Selasa, 13 Agustus 2024

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407)



A. Pendahuluan

Pengelolaan suatu bisnis, baik itu perusahaan atau organisasi bisnis, tidak terlepas dari faktor kepemimpinan dalam pengambilan keputusan yang cepat, tepat dan efektif untuk mendukung keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi di era bisnis yang dinamis saat ini.

 

Efektifitas kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh kemampuan dalam membaca, menganalisis dan menentukan langkah/tindakan berdasarkan visi dan misi organisasi. Pengambilan keputusan merupakan proses berorganisasi yang membutuhkan keterampilan dalam membaca, menganalisis dan menetapkan keputusan secara tepat. Kemampuan pemimpin dalam pengambilan keputusan mutlak diperlukan agar program kerja dapat terus dikembangkan, dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.

 

Pemimpin adalah penentu dalam membangun tatanan yang dapat menjadi pengarah untuk terwujudnya kesepakatan di dalam pengambilan keputusan. Keputusan adalah hasil sintesis dari proses musyawarah dalam penentuan sebuah kegiatan. Hasil keputusan merupakan buah dari ketegasan dan kebijakan yang diambil melalui sebuah forum bersama yang di pimpin oleh seorang pemimpin. Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu memengaruhi orangorang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. (Kartono, 1994).

 

Antara kepemimpinan dan pengambilan keputusan memiliki hubungan yang signifikan. Kepemimpinan merupakan fenomena yang cukup rumit dan dapat didefinisikan dalam berbagai cara yang berbeda. Beberapa pendapat tentang kepemimpinan adalah proses memahami apa yang dilakukan orang bersama sehingga orang akan mengerti dan berkomitmen. Selanjutnya, kepemimpinan adalah kemampuan mengembangkan dan mengkomunikasikan visi kepada sekelompok orang yang akan membuat visi itu menjadi benar. Seorang pengambil keputusan menghadapi setidaknya dua alternatif yang dievaluasi sesuai dengan nilai dan preferensinya. Proses pengambilan keputusan melibatkan lima tahap: (a) mengidentifikasi semua alternatif yang ada; (b) menilai alternatif sesuai dengan preferensi, dan hasil potensial; (c) mengumpulkan informasi; (d) bertukar antara preferensi dan hasil; dan (e) memilih hasil alternatif yang paling menguntungkan untuk keputusan tersebut. (Al-Omari, 2013).

 

Dalam konteks ini, penting untuk memahami dan mengelola potensi kepemimpinan dalam membuat dan mengambil sebuah keputusan yang cerdas dan strategis ketika mengatasi tantangan bisnis saat ini.

 

B. Kepemimpinan

Sejak beberapa tahun belakangan, para pakar bisnis sangat memperhatikan tentang budaya organisasi, khususnya budaya kepemimpinan dalam pengambilan suatu keputusan. Kepemimpinan mengandung arti kemampuan seseorang untuk dapat mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu 

 

Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai sengan perintah yang direncanakan. Ilmu kepemimpinan telah semakin berkembang seiring dengan dinamika perkembangan hidup manusia. Burns (1978) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu konsep yang paling banyak dikaji namun sulit dipahami. Horner (1997) menyebutkan bahwa kepemimpinan terkadang dipandang sebagai suatu proses namun banyak juga tokoh yang memandang kepemimpinan sebagai suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh individu.

 

C. Teori dan Gaya Kepemimpinan    

Untuk dapat memahami definisi kepemimpinan secara lebih dalam,  ada beberapa definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu :

  1. Stephen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
  2. Richard L. Daft mengatakan, kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah kepada pencapaian tujuan.
  3. G.R. Terry memberikan definisi : leadershipis the activity of influencing people to strive willingly for mutual objectives.
  4. Ricky W. Griffin mengatakan, pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.

 

Dari keempat definisi di atas, kepemimpinan memiliki makna sebagai kemampuan yang mutlak harus dimiliki seorang pemimpin tentang bagaimana cara menjalankan kepemimpinannya sehingga bawahan dapat bergerak bersama – sama untuk mencapai tujuan. Sebagai penggerak suatu kelompok, seorang pemimpin harus mampu menjadi, motor, motivator, innovator, mentor yang baik  dan mampu mengedepankan sikap :

  1. Mengakomodir segala bentuk pendapat, usulan, ide dan gagasan yang disampaikan oleh anggota tim kerja (bawahan).
  2. Merangkul semua potensi sumber daya yang dimiliki oleh anggota tim kerja (bawahan), yang dibawa dalam forus diskusi,  untuk memperoleh berbagai pilihan solusi.
  3. Menyingkapi segala perbedaan pendapat dengan bijak.
  4. Menunjukkan integritas dan komitmen dalam bekerja.


