang lebih sempit dan spesifik, yaitu: dari
pemerintah, organisasi di masyarakat, pemerintah daerah/kabupaten, dan
organisasi khas keolahragaan (Pengda Kecabangan Olahraga. Pada lapisan paling
dalam merupakan aktor utama dalam strategi dan arah pengembangan prestasi
olahraga.
REFERENSI :
- Chong Kim, dkk. 2006. Sport Industry. Bahan-bahan yang disajikan dalam konferensi Internasional Sport Industry.
- Bonnie L. Parkhouse. 1991. The Management of Sport. St. Louis: Mosby – Year Book, Inc.
- Tim Litbang & Instruktur KONI Mata Kuliah Sport Industry
- Hidayat, 1987, “Peranan dan Profil Serta Prospek Perdagangan Eceran (Formal dan Informal) Dalam Pembangunan”, Prisma No 7 tahun XVI
Referensi
Lain :
http://www.kompasiana.com/www.habibamin.blogspot.com/pengertian-tujuan-dan-teori-kewirausahaan-materi-kuliah_550e5459813311862cbc625d
Tidak ada komentar:
Posting Komentar