D. Pemimpin dan Kepemimpinan

Pimpinan

Pemimpin tidak bisa dilepaskan dari kepemimpinan. Seoarang menjadi pemimpin tentunya diawali oleh proses yang disana banyak terkandung berbagai keputusan-keputusan. Keputusan-keputusan tersebut terjadi berdasarkan ruang lingkup dimana seseorang tersebut ditempatkan. Dan sebuah keputusan manajemen yang baik adalah memahami fungsi manajemen secara mendalam. Ada empat fungsi manajemen yang harus dipahami, yaitu :

a. Planning (perencanaan)

b. Organizing (mengorganisasi)

c. Leading (memimpin)

d. Controlling (pengendalian)

 

Peran pemimpin sangat diperlukan dalam suatu organisasi khususnya perannya dalam membantu dalam proses perubahan. Pemimpin adalah unsur penting dalam sebuah perusahaan atau organisasi karena posisinya sebagai pengendali perjalanan Perusahaan atau organisasi. Pemimpinlah yang terdepan dalam menjalankan kepemimpinan dalam mencapai visi misi serta tujuan Perusahaan atau organisasi itu dibentuk.

 

Pemimpin sebuah perusahaan atau organisasi merupakan posisi kunci untuk dapat menghadapi terjadinya perubahan yang cepat begitu pula untuk dapat menciptakan perubahan dan pengembangan organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang dapat mendorong atau menjadikan organisasi atau perusahaan mempunyai kultur yang menyuburkan kreativitas dan selalu dapat mempertahankan nafas kreativitas serta selalu melahirkan inovasi baru yang menghasilkan sustainable growth atau sustainable development sebagai prasyarat untuk perubahan dan perkembangan organisasi (Wahab, 2015).

 

Menurut Syamsu Q. Badu and Djafri (2017) setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda antara satu dan lainnya. Cara pandang mengenai isu-isu tertentu menjadi kapasitas kepemimpinan individu. Tidak bisa dipungkiri bahwa menjadi seorang pemimpin harus bertanggung jawab dan memiliki peran yang berat dan berpengaruh. Akan tetapi, setiap hal dapat diatasi jika ia menggunakan taktik dan strategi yang sesuai dengan keadaannya.

 

Dari ulasan diatas dapat kita simpulkan bahwa: “Seorang pemimpin adalah seseorang yang karena kecerdasan pribadinya dapat memengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama kearah pencapaian sasaran – sasaran tertentu”. Perusahaan atau organisasi akan dapat berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecerdasan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda. Sedangkan yang dipimpin adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota dari suatu perusahaan atau organisasi yang setiap saat siap dapat melaksanakan perintah atau tugas yang telah diberikan guna mencapai tujuan.

 

Para ahli berusaha memberikan penafsiran perbedaan antara pemimpin dan kepemimpinan. Gary Yulk (1998) dalam brantas (2009) dalam 76 fahmi (2103) menjelaskan klasifikasi definisi pemimpin dan kepemimpinan, yaitu :

  1. Pendekatan berdasarkan ciri. Pendekatan ini menekankan kepada atribut-atribut pribadi para pemimpin. Dasar dari pendekatan ini adalah asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin dengan beberapa ciri yang tidak dimiliki orang lain.
  2. Pendekatan berdasarkan perilaku. Pendekatan ini merupakan kritisi terhadap generasai pertama pendekatan berdasarkan ciri. Sebagaimana namanya, pendekatan ini sangat diwarnai oleh psikologi dengan fokus menemukan dan mengklarifikasikan perilaku-perilaku yang membantu pengertian kita tentang kepemimpinan.
  3. Pendekatan situsional. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya faktor-faktor kontektual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit pemimpin, sifat lingkungan eksternal, dan karakteristik pengikut.

 

Dari pendapat diatas dapat kita pahami bahwa seseorang pemimpin dengan kualitas kepemimpinan yang dimilikinya bukan hanya sekedar jabatan atau pekerjaan saja, namun lebih dari itu, ia merupakan symbol dari perusahaan atau organisasinya. Dan bagi banyak pihak simbol tersebut telah berubah secara lebih jauh menjadi kekuatan positif yang menggerakkan organisasi tersebut untuk meraih tujuan yang dicita - citakan. Ini sebagaimana dikatakan oleh Aan komariah dalam (fahmi 2013) bahwa, “kepemimpinan merupakan satu aspek penting dalam organisasi yang merupakan faktor penggerak organisasi melalui penanganan perubahan dan manajemen yang dilakukannya, sehingga keberadaan pemimpin bukan hanya sebagai simbol yang ada atau tidaknya tidak menjadi masalah, tetapi keberadaannya memberi dampak positif bagi perkembangan organisasi”.

 

Kepemimpinan seorang pemimpin dalam suatu Perusahaan / organisasi bisnis sangat penting, karena pemimpin memiliki peranan yang strategis dalam mencapai tujuan Perusahaan / organisasi bisnis yang tertuang dalam visi dan misi organisasi. Kepemimpinan adalah  kemampuan dan keterampilan seseorang atau individu yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja, untuk memengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa, sehingga melalui perilaku yang positif tersebut dapat memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi (Luly and Sepang, 2015).

 

Peran kepemimpinan suatu perusahaan / organisasi bisnis sangat penting dalam menentukan arah manajemen terhadap pencapaian tujuan suatu Perusahaan / organisasi bisnis. Pemimpin perusahaan / organisasi bisnis dengan berbagai tantangan dalam menjalankan fungsinya, harus memiliki pengetahuan dan keterampilan perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan dan memberdayakan segala potensi sumber daya yang ada, terutama sumber daya manusia. Gaya lead (gaya kepemimpinan) salah satu keterampilan yang dapat menentukan langkah dan arah kemajuan yang ingin dicapai, misalnya sikap perilaku yang disukai oleh pemimpin dalam mengarahkan dan memengaruhi para anggota/bawahannya. Berbagai jenis gaya kepemimpinan harus menjadi referensi bagi siapa saja yang berperan dalam memimpin perusahaan / organisasi bisnis.

 

Jadi dalam kepemimpinan organisasi/komunitas, seorang pemimpin harus memiliki pemahaman tentang kepemimpinan, teknik/gaya, peran dan fungsi, serta mengetahui karakter dan perilaku anggota pasukan untuk bergerak dalam ritme untuk mencapai tujuan operasional. Dengan demikian pemimpin akan mendapatkan kepercayaan, untuk menginspirasi, untuk membawa dampak nyata dari transformasi positif mencapai visi dan misi organisasi/masyarakat (Jatmiko, 2014).

 

Banyak berbagai pendapat dalam mendefinisikan kepemimpinan, para ahli secara teoritisi manajemen menggambarkannya sebagai gaya dalam memimpin, seperti  bagaimana orang tersebut bertindak. Dengan sendirinya, seseorang mungkin berbeda pendapat dengan orang lain mengenai gaya seorang pemimpin. “Gaya” ternyata merupakan ringkasan dari bagaimana seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar (Ruchanah, 2015).

 

Untuk memahami definisi kepemimpinan secara lebih dalam, ada beberapa definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu :

  1. Stephen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
  2. Richard L. Daft mengatakan, kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah kepada pencapaian tujuan.
  3. G.R. Terry memberikan definisi : leadershipis the activity of influencing people to strive willingly for mutual objectives.
  4. Ricky W. Griffin mengatakan, pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin. (fahmi 2013)

Dari beberapa pendapat di atas, dapat pahami bahwa  kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak, mempengaruhi, mengarahkan suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan, tanpa adanya tekanan.

 

Para ahli memberikan definisi kepemimpinan, antara lain :

  1. Harold Kontz mendeinisikan kepemimpinan sebagai “pengaruh, seni atau proses memengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias”.
  2. Hadari melihat kepemimpinan dari dua konteks yaitu “struktural dan nonstruktural. Dalam konteks struktural kepemimpinan diartikan sebagai proses pemberian motivasi agar orang-orang yang dipimpin melakukan kegiatan dan pekerjaan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Adapun dalam konteks nonstruktural kepemimpinan dapat diartikan sebgai proses memengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan mengerahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama”.
  3. Miftah Thoha menyatakan “kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia, baik perseorangan maupun kelompok.”
  4. Tanembaum dan Massarik menjelaskan “kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai suatu peran yang memerintah”.


Dari beberapa pengertian di atas, dapat dimaknai bahwa unsur-unsur utama kepemimpinan adalah pemimpin atau orang yang memengaruhi, orang yang dipimpin atau pihak yang dipengaruhi, interaksi/kegiatan/usaha dan proses memengaruhi, tujuan yang ingin dicapai dan perilaku/kegiatan yang dilakukan sebagai hasil memengaruhi.

Ciri-ciri Pemimpin

Ciri-ciri pemimpin yang efektif mencakup integritas, komunikasi efektif, kemampuan menginspirasi dan memotivasi, pengambilan keputusan yang tepat, empati, kemampuan beradaptasi, komitmen dan dedikasi, inovasi dan visi, serta tanggung jawab. Setiap ciri ini berkontribusi pada kemampuan pemimpin untuk memimpin dengan sukses dan mencapai tujuan organisasi.

 

Integritas, pemimpin yang memiliki integritas tinggi selalu jujur dan konsisten dalam tindakan dan ucapannya. Mereka dihormati karena kejujuran dan moralitasnya. Integritas adalah fondasi utama dari kepemimpinan yang efektif, di mana pemimpin harus selalu konsisten antara perkataan dan perbuatan.

 

Komunikasi Efektif, Kemampuan berkomunikasi dengan baik sangat penting bagi seorang pemimpin. Ini mencakup kemampuan untuk mendengarkan, memberikan umpan balik, dan menyampaikan visi dengan jelas. Komunikasi yang efektif sangat penting dalam kepemimpinan untuk memastikan semua anggota tim memahami tujuan dan arah organisasi.

 

Kemampuan menginspirasi dan memotivasi, Pemimpin harus mampu menginspirasi dan memotivasi timnya untuk mencapai tujuan bersama. Mereka harus dapat menunjukkan visi yang jelas dan membangkitkan semangat kerja menuju tujuan bersama dengan antusiasme.

 

Keputusan yang tepat, seorang pemimpin harus mampu membuat keputusan yang tepat dan tepat waktu. Mereka harus mampu menganalisis situasi dan mempertimbangkan semua opsi sebelum mengambil keputusan dengan analisis yang mendalam dan matang.

 

Empati, Kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain sangat penting bagi seorang pemimpin. Empati membantu pemimpin dalam membangun hubungan yang kuat dan saling percaya dengan timnya. empati adalah salah satu karakteristik kunci dari pemimpin yang efektif karena membantu dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan anggota tim. Usman H (2019).

 

Inovatif dan visioner, Pemimpin yang baik harus memiliki visi untuk masa depan dan kemampuan untuk mengembangkan strategi inovatif untuk mencapainya. Mereka harus mampu melihat peluang dan mengarahkan timnya menuju inovasi. Hal ini sangat penting bagi penting bagi pemimpin untuk mendorong perubahan positif dan mencapai keberhasilan jangka panjang.

 

Tanggung Jawab, Pemimpin harus bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka. Mereka harus siap untuk mengakui kesalahan dan bekerja untuk memperbaikinya. Tanggung jawab merupakan salah satu pilar utama dalam kepemimpinan, di mana pemimpin harus bertanggung jawab atas semua tindakan dan keputusan yang diambil.

 

E.Pengembangan Kepemimpinan

1. Program Pelatihan dan Pengembangan

Terdapat berbagai program pelatihan dan pengembangan kepemimpinan yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:

  • Program Pelatihan Kepemimpinan Transformasional, program ini focus pada pengembangan kemampuan kepemimpinan transformasional, yang mencakup keterampilan komunikasi, inspirasi, dan motivasi untuk mendorong perubahan positif dalam organisasi.
  • Program Kepemimpinan Situasional, mengajarkan para pemimpin untuk menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka berdasarkan situasi dan kebutuhan tim, yang meliputi gaya direktif, suportif, partisipatif dan delegatif. S. Nugroho (2018)
  • Program Pelatihan Kepemimpinan Berbasis Kompetensi, bertujuan untuk mengembangkan kompetensi inti kepemimpinan yang diperlukan di era digital, seperti pemikiran strategis, inovasi, dan manajemen perubahan.
  • Pelatihan Kepemimpinan Servant Leadership, pelatihan yang berfokus pada kepemimpinan yang melayani, di mana pemimpin menempatkan kepentingan dan kebutuhan karyawan diatas kepentingan pribadi mereka mencapai kesuksesan Bersama
  • Program Pengembangan Kepemimpinan Wanita, program yang dirancang khusus untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan pada Wanita, dengan focus pada pemberdayaan, pengembangan diri, dan penguatan jaringan professional. 

2.Mentorship dan Coaching

Mentorship merupakan suatu hubungan yang terstruktur dan berbasis pada pembelajaran antara mentor yang lebih berpengalaman dengan mentee yang kurang berpengalaman, yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi mentee melalui bimbingan, dukungan, dan umpan balik. A Prasetyo (2020).

Sedangkan menurut S. Nugroho dan M. Sari (2018), mentorship adalah proses interaksi antara individu yang lebih berpengalaman (mentor) dengan individu yang kurang berpengalaman (mentee) Dimana mentor memberikan pengetahuan, wawasan, dan dukungan untuk membantu mentee mencapai potensi maksimal dalam karir dan pengembangan pribadi.

Mentorship adalah hubungan kolaboratif antara mentor dengan mentee yang difokuskan pada pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan perspektif mentee untuk mencapai tujuan professional dan pribadi yang lebih tinggi. F Wicaksono (2019).

Sedangkan coaching ada beberapa definisi menurut ahli, diantaranya menurut S. Raharjo dan M Sari (2018), coaching kepemimpinan adalah proses interaktif yang melibatkan seorang coach dalam membantu pemimpin untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, meningkatkan kinerja, dan mencapai tujuan pribadi maupun professional melalui sesi diskusi, umpan balik konstruktif, dan penetapan tujuan.

Coaching Kepemimpinan adalah proses kolaboratif antara coach dan pemimpin yang bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan kemampuan kepemimpinan melalui pertanyaan terbuka, umpan balik konstruktif, dan pemantauan perkembangan secara berkala. D Setiawan (2021).

Perbedaan antara mentorship dan coaching kepemimpinan dapat dilihat dari beberapa aspek termasuk tujuan proses, durasi, hubungan antara mentor/coach dan mentee/coachee, serta fokus pengembangan. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai perbedaan tersebut:

 

ASPEK

Mentorship Kepemimpinan

Coaching Kepemimpinan

Tujuan dan Fokus

Tujuan: Membantu mentee dalam pengembangan karir jangka panjang dan pertumbuhan pribadi serta professional

Fokus: lebih berfokus pada pengembangan holistic, termasuk memberikan nasehat karir, membangun jaringan, dan transfer pengetahuan serta pengalaman dari mentor ke mentee

Tujuan: membantu coachee mencapai tujuan spesifik, meningkatkan kinerja, dan mengembangkan keterampilan tertentu dalam jangka waktu yang relative singkat

Fokus: coaching lebih berfokus pada peningkatan kinerja dan pengembangan keterampilan praktis serta pencapaian tujuan jangka pendek.

Proses dan Metode

Proses: merupakan hubungan informal dan jangka panjang. Mentor memberikan panduan, nasihat, dan dukungan berdasarkan pengalaman pribadi mereka

Metode: interaksi dalam mentorship seringkali tidak terstruktur dan fleksibel, dengan fokus pada diskusi, bimbingan, dan sharing pengalaman

Proses; menggunakan Teknik dan alat khusus untuk membantu coachee mencapai tujuan spesifik

Metode: dengan agenda yang jelas, dengan penekanan pada pertanyaan terbuka, umpan balik dan refleksi diri

Durasi dan

Frekuensi

Durasi: Cenderung lebih lama dan bisa berlangsung selama bertahun-tahun

Frekuensi: secara berkala, lebih fleksibel sesuai kebutuhan

Durasi: berlangsung dalam jangka waktu yang lebih singkat

Frekuensi: terjadwal secara rutin, dengan durasi setiap sesi yang terstruktur.

Keahlian dan Pengalaman

Keahlian: memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih mendalam, yang sama dengan mentee

Pengalaman: praktis dan relevan

Keahlian: tidak selalu memiliki pengalaman pada bidang yang sama, tetapi memiliki keterampilan dalam Teknik coaching yang efektif

Pengalaman: dengan Teknik pertanyaan dan umpan balik untuk membantu pemimpin menemukan Solusi dan mengembangkan keterampilan

Sumber: A Prasetyo dan R Widodo (2020)


F. Kepemimpinan Dalam Berbagai Konteks

1. Kepemimpinan dalam Organisasi Bisnis

Kepemimpinan dalam organisasi bisnis adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan mengarahkan perilaku karyawan menuju pencapaian tujuan bisnis, meningkatkan kinerja organisasi, dan menciptakan budaya kerja yang produktif dan inovatif.

Peran dan tanggung jawab pemimpin bisnis terdapat pada proses pengambilan Keputusan, yaitu tanggung jawab untuk membuat Keputusan yang strategis yang mempengaruhi arah dan kesuksesan organisasi. Pemimpin juga harus mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan karyawan, manajemen, dan pemangku kepentingan lainnya. Serta dalam memotivasi karyawan, memberikan umpan balik konstruktif, dan mendukung pengembangan karir mereka.  Hartono dan T Hidayat (2022).

2. Kepemimpinan dalam Sektor Publik dan Nirlaba

Merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk mengarahkan dan mengelola organisasi pemerintah atau badan public untuk mencapai tujuan pelayanan publik, meningkatkan efisiensi operasional dan menciptakan kebijakan yang menguntungkan Masyarakat. Gaya kepemimpinan dalam sektor publik dapat dibedakan menjadi; kepemimpinan birokratik yaitu berfokus pada aturan, prosedur, dan struktur yang jelas untuk mencapai efisiensi dan akuntabilitas; kepemimpinan kolaboratif yaitu mendorong Kerjasama antar departemen dan pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan Bersama.

Peran dan tanggung jawab pemimpin dalam sektor public yaitu dalam 1) pengambilan Keputusan kebijakan, berlandaskan data dan kebutuhan Masyarakat, 2) akuntabilitas publik, memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan kebijakan publik, 3) pengelolaan sumber daya public, yaitu mengelola anggaran dan sumber daya dengan efektif untuk mencapai tujuan publik. S Nugroho (2019).

3. Kepemimpinan dalam Krisis dan Perubahan

Kepemimpinan dalam krisis adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengelola organisasi selama situasi darurat atau krisis, mengambil keputusan yang tepat, dan meminimalkan dampak negatif pada organisasi dan pemangku kepentingannya.

Menurut D Setiawan (2020), karakteristik pemimpin efektif dalam krisis terdapat 3 jenis karakteristik, yaitu:

  • Kemampuan pengambilan keputusan cepat, pemimpin harus mampu membuat Keputusan cepat berdasarkan informasi yang terbatas.
  • Komunikasi yang jelas dan transparan, penting untuk memberikan informasi yang jelas, jujur, dan konsisten kepada tim dan pemangku kepentingan.
  • Kemampuan beradaptasi, pemimpin harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan situasi yang berubah dengan cepat.

G. Pengambilan Keputusan

Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan adalah langkah-langkah yang diambil untuk memilih di antara beberapa alternatif guna mencapai hasil yang diinginkan. Berikut adalah tahap-tahap umum dalam proses pengambilan keputusan:

  1. Identifikasi Masalah: Langkah pertama adalah mengenali dan mendefinisikan masalah atau peluang yang membutuhkan keputusan.
  2. Pengumpulan Informasi: Mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk memahami masalah lebih baik dan mencari alternatif solusi.
  3. Identifikasi Alternatif: Mengidentifikasi berbagai alternatif solusi atau tindakan yang mungkin diambil.
  4. Evaluasi Alternatif: Mengevaluasi setiap alternatif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria ini bisa meliputi biaya, manfaat, risiko, dan dampak jangka panjang.
  5. Pemilihan Alternatif: Memilih alternatif terbaik yang sesuai dengan tujuan dan kriteria evaluasi.
  6. Implementasi Keputusan: Melaksanakan alternatif yang dipilih. Ini melibatkan perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang diperlukan.
  7. Evaluasi Hasil: Memantau dan mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil. Jika hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, mungkin perlu dilakukan penyesuaian atau keputusan baru.

Tindak Lanjut dan Pembelajaran: Mengambil pelajaran dari proses dan hasil keputusan untuk perbaikan di masa mendatang.


Metode dan Alat pengambilan Keputusan

1. Analisis SWOT

Menurut R. Kartika (2020), analisis SWOT (Strengths,  weaknesses, Opportunities, Threats) adalah alat yang digunakan untuk mengevaluasi posisi organisasi dan menentukan strategi berdasarkan analisis internal dan eksternal

2. Peta Pikiran dan Diagram Alir

Merupakan alat yang sering digunakan dalam metode pengambilan keputusan untuk membantu mengorganisir informasi, mengidentifikasi opsi, dan memvisualisasikan proses. Peta pikiran (mind map) adalah representasi visual dari informasi yang disusun secara hierarkis di sekitar konsep sentral. Ini merupakan teknik kreatif yang digunakan untuk menghasilkan ide, merencanakan proyek dan mengatur pemikiran.

Fungsi dan penggunaan peta pikiran yaitu:

Brainstorming; menghasilkan dan mengorganisir ide secara visual.

Perencanaan; mengatur dan merencanakan proyek atau tugas dengan lebih efektif.

Pengambilan keputusan; membantu memvisualisasikan berbagai opsi dan konsekuensi dari setiap keputusan.

Adapun cara membuat peta pikiran dapat dlakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Tulis konsep utama atau masalah di tengah, yang merupakan langkah awal
  • Tambah cabang atau subtopik, cabang-cabang tersebut mewakili subtopik atau aspek utama dari masalah.
  • Menambah detail, cabang dari setiap subtopik
  • Gunakan warna dan gambar, agar menarik dan mudah dipahami.

Diagram alir merupakan representasi grafis dari langkah-langkah atau proses yang digunakan untuk menyelesaikan tugas atau membuat keputusan. Setiap langkah dalam proses diwakili oleh bentuk tertentu, dan langkah-langkah tersebut dihubungkan oleh panah untuk menunjukkan aliran proses. Nugroho (2019)


Fungsi dan penggunaan dari diagram alir adalah sebagai berikut:

  1. Proses pengambilan keputusan; memvisualisasikan alur kerja dan urutan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan.
  2. Pemecahan masalah; mengidentifikasi titik masalah dalam proses dan mencari solusi.
  3. Dokumentasi proses; mendokumentasikan prosedur atau proses untuk pelatihan maupun analisis.

Dalam hal perbandingan kegunaan yang lebih efektif, metode peta pikiran lebih baik dalam brainstorming dan eksplorasi ide, membantu memvisualisasikan hubungan antara konsep-konsep. Sedangkan diagram alir akan lebih baik untuk mengorganisir dan mendokumentasikan proses atau langkah-langkah yang jelas dan terstruktur.


H. Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

1.Informasi dan Data

Informasi yang akurat dan relevan sangat penting dalam pengambilan keputusan, kualitas keputusan sangat bergantung pada kualitas informasi yang diperoleh. Nugroho (2018).

2.Pengalaman dan Intuisi

Menurut S. Wicaksono (2019), pengalaman dan intuisi pemimpin juga memainkan peran penting. Pengalaman memberikan wawasan tentang situasi serupa di masa lalu, sedangkan intuisi membantu dalam mengambil keputusan cepat dalam situasi yang kompleks dan tidak pasti.

3.Kondisi dan Lingkungan Eksternal

Kondisi ekonomi, politik, dan sosial juga mempengaruhi keputusan yang diambil. Perubahan lingkungan eksternal harus dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan. D. Setiawan (2021).


H. Integrasi Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Proses Pengambilan Keputusan

Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Gaya kepemimpinan yang berbeda dapat menghasilkan pendekatan dan hasil yang berbeda dalam pengambilan keputusan. Berikut ini adalah pembahasan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap proses pengambilan keputusan:

1. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Pemimpin transformasional menginspirasi dan memotivasi pengikut untuk mencapai tujuan bersama. Mereka cenderung mendorong inovasi dan kreativitas dalam proses pengambilan keputusan. Pengaruh terhadap Pengambilan Keputusan:

  • Keterlibatan Karyawan: Pemimpin transformasional sering melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan, meningkatkan rasa memiliki dan komitmen terhadap keputusan yang diambil.
  • Visi Jangka Panjang: Mereka fokus pada visi jangka panjang dan perubahan strategis, sehingga keputusan yang diambil biasanya berorientasi pada pencapaian tujuan jangka panjang.
  • Kreativitas dan Inovasi: Mendorong ide-ide baru dan solusi kreatif untuk masalah yang dihadapi.

2. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Pemimpin transaksional fokus pada tugas dan hasil, menggunakan sistem penghargaan dan hukuman untuk memotivasi karyawan. pengaruh terhadap pengambilan keputusan:

  • Struktur dan Prosedur: Keputusan diambil berdasarkan aturan dan prosedur yang jelas, yang dapat meningkatkan efisiensi namun mengurangi fleksibilitas.
  • Pengawasan Ketat: Pemimpin transaksional cenderung mengambil keputusan secara sentralisasi dan mengawasi implementasinya dengan ketat.
  • Fokus pada Kinerja: Keputusan diambil untuk mencapai target kinerja jangka pendek dan meningkatkan produktivitas.

3. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Pemimpin demokratis mendorong partisipasi dan kolaborasi dari semua anggota tim dalam proses pengambilan keputusan. Pengaruh terhadap pengambilan keputusan:

  • Partisipasi Aktif: Mengambil keputusan berdasarkan konsensus dan partisipasi aktif dari semua anggota tim, meningkatkan kepuasan dan komitmen.
  • Informasi yang Luas: Mengumpulkan berbagai perspektif dan informasi yang lebih luas sebelum mengambil keputusan.
  • Fleksibilitas: Mampu beradaptasi dengan perubahan situasi berdasarkan masukan dari tim

4. Gaya Kepemimpinan Otokratis

  • Pemimpin otokratis membuat keputusan sendiri tanpa melibatkan anggota tim, dan mereka mengharapkan kepatuhan penuh dari pengikut. pengaruh terhadap pengambilan keputusan:
  • Kecepatan: Keputusan diambil dengan cepat karena tidak memerlukan konsultasi dengan tim.
  • Konsistensi: Keputusan yang diambil sering kali konsisten dengan visi dan tujuan pemimpin.
  • Kurangnya Partisipasi: Kurangnya partisipasi dari anggota tim dapat mengurangi kreativitas dan inovasi serta menurunkan moral karyawan

5. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire

Pemimpin laissez-faire memberikan kebebasan penuh kepada tim untuk membuat keputusan sendiri dengan sedikit atau tanpa intervensi. pengaruh terhadap pengambilan keputusan:

  • Otonomi: Anggota tim memiliki kebebasan penuh untuk mengambilkeputusan, yang dapat meningkatkan kreativitas dan kepuasan kerja.
  • Kurangnya Arah: Kurangnya bimbingan dan struktur dapat menyebabkan kebingungan dan keputusan yang tidak konsisten.
  • Tanggung Jawab Individual: Anggota tim bertanggung jawab penuh atas keputusan yang mereka buat.


I. Peran Kepemimpinan dalam Mengarahkan dan Menilai Keputusan

Kepemimpinan memiliki peran yang sangat penting dalam mengarahkan dan menilai keputusan dalam organisasi. Pemimpin tidak hanya bertanggung jawab untuk membuat keputusan, tetapi juga untuk memastikan bahwa keputusan tersebut sejalan dengan tujuan organisasi dan dilaksanakan secara efektif. Pemimpin memainkan peran penting dalam mengarahkan dan menilai keputusan dalam organisasi. Mereka bertanggung jawab untuk menetapkan visi dan misi, merancang strategi, memastikan komunikasi yang efektif, melibatkan tim, mengevaluasi kinerja, mengambil umpan balik, menganalisis data, dan melakukan adaptasi jika diperlukan. Dengan demikian, kepemimpinan yang efektif dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil mendukung pencapaian tujuan organisasi dan dilakukan dengan cara yang efisien dan efektif.


J. Kesimpulan

Kepemimpinan

Ciri-ciri Pemimpin:

  • Integritas: Konsisten dan jujur dalam tindakan dan ucapan.
  • Komunikasi Efektif: Kemampuan untuk mendengarkan, memberikan umpan balik, dan menyampaikan visi dengan jelas.
  • Kemampuan Menginspirasi dan Memotivasi: Membangkitkan semangat dan motivasi tim.
  • Keputusan yang Tepat: Menganalisis situasi dengan baik sebelum membuat keputusan.
  • Empati: Memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
  • Kemampuan Beradaptasi: Fleksibel dan siap menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan.
  • Komitmen dan Dedikasi: Memiliki komitmen yang kuat terhadap pekerjaan dan tim.
  • Inovatif dan Visioner: Melihat peluang dan mengarahkan tim menuju inovasi.
  • Tanggung Jawab: Bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil.

 Pengambilan Keputusan

1. Peran Kepemimpinan dalam Mengarahkan Keputusan:

  • Visi dan Misi: Menetapkan panduan utama dalam pengambilan keputusan.
  • Strategi dan Perencanaan: Merancang strategi yang efektif untuk mencapai tujuan.
  • Komunikasi: Menyampaikan visi, misi, dan strategi dengan jelas.
  • Delegasi dan Pelibatan Tim: Melibatkan tim dalam proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan berbagai perspektif. 

2. Peran Kepemimpinan dalam Menilai Keputusan:

  • Evaluasi Kinerja: Mengevaluasi efektivitas keputusan berdasarkan hasil yang dicapai.
  • Pengambilan Umpan Balik: Mengambil dan mempertimbangkan umpan balik dari anggota tim dan pemangku kepentingan.
  • Analisis Data dan Informasi: Menganalisis data yang relevan untuk menilai keberhasilan keputusan.
  • Adaptasi dan Perbaikan: Melakukan adaptasi dan perbaikan berdasarkan evaluasi dan umpan balik.


Daftar Pustaka

Daftar pustaka menggunakan mendeley dengan format “Harvard Style” dengan referensi minimal tahun 2010

 

Nenny Ika Putri Simarmata, dkk. (2021) Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Yayasan Kita Menulis

  - Buku ini mencakup berbagai konsep dan aplikasi dalam kepemimpinan, dan termasuk pengambilan keputusan.

 

Agus Prastyawan, Yuni Lestari. (2020) Pengambilan Keputusan. Surabaya: Unesa University Press

- Buku ini mencakup berbagai konsep pengambilan keputusan, tehnik-tehnik pengambilan keputusan yang efektif, kepemimpinan dan manajemen keputusan.

 

Haudi. (2021) Teknik Pengambilan Keputusan. Solok: Insan Cendikia Mandiri

  - Buku ini mencakup berbagai Teori Pengambilan Keputusan, Strategi Pengambilan Keputusan, Model Pengambilan Keputusan, Teknik Pengambilan Keputusan.

 

Rizki Amalia & Citra Firmadhani. (2021) Teknik Pengambilan Keputusan. Bandung: CV. R Tujuh Media Printing.

  - Buku ini mencakup berbagai Teknik dan Proses Pengambilan Keputusan.

 

Aspizain Chaniago. (2021) Teknik Pengambilan Keputusan. Bandung: CV. R Tujuh Media Printing.

 

  - Buku ini mencakup berbagai Teknik dan Proses Pengambilan Keputusan, pendekatan teori dan studi kasus.

 

Prasetyo A, (2020) Mentoring dalam Pengembangan Kepemimpinan: Teori dan Praktek di Indonesia, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 2020.

 

Nugroho S dan Sari, M, (2018), Kepemimpinan Situasional: Teori dan Aplikasinya di Indonesia, Penerbit Erlangga, 2018.

 

Wicaksono F, (2019) Servant Leadership: Konsep dan Implementasi dalam Organisasi, Penerbit Andi, 2019.

L. Hartono dan T. Hidayat, "Peran Pemimpin dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi", Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 2022

 

S. Nugroho, "Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi Publik", Penerbit Erlangga, 2019.

 

Hartono, L. (2020). "Kepemimpinan Transformasional dan Pengambilan Keputusan dalam Organisasi." Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 8, No. 1.

 

Nugroho, S. (2019). "Gaya Kepemimpinan Transaksional dan Efektivitas Pengambilan Keputusan." Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol. 7, No. 2.

 

Setiawan, D. (2021). "Kepemimpinan Demokratis dan Pengambilan Keputusan di Lingkungan Kerja." Jurnal Administrasi Publik, Vol. 5, No. 3.

 

Wicaksono, S. (2019). "Pengaruh Kepemimpinan Otokratis terhadap Pengambilan Keputusan di Perusahaan." Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, Vol. 4, No. 1.

 

Prasetyo, A. (2021). "Kepemimpinan Laissez-Faire dan Dampaknya terhadap Proses Pengambilan Keputusan." Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 6, No. 2.

Usman, H. (2019). "Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan." Bumi Aksara.

 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